Anda di halaman 1dari 9

SUMBER-SUMBER PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM

Makalah ini disusun guna

memenuhi tugas

Mata Kuliah: Studi Pemikiran Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Dr. Abdul Malik Karim Amrullah

Disusun Oleh:

MUHAMMAD ROSUL

KHOIRUL WARISAN

MUHAMMAD ROSID

MUHAMMAD AMINUDIN ZUHRI

MUCH. ANDIKA KURNIAWAN

PROGRAM PASCA SARJANA

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAD
MALANG
2017
A. Latar Belakang
Pendidikan dalam arti yang luas telah ditempatkan sebagai bagian dari misi
Rasulullah yang utama dalam mengajarkan dan menyebarkan risalah yang diamanahkan
Allah SWT kepadanya. Pada waktu itu, agama islam juga telah menyampaikan bahwa
proses pendidikan telah terjadi sejak awal adanya manusia di muka bumi, meskipun tidak
terlalu persis sama dengan yang disaksikan di era sekarang ini. Dalam perkembangan ilmu
pendidikan dewasa ini, Ilmu pendidikan Islam telah diakui sebagai salah satu bidang studi
atau kajian dalam Islam. Hal ini telah dibuktikan dengan adanya Fakultas tarbiyah yang
secara khusus membidangi Ilmu pendidikan Islam.
Sehubungangan dengan hal diatas, Ilmu pendidikan Islam harus benar benar
mewarnai pengembangan model pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan Islam.
Pendidikan Islam harus mampu menjawab setiap permasalahan pendidikan yang dihadapi
oleh dunia Pendidikan Islam yang semakin lama semakin complicated, hal ini karena
melibatkan sosok manusia yang senantiasa dinamis.
Pendidikan Islam sebagai usaha untuk membentuk manusia yang berkepribadian
utama harus mempunyai dasar yang baik. Dalam aktivitas pendidikan baik dalam
penyusunan konsep teoritis maupun dalam pelaksanaan operasionalnya harus memiliki
dasar kokoh. Hal ini dimaksudkan agar yang terlingkupi dalam pendidikan mempunyai
keteguhan dan keyakinan yang tegas sehingga praktek pendidikan tidak kehilangan arah
dan mudah di samping oleh pengaruh dari luar pendidikan.
B. Pembahasan
1. Sumber-sumber pemikiran pendidikan Islam
Kata sumber bersal dari bahasa Arab desebut mashdar yang jamaknya
mashadir, dapat diartikan starting point (titik tolak), point of origin (sumber
asli),origin (asli), source (sumber), infinitive (tidak terbatas), verbal naouce (kalimat
kata kerja) dan absolute or internal object (mutlak atau tujuan yang bersifat internal).
Jadi sumber pendidikan islam yang dimaksud disini adalah semua acuan atau rujukan
yang darinya memancar ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang akan di
trasinternalisasikan dalam pendidikan islam. Sumber ini tentunya telah diyakini
kebenaran dan kekuatanya dalam menghantar aktivitas pendidikan, dan telah teruji
dari waktu kewaktu.
Dalam kajian epistemologi Islam, Ilmu engetahuan bersumber dari lima
sumber pokok, yaitu indra, akal, intuisi, ilham, dan wahyu. Tiga sumber terakhir,
yaitu intuisi, ilham, dan wahyu, sekalipun secara tajam dibedakan, tetapi bisa saja
intuisi dan ilham secara substantive merupakan wahyu dalam pengertian yang lebih
luas, sebab baik intuisi maupun ilham merupakan pemberian dari kekuatan spiritual.
Oleh kerena itu sebagian pemikir Islam menyebut sumber pengetahuan menjadi 3,
yaitu wahyu, akal, dan indra.
Wahyu hanya diberikan Allah kepada seseorang yang dipilih-Nyasebagai
seorang utusan, meski ilham sama dengan wahyu sebagai pemberian Allah, tetapi
Ilham diberikan tidak melalui utusan. Ilham merupakan cahaya Allah yang jatuh
diatas nurani manusia secara bersih dan lembut yang bisa dating dengan sendirinya
atau dengan permohonan yang sungguh-sungguh sehingga pengetahuan ilham sama
dengan wahyu tidak memerlukan pengkajian dan pencarian dalil. Intuisi pun demikian
adany, merupakan pemberian langsung dari Allah sehingga tidak memerlukan logika
dan pola piker tertentu. Sebagaian pemikir Islam menempatkan kedudukan intuisi
sebagai sumber pemikiran dibawah wahyu. Mereka memanfaatkan intuisi dalam kerja
ilmiah mendampingi akal sehingga disamping ada target-target yang ingin dicapai
melalui pemikiran akal, mereka juga mengharpkan datangnya pengetahuan yang
dianugerahkan Allah melaui intuisi. Disini, intuisi berfungsi sebagai pelengkap
pengetahuan akal untuk mencapai terobosan-terobosan yang tidak bisa dicapai oleh
akal. Terobosan ini semata-mata merupakan pemberian Allah yang dilakukan melalui
munajat kepada-Nya.
Selain wahyu (dan juga ilham dan intuisi) sebagai sumber pengetahuan akal
juga merupakan sumber ilmu pengetahuan dalam Islam seperti yang termaktub dalam
aya-ayat Alquran QS Ali Imron (3) :190-191, QS Al Ghasiyah (88) : 17-20. Demikan
pula indra manusia telah diakui Alquran sebagai sumber pengetahuan, seperti yang
telah difirmankan oleh allah dalam QS. Al-ANahl (16) : 78 yang degan tegas bahwa
manusia telah dianugerahi Allah penglihatan, pendengaran, dan hati, ketiga saran itu
merupakan potensi manusia mengembangkan pengetahuan.
Menurut Said Ismail Ali, Sumber pendidikan Islam terdiri atas enam macam
yaitu:
a. Al Quran
Secara etimologi Al-quran berasal dari kata qaraa, yaqrau, qiroatan yang
berarti mengumpulkan dan menghimpun huruf huruf serta kata-kata dari satu
bagian kebagian yang lain secara teratur. Sedangkan Muhammad abduh
mendifinisikan dengan :Kalam mulia yang diturunkan oleh Allah kepada nabi
yang paling sempurna ( Muhammad SAW), ajaranya mencakup keseluruhan ilmu
pengetahuan.Ia merupakan sumber yang mulia yang eensinya tidak dimengerti
kecuali bagi orang yang berjiwa suci dan berakal cerdas.
Al Quran sebagai kalam Allah dijadikan sumber pemikiran pendidikan Islam
yang utama karena Al Quran menghasilkan kebenaran yang absolut dan nilai
absolut yang diturunkan dari Allah SWT. Allah SWT menciptakan manusia dan
Dia pula yang mendidik manusia yang mana isi pendidikan itu termaktub dalam
wahyu-Nya. Dan nilai esensi dalam al Quran selamanya abadi dan relevan
sepanjang zaman. Pendidikan Islam yang ideal harus sepenuhnya mengacu pada
nilai dasar Al quran tanpa sedikitpun menghindarinya, karena Al quran memuat :
sejarah sebagai sumber pemikiran Pendidikan Islam dan Nilai- nilai normatif
pendidikan Islam,
b. As-Sunnah
As Sunnah adalah segala sesuatu yang dinukilkan kepada Nabi Muhammad
SAW berikut berupa perkataan, perbuatan, ketetapan atau selain dari itu. Termasuk
selain itu (Perkataan, perbuatan, ketetapan ) adalah sifat-sifat , keadaan, dan cita-
cita Nabi Muhammad SAW yang belum kesampaian.
Corak pendidikan Islam yang diturunkan dari sunnah Nabi Muhammad SAW
adalah sebagai berikut:
a. Disampaikan sebagai rahmatan lilalamin yang ruang lingkupnya tidak
sebatas manusia tetapi juga makhluk biotik dan abiotic lainya.(QS Al
Anbiya :107-108)
b. Disampaikan secara utuh dan lengkapyang memuat berita gembira dan
peringatan.( QS. Saba :28)
c. Apa yang disampaikan merupakan kebenaran mutlak. (QS. Al Baqorah
:119) dan terpelihara autentitasnya (QS. Al Hijr :9)
d. Kehadiranya sebagai evaluator yang mampu mengawasi dan senantiasa
bertanggung jawab atas aktivitas pendidikan. (QS. Asyura : 48, Al Ahzab :
45, Al- Fath : 8).
e. Perilaku Nabi SAW tercermin sebagai Uswah Hasanah yag dapat
dijadikan figure dan suri tauladan (QS. Al Ahzab:21), karena perilaku
Rasulullah SAW dijaga oleh Allah SWT. (QS. An. Najm : 3-4).
f. Dalam masalah teknik operasional pelaksanaan pendidikan Islam
diserahkan penuh kepada umatnya. Strategi, pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran diserahkan penuh pada ijtihad umatnya, selama hal ini
tidak menyalahi aturan pokok dalam Islam. Seperti Sabada beliau; antum
alambi umur dunyakum ( engkau lebih tahu urusan duniamu)
c. Kata- kata sahabat ( Madzhab Shahabi)
Sahabat adalah orang yang pernah berjumpa dengan Nabi SAW dalam
keadaan beriman dan mati dalam keadaan beriman juga. Menurut Fazlur Rahman
karakteristik sahabat nabi antara lain : (1). Tradisi yang dilakukan sahabat secara
konseptual tidak terpisah dengan sunnah Nabi SAW. (2) Kandungan yang khusus
dan actual sebgaian besar produk sendiri. (3) Praktik amaliah sahabat identic
dengan ijma (consensus umum).
Upaya sahabat Nabi SAWdalam pendidikan Islam menentukan perkembangan
pemikiran pendidikan Islam dewasa ini. Upaya yang dilakukan Abu Bakar Al
Shiddiq, misalnya mengumpulkan Al Quran dalam satu mushaf yang dijadikan
sumber utam pendidikan Islam, meluruskan keimanan dari pemurtadan. Sedang
upaya yang dilakukan Umar bin Khatab sebagai bapak revolusioner terhadap
ajaran Islam. Tindakanya memperluas wilayah Islam dan memerangi kezaliman
adalah salah satu model dalam membangun strategi perluasan pendidikan islam.
Ustman Bin Affan berusaha untuk menyatukan sistematika berpikir ilmiah dalam
menyatukan susunan Al Quran dalam satu mushaf, yang semuanya berbeda
antara mushhaf satu dengan mushhaf lainya. Sementara Ali bin Abi thalib banyak
merumuskan konsep konsep pendidikanseperti sebagaimana seyogyanya etika
peserta didik kepadapendidiknya.
d. Kemaslahatan Umat / social (mashalil al mursalah)
Mashalil al mursalah adalah menetapkan undang undang peraturan dalam
hokum tentang pendidikan dalam hal-hal yang sam sekali tidak disebutkan dalam
Nash dengan bersendikan asas menarik kemaslahatan dan menolak kemudhorotan.
Para ahli pendidikan berhak menentukan undang-undang atau peraturan
pendidikan Islam sesuai dengan kondisi lingkungan dimana ia berada. Ketentuan
yang dicetuskan paling tidak memiliki tiga kriteria: (1) benar-benar membawa
kemaslahatan dan menolak kemudhoratan melaui tahapan observasi dan
analisis.(2) Kemslahatan yang diambil bersifat universal. (3) Tidak bertentangan
dengan nilai dasar Al Quran dan As Sunnah.
e. Uruf

Sumber pendidikan islam selanjutnya adalah nilai-nilai dan kebiasaan


sosial. Maksud nilai-nilai sosial adalah kata yang kita nyatakan untuk menunjukan
kepada suatu proses penilaian yang dianuat manusia. Sedangkan kebiasaan sosial
ialah segala tingkah laku yang berulang-ulang yang diperoleh secara sosial,
dipelajari dan diamalkan secara sosial serta diwarisi secara sosial pula. Kebiasaan
sosial tersebut hanya terbatas pada masalah adat istiadat saja.

Tradisi / Uruf juga diartikan kebiasaan masyarakat baik berupa perkataan atau
perbuatan yang dilakukan secara kontinyu dan seakan-akan hokum tersendiri,
sehingga jiwa merasa tenang dalam melakukanya akrena sejalan dengan akal sehat
dan diterima tabiat yang sejahtera.Nilai tradiasi masyarakat adala realitas dan multi
kompleks dan dialektis.
Kesepakatan bersama dalam tradisi dapat dijadikan sumber dalam
pelaksanaan pendidikan Islam. Penerimaan tradisi ini tentunya memiliki syarat : (1)
Tidak bertentangan dengan ketentuan Nash, (2) tradisi yang berlaku tidak
bertentangan dengan akal sehat dan tabiat yang baik.
f. Hasil Pemikiran Para Ahli dalam Islam (Ijtihad)

Ijtihad berakar dari kata jahda yang berarti al-masyaqqoh (yang sulit) dan
badzl al-wusi wathqati (pengerahan kesanggupan dankekuatan). Ijtihad menurut
bahasa adalah bekerja dengan sungguh-sunggguh dalam suatu perbuatan. Menurut
istilah ijtihad ialah menggunakan segala kesungguhan untuk menetapkan hukum-
hukum syariat islam yang belum ditegaskan di dalam Al Quran dan As Sunnah.
Ijtihad juga digunakan untuk seluruh aspek kehidupan umat manusia, termasuk aspek
pendidikan. Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa Al Quran dan Sunnah
umumnya memberikan tuntunan kehidupan manusia hanya secara garis besar. Oleh
karena itu, umat islam harus berusaha memeras tenaga untuk dapat
menginterpretasikan dan mengimplementasikan pedoman umum itu dalam bentuk
perincian. Sehingga umat islam dapat mengikuti alur atau perubahan pemikiran
masyarakat yang berlaku selama alur tersebut itu tidak menyimpang dari pokok-
pokok al Quran dan hadis Rasulullah. Tujuan dilakukan ijtihad dalam pendidikan
Islam untuk dinamisasi dan inovasi ilmu dalam dunia pendidikan untuk memperoleh
masa depan pendidikan yang berkualitas.
Ijtihad menurut bahasa adalah bekerja dengan sungguh-sunggguh dalam suatu
perbuatan. Menurut istilah ijtihad ialah menggunakan segala kesungguhan untuk
menetapkan hukum-hukum syariat islam yang belum ditegaskan di dalam Al Quran
dan As Sunnah. Ijtihad juga digunakan untuk seluruh aspek kehidupan umat manusia,
termasuk aspek pendidikan. Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa Al Quran
dan Sunnah umumnya memberikan tuntunan kehidupan manusia hanya secara garis
besar. Oleh karena itu, umat islam harus berusaha memeras tenaga untuk dapat
menginterpretasikan dan mengimplementasikan pedoman umum itu dalam bentuk
perincian. Sehingga umat islam dapat mengikuti alur atau perubahan pemikiran
masyarakat yang berlaku selama alur tersebut itu tidak menyimpang dari pokok-
pokok al Quran dan hadis Rasulullah.1

Dengan beberapa hasil pemikiran para pemikir islam, terutama dalam bidang
pendidikan banyak mempengaruhi perkembangan di dunia islam seperti falsafah,
fiqih, ilmu kalam, tasawuf, dan lain-lain. Beberapa tokoh pemikir islam, antara lain
Imam malik, Imam Syafii, dan para ahli agama lainya seperti Ibnu sina, Ibnu Rusydi,
Ibnu Majah, dan para penemu ahli lainnya. Meskipun banyak yang telah hilang
dimusnahkan oleh kebiadaban Jenghis Khan dan orang-orang Kristen di Spanyol yang
tega memenggal kepala ilmuan muslim, namun hasil karya mereka masih banyak
yang kekal memenuhi perpustakaan di Timur dan Barat. Oleh karena itu, hasil
pemikiran dari pemikir muslim dijadikan sumber dalam pendidikan islam.2

Dengan ijtihad ini diharapkan mampu menginterpretasikan dan menemukan


pola serta sistem pendidikan baru yang mampu menaggapi perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi. Serta mampu memenuhi keinginan ide-ide atau falsafah hidup
yang dianut oleh masyarakat asalkan tidak bertentangan dengan prinsip dasar Al
Quran dan Sunnah. Oleh karena itu, ijtihad memiliki jangkauan yang luas dan perlu
dikembangkan umat islam dalam berambisi untuk semakin maju dan berkembang
serta mampu memenuhi tuntutan dan kebutuhan hidupnya.

2. Kesimpulan
Setiap umat Muslim laki-laki maupun perempuan diwajibkan untuk mencari ilmu,
terutama ilmu pendidikan islam. Supaya ilmu pendidikan Islam tidak menyimpang dari
ketetapan hukum syariat, maka diperlukan sumber-sumber pendidikan islam sebagai acuan
atau landasan mutlak. Dalam kajian epistemologi Islam, Ilmu engetahuan bersumber dari
lima sumber pokok, yaitu indra, akal, intuisi, ilham, dan wahyu. Dan menurut Dr. Said
Ismail Ali sumber pemikiran pendidikan Islam anara lain: Al Quran, As Sunnah, kata-
kata sahabat, kemaslahatan umat/sosial (Mashalih Al Mursalah), tradisi atau adat
kebiasaan masyarakat (uruf), dan hasil pemikiran para ahli dalam islam (ijtihad).

3. Penutup
Demikian makalah ini kami susun sebagai kewajiban melaksanakan tugas mata kuliah
Studi Pemikiran Pendidikan Islam. Mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam
pembuatan makalah. Semoga memberikan manfaat dan pengetahuan baru bagi pembaca.
Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat dibutuhkan untuk memperbaiki makalah selanjutnya.

Daftar Pustaka

Mujib Abdul dan Yusuf Muzakkir. 2008 . Ilmu pendidikan Islam, cet, 2: Jakarta:Kencana

Suharto, Toto. 2014 . Filsafat Pendidikan Islam. Cet. 1 : Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Muhaimin, Et.al.2001. Paradigma Pendidikan Islam, cet, 1: Bandung : Remaja Rosdakarya

https://salman28.wordpress.com/2011/06/28/makalah-pemikiran-pendidikan-islam-2/

Uhbiyati , Nur. 2013. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam. Sematrang: Pustaka Rizki Putra.

Anda mungkin juga menyukai