Anda di halaman 1dari 18

BAB III

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Pendidikan Islam

Untuk mengetahui arti Pendidikan Islam, maka terlebih dahulu perlu

dipahami apa pendidikan itu sendiri. Istilah pendidikan terbentuk dari kata

dasar “didik” yang memiliki arti sifat dari perbuatan memelihara, melatih

atau mengajar dan mendidik itu sendiri. Oleh karena itu, pendidikan

merupakan usaha manusia untuk melakukan pembinaan, pelatihan, dan

pengajaran, serta semua hal yang merupakan bagian dari usaha untuk

meningkatkan kecerdasan dan keterampilannya.25

Dalam konteks keislaman, ada tiga istilah yang berkembang dalam

dunia Islam yang digunakan untuk menandai konsep pedidikan Islam, yaitu

tarbiyah, ta’lim dan ta’dib, dan yang paling umum digunakan adalah tarbiyah

yang memiliki arti proses mengembangkan, mengasuh, memelihara, membina

serta menjadi kematangan bagi suatu objek.26 Sementara dalam konteks lain,

pendidikan Islam sebagaimana yang terkandung dalam term tarbiyah

memiliki empat unsur, yaitu: 1) Memelihara fitrah anak, 2) Menumbuhkan

seluruh bakat dan kesiapannya, 3) Mengarahkan fitrah dan seluruh bakatnya

agar menjadi baik dan sempurna, dan 4) Bertahap dalam prosesnya.27

Pendidikan secara terminologis memiliki arti sebagai proses pembinaan

sikap dan perilaku peserta didik yang dilakukan secara formal maupun non
25
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2005), 53.
26
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 4.
27
Ibid., 5.

26
27

formal dengan tujuan membentuk peserta didik yang cerdas, berkepribadian,

memiliki keahlian tertentu sebagai bekal dalam kehidupannya. Jika dikaitkan

dengan Islam, maka pendidikan Islam dapat diartikan sebagai pendidikan

yang berlandaskan al-Qur’an dan Sunah. Sementara itu, pada seminar

pendidikan Islam yang dilaksanakan tahun 1960 memberikan pengertian

pendidikan Islam sebagai segala bentuk bimbingan terhadap pertumbuhan

jasmani dan rohani manusia yang dilakukan dengan hikmah mengarahkan,

melatih, mengasuh, serta mengawasi terlaksananya semua sendi ajaran Islam.

Sejalan dengan pengertian diatas, Burlian Somad memberikan

penjelasan tentang pendidikan Islam sebagai pendidikan yang memiliki

tujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri dan

memiliki derajat yang tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya

adalah ajaran Allah. Sementara Muhammad Fadhil al-Jamali mengartikan

pendidikan Islam sebagai suatu upaya yang dilakukan untuk

mengembangkan, mendorong, serta mengajak setiap insan (manusia) agar

mau menjalani kehidupan bernilai tinggi dan mulia sesuai dengan ajaran

agama.28 Sedangkan Haidar Putra Daulay memberikan definisi bahwa

pendidikan Islam adalah pendidikan yang memiliki tujuan untuk

mengembangkan semua potensi yang dimiliki manusia baik jasmaniyah

maupun rohaniyah, menumbuhkan hubungan yang harmonis setiap pribadi

28
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Histiris, Toritis Dan Praktis (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002), 31.
28

manusia dengan Allah, manusia dan alam semesta, sehingga membentuk

pribadi muslim seutuhnya.29

Menurut Yusuf al-Qardhawi pendidikan Islam adalah pendidikan

manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan

keterampilannya. Karena itu, pendidikan Islam harus bisa memberikan

keseimbangan pada diri manusia, dalam arti seimbang dalam intelektual dan

spiritualnya, akal dan hatinya, serta jasmani dan rohaninya sehingga terbentuk

manusia yang tidak hanya pintar dalam intelektual tapi juga kuat dalam

spiritualnya.30

Dari pendapat bebarapa tokoh pendidikan di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa pendidikan Islam adalah upaya membimbing,

mengarahkan, dan membina peserta didik yang dilaksanakan secara sadar dan

terencana agar terbentuk suatu kepribadian yang utuh sesuai dengan nilai-

nilai ajaran Islam.

B. Dasar-Dasar Pendidikan Islam

Dasar pendidikan Islam dapat dibedakan kepada; (1) Dasar ideal, dan

(2) Dasar operasional.31

1. Dasar Ideal

Dasar ideal pendidikan Islam tidak bisa dipisahkan dari ajaran Islam

itu sendiri yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunah. Sedangkan dasar

operasionalnya merupakan dasar yang timbul sebagai akibat dari

29
Haidar Putra Daulay, Pemberdayaan Pendidikan Islam Di Indonesia (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2009), 6.
30
H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), 29.
31
Ramayulis Dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), 108.
29

pelaksanaan dasar ideal, yaitu dasar historis, dasar sosial, dasar ekonomi,

dasar politik dan administrasi, dasar psikologis dan dasar filosofis. Kedua

dasar tersebut terus mengalami perkembangan sesuai dengan pemahaman

para ulama yang dimunculkan dalam bentuk ijtihad dan qiyas.

a. Al-Qur'an

Adalah kitab suci yang dianugerahkan Allah kepada umat Islam

sebagai petunjuk dan pedoman hidup dan bersifat universal. Kedudukan

al-Qur’an sebagai sumber utama pendidikan Islam dapat dipahami dari

firman Allah:

‫َو َم ٓا َاْنَز ْلَنا َع َلْيَك اْلِكٰت َب ِااَّل ِلُتَبِّيَن َلُهُم اَّلِذ ى اْخ َتَلُفْو ا ِفْيِۙه َو ُهًدى َّو َر ْح َم ًة ِّلَقْو ٍم ُّيْؤ ِم ُنْو َن‬
Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur'an) ini kepadamu
(Muhammad), melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada
mereka apa yang mereka perselisihkan, serta menjadi petunjuk dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. An-Nahl : 64)

Al-Jamali menjelaskan bahwa pada umumnya al-Qur’an

merupakan kitab pendidikan, kemasyarakatan, moril (akhlak) serta

spiritual (kerohaniaan) dan pada hakikatnya al-Qur’an adalah

perbendaharaan tentang kebudayaan manusia, terutama pada bidang

kerohaniaan”.32 Sementara al-Nadwi berusaha mempertegas bahwa

pendidikan Islam haruslah bersumberkan kepada akidah Islamiyah.

Menurutnya, apabila pendidikan Islam tidak didasarkan kepada al-

Qur’an dan Sunah, tentunya pendidikan yang dilaksanakan bukanlah

pendidikan Islam, melainkan pendidikan asing.

b. Sunnah (Hadits)

32
Ibid.
30

Sunnah menempati posisi kedua sebagai dasar pendidikan Islam

selain al-Qur'an, yaitu segala perbuatan yang dilakukan oleh Rasulullah

SAW dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini karena Allah SWT

menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan bagi umatnya. Firman

Allah SWT.

...... ‫َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفْي َر ُسْو ِل ِهّٰللا ُاْس َو ٌة َحَس َنٌة‬
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu…. (QS. Al-Ahzab : 21)33

c. Perkataan, Perbuatan dan Sikap Para Sahabat

Sikap dan perbuatan para sahabat serta ijtihad para ulama disebut

sebagai dasar tambahan. Dasar tambahan ini dapat dipakai selama tidak

bertentangan dengan dasar pokok. Hal ini dapat dilihat dari berbagai

kebijakan pendidikan yang dilakukan para sahabat. Pada masa al-

Khulafa al-Rasyidin sumber pendidikan Islam sudah mengalami

perkembangan, ada perkataan, sikap dan perbuatan para sahabat yang

juga digunakan sebagai dasar pendidikan Islam selain al-Qur’an dan

Sunnah. Hal ini dipertegas oleh Allah di dalam al-Qur’an yang

memberikan pernyataan, bahwa:

‫َو الّٰس ِبُقْو َن اَاْلَّو ُلْو َن ِم َن اْلُم ٰه ِج ِر ْيَن َو اَاْلْنَص اِر َو اَّل ِذ ْيَن اَّتَبُع ْو ُهْم ِبِاْح َس اٍۙن َّر ِض َي ُهّٰللا‬
‫َع ْنُهْم َو َر ُضْو ا َع ْنُه َو َاَع َّد َلُهْم َج ّٰن ٍت َتْج ِرْي َتْح َتَها اَاْلْنٰه ُر ٰخ ِلِد ْيَن ِفْيَهٓا َاَبًداۗ ٰذ ِل َك اْلَف ْو ُز‬
‫اْلَعِظ ْيُم‬
Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk
Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang
yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan
mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di

33
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an Dan Terjemahnya
(Jakarta: Depag RI, 1996), 402.
31

dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung. (QS. At-


Taubah : 100)34

Dalam Tafsîr al-Qur’an al-Azîm, Ibnu Katsir menerangkan bahwa

Allah SWT. meridai orang-orang yang terdahulu masuk Islam dari

kalangan kaum Muhajirin, Ansor, dan orang-orang yang mengikuti

jejak mereka dengan baik dan Allah akan membalas mereka dengan

surga yang penuh kenikmatan lagi kekal abadi.35

d. Ijtihad

Muhammad Abu Zahrah dalam kitabnya Usûl al-Fiqh

mengemukakan bahwa ijtihad artinya adalah upaya mengerahkan

seluruh kemampuan dan potensi untuk sampai pada suatu perkara atau

perbuatan. Ijtihad dalam pandangan ulama ushul adalah usaha seorang

ahli fiqh yang mengerahkan segenap kemampuannya untuk menggali

hukum yang bersifat praktis (amaliah) dari dalil-dalil yang terperinci.36

Dengan demikian, perkataan ijtihad secara teknis dapat diartikan

sebagai usaha yang dilakukan dengan menggunakan seluruh

kemampuan untuk mendapatkan kemungkinan kesimpulan tentang

suatu masalah syari'ah. Dari definisi ini dapat dipahami bahwa ketika

seseorang telah mendapatkan suatu kesimpulan dari masalah syari’ah

yang dikaji maka ia tidak akan melakukan ijtihad. Dari pembatasan ini

apabila diperluas pengertiannya maka ijtihad berarti juga sebuah opini

34
Ibid., 532.
35
Ismâ’îl ibn Katsîr al-Qurasyî al-Dimasyqî, Tafsîr Al-Qur’an al-Azîm, Jilid 11, n.d., 9.
36
Muhammad Abu Zahrah, Usûl Al-Fiqh (Cairo: Dâr al-Fikr al-‘Arabi, 1958), 379.
32

yang dikemukakan. Orang yang melakukan ijtihad disebut mujtahid dan

persoalan yang dipertimbangkannya dinamai mujtahad-fih.

Dari bebarapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ijtihad

adalah berusaha dengan mengerahkan segenap kemampuan intelektual

dalam menyelidiki dalil-dalil hukum dari sumbernya yang asli, yani al-

Qur'an dan Sunah.

2. Dasar Operasional

Dasar operasional adalah dasar yang muncul sebagai akibat dari

pelaksanaan dari dasar ideal. Dasar operasional Pendidikan Islam dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Dasar Historis. Dasar yang mempersiapkan pendidik dengan hasil-hasil

pengalaman masa lalu, berupa undang-undang dan peraturan-

peraturannya, batas-batas dan kekurangan-kekurangannya.

b. Dasar Sosial. Dasar yang memberinya kerangka budaya dari mana

pendidikan itu bertolak dan bergerak, dalam arti memindah budaya,

memilih dan mengembangkannya.

c. Dasar Ekonomi. Dasar yang memberinya perspektif tentang potensi-

potensi manusia dari segi keuangan, materi dan persiapan yang

mengatur sumber-sumbernya dan bertanggungjawab terhadap anggaran

belanjanya.

d. Dasar politik dan administrasi. Dasar yang memberinya bingkai

ideologi (aqidah) dari mana ia bertolak untuk mencapai tujuan yang

dicita-citakan dan rencana yang telah dibuat.


33

e. Dasar Psikologis. Dasar yang memberinya informasi tentang watak

peserta didik, pendidik, cara-cara terbaik dalam praktik, pencapaian dan

penilaian, pengukuran dan bimbingan.

f. Dasar Filosofis. Dasar yang memberinya kemampuan memilih yang

lebih baik, memberi arah suatu sistem, mengontrolnya, dan memberi

arah kepada semua dasar-dasar yang lain.37

Keenam dasar operasional di atas merupakan satu kesatuan yang

saling terikat dan harus selaras/serasi antara satu dengan yang lainnya.

Apabila keenam dasar tersebut diaktualisasikan dengan baik, maka upaya

pendidikan yang dilaksanakan akan lebih mudah untuk mencapai tujuan

yang diinginkan.

C. Tujuan Pendidikan Islam

Berbicara tentang tujuan pendidikan, tentunya tidak bisa dilepaskan dari

tujuan hidup manusia. Karena pendidikan pada dasarnya hanyalah suatu alat

yang digunakan oleh manusia untuk memelihara kelanjutan hidupnya

(survival), baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Tujuan

pendidikan Islam secara umum adalah untuk mencapai tujuan hidup muslim,

yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah Swt., agar

mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan

beribadah kepada-Nya. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang

berbentuk tetap dan statis, tetapi pendidikan merupakan suatu keseluruhan

dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupan

seperti yang di ungkapakn oleh Al-Ghazali menyebutkan bahwa tujuan


37
Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Al Husna Zikra, 2000), 5.
34

pendidikan Islam yaitu membentuk manusia menjadi Insan paripurna, baik

didunia maupun di akhirat.

Jika kita melihat kembali pengertian Pendidikan Islam, akan terlihat

dengan jelas satu yang di harapkan terwujut setelah orang mengalami

Pendidikan Islam secara keseluruhan sesuai dengan firman Allah Swt., dalam

surat Ali Imran ayat 104 yaitu:


‫ٰۤل‬
‫َو ْلَتُك ْن ِّم ْنُك ْم ُاَّم ٌة َّيْدُع ْو َن ِاَلى اْلَخْيِر َو َيْأُم ُرْو َن ِباْلَم ْع ُرْو ِف َو َيْنَهْو َن َع ِن اْلُم ْنَك ِر ۗ َو ُاو ِٕى َك ُهُم‬
‫اْلُم ْفِلُحْو َن‬
Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran :
104)38

Dari ayat diatas cukup jelas tujuan Pendidikan Islam yaitu menjadikan

kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil, dengan pola

takwa kepada Allah Swt., insan kamil artinya manusia utuh rohani dan

jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena takwa

kepada Allah Swt., serta menjadi hamba Allah yang bertakwa dan

berkpribadian yang mulia serta sehat jamani dan rohani.39

Ini berarti mengandung maksut bahwa Pendidikan Islam ini meng

hasilkan manusia berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakatnya serta

senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam

berhubungan dengan Allah dan dengan manusia sesamanya, dapat mengambil

manfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan

hidup didunia dan di akhirat. Dari tujuan pendidikan Islam tersebut dapat

38
Al-Qur’an Dan Terjemahnya, 165.
39
Beni Ahmad Saebani dan Hendra Akhidiyat, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2009), 147.
35

disimpulkan menjadi tiga yaitu tujuan umum, tujuan khusus dan tujuan akhir

yaitu:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum adalah tujuan yang ingin dicapai seseorang atau

kelompok orang yang maumelakukan kegiatan.40 Tujuan sangatlah penting

untuk mengetahui sejauh mana proses pendidikan itu sudah dicapai atau

belum. Menurut Zakiah Derajad bahwa tujuan Pendidikan Islam secara

umum yaitu membentuk kepribadia seorang yang membutnya menjadi

insan kamil dengan pola takwa, Insan Kamil artinya manusia utuh rohani

dan jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena

takwanya kepada Allah Swt. Menurut Abdullah Fayad merumuskan dua

tujuan Pendidikan Islam yaitu: (1) persiapan untuk hidup akhirat, (2)

membentuk perorangan dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk

menunjang kehidupan didunia.41

Ini mengandung bahwa pendidikan Islam itu diharapkam

menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta

senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam

berhubungan dengan Allah dan dengan sesamanya, dapat mengambil

manfaat yang semakin menikat dari alam semesta ini untuk kepentingan

hidup di dunia kini dan diakhirat nanti yang akan datang. Sebagian ulama

ada yang merumusakan tujuan pendidikamn Islam yang didasarkan atas

cita-cita hidup umat Islam yang menginginkan kehidupan duniawi dan

40
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 8.
41
Muhammad Mutahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras, 2011), 62.
36

ukhrawi yang bahagia secara harmonis, maka tujuan Pendidikan Islam

secara teoritis dikelompokkan menjadi 2 jenis tujuan yaitu:

a. Tujuan keagamaan (al-ghardhud al-dieny)

Setiap orang Islam pada hakitnya adalah insan agama yang

bercita-cita, berfikir, beramal untuk hidup akhiratnya, berdasarkan

petunjuk dari wahyu Allah melalui Rasulullah. Kencenderungan hidup

keagamaan ini merupakan rohnya agama, Oleh karena itu tujuan

Pendidikan Islam penuh dengan nilai rohaniah ilham dan berorientasi

kepada kebahagiaan hidup di akhirat tujuan itu difokuskan pembetukan

pribadi muslim yang sanggup melaksanakan syariat Islam melalui

proses pendidikan spiritual menuju magfirah kepada Allah. Seperti

firman Allah dalam surat al-A’la ayat 14-17 sebagi berikut:

‫َقْد َاْفَلَح َم ْن َتَز ّٰك ۙى َو َذ َك َر اْس َم َر ِّبٖه َفَص ّٰل ۗى َبْل ُت ْؤ ِثُرْو َن اْلَح ٰي وَة الُّد ْنَيۖا َو اٰاْل ِخ َر ُة َخ ْي ٌر‬
‫َّو َاْبٰق ۗى‬
Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman), dan
mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat. Sedangkan kamu (orang-
orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu
lebih baik dan lebih kekal. (QS. Al-A’la : 14-17)42

Dari ayat diatas tersebut menunjujkan Pendidikan Islam

merupakan salah satu cara pendidikan yang menunjukan arah agar

mendapatkn kebahagiaan di akhirat dan kehidupan di akhirat

merupakan kehidupan yang abadi.

b. Tujuan keduniaan (al-Ghardhud al-Dunyawi)

42
Al-Qur’an Dan Terjemahnya, 593.
37

Tujuan ini lebih mengutamakan pada upaya untuk mewujudkan

kehidupan sejahtera di dunia dan kemanfaatannya. Nilai-nilai

kehidupan didasarkan atas kecenderungan-kecedeungan hidup sosial

budaya yang berbeda-beda menurut tempat dan waktu. Tujuan

Pendidikan Islam diarahkan kepada upaya meningkatkan kemampuan

berilmu pengetahuan dan berteknologi, manusia dengan Iman dan

Takwa kepada Allah sebagai pengendalinya. Nilai-nilai Iman dan

Takwa itu tidak lepas dari manusia yang berilmu dan berteknologi. Jadi

tujuan Pendidikan Islam juga membentuk manusia muslim yang sehat

jasmaninya dan memiliki keterampilan yang tinggi dan mampu

bersaing dalam bekerja.43 Dalam hal ini melukisan tentang derajat

manusia akan ditinggikan Allah karena ia berilmu dan beriman serta

manusia tidak diperintahkan untuk melupakan nasib hidupnya di duna. 44

Seperti dalam firman Allah dalam al-Qur’ān surat Al-Jumu’ah ayat:10

yaitu:

‫َفِاَذ ا ُقِض َيِت الَّص ٰل وُة َفاْنَتِش ُرْو ا ِفى اَاْلْر ِض َو اْبَتُغ ْو ا ِم ْن َفْض ِل ِهّٰللا َو اْذ ُك ُروا َهّٰللا َك ِثْي ًرا‬
‫َّلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحْو َن‬
Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi;
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu
beruntung. (QS. Al-Jumu’ah : 10)45

Jadi dari ayat diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu bahwa selain

dituntut untuk beribadah kepada Allah manusia juga tidak di

perintahkan untuk melupakan nasib hidupnya di dunia yaitu untuk

mencari rezeki setelah beribadah kepada Allah.


43
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 41–46.
44
H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), 57–58.
45
Al-Qur’an Dan Terjemahnya, 555.
38

2. Tujuan Khusus

Pendidikan merupakan persoalan penting bagi umat. Pendidikan

selalu menjadi tumpuan atau harapan untuk mengembangkan individu dan

masyarakat. Pendidikan merupakan sarana untuk memajukan peradaban,

mengembangkan masyarakat dan menciptakan generasi mampu berbuat

banyak bagi kepentingan mereka. Menurut Mahmud Yunus, meng

klasifikasikan tujuan pendidikan Islam menjadi dua, yaitu tujuan

Pendidikan yang bersifat individual (al-ghard al-fardiy) dan tujuan

pendidikan bersifat sosial kemasyarakatan (al-Ghard al-ijtima’iy) yaitu:

a. Tujuan pendidikan yang bersifat individual (al-ghard al-fardiy)

Tujuan khusus adalah tahap-tahap penguasaan peserta didik tahap

bimbingan yang diberikan pada tiga potensi pesert didik yaitu potensi

‘aqliyah, jismiyah dan khuluqyah secara seimbang bimbingan tersebut

terjadi dalam proses pendidikan, yang disebut proses belajar mengajar,

belajar dan mengajar merupakan inti dari proses pendidikan. 46 Belajar

sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat

interaksi antara individu dengan lingkungan. Setelah seorang

mengalami proses belajar mengajar, akan terjadi perubahan tingkah

laku (aspek afektif), aspek pengetahuan (aspek kognitif), dan aspek

keterampilan (aspek psikomotorik).

Mengajar adalah perbuatan yang memerlukan tanggung jawab

moral cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada diri peserta didik

46
Basuki dan Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam (Ponorogo: STAIN Po PRESS,
2007), 36–39.
39

sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan

tugasnya. Proses belajar mengajar merupakan dua hal yang tidak dapat

dipisahkan dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan. Perubahan

pada diri peserta didik secara menyeluruh, baik aspek aqliyah, jismiyah

maupun khulukiyah yaitu:

1) Al-Tarbiyah al-Jismiyah

Pendidikan jasmani (al-Tarbiyah al-Jismiyah) merupakan

usaha untuk menumbuhkan, menguatkan, dan memelihara jasmani

maupun dengan baik (normal). Dengan demikian, pendidikan

jasmani maumelaksanakan berbagai kegiatan dan beban tanggung

jawab yang dihadapinya dalam kehidupan individu dan sosial.

2) Al-Tarbiyah al-Aqliyah

Pendidikan intelektual (al-Tarbiyah al-Aqliyah) adalah

peningkatan pemikiran akal dan latihan secara teratur untuk berfikir

benar, sehingga seseorang mampu memperbaiki pemikiran dan

menghindarkannya dari pengaruh yang bermacam-macam,

melindunginya dengan pemikiran yang benar sehingga pemikirannya

akan mendorongnya bersikap yang tepat. Pendidikan intelektual

akan mampu meperbaiki pemikiran tentang ragam pengaruh dan

realita secara tepat dan benar.

3) Al-Tarbiyah al- Khuluqiyah


40

Pada dsarnya pendidikan akhlak untuk: (1) meluruskan naluri

dan kecenderungan fitrahnya yang membahayakan masyarakat, (2)

membentuk kasih sayang mendalam, akan menjadikan seseorang

merasa terikat selamanya dengan amal baik dan menjahui perbuatan

jelek. Pembentukan akhlak mulia merupakan tujuan utama yang

harus di suriteladankan oleh guru kepada peserta didik. Tujuan

utama dari pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak dan budi

pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang bermoral. Seperti

firman Allah dalam al-Qur’ān surat Al-Qalam ayat 4 berikut:

‫َو ِاَّنَك َلَع ٰل ى ُخ ُلٍق َع ِظ ْيٍم‬


Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.
(QS. Al-Qalam : 4)47

b. Tujuan pendidikan bersifat sosial kemasyarakatan (al-Ghard al-

ijtima’iy)

Pendidikan sebagai setiap individu hanyalah sebagai alat atau

media untuk memperbaiki keadaan masyarakat dan melatih sekelompok

orang untuk mengemban tugas pemerintah serta menjalan kan tugas

kemasyarakatan. Masyarakat mempunyai pengaruh besar dalam

perkembangan individu dan sebaliknya, bahwa perkembangan dan

kemajuan masyarakat bersumber dari pertumbuhan dan kemajuan

individu.48 Jadi dalam pendidikan kemsayarakatan ini sebaik-baik jalan

yang akan diikuti dalam pendidikan adalah mendidik manusia dengan

47
Al-Qur’an Dan Terjemahnya, 565.
48
Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, 42–43.
41

pendidikan yang bersifat individu dan sosial kemasyarakatan harus

menanamkan enam sifat pendidikan individu dan sosial kemasyarakatan

pada peserta didik yaitu:

1) Penigkatan perkembangan akal anak supaya dia mampu mengetahui

segala sesuatu yang dituntut pada kehidupannya dan memperhatikan

segalasesuatu yang meliputinya serta berguna baginya.

2) Peningkatan perkembangan jasmaninya supaya dia mampu

melaksanakan segala sesuatu yang dituntut oleh akal dan mempunyai

pengaruh yang nyata pada dirinya.

3) Peningkatan pembinaan akhlaknya supaya dia mapu menyesuaikan

dengan sesuatu yang dituntut oleh masyarakatnya tuntutan dari

dirinya sendiri dalam kehidupannya.

4) Mengajarkan pekerjaan atau keterampilan supaya dia dapat berusaha

mencari penghidupannya sehingga tidak menjadi penyakit

masyarakat.

5) Mengajarkn cara-cara terbaik untuk memanfaatkan waktu luangnya

sehingga kehidupannya menjadi baik.

6) Mengajarkan kewajiban-kewajibannya yang harus dilakukan untuk

masyarakat juga menyadarkan dia akan hak-haknya yang harus dia

penuhi.49

3. Tujuan Akhir

49
Ibid., 43.
42

Tujuan pendidikan Islam ini sangat mutalk, tidak berubah dan

berlaku umum karena sesuai dengan konsep ketuhanan yang mengandung

kebenaran mutlak dan universal. Tujuan tertinggi tersebut dirumuskan

dalam satu istilah yaitu disebut “Insan Kamil” (manusia utuh rohani dan

jasmani). Dalam tujuan pendidikan Islam, tujuan akhir ini pada akhirnya

sesuai dengan tujuan hidup manusia, dan peranannya sebagai makhluk

cipatan Allah, sesuai dengan firman Allah dalam al-Qur’ān surat Adz-

Dzariat ayat: 56 yaitu:

‫َو َم ا َخ َلْقُت اْلِج َّن َو اِاْل ْنَس ِااَّل ِلَيْعُبُد ْو ِن‬


Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariat : 56)50

Dari ayat tersebut sudah sangat jelas bahwa tujuan pendidikan Islam

itu sejalan dengan tujuan hidup dan penciptaan manusia yaitu menyembah

dan kepada Allah Swt. Dengan demikian pendidikan harus memungkinkan

manusia menjadi pribadi yang mampu memahami dan menghayati tentang

Tuhannya sedemikian rupa, sehingga semua peribadatannya dilakukan

dengan penuh penghayatan dan kekhusyu’an terhadap-Nya, melalui

seremoni ibadah dan tunduk pada syari’ah serta petunjuk Allah. 51 Selain

itu, tujuan pendidikan Islam yang tak kalah pentingnya adalah mencari

kebahagiaan di dunia dan di akhirat, seperti firman Allah dalam al-Qur’an

surat Al-Qashash ayat 77 yaitu:

‫َو اْبَتِغ ِفْيَم ٓا ٰا ٰت ىَك ُهّٰللا الَّد اَر اٰاْل ِخ َر َة َو اَل َتْنَس َنِص ْيَبَك ِم َن الُّد ْنَيا َو َاْح ِس ْن َك َم ٓا َاْح َس َن ُهّٰللا‬
‫ِاَلْيَك َو اَل َتْبِغ اْلَفَس اَد ِفى اَاْلْر ِضۗ ِاَّن َهّٰللا اَل ُيِح ُّب اْلُم ْفِسِد ْيَن‬
Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan
50
Al-Qur’an Dan Terjemahnya, 524.
51
Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, 119.
43

berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik


kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh,
Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashash :
77)52

Dari ayat al-Qur’an tersebut pendidikan itu haruslah berorientasi

pada pencapaian kebahagiaan kehidupan dunia dan akhirat. jika

Pendidikan tidak berorientasi pada prncapaian kebahagiaan dunia dan

akhirat maka pendidikan itu dinamankan pendidikan gagal.

52
Al-Qur’an Dan Terjemahnya, 395.

Anda mungkin juga menyukai