Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

LANDASAN PENDIDIKAN

Dosen :

Kusherdiyansyah M.Pd

Disusun Oleh ;
Kelompok 2
Ubay miqdad
Lukman nur
As’ad syamsul Arifin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN ISLAM JAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa sekarang, masa dimana globalisai tidak bisa dihindari, akan
tetapi adanya perkembangan zaman atau bisa dikatakan sebagai masa peralihan,
itulah yang harus diterima dengan startegi atau taktik memilih apa saja yang
harus kita pilih untuk kebaikan dan kepantingan bersama-sama. Pada saat ini
atau bisa dikatakan zaman modern , serta bisa di analogikan bahwa banyak cara-
cara lembaga formal pendidikan yang bobrok dan tidak beres, realitas pada saat
ini banyak di temukan di kota-kota besar atau metropolitan. Memang dalam hal
keilmuan non agama serta spiritualnya bisa dikatakan unggul, akan tetapi nilai
spiritual yang ada sangatlah tidak cocok dan tidak pantas apabila dikatakan
sebagai seorang muslim.
Pada dasarnya makhluk manusia menurut agama islam ialah makhluk (ciptaan)
tuhan (ALLAH), hakikat serta wujudnya bahwa manusia adalah mahluk yang
perkembangannya dan interaksinya dipengaruhi oleh lingkungan sekitar . Makhluk
ciptaan tuhan yang maha agung menurut agama islam yakni jasmani atau bentuk
fisiknya yang sehat serta gagah dan berketerampilan cerdik serta incah dan pandai. Dan
oleh karenanya semua orang bisa dilatih melalui lembaga Pendidikan.
Pendidikan islam dalam garis besarnya mengajarkan setiap manusia dan
ummat manusia umumnya dan umat islam khusunya untuk mencapai suatu target dan
mewujudkan sebuah tujuan yang sesungguhnya yaitu untuk selalu taat dan patuh
kepada Allah SWT. Sifat membangkang, sombong dan lainnnya adalah salah satunya
sifat dan karakter manusia yang tidak memiliki pondasi pendidikan. Allah memberikan
potensi Fitrah kepada manusia sejak ia lahir kedunia dan perlu ada bimbingan dan
pendidikan yang dibebankan kepada kedua orang tua sebagai guru atau pendidik awal
anaknya.
Orang tua mempunyai peran penting serta membimbing, membina dan
mendidik anaknya untuk menjadi anak yang bertauhid dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Maka dari itu penulis atau kami akan mengkaji tentang konsep pendidikan dalam islam
yang sebenarnya dan sesuai al quran dan hadits, agar mampu membentuk dan
mengembangkan seluruh potensi manusia baik jasmaniayah maupun rohaniyah agar
selalu beribadah dan bertaqwa kepada Allah SWT.

B. Rumusan Masalah

1. Apa arti pendidikan dalam islam ?


2. Apa dasar/landasan pendidikan dalam islam ?
3. Apakah tujuan pendidikan dalam islam ?
4. Apa saja ruang lingkup pendidikan dalam islam ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Dalam Islam


Pendidikan dalam islam adalah suatu konsep pendidikan yang
berlandaskanpada Agama islam. Pendidikan islam juga dapat diartikan sebagai
penegnalan dan pengakuan yang secara berangsur ditanamkan kepada diri manusia.
Menurut Athiyah Al-Abrasy, pendidikan ilsam adalah mempersiapkan diri manusia
supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya,
sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi, perasaanya halus,
profesional dalam bekerja dan manis tutur katanya1.
Menurut Ahamd D. Marimba, pendidikan islam adalah bimbingan jasmani dan rohani
berdasarkan hokum-hukum islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut
ukuran-ukuran islam2. Sedangkan menurut Syeh Muhammad Naquid Al-Attas, pendidikan

1
Drs. Hasan Basri, M.Ag. Landasan Pendidikan (Bandung;2013 cet.ke1 hal.61-109)
2
Drs.Machnun Husein. Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta;1996 Cet.ke-6)
adalah suatu proses penanaman sesuatu kedalam diri manusia mengacu kepada metode dan
sistem penanaman secara bertahap, dan kepada manuisa penerima proses dan kandungan
pendidikan tersebut.
Pendidikan merupakan wahana penting dan media yang efektif untuk mengajarkan
norma, mensosialisasikan nilai, dan menanamkan etos kerja dikalangan warga masyarkat.
Pendidikan juga dapat menjadi instrument untuk memupuk kepribadian bangsa, memperkuat
identitas nasional, dan memantapkan jati diri bangsa3.
Pendidikan dalam bahasa indonesia berasal dari kata “didik” dengan memberinya
awalan “pen” dan akhiran “kan” mengandung arti “perbuatan”. Istilah pendidikan semula
berasal dari kata Yunani yaitu “paedogogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada
anak. istilah ini diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dengan “education” yang berarti
pengembangan atau bimbingan. Dalam al-Qur’an tidak ditemukan kata al-tarbiyat, namun
terdapat istilah lain yang seakar dengannya, yaitu al-rabb , rabbayani, murabbiy, yurbiy dan
rabbaniy dengan kata kerja “rabba”. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa Arabnya adalah
“tarbiyah wa ta’lim” sedangkan “Pendidikan Islam” dalam bahasa Arabnya adalah “tarbiyah
islamiyah”.
1. Secara Terminologi Pendidikan adalah.Tarbiyah Musthafa al-Maraghiy, membagi
aktifitas al-tarbiyah dalam dua macam: Tarbiyah Khalqiyah Pendidikan yang terkait dengan
pertumbuhan jasmani manusia yang dapat dijadikan sebagai sarana dalam pengembangan
rohaninya.
2. Tarbiyah diniyah tah-zibiyyah Pendidikan yang terkait dengan
pembinaan,pengembangan akhlak dan agama manusia, untuk kelestarian diri sesama, alam
lingkungan dan relasinya dengan Tuhan.

B. Dasar atau landasan Pendidikan Islam


Fungsi dasar ialah memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus
sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu4. Dasar ideal pendidikan islam adalah identik dengan
ajaran Islam itu sendiri. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu Al-Qur’an dan Hadist.
Kemudian dasar tadi dikembangkan dalam pemahaman para ulama dalam bentuk :

3
Hasan Baharun and Robiatul Awwaliyah, ‘Pendidikan Multikultural Dalam Menanggulangi Narasi Islamisme Di
Indonesia’, Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies), 5.2 (2017), 224–43.
4
Ramayulis,Op,cit, hlm 53
1. Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
Malaikat Jibril sebagai pedoman hidup manusia bagi yang membacanya merupakan suatu
ibadah dan mendapat pahala5. Sebagian ulama menyebutkan bahwa penamaan kitab ini
dengan nama Al-Qur’an di antara kitab-kitab Allah itu karena kitab ini mencakup inti dari
kitab-kitab Nya.6Hal ini diisyaratkan dalam firman-Nya QS.An-Nahl ayat 89 :

‫على ٰٓهؤُ َ َۤلءِۗ َون ََّز ْلنَا‬ َِۗ ‫ِۗن ا َ ْنفُسه ِْۗم َوجئْنَا ب‬
َ ‫ك شَه ْيدًا‬ َ ‫ي ُكلِۗ ا ُ َّمةِۗ شَه ْيدًا‬
ِْۗ ‫علَيْه ِْۗم م‬ ُِۗ َ‫َو َي ْو َِۗم َن ْبع‬
ِْۗ ‫ث ف‬
ِۗ‫ش ْيءِۗ َّو ُهدًى َّو َر ْح َم ِۗةً َّوبُ ْشرى ل ْل ُمسْلمي َْن‬ َِۗ ‫ْك ْالكت‬
َ ِۗ‫ب ت ْب َيانًا ل ُكل‬ َِۗ ‫علَي‬
َ ِۗࣖ

“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi (rasul)
atas (perbuatan) mereka, dari (kalangan) mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al-
Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat, bagi orang-
orang yang berserah diri."
Nabi Muhammad Saw sebagai pendidik pertama , pada masa awal pertumbuhan
Islam telah menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar pendidikan Islam disamping Sunnah beliau
sendiri6. Kedudukan Islam sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat dipahami dari ayat
Al-Qur’an itu sendiri dalam firman Allah :

ْ ‫وماَ ا ْنز ْلنا عليْكَ ا ْل ِك ٰتبَ ا ََِّّل ِلتُب ِيِّنَ ل ُه َُم الَّذِى‬
َ‫اختلفُ ْوا فِ ْي َِه و ُهدى َّورحْمةَ ِلِّق ْومَ يُّ ْؤ ِمنُ ْون‬

“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Qur’an melainkan agar kamu dapat menjelaskan
kepada mereka perselisihan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”
(QS An-Nahl:64).

5
A. Chaerudji Abdul Chalik, Ulum Al-Qur’an(Jakarta:Diadit media,2007, cet.ke-1 hlm 15)
6
Manna Khalil Al-Qattan, Ahli Bahasa Mudzakir AS,Studi ilmu-ilmu Al-Qur’an.(Jakarta:PT Pustaka Litera Antar
Nusa,2000, cet.ke-5, hlm.16)
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam lingkungan pembelajaran
yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar. Media pembelajaaran7
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad
Saw untuk disampaikan kepada umat manusia. Al-Qur’an merupakan petunjuk yang lengkap
dan juga merupakan pedoman bagi kehidupan manusia yang meliputi seluruh aspek
kehidupan manusia yang bersifat universal. Al-Qur’an merupakan sumber pendidikan yang
lengkap berupa pendidikan sosial,akidah,akhlak,ibadah, dan muamalah. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Azyumardi Azrah bahwa Al-Qur’an mempunyai kedudukan yang paling
depan dalam pengambilan sumber-sumber pendidikan lainya. Segala kegiatan dan proses
pendidikan harus berorientasi kepada prinsip nilai-nilai Al-Qur’an8.

2. Sunnah (Hadis)
Dasar yang kedua selain Al-Qur’an adalah Sunnah Rasulullah . Amalan yang dikerjakan
oleh Rasulullah Saw dalam proses perubahan hidup sehari-hari menjadi faktor utama
pendidikan Islam karena Allah Swt menjadikan Muhammad sebagai nteladan bagi umatnya
sebagaimana Firman Allah Swt:

ۗ‫ّللا َك ِثي ًْرا‬ ٰ ْ ‫ّللاَ َوا ْل َي ْو َۗم‬


َٰۗ ‫اْل ِخ َۗر َو َذك ََۗر‬ ْۗ ‫سنَةۗ ِلِّ َم‬
ٰۗ ‫ن كَانَۗ يَ ْر ُجوا‬ ْ ُ ‫ّللا ا‬
َ ‫س َوةۗ َح‬ ِٰۗ ‫س ْو ِۗل‬ ْۗ ِ‫لَقَ ْۗد كَانَۗ لَ ُك ْۗم ف‬
ُ ‫ي َر‬

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik”. (QS Al-Ahzab:21)

Objek dalam evaluasi adalah program yang hasilnya memiliki banyak dimensi, seperti
kemampuan, kreativitas, sikap, minat, keterampilan dan sebagainya. Oleh karena itu, alat
yang digunakan juga bervariasi, tergantung pada jenis data yang ingin diperoleh9.
Sunnah ialah perkataan perbuatan ataupun pengakuan Rasulullah dimaksud dengan
pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan yang diketahui Rasulullah dan beliau
membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran
kedua setelah Al-Qur’an. Sunnah juga berisi aqidan dan syari’an serta petunjuk untuk

7
Hasan Baharun, ‘Pengembangan Media Pembelajaran PAI Berbasis Lingkungan Melalui Model ASSURE’, Cendekia:
Journal of Education and Society, 14.2 (2016), 231–46 .
8
(Nur Uhbiyati,1997:16)
9
Hasan Baharun, ‘Penilaian Berbasis Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Madrasah’, MODELING:
Jurnal Program Studi PGMI, 3.2 (2016), 205–16.
kemasalahatan menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertaqwa untuk itu Rasulullah
menjadi guru dan pendidik utama bagi seluruh umat.

3. Materi Pendidikan
Materi pendidikan Islam yaitu bahan atau pengalaman-pengalaman belajar yang
disusun sedemikian rupa untuk disajikan kepada anak didik. Dalam pendidikan Islam materi
pendidikan Islam sering disebut dengan Maddatul Tarbiyah.

4. Metode Pendidikan
Metode yaitu cara yang dilakukan oleh pendidik dalam penyampaian materinya.
Metode tersebut mencakup cara pengelolaan, penyajian materi pendidikan agar materi
tersebut dengan mudah diterima oleh anak didik.

5. Alat Pendidikan
Alat-alat dan media pendidikan merupakan fasilitas yang digunakan untuk mendukung
terlaksananya pendidikan.

6. Evaluasi Pendidikan
Evaluasi pendidikan adalah cara-cara mengadakan evaluasi (penilaian) terhadap hasil
belajar anak didik. Evaluasi ini diadakan dengan tujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan
belajar selama proses pembelajaran.

7. Lingkungan Pendidikan
Yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan Islam disini ialah keadaankeadaan
yang ikut berpengaruh dalam pelaksaan serta hasil pendidikan Islam. Lingkungan pendidikan
sangat besar pengaruhnya dalam membentuk kepribadian anak didik, olehnya itu hendaklah
diupayakan agar lingkungan belajar senantiasa tercipta sehingga mendorong anak didik
untuk lebih giat belajar10.
Dasar pendidikan Islam identik dengan dasar ajaran Islam itu sendiri. Keduanya
berasal dari sumber yang sama yaitu Al-Qur’an dan Hadist. Kemudian dasar tadi

10
(al Syaibany,1979)
dikembangkan dalam pemahaman para ulama dalam bentuk qiyas syar’i , ijma’ yang diakui,
ijtihad dan tafsir yang benar dalam bentuk hasil pemikiran yang menyeluruh dan terpadu
tentang jagat raya, manusia, masyarakat dan bangsa, pengetahuan kemanusiaan dan
akhlak, dengan merujuk kepada kedua sumber asal (Al-Qur’an dan Hadits) sebagai sumber
utama11.
Menjadikan al Qur’an dan Hadits sebagai dasar pemikiran dalam membina sistem
pendidikan, bukan hanya dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan kepada keyakinan
semata. Dengan demikian wajar jika kebenaran itu kita kembalikan pada pembuktian akan
kebenaran pernyataan Firman Allah :

ۗ‫بۗۛ فِ ْي ِۗهۗۛ ُهدًى ِلِّ ْل ُمت َّ ِق ْي َن‬


َۗ ‫ب َْۗل َر ْي‬ َۗ ‫ٰذ ِل‬
ُۗ ‫ك ا ْل ِك ٰت‬

Kitab (al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang taqwa (QS Al-
Baqarah:2).

C. TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM


Sejalan dengan tujuan misi Islam itu sendiri, tujuan pendidikan Islam yaitu mempertinggi
nilai-nilai akhlak, hingga mencapai tingkat akhlak al-karimah12. Dan tujuan tersebut itu sama dan
sebangun dengan target yang terkandung dalam tugas kenabian yang diemban oleh Rasulallah
SAW. Terungkap dalam ungkapan pernyataan Beliau : “sesungguhnya aku diutus adalah untuk
membimbing manusia mencapai akhlak yang mulia” (al-hadits). Faktor kemuliaan akhlak dalam
pendidikan Islam dinilai sebagai faktor kunci dalam menentukan keberhasilan pendidikan, yang
menurut pandangan Islam berfungsi menyiapkan manusia-manusia yang mampu menata
kehidupan yang sejahtera di dunia dan kehidupan akhirat. Dua sasaran pokok yang akan dicapai
oleh pendidikan Islam tadi, memuat sisi penting. Bagian ini dipandang sebagai nilai lebih dari
pendidikan Islam, nilai lebih tersebut tersebut bahwa sistem pendidikan Islam dirancang agar

11
ibid
12
Drs.Machnun Husein. Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta;1996 Cet.ke-6)
dapat merangkum tujuan hidup manusia, yang pada hakikatnya tunduk pada hakikat
penciptaannya. Ada beberapa tujuan pendidikan Islam yaitu pertama , tujuan pendidikan Islam
itu bersifat fitrah yaitu membimbing perkembangan manusia sejalan dengan fitrah kejadiannya.
Kedua, tujuan pendidikan Islam merentang dua dimensi yaitu tujuan akhir bagi keselamatan
hidup di dunia dan akhirat. Ketiga, tujuan pendidikan Islam mengandung nilai-nilai yang bersifat
universal yang tak terbatas oleh ruang lingkup geografis dan paham-paham (isme) tertentu.
Tujuan pendidikan Islam terangkum dalam upaya mengaplikasi yang ada dalam cita-cita
setiap muslim, Seperti dalam firman Allah :

َ ‫سنَ ۗةً َّوقِنَا‬


َۗ ‫ع َذ‬
ۗ‫اب النَّ ِار‬ ٰ ْ ‫سنَ ۗةً َّوفِى‬
َ ‫اْل ِخ َر ِۗة َح‬ َ ‫ن يَّقُ ْو ُۗل َربَّ َناۗ ٰاتِ َنا فِى ال ُّد ْنيَا َح‬
ْۗ ‫َو ِم ْن ُه ْۗم َّم‬

“Ya Allah Tuhan kami, berikanlah kami kesejahteraan hidup di dunia dan kesejahteraan hidup di
akhirat”. (Qs. Al-Baqarah:201).

D. Ruang Lingkup Pendidikan Islam


Pendidikan Islam sebagai ilmu, yang mempunyai ruang lingkup sangat luas disebabkan
karena didalamnya banyak mengandung aspek yang ikut terlibat, baik langsung ataupun secara
yang tidak langsung. Menurut pendapat Muzayyin Arifin ruang filsafat lingkup pendidikan Islam
adalah masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti masalah tujuan
pendidikan, masalah guru, kurikulum, metode dan lingkungan. Bagaimanakah semua masalah
tersebut disusun, tentu saja harus ada pemikiranyang melatarbelakangi.
Dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, banyak tokoh terkemuka yang
lahir pada zaman dahulu – melalui ber- bagai macam disiplin keilmuannya13.
Pemikiran yang melatarbelakanginya disebut filsafat pendidikan Islam. Karena itu dalam
konsep pendidikan Islam kita harus mampu mengkaji atau memahami konsep tujuan
pendidikan, konsep guru yang baik, konsep kurikulum dan seterusnya14.

13
H. Baharun, ‘PEMIKIRAN PENDIDIKAN PERSPEKTIF FILSUF MUSLIM (Kajian Kritis Terhadap Pemikiran Muhammad
Abduh Dan Muhammad Iqbal)’, 3.1 (2016), 1–8.
14
Drs.H. Hamdani Ihsan
Adapun beberapa ruang lingkup pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
1. Pendidik dan Perbuatan Mendidik
Yang dimaksud perbuatan mendidik ialah seluruh kegiatan, tindakan, dan sikap pendidik
sewaktu menghadapi anak didiknya. Para pendidik adalah guru dan siapa saja dapat
memfungsikan dirinya untuk mendidik baik secara formal ataupun non formal. Para pendidik
adalah subjek yang melaksanakan pendidikan Islam. Pendidik mempunyai peran penting
untuk berlangsungnya pendidikan. Baik atau tidaknya pendidik berpengaruh besar terhadap
hasil pendidikan Islam. Pendidik disebut juga dengan mu’allim, mithazib, ustadz, kyai dsb15.
Muhammad Saw sebagai pendidik pertama , pada masa awal pertumbuhan Islam telah
menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar pendidikan Islam disamping Sunnah beliau sendiri.
Perbuatan mendidik adalah seluruh kegiatan, tindakan, atau perbuatan dan sikap
yang dilakukan oleh pendidik saat mengasuh anak didik. Dengan istilah lain, yaitu sikap atau
tindakan menuntun, membimbing atau memberikan ertolongan dari seorang pendidik
kepada anak didik dalam mencapai tujuan pendidikan. Perbuatan mendidik disebut dengan
nama tahzib. Pendidik dalam Islam harus memiliki 3 kompetensi dasar, yaitu: Kompetensi
personal religius, kompetensi sosial religius, kompetensi profesional religious.
Pendidik juga merupakan profil manusia yang seiap hari didengar perkataannya,
dilihat dan ditiru perilakunya oleh murid-muridnya. Oleh karena itu, pendidik harus memiliki
syarat seperti: Beriman kepada Allah dan beramal shaleh, Menjalankan ibadah dengan taat,
Memiliki sikap pengabdian yang tinggi kepada dunia pendidikan, Ikhlas dalam menjalankan
tugas pendidikan, Menguasai ilmu yang diajarkan, Profesional dalam menjalankan tugasnya,
Tegas dan beribawa dalam menghadapi masalah yang dialami murid-muridnya.

2. Anak Didik.
Anak didik merupakan unsur terpenting dan objek para pendidik dalam melakukan hal
yang bersifat mendidik. Hal ini disebabkan karena semua upaya yang dilakukan ialah demi
menggiring anak didik ke arah yang lebih sempurna.
Lingkungan keluarga merupakan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga
inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dikatakan yang utama,
karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga.

15
Drs. Hasan Bakri, M.Ag. Landasan Pendidikan.Bandung;2013 Cet.ke-1 hal.29)
Anak didik atau siswa dalam pendidikan adalah anak yang sedang tumbuh dan
berkembang, baik secara fisik maupun psikis. Anak atau subjek didik adalah orang yang
belum dewasa dan sedang dalam masa perkembangan menuju kedewasaan. Kedudukan
peserta didik dapat dilihat dari perspektif berikut :
a) Perspektif psikologis, menurut pandangan ini, manusia didik adalah makhluk yang
sedang dalam proses perkembangan dan tumbuh menurut potensi masing-masing. Agar
berkembang secara optimal, manusia membutuhkan arahan dan bimbingan. Secara
psikologis, peserta didik yang berada dalam masa perkembangan harus mengalami
perubahan secara kualitatif dan kuantitatif. Contoh perubahan kualitatif seperti
bertambah matang, dewasa, dsb. Contoh perubahan kuantitatif seperti ia mengalami
tumbuh dimulai dari tinggi badan, berat badan, dan segala yang berhubungan dengan
fisik.
b) Perspektif pedagogis, manusia dengan segala potensinya dpat dididik kearah yang
diciptakan dan setaraf dengan kemampuan yang dimilikinya. Untuk bisa hidup dalam
lingkungannya, setiap anak memerlukan bantuan dan penyesuaian diri yang awalnya
diajarkan dengan bantuan orang tua (keluarga).
c) Perspektif religius, Menurut pandangan ini, peserta didik adalah manusia yang tergolong
sebagai makhluk berketuhanan yang mempnyai potensi untuk mengembangkan dirinya
menjadi manusia yang bertakwa, taat dan tunduk kepada Allah SWT.
d) Perspektif historis, Menurut pandangan ini, peserta didik diartikan sebagai makhluk
belajar yang memiliki kemampuan menangkap makna peristiwa sejarah sebagai
fenomena kebudayaan manusia sepanjang zaman16

16
Drs. Hasan Bakri, M.Ag. Landasan Pendidikan.Bandung;2013 Cet.ke-1 hal.29)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Landasan Pendidikan Islam secara garis besar adalah dasar atau pijakan seorang

muslim untuk mencapai tujuan pendidikan Islam agar mendapat keridhoan Allah dunia

wal akhirat. Landasan Pendidikan Islam ini dibagi menjadi beberapa landasan-landasan

pendukung, diantaranya adalah landasan filosofis Islam, landasan yuridis Islam, landasan

psikologi Islam, landasan sosiologis-budaya Islam dan landasan lainnya. Indonesia sendiri

menerapkan landasan pendidikan Islam untuk kemajuan pendidikan bangsa seperti yang

sudah tercantum dalam UUD Negara pasal 31 ayat 5. Ruang lingkup landasan pendidikan

Islam meliputi pendidik (subyek) dan perbuatan mendidik, anak didik (obyek), metode

pendidikan, alat-alat pendidikan dan lingkungan pendidikan.berdasarkan

pendekatannya, pendidikan dibagi menjadi dua yaitu, pendidikan berdasarkan

pendekatan ilmiah dan pendidikan berdasarkan pendekatan sistem. Pendidikan Islam

berdasarkan pendekatan ilmiah adalah pendekatan disipliner dan pendekatan

fungsioner terhadap masalah-masalah Islam dan pendidikan Islam berdasarkan

pendekatan sistem adalah pendidikan yang lebih mendekati pola berpikir yang empiris

dan intuitif.
DAFTAR PUSTAKA

Abudin Nata, M.A., Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Lugos Wacana Ilmu,1997
Abudin Nata,M.A. Filsafat Pendidikan Islam.Pamulang:Lugos Wacana,1999
Al-Qattan, Manna Khalil. Alih Bahasa Muzdakir. Jakarta:PT Pustaka Antar Nusa,2000
Assegaf, Abd Rachman. Prof. Dr. Filsafat Pendidikan Islam,2011
Baharun, H., ‘PEMIKIRAN PENDIDIKAN PERSPEKTIF FILSUF MUSLIM (Kajian Kritis
Terhadap Pemikiran Muhammad Abduh Dan Muhammad Iqbal)’, 3 (2016), 1–8
Baharun, Hasan, ‘Pengembangan Media Pembelajaran PAI Berbasis Lingkungan Melalui
Model ASSURE’, Cendekia: Journal of Education and Society, 14 (2016), 231–46
<https://doi.org/10.21154/cendekia.v14i2.610>
——— , ‘Penilaian Berbasis Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di
Madrasah’, MODELING: Jurnal Program Studi PGMI, 3 (2016), 205–16
Baharun, Hasan, and Robiatul Awwaliyah, ‘Pendidikan Multikultural Dalam Menanggulangi
Narasi Islamisme Di Indonesia’, Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic
Education Studies), 5 (2017), 224–43
Baharun, Hasan, and Akmal Mundiri. "Metodologi Studi Islam: Percikan Pemikiran Tokoh
Dalam Membumikan Agama." Jogjakarta: Ar-Ruzz Media (2011).
Baharun, H. Hasan. "DESENTRALISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
PENGEMBANGAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM." Jurnal Ilmu Tarbiyah"
AtTajdid 1.2 (2012): 242.
Hasan, Basri. Landasan Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia ,2003
Husein, Machmud. Drs. Filsafat Pendidikan Islam. RajaGravindo Persada,1996
Ihsan, Hamdani. H , dkk. Filsafat Pendidikan Islam., Bandung: CV Pustaka Setia,2007
Jalaludin,dkk. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta:RajaGravindo Persada,1996,
Langgulung, Hasan. Pendidikan Agama Islam,1996
Prof.H. Muzayyin Arifin, M.Ed. , Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara,2003
Ramayulis. Pendidikan Agama Islam. Jakarta:Op Pustaka,2011
Zuhairini. Dra, dkk. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta,1991

Anda mungkin juga menyukai