LANDASAN TEORI
Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang dapat berasal dari ide, pengalaman,
observasi, intuisi, dan wahyu dalam suatu ajaran agama. Apabila pengertian telah
dilakukan secara formal dan non formal. Sedangkan islam adalah nama salah satu
agama yang datang dari Allah SWT yang ajaran-ajarannya bersumber dari wahyu
peserta didik dengan menerapkan metode dan pendekatan yang Islami dan
“Paedagogie” yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini
berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa arab istilah ini sering
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Dalam pengertian yang lain, pendidikan ialah proses pengubahan dan tata
pengajaran dan pelatihan4. Pendidikan juga mengandung arti sebagai aktivitas dan
potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (piker, karsa, rasa, cipta dan budi nurani),
pembelajaran atau pelatihan terhadap manusia agar nantinya menjadi orang Islam
sebagai muslim. Dengan singkat pendidikan islam dapat dikatakan sebagai proses
muslim.6
tentang definisi pendidikan Islam. Ada beberapa yang berkenaan dengan teori
3
UU tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : Sinar Grafika, 1993), cet. Ke-IV. Hal. 2-3.
4
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), cet. Ke-
II, hal. 232.
5
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta : Usaha Nasional),
cet. Ke-III, hal. 7.
6
Tim Dosen IAIN Sunan Ampel, Dasar-dasar Kependidikan, (Surabaya : Karya Abditama, 1996),
cet. Ke-V, hal. 6.
a. Menurut Abdurahman Saleh, pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar
persatuan nasioanl.7
keterampilanya.8
tinggi menurut ukuran Allah dan sisi pendidikanya untuk mewujudkan tujuan
pegalaman, siswa tentang suatu agama, sehingga dapat menjadi pribadi yang
7
Abd. Rochman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Jakarta : Gema Windu Panca
Perkasa, 2000), hal. 31.
8
Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta :CRSD Press, 2005), hal. 18.
beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
berdasarkan Al-Qur’an, hadis, dan akal. Penggunaan dasar ini haruslah berurutan:
Al-Qur’an lebih dahulu, bila tidak ada atau tidak jelas maka lihat di hadis, bila
tidak ada baru menggunakan akal (pemikiran), tetapi temuan akal itu tidak boleh
Jika dikaitkan dengan pendidikan, maka ilmu pendidikan islam adalah teori
pendidikan sesuai dengan apa yang terkandung dalam istilah ta’lim, ta’dib dan
tarbiyah.11
Ilmu pendidikan Islam ini menjadi hal yang penting dan dibutuhkan oleh
manusia karena sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT dengan mengikuti
tasawuf. Pada masa kekinian ini, ada beberapa kalangan yang menganggap
tasawuf sebagai aliran yang tidak berasal dari Islam secara teologis. sehingga
9
Maslikhah, Rekonstruksi SIstem Pendidikan Berbasis Kebangsaan, (Surabaya : JP Books, 2007),
hal. 148.
10
Ahmad Tafsir, Ilmu Pedidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), hal. 18.
11
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hal. 39.
penganutnya dinisbatkan ke kemusyrikan, pengikut bid’ah, takhayul dan khurafat.
Bahkan ada yang berpendapat bahwa tasawuf adalah penyebab kemunduran sains
Islam. Syaikh Abdyl Qadir Al-Jailani merupakan sosok ulama sufi yang terkenal
aqidah dan tasawuf. Keduanya didasarkan atas Al-Qur’an dan As-Sunnah serta
sesuai dengan syariat Ilahi. Alur teologis penukiran Syekh Abdul Qodir Al-Jailani
Tasawuf sering disebut dengan misitisme dalam Islam oleh orientalis. Ada banyak
pendapat tentang asal kata tasawuf, apakah kata itu diambil dari kata ash-shafa’
(jernih), ash-shuf (kain wol), ash-shuffah (penghuni emper masjid) dan ash-shaf
(barisan).
Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani adalah seorang ulama sufi yang terkenal di
kalangan ahli tarekat. Salah satu pemikirannnya yaitu mengenai tasawuf. Beliau
“Tasawuf adalah percaya pada yang Haq (Allah) dan berprilaku baik kepada
makhluk” (Al-Jailani:hal.160)12
yaitu hubungan dengan pencipta dan hubungan terhadap sesama manusia dengan
menjauhi dunia, Syekh Abdul Qodir Al-Jailani tidak pernah mengasingkan diri,
12
Syekh Abdul Qadir al-Jailani, Secret of The Secrets (Serambi Ilmu Semesta, 2008).
dalam artian membenci dunia. Namun dalam lain sisi Syekh Abdul Qodir Al-
melupakan Sang Pencipta. Mengenai hal tersebut Syekh Abdul Qodir Al-Jailani
Keduanya tidak bias dipisahkan. Karena dunia adalah lading kita untuk menanam
sebanyak-banyaknya amal kebaikan hingga kita mampu menuai benih amal kita di
hari akhir. Sufisme Syekh Abdul Qodir Al-Jailani merupakan sufisme yang
progresif, aktif dan positif, tidak meninggal dunia yang menjadi mazra’ah al-
َ ۖ ك ِمنَ ٱل ُّد ۡنيَ ۖا َوَأ ۡح ِسن َك َمٓا َأ ۡح َسنَ ٱهَّلل ُ ِإلَ ۡي
ك َواَل ت َۡب ِغ َ ك ٱهَّلل ُ ٱل َّدا َر ٱأۡل ٓ ِخ َر ۖةَ َواَل ت
ِ ََنس ن
َ َصيب َ َو ۡٱبت َِغ فِي َمٓا َءاتَ ٰى
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
(Q.S.Al-Qashas:77)13
13
Departemen Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemahannya, Yayasan penyelenggara
penafsir/penerjemah Al Qur‟an
Nama lengkap Syaikh Abdul Qadir al-Jailani adalah Syekh Muhiyuddin Abu
Muhammad Abdul Qadir bin Abu Shalih Musa Janki Dusat bin Musa ats-Tsani
bin Abdullah al-Mahdi bin Hasan al-Mutsanna bin Amirul Mu‟minin Abu Hasan
bin Amirul Mu‟minin Ali bin Ali r.a Beliau adalah cucu dari Syaikh Abdullah
Ash- Shauma‟i, pemimpin para zuhad dan salah seorang syaikh kota Jilan serta
seorang tokoh sufi yang sangat terkenal, seorang pendiri tarekat Qadiriyah yang
dilahirkan di Naif, Jailan pada 1 Ramadhan 470 H./ 1077 M. Sejak kecil ia sudah
ditinggal ayahnya.
Syaikh Abdul Qodir Al Jailani seorang tokoh ulama sufi yang pertama kali
mendirikan tarekat atau thoriqoh, dimana ajaran beliau mewajibkan adanya guru
Syaikh Abdul Qodir Al Jailani menonjolkan adanya hubungan timbal balik atau
interaksi antara guru dengan peserta didik. Oleh karena itu interaksi dua arah
antara guru dengan peserta didik dapat mempermudah dan mendukung proses
yang dapat menjadi landasan peserta didik dan mempermudah dalam proses
Jailani dalam konsep keseharian peserta didik ini meliputi amaliah yang bertujuan
pada pengosongan diri dari sifat tercela. Sehingga peserta didik yang telah
melakukan proses tazkiyah an nafs dapat menyerap materi yang diajarkan oleh
tasawuf ilmi atau nadhari, yaitu tasawuf yang bersifat teoritis. Bagian kedua ialah
tasawuf Amali atau tathbiqi yaitu tasawuf terapan, yakni ajaran tasawuf yang
praktis15
Sementara ada lagi yang membagi tasawuf menjadi tiga bagian, yakni:
Tasawuf Akhlaqi, Tasawuf Amali, dan Tasawuf Falsafi. Semua proses bertasawuf
diatas akan melalui tahapan takhalli (pembersihan hati dari sifat-sifat tercela),
hijab/tabir) antara seorang hamba dengan Tuhan. Bagi orang awam (orang pada
Menurut HM. Amin Syukur, pembagian ini hanya sebatas kajian akademik,
ketiganya tidak bisa dipisahkan secara dikotomik, sebab dalam prakteknya ketiga-
tiganya tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama lainnya. Misalnya dalam tasawuf,
pendalaman dan pengalaman aspek batin adalah yang paling utama dengan tanpa
Kebersihan jiwa di maksud adalah hasil perjuangan (mujahadah) yang tak henti-
hentinya, sebagai cara perilaku perorangan yang terbaik dalam mengontrol diri
pribadi16
15
HM. Amin Syukur dan Hj. Fatimah Ustman, Insan Kamil Paket Pelatihan Seni Menata Hati
(SMH), CV Bima Sejati, Bekerja Sama dengan Bimbingan dan Konsultasi Tasawuf
(LEMKOTA) dan Yayasan al-Muhsinun, Semarang, 2004, hlm. 5.
16
HM. Amin Syukur dan Musyaruddin, op.cit, hlm. 43-44. lihat juga S.H. Nashr, Tiga pemikiran
Islam, (Ibnu Sina, Suhrawardi, dan ibn Arabi), terj. Ahmad Mujahid, Risalah, Bandung, 1986,
2.1.4 Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Islam Dilihat dari konsep dasar dan operasionalnya serta praktek
pendidikan Islami, yakni pendidikan yang difahami dan dikembangkan dari ajaran
dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu al-
Qur‟an dan al- Sunnah. Dalam pengertian yang pertama ini, pendidikan Islam
dapat berwujud pemikiran dan teori pendidikan yang mendasarkan diri atau
dibangun dan dikembangkan dari sumber-sumber dasar tersebut atau bertolak dari
pendidikan agama Islam, yakni upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran dan
nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan hidup) dan sikap hidup
seseorang. yang kedua ini pendidikan islam dapat berwujud (1) segenap kegiatan
yang dilakukan seseorang atau suatu lembaga untuk membantu seorang atau
Islam dan nilai- nilainya; (2) segenap fenomena atau peristiwa perjumpaan antara
tumbuhkembangnya ajaran Islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa
pihak17. Ketiga, pendidikan Islam adalah pendidikan dalam Islam, atau proses dan
realitas sejarah umat Islam. Dalam pengertian ini, pendidikan Islam dalam realitas
hlm. 5.
17
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004
hlm. 23-24.
sejarahnya mengandung dua kemungkinan, yaitu pendidikan Islam tersebut benar-
terjadi adu domba, hasad dan fitnah, menjilat, menipu, berdusta, mengambil hak
dihinggapi oleh kemerotan moral itu, tidak saja orang yang telah dewaasa.
akan tetapi tealah menjalar sampai kepada tunas-tunas muda yang kita
harapkan untuk melanjutkan perjuangan membela nama baik bangsa dan Negara
kita. Belakangan ini kita banyak mendengar keluhan-keluhan orang tua, ahli
pendidik dan orang-orang yang berkecimpung dalam bidang agama dan sosial,
anak-anak terutama yang berumur belasan tahun dan mulai remaja, banyak yang
sukar dikendalikan, nakal, keras kepala, berbuat keonaran, maksiat dan hal-hal
a. Kenakalan ringan
Misalnya keras kepala, tidak mau patuh kepada orang tua dan guru, lari (bolos)
dari sekolah, tidak mau belajar, sering berkelahi, suka mengeluarkan kata-kata
18
Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metoda Pendidikan Islam dalam Keluarga, di
Sekolah dan di Masyarakat, (Bandung: CV.Diponegoro, 1996), hlm. 41
19
Muhammad Mawangir, “Zakiah Daradjat Dan Pemikirannya Tentang Peran Pendidikan Islam
Dalam Kesehatan Mental,” Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, Dan Fenomena
Agama 16, no. 2 (2015): 53–65.
yang kurang sopan, cara berpakaian dan lagak-lagu yang tidak perduli dan
sebagainya.
c. Kenakalan seksual
menghadapi anak-anak yang tidak biasa dikendalikan baik oleh orang tua itu
sendiri, maupun oleh gurunya. Gangguan seksual pada remaja yaitu terhadap
Untuk menjaga keaslian peneliti dan agar tidak terjadi duplikasi penulis
melakukan penelitian yang relevan dengan tema yang diteliti. Dari penelusuran
yang peneliti lakukan ada beberapa penulis dengan tema yang relevan yakni:
MTs Pembangunan UIN Jakarta20 Yang relevan dari penelitian ini adalah
objek penelitian yang berbeda. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ulfa
20
Ulfa Fadila, Implementasi Pendidikan Agama Islam Berbasis Karakter Pada MTs Pembangunan
UIN Jakarta (Jakarta: UIN Jakarta, 2013).
Fadila subjek penelitiannya pada pembentukan karakter siswa. Persamaan pada
b. berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siti Istikomah dengan judul Peran
Guru Pendidikan Agama Islam dan Orang Tua Dalam Membina Akhlak
Barat Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini relevan dilihat dari objek
Siswa Di Smk Negeri 3 Metro Yang relevan dari penelitian ini adalah
akhlak tasawuf akan tetapi terdapat perbedaan pada metode penelitian karena
dengan sufime dan mistisisme. Istilah ini sudah pasti identik ada dalam
21
Siti Istiqomah, Guru Pendidikan Agama Islam dan Orang Tua Dalam Membina Akhlak Peserta
Didik Kelas V SDN 02 Trimulyo Gedung Surian Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran
2013/2014 (Metro: STAIN Jurai Siwo)
22
Violita Rahmawati, Implementasi Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan Akhlak Siswa
Di Smk Negeri 3 Metro (Jakarta:Iain Metro 2020).
banyak. Asal kata dari shaufan isim masdar yang artinya berbulu banyak. berbulu
banyak itu ciri khas dari orang shufi yang mencerminkan kesederhanaan,
kesucian jiwa, taat beribadah merupakan hakikat dari akhlak yang mulia.
Sedangkan arti tasawwuf menurut Syekh abdul Qodir Al-Jailani adalah system
yang mengatur hubungan hamba dan tuhannya dengan penuh keyakinan dalam
beribadah. Dan merupakan system yang mengatur hubugan antara seorang hamba
dan seluruh makhluk allah dengan muamalah yang baik dan akhlak mulia 23.
bahwa tasawwuf sudah melintas batas-batas yang tidak hanya berkaitan dengan
agama.
dan pandangan baru dalam proses implementasi pendidikan agama islam (pai)
sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib ada dalam struktur kurikulum dari
membentuk etika dan estetika manusia. Makna Pendidikan Agama Islam Dalam
23
Futuh al-ghaib dan gegrafi syekh abdul qodir al-jailani hal 164
24
Futuh al-ghaib dan gegrafi syekh abdul qodir al-jailani hal 166
terminologi islam bukan hanya pada konsep eskatologis saja tetapi merupakan
ketauhidan/keilahian.
yaitu: hubungan manusia dengan allah, manusia dengan manusia dan manusia
dengan alam.
Peneliti ini pada dasarnya akan mencoba menyoroti konsep akhak tasawuf
yang sangat dibutukan saat ini. Karena Syekh Abdu Qodir Al-Jailani dikenal
sebagai ulama yang zuhud terhadap urusan dunia, arif, bijaksana, teladan bagi
seluruh manusia, serta penghidup agama dan sunnah. Syekh Abdul Qodir Al-
Jailani mengusai ilmu-ilmu syareat, tarekat, ilmu bahasa serta sastra arab. Dan
juga beliau sangat ahli dalam ilmu tasawwuf pendongkrak perubahan akhlak dan
karakter kejalan sunnah nabi. Karya tulisan ilmiah beliau salah satunya adalah
peserta didik. Bukan hanya sekedar untuk pembersihan jiwa kepada sang kholik
Maka dari itu, sangat penting Ajaran akhlak Tasawwuf Syekh Abdul Qodir Al-
perubahan akhlak dan karakter bagi pendidik dan peserta didik berlandaskan pada
kesucian hati, jiwa, insan kamil dan memfungsikan diri sebagai khalifah fil- ard.