BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pendidikan Akhlak
anak, gogos artinya membimbing atau menuntun dan iek artinya ilmu.
didik.2
yang sesuai dengan gerak perkembangan fisik dan mentalnya. Atas dasar
3
Mashudi, “Implementasi Pemikiran Pendidikan Islam Integral Muhammad Natsir Di
Indonesia”, Jurnal Ilmiah Pendidikan (Studia Didkatika), Vol.10, No.2, Th.2016, Hlm.120.
4
Ismanita, “Artikel Sekolah Islam Terpadu Sebagai Penerapan Diri”, Https:
//Ismanita.Wordpress.Com/About/ Html.
28
memiliki unsur jasmani dan unsur rohani, fisik dan jiwa yang
merasa, bertindak, dan berbicara serta percaya kepada diri sendiri dengan
penuh rasa tanggung jawab dalam setiap tindakan dan perilaku kehidupan
sehari-hari.7
bentuk tunggalnya adalah khuluq yang berarti perangai atau kelakuan, budi
pekerti atau moral, kebiasaan atau tabiat.8 Secara linguistik kata akhlak
merupakan isim jamid atau isim ghairu mustaq. Kata akhlak adalah jamak
maupun Hadits. 9
5
Ibid.
6
Mashudi, op.cit., Hlm.119.
7
Ibid. Hlm.5.
8
Choiruddin Hadhiri, Akhlak dan Adab Islami, (Jakarta: PT BIP, 2015), Hlm.14.
9
Dr. Zubaidi, M.Pd. Akhlak dan Tasawuf, (Jogjakarta: Lingkar Media, 2015), Hlm.1.
29
adat kebiasaan, perangai, muru’ah, atau segala sesuatu yang sudah menjadi
sebagai berikut:
“akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari
padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak
memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”12
bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya
pertimbangan.13
10
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), Hlm.2.
11
Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, (Mesir: Darul Ihya Alkutubi Al Arabi, T, T),
Hlm.52.
12
Dr. Zubaidi, M.Pd., op.cit., Hlm.2.
13
Khoirul Anwar, op.cit., Hlm.8.
30
dahulu”.14
perbuatan itu lahir dengan mudah tanpa memikirkan untung dan rugi.
tanpa pamrih apa pun. Demikian juga orang yang berakhlak buruk,
Akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam
macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan
yang baik dan terpuji menurut pandangan syari’at dan akal pikiran, maka
14
Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005), Hlm. 4-5.
15
Abdul Majid, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), Hlm.10.
31
antara makhluk dan makhluk. Perkataan ini bersumber dari kalimat yang
Atas dasar itu, akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan
khuluq itu adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia
16
Muflihaini, “Thesis Implementasi Pendidikan Akhlak Dalam Membentuk Kepribadian
Muslim Siswa Di Madrasah Aliyah PP. Hidayatullah Tanjung Morawa”, (Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara Medan, 2017), Hlm.28.
17
Abdul Majid, op.cit., Hlm. 9-10.
18
Ibid.
32
perilaku negatif. Jika akhlak dari seseorang individu buruk, maka sangat
merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Akhlak yang baik dapat
penting sekali, sebab aspek ini akan menentukan sikap identitas diri
seseorang. Baik dan buruknya seseorang itu akan terlihat dari tingkah laku
kesempurnaan iman apabila dia memiliki budi pekerti atau akhlak yang
mulia. Oleh karena itu, masalah akhlak merupakan salah satu pokok ajaran
hal) yang penting mengenai penjabaran sikap dan tata laku yang baik dan
manusia melalui berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu dan
kehidupan sosialnya.22
akhlak ini, Kriteria benar dan salah untuk menilai perbuatan yang muncul
Islam.23
pekerti yang luhur dan bersusila; berarti cara tersebut sangat tepat untuk
22
Ibid.
23
Abdul Majid, op.cit., Hlm.10.
24
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005),
Hlm. 149.
34
berlaku.26
Al-Sunnah, maka yang menjadi dasar agama Islam adalah Al-Qur’an dan
25
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka,1994), Hlm. 187.
26
Daef Darussalam, Konsep Pendidikan Islam Terpadu Di Sdit Izzudin Palembang,
(Palembang: Fakultas Tarbiyah Uin Raden Fatah, 2016), Hlm.49.
27
Zuhairi, Dkk., Metodologi Pendidikan Agama, (Solo:Ramadhani, 1993), Hlm.153.
35
dimana saja. 28
melalui malaikat Jibril yang isi dan redaksinya dari Allah. Sedangkan al-
pusat ibadah manusia juga bersumber dari dua ajaran pokok tersebut.29
ِ ِ ِ ِإ ِ ِِ ِ َ ََوِإ ْذ ق
ٌ ال لُْق َٰم ُن لٱبْن =هۦ َو ُه َو يَعظُهُۥ يَٰبُىَنَّ اَل تُ ْش ِر ْك بٱللَّهۖ َّن ٱلش ِّْر َك لَظُْل ٌم َعظ
يم
ِ ِ ِ ٰ صينَا ٱِإْل
َٰ نس َن بِ َٰول َديْه مَحَلَْتهُ ُُّأمهُۥ َو ْهنًا َعلَ ٰى َو ْه ٍن َوف
صلُهۥُ ىِف
َ ْ َّ ) َو َو١٣(
ِ ك ِإىَلَّ ٱلْم ِِ ِ
)١٤( ُصري َ َ َْأن ٱ ْش ُك ْر ىِل َول َٰول َدي ِ َع َامنْي
28
Abdullah Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), Hlm.60.
29
Dr. Zubaidi, M.Pd., op.cit., Hlm.18.
36
memperbaiki kondisi umat yang pada saat itu dalam kejahiliyahan dan
fitrah yang terdapat dalam diri manusia dan aspek wahyu (agama),
pengamalan dan latihan, agar dapat membedakan mana yang baik dan
30
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Bandung: PT. Syamil Cipta
Hidayah, 2005), Hlm. 420.
31
Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Hadits,cet. 1 (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2005), Hlm. 275.
32
Ibid.
37
d. Latihan untuk melakukan yang baik serta mengajak orang lain untuk
yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau kelompok orang yang
manusia.34
Dalam ajaran Islam, akhlak tidak dapat dipisahkan dari iman. Iman
merupakan pangakuan hati, dan akhlak adalah pantulan iman tersebut pada
33
Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah,
(Jakarta:Ruhama, 1995), Hlm.11.
34
Muchtar, Dede Setiawan, Saiful Bahri, “Konsep Pendidikan Akhlak dan Dakwah dalam
Perspektif Dr. KH. Zakky Mubarak, MA”, Jurnal Studi Al-Qur’an; Vol.12 , No. 2 , Tahun.2016,
Hlm. 200.
38
lain, suka menolong, sayang kepada yang lemah dan menghargai orang
35
Ibid.
36
Zainuddin, A.Dan Muammad Jamhari, Al-Islam 2: Muamalah Dan Akhlak, (Bandung:
Pustaka Setia, 1999), Hlm.135-136.
39
berwatak luhur, atau budi pekerti mulia. Dari budi (jiwa/watak) lahirlah
berakhlakul karimah.
4. Macam-macam Akhlak
berbeda dengan yang lain, bahkan dalam penilaian tingkah laku inipun
masyarakat.
Pembagian akhlak dilihat dari segi asal muasalnya dapat dibagi dua
yaitu:
37
Nur Hamim, “Pendidikan Akhlak: Komparasi Konsep Pendidikan Ibnu Miskawaih Dan
Al-Ghazali”, Ulumuna Jurnal Studi Keislaman, Volume 18 Nomor 1 (Juni) 2014, Hlm.33.
38
Ibid.
40
dari segi bahasa yang berasal dari kata yang erat hubungannya dengan kata
Adalah akhlak yang sesuai dengan perintah Allah SWT dan Rasul-
39
Jalaluddin Abdurrahman As-Syuyuthi, Al-Jamius Shaghir, Bandung : Maktabah Dar
Ihya Kutub Al-Arobiyah, T.Th,Hlm.103
40
Widodo Supriyono, “Pendidikan Akhlak Di Lingkungan Keluarga”, Dalam Jurnal
Pendidikan Islami, Volume 9, No.2, (Semarang: Fak.Tarbiyah IAIN Walisongo, 2000), Hlm.152-
153.
41
3) Al-Afwu (pemaaf)
5) Al-Khairu (baik)
41
Moh. Ardani, Al-Qur’an Dan Sufisme Mangkunagaraiv (Study Surat-Surat Piwulang),
(Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1995), Hlm.273-274.S
42
menurut al-Ghazali terdapat empat sendi yang menjadi dasar dan induk
yaitu :
keadaan jiwa yang bisa menentukan hal-hal yang benar di antara yang
kekuatan amarah yang tunduk kepada akal pada waktu dikekang atau
dilahirkan.
berwujud sifat adil, yaitu kekuatan jiwa yang dapat menentukan amarah
mahmudah.
dan hindari dapat terwujud, karena adanya hawa nafsu yang tidak dapat
dikendalikan oleh seruan akal dan syara’ sehingga akan terlahir perbuatan-
sehingga seolah-olah apa yang diajarkan dalam Islam hanya akhlak saja,
Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan
hodos. Meta berarti ”melalui” dan hodos berarti “jalan” atau “cara”.
Dengan demikian metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui
untuk mencapai suatu tujuan. Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa
a. Metode Keteladan
aspek moral, spiritual, dan etika sosial anak. Mengingat pendidik adalah
seorang figur terbaik dalam pandangan anak, yaitu dalam hal sifat dan
perilakunya, maka disadari atau tidak, hal itu akan ditiru oleh anak-
selalu tertanam dalam kepribadian anak.46 Oleh karena itu salah satu
45
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), Hlm.
144
46
Abdullah Nasih Ulwan, Ensiklopedia Pendidikan Akhlak Mulia: Panduang Mendidik
Anak Menurut Metode Islam, Jilid 7, (Jakarta: PT Lentera Abadi, 2012), Hlm. 30.
46
berprinsip “ing ngarso sung tulodo ing madyo mangun karso” (di depan
b. Metode Kisah-kisah
c. Metode Nasihat
prinsip-prinsip Islam. Oleh sebab itu, tidak heran kalau kita mengetahui
d. Metode Perhatian
mental dan sosial anak, selalu bertanya tentang kondisi fisik dan
adanya usaha seperti itu, akan terbentuk pribadi muslim yang hakiki,
49
Abdullah Nasih Ulwan, op.cit., (Jakarta: PT Lentera Abadi, 2012), Hlm.83.
50
Abdullah Nasih Ulwan, Ensiklopedia Pendidikan Akhlak Mulia: Panduan Mendidik
Anak Menurut Metode Islam, Jilid 8, (Jakarta: PT Lentera Abadi, 2012), Hlm. 27.
48
Syariat Islam yang lurus, adil, dan prinsip dasarnya yang universal
metode kuliah, metode pidato atau khutbah. Metode ini adalah metode
51
H.A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), Cet. Ke-4, Hlm. 96.
52
Abdullah Nasih Ulwan, Jilid 8, op.cit., Hlm. 46.
49
h. Metode Diskusi
SWT dalam hal ini, agar kita mengajak ke jalan yang benar dengan
cara-cara yang baik. Cara yang baik ini perlu dirumuskan lebih lanjut,
53
Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), Hlm. 136.
54
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, op,cit., Hlm. 159.
50
sebagai berikut:55
samping anggota badan yang kokoh dan sempurna, Allah yang telah
kepada Allah.
55
Lathifatul Izzah Dan M. Hanip, “Implementasi Pendidikan Akhlak Dalam Pembentukan
Akhlak Keseharian Santri Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri Jawa Tengah”,, Jurnal
Literasi, Volume IX, No. 1 2018, Hlm. 67-68.
51
sesama manusia. Petunjuk mengenai hal ini bukan hanya dalam bentuk
badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga
di belakangnya, tidak peduli aib itu benar atau salah, walaupun sambil
atau memetik bunga sebelum mekar. Hal itu berarti tidak memberi
yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi.
sendiri.
52
B. Karakter Siswa
yang berkarakter pula, dengan begitu, fitrah setiap anak yang dilahirkan
suci bisa berkembang optimal. Untuk itu, ada tiga pihak yang mempunyai
terintegrasi:
a) Anak mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus
kebajikan.
d) Tanggung jawab
e) Kedisiplinan
f) Kemandirian
g) Kejujuran
53
i) Kasih sayang
k) Percaya diri
l) Kreatif
p) Toleransi
a. Faktor Intern
antaranya adalah:
3) Kehendak/Kemauan (Iradah)
56
Sofan Amri, Dkk, Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran, (Jakarta:
Prestasi Pustakaraya, 2011), Hlm.103.
54
5) Keturunan
b. Faktor Ekstern
adalah:
1) Pendidikan
2) Lingkungan57
pelajaran.
57
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2012), Hlm.19-22.
55
mendidik.
pembangunan karakter.
58
Sofan Amri, dkk, op. cit., Hlm. 43-44.