BABI
PENDAHULUAN
Allah. Berawal dari konsep tentang kejadian manusia yang dimuliakan dari
sejarah awal dari kejadian sebagai makhluk Allah SWT yang mempunyai
potensi akal dan ilmu, disamping untuk menjalankan misi untuk menghadap
sebagai khalifah Allah di bumi. Supaya dapat mejalankan amanat dan tanggung
Artinya
sebaik-baiknya .
Agama Islam Menuntut manusia menjadi hamba yang baik agar dapat
Islam membangun sebuah sistem perilaku yang dijadikan modal dasar seorang
atau bukan sekedar urusan ujian, penetapan kriteria kelulusan, serta percetakan
ijazah semata.
dan hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup
dan kehidupan secara benar. Karena itulah fokus pendidikan diarahkan pada
pematangan kualitas logika, hati, dan akhlak. Oleh karena itu, pendidikan tidak
nuraninya.
harus mampu menyatukan sikap, pemikiran, prilaku, hati, nurani dan keimanan
Pendidikan membantu manusia dalam memahami mana yang benar dan mana
yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang halal dan mana
hakikat dan tujuan hidup dengan benar. Hampir setiap orang pernah mengalami
pendidikan, tetapi setiap orang mengerti makna kata pendidikan, pendidik dan
mendidik.
pendidikan adalah ilmu atau teori yang sistematis tentang pendidikan yang
yang mandiri, bertanggung jawab dan kreatif, berilmu, sehat, dan berakhlak
(berkarakter mulia).
mulia.9
berkembang. Artinya dalam proses perkembangan individu dan apa yang akan
Artinya
138. (Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan
1
M. Sukardjo. Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. (Jakarta,PT. Raja Grafindo
Persada, 2010). h
4
139. janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih
hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu
sangat jelas, yaitu lima ayat pertama Al-Qur’an (Qs. Al-Alaq) yang berisi
perintah membaca.2
Orang-orang yang berkarakter kuat dan baik secara individual dan sosial ialah
Lingkungan yang buruk akan membentuk manusia yang buruk, dan lingkungan
Pada era yang semakin global ini tuntutan sumberdaya manusia yang
berkualitas dan berwawasan luas tidak hanya dalam bidang ilmu pengetahuan
2
As’aril Muhajir, Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual (Yogyakarta: Ar- Ruzz Media,
2017), 24.
3
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter (Jakarta: Kencana Media Group, 2015
5
umum saja, namun juga harus didasari dengan karakter yang mulia, sehingga
Krisis yang melanda Indonesia dewasa ini bukan hanya berdimensi material,
akan tetapi juga telah memasuki kawasan moral dan agama hal ini dipicu oleh
Apabila kita kita mengamati kenyataan hidup umat Islam pada masa kini
Islam yang selalu aktif menunaikan ibadah sahalat, puasa, zakat bahkan
menuaniakan ibadah haji, tapi dalam kehidupan mereka masih suka berbuat
hal-hal yang kurang baik atau bahkan hal-hal yang dilarang oleh agama.
Mereka suka memeras orang lain untuk mencapai tujuan yang mereka
dalam kehidupan lainnya. Contoh lainnya dalam bidang politik, budaya, seni,
yang telah digariskan oleh ajaran agama Islam. Tidak hanya itu saja masih
generasi muda yang rusak/hancur. Hal ini ditandai dengan maraknya seks
4
Dharma kusuma, et. all., Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah
(Bandung: Remaja Rosdkarya, 2017), 2-4.
6
negatif pada anak-anak yang masih berada dalam proses pembinaan moral
penerus yang akan menggantikan dan memegang tongkat estafet generasi tua.
Supaya mereka menjadi generasi yang bermoral religius, maka mereka harus
dibina, dibimbing, dan dilatih dengan baik dan benar melalui proses
Nabi Muhammad SAW merupakan wujud esensial dari aplikasi karakter yang
Secara asumtif, bahwa keteladanan yang ada pada diri Nabi menjadi
acuan bagi para sahabat, tabi’in, dan umatnya. Namun, sampai abad 15 sejak
dilihat dari ajarannya. Padahal belum tentu Islam mengajarkan yang sama
Islam mengjarkan akhlak kepada guru, ulama, dan pemimpin. Lalu bagaimana
bernegara.
mengingatkan kita yang mengakui diri sebagai muslim dan memiliki akal
untuk berpikir sejak abad 15 silam, yaitu Qs. Al- Baqarah ayat 44:
44. mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan
diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu
berpikir?
Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan karakter bukan hal yang baru
dalam sistem pendidikan Islam sebab roh atau inti pendidikan Islam adalah
yang disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah Islam dalam arti yang
utuh, yaitu keutuhan dalam iman, amal soleh, dan karakter yang mulia.
Islam yang dimulai dari tanggung jawab terhadap dirinya lalu keluarganya.
8
Ketika disadari bahwa tidak semua umat Islam sanggup mengemban tanggung
Dahlan, rusaknya karakter pada tatanan sosial masyarakat pada masa itu karena
tidak sejalan dengan tujuan pendidikan karakter itu sendiri, karenanya pada
masa itu yang bisa mendapatkan pendidikan sekolah yang mempelajari ilmu
pernikahan dan ada juga karena kepentingan hal itu masyarakatnya rela untuk
pindah agama demi kejayaan kehidupannya, karena pada masa itu Yogyakarta
Hal ini karena demi kepolitikan dan bertahan hidup pada saat
kepemimpinan Hindia Belanda yang berkuasa pada saat itu sehingga dengan
segala cara dilakukan demi tercapainya sebuah tujuan yaitu sebagai jaminan
kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Masyarakat di Kauman pada masa
dan kejumudan yang disebabkan oleh adat istiadat dan keyakinan keagamaan
yang tidak masuk akal bahkan telah menjerumuskan pada perilaku syirik.
Dan masih banyak masyarkat di Kauman pada saat itu belum memahami
betul tentang ajaran agama dengan baik dan benar, ibadahnya hanya
pemahaman yang mendalam terhadap arah dan tujuan terhadap agama Islam,
masyarakat yang bukan kraton lebih memilih hidup biasa saja tanpa
memperdulikan pendidikan anaknya, karena dari segi biaya yang tidak ada
hal ini karena perekonomian orang tuanya sedikit menengah dari masyarakat
yang kraton. Untuk masyarakat yang tidak memiliki harta dan kehidupan yang
Pengaruh Kolonia Hindi Belanda semakin merabah kuat pada sistem urusan
Mahkama Islam Tinggi pun bukan lagi dari orang-orang yang ahli dalam ilmu
hukum Islam. Dari beberapa penjelasan di atas peneliti mencoba mencari tahu
10
dari nilai pendidikan karakter Diknas yaitu nilai pendidikan toleransi, dan nilai
mendalam soal memperlajari agama Islam yang baik, yang sesuai dengan Al-
merasa tergugah untuk meneliti lebih lanjut tentang pendidikan karakter. Dari
B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang diharapkan dan tepat
pada sasarannya, maka penulis membatasi masalah yang diteliti adalah nilai
C. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah yang didapat yaitu karenanya pada masa itu
kepentingan politik, karena pada masa itu Yogyakarta terjajah oleh bangsa
Belanda.
11
D. Rumusan Masalah
nilai pendidikan karakter toleransi dan nilai pendidikan karakter peduli sosial?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai pendidikan karakter
toleransi, dan nilai pendidikan karakter peduli sosial dari KH.Ahmad Dahlan.
F. Manfaat penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pendidikan Karakter
seorang peserta didik untuk lebih maju. Menurut para ahli, ada
dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah
berkembang secara fisik dan mental, yang bebas serta sadar kepada
pikiran dan perbuatannya, dan berarti pula tabi‟at, dan budi pekerti.1
min ghair fikrin wa laa ruwiyatin. Artinya, sifat atau keadaan yang
pertimbangan lagi.2
merupakan suatu proses timbal balik dari tiap pribadi manusia dalam
6
Retno Listyarti. Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif.
(Erlangga, 2012). h. 2
13
(doing the good). Inilah tiga pilar karakter yang diharapkan menjadi
7
Rumlam Ahmadi. Pengantar Pendidikan Asas & Filsafata Pendidikan. (Yogykarta,
AR-RUSS MEDIA, 2016). h. 37
14
karakteristik atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari
Ali bin Abi Thalib R.A mengingatkan kepada kedua orang tua dan
diajari dengan ilmu supaya mereka bisa hidup di zamannya yang berbeda
8
Doni Koesoema, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global
(Jakarta: Grasindo, 2018), 80.
15
hidupnya.
adalah keadaan asli yang ada di dalam diri individu. Sebagaimana yang
karakter yang berlawanan yaitu karakter baik dan buruk. Karakter adalah
baik adalah motivasi batin untuk melakukan apa yang benar, sesuai
dengan standar perilaku yang tinggi dalam setiap situasi. Karakter itu
sekitarnya.
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini bahwa Allah menjuluki jiwa itu
9
Dedy Mulyasana. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. (Bandung, PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2011). h. 7
16
yang hatinya disucikan oleh Allah dan sungguh merugilah orang yang
sehari-hari”.
mana yang salah kepada peserta didik, akan tetapi juga menanamkan
segala potensinya, baik jasmani (kesehatan fisik) dan rohani (pikir, rasa,
b. Pengertian Karakter
sebagai berikut:
karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau
merespon sesuatu.
lagi. 10
kesimpulan bahwa karakter adalah keadaan asli yang ada dalam diri
dalam penggunaanya.
peserta didik. Guru membantu watak peserta didik. Hal ini mencakup
terkait lainya. 11
ini karena ketiga istilah ini memang memiliki kesamaan yakni sesuatu
10
Heri Gunawan. Pendidiklan Karakter Konsep dan Implementasi. (Bandung,
Alfabeta, 2017). h. 3
11
Heri Gunawan. Pendidikan karakter konsep dan Implementasi. (Bandung, Alfabeta,
2012). h. 23-24
20
asli yang ada dalam diri individu seseorang yang cenderung menetap
terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik,
jujur bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan
sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mengenal Tuhan sebagai pencipta dan
diri sendiri, orang tua, orang yang lebih tua, orang yang lebih muda dan
sebagainya.
12
Zuchdi Darmiyati, Pendidikan Karakter: Green Design dan Nilai-Nilai Target
(Yogyakarta: UNY Press, 2009), 36.
22
besama.13
turun atau menipis, oleh karena itu sebuah keharusan internalisasi baik
13
Kuntor Adi, Model Pendidikan Karakter di Universitas Samata Dharma Yogyakarta
(Yogyakarta: Sanata Dharma Press, 2010), 5.
23
laku yang baik, berfikir positif kepada orang lain, memiliki rasa empati,
macam pendapat. Semua sifat seperti ini akan membantu peserta didik
pribadi. Ini dapat dilihat dari penilaian atas keputusan pribadi tanpa
tuhanya,15
seseorang dan akibat yang akan didapatkannya pun semakin besar jika
sejak usia dini. Pengertian pendidikan karakter ini merupakan salah satu
alat yang paling penting dan harus dimiliki oleh setiap orang. Sehingga
15
Zubaedi. Desain pendidikan karakter. (Jakarta, Kencana Prenada Media Group. Jl.
Tambara no. 23 Rawamangun, 2011). h. 17-18
25
Menurut Ratna Megawangi seperti yang dikutip oleh Abdul Majid dan
Dian Andayani, Pembedaan ini karena moral dan karakter adalah dua
16
Sri Haryati. Pendidikan Karakter Dalam Kurikulum 2013. (Jurnal Schooler, 2013).
h.7-8
17
Sri Haryati. Pendidikan Karakter Dalam Kurikulum 2013,..., h. 33
26
warga negara.18
18
Sri Haryati. Pendidikan Karakter Dalam Kurikulum 2013,..., h.36
19
Sri Haryati. Pendidikan Karakter Dalam Kurikulum 2013,..., h.39
27
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
bertanggung jawab.” 20
bangsa yang dibuat oleh Diknas. Mulai tahun ajaran 2011, seluruh
kalbu/ nurani/ afektif siswa sebagai manusia dan warga negara yang
kekuatan. 21
adalah identik satu sama lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai
fondasi untuk masyarakat yang adil, penuh belas kasih dan maju.
A. Penelitian Relevan
pikiran, keyakinan dan intelektual serta kebahagian dunia dan akhirat, dan
kemasyarakatan.23
agar sesuai dengan Al-Quran dan As-sunah. Sedangkan yang akan penulis
Terintegrasi Dalam Perkuliahan Ilmu Pendidikan. (Jurnal Pendidkan Karakter, 2014). h. 215
23
Aisyah Kresnaningtyas. Konsep Pendidikan Karakter Perspektid K. H. Ahmad
Dahlan.( IAIN SALATIGA, 2016)
30
K.H.Ahmad Dahlan adalah cinta kasih. Menurutnya hati yang suci dan
haruslah menjadikan pribadi yang takut akan sang penciptanya yaitu Allah
SWT, dan juga menjadikan pribadi yang mempunyai hati yang suci serta
Pembaruan pendidikan Islam yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan dan KH.
yang murni. Pola ini sesuai dengan teori pembaruan pendidikan Islam
kesejahteraan serta kekuatan bagi umat manusia. Dalam hal ini Islam telah
25
Zetty Azizahtun Nim‟Ah. “Pendidikan Islam Perspetif KH. Ahamd Dahlan dan KH.
Hasym Asy‟ari. Studi Komparasi Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia”(.Jurnal
Didiaktika Religia. Volume 2 No. 1 tahun 2014)
32
pembaruan yang berorientasi pada sumber Islam yang murni, yaitu Al-
Qur‟an dan Assunah. Sedangkan yang akan penulis teliti adalah nilai
didik yang memiliki sikap akhlak yang kurang baik, secara teori dia
26
M. Ikhya’ul Ulum. “Pendidikan Karakter (Studi Komparasi Pemikiran KH Hasyim
Asyari dan Kh Ahmad Dahlan) Implementasinya dalam Pendidikan di Era Global.” Skripsi 2021.
33
yang diajarkan kepada mereka. Sedangkan yang akan penulis teliti adalah
sosial.
5. Ninik Mutiah, Tesis, Konsep Pendidikan Akhlak Kh. Ahmad Dahlan Dan
sumber data yang dianalisis. Sumber data dari penelitian ini adalah berupa
sumber primer dan sumber data sekunder berupa buku-buku serta karya
tulis lain yang ada keterkaitan baik secara langsung maupun tidak
menurut KH. Ahmad Dahlan adalah benar dan salah, baik dan buruk
Al-Qur’an dan Hadist, hal itu sah dan sakral. Saran dari penelitian ini
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dokumen).
35
hal ini sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang sejarah
pembelajaran.
berikut:
primer penelitian ini, yaitu: Sumber utama Karya Imron Mustofa, Hery
Dahlan,
Pendiri Muhammadiyah”
hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
masalah.
Yang digunakan ada dua tahap dalam dalam teknik analisis data
ditunjukkan untuk lebih menangkap inti dari fokus penelitian yang akan
setelah data terkumpul yang berupa data mentah yang harus ditentukan
hubungan satu sama lain. Data yang terkumpul belum tentu seluruhnya
Miles dan Huberman dalam buku Emizer, berpendapat ada tiga kegiatan
penelitian tersebut.
penelitian terhadap data yang didapatkan dengan kata lain adalah hasil
rekam jejak dari data yang telah ditelusuri dilapangan. Keempat, Kepastian
fenomena yang sudah terjadi dilapangan baik secara teoritis atau aplikatif,
28
Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. ( Jakarta, PT. RAJA GRAFIN
PERSADA, 2010). h: 129-134.
39
jika hal tersebut terbukti, maka hasil penelitian bisa dikatakan absah. 29
DAFTAR PUSTAKA
29
Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data,....., h. 286
40
Zubaedi. 2011. Desain pendidikan karakter. Kencana Prenada Media Group. Jl.
Tambara no.23 Rawamangun- Jakarta.
Zetty Azizahtun Nim‟Ah.2014. Pendidikan Islam Perspetif KH. Ahamd Dahlan
dan KH. Hasym Asy‟ari. Studi Komparasi Pembaharuan Pendidikan
Islam di Indonesia. Jurnal Didiak tika Religia. Volume 2 No. 1