Abstrak
Dalam pandangan Islam, manusia adalah hamba Allah dan penguasa bumi. Manusia juga
memiliki banyak kemampuan bawaan sebagai bentuk sifat batin. Potensi bawaan inilah yang
harus diwujudkan oleh pendidikan Islam agar dapat berkembang dalam dunia pendidikan.
Etika diidentikkan dengan moralitas (moralitas). Namun, etika dan moral memiliki arti yang
berbeda, meskipun merujuk pada tindakan manusia yang baik dan buruk. Sebaliknya,
moralitas berarti memahami "nilai benar dan salah dari setiap tindakan manusia", dan etika
berarti memahami "studi tentang benar dan salah". Oleh karena itu dapat diartikan bahwa
etika adalah bagian dari teori kebaikan dan kejahatan, dan moralitas adalah bagian dari
praktik. Etika seorang pendidik harus menjadi pedoman bagi anak didiknya, karena
pembentukan karakter anak didik sejak awal ditentukan oleh keteladanan guru, di antara
banyak faktor lain yang berkontribusi terhadap perkembangan anak didik. Pendidikan
multikultural menunjukkan bahwa keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, komunitas,
gender, intelektual dan usia dapat digunakan untuk menciptakan pluralisme inklusif melalui
strategi yang tepat dan pendekatan pendidikan yang efektif. Islam mewajibkan umatnya
untuk mencari ilmu bagi laki-laki dan perempuan sejak lahir hingga meninggal. Islam
memberikan motivasi yang kuat kepada umatnya untuk mencari ilmu berupa keutamaan
(derajat tinggi), pahala yang besar dan kesenangan lainnya. Memang, dalam Islam, derajat
ilmuwan (ulama) lebih penting daripada pejabat, orang kaya dan beriman.
Abstract
In the view of Islam, humans are servants of Allah and rulers of the earth. Humans also have
many innate abilities as a form of inner nature. This innate potential must be realized by
Islamic education so that it can develop in the world of education. Ethics is identified with
morality (morality). However, ethics and morals have different meanings, although they refer
to good and bad human actions. On the other hand, morality means understanding "the right
and wrong value of every human action", and ethics means understanding "the study of right
and wrong". Therefore it can be interpreted that ethics is part of the theory of good and evil,
and morality is part of practice. The ethics of an educator must be a guide for his students,
because the formation of the character of students from the start is determined by the
example of the teacher, among many other factors that contribute to the development of
students. Multicultural education shows that ethnic, cultural, language, religious,
community, gender, intellectual and age diversity can be used to create inclusive pluralism
through appropriate strategies and effective educational approaches. Islam obliges its
people to seek knowledge for men and women from birth to death. Islam provides a strong
motivation for its people to seek knowledge in the form of virtue (high degree), great rewards
and other pleasures. Indeed, in Islam, the degree of scientists (ulama) is more important than
officials, the rich and the believers.
Keywords: Human, Ethics, Culture, Lifelong Education
PENDAHULUAN
Dunia pendidikan tidak lepas dari peran pendidik. Pendidik adalah orang pertama
yang ditemui setiap orang, yaitu orang tua mereka, dan kemudian guru pendidikan formal.
Dalam masyarakat, tokoh masyarakat juga dapat berperan sebagai pendidik masyarakat.
Dalam pengertian yang luas ini, siapa saja yang bekerja dalam bentuk transfer ilmu dan
asimilasi nilai kepada peserta didik dapat disebut sebagai pendidik.
Guru dan murid adalah unsur manusia dalam sistem pendidikan. Kedudukan kedua
unsur ini sangat dominan dalam sistem pendidikan dan tempat terjadinya segala
permasalahan dalam pendidikan. Ketika banyak orang bertanya tentang dunia pendidikan,
seharusnya seorang pendidik menjadi agenda diskusi, terutama jika menyangkut masalah
pendidikan formal di sekolah. Dalam proses pembelajaran, pendidik merupakan unsur
manusia yang menempati posisi penting dan memegang peranan penting, karena pendidik
tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga berperan dalam upaya pembentukan
watak, budi pekerti dan pengembangan sumber daya. dimiliki oleh siswa. Guru berperan atau
berfungsi tidak hanya sebagai guru yang hanya dapat mentransfer pengetahuan (transfer
knowledge) dan keterampilan (guide skill), tetapi juga sebagai fasilitator nilai (inculcation of
values), yaitu nilai-nilai untuk membentuk watak atau perilaku anak. siswa. Rasulullah
Muhammad SAW. Beliau adalah sosok yang paling sukses dalam mendidik masyarakat. Dia
tidak hanya berhasil mengubah orang dari bodoh menjadi tahu, tetapi dia bahkan memimpin
orang-orang dari Abad Kegelapan menuju peradaban yang cemerlang. Rasul membenarkan
setiap gerakan dengan cinta.
Faktor terpenting bagi seorang pendidik adalah etika mereka. Ini memutuskan apakah
dia akan menjadi guru dan pelatih yang baik bagi murid-muridnya, atau mungkin perusak
atau penghancur masa depan murid-muridnya, terutama bagi murid-murid yang masih muda
(tingkat sekolah dasar) dan mereka yang memiliki masalah kesehatan mental. Kecemasan
(tingkat sekolah menengah).
Pendidikan sepanjang hayat. Islam telah mewajibkan kepada umatnya, baik laki-laki
maupun perempuan, untuk menuntut ilmu pengetahuan, sejak lahir sampai meninggal dunia.
Bahkan, Islam menganjurkan kepada umatnya agar menuntut ilmu pengetahuan sampai ke
negeri Cina. Kewajiban menuntut ilmu pengetahuan tersebut dibarengi dengan pemberian
motivasi yang kuat. Motivasi tersebut berupa janji Allah bahwa mereka yang menguasai
suatu ilmu pengetahuan akan mendapatkan status sosial yang tinggi, pahala yang besar, dan
kemudahan-kemudahan lainnya. Dalam pandangan Islam seorang ilmuwan (ulama) lebih
utama daripada pejabat, hartawan, dan ahli ibadah. Aktivitas belajar dipandang lebih utama
daripada aktivitas ibadah. Bahkan, pembelajar (peserta didik) dijanjikan akan memperoleh
jalan kemudahan dalam mencapai cita-citanya.
METODE PENELITIAN
Peneliti menggunakan dua jenis penelitian yaitu studi kepustakaan (library
research) dan penelitian lapangan (field research). Studi kepustakaan (library research)
adalah jenis penelitian yang memanfaatkan sumber data dari kepustakaan sebagai
data penelitiannya. Adapaun pelaksanaannya yaitu dengan cara membaca, mencatat,
dan mengolah bahan penelitian. Sehingga pengumpulan data penelitian ini didapat
dengan cara mencari, mencatat dan menelaah literatur yang ada kaitannya dengan
permasalahan.
Jenis penelitian lapangan (field research) yaitu: “suatu penelitian yang dilakukan secara
sistematis dengan mengangkat data yang ada dilapangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
أن النبي صلى هللا عليه وسلم قال بلِّغوا:عن عبدهللا بن عمرو بن العاص رضي هللا عنهما
ي متع ِّمدًا فليتب َّوْأ مقعدَه من
َّ و َمن كذب عل، وحدِّثوا عن بني إسرائيل وال ح َرج،عني ولو آية
رواه البخاري. النار
Dari Abdillah ibn Amr ibn Ash RA, “Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat. Berkisahlah tentang Bani Israel dan tidak apa-
apa. Barangsiapa berdusta atas namaku, maka bersiaplah mendapatkan kursinya dari api
neraka.” (HR Bukhari).
Secara umum hadits tersebut menunjukkan bahwa ada 3 hal yang harus dipatuhi oleh
guru dalam proses pembelajaran, terutama saat menjelaskan/menyajikan materi: Diijinkan
untuk mentransfer informasi atau pengetahuan, meskipun tidak banyak, tetapi tetap
berdasarkan pada hal-hal tertentu. sumber. Ambil rekomendasi tepat waktu dari Bani Israel
dan selalu berikan materi dengan jujur.
Al-Ghozali berpendapat bahwa pendidik yang dapat dipercaya mengemban tugas
mengajar adalah pendidik yang tidak hanya cakap, cerdas, dan sempurna rohaninya, tetapi
juga pendidik yang berbudi pekerti dan kuat jasmani. Dengan akal yang sempurna, ia dapat
memiliki berbagai ilmu yang mendalam, dan dengan akhlak yang baik, ia dapat menjadi
etzah atau panutan bagi murid-muridnya (murid), dan dengan kekuatan fisik, ia dapat
melakukan tugas mengajar, mengajar dan membimbing siswanya
Oleh karena itu, pendidik harus mengetahui dan mengamalkan etika. Sebab, pada
hakekatnya, guru adalah pembimbing bagi dirinya sendiri dan bagi siswa yang diajarnya. Hal
ini sebagaimana hadist Rasulullah SAW:
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َ َ ق،ِ ع َْن َع ْب ِد هَّللا:
َ ال النَّبِ ُّي
،ٌاع َعلَى َأ ْهلِ ِه َوهُ َو َم ْسُئول ٍ َوال َّر ُج ُل َر،ٌاع َوهُ َو َم ْسُئول ٍ فَاإل َما ُم َر.ٌاع َو ُكلُّ ُك ْم َم ْسُئول ٍ ُكلُّ ُك ْم َر
َ َأال.ٌاع َعلَى َما ِل َسيِّ ِد ِه َوهُ َو َم ْسُئولٍ َو ْال َع ْب ُد َر،ٌت زَ وْ ِجهَا َو ِه َي َم ْسُئولَة ِ َو ْال َمرْ َأةُ َرا ِعيَةٌ َعلَى بَ ْي
اع َو ُكلُّ ُك ْم َم ْسُئو ٌل
ٍ فَ ُكلُّ ُك ْم َر
“ Dari Abdillah Ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: setiap kamu adalah
pemimpin dan kamu dimintai pertanggungjawaban oleh Allah dalam pimpinan kamu.
Seorang suami adalah pemimpin di dalam keluarganya, dan akan dimintai pertanggung
jawaban dalam pimpinannya. Seorang istri adalah pimpinan dalam rumah tangga suaminya
dan akan dimintai pertanggung jawaban dalam pimpinannya itu”.(HR. Bukhori dan Muslim
dari Abdullah bin Umar).
Oleh karena itu, pendidik harus mengetahui dan menerapkan etika. Karena guru pada
hakekatnya adalah pembimbing bagi dirinya sendiri dan bagi siswa yang diajarnya. Al-
Ghazali dan Ibnu Miskawaih berpendapat bahwa akhlak pertama seorang guru adalah cinta
yang tulus kepada muridnya dan cinta kepada anaknya sendiri. Dari sini diketahui bahwa
akhlak dan sifat yang harus dimiliki seorang pendidik adalah keterikatan seorang pendidik,
sama halnya dengan keterikatan orang tua kepada anaknya. Seperti yang dikatakan Nabi guru
kepada teman-temannya.
HASIL PENELITIAN
Menurut Ibu Harlina, S.Ag salah satu guru Agama di MAN WAJO beliau mengatakan
dalam pembentukan etika siswa adalah etika beliau sendiri sebagai seorang pendidik
bagaimana supaya beliau dapat menjadi contoh untuk murid-muridnya. Menurut beliau hal
yang pertama yang diperhatikan adalah dari segi penampilan, beliau mengajarkan kepada
murid-muridnya bagaimana berpenampilan sebagai seorang penuntut ilmu yang memiliki
nilai etika, mulai dari penampilan rambut hingga aturan-aturan seragam. Beliau juga tidak
berhenti mengajarkan akhlak yang baik kepada muridnya dan beliau juga setiap kali
memberikan pencerahan kepada muridnya bahwa dahulukan adab dibanding ilmu, jika adab
sudah baik pasti yang lain akan mengikuti, tidak ada gunanya ilmu kita tinggi tetapi kita tidak
beradab, beliau juga sering menyampaikan kepada siswanya untuk selalu sopan kepada
semua guru. Beliau mengatakan sangat penting mengajarkan etika di era sekarang karena ada
perbedaan anak-anak sekarang dibandingkan dengan anak-anak dahulu, di era sekarang anak-
anak lebih transparan dalam mengutarakan sebuah hal.
PENUTUP
Etika pendidik dan peserta didik merupakan suatu rancangan pendapat mengenai
kebiasaan (tingkah laku) pendidik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar serta
penerapannya di masyarakat. Menurut Al Ghozali dan Ibnu Miskawaih, etika pendidik dan
peserta didik menekankan pencapaian kepuasan spiritual sebagai tugas dan kewajiban dan
bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, menanamkan hal-hal yang baik,
memperhatikan tingkat semangat peserta didik dan untuk latihan sebelum mengajak teman-
teman. Seorang peserta didik hendaknya memiliki jiwa yang bersih, menjauhi akhlak yang
buruk dan sifat-sifat madzmumah (tercela) lainnya.
Indonesia merupakan negara multikultural yang terdiri dari berbagai suku, bahasa dan
agama. Di satu sisi, keragaman tersebut merupakan keunggulan dan kekayaan bangsa yang
harus dilindungi. Namun di sisi lain, keragaman tersebut dapat menjadi potensi konflik dalam
masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman terhadap semboyan bangsa “Bhineka Tunggal Ika”
harus ditanamkan pada generasi muda sejak kecil guna menjaga persatuan di tengah-tengah
bangsa yang majemuk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjawab permasalahan
tersebut adalah dengan mengimplementasikan konsep pendidikan multikultural dalam
pendidikan di Indonesia. Pendidikan multikultural sekaligus akan melatih dan membangun
karakter peserta didik agar dapat bertindak secara demokratis, manusiawi, dan pluralistik di
lingkungannya. Artinya selain harapan agar siswa dapat dengan mudah memahami,
menguasai dan memiliki kompetensi yang baik pada mata pelajaran yang diajarkan oleh guru,
siswa juga diharapkan selalu bersikap dan menerapkan nilai-nilai demokrasi, humanisme dan
pluralisme di sekolah maupun di luar sekolah.
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah sistem
konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan
belajar-mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan
sepanjang hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan
masyarakat yang baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan
sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam
dunia transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, M. B. (2021). Etika Pendidik Dan Peserta Didik Dalam Perspektif Al Ghozali Dan Ibn
Miskawaih. Attaqwa: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, 17(02), 152-163.
Lonto, A. L. (2015). Pengembangan model pendidikan karakter berbasis nilai sosio-kultural
pada siswa SMA di Minahasa. Mimbar: Jurnal Sosial Dan Pembangunan, 31(2), 319-
327.
Wahyuddin, W. (2017). Pendidikan sepanjang hayat menurut perspektif Islam. Saintifika
Islamica, 3(02), 191-208.