Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

Aliyah Awaliyah Hidayati, Handayani, Jumriah

Pendahuluan
Pada hakikatnya mausia tumbuh dan berkembang. Ingin selalu

memperbaharui kualitas dirinya dalam artian ingin mengembangkan potensi dalam

eksistensi dirinya, kebutuhan pengakuan eksistensi diri pada orang lain. dalam hal ini

manusia secara tidak langsung dituntut untuk belajar, dalam proses belajarlah

manusia mendapatkan pengetahuan.

Pendidikan merupakan suatu proses berkelanjutan yang mengandung unsur-

unsur pengajaran, latihan, bimbingan dan pimpinan dengan tumpuan khas kepada

pemindahan berbagai ilmu, nilai agama dan budaya serta kemahiran yang berguna

untuk diaplikasikan oleh individu (pengajar atau pendidik) kepada individu yang

memerlukan pendidikan itu.1

Makna pendidikan secara sederhana diartikan sebagai usaha manusia untuk

membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

karena pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia untuk melestarikan

hidupnya. Tanpa belajar manusia akan mengalami kesulitan dalam memenuhi


tuntutan hidupnya yang selalu berubah seperti diera global saat ini.

Implementasi Pendidikan seumur hidup dilaksanakan di dalam lingkungan

rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena, Pendidikan merupakan tanggung

jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Pembahasan

1
(Azis, 2013)
1. Konsep Pendidikan Seumur Hidup Dalam Islam
Dalam konsep pendidikan seumur hidup, pendidikan merupakan proses yang

berlangsung terus menerus sejak manusia lahir sampai meniggal dunia. Konsep ini

mengharapkan agar manusia selain berkembang seumur hidupnya, di sisi lain juga

mengharapkan agar masyarakat dan pemerintah dapat menciptakan situasi yang

merangsang aktivitas belajar. Demikian pendidikan juga merupakan segi peningkatan

terus menerus yang bertujuan, dipertimbangkan secara matang serta dilengkapi secara

baik. 2

Islam mengajarkan menuntut ilmu itu berlangsung seumur hidup dan tidak ada

batasan waktu dalam mencarinya, muslim yang tua, muda, pria atau wanita, kaya dan

miskin wajib atasnya untuk menuntut ilmu, karena ''Menuntut ilmu hukumnya wajib

bagi setiap Muslim.'' (HR Thabrani). Dan bahkan wahyu yang pertama kali turun

kepada Rasulullah merupakan uswah pertama dalam menuntut ilmu, wahyu pertama

yang beliau terima adalah perintah untuk menjadi orang berilmu melalui membaca

(iqro‟).

Hal ini benar-benar menunjukan bahwa Islam mengajak dan memerintahkan

kita untuk menjadi orang yang berilmu, yang salah sau jalannya adalah dengan terus

belajar, sabda Rasulullah: "Barangsiapa melalui suatu jalan untuk mencari suatu

pengetahuan (Agama), Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga."5 Dan

beliau S.a.w juga bersabda: "Sesungguhnya ilmu itu hanya diperoleh dengan belajar”.

Keutamaan Menuntut Ilmu

2
(Suhartono, 2017)
Sungguh Islam menghargai ilmu pengetahuan dan mewajibkan seluruh ummat

Islam untuk mempelajarinya. “Menuntut ilmu wajib bagi muslimin dan muslimah”

begitulah sabda Rasulullah S.a.w, beliau juga sangat menghargai orang yang berilmu,

dan mengatakan bahwa orang yang berilmu (ulama) adalah pewaris para Nabi

Didalam menuntut ilmu Nabi S.a.w menyuruh agar ummat Islam menuntut

ilmu secara berkelanjutan hingga ajalnya, dengan kata lain, seorang muslim haruslah

berusaha untuk terus belajar setinggi-tingginya.

Jika kita menengok sejarah silam pada awal perkembangan Islam, dimana

ketika itu ummat Islam bersedia melaksanakan ajaran untuk menuntut ilmu dengan

sungguh-sungguh, giat dan pantang menyerah dalam menuntut ilmu, maka banyak

terlahirkan ilmuwan-ilmuwan muslim yang handal, dimana hasil karyanya masih

menjadi referensi utama, baik oleh kaum muslim sendiri dan non muslim diseluruh

belahan dunia.3

Kedudukan Ilmu Dalam Islam

Islam memberikan perhatian dan penghargaan yang besar terhadap masalah

ilmu. Dalam konsepsi Islam orang berilmu itu berbeda dengan orang yang tidak

berilmu, dikatakan bahwa orang yang berilmu itu lebih baik dan lebih terhormat

daripada orang yang tidak memiliki ilmu (bodoh), bagi orang yang berilmu (ahli

ilmu/ulama) maka Allah ta‟ala akan mengangkat derajatnya pada kedudukan yang

tinggi dan terhormat, firman-Nya yang mengatakan: “Niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi

3
Haryanto Al- Fandi, “konsep Pendidikan seumur hidup”.
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu

kerjakan”.4

2. Dasar-Dasar Pendidikan Seumur Hidup

Prinsip pendidikan seumur hidup di dasari atas berbagai landasan. Fuad Hasan

telah menulis beberapa dasar pemikiran ditinjau dari berbagai aspek tentang urgensi

pendidikan seumur hidup. yang meliputi:

1. Aspek Filosofis Sesungguhnya secara filosofis (filsafat manusia) hakekat kodrat

martabat manusia merupakan kesatuan integral segi-segi, Manusia sebagai

makhluk pribadi (individual being), Manusia sebagai makhluk sosial (social

being), Manusia sebagai makhluk susila (moral being)

2. Aspek Psikofisis, Realitas psikofisis manusia menunjukkan bahwa pribadi manusia

merupakan kesatuan antara Potensi-potensi dan kesadaran rohaniah baik segi pikir,

rasa, karsa, cipta, maupun budi nurani. Potensi-potensi dan kesadaran jasmaniah

serta Potensi-potensi psikofisis ini berada dalam suatu lingkungan hidupnya baik

alamiah (fisik) ataupun sosial budaya (manusia dan nilai-nilainya).

3. Aspek Sosio Budaya Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terbina oleh

tata-nilai sosiobudaya yang memperhatikan pendidikan.

4. Aspek ekonomis, pendidikan merupakan cara yang paling efektif untuk dapat

keluar dari kemelaratan akibat kebodohan. Pendidikan seumur hidup akan memberi

peluang bagi seseorang untuk meningkatkan produktivitas, memelihara dan

mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya.

4
QS. AL-MUJAHIDAH: 11, dikutip dri Haryanto Al- Fandi, “konsep Pendidikan seumur hidup”.
5. Aspek politis, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada seluruh rakyat

untuk memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR, dan lembaga-lembaga negara

lainnya. Tugas pendidikan seumur hidup menjadikan seluruh rakyat menyadari

pentingnya hak-hak pada negara demokrasi.

6. Aspek teknologis, pendidikan seumur hidup sebagai alternatif bagi para sarjana,

teknisi dan pemimpin di negara berkembang untuk memperbarui pengetahuan dan

keterampilan seperti yang dilakukan di negara-negara maju.5

3. Andragogi Sebagai Teori Dalam Pendidikan


Andragogi adalah proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu

struktur pengalaman belajar. Istilah ini awalnya digunakan oleh Alexander Kapp,

seorang pendidik dari Jerman, pada tahun 1833.

Malcolm Knowles dalam publikasinya yang berjudul "The Adult 5 Learner, A

Neglected Species" yang diterbitkan pada tahun 1970 mengungkapkan teori belajar

yang tepat bagi orang dewasa. Sejak saat itulah istilah "Andragogi" makin

diperbincangkan oleh berbagai kalangan khususnya para ahli pendidikan Andragogi

berasal dari bahasa Yunani aner artinya orang dewasa, dan agogus artinya memimpin.

Istilah lain yang kerap kali dipakai sebagai perbandingan adalah pedagogi yang

ditarik dari kata paid artinya anak dan agogus artinya memimpin.

Maka secara harfiah pedagogi berarti seni dan pengetahuan mengajar anak.

Karena itu, pedagogi berarti seni atau pengetahuan mengajar anak sebelum muncul

Andragogi, yang digunakan dalam kegiatan belajar adalah Pedagogi. Konsep ini

menempatkan murid/siswa sebagai obyek di dalam pendidikan, mereka mesti

5
(Malfi et al., 2023)
menerima pendidikan yang sudah di setup oleh sistem pendidikan, di setup oleh

gurunya/pengajarnya. Murid sebagai obyek dari pendidikan. Kelemahannya Pedagogi

adalah manusia (dalam hal ini adalah siswa) yang memiliki keunikan, yang memiliki

talenta, memiliki minat, memiliki kelebihan, menjadi tidak berkembang, menjadi

tidak bisa mengeksplorasi dirinya sendiri, tidak mampu menyampaikan kebenarannya

sendiri, sebab yang memiliki kebenaran adalah masa lalu, adalah sesuatu yang sudah

mapan dan sudah ada sampai sekarang.

Dalam Andragogy inilah, kita kenal istilah-istilah Enjoy Learning, Workshop,

Pelatihan Outbond, dan sebagainya, dan dari konsep Pendidikan Andragogy inilah

kemudian muncul konsep-konsep Liberalisme pendidikan, Liberasionisme

pendidikan dan Anarkisme pendidikan.

Liberalisme pendidikan bertujuan jangka panjang untuk melestarikan dan

memperbaiki tatanan sosial yang ada dengan cara mengajar setiap siswa sebagaimana

cara menghadapi persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari secara efektif.

Liberasionisme pendidikan adalah sebuah sudut pandang yang menganggap bahwa

kita musti segera melakukan perombakan berlingkup besar terhadap tatanan politik

(dan pendidikan), dengan kata lain, liberasionisme pendidikan dilandasi oleh sebuah

sistem kebenaran yang terbuka.

Secara moral, Hal ini sejalan dengan pendapat Aristoteles tentang prinsip

pendidikan yaitu sebagai wahana pengkajian fakta-fakta, mencari ‘yang obyektif’,

melalui pengamatan atas kenyataan. Anarkisme pendidikan pada umumnya menerima

sistem penyelidikan eksperimental yang terbuka (pembuktian penetahuan melalui

penalaran ilmiah).6

6
(Mù et al., 2017)
Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan sepanjang hayat memberikan kesempatan belajar secara wajar dan

luas kepada setiap orang sesuai dengan perbedaan minat, usia, dan kebutuhan belajar

masing-masing. Menurut M. Javed Iqbal, Pendidikan sepanjang hayat sebenarnya

mencakup kedua konsep pedagogi dan andagogi.7

Stephen berpendapat bahwa sasaran pendidikan seumur hidup adalah seluruh

individu harus memiliki kesempatan yang sistemik, terorgonisir untuk instruction,

study dan learning di setiap kesempatan sepanjang hidup mereka. Adapun tujuannya

adalah menyembuhkan kemunduran akan pendidikan sebelumnya memproleh

keterampilan baru, meningkatkatkan keahlian, mengembangkan kepribadian dan

sebagainya.

paket naluriah keingintahuan manusia yang muncul akibat tuntutan kebutuhan

adaptasi alam semesta dan pemenuhan hajat hidup manusia itu sendiri. Dengan

demikian maka pendidikan seumur hidup atau pembelajaran sepanjang hayat adalah

sebuah rangkaian kegiatan pendidikan (formal, non formal, maupun informal) yang

dilakukan oleh manusia dalam rangka mengatasi permasalahan dan memenuhi

kebutuhan-kebutuhan hidupnya.8

Penutup

Manusia secara tidak langsung dituntut untuk belajar, dalam proses belajarlah

manusia mendapatkan pengetahuan. Tanpa belajar manusia akan mengalami kesulitan

7
Muhammad Javed Iqbal, “Life Long Education: Aconceptual Debate Seminar.net,” International
journal of media, technology and lifelong learning 5, Dalam Tri Andiyanto, “Konsep Pendidikan
Prenatal, Postnatal, Dan Pendidikan Sepanjang Hayat.”
8
dalam memenuhi tuntutan hidupnya yang selalu berubah. Demikian Pendidikan

merupakan proses peningkatan kualitas setiap individu dengan memiliki tujuan.

Kedudukan ilmu dalam islam memberikan perhatian dan penghargaan yang besar

terhadap masalah ilmu, fuad Hasan dasar prmikiraan Pendidikan seumur hidup

dalam aspek psikofisis manusia merupakan kesatuan antara potensi dan kesadaran

rohaniah dari segi pemikiran, rasa, karsa, cipta, serta budi nurani. Pendidikan seumur

hidup akan memberikan peluang bagi seseorang untuk meningkatkan produktivitas

dalam memelhara dan mengembangkan sumber yang dimilikinya.


DAFTAR PUSTAKA
Jannah, Fathul. “Pediidikan Seumur Hidup Dan Implikasinya”. Dinamika Ilmu, no 1
(1 Juni 2013).
Al-fandi, Haryanto. “Konsep Pendidikan Seumur Hidup.” Long life education.

Mu’minin," Himayatul. “Andargogi; Pendidikan Seumur Hidup”. PPs UIN Sultan

Maulana Hasanuddin Banten, (2023)


Andiyanto, Tri. “Konsep Pendidikan Prenatal, Postnatal, Dan Pendidikan Sepanjang
Hayat”.
Mù et al., (2017)
Suhartono, (2017)

Ekosusilo (1993)

Anda mungkin juga menyukai