Tujuan pendidikan dalam arti sempit ditentukan oleh pihak luar individu peserta
didik. Sebagaimana kita maklumi, tujuan pendidikan suatu sekolah atau tujuan
pendidikan suatu kegiatan belajar-mengajar di sekolah tidak dirumuskan dan
ditetapkan oleh para siswanya.
Lamanya waktu pendidikan bagi setiap individu dalam masyarakat cukup bervariasi,
mungkin kurang atau sama dengan enam tahun, sembilan tahun bahkan lebih dari itu.
Namun demikian terdapat titik terminal pendidikan yang ditetapkan dalam satuan
waktu.
Pendidikan dilaksanakan di sekolah atau di dalam lingkungan khusus yang diciptakan secara
sengaja untuk pendidikan dalam konteks program pendidikan sekolah.
Dalam pengertian sempit, pendidikan hanyalah bagi mereka yang menjadi peserta didik
(siswa/mahasiswa) dari suatu lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi).
Pendidikan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar yang terprogram dan
bersifat formal atau disengaja untuk pendidikan dan terkontrol.
Dalam pengertian sempit, pendidik
Untuk landasan pendidikan termasuk kedalam landasan yang bersifat konseptual yang
pada dasarnya identik dengan asumsi. Pengertian asumsi menurut Encarta Dictionary Tools
(2003) dalam Syarifudin (2012:3) dijelaskan bahwa asumsi adalah sesuatu yang dijadikan
titik tolak; sesuatu yang diyakini benar tanpa ada pembuktian. Adapun sesuatu yang diyakini
benar tanpa pembuktian tersebut dijadikan orang sebagai titik tolak dalam rangka berfikir
contohnya saat melakukan studi pendidikan atau memahami konsep pendidikan dan dalam
rangka bertindak contohnya melakukan suatu praktik pendidikan.
Pendidikan memiliki banyak pengertian yang didefinisikan oleh para ahli, antara lain:
3. Nobert Wiener menyatakan sekolah harus berfungsi sebagai “anti-entrofic feedback system”
(sistem umpan-balik yang anti entropik). Pengertian entropi adalah kecendrungan umum pada
setiap sistem baik yang alami maupun yang bersifat buatan untuk kehilangan energi, daya
kerja dan kegunaannya, lalu menjadi kesia-siaan. Maka pendidikan harus menjadi sistem
umpan balik yang mampu melawan ketidakgunaan, kesia-siaan, dan kekacauan yang ada
ditengah masyarakat manusia untuk menemukan hal-hal yang benar.
1. Perintah Allah dalam surat Al-‘Alaq yang memerintahkan kepada kita untuk membaca.
2. Hadist rasul yang artinya “Carilah ilmu dari buaian hingga ke liang lahad”
3. Hadist Rasul yang artinya “Mencari ilmu adalah fardu bagi setiap muslim”
Berdasarkan keterangan di atas, bagi setiap muslim dan muslimat bahwa belajar atau
melaksanakan pendidikan sepanjang hayat merupakan suatu kewajiban.
7. Landasan historis pendidikan adalah asumsi-asumsi pendidikan yang bersumber dari konsep
dan praktek pendidikan masa lampau (sejarah) yang menjadi titik tolak perkembangan
pendidikan masa kini dan masa datang. Contoh: Semboyan “tut wuri handayani” sebagai
salah satu peranan yang harus dilaksanakan oleh para pendidik adalah semboyan dari Ki
Hadjar Dewantara (Pendiri Perguruan Nasional Taman Siswa pada tgl 3 Juli 1922 di
Yogyakarta) yang disetujui hingga masa kini dan untuk masa datang karena dinilai berharga.
2. Pancasila
Daftar Pustaka