Anda di halaman 1dari 9

Pengertian , Tujuan,Pilar,Aliran-

aliran,dan Lingkungan Pendidikan


Kelompok 7
Aisyah Fadhilah
Jantri Syah Putra Sembiring
Marlinda Manalu
Yosephany
Pengertian Filsafat dan Tujuanya

 filsafat Pendidikan dapat diartikan sebagai ilmu yang menalaah pertanyaan yang muncul,
kemudian dicari jawabannya, solusi dan hikmah. Dipandang dari landasan filosofisnya, filsafat
Pendidikan ilmu yang menjiwai landasan filosofis. Tidak semua orang memahami jika landasan
dasar filosofis menelaah secara komprehensif, konseptual tentang religi sampai menelaah
secara radikal
 Tujuan Filsafat PendidikanTujuan filsafat pendidikan dapat ditinjau dari tujuan filsafat dan
pendidikan itu sendiri. Filsafat diantaranya memiliki tujuan untuk mengkritisi suatu
kepercayaan dan sikap yang telah dijunjung tinggi, mendapatkan gambaran keseluruhan,
analisis logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep.Sementara itu teori
pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-prinsip
pendidikan yang didasari oleh filsafat, merumuskan metode praktik pendidikan atau proses
pendidikan yang menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan
interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.Tujuan
pendidikan sendiri tergantung dari kebutuhan. Bisa jadi tujuan pendidikan adalah tujuan
pendidikan nasional (mencetak generasi penerus bangsa yang baik), instruksional (khusus
terhadap keterampilan tertentu), hingga ke tujuan pendidikan institusional (pendidikan
militer, dokter, akademisi, dsb).
Aliran Filsafat
 Aliran Filsafat PendidikanAda banyak aliran filsafat yang tumbuh seiring dengan perkembangan
zaman. Berikut adalah aliran-aliran filsafat pendidikan yang telah dikenal luas oleh para ahli
pendidikan.
 1. Perenialisme
 Merupakan aliran filsafat pendidikan yang melihat ke belakang, percaya bahwa kebijaksanaan abadi
dari spiritualisme, tradisi, dan agama berbagi satu satu kebenaran metafisik yang universal di mana
semua pengetahuan, ajaran dan nilai yang baik telah tumbuh.
 2.Essensialisme
 Essensialisme merupakan aliran yang ingin kembali pada kebudayaan-kebudayaan warisan sejarah
yang telah terbukti keunggulannya dan kebaikannya bagi kehidupan manusia. Essensialisme percaya
bahwa pendidikan yang baik dan benar terdiri dari pembelajaran keterampilan dasar (membaca,
menulis, berhitung), seni, dan ilmu pengetahuan. Semua hal tesebut telah terbukti berguna untuk
manusia di masa lalu, sehingga terdapat keyakinan bahwa hal inilah akan berguna pula pada
kehidupan di masa yang akan datang (Gutek dalam Rukiyati & Purwastuti, 2015, hlm.44).
Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang dapat memiliki
kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata
yang jelas (Jalaludin & Idi, 2015, hlm.100).
 3. Progressivisme
 Bagi kaum progressif, tidak ada realitas yang absolut, kenyataan adalah
pengalaman transaksional yang selalu berubah (progresif). Dunia selalu
berubah dan dinamis, sehingga dapat disimpulkan bahwa hukum-hukum
ilmiah hanya bersifat probabilitas dan tidak absolut. Progressivisme percaya
bahwa pengetahuan mengenai dunia ini hanyalah sebatas sebagaimana dunia
ini dialami oleh manusia dan Itulah yang dapat dijangkau oleh ilmu
pengetahuan (sains) untuk kita semua.
Pilar-Pilar Pendidikan
 Ada enam pilar pendidikan yang direkomendasikan UNESCO yang dapat
digunakan sebagai prinsip pembelajaran yang bisa diterapkan di dunia
pendidikan.
 1. Learning to Know
 Learning to know bukan sebatas mengetahui dan memiliki materi informasi
sebanyak-banyaknya, menyimpan dan mengingat selama-lamanya dengan
setepat-tepatnya, sesuai dengan petunjuk’petunjuk yang telah diberikan,
namun juga kemampuan dalam memahami makna di balik materi ajar yang
telah diterimanya.
 2. Learning to do (belajar melakukan sesuatu)
 Pendidikan juga merupakan proses belajar untuk bisa melakukan sesuatu
(learning to do). Proses belajar menghasilkan perubahan dalam ranah
kognitif, peningkatan kompetensi, serta pemilihan dan penerimaan secara
sadar terhadap nilai, sikap, penghargaan, perasaan, serta kemauan untuk
berbuat atau merespon suatu stimulus

 3. Learning to live together (belajar hidup bersama)


 pada pilar keempat ini, kebiasaan hidup bersama, saling menghargai,
terbuka, memberi dan menerima perlu dikembangkan disekolah. Kondisi
seperti inilah yang memungkinkan tumbuhnya sikap saling pengertian antar
4 Learning to be (belajar untuk menjadi)
Learning to be mengandung arti bahwa belajar adalah proses untuk membentuk manusia yang memiliki
jati dirinya sendiri. Oleh karena itu, pendidik harus berusaha memfasilitasi peserta didik agar bealajar
mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai individu yang berkepribadian utuh dan bertanggung jawab
sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat. Dalam pengertian ini terkandung makna bahwa
kesadaran diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yakni makhluk hidup yang memiliki tanggung jawab
sebagai khalifah serta menyadari akan segala kekurangan dan kelemahannya.
 5. Learning How to Learn
Sekolah boleh saja selesai, tetapi belajar tidak boleh berhenti. Pepatah, “Satu masalah terjawab, seribu
masalah menunggu untuk dijawab”, seakan sudab menjadi hal yang tidak bisa dihindarkan dalam
kehidupan yang serba modern ini. Oleh karena itu, Learning How to Leam akan membawa peserta didik
pada kemampuan untuk dapat mengembangkan strategi dan kiat belajar yang lebih independen, kreatif,
inovatif, efektif, efisien, dan penuh percaya diri, karena masyarakat baru adalah learning society atau
knowledge society. Orang-orang yang mampu menduduki posisi sosial yang tinggi dan penting ada¬lah
mereka yang mampu belajar lebih lanjut
 6. Learning Throughout Learn
 Perubahan dan perkembangan kehidupan berjalan terus menerus yang semakin keras dan rumit.
Oleh karena itu, tidak ada jalan lain kecuali harus belajar terus menerus sepanjang hayat. Learning
Throughout Life ini menuntun dan memberi pencerahan pada peserta didik bahwa ilmu bukanlah
hasil buatan manusia, tetapi merupakan hasil temuan atau hasil pencarian manusia. Karena ilmu
adalah ilmu Tuhan yang tidak terbatas dan harus dicari, maka upaya mencarinya juga tidak
mengenal kata berhenti.
Lingkungan Pendidikan
 Lingkungan Pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri anak dalam alam semesta ini yang
menjadi wadah atau wahana, badan atau lembaga berlangsungnya proses pendidikan yang merupakan
bagian dari lingkungan sosial. Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta
didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial, dan budaya), dan
utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang
optimal. Selain itu, penataan lingkungan pendidikan tersebut terutama dimaksudkan agar proses
pendidikan dapat berkembang efisien dan efektif.
 Macam – Macam Lingkungan Pendidikan
 Adapun, lingkungan pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu lingkungan pendidikan keluarga,
lingkungan pendidikan sekolah dan lingkungan pendidikan masyarakat.

1. Lingkungan Pendidikan Keluarga
 Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi manusia karena manusia
pertama kalinya memperoleh pendidikan di lingkungan ini sebelum mengenal lingkungan pendidikan
yang lainnya. Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam
kandungan. Pendidikan keluarga disebut sebagai pendidikan utama karena di dalam lingkungan ini
segenap potensi yang dimiliki manusia terbentuk dan sebagian dikembangkan.Pendidikan keluarga dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu pendidikan prenatal (pendidikan dalam kandungan) dan pendidikan postnatal
(pendidikan setelah lahir).
 2. Lingkungan Pendidikan Sekolah
 Dengan kata lain, sekolah sebagai pusat pendidikan adalah sekolah yang mencerminkan
masyarakat yang maju karena pemanfaatan secara optimal ilmu pengetahuan dan
teknologi, tetapi tetap berpijak pada ciri ke Indonesiaan. Dengan demikian, pendidikan
di sekolah secara seimbang dan serasi bias mencakup aspek pembudayaan, penguasaan
pengetahuan, dan pemilik keterampilan peserta didik. Selain itu, sekolah juga telah
mencapai posisi yang sangat sentral dan belantara pendidikan manusia.Sekarang
sekolah tidak lagi berfungsi sebagai pelengkap pendidikan kelurga tetapi merupakan
kebutuhan.Hal itu disebabkan karena pendidikan berimbas pada pola pikir ekonomi
yaitu efektivitas dan efisiensi yang merupakan ideologi dalam pendidikan.
 3. Hubungan sekolah dengan masyarakat sebenarnya merupakan penyederhanaan
konsep dimana sekolah salah satu pranata pendidikan dan pranata pendidikan
merupakan salah satu pranata masyarakat.Oleh karena itu, sekolah merupakan bagian
dari masyarakat.Ada 2 macam dalam hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu
Hubungan transaksional antara sekolah dengan masyarakat serta hubungan transmisi
dan transformasi.
 Maksud dari hubungan transaksional antara sekolah dengan masyarakat yaitu sekolah
sebagai partner masyarakat dalam melakukan fungsi pendidikan dan sekolah sebagai
produsen yang melayani pesanan-pesanan pendidikan dari masyarakat.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai