Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan berasal dari kata paedagogis (bahasa Yunani) yang berarti pergaulan dengan
anak-anak Sedangkan paedagogos berarti pelayan atau bujang yang pekerjaannya
mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah.Kemudian setelah di rumah ia
mengawasi dan menjaga anak-anak tersebut,Pendidikan dalam arti luas yakni segala
pengalaman ,yang berlangsung pada semua lingkungan yang ada,berlangsung sepanjang
hayat,sedangkan pendidikan dalam arti sempit,yaitu pendidikan formal dan non formal,dan
pendidikan dalam arti luas tapi terbatas ialah pendidikan yang berlangsung di Sekolah
maupun luar sekolah melalui kegiatan,pengajaran,bimbingan,dan latihan dalam
mempersiapkan masa depan peserta didik,Sejalan dengan pendidikan yang diterapkan di
Indonesia saat ini,tentunya banyak memiliki banyak masalah,diantaranya adalah kualitas
pendidikan di Indonesia yang semakin menurun,berdasarkan survey UNESCO terhadap
kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific,Indonesia menempati
peringkat 10 dari 14 Negara.
B.Rumusan Masalah
1.Apa Hakikat Pendidikan di Indonesia ?
2.Apa Saja Fungsi Pendidikan di Indonesia ?
3. Landasan Pendidikan Apa Saja Yang di Gunakan di Indonesia ?
4.Apa Saja Masalah Pendidikan di Indonesia,dan Bagaimana Solusi untuk Mengatasinya ?
C.Tujuan
1.Untuk mengetahui hakikat pendidikan di Indonesia.
2.Untuk mengetahui fungsi pendidikan yang sesungguhnya.
3.Untuk mengetahui landasan pendidikan di Indonesia.
4.Untuk mengetahui masalah pendidikan dan solusinya.

BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Hakikat Pendidikan
Menurut pandangan agama,pendidikan sebagai suatu yang sangat penting.Sehingga
menempuh pendidikan merupakan kewajiban dan berkategori ibadah.Beberapa pandangan
tersebut dapat diperhatikan pada ajaran-ajaran agama sebagai berikut: (1) Carilah ilmu
meskipun di negeri Cina.Menuntut ilmu adalah bagi setiap muslim;(Islam) (2) Didiklah orang
muda menurut jalan yang patut baginya agar pada masa tua ia tetap berada pada jalan itu
(khatolik); (3) Persembahan ilmu pengetahuan lebih mulia dari pada persembahan materi
(Hindu); (4) Pendidikan membuat manusia tidak lengah.Ia menerangi dunia bagaikan bulan
yang bebas dari awan (Budha); (5) Pengetahuan akan menyenangkan jiwamu; kebijaksanaan
akan memelihara engkau (Protestan); (6) Belajar dan selalu berlatih,tidakah itu
menyenangkan? There is no discrimination in education.Ada pendidikan,tiada perbedaan.
Demikian juga bagi semua bangsa di dunia,sepanjang sejarahnya memandang pendidikan
sebagai hak dan kewajiban asasi yang ditegakkan secara serius.Karena proses pendidikan
yang benar,tepat,transformative,efektif.dan integrative akan melahirkan individu-individu
yang berkepribadian utuh,kreatif,dan mampu berperan aktif alam memproduksi kemaslahatan
yang dapat dirasakan oleh manusia sekitarnya.Disamping pendidikan menjadi hak
fundamental setiap individu,yakni merupakan satu keniscayaan bagi setiap individu.
1.2 Fungsi Pendidikan
1.Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi.
Pendidikan sebagai proses pembentukan atau lebih tepatnya pengembangan kepribadian
positif peserta didik bersifat sistematis dan sistemik keaarah terbinanya
kepribadian.Sistematis berkaitan keberlangsungannya dalam ragam situasi dan kondisi
disemua lingkungan yang saling mendukung,baik keluarga,sekolah,maupun dimasyarakat.
2.Pendidikan sebagai proses transformasi budaya
Sebagai proses transformasi budaya,pendidikan sebenarnya lebih menekankan padamateri
atau isi yang disajikan,yakni sebagai pewarisan kebudayaan yang sudah ada dari satu
generasi ke generasi lainnya.Pewarisan budaya tidak sekedar mengekalkan budaya yanngg
sudah ada secara keseluruhan dan apa adanya,tetapi melanggengkan yang bersifat positif
secara
hakikat,seperti
kejujuran,tanggung
jawab,kedisiplinan,kemandirian
dan
sebagainya.Selanjutnya memperbaiki yang dirasa kuranng cocok,mengganti yang sudah tidak
sesuai,dan menambah atau melengkapi dengan penemuan dan perkembangan baru.
3.Pendidikan sebagai proses penyiapan warga Negara.
Pendidikan ini berkaitan dengan tujuan pendidikan nasional di masing-masing
Negara,yang lebih menekankan pada tujuan akhirnya adalah menyiapkan peserta didik untuk
2

menjadi warga Negara yang baik.Sifat warga Negara yang baik dalam hal ini tentu
relative,tergantung pada masing-masing Negara.Sebagai contoh untuk Indonesia sebagaimana
tercantung dalam tujuan pendidikan Nasionalnya adalah warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
4.Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja.
Pendidikan ini lebih menekankan pada penyiapan peserta didik dengan member bekal
keterampilan,sikap,dan pengetahuan untuk bekerja.Pendidikan ini dirasa menjadi
penting,karena memperoleh pekerjaan dan penghasilan menjadi sesuatu yang didambakan
bagi berlangsungnya kehidupan diri dan keluarganya.Selain tentu saja sebagai aktualisasi diri
untuk bergaul,berkreasi dan berkesibukan yang memiliki arti bagi diri dan orang lain.
1.3 Landasan Pendidikan
a.Landasan filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat
pendidikan,yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: Apakah pendidikan
itu,mengapa pendidikan itu diperlukan,apa yang seharusnnya menjadi tujuannya,dan
sebagainya.Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau berfifat filsafat.Kata
filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa yunani,philein berarti mencintai,dan shopos atau
shopis berarti hikmah,arif,atau bijaksana.Filsafat menelaah sesuatu yang radikal,menyeluruh
dan konseptual yang mennghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan
dunia.Konsepsi-konsepsi filosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya
bersumber pada dua yaitu,Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan,dan Ilmu
pengetahuan yang mengandalkan penalaran.Filsafat berada diantara keduanya: Kawasan
seluas dengan religi,namun lebih dekat dengan ilmu pengetahuan karena filsafat timbul dari
keraguan dan karena mengandalkan akal manusia.
b.Landasan Sosiologis
Manusia selalu hidup berkelompok,sesuatu yang juga terdapat pada makhluk hidup
lainnya,yakni hewan,meskipun demikian pengelompokan manusia jauh lebih rumit dari
pengelompokan hewan.Sosiologi lahir dalam abad ke-19 di Eropa,karemna pergeseran
pandangan tentang masyarakat,sebagai ilmu empiris yang memperoleh pijakan yang
kokoh.sosiologi sebagai ilmu yang otonom,dapat lahir karena terlepas dari pengaruh
filsafat.Namun sosiologi sejak pertama kali digunakan August Comte (1798-1857) pada
tahun 1839,sosiologi merupakan ilmu pengetaahuan yang positif yang mempelajari
masyarakat.Sosiologi mempelajari berbagai tindakan social yang menjelma dalam realitas
sosial .Mengingat banyaknya realitas social maka lahirlah berbagai cabang sosiologi,seperti
sosiologi kebudayaan,sosiologi ekonomi,sosiologi agama,sosiologi pengetahuan,sosiologi
pendidikan dan lain-lain.

c.Landasan Kultural
Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia berserta hasil,budi dan karya itu akan
selalu terkait dengan pendidikan,utamanya belajar.Kebudayaan dapat dibentuk,dilestarikan
atau dikembangkan karena dan melalui pendidikan.Baik kebudayaan yang berwujud
ideal,atau kelakuan dan teknologi,dapat diwujudkan melalui proses pendidikan.Sebagai
contoh dalam penggunaan bahasa,setiap masyarakat dapat dikatakan mengajarkan kepada
anak-anak untuk mengatakan sesuatu,kapan hal itu dapat dikatakan,bagaimana
mengatakannya,dan bagaimana mengatakannya.Dengan mempelajari tingkah laku yang dapat
diterima dan kemudian menerapkan pada tingkah lakunya sendiri menjadikan anak sebagai
anggota masyarakat.Oleh sebab itu,anak-anak harus diajarkan pola-pola tingkah laku yang
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat.Dengan kata lain,fungsi
pokok setiap system pendidikan adalah untuk mengajarkan anak-anak pola-pola tingkah laku
yang esensial tersebut.
d.Landasan Psikologis
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia,sehingga landasan psikologisnya
merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan.Pada umumnya
landasan psikologis dari pendidikan tersebut terutama pada pemahaman manusia,khususnya
tentang proses perkembangan dan proses belajar.Terdapat beberapa pandangan tentang
hakikat manusia ditinjau dari segi psikologis dalam kaitannya dengan pendidikan,yakni
strategi disposisional,strategi behavioral,dan strategi phenomenologis.
e.Landasan Ilmiah dan Tekhnologis
Pendidikan serta ilmu pengetahuan dan tekhnologis (iptek) mempunyai kaitan yang sangat
erat.Seperti diketahui,iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran; dengan kata lain
pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek.Dari sisi
lain,setiap perkembangan iptek harus segera diakomodasi oleh pendidikan yakni dengan
segera memasukan hasil pengembangan iptek itu ke dalam isi bahan
ajaran.Sebaliknya,peendidikan sangat dipengaruhi oleh sejumlah cabang-cabang
iptek,utamanya ilmu-ilmu perilaku (psikologis,sosiologi,antropologi).Seiring dengan
kemajuan iptek pada umummnya,ilmu pendidikan juga mengalami kemajuan yang pesat;
demikian pula dengan cabang-cabang khusus dari ilmu-ilmu perilaku yang mengkaji
pendidikan seperti psikologi pendidikan dan sosiologi pendidikan.Kemajuan cabang-cabang
ilmu tersebut menyebabkan tersedianya informasi empiris yang cepat dan tepat ,dan pada
gilirannya,diterjemahkan menjadi program,alat,dan atau prosedur kerja yang akan bermuara
pada kemajuan tekhnologi pendidikan.Dengan perkembangan iptek dan kebutuhan
masyarakat yang makin kompleks,maka pendidikan dalam segala aspeknya mau tak mau
harus mengakomodasi perkembangan itu,baik perkembangan iptek maupun perkembangan
masyarakat.Disisi lain,pendidikan formal telah berkembang sedemikian rupa sehingga
menjadi suatu lingkup kegiatan yang luas dan kompleks.

f.Landasan Hukum
Jika dalam Negara otokratis,keberadaan ketentuan hokum dipergunakan untuk melindungi
berbagai kepentingan yang berkuasa.Namun sebaliknya pada Negara demokratis ketentuan
hokum yang ada lebih dipergunakan untuk melindungi kepentingan umum atau kepentingan
bersama,yakni terwujudnya tujuan nasional.Ketentuan hukum dimaksud melingkupi banyak
aspek kehidupan bernegara,berbangsa,bermasyarakat dan berkeluarga.Juga dalam berbagai
bidang berkehidupan,seperti ekonomi,politik,social,budaya,keamanan,kesejahteraan,dan
tentunya dalam bidang pendidikan.
Dinegara Indonesia hirarki hukum melingkupi: Pancasila sebagai sumber segala sumber
hukum,UUD 1945,Undang-Undang (dalam arti formal),Peraturan Pemerintah (PP pengganti
Undang-Undang),Keputusan Presiden,Peraturan dan Intruksi Presiden,Peraturan dan
keputusan Menteri,Peraturan Daerah (tingkat propinsi atau kota atau kabupaten). Bila
memperhatikan hirarki tersebut diatas,maka ketentuan hukum dalam bidang pendidikan di
Indonesia akan melandaskan pada UUD 1945 pasal 31 ayat (1) yang berbunyi: Tiap-tiap
warga Negara berhak mendapat pengajaran,dan (2) Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu system pengajaran nasional yang diatur dalam undang-undang.
g.Landasan Historis
Salah satu keluasan kekuasaan seseorang adalah pada pemahamannya terhadap masa
lalu,masa kini,dan masa yang akan datang.Artinya memahami dan mendasarkan diri pada
masa lalu yang akan memperjelas pemahaman kita terhadap masa kini,yang kemudian dapat
dipergunakan untuk memprediksi berbagai kemungkinan apa yang terjadi pada masa yang
akan datang.Itulah pentingnya landasan histori kita telaah,baik yang bersifat global maupun
regional-lokal.Dengan mempelajari pendidikan dari aspek historis,berharap kita mendapatkan
pengertian tentang fungsi pendidikan dalam keseluruhan kebudayaan.
Menurut perjalanan panjang pendidikan diberbagai penjuru dunia,maka akan kita dapati
dari segi-segi tertentu memiliki kemiripan.Karena memang pada dasarnya sumber atau acuan
pelaksanaan pendidikan lebih banyak berkiblat pada yang terjadi di Yunani dan
Romawi.Sebagaimana disebutkan dalam Encyclopedia Americana bahwa sekolah-sekolah
modern yang muncul sekarang diberbagai Negara,kebanyakan mengikuti lembaga-lembaga
pendidikan yang ada pada masyarakat kuno di Cina,India,dan Yunani.Dari Negara-negara
tersebutlah system pendidikan berrkembang menyebar keberbagai penjuru dunia.
1.4 Masalah Pendidikan di Indonesia
A.Masalah Mendasar Pendidikan di Indonesia
Bagi orang-orang yang memiliki kompeten terhadap bidang pendidikan akan menyadari
bahwa dunia pendidikan kita sampai saat ini kita masih mengalami sakit ini disebabkan
karena pendidikan yang seharusnya membuat manusia menjadi manusia,tetapi dalam
kenyataannya seringkali tidak
begitu.Seringkali pendidikan tidak memanusiakan
manusia.Kepribadian manusia cenderung direduksi oleh system pendidikan yang ada.
5

Masalah pertama adalah bahwa pendidikan,khususnya Indonesia menghasilkan manusia


robot.Kami katakana demikian karena pendidikan yang diberikan berat sebelah,dengan kata
lain tidak seimbang.Pendidikan ternyata mengorbankan keutuhan kurang seimbang antara
belajar dan berfikir (kognitif) dan perilaku belajar yang merasa (afektif).Jadi unsure integrasi
cenderung semakin hilang,yang terjadi adalah disintegrasi.Padahal belajar tidak hanya
berfikir.Sebab ketika orang sedang belajar tersebut melakukan berbagai nacam
kegiatan,seperti
mengamati,membandingkan,meragukan,menyukai,semangat
dan
sebagainya.Hal yang sering disinyalir adalah pendidikan sering kali dipraktikan sebagai
sederetan intruksi dari guru kepada murid.Apalagi dengan istilah yang sekarang sering
digembor-gemborkan sebagai Pendidikan manusia yang siap pakai.Dan siap pakai disini
berarti menghasilkan tenaga-tenaga yang dibutuhkan dalam pengembangan pan persaingan
bidang industry dan teknologi.
Masalah kedua adalah system pendidikan yang top-down (dari atas kebawah) atau kalau
menggunakan istilah Paulo Freire (seorang pendidik dari Amerika latin) adalah pendidik gaya
bank.Sistem pendidikan ini sangat tidak membebaskan karena para peserta didik dianggap
manusia yang tidak tau apa-apa. Guru sebagai pemberi mengarahkan kepada murid-murid
untuk menghafal secara mekanis apa isi pelajaran yang diceritakan.Guru sebagai pengisi dan
murid sebagai yang diisi.Otak murid dipandang sebagai safe deposit box,dimana pengetahuan
dari guru ditransfer ke dalam otak murid dan bila sewaktu-waktu diperlukan,pengetahuan
tersebut tinggal diambil saja.Murid hanya menampung apa saja yang disampaikan guru.
Yang ketiga,dari model pendidikan yang demikian maka manusia yang dihasilkan
pendidikan ini hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersifat kritis
terhadap zamannya.Manusia sebagai objek (yang adalah wujud dari dehumanisasi)
merupakan fenomena yang justru bertolak belakang dengan visi humanisasi,menyebabkan
manusia tercerabut dari akar-akar budayanya (seperti di dunia timur atau asia)
B.Kualitas Pendidikan di Indonesia
Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan,khususnya di Indonesia,yaitu:
-Faktor internal,meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen Pendidikan
Nasional,Dinas Pendidikan Daerah,dan juga sekolah yang berada di garis depan.Dalam hal
ini,interfensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan seenantiasa
selalu terjaga dengan baik.
-Faktor eksternal,adalah masyarakat pada umumnya.Dimana masyarakat merupakan ikon
pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan yaitu sebagai objek dari
pendidikan.Banyak faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan di Indonesia semakin
terpuruk,Fakor-faktor tersebut yaitu :

1.Rendahnya Kualitas Sarana Fisik,Untuk sarana fisik misalnya,banyak sekali sekolah dan
perguruan tinggi kitayang gedungnya rusak,kepemilikan dan penggunaan media belajar
rendah,buku perpustakaan tidak lengkap.Sementara Laboratorium tidak standar,pemakaian
teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya.Bahkan massih banyak sekolah yang
tidak memiliki gedung sendiri,tidak memiliki perpustakaan,tidak memiliki laboratorium dan
sebagainya.
2.Rendahnya
Kualitas
Guru,Keadaan
guru
di
Indonesia
juga
sangat
memprihatinkan.Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk
menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20 tahun 2003 yaitu
merencanakan
pembelajaran,menilai
hasil
pembelajarann,melakukan
pembimbingan,melakukan pelatihan,melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat.
3.Rendahnya Kesejahteraan Guru,Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam
membuat rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.Dengan pendapatan yang rendah,terang
saja banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan.Ada yang mengajar lagi di
sekolah lain,member les pada sore hari,menjadi tukang ojek,pedagang mie rebus,pedagang
buku,dan sebagainya.
4.Rendahnya Prestasi Siswa,Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana
fisik,kualitas,guru,dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswapun tidak
memuaskan.Sebagai hasil pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa di Indonesia
didunia Interasional sangat rendah.
5.Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan,Kesempatan memperoleh pendidikan
mmasih terbatas pada tingkat sekolah dasar.Data Balitbang Departemen Pendidikan Nasional
dan Direktorat Jenderal Binbaga Departemen Agama tahun 2000 menunjukan angka
partisipasi murni (APM) untuk anak usia sd pada tahun 1999 mencapai 99,4 persen (28.3 juta
siswa).Pencapaian APM ini termasuk kategori tinggi.Angka Partisipasi Murni Pendidikan di
SLTP masih rendahyaitu 54,8 persen (9, juta siswa).Sementara itu layanan pendidikan usia
dini masih sangat terbatas.Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan
menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan.
6.Rendahnya Relevansi Pendidikan dengan Kebutuhan,Hal tersebut bisa dilihat dari
banyaknya lulusan yang menganggur.Data BAPPENAS (1996) yang dikumpulkan sejak
tahun 1990 menunjukan angka pengangguran terbuka yang dihadapi oleh lulusan SMU
sebesar 25,47 persen,Diploma sebesar 27,5 persen dan PT sebesar 35,6 persen,sedangkan
pada periode yang sama pertumbuhan kesempatan kerja cukup tinggi.
7.Mahalnya Biaya Pendidikan,Pendidikan muncul begitu mahal.Kalimat ini sering muncul
untuk menjustifikasikan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk
mengenyam bangku pendidikan.Mahalnya biaya pendidikan dari Tk hingga perguruan tinggi
membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah.Orang
miskin tidak boleh sekolah.

C.Solusi Pendidikan di Indonesia


Untuk mengatasi masalah-masalah,seperti rendahnya kualitas sarana fisik,rendahnya
kualitas guru dan lain-lain seperti yang telah dijelaskan diatas,secara garis besar ada dua
solusi yaitu:
-Solusi sistemik,yakni solusi dengan mengubah system-sistem social yang berkaitan dengan
system pendidikan.Seperti diketahui system pendidikan sangat berkaitan dengan system
ekonomi yang diterapkan.Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini,diterapkan dalam
konteks system ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme) yang berprinsip antara lain
meminimalkan peran tanggung jawab Negara dalam urusan publik,termasuk pendanaan
pendidikan.
-Solusi tekhnik yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkaitan langsung dengan
pendidikan.Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi
siswa.Solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk
meningkatkan kualitas system pendidikan.Rendahnya kualitas guru,misalnya,di samping
diberi solusi peningkatan kesejahteraan,juga diberi solusi dengan membiayai guru kejenjang
pendidikan yang lebih tinggi,dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan
kualitas guru.Rendahnya prestasi siswa,misalnya diberi solusi dengan meningkatkan kualitas
dan kuantitas materi pelajaran,meningkatkan alat-alat peragadan sarana-sarana pendidikan
dan sebagainya.
Maka dengan adanya solusi tersebut diharapkan pendidikan di Indonesia dapat bangkit dari
keterpurukannya,sehingga dapat menciptakan generasi-generasi baru yang berSDM
tinggi,berkepribadian pancasiladan bermartabat.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kata pendidikan berasal dari paedagogie (bahasa Yunani) yang berarti pergaulan anakanak.Sedangkan paedagogos berarti pelayan atau bujang yang pekerjaannya mengantar dan
menjemput anak-anak ked an dari sekolah,kemudian setelah dirumah ia mengawasi dan
menjaga anak-anak tersebut.Sedangkan fungsi pendidikan di Indonesia sendiri adalah
pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi,pendidikan sebagai transformasi
budaya,pendidikan sebagai proses penyiapan warga Negara,pendidikan sebagai penyiapan
tenaga kerja.Pendidikan di Indonesia sendiri memiliki memiliki tujuh landasan diantaranya
adalah landasan filosofis,landasan sosiologis,landasan cultural,landasan psikologis,landasan
ilmiah dan tekhnologis,landasan hukum dan landasan historis.
Sejalan dengan pendidikan yang diterapkan di Indonesia,pasti memiliki berbagai macam
permasalahan,diantaranya pendidikan di Indonesia menghasilkan manusia robot,system
pendidikan yang top-down artinya menganut system gaya bank,dan manusia yang dihasilkan
dalam pendidikan ini hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersifat
kritis terhadap zamannya.Dari permasalahan tersebut ada dua faktor yang mempengaruhi
kualitas pendidikan,yaitu internal dan eksternal,eksternal meliputi,rendahnya sarana
fisik,rendahnya kualitas guru,rendahnya kesejahteraan guru,rendahnya prestasi
siswa,kurangnya kesempatan pemerataan pendidikan,rendahnya relevansi pendidikan,dan
mahalnya biaya pendidikan Untuk mengatasi masalah-masalah,seperti rendahnya kualitas
sarana fisik,rendahnya kualitas guru dan lain-lain seperti yang telah dijelaskan diatas,secara
garis besar ada dua solusi yaitu:
-Solusi sistemik,yakni solusi dengan mengubah system-sistem social yang berkaitan dengan
system pendidikan.Seperti diketahui system pendidikan sangat berkaitan dengan system
ekonomi yang diterapkan.
-Solusi tekhnik yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkaitan langsung dengan
pendidikan.Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi
siswa.
Maka dengan adanya solusi tersebut diharapkan pendidikan di Indonesia dapat bangkit dari
keterpurukannya,sehingga dapat menciptakan generasi-generasi baru yang berSDM
tinggi,berkepribadian pancasiladan bermartabat.

DAFTAR PUSTAKA
1.Dr
Maufur
dan
Dr.Siti
Hartinah.2014,Landasan
Pendidikan;Bandung:CV.Bintang Warliartika.

dan

Kontens

2.Prof.Zahara Idris.1981,Dasar-dasar Pendidikan;Padang:CV.Angkasa


3.Prof.Dr Umar Tirtarahardja dan Drs La Sula.2000,Pengantar Pendidikan;Jakarta:Rineka
Cipta
4.Prof.Dr Umar Tirtarahardja.2005,Pengantar Pendidikan;Jakarta:Rineka Cipta.
5.Dr Maufur dan Dr.Sitti Hartinah.2010,Pengantar Pendidikan;Bandung:Bintang Warliartika

10

Anda mungkin juga menyukai