Anda di halaman 1dari 6

A.Pengertian konsep dasar ilmu pendidikan hakikat manusia sebagai makhluk pebelajar.

manusia sebagai subjek belajar


Pendidikan adalah suatu kumpulan ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis yang
memiliki metode-metode tertentu untuk penelitian, penyelidikan, penyelidikan tentang gejala-
gejala perbuatan bantuan atau didikan yang diberikan oleh orang “dewasa” yang diberikan
oleh orang “belum” untuk mencapai kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan peserta
didik untuk mencapai kehidupan yang lebih bermakna bagi dirinya, masyarakat bangsa,
negara dan sang Pencipta.
Sejatinya, manusia juga merupakan subjek pendidikan, selain menjadi objek pendidikan itu
sendiri. Sebagai objek pendidikan, manusia khususnya anak-anak menjadi sasaran untuk
melaksanakan proses pendidikan. Sedang- kan sebagai subjek pendidikan, manusia
bertanggung jawab menyelenggarakan pen- didikan. Setiap manusia harus mendapatkan
pendidikan yang menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Melalui pendidikan akan dihasilkan
manusia-manusia yang memiliki nilai moral yang baik. Mendidik manusia bertujuan untuk
mendidik insaniah manusianya. Insaniah manusia terdiri dari empat elemen, yaitu akal, roh
atau hati, nafsu dan fisikal atau jasmani. Empat-empat elemen inilah yang perlu dididik dan
dibangunkan. Demikian proses pendidikan yang seharusnya dilakukan.

B. LANDASAN PENDIDIKAN
1. Landasan Filososfis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan,
meyangkut keyakianan hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat
pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran Filsafat yang kita
kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme
dan Progresivisme dan Ekstensialisme
1. Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (seni liberal)
atau bahan ajar esensial.
2. Perenialisme
Perensialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial)
yaitu kebenaran, keindahan, cinta kepada universal.
3. Pragmatisme dan Progresif
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan
praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang perpustakaan
pendidikan tradisional.
4. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab Filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga
pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.

B. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional


Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan
pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4
menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa
Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia , dan dasar negara Indonesia.

1. Landasan Sosiolagis
a. Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiolagi berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik
masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-
pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi
pendidikan meliputi empat bidang:

 Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.


 hubunan kemanusiaan.
 Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
 Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan
kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.

b. Masyarakat indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional


Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem
pendidikan nasional. Hal tersebut wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin
meningkat dan komplek.
Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan masyarakat
dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka Tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur
pelajaran PPKN, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan perkembangan lokal), maupun jalur
pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4 nonpenataran)
3. Landasan Kultural
a. Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat
dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi
penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga
perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma
baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut
transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan
transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.

b. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional


Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya
pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal
ini harsulah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan
negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.

4. Landasan Psikologis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak.
Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan
merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan
penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.

Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta
didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam
menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran
serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk memahami
peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam membantu
proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.
5. Landasan Ilmiah dan Teknologis
a. Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk
mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah
mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan
bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang
sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan
fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
b. Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya
pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan
iptek. Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan
hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi
masyarakat

LINGKUNGAN PENDIDIKAN
a.Pengertian lingkungan pendidikan
Lingkungan yang diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, dengan mempengaruhi kelangsungan
kehidupan dan kesejahteraan manusia dan kehidupan lainya.
Pendidikan adalah suatu dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran atau pelatihan agar anak secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya
supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian,
dan masyarakat.
Lingkungan pendidikan dibedakan menjadi 3 macam, Ki Hajar Dewantara yaitu:
1. Lingkungan pendidikan keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan terhua, bersifat informal, yang pertama dan utama
dialami oleh anak, serta pendidikan yang bersifat kodrati. Dan orang tua bertanggung jawab
memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan
baik. Pendidikan keluarga berfungsi:
 Sebagai pengalaman pertama masa anak-anak.
 Menjadi kehidupan emosional anak.
 Menanamkan dasar pendidikan moral.
 Memberikan dasar pendidikan sosial.
 Meletakan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak.
Pendidikan keluarga di bedakan menjadi menjadi dua, yaitu:
1) Pendidikan pranatal (pendidikan sebelum lahir)
Merupakan pendidikan yang berlangsung selama anak belum lahir atau masih dalam
kandungan. Pendidikan ini lebih dipengaruhi oleh kebudayaan lingkungan setempat. Seperti,
didalam masyarakat Jawa dikenal sebagai macam upacara ada selama anak masih ada di
dalam kandungan, seperti neloni dan mitoni.

2) Pendidikan pascanatal ( pendidikan setelah lahir)


Merupakan pendidikan manusia didalam lingkungan keluarga yang dimulai dari manusia
lahir sampai akhir hayatnya. Segala macam ilmu kehidupan yang diperoleh dari keluarga
merupakan hasil dari proses pendidikan keluarga pascanatal. Dari manusia lahir, diajarkan
bagaimana cara tengkurap, minum, makan, berjalan, hingga tentang ilmu agama.

2. Lingkungan pendidikan sekolah


Sekolah juga tidak kalah penting dalam pengembangan anak. Sekolah merupakan sarana
pendidikan yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Sekolah
bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya.
Beberapa pengertian nya sekolah sebagai lembaga pendidikan, sebagai berikut:
a. Sekolah membantu orang tua mengajarkan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta
menanamkan Budi pekerti yang baik.
b. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan didalam masyarakat yang sukar atau
tidak dapat diberikan dirumah.
c. Sekolah melatih anak untuk memperoleh kecakapan-kecakapan, seperti membaca, menulis,
berhitung, menggambar, dan ilmu lainya yang sifatnya mengembangkan kecerdasan dan
pengetahuan.
d. Disekolah, diberikan belajar etika, keagamaan, estetika, membedakan benar atau salah, dan
sebagainya. Guru berperan sebagai pengganti orang tua yang harus ditaati.

3. Lingkungan pendidikan masyarakat


Masyarakat merupakan bagian dari lingkungan pendidikan yang didalamnya terdapat
lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Pendidikan yang dialami didalam masyarakat
ini telah dimulai ketika anak-anak setelah beberapa waktu lepas dari asuhan keluarga dan
berada diluar pendidikan sekolah.
Kaitan antara masyarakat dan pendidikan, sebagai berikut:
1) masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan.
2) lembaga-lembaga masyarakat dan atau kelompok sosial dimasyarakat.
Didalam masyarakat, tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun
dimanfaatkan.
Fungsi lingkungan pendidikan terhadap proses pendidikan.
Secara umum, fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berbagai
lingkungan sekitarnya, terutama berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia agar dan
mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Di antara lingkungan yang satu dengan
lingkungan yang lain tidak mungkin berdiri sendiri. Terhadap hubungan timbal-balik dan
saling memengaruhi antar lingkungan pendidikan.

Lingkungan keluarga berfungsi sebagai dasar pesanan sikap dan sifat manusia. Lingkungan
sekolah berfungsi sebagai pembekalan keterampilan dan ilmu pengetahuan, sedangkan
lingkungan masyarakat merupakan tempat praktik dari bekal yang diperoleh di keluarga dan
sekolah, Sekaligus sebagai tempat pengembangan kemampuan diri.

Anda mungkin juga menyukai