PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD
MODUL 1
LANDASAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
Dilihat secara sosiologis dan antropologis masyarakat dan bangsa Indonesia sangatlah heterogen
dalam segala aspeknya. Oleh karena itu, walaupun kita secara konstitusional menganut satu system
pendidikan nasional, instrumental atau pengelolaan system pendidikan itu tidaklah mungkin
dilakukan secara homogen penuh.
Keseluruhan prinsip tersebut memberi implikasi terhadap kandungan, proses dan manajemen
pendidikan nasional. Untuk itulah dalam system pendidikan kita saat ini diupayakan berbagai
pembaharuan seperti kurikulum nasional yang bersifat sentralistik menjadi kurikulum tingkat satuan
pendidikan yang bersifat desentralistik, penerapan kurikulum yang berdiversifikasi untuk melayani
keberagaman, dan pengembangan standar nasional pendidikan sebagai baku mutu pendidikan secara
nasional.
Kegiatan Belajar 2. Landasan Historis, Ideologis, dan Yuridis Pendidikan Sekolah Dasar
A. Landasan Historis dan Ideologis Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
Landasan historis dan ideologis adalah dasar pemikiran yang diangkat dari fakta sejarah yang
relevan tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Sekolah Dasar beserta ide-ide atau
pertimbangan yang melatarbelakangi sejak pada masa Hindia Belanda sampai saat ini.
Secara historis atau kesejahteraan, pendidikan Sekolah Dasar di Indonesia merupakan kelanjutan
dari system pendidikan pada masa Hindia Belanda yang memang dibangun lebih banyak untuk
kepentingan penjajahan Belanda di Indonesia. Pada dasarnya system pendidikan pada masa itu
ditekankan pada upaya memperoleh tenaga terampil yang menegrti nilai budaya penjajah sehingga
menguntungkan mereka dalam mempertahankan dan melangsungkan penjajahannya.
Sistem pendidikan Indonesia dalam perspektif sejarah perjuangan bangsa berkembnag secara
dinamis pada lingkungan masyarakat yang juga berkembang dalam dimensi ideologi, politik,
ekonomi, maupun sosial budaya.
Hal lain yang sangat penting adalah tumbuhnya berbagai gerakan pendidikan pada masa
perjuangan kemerdekaan yang dilakukan oleh seluruh komponen bangsa, telah mendorong tumbuh
dan berkembang pula konsep dan dasar ideology pendidikan yang walaupun berbeda dalam
nomenklatuurnya dan konteks perwujudannya, tetapi semuanya pada satu tujuan adanya system
pendidikan yang inheren dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara Indonesia.
Salah satunya adalah filsafat dan ideology pendidikan Taman Siswa Ing madya mangun karsa, Ing
Ngarsa sung Tuladha, Tut Wuri Handayani.
Secara ideologis dan yuridis ditetapkan bahwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan dasar atau fondasi pendidikan nasional. Hal ini
mengandung makna bahwa pendidikan nasional, termasuk di dalamnya pendidikan di SD/MI harus
sepenuhnya didasarkan pada cita-cita, nilai, konsep dan moral yang terkandung dalam bagian dari
alenia keempat Pembukaan UUD 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa yang berdasarkan
kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pendidikan SD mengemban dua fungsi, yakni fungsi pengembangan potensi peserta didik secara
psikologis dan pemberian landasan yang kuat untuk pendidikan SMP dan seterusnya. Sedangkan
tujuan secara substantif merujuk pada tujuan pendidikan nasional.
Peserta didik SD/MI berkewajiban menjaga norma-norma pendidikan dengan cara sebagai berikut.
1. Menjalankan ibadah sesuai agama yang dianutnya
2. Menghormati pendidik dan tenaga kependidikan
3. Mengikuti proses pembelajaran dengan dengan menjunjung tinggi kejujuran akademik dan
mematuhi semua peraturan yang berlaku
4. Memeliha kerukunan dan kedamaian untuk mewujudkan harmoni sosial diantara teman
5. Mencintai keluarga, masyarakat dan menyayangi sesame
6. Mencintai lingkungan, bangsa dan Negara
7. Ikut menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan., ketertiban, dan keamanan
sekolah.
MODUL 2
KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
Kegiatan Belajar 1 : Karakteristik Perkembangan Fisik, Motorik, Emosi, dan Sosial anak.
A. Karakteristik Perkembangan Fisik
1. Pengaruh Keluarga/Keturunan Yang dimaksud adalah faktor keturunan. Anak akan mewarisi
gen dari orang tuanya.
2. Gizi Anak yang dalam pertumbuhannya dibesarkan dengan gizi maupun perawatan yang serba
berkecukupan, akan terlihat lebih besar, lebih tinggi dan sehat untuk seumurnya.
3. Tingkat Sosial Ekonomi Anak yang dibesarkan oleh keluarga dengan tigkat sosial ekonomi
sosial yang lebih tingg biasanya akan lebih terpenuhi semua kebutuhan hidupnya, terutama
kebutuhan fisik.
4. Faktor Emosional Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan
berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan.
5. Jenis Kelamin Sekitar umur 11-12 tahun, anak perempuan lebih cepat tinggi dan berat
daripada anak laki-laki.
6. Kesehatan Anak yang sehat dan jarang sakit, akan terlihat sehat dan segar penampilannya,
aktif bergerak seakan tidak mengenal lelah
7. Suku Bangsa/Ras Keadaan anak dapat juga dipengaruhi oleh suku bangsa/ras yang diwarisi
dari nenek moyangnya.
B. Karakteristik Perkembangan Motorik
Motorik merupakan gerakan-gerakan tubuh yang terkoordinasi karena adanya kerja sama
antara otot, otak dan saraf.
Keterampilan motorik akan berkembang dengan baik bila dipelajari dan adanya bimbingan.
Keterampilan anak menggunakan jari-jarinya, seperti menulis, atau memegang sendok
disebut sebagai keterampilan motorik halus. Sedangkan keterampilan anak berjalan,
melompat, melempar, menangkap, berlari serta menjaga keseimbangan badannya disebut
sebagai keterampilan motorik kasar.
Semakin bertambah usia anak, maka semakin sempurna gerakan motoriknya, seperti
gerakan-gerakan berikut.
1. Cara memegang Anak-anak yang masih kecil, cara memegang sesuatu masih asal-asalan
saja, setelah lebih dewasa, cara memegang sesuatu sudah sempurna dan siap untuk
melakukan segala aktivitas tanganya dengan baik.
2. Cara berjalan Anak kecil yang berjalan, seolah-olah seluruh tubuhnya ikut bergerak.
Namun, pada anak yang lebih dewasa, mereka hanya mempergunakan otot yang perlu
saja, karena mereka sudah dapat mengoordinasi anggota badanya.
3. Cara memegang Anak kecil yang menendang bola, kedua belah tangannya mengayun ke
depan dengan berlebihan, seakan seluruh anggota badannya ikut bergerak. Namun, pada
anak yang lebih dewasaakan menendang bola dengan menggunakan kakinnya dengan
menempatkan pada objek sasaran dengan tepat.
C. Karakteristik Perkembangan Emosi
Anak usia Sekolah Dasar sudah mulai tahu bahwa ungkapan emosi terutama emosi yang kurang
baik, secara sosial tidak diterima oleh teman sebaya atau orang lain, sehingga anak mulai
berusaha mengendalikan ungkapan-ungkapan emosinya tersebut.
Cara mendidik anak yang bersifat demokratis dan permisif akan meninjang ekspresi emosi yang
menyenangkan. Anak akan lebih terbuka, santai, dan mudah bergaul. Usia Sekolah Dasar
merupakan masa peralihan antara masa anak dan menjelang remaja, sehingga emosi anak
kadang-kadang kurang stabil.
Dengan menanamkan pengertian perlunya menahan luapan emosi yang sangat berlebihan. Hal
tersebut akan membawa kerugian bagi diri sendiri maupun orang lain. Melalui bimbingan
tersebut, emosi anak bisa terkendali.
D. Karakteristik Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial berarti suatu gambaran tentang perilaku anak dalam kehidupan sosialnya.
Pada usia Sekolah Dasar perkembangan sosial anak dapat disebut sebagai usia berkelompok.
Pada usia ini ditandai dengan adanya minat anak terhadap aktivitas bersama teman-teman.
Mereka merasa puas dengan perilaku hidup berkelompok dan bahagia apabila dapat diterima
menjadi anggota dalam suatu kelompok tersebut.
Agar anak dapat bersosialisasi dengan baik, perlu belajar mengenal, menafsirkan dan
melakukan reaksi secara tepat terhadap situasi sosial yang mereka hadapi.
Motivasi berteman pada anak Sekolah Dasar dapat dibedakan dalam tiap tahap, yaitu: tahap
pemenuhan kebutuhan, tahap balas jasa, dan tahap teman akrab.
1. Tahap Pemenuhan Kebutuhan Pada tahap ini anak menghargai teman sebagai individu bukan
karena status sosial ekonomi atau yang lainnya, tetapi mereka lebih tertarik kepada anak lain
yang mau bermain bersama, sehingga terjalin persahabatan. Sebab, anak mengaggap bahwa
berteman dan bersahabat merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Tahap Balas Jasa Pada tahap ini, anak mendapatkan teman karena adanya suatu kepentingan
rasa keadilan.
3. Teman Akrab Pada tahap ini, anak-anak menjalin persahabatan yang betul-betul akrab. Mereka
saling berbagi perasaan, masalah maupun konflik, bercanda, tertawa, bercerita, dan kadang-
kadang juga terjadi pertengkaran kecil yang kemudian bercanda lagi, sehingga akan terbentuk
ikatan emosional yang mendalam. Perkembangan sosial anak usia SD merupakan suatu tahapan
yang dapat menentukan kkualitas sosial mereka setelah dewasa. Guru memegang peran untuk
membangun kehidupan sosial siswanya.
Untuk mengetahui hubungan antar siswa dalam satu kelas, guru dapat mempergunakan teknik
sosiometri. Dalam hal ini, guru dapat mempergunakan teknik sosiometri untuk mengetahui
hubungan sosial mereka. Sosiometri adalah suatu teknik untuk menggambarkan struktur
hubungan yang ada dalam bentuk sosiogram. Adapun kegunaan sosiometri bagi guru atau
konselor adalah dengan sosiometri tersebut dapat diidentifikasi siswa mana yang memerlukan
bantuan dalam menyesuaikan dirinya teerhadap kelompok.
Kegiatan Belajar 2 : Karakteristik Perkembangan Intelektual, Bahasa, Moral, dan Spiritual
Anak
A. Karakteristik Perkembangan Intelektual
1. Desentrasi dan konservasi Anak punya konsep bahwa perubahan pada satu dimensi, dapat
dikompensasikan dengan perubahan dari dimensi lain.
2. Seriasi Karakteristik lain dari tahap operasional konkret adalah kemampuan utuk mengatur
benda sesuai dengan beberapa dimensi kuantitatif, seperti berat atau ukuran.
3. Pemikiran rasional Anak dapat membandingkan dua benda atau lebih atau suatu kejadian.
Dalam hal ini anak dapat berpikir secara rasional sesuai dengan yang mereka lihat.
4. Inklusi kelas Anak pada tahap operasi konkret dapat berpikir secara bersamaan tentang
bagian dan keseluruhan.Selain itu, anak dalam tahap operasi konkret dapat mengerti bahwa
sifat khusus dari benda dapat termasuk lebih dari satu golongan yang mempunyai hubungan
pada satu saat yang disebut dengan prinsip penggandaan kelas atau relasi.
B. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak
1. Perkembangan Bahasa Komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa. Bahasa yang
digunakan dapat dalam bentuk percakapan, tulis, isyarat tangan, gerak tubuh, ekspresi wajah,
ungkapan musik, dan sebagainya. Tiap individu dituntut memiliki kemampuan untuk
menyatakan/mengekspresikan pikirannya dan menanngkap pemikiran orang lain melalui
bahasa, sehingga komunikasi dapat berlangsung secara efektif. Semakin matang organ-organ
yang berkaitan dengan proses berbicara, anak akan semakin jelas mengutarakan kemauan,
pikiran maupun perasaannya melalui ucapan atau bahasanya. Hal tersebut tidak terlepas dari
pengaruh lingkungan, orang tua atau orang yang selalu dekat dengan anak yangn mampu
memberikan rangsangan dengan cara mengajak berbicara. Dengan sering mengajak berbicara,
maka anak akan cepat berbicara dan mengenal bahasa. Keluarga sebagai salah satu model yang
dapat dicontoh anak dalam belajar bicara, dapat mempengaruhi kelancaran anak dalam
berbahasa.
2. Fungsi Bahasa a Untuk mengekspresikan perasaan b Untuk memengaruhi orang lain c Untuk
menyampaikan informasi
3. Tahap-tahap Berbicara a Menangis Menangis merupakan cara bayi untuk berkomunikasi dan
juga melakukan hubungan sosial dengan sekelilingnya. Melalui irama, intensitas maupun
gerakan badan yanng mengiringinnya tersebut akan diketahui arti tagisan bayi. b Berceloteh
Dengan bertambahnya umur dan semakin berkembangnya mekanisme suara, bayi dapat
mengeluarkan sejumlah bunyi eksplosif. Suara-suara yang dikeluarkan kalau didengar tidak
menimbulkan arti, hanya beberapa huruf hidup atau mati yang digabungkan sehingga
menimbulkan bunyi. c Holofrase Selain sebagai sarana berkomunikasi, berbicara juga berfungsi
sebagai sarana bersosialisasi. Disamping sebagai sarana berkomunikasi dan bersosialisasi,
berbicara dapat berfungsi untuk memperoleh kemandirian. d Mengobrol Mengobrol merupakan
bentuk berbicara yang mempunyai makna sosial, bertujuan agar pembicaraannya didengar dan
dimengerti oleh orang lain. Inti dari berkomunikasi adalah mengerti apa yang dikatakan orang
lain.
4. Faktor-faktor yang Memacu Anak Cepat Berbicara a Keluarga Peran orang tua sebagai
pembimbing bicara dan bahasa anak, sehingga akan memacu anak berani mengutarakan
pendapatnya. b Media elektronik Media elektronik dapat membantu anak untuk belajar bicara
dan menambah kosakata. c Sekolah Melalui buku pelajaran, komunikasi dengan guru dan
teman-teman di sekolah, anak-anak dapat meningkatkan penguasaan kosakata. Mereka juga
mampu mennngkatkan pemahaman terhadap kalimat-kalimat yang dibaca, dan didengar di
sekolah.
C. Perkembangan Moral
Dalam pergaulan sehari-hari kita sering mendengar kata moral yang dihubungkan dengan
tingkah laku orang. Tingkah laku yang bermoral adalah tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai
tata cara/adat yang terdapat dalam kelompok atau masyarakat.
1. Perkembangan Moral
Menurut Pakar
a. Menurut Piaget Anak usia 5 tahun mempunyai konsep bahwa benar salah masih dipahami
dengan kaku. Tetapi pada anak usia 11 tahun, proses berpikirnya sudah mulai berkembang,
banyak bergaul dengan teman sebayanya dan adanya pengaruh dari lingkungan, kadang-
kadang mengangggap bahwa berbohong tidak selalu buruk.
b. Menurut Kohlberg Kohlberg menamakan moralitas anak baik untuk tinngkat pertama
pekembangan moral anak-anak. Pada tahap ini anak mengikuti semua peratutan yang telah
diberikan, dengan tujuan untuk mengambil hati orang lain dan berharap dapat diterima dalam
kelompok. Sedangkan pada tingkat kedua tingkat perkembangan anak, ia sebut dengan
morallitas konvensional atau moralitas dari aturan-aturan. Pada tahap ini anak menyesuaikan
diri pada aturan-aturan yang ada dalam kelompok dan disepakati bersama oleh kelompok
tersebut.
2. Fakto-faktor yang mempengaruhi moral
a Lingkungan Rumah ; b Lingkungan Sekolah; c Teman Sebaya dan Aktivitasnya ; d
Intelegensi dan Jenis Kelamin
D. Perkembangan Agama
Dalam ajaran agama terkandung nilai-nilai moral dan etika yang harus dipakai sebagai pedoman
hidup yang universal dan abadi sifatnya. Selain itu, agama mengajarkan untuk bertingkah laku dan
berakhlak yang baik, seperti kejujuran maupun keadilan.
Metode-metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran agama, antara lain.
1. Metode Bercerita
2. Metode Bermain
3. Metode Karyawisata
4. Metode Demonstrasi
5. Metode Pemberian Tugas
6 Metode Diskusi dan Tanya Jawab
MODUL 5
PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD , KARAKTERISTIK BELAJAR SISWA
SEKOLAH DASAR
KB 1: Bentuk – Bentuk Kegiatan Belajar Yang Biasa Dilakukan Siswa Sekolah Dasar
1. Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang sangat esensial dalam proses pembelajaran.
2. Ada 4 bagian penting dalam kurikulum meliputi: tujuan, isi/materi, strategi pembelajaran, dan
evaluasi. Ke-4 bagian/komponen penting kurikulum ini saling berkaitan dan berinteraksi untuk
mencapai perilaku yang diinginkan/dicita-citakan oleh tujuan pendidikan nasional.
3. Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula dalam memilih isi/materi yang harus
dikuasai, strategi yang akan digunakan serta bentuk dan alat evaluasi yang tepat untuk mengukur
ketercapaian kurikulum.
4. Hierarki perumusan tujuan kurikulum dimulai dari tujuan umum pendidikan, kemudian tujuan
institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional.
5. Materi/isi kurikulum menurut Saylor dan Alexander adalah fakta-fakta, observasi, data, persepsi,
penginderaan, pemecahan masalah yang berasal dari pikiran manusia dan pengalamannya yang
diatur dan diorganisasikan dalam bentuk konsep, generalisasi, prinsip, dan pemecahan masalah.
6. Strategi pembelajaran berkaitan dengan bagaimana menyampaikan isi/materi kurikulum agar tujuan
tercapai dan komponen evaluasi kurikulum adalah untuk menilai apakah tujuan kurikulum telah
tercapai. Hasil dari evaluasi kurikulum adalah berupa umpan balik apakah kurikulum ini akan
direvisi atau tidak.
1. Kurikulum adalah apa yang akan diajarkan sedangkan pembelajaran adalah bagaimana
menyampaikan apa yang diajarkan.
2. Menurut McDonald & Leeper kegiatan kurikulum adalah memproduksi rencana kegiatan,
sedangkan pembelajaran adalah kegiatan melaksanakan rencana tersebut. Kurikulum dan
pembelajaran pada dasarnya merupakan subsistem dari suatu sistem yang lebih besar, yaitu sistem
persekolahan.
3. Kurikulum dan pembelajaran adalah dua sistem yang saling terkait satu sama lain secara terus-
menerus dalam suatu siklus.
4. Menurut Gagne dan Briggs pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu
proses belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang untuk mempengaruhi proses
belajar dalam diri siswa.
5. Menurut Gredler proses perubahan sikap dan tingkah laku siswa pada dasarnya terjadi dalam satu
lingkungan buatan dan sangat sedikit bergantung pada situasi alami, ini artinya agar proses belajar
siswa berlangsung optimal guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Proses
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif ini disebut pembelajaran.
6. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola kegiatan pembelajaran adalah:
1) harus berpusat pada siswa yang belajar
2) belajar dengan melakukan,
3) mengembangkan kemampuan sosial,
4) mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah anak
5) mengembangkan keterampilan memecahkan masalah
6) mengembangkan kreativitas siswa,
7) mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi.
8) menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik, dan
9) belajar sepanjang hayat.
7. Pengembangan kurikulum adalah suatu istilah yang ada dalam studi kurikulum, yaitu sebagai alat
untuk membantu guru melakukan tugasnya menyampaikan pembelajaran yang menarik minat siswa.
8. Kegiatan pengembangan kurikulum ini perlu dilakukan untuk menghadapi dan mengantisipasi
keadaan berikut, yaitu merespons perkembangan ilmu dan teknologi, perubahan sosial di luar sistem
pendidikan, memenuhi kebutuhan siswa dan merespons kemajuan-kemajuan dalam pendidikan.
9. Masalah yang ada dalam proses pengembangan kurikulum biasanya berkaitan dengan pertanyaan-
pertanyaan mengenai bagaimana memilih materi yang diajarkan, apa yang harus dilakukan bila ada
pandangan yang bertolak belakang dengan pengembang dan bagaimana menerapkan kurikulum
secara meyakinkan.
MODUL 10
POTRET PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
B. PAKEM
PAKEM merupakan salah satu strategi pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektifdan
menyenangkan. Dalam konteks ini, sebuah pembelajaran semestinya membuat anak merasa nyaman,
tidak takut untuk bertanya, tidak tegang dalam menyimak guru dan tidak merasa kesulitan untuk
menyerap materi yang diajarkan. Fungsi pembelajaran yang ditekankan adalah bagaimana menggali
dan mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri siswa serta media yang digunakan untuk
menggali pengetahuan dan menanamkan nilai kehidupan sehari-hari.
PAKEM dalam perspektif guru adalah guru Aktif memantau kegiatan belajar siswa, member
umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menantang dan mempertanyakan gagasan siswa, Kreatif
mengmbangkan kegiatan yang beragam dan membuat alat bantu belajar sederhana, Efektif sehingga
pembelajaran mencapai tujuan, Menyenangkan sehingga anak tidak takut salah, tidak takut
ditertawakan, dan tidak dianggap sepele.
Sementara PAKEM dalam perspektif siswa adalah siswa Aktif bertanya, mengemukakan gagasan
dan mempertanyakan gagasan orang lain serta gagasannya, Kreatif merancang/membuat sesuatu dan
menulis/mengarang, Efektif menguasai keterampilan yang diperlukan, Menyenangkan sehingga siswa
berani mencoba/membuat, berani bertanya, berani mengemukakan gagasan dan mempertanyakan
gagasan orang lain.
Kegiatan Belajar 1
Berdasarkan asalnya, sumber daya dapat dikelompokkan menjadi sumber daya yang berada di
SD sendiri dan sumber daya yang berasal dari luar SD.
Sesuai dengan Standar Pembiayaan Pasal 62 PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan mencantumkan ketentuan-ketentuan :
1. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal
2. Biaya investasi satuan pendidikan pada ayat 1 meliputi biaya penyediaan sarana dan
prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap
3. Biaya personal sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 meliputi biaya pendidikan
yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bias mengikuti proses pembelajaran
secara teratur dan berkelanjutan
4. Biaya operasi satuan pendidikan pada ayat 1 meliputi :
a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
gaji
b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai
c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa biaya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, trasportasi, konsumsi, pajak,
asuransi dan sebagainya.
Ketersediaan dana pendidikan sering digunakan sebagai alasan lancar tidaknya
penyelenggaraan suatu usaha, termasuk dalam penyelenggaraan pendidikan. Ketersediaan dana
pendidikan di SD juga sangat bervariasi, dari yang melimpah sampai yang hanya mampu beroperasi
seadanya.
Banyaknya pungutan yang harus dibayar orang tua siswa merupakan masalah yang
ditemukan dalam satu survei, dan dikeluhkan oleh orang tua siswa yang berdomisili di kota karena
kualitas pelayanan pendidikan yang diberikan masih rendah.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa potret srana dan prasarana, SDM, dan dana di
berbagai SD sangat bervariasi atau beragam. Kesenjangan yang besar tedapat antara SD unggulan
atau SD favorit dengan SD yang berada di daerah terpencil. Sebagai implikasinya, pelayanan
pendidikan yang diberikan pun sangat bervariasi. Dampak dari semua ini adalah kualitas lulusan SD
yang sangat bervariasi pula.
Kegiatan Belajar 2
Yang semuanya merupakan pejabat pemerintah, serta Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah yang
anggota-anggotanya merupakan representasi dari masyarakat yang peduli pendidikan.
a. Pengawas SD
Adalah “Tenaga Kependidikan Profesional berstatus PNS yang diberi tugas, tanggung
jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan pembinaan dan
pengawasan pendidikan pada sekolah/satuan pendidikan”.
Seorang pengawas SD harus berpengalaman sebagai guru SD minimal selama 8 tahun
atau kepala SD selama minimal 4 tahun. Tugas utama pengawas SD adalah sebagai supervisor
akademik manajerial bagi guru dan kepala sekolah.
Kenyamanan di lapangan menunjukkan bahwa kualifikasi dan kompetensi Pengawas
Satuan Pendidikan, termasuk Pengawas SD. Pembinaan yang disediakan bagi para pengawas
dianggap belum memadai, sehingga para pengawas banyak yang merasa ketinggalan dari para
guru yang harus di supervisinya. Oleh karena itu, pengawasan yang dilakukan lebih banyak
bersifat teknis administratif.
C. DANA
Dana penyelenggaraan pendidikan di SD berasal dari pemerintah daerah berupa
DOP, dari pemerintah pusat berupa Dana BOS, disamping sumbangan dari orang tua
siswa yang disalurkan melalui Komite Sekolah.
Dana BOS merupakan program pemerinth yang berasal dari dana subsidi BBM
yang bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang tidak mampu dan
meringankan bagi siswa lain dalam rangka menuntaskan wajib belajar 9 tahun.
Sehubungan dengan itu, yang berhak menerima dana BOS adalah semua sekolah tingkat
SD dan SMP, baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia.
Besar dana BOS dihitung berdasarkan jumlah siswa per tahun ajaran di satu
sekolah, dan hanya boleh digunakan untuk pembiayaan komponen-komponen yang sudah
ditentukan secara ketat. Jika dana BOS dikelola dengan benar, siswa SD semestinya
bebas dari segala pungutan. Namun kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak
pungutan yang dikenakan kepada siswa SD.