Anda di halaman 1dari 21

PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD

(PDGK4104) TUTOR : I WAYAN DARMAYOGA,


S.Pd.M.Pd

NAMA ANGGOTA :
GUSTI AYU MAS PUTRI 859019416
I PUTU GEDE WIRAMA PUTRA 859017849
NI KOMANG AYU ULANTARI 859018478
NI MADE SETYARINI 859017903
NI WAYAN APRYANTINI KUMALASARI 859019534
I GUSTI AYU PUTRI ARIANTARI 859018335
MODUL 1 Landasan Pendidikan Sekolah Dasar

Karakteristik Pendidikan Sekolah Dasar


MODUL 2
Modul 1
Kegiatan Belajar 2
Landasan Filosofi, Psikologis-Pedagogis, dan
Sosiologis-Antropologis Pendidikan Sekolah Dasar

A. Landasan Filosofis, dan Psikologis-Pedagogis Pendidikan


Sekolah dasar

 Filosofis adalah cara melihat Pendidikan dasar dari hakikat Pendidikan


dalam kehidupan manusia.

 Psikologis-Pedagogis adalah cara melihat Pendidikan dasar dari fungsi


proses Pendidikan dasar dari fungsi proses Pendidikan dasar dalam
pengembangan potensi individu sesuai dengan karakteristik psikologis
peserta didik.

 Sosiologis-Antropologis adalah cara melihat Pendidikan dasar dari fungsi


proses Pendidikan dasar dalam sosialisasi atau pendewasaan peserta
didik dalam konteks kehidupan bermasyarakat.
1. Landasan Filosofis dan Psikologis-Pedagogis

Beberapa argumen tentang keniscayaan Pendidikan untuk usia sekolah 6-


13 tahun.
a. Pelembagaan proses Pendidikan untuk usia dalam sistem Pendidikan
persekolahan.
b. Proses pendewasaan yang sistematik lebih memberikan hasil yang baik
dan menguntungkan.
c. Berbagai teori psikologis khususnya teori belajar yang menjadi
landasan konseptual teori pembelajaran.
Teori-teori Belajar
a. Teori Kognitifisme
Menurut Piaget, pengetahuan merupakan konstruksi pikiran yang terbentuk
karena secara biologis adanya interaksi antara organisme dan lingkungan, dan
secara kognitif adanya interaksi pikiran dengan objek.

Tahap perkembangan kognitif menurut Jean Piaget


Usia Tahap Karakteristik
0-2 th Sensorimotorik Kecerdasan mencakup perkembangan pola tindak;
mampu membedakan ciri fisik; dan mulai
tumbuhnya konsep tetap mengenai suatu objek
2-8 th Praoperasional Pikiran logis parsial mulai tumbuh; perkembangan
Bahasa dimulai dan bertambah dengan cepat
8-14 th Operasi Konkret Perilaku impulsive mulai diganti dengan refleksi
dasar dan anak mulai dapat membedakan
perbedaan pandangan orang lain; cara berpikir logis
terkait dengan objek
Lebih dari Operasi formal Pikiran tentang rencana hidup dan peran orang
14 th dewasa mulai tumbuh; kemampuan berpikir logis
dalam berbagai situasi mulai tumbuh
b. Teori Historis-Kultural (Cultural Historical Theories)
Teori ini dikembangkan oleh Lev S. Vygotsky yang memusatkan perhatian pada penggunaan
symbol sebagai alat dengan dasar pemikiran bahwa manusia menemukan alat yang telah
mengantarkan kemajuan bagi umat manusia.

Teori Vygotsky mengidentifikasi adanya 3 konsep pokok yang terkait erat


dengan pembelajaran, yaitu: (1) hukum genetik perkembangan atau genetic law
of development, (2) zona perkembangan proksimal atau zone proximal
development, dan (3) mediasi atau mediation

c. Teori Humanistik
Pendidikan humanistic adalah Pendidikan manusia secara utuh dan
menyeluruh yang memusatkan perhatian pada proses Pendidikan yang
memungkinkan peserta didik melakukan belajar menikmati kehidupan atau
mencapai kebutuhan lebih tinggi dalam pengertian kebutuhan akan kehidupan
yang optimal atau kemungkinan pertumbuhan yang positif.
B. Landasan Sosilogis-Antropologis Pendidikan Sekolah Dasar

Cara pandang Sosiologis-Antropologis adalah cara melihat Pendidikan


dasar dari fungsi proses Pendidikan dasar dalam proses sosialisasi
atau pendewasaan peserta didik dalam konteks kehidupan
bermasyarakat, dan proses enkulturasi atau pewarisan nilai dari
generasi tua kepada peserta didik yang sedang mendewasa dalam
konteks pembudayaan.
Kegiatan Belajar 2
Landasan Historis, Ideologis, dan Yuridis Pendidikan
Sekolah Dasar

A. Landasan Historis, dan Ideologis Pendidikan Sekolah Dasar

Perkembangan Pendidikan sekolah dasar pada jaman penjajahan belanda


1. Sekolah Batavia (1622-1632)
2. Sekolah Dasar Kelas Pertama dan berkembang menjadi HIS (Hollandsch
Inlandsche School)
3. Sekolah Belanda untuk anak keturunan Eropa disebut Sekolah Rendah
Eropa (Europesche Loger School atau ELS). Sedangkan sekolah untuk anak
keturunan pribumi disebut Sekolah Rendah Bumi Putera (Inlandsche School)
4. Sekolah Taman Muda dengan masa Pendidikan empat tahun (pada masa
perjuangan kemerdekaan).

pada zaman Hindia Belanda sekolah Pendidikan dasar terjadi Segregasi


Sosial dan Diskriminasi secara sengaja dilakukan terhadap anak penduduk
Bumi Putera
B. Landasan Historis-Ideologis dan Yuridis Pendidikan Sekolah Dasar

1. Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945


2. Pancasila dan UUD 1945
3. Komitmen politik Negara Republik Indonesia
4. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

Landasan ideologis dan yuridis Pendidikan pada dasarnya merupakan


komitmen politik Negara Republik Indonesia yang diwujudkan dalam
berbagai ketentuan normative konstitusional yang mencerminkan
bagaimana sistem Pendidikan nasional dibangun dan diselenggarakan
untuk mewujudkan fungsi dan tujuan Pendidikan nasional.
Secara ideologis dan yuridis Pancasila dan UUD 1945 merupakan dasar atau fondasi
Pendidikan nasional yang bermakna bahwa Pendidikan nasional termasuk di dalamnya
Pendidikan di SD/MI harus sepenuhnya didasarkan pada cita-cita, nilai, konsep dan
moral yang terkandung dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945, yang berbunyi
mencerdaskan kehidupan bangsa yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
MODUL 2
Karakteristik Pendidikan Sekolah Dasar
Kegiatan Belajar 1
Fungsi , Tujuan, dan Ciri-ciri
Pendidikan Sekolah Dasar

A. Karakteristik Pendidikan Sekolah Dasar


1. Fungsi , Tujuan, dan Ciri-ciri Pendidikan Sekolah Dasar

Fungsi dan tujuan pendidikan SD bersumber dan fungsi dan tujuan pendidikan nasional
yang tercantum dalam pasal 3 undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yaitu pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemaampuan
dan membentuk watak serta peradaban manusia yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan sejalan dengan tujuan
pendidikan dasar, maka tujuan pendidikan SD adalah memberikan bekal
kemampuan dasar sebagai berikut:

a. Kemampuan dasar baca-tulis-hitung

b. Pengetahuan dam keterampilan dasar untuk hidup berkaitan dengan


“life skills “, yang meliputi keterampilan akademik ( baca-tulis- hitung),
keterampilan personal, keterampilan sosial dan keterampilan vokasional.

c. Persiapan untuk melanjutkan pendidikan di SMP menuntut SD


membekali pam siswannya dengan keterampilan belajar lebih lanjut,
khususnya diberikan di kelas 6
2. Karakteristik Pendidikan Sekolah Dasar

Pada dasarnya, karakteristik pendidikan dasar tercermin dalam berbagai


komponen pendidikan seperti siswa, guru, kurikulum, pembelajaran
gedung dan fasilitas peralatan.
Komponen-komponen tersebut dibagi ke dalam 2 bagian sebagai berikut:

1. Karakteristik Umum Pendidikan SD


Pendidikan SD mempunyai ciri khas yang membedakan dan
satuan
pendidikan lainnya, ada empat sasaran utama dalam pendidikan
SD yaitu sebagai berikut:

a) Kemelekwacanaan merujuk kepada pernahaman siswa tentang


berbagai fenomena atau gagasan di lingkungannya dalam rangka
menyesuaikan perilaku dengan kehidupan.

b) Kemampuan berkomunikasi, rnemungkinkan siswa mampu


menyampaikan apa diketahuinya kepada orang lain dengan bahasa
indonesia yang baik dan benar.
c) Kemampuan memecahkan masalah (problem solving),
mencakup merasakan adanya masalah, mengidentifikasi
masalah, mencari informasi untuk memecahkan masalah,
mengeksplorasi alternatif pemecahan masalah, dan memilih
altenatif yang paling layak.

d) Kemampuan bernalar ( reasoning), yaitu menggunakan logika


dan bukti-bukti secara sistematis dan konsisten untuk sampai
pada kesimpulan.
2. Karakteristik Khusus Pendidikan SD
Komponen khusus pendidikan SD adalah sebagai berikut:

a. Siswa SD, berada dalani tahap perkembangan pra-opersional dan opersional


konkret, yang ditandai oleh pandangannya yang bersifat holistic

b. Guru SD, adalah guru kelas yang wajib mengajarkan 5 mata pelajaran SD,
yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

c. Kurikulum SD dikembangkan berdasarkan standar nasional oleh satuan


pendidikan ( SD ) bersama komite sekolah, di bawah koordinasi Dinas
Kab/Kota. Pendidikan SD berlangsung selama enam tahun, yang dibagi
menjadi enam tingkat kelas.

d. Pembelajaran di SD menekankan pada keterpaduan, bersifat holistik.


pengalaman langsung dan menggunakan contoh-contoh konkret, sesuai
dengan karakteristik siswa SD dan tujuan pendidikan dasar.

e. Gedung dan fasilitas SD bervariasi dan paling sederhana sampai yang cukup
mewah.
B. Tatanan Organisasi dan Bentuk-Bentuk Penyelenggaraan
Pendidikan Sekolah Dasar
1. Tatanan Organisasi Sekolah Dasar
Pada dasarnya, penyelenggaraan SD menjadi tanggung jawab
bersama antara pemerintah pusat, dalam hal ini departemen
pendidikan nasional (Depdiknas) dan pemerintah daerah, baik
tingkat provinsi, Kabupaten/Kota maupun tingkat Kecamatan.

Selanjutnya, secara teknis, pengelolaan pendidikan SD terdapat


dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pendidikan
Dasar dan Menengah, yaitu:
a. Pengelolaan, dan
b. Sarana dan prasarana
2. Bentuk-Bentuk Penyelenggaraan Pendidikan SD
Untuk memungkinkan semua warga negara memperoleh pendidikan dasar,
pendidikan SD diselenggarakan dalam berbagai bentuk, Hal ini juga terkait
dengan wajib belajar sembilan tahun yang dicanangkan pemerintah, yang
mewajibkan setiap warga negara menyelesaikan pendidikan dasar yang
terdiri dan jenjang SD dan SMP.
Secara umum, bentuk-bentuk penyelenggaraan pendidikan SD dapat dipilih
menjadi pendidikan formal dan pendidikan non-formal. Pendidikan formal
sebagai berikut:
1.Sekolah Dasar (SD)
2.Madrasah Ibtidiyah (MI)
3.SD Unggulan atau Sekolah Nasional Plus
4.Sekolah Dasar Luar Biasa ( SDLB) dan SD Inklusi
Pendidikan SD yang bersifat non-formal adalah:

1.PaketA,dan
2.Sekolah Rumah atau yang biasa disebut home
schooling
Untuk Sekolah Dasar ( SD ) dan Madrasah Intidaiyah
(MI) tidak usah dijabarkan lagi karena itu adalah sekolah
umum yang sering dijumpai disetiap daerah, sedangkan
SDLB adalah sekolah yang diperuntukan bagi anak yang
memiliki kebutuhan khusus dalam belajar karena kelainan
fisik atau mental yang dialaminya.
SD Inklusi adalah sekolah biasa yang menerima anak-anak
yang mempunyai kelainan, sehingga terjadi perbauran antara
anak normal dengan anak berkelainan, SD Unggulan atau
Sekolah Nasional Plus adalah SD yang mempunyai keunggulan
dalam aspek tertentu, seperti penggunaan bahasa asing atau
menggunakan Kurikulum nasional.
Sedangkan Paket A adalah pendidikan non-formal jenjang
SD yang diperuntukan bagi warga negara yang berusia 14-45
tahun yang belum menyelesaikan pendidikan SD, Sekolah
Rumah atau home schooling adalah sekolah yang
diselenggarakan di rumah. Melalui layanan pendidikan yang
secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orang
tua/keluarga di rumah atau tempat-tempat lain, dengan proses
belajar yang kondusif
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai