Anda di halaman 1dari 6

Nama : SILVIA NUR FITRIANA

NIM : 858653308
Kelas : A PGSD BI
Semester : 3 (Tiga)
Tugas Tutorial 1 Mata Kuliah Perspektif Pendidikan SD

Soal No. 1

a. Mengapa pengembangan pendidikan sekolah dasar memerlukan landasan filosofis, psikologis-


pedagogis, dan sosiologis antropologis?
b. Apa fungsi landasan historis, ideologis dan yuridis bagi pengembangan pendidikan sekolah dasar?

Soal No. 2

a. Jelaskan karakteristik umum pendidikan sekolah dasar!


b. Jelaskan karakteristik khusus pendidikan sekolah dasar!

Soal No. 3

Lakukan analisis komparasi antara pendidikan dasar di jaman orde baru dan era reformasi berdasarkan
ketentuan UU yang berlaku, kebijakan strategis, isi dan proses pendidikan.

Jawab:

Soal No. 1

a. Pengembangan pendidikan sekolah dasar memerlukan landasan filosofis, psikologis-pedagogis dan


sosiologis-antropologis. Landasan filosofis sendiri adalah suatu cara pandang yang melihat
pendidikan dasar dari hakikat pendidikan dalam kehidupan manusia, yang mana landasan filosofis ini
diperlukan dalam pengembangan pendidikan sekolah dasar untuk dapat menjawab tujuan dari
dikembangkannya pendidikan sekolah dasar. Landasan psikologis-pedagogis adalah cara pandang
yang melihat pendidikan dasar dari fungsi proses dari pendidikan sekolah dasar dalam
mengembangkan potensi individu sesuai dengan karakteristik peserta didik di SD. Landasan ini
diperlukan dalam pengembangan pendidikan sekolah dasar supaya dalam pengembangannya sekolah
dasar tidak mengabaikan potensi dan karekateristik peserta didik yang menjadi subjek utama dalam
pendidikan dasar. Landasan filosofis dan psikologis-pedagogis ini mewakili cara pandang pendidikan
terhadap keniscayaan proses pendidikan anak usia 6-13 tahun yang mana usia tersebut merupakan usia
anak SD, dengan berdasar pada landasan ini pengembangan pendidikan sekolah dasar yang dilakukan
diharapkan dapat mewujudkan tujuan dikembangkannya sekolah dasar yakni untuk mempengaruhi,
mengondisikan, dan mengarahkan pekembangan mental, fisik dan sosial anak dalam mencapai
kedewasaannya secara sistematik dan sistemik melalui pendidikan sekolah dasar.
Pengembangan pendidikan sekolah dasar juga memerlukan landasan sosiologis-antropologis dalam
pengembangannya, landasan ini mengacu pada cara pandang atau cara melihat pendidikan dasar dari
fungsi proses pendidikan dasar dalam sosialisasi atau pendewasaan peserta didik dalam konteks
kehidupan bermasyarakat dan proses pewarisan nilai budaya dari generasi yang tua ke yang lebih muda
dalam hal ini peserta didik SD yang sedang mendewasa dalam konteks pembudayaan. Jika dilihat
secara sosiologis dan antropologis masyarakat dan bangsa Indonesia sangatlah heterogen dalam segala
aspeknya, baik budaya, bahasa dan yang lainnya. Dengan memperhatikan landasan sosiologis-
antropologis dalam pengembangan pendidikan sekolah dasar diharapkan keberagaman yang dimiliki
oleh masyarakat dan bangsa Indonesia yang pluralistik tersebut akan terakomodasi dalam sistem
pendidikan nasional yang dikembangkan,
Dengan memperhatikan kedua landasan di atas dalam pengembangannya maka pendidikan sekolah
dasar akan mampu memfungsikan dirinya sebagai lembaga pendidikan formal yang memberi landasan
pengembangan diri sebagai individu yang dewasa siap bersosialisasi di masyarakat.

b. Landasan historis, idiologis, dan yuridis adalah dasar pemikiran yang diangkat dari fakta sejarah yang
relevan tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan sekolah dasar beserta ide-ide atau
pertimbangn yang melatarbelakanginya. Landasan-landasan ini diperlukan agar dalam pengembangan
pendidikan sekolah dasar kedepannya kita akan memahami secara utuh bagaimana sistem pendidikan
nasional dibangun dan diselenggarakan untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional
secara umum dan pendidikan dasar secara khusus. Dalam pasal 11 RPP Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan dikemukakan bahwa:
1. Pendidikan dasar berfungsi menanamkan nilai-nilai, sikap, dan rasa keindahan, serta memberikan
dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan kecakapan membaca, menulis dan berhitung serta
kapasitas belajar peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan
untuk hidup di tengah masyarakat, sejalan dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional.
2. Pendidikan dasar bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut sejalan dengan
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Soal No. 2

a. Karakteristik Umum Pendidikan Sekolah Dasar adalah adanya empat sasaran utama dalam pendidikan
SD yang membedakannya dengan jenjang pendidikan lainnya, yaitu:
1. Kemelekwacanaan (literacy) yang artinya pendidikan SD diarahkan pada pembentukan
kemelekwacanaan, bukan pada pembetukan akademik siswa. Kemelekwacanaan disini merujuk
pada pemahaman siswa tentang berbagai fenomena atau kejadian atau gagasan di lingkungan
sekitarnya dalam rangka penyesuaian perilakunya dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Kemampuan berkomunikasi yang artinya pendidikan SD diarahkan untuk pembentukan
kemampuan berkomunikasi, yaitu kemampuan untuk menyampaikan pendapat, ataupun informasi
yang di dapat dari berbagai sumber kepada orang lain dengan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
3. Kemapuan memecahkan masalah (problem solving), yang mana pendidikan SD mengarahkan
pembentukan kemampuan analisis anak yaitu kecakapan yang mencakup merasakan adanya
masalah, mengidentifikasi masalah, mencari informasi untuk memecahkan masalah,
mengeksplorasi alternatif pemecahan masalah, dan memilih alternatif yang paling layak.
Kemampuan ini sangat diperlukan dalam kehidupan, oleh karena itu harus dikembangkan sejak
SD.
4. Kemampuan bernalar (reasoning), yang artinya pendidikan SD mengarahkan anak atau peserta
didik untuk menggubakan logika dan bukti – bukti secara sistematis dan konsisten untuk sampai
pada kesimpulan. Pendidikan SD diarahkan untuk mengembangkan kemampuan siswa berpikir
logis sehingga kemampuan bernalarnya berkembang.

b. Karakteristik Khusus Pendidikan SD adalah komponen – komponen yang terdapat dalam pendidikan
SD secara khusus, yaitu:
1. Siswa SD
Adalah anak – anak berusia antara 6 s.d 13 tahun yang tentu saja berbeda dengan usia siswa pada
jenjang pendidikan lainnya. Disamping usia siswa SD juga memilki karakteristik fisik dan mental
yang berbeda.
2. Guru
Guru yang mengajar di SD adalah guru kelas yang wajib mengajarkan lima mata pelajaran SD
yang meliputi: Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PKn. Berbeda dengan guru yang
mengajar di SMP ataupun SMA yang merupakan guru mata pelajaran yang hanya mengajarkan
satu mata pelajaran secara spesifik, misalnya guru Matematika, Bahasa Indonesia, dll. Jumlah guru
yang terdapat di sekolah dasar juga berbeda dari SMP dan SMA. Jumlah guru di sekolah dasar
sesuai dengan rombelnya yaitu 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru PJOK dan 1 guru Pendidikan
Agama.
3. Kurikulum
Kurikulum SD merupakan bagian dari kurikulum Pendidikan Dasar, yang mempunyai tujuan yang
khas yaitu mengembangkan kemampuan dasar anak SD. Sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 37, yang mana kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat:
- Pendidikan Agama;
- Pendidikan Kewarganegaraan;
- Bahasa;
- Matenatika;
- Ilmu Pengetahuan Alam;
- Ilmu Pengetahuan Sosial;
- Seni dan Budaya;
- Pendidikan Jasmani dan Olahraga;
- Keterampilan/Kejuruan; dan
- Muatan Lokal
Kurikulum SD dikembangkan berdasarkan standar nasional oleh satuan pendidikan (SD) bersama
dengan Komite Sekolah, dibawah koordinasi Dinas Pendidikan Kab/Kota dengan memuat bidang
– bidang yang telah disebutkan diatas.
Lama pendidikan SD ditempuh selama 6 tahun yang dibagi menjadi 6 tingkat kelas.
4. Pembelajaran
Pembelajaran di SD menekankan pada keterpaduan, bersifal holistik, dan kontekstual atau
pengalaman langsung, juga menggunakan contoh – contoh konkret sesuai dengan karakteristik
peserta didik SD dan tujuan pendidikan dasar.
5. Gedung dan Peralatan Pembelajaran
Gedung dan fasilitas SD bervariasi dari yang paling sederhana sampai yang cukup mewah. Pada
umumnya gedung SD memiliki 6 ruang kelas, satu ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang
perpustakaan, kamar mandi siswa dan guru, juga tempat ibadah.

Soal No. 3
a. Era Orde Baru yakni era pemerintahan dibawah Presiden Soeharto (1967-1998) pada zaman ini
pendidikan sekolah dasar dilaksanakan menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku mada
masa itu. Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan pertama yang mengatur sistem pendidikan
nasional Pasal 31 UUD 1945 adalah Surat keputusan Menteri Pendidikan dan Pengajaran Nomor
104/Bhg O, tanggal 1 Maret 1946 tentang pembentukan Panitia Penyelidik Pengajaran RI di bawah Ki
Hajar Dewantara; kemudian undang – undang Nomor 4 tahun 1950 tentang Dasar – Dasar Pendidikan,
Pengajaran, dan Kebudayaan (PPK), juncto Undang – Undang No. 12 Tahun 1954 tentang Dasar –
Dasar Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan (PPK), yang merupakan pemberlakuan UU Nomor 4
Tahun 1950 di seluruh RI; kemudian terdapat juga Keputusan Presiden No. 145 Tahun 1965 tentang
Perumusan Tujuan Pendidikan sesuai dengan Manipol-USDEK; Ketetapan MPRS No.
XXVII/MPRS/1966, tentang Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan, yang mengganti rumusan tujuan
Pendidikan Nasional menurut Keputusan Presiden Nomor 145 Tahun 1965 dan Undang – Undang No.
22 Tahun 1961, khusus mengatur tentang Perhuruan Tinggi; kemudian terdapat juga Undang – Undang
No. 2 tahun 1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), mengatur pendidikan nasional
dalam satu sistem-SISDIKNAS.
Kemudian dalam ranah Kebijakan Strategis negara berkaitan dengan pendidikan dasar yaitu
pengembangan pendidikan nasional pada REPELITA V (1990/1991-1993/1994) secara keseluruhan
didasarkan pada UU yang berlaku. Dengan sistem pendidikan nasional tersenut, setiap warga negara
RI diharapkan dapat memeperoleh sekurang – kurangnya pengetahuan dan kemamuan dasar yang
meliputi kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, serta menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar, yang diperlukan oleh setiap warga negara untuk dapat berperan serta dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Secara lebih lanjut isi dan proses pendidikan pada era Orde
Baru mencakup kurikulum yang mencakup 10 mata pelajaran (PPKn, Bhs. Indonesia, Pendidikan
Agama, Matematika, IPA, IPS, Seni dan Kerajinan, PJOK, Bhs. Inggris dan Muatan Lokal. Juga
dilaksanakannya Program Wajib Belajar SD juga perluasan dan pemerataan pendidikan yang
dimaksudkan untuk menciptakan keadaan dimana setiap warga negara memilki kesempatan untuk
memperoleh pendidikan yang meliputi penghapusan SPP dan program pembangunan SD Kecil, SD
Konvensional atau tradisional, MI (Madrasah Ibtidaiyyah), SD Pamong, Program Kejar Paket A, SLB
(Sekolah Luar Biasa, dan SD Terpadu.
b. Era Reformasi adalah era setelah mundurnya Presiden Soeharto dan digantikan oleh BJ. Habibie pada
tanggal 21 Mei 1998.ketentuan perundang – undangan yang mengatur Sistem Pendidikan Nasional
pada Era Reformasi adalah Pasal 31 Uud 1945 sebelum dan sesudah di amandemen yang dijabarkan
secara legal formal ke dalam Undang – Undang No. 2 Tahun 1989, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS), yang mengatur pendidikan nasional sampai dengan tahun 2003, dan Undang
– Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), yang mengatur
pendidikan nasional dari tahun 2003 sampai dengan saat ini, dengan Peraturan Pemerintah RI yaitu PP
RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai salah satu ketentuan
peundang – undangan turunannya. Kebijakan strategis dalam sektor pendidikan pada Era Reformasi
adalah lanjutan Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) awal, Repelita VI (1994/1995-
1998/1999) yang merupakan kelanjutan dari Repelita I sampai dengan Repelita V. Kebijakan Strategis
tersebut meliputi:
- Sasarn Pendidikan Nasional adalah terwujudnya kehidupan masyarakat yang makin sejahtera;
- Pendidikan Nasional diarahkan pada makin mantapnya budaya bangsa yang tercermin dalam
meningkatnya peradaban, harkat dan martabat manusia Indonesia;
- Tujuan utama pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa
dan kualitas sumber daya manusia;
- Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan dan mempertbal rasa cinta tanah air;
- Pendidikan nasional ditata, dikembangkan dan dimantapkan secara terpadu dan serasi baik
antar berbagai jalur, jenis, dan jenjang pendidikan;
Lebih lanjut Isi dan proses pendidikan pada Era Reformasi dijelaskan sebagai berikut. Sasaran
pembangunan pendidikan sebagaimana tertuang dalam RPJM 2004-2009 antara lain adalah
menyelenggarakan Wajar Dikdas 9 Tahun, termasuk didalamnya SD/MI 6 tahun dan penyelenggaraan
pendidikan nonformal yang bermutu yang mencakup pendidikan kesetaraan Paket A yang setara SD.
Peningkatan Pendidikan yang berkualitas dilakukan dengan pengembangan kurikulum SD yang sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan global, nasional, dan lokal;
yang didalamnya memuat pengembangan pendidikan kewarganegaraan, pendidikan multikultural, dan
pendidikan budi pekerti yang termasuk pendidikan kesenian, kebudayaan dan lingkungan hidup,
penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional juga penyediaan sarana dan prasarana
yang memadai. Termasuk juga pengembangan sistem evaluasi, akreditasi dan sertifikasi guru SD/MI.
Pengelompokan mata pelajaran SD/MI menurut PP RI Nomor 19 tahun 2005 adalah kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; kelompok mata pelajaran estetika; dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Sesuai dengan PP RI No. 38 tahun 2007
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memiliki kewenangan atas urusan wajib mengenai pendidikan
SD/MI antara lain: penetapan kebijakan operasional pendidikan di kabupaten/kota, perencanaan
operasional pendidikan SD sesuai dengan perencanaan strategis tingkat provinsi dan nasional,
sosialisasi dan pelaksanaan standar nasional pendidikan di tingkat kabupaten, dan pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai