PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD
PDGK 4104
UNIVERSITAS TERBUKA
DISUSUN OLEH :
SEMESTER : 3 PGSD-BI
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ PADANG
POKJAR PADANG TIMUR
TAHUN 2020
MODUL 1
LANDASAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
Terkait pada berbagai pandangan pakar tersebut di atas yang sangat relevan
untuk menggali landasan filosofis dan psikologis-pedagogis pendidikan di SD/MI.
a) Teori Kognifisme
Pieget menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah duplikat dari objek, dan
bukan pula sebagai tampilan kesadaran dari bentuk yang ada dengan sendirinya
dalam diri individu. Pengetahuan sesungguhnya merupakan konstruksi pikiran
yang terbentuk, karena secara biologis adanya interaksi antara organisme
dengan lingkungan, dan secara kognitif adanya interaksi antara organisme
dengan lingkungan, dan secara kognitif adanya interaksi antara pikiran dengan
objek.
Secara teoritik perkembangan kognitif mencakup tiga proses mental
yakni:
a) Assimilation atau asimilasi
Assimilation atau asimilasi adalah integrasi data baru dangan struktur
kognitif yang sudah ada dalam pikiran
b) Accommodation atau akomodasi
Accommodation atau akomodasi menunjuk pada proses penyesuaian
struktur kognitif dengan situasi baru
c) Equilibration atau ekuibrasi
Equilibration atau ekuibrasi adalah proses penyesuaian yang sinambung
antara asimilasi dan akomodasi.
Anak usia SD/MI berada dalam tahap perkembangan kognitif
Praoperasional sampai Konkret. Pada usia ini anak memerlukan bimbingan
sistematis atau sistemik guna membangun pengetahuannya. Oleh karena itu,
peran pendidikan di SD/MI sangatlah strategis bagi pengembangan kecerdasan
dan kepribadian anak.
c) Teori Humanistik
Pendekatan humanistic memiliki karakteristik : (a) menjadikan peserta
didik sendiri sebagai isi, yakni mereka sendiri belajar tentang perasaannya dari
perilakunya; (b) mengenal bahwa imajinasi peserta didik seperti dicerminkan
dalam seni, impian, cerita, dan fantasi sebagai hal yang penting dalam
kehidupan yang dapat dibahas bersama dengan teman sekelasnya; (c)
memberikan perhatian khusus terhadap ekspresi non-verbal seperti isyarat dan
nada karena diyakini hal itu sebagai ungkapan perasaan dan sikap yang
dikomunikasikan; (d) menggunakan pemainan, improvisasi, dan bermain peran
sebagai wahana simulasi perilaku yang dapat dikaji dan diubah.
Landasan historis dan ideologis adalah dasar pemikiran yang diangkat dari fakta
sejarah yang relevan tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Sekolah Dasar
beserta ide-ide atau pertimbangan yang melatarbelakangi sejak pada masa Hindia
Belanda sampai saat ini.
Secara historis atau kesejahteraan, pendidikan Sekolah Dasar di Indonesia
merupakan kelanjutan dari system pendidikan pada masa Hindia Belanda yang memang
dibangun lebih banyak untuk kepentingan penjajahan Belanda di Indonesia. Pada
dasarnya system pendidikan pada masa itu ditekankan pada upaya memperoleh tenaga
terampil yang menegrti nilai budaya penjajah sehingga menguntungkan mereka dalam
mempertahankan dan melangsungkan penjajahannya.
Sistem pendidikan Indonesia dalam perspektif sejarah perjuangan bangsa
berkembnag secara dinamis pada lingkungan masyarakat yang juga berkembang dalam
dimensi ideologi, politik, ekonomi, maupun sosial budaya.
Dari fakta sejarah pendidikan Sekolah Dasar pada zaman Hindia Belanda, kita
dapat menangkap bahwa makna segregasi sosial dan diskriminasi secara sengaja
dilakukan terhadap anak penduduk bumi putera dalam memperoleh kesempatan belajar
di Sekolah Dasar, tergantung pada latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya.
Hal lain yang sangat penting adalah tumbuhnya berbagai gerakan pendidikan pada
masa perjuangan kemerdekaan yang dilakukan oleh seluruh komponen bangsa, telah
mendorong tumbuh dan berkembang pula konsep dan dasar ideology pendidikan yang
walaupun berbeda dalam nomenklatuurnya dan konteks perwujudannya, tetapi semuanya
pada satu tujuan adanya system pendidikan yang inheren dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan benegara Indonesia. Salah satunya adalah filsafat dan
ideology pendidikan Taman Siswa Ing madya mangun karsa, Ing Ngarsa sung Tuladha,
Tut Wuri Handayani.