Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH RANGKUMAN MODUL 4

RANCANGAN PEMBELAJARAN TERPADU

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1 (SATU)

Anggota Kelompok :

1. Andi Latief M. ( 858550188 )


2. Dwi Niasari ( 858560171 )
3. Endang Susilowati ( 837538707 )
4. Isti Wulandari ( 858556734 )
5. Lilis Yulianti ( 858556694 )
6. Miftachul Fitrianie ( 858558738 )
7. Putri Juwitasari ( 816297406 )
8. Ratnasari ( 858561481 )
9. Ririn Setiyowati ( 858563793 )

UNIVERSITAS TERBUKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


MAKALAH RANGKUMAN MODUL 4
RANCANGAN PEMBELAJARAN TERPADU

A.  Strategi Perencanaan Pembelajaran Terpadu


       Sebagai sesuatu yang relative baru dalam implementasi kurikulum di Indonesia, pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran terpadu di sekolah dasar harus didukung
oleh kemampuan dan kesiapan guru yang optimal dan berbagai alat dan sarana yang
memadai.Selain itu menuntut juga adanya kreativitas dan inovasi guru.
       Pengembangan pembelajaran terpadu dapat berupa contoh, aplikasi, pemahaman, analisis,
dan evaluasi. Konsep-konsep dapat dipadukan dari semester yang berlainan yang
pembelajarannya dapat dilaksanakan pada semester yang sama dengan tidak meninggalkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar pada semester lainnya. Ada berbagai model dalam
mengembangkan pembelajaran Terpadu yang dapat dilihat pada alur penyusunan perencanaan
pembelajaran terpadu berikut ini:

1. Langkah pertama
Menetapkan bidang kajian yang akan dipadukan. Pada saat menetapkan beberapa bidang
kajian yang akan dipadukan sebaiknya sudah disertai dengan alasan atau rasional yang
berkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar oleh peserta didik
dan kebermaknaan belajar.
2.  Langkah kedua
Langkah berikutnya dalam pengembangan model pembelajaran terpadu adalah mempelajari
standar kompetensi dan kompetensi dasar dari bidang kajian yang akan dipadukan dan
melakukan pemetaan pada semua Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bidang kajian
per kelas yang dapat dipadukan. Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh
gambaran secara menyeluruh dan utuh. Beberapa ketentuan dalam pemetaan Kompetensi
Dasar dalam pengembangan model pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasikan beberapa Kompetensi Dasar dalam berbagai Standar Kompetensi  
yang memiliki potensi untuk dipadukan.
b. Beberapa Kompetensi Dasar yang tidak berpotensi dipadukan, jangan dipaksakan untuk
dipadukan dalam pembelajaran. Kompetensi Dasar yang tidak diintegrasikan
dibelajarkan/disajikan secara tersendiri.
c. Kompetensi Dasar dipetakan tidak harus berasal dari semua Standar Kompetensi yang
ada pada mata pelajaran pada kelas yang sama, melainkan memungkinkan hanya dua atau
tiga Kompetensi Dasar saja.
d. Kompetensi Dasar yang sudah dipetakan dalam satu topik/tema masih bisa dipetakan
dengan topik/tema lainnya.
3. Langkah ketiga
Setelah pemetaan Kompetensi Dasar selesai, langkah selanjutnya dilakukan penentuan tema
pemersatu antar-Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Tema  yang dipilih harus
relevan dengan Kompetensi Dasar yang telah dipetakan dan dapat dirumuskan dengan
melihat isu-isu yang terkini, misalnya penyakit demam berdarah, HIV/AIDS, dan lainnya.
kemudian baru dilihat koneksitasnya dengan kompetensi dasar dari berbagai bidang  kajian.
Dengan demikian, dalam satu mata pelajaran pada satu tingkatan kelas terdapat beberapa
topik yang akan dibahas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan topik/tema
pada pembelajaran terpadu antara lain meliputi hal-hal berikut:
a. Tema dalam pembelajaran terpadu merupakan perekat antar-Kompetensi Dasar yang
terdapat dalam bidang kajian.
b. Tema yang ditentukan selain relevan dengan Kompetensi-kompetensi Dasar yang
terdapat dalam satu tingkatan kelas, juga sebaiknya relevan dengan pengalaman pribadi
peserta didik, dalam arti sesuai dengan keadaan lingkungan setempat.
c. Dalam menentukan topik, isu sentral yang sedang berkembang saat ini, dapat menjadi
prioritas yang dipilih dengan tidak mengabaikan keterkaitan antar-Kompetensi Dasar
pada bidang kajian yang telah dipetakan.
4. Langkah keempat
Membuat  matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tema/topik pemersatu. Tujuannya
adalah untuk menunjukkan kaitan antara  tema/topik dengan kompetensi dasar yang dapat
dipadukan.
5. Langkah kelima
Setelah membuat matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tema pemersatu, maka
Kompetensi-kompetensi Dasar tersebut dijabarkan ke dalam indikator pencapaian hasil
belajar yang nantinya digunakan untuk penyusunan silabus.
6. Langkah keenam
Menyusun silabus pembelajaran terpadu,  dikembangkan dari berbagai indikator bidang
kajian menjadi beberapa kegiatan pembelajaran yang konsep keterpaduan atau keterkaitan 
menyatu  antara beberapa bidang kajian. Komponen penyusunan silabus terdiri dari Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu,
Penilaian, dan Sumber Belajar.
7.   Langkah ketujuh

Setelah teridentifikasi peta Kompetensi Dasar dan tema yang terpadu,  selanjutnya adalah
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada pembelajaran terpadu, sesuai dengan
Standar Isi, keterpaduan terletak pada strategi pembelajaran.Hal ini disebabkan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar telah ditentukan dalam Standar Isi Rencana pelaksanaan
pembelajaran tersebut merupakan realisasi dari pengalaman belajar peserta didik yang telah
ditentukan pada silabus pembelajaran terpadu. Komponennya terdiri atas: identitas mata
pelajaran, Kompetensi Dasar yang hendak dicapai, materi pokok beserta uraiannya, langkah
pembelajaran, alat media yang digunakan, penilaian dan tindak lanjut, serta sumber bahan
yang digunakan.
Dalam pembelajaran terpadu sendiri membutuhkan suatu strategi pada saat pengaplikasian di
kelas.Tentunya strategi yang digunakan bermanfaat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu:
1. Integrasi melalui pemaduan siswa
Cara ini memadukan beberapa kelas menjadi satu kelas, sehingga satu pembelajaran
kelas diikuti oleh lebih dari satu tingkat usia siswa. Misalnya kelas 1 dan kelas 2 SD
diajar matematika bersama-sama.Cara ini tentunya memerlukan keahlian guru untuk
memberikan tugas yang bertingkat sehingga siswa belajar dari yang mudah menuju
tingkat yang lebih sulit.Siswa kelas 1 dapat belajar dari siswa yang lebih tua dan lebih
pengetahuannya, sedangkan siswa yang lebih tua (kelas 2) dapat mengajarkan
pengetahuannya kepada siswa yang lebih muda.
2.  Integrasi meteri/mata pelajaran

Cara ini memadukan meteri dari beberapa mata pelajaran dalam satu kesatuan kegiatan
pembelajaran.Dalam satu kegiatan pembelajaran siswa belajar berbagai mata pelajaran
misal matematika, bahasa, IPA, dan IPS.Cara ini biasanya dilakukan dengan
memadukan topik-topik (tema-tema) menjadi satu kesatuan tema yang disebut tematik
unit.Tematik unit merupakan rangkaian tema yang dikembangkan dari suatu tema
dasar.Sedangkan tema dasar merupakan pilihan atau kesepakatan antara guru dengan
siswa berdasarkan kajian keseharian yang dialami siswa denga penyesuaian dari materi-
materi yang ada pada kurikulum.Selanjutnya tema dasar tersebut dikembangkan
menjadi benyak tema yang disebut unit tema (subtema).

B.  Pemetaan Keterhubungan Kompetensi Dasar dengan Tema Pemersatu


       Pemetaan adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh
semua standar kompetensi kompetensi dasar dan indicator dari berbagai mata pelajaran yang
dipadukan dalam tema yang dipilih.Pembelajran Tematik merupakan pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan materi pengjaran dan pengalaman belajar melalui ketrpaduan tema.Tema
menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Pada
pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan tema dan sub tema yang disepakati dan
dihubungkan dengan antar mata pelajaran sehinggga siswa-siswi memperoleh pandangan dan
hubungan yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajran yang berbeda-beda(Sukayati,1998).
       Tema pembelajaran tematik sebagai alat/wahana pemersatu dari standar kompetensi setiap
mata pelajaran yang dipadukan.Dalam penentuan tema dapat ditetapkan sendiri oleh guru
dan/atau bersama peserta didik. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam menetapkan tema
perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu :
      Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan peserta didik.
      Mulai dari yang termudah menuju yang sulit.
      Mulai dari yang sederhana menuju yang kompleks
      Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
      Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri peserta didik.
      Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan peserta didik, termasuk
minat, kebutuhan peserta didik, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya.

1. Prosedur Pemetaan Tema


Pemetaan tema dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua
SK, KD, Indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Hal
ini dapat dilakukan dengan :
a.    Penjabar SK dan KD ke dalam indikator, melakukan kegiatan penjabaran SK dan KD dari
setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangakan indikator perlu
memperhatikan hal-hal sbb:
1)   Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
2)   Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Dirumuskan dalam
kata operasional yang terukur dan atau dapat diamati.
b.    Menentukan Tema, Dalam menentukan tema dapat dilakukan denga dua cara. Cara
pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam
masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.Cara
kedua, menentukan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menetukan
tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat
dan kebutuhan anak.
c.    Identifikasi dan analisis SK, KD, dan Indikator. Identifikasi dan analisis untuk setiap SK,
KD, dan Indikator disesuaikan dengan setiap tema sehingga semua SK, KD, dan Indikator
terbagi habis.

2. Pemetaan Keterhubungan Kompetensi Dasar dan Indikator ke dalam Tema


       Pemetaan KD dan Indikator ke dalam tema dimulai dengan kegiatan sbb:
a.    Memetakan semua mata pelajaran yang dikerjakan di kelas 1-3. Karena pembelajaran
tematik adalah ketrpaduan anatara berbagai macam mata pelajaran yang digabungkan
menjadi satu kesatuan.Sehinggga dalam satu waktu pelajar dalam hala ini adalah pelajar
kelas bawah mampu mendapatkan ilmu yang beragam dan mempunyai pemahaman yang
lebih luas.Karena suatu paket pelajaran dihubungkan dengan berbagai macam ilmu
pengetahuan.
b.    Mengidentifikasi setiap Standar Kompetensi dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di
kelas 1-3. Hal ini perlu dilakukan agar tidak salah dalam penyampaian materi pelajaran,
baik salah dalam bentuk porsi materi atau tingkat kesulitan materi(bobot materi). Jadi
sebagai seorang guru harus pandai dalam mengidentifikasi SK tersebut.
c.    Mengidentifikasi Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3.
Dalam hal ini sama dengan penjelasan di atas yaitu pada intinya sebagai seorang guru
harus mampu mengidentifikasi Kompetensi Dasar.
d.   Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator. Penjabaran Kompetensi Dasar ke
dalam Indikator, menurut Najib Sulhan (2006) dapat menggunakan contoh sebagai berikut:
               Dalam contoh ini mengambil penjabaran dalam pelajaran Matematika.Standar
Kompetensinya adalah Melakukan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan sampai 20.
Kompetensi Dasarnya Membilang Banyak Benda. Indikatornya a) Membilang atau
menghitung secara urut b) Menyebutkan banyak benda c) Membandingkan dua kumpulan
benda melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit, atau sesama banyak d) Membaca dan
menulis lambang bilangan e) Menyatrakan masalah sehari-hari yang terkait penjumlahan
dan pengurangan sampai 20.
e.    Mengidentifikasi tema-tema berdasarkan keterpaduan SK, KD, dan Indikator dari semua
mata pelajaran yang diajarakan di kelas 1-3. Melakukan Identifikasi dan analisis untuk
setiap SK, KD, dan Indikator harus cocok untuk setiap tema sehingga semua SK, KD, dan
Indikator terbagi habis. Artinya untuk SK, KD, dan Indikator yang tidak dapat dipadukan
dengan mata pelajaran lain disajiakan secara tersendiri.
C.  Penyusunan Silabus dan satuan perangkat Pembelajaran Terpadu
1. Penyusunan Silabus
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan
tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran,
indicator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh satuan
pendidikan, khususnya pada pemberlakuan kurikulum tingkat satuan pendidikan.Dalam
implementasi KTSP, pengembangan silabus harus sesuai dengan perinsip ilmiah, relevan,
fleksibel, kontinuitas, konsisten, memadai, dan efisien.Pengembangan silabus dalam
pembelajaran terpadu disusun dengan memperhatikan komponen-komponen yang telah
ditentukan dalam tahapan-tahapan sebelumnya, komponen-komponen tersebut dijadikan
dasar pengembangan silabus.
       Silabus diartikan sebagai ringkasan, garis besar, atau pokok – pokok materi
pembelajaran terpadu.Silabus merupakan penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
CONTOH FORMAT SILABUS
Nama Sekolah             :
Mata Pelajaran            :
Kelas/ Smt                   :
Tema                           :
Standar Kompetensi   :
Kompetens Mater Pengalama Indikato Penilaia Alokas Sumber/
i Dasar i n Belajar r n i Bahan/
Pokok Waktu Alat

2. Penyusunan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)


RPP yaitu rancangan pemebelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru
dalam pembelajaran di kelas. Biasanya RPP dibuat untuk setiap satu kali pertemuan dengan
segala persiapannya. Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran terpadu di kelas perlu
disusun suatu satuan pembelajaran terpadu. Komponen satuan pembelajaran terpadu
meliputi :
1.    Identitas mata pelajaran ( nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester,
dan waktu pertemuan yang dialokasikan )
2.    Kompetensi dasar yang hendak dicapai
3.    Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai
kompetensi dasar
4.    Strategi pembelajaran ( kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan siswa dalam
berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber elajar untuk menguasai kompetensi
dasar )
5.    Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar.
6.    Penilaian dan tindak lanjut.
7.    Sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran terpadu sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai.

CONTOH FORMAT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Satuan Pendidikan    :
Mata Pelajaran          :
Tema                          :
            Kelas/ Semester         :
            Standar Kompetensi :
            Kompetensi Dasar     :
            Indikator                    :
            Alokasi Waktu           : ... x ... menit (...pertemuan)

A.  Tujuan Pembelajaran
B.  Materi Pembelajaran
C.  Metode Pembelajaran
D.  Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
 Kegiatan Awal: (dilengkapi dengan alokasi waktu)
 Kegiatan Inti: (dilengkapi dengan alokasi waktu)
 Eksplorasi
 Elaborasi
 Konfirmasi
 Kegiatan Penutup: (dilengkapi dengan alokasi waktu)
E.   Sumber Belajar (disebutkan secara konkrit)
F.   Media pembelajaran
G.  Penilaian :  
 Teknik
 Bentuk Instrumen
 Contoh Instrumen (soal/ tugas) (ditambahkan kunci jawaban atau pedoman penilaian)

                                                                

KESIMPULAN
       Perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan
kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan siswa agar tujuan dapat tercapai.
      Pengembangan pembelajaran terpadu dapat berupa contoh, aplikasi, pemahaman, analisis,
dan evaluasi. Konsep-konsep dapat dipadukan dari semester yang berlainan yang
pembelajarannya dapat dilaksanakan pada semester yang sama dengan tidak meninggalkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar pada semester lainnya. Ada berbagai model dalam
mengembangkan pembelajaran Terpadu yang dapat dilihat pada alur penyusunan perencanaan
pembelajaran terpadu berikut ini:

Anda mungkin juga menyukai