NAMA ANGGOTA :
1. Gusti Ayu Mas Putri 859019416
Pendekatan Kontekstual
Pendekatan pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran dengan
situasi dunia nyata siswa. Melalui pendekatan kontekstual diharapkanhasil
belajar dapat lebih bermakna bagi siswa, karena siswa dapat
mengaplikasikan hasil belajarnya dalam kehidupan mereka dalam jangka
panjang.
Menurut Priyatni dalam Krisnawati dan Madya (2004: 56) : Pembelajaran yang
dilaksanakan dalam konteks yang otentik, artinya pembelajaran diarahkan agar siswa
memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah nyata yang dihadapi.
Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugastugas
yangbermakna.
Pembelajarandilaksanakandenganmemberikanpengalaman bermakna kepadasiswa.
Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok , berdiskusi, dan
salingmengoreksi.
Kebersamaan, kerjasama, dan saling memahami satudengan yang lain secara
mendalam merupakan aspek pembelajaran yangmenyenangkan.
Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif dan
KETERAMPILAN
MENGKOMUNIKASIKAN
Abruscato: mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil
pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil
penyelidikan.
Esler dan Esler: dapat dikembangkan dengan menghimpun
informasi dari grafik atau gambar yang menjelaskan benda- benda
serta kejadian- kejadian secara rinci.
Kegiatan untuk keterampilan ini dapat berupa kegiatan membaut
dan menginterpretasi informasi dari grafik, charta, peta, gambar,
dan lain- lain.
Esler dan Esler: dapat dikatakan juga sebagai keterampilan membuat kesimpulan sementara. \
Abruscato : menginferensi, menduga, menyimpulakan secara sementara adalah menggunakan logika untuk
memebuat kesimpulan dari apa yang kita observasi.
Carin : mengemukakan bahwa menginferensi adalah membuat kesimpulan didasarkan pada alasan yang
dijelaskan oleh observasi.
Kegiatan untuk mengembangkan keterampilan ini adalah dengan menggunakan suatu benda yang dibungkus
sehingga siswa pada mulanya tidak tahu apa benda tersebut.
KETERAMPILAM MEMPREDIKSI
Carin : memprediksi adalah meramal secara khusus tentang apa yang akan terjadi pada observasi yang akan dating
atau membuat perkiraan kejadian atau keadaan yang akan datang yang diharapkan akan terjadi.
Esler dan Esler : keterampilan memperkirakan kejadian yang akan datang berdasarkan dari kejadian- kejadian yang
terjadi sekarang, keterampialn menggunakan grafik untuk menyisipkan dan meramalkan terkaan- terkaan atau
dugaan- dugaan.
KETERAMPILAN MENGENAL
HUBUNGAN RUANG & WAKTU
Esler dan Esler : meliputi keterampilan menjelaskan posisi suatu benda terhadap lainnya atau terhadap waktu atau
keterampilan megnubah bentuk dan posisi suatu benda setelah beberapa waktu.
Abruscato: menggunakan hubungan ruang- waktu merupakan keterampilan proses yang berkaitan dengan
penjelasan- penjelasan hubungan- hubungan tentang ruang dan waktu beserta perubahan waktu. Keterampilan ini
penting karena semua benda menempati tempat dalam suatu ruang pada waktu tertentu.
Selanjutnya untuk membantu mengembangkan pengertian siswa terhadap hubungan waktu-ruang, seorang guru
dapat memberikan pelajaran tentang pengenalan dan persamaan bentuk- bentuk dua dimensi (segiempat, segitiga,
lingkaran) dan bentuk-bentuk tiga dimensi (seperti kubus, prisma, elips).
KETERAMPILAN MENGENAL
HUBUNGAN BILANGAN-BILANGAN
Memformulasi hipotesis adalah memformulasi dugaan yang masuk akal yang dapat diuji
tentang bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi. Hipotesis sering dinyatakan sebagai
pernyataan jika dan maka. Contohnya :
“Dengan waktu pemanasan 1 menit, apabila volume air PDAM semakin besar, maka suhu air
PDAM akan semakin kecil”.
Dari formulasi ini dapat dikatakan bahwa hipotesis adalah dugaan tentang pengaruh apa yang
akan diberikan variabel manipulasi terhadap variabel respon. Oleh karena itu di dalam
formulasi hipotesis lazim terdapat variabel manipulasi dan variabel respon. Hipotesis
diformulasikan dalam bentuk pernyataan, bukan pertanyaan. Beberapa perilaku siswa yang
dikerjakan siswa saat merumuskan hipotesis adalah: (a) memformulasi hipotesis berdasarkan
pengamatan dan inferensi; (b) merancang cara-cara untuk menguji hipotesis; (c) merevisi
hipotesis apabila data tidak mendukung hipotesis tersebut.
Hampir semua orang tahu bahwa para ilmuwan telah melakukan
penyelidikan atau atau penelitian. Kadang-kadang kejadian-kejaidian
tersebut sangat luas dan besar, contohnya ledakan dari gunung berapi.
Sangat kecil, contohnya perpindahan elektron dalam atom
berlangsungnya sangat lama, contohnya pergeseran daratan antar
benua. Dari kejadian-kejadian tersebut. sangatlah tidak mungkin bagi
kita untuk mempelajari semua kejadian dialam semesta.
Dari hasil penyelidikan biasanya diperoleh data hasil percobaan. Data yang
dihasilkan kemudian diinterpretasi, misalnya angka-angka ditransfer ke
dalam kata-kata atau kalimat untuk menjelaskan hasil. Terakhir si peneliti
harus memutuskan apa arti dari kata-kata tersebut.
KESIMPULAN
Keterampilan Proses IPA adalah suatu pendekatan yang menekankan kepada fakta dan
pendekatan konsep, yang digunakan dalam pembelajaran IPA yang didasarkan pada langkah-
langkah kegiatan dalam menguji sesuatu hal yang biasa dilakukan oleh para ilmuwan pada
waktu membangun atau dalam membuktikan suatu teori.
Bentuk- bentuk yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan ini misalnya memilih
bentuk- bentuk kertas, yang berbentuk kubus, gambar- gambar hewan, daun- daun, atau
kancing- kancing berdasarkan sifat- sifat benda tersebut. Sistem- sistem klasifikasi berbagai
tingkatan dapat dibentuk dari gambar- gambar hewan dan tumbuhan (yang digunting dari
majalah) dan menempelkannya pada papan buletin sekolah atau papan panjang di kelas.
SARAN
Sapriati, Amalia. dkk. 2009. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
THANK YOU