IBRAHIM
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017 |199
Ibrahim – Perpaduan Model Pembelajaran Aktif Konvensional ….
mandiri, dan menjadi warga negara sekolah dasar yang masih kental dengan
yang demokratis serta bertanggung dunia permainan.
jawab. Pembelajaran PKn di SDN 11
Guru yang profesioanal memiliki Jangkang Kecamatan Bantan Kabupaten
peran yang besar dalam mewujudkan Bengkalis juga memiliki permasalahan
pendidikan yang mampu menghasilkan yang sama. Kondisi nyata dilapangan
generasi bangsa yang agamis, kreatif, bahwa semua siswa dan orang tua
inovatif, berdaya saing dan berkarakter. berharap bahwa buku tek, referensi serta
Guru yang profesional adalah guru yang buku penunjang lainya adalah
mengerti dan memahami kemampuan sepenuhnya tanggung jawab pihak
siswanya dan berupaya untuk sekolah sehingga mereka hanya datang
memberikan dan menerapkan metode ke sekolah dengan modal buku tulis
pembelajaran yang sesuai dengan saja. Sehingga sangat sulit untuk
kemampuan siswanya dan kondisi menerapkan sepenuhnya model
lingkunganya. pembelajaran yang modern. Dilihat dari
Keterbatasan sumber bacaan, sisi hasil belajar siswa pada semester
buku referensi, dan kondisi lingkungan ganjil 2015/2016 siswa kelas IV dengan
baik sekolah maupun masyarakat jumlah 27 orang memiliki rata-rata nilai
menjadi kendala bagi guru untuk sebesar 69,23 dengan batas kriteria
menerapkan sepenuhnya model ketuntasan minimum sebesar 68 hanya
pembelajaran modern yang cenderung terpaut 1,23 dari KKM. Ada 7 orang
terpusat pada siswa. Materi PKn siswa yang harus remedial karena
membutuhkan pemahaman yang cukup nilainya tidak sampai pada KKM, masih
tinggi, siswa diharapkan tidak hanya ada siswa yang tidak serius dan
cukup menyebutkan makna dan arti dari mengantuk dalam belajar, masih ada
sebuah istilah atau kata, namun lebih siswa yang bermain-main dalam belajar,
dari itu harus mampu mengetahui dan dan masih banyak siswa yang
memahami arti dari kata tersebut dalam menganggap bahwa tes atau evaluasi
kehidupan sehari-hari. Hal ini perlu adalah sesuatu yang menakutkan karena
penjelasan rinci dan detail dari guru kurang menguasai atau memahami
sehingga siswa tidak salah paham dalam materi yang telah disampaikan.
memahami dan menerapkanya. Untuk Berpijak pada kondisi nyata diatas
itu penjelasan melalui metode ceramah penulis mencoba melakukan penelitian
memungkinkan guru akan lebih baik tindakan kelas dengan cara
dan mudah untuk memberikan materi- mengkolaborasikan antara model
materi tertentu kepada siswanya. pembelajaran konvensional dengan
Kemudian dalam hal pendalaman materi model pembelajaran modern
supaya isi dari materi ajar tersebut (kooperatif) dengan harapan membawa
mudah diingat maka perlu dilakukan dampak pada hasil belajar siswa.
terobosan dan teknik supaya siswa Metode pembelajaran yang diterapkan
sekolah dasar lebih mudah, senang, adalah metode ceramah kemudian
aktif, inovatif dan efektif dalam dipadukan dengan metode Make – A
menyerap materi ajar. Metode yang Match. Semua materi disampaikan
demikian tentunya adalah salah satu dengan metode ceramah kemudian
metode pembelajaran yang termasuk untuk mendalami materi tersebut
dalam meodel pembelajaran kooperatif, dilakukan dengan metode Make – A
dimana metode tersebut adalah metode Match.
yang sesuai dengan situasi siswa
200| Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017
Ibrahim – Perpaduan Model Pembelajaran Aktif Konvensional ….
Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017 |201
Ibrahim – Perpaduan Model Pembelajaran Aktif Konvensional ….
proses pembelajaran, hanya saja model macam metode pengajaran dimana para
pembelajaran konvensional saat ini siswa bekerja dalam kelompok-
sudah mengalami berbagai perubahan- kelompok kecil untuk saling membantu
perubahan karena tuntutan zaman. satu sama lainya dalam mempelajari
Meskipun demikian tidak meninggalkan materi pembelajaran. Sugiyanto (2010:
keaslianya. 37) Pembelajaran kooperatif adalah
Menurut Wina Sanjaya model pembelajaran yang berfokus
(2006:259) menyatakan bahwa pada pada penggunaan kelompok kecil siswa
pembelajaran konvensional siswa untuk bekerja sama dalam
ditempatkan sebagai obyek belajar yang memaksimalkan kondisi belajar untuk
berperan sebagai penerima informasi mencapai tujuan belajar.
secara pasif. Jadi pada umumnya Kemudian Etin Solihatin dan
penyampaian pelajaran menggunakan Raharjo (2009: 5) menyatakan bahwa
metode ceramah, tanya jawab dan model pembelajaran Cooperative
penugasan. Learning merupakan suatu model
Kemudian Djafar (2001:86) pembelajaran membantu siswa dalam
pembelajaran konvensional dilakukan mengembangkan pemahaman dan
dengan satu arah. Dalam sikapnya sesuai dengan kehidupan
pembelajaran ini peserta didik nyata di masyarakat, sehingga dengan
sekaligus mengerjakan dua kegiatan bekerja secara bersama-sama diantara
yaitu mendengarkan dan mencatat. sesama anggota kelompok akan
Ruseffendi (2005: 17) pembelajaran meningkatkan motivasi produktivitas
konvensional pada umumnya memiliki dan perolehan belajar.
kekhasan tertentu, misalnya lebih Menurut Johnson dalam Anita
mengutamakan hafalan daripada Lie (2007: 30) ad 5 unsur dalam
pengertian, menekankan pada cooperatif learning yaitu saling
keterampilan berhitung, ketergantungan positif, tanggung jawab
mengutamakan hasil daripada proses, perseorangan, tatap muka, komunikasi
dan pengajaran berpusat pada guru. antar anggota, dan evaluasi proses
Metode pembelajaran konvensional kelompok. Arif Rohman (2009:186)
memiliki ciri-ciri tertentu. yang menyatakan bahwa pembelajaran
Dismpulkan bahwa model kooperatif (Cooperative learning)
pembelajaran konvensional merupakan adalah model pembelajaran yang
pembelajaran yang terpusat pada guru, menekankan pada saling
mengutamakan hasil bukan proses, ketergantungan positif antar individu
siswa ditempatkan sebagai objek dan siswa, adanya tanggung jawab
bukan subjek pembelajaran sehingga perseorangan, tatap muka,
siswa sulit untuk menyampaikan komunikasi intensif antar siswa, dan
pendapatnya. Selain itu metode yang evaluasi proses kelompok.
digunakan tidak terlepas dari ceramah, Dari beberapa pendapat diatas
pembagian tugas dan latihan sebagai jelas bahwa model pembelajaran
bentuk pengulangan dan pendalaman kooperatif merupakan model
materi ajar. pembelajaran yang terpusat pada siswa,
dimana siswa lebih banyak melakukan
C. Pembelajaran Kooperatif
aktivitas pembelajaran dan sebagai
Robert E. Slavin (2011: 4) subjek pembelajaran. Siswa bekerja dan
menyatakan bahwa Pembelajaran belajar secara berkelompok untuk
kooperatif merujuk pada berbagai menyelesaikan berbagai pokok
202| Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017
Ibrahim – Perpaduan Model Pembelajaran Aktif Konvensional ….
permasalahan yang dihadapi dalam konsep atau topik dalam suasana yang
pembelajaran. menyenangkan. Teknik ini dapat
digunakan dalam semua mata
D. Pembelajaran Kooperatif Type
pelajaran dan untuk semua tingkatan
Make – A Match
usia anak didik.
Menurut Sugiyanto (2010: 44-48) Simpulanya adalah bahwa model
Metode pembelajaran kooperatif pembelajaran kooperatif dengan type
dibedakan menjadi empat, antara lain Make – A Match merupakan salah satu
metode STAD (Student Teams cara atau teknik pembelajaran yang
Achivement Divisions), metode Jigsaw, mudah dan menyenangkan dengan
metode G (Group Investigasion) dan konsep permaianan untuk mencapai
metode struktural. Berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah
beberapa metode di atas Make a Match ditentukan sebelumnya.
merupakan bagian dari metode Pola permainanya dengan
struktural yang menekankan pada membuat dua jenis kartu (pertanyaan
struktur-struktur khusus yang dirancang dan jawaban) terkait materi atau pokok
untuk mempengaruhi pola-pola bahasan yang akan disampaikan
interaksi siswa. Struktur-struktur kemudian pemegang kartu jawaban dan
tersebut memiliki tujuan umum pertanyaan akan menjadi pasangan
diantaranya untuk meningkatkan dalam mendiskusikan materi yang
penguasaan isi akademik dan ditentukan oleh guru.
mengajarkan keterampilan sosial.
Endang Mulyatiningsih (2010:25) E. Pengertian Hasil Belajar
mengatakan bahwa metode Menurut pemikiran Gagne
pembelajaran make a match merupakan dalam Suprijono (2009: 6) belajar
metode pembelajaran kelompok yang adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
memiliki dua orang anggota. Masing- pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
masing anggota kelompok tidak ketrampilan. Hasil belajar berupa:
diketahui sebelumnya tetapi dicari 1. Informasi verbal, yaitu kapitalitas
berdasarkan kesamaan pasangan mengungkapkan pengetahuan
misalnya pasangan soal dan jawaban. dalam bentuk bahasa, baik lisan
Guru membuat dua kotak undian, kotak maupun tulisan.
pertama berisi soal dan kotak kedua 2. Ketrampilan intelektual, yaitu
berisi jawaban. Peserta didik yang kemampuan mempersentasikan
mendapat soal mencari peserta didik konsep dan lambang.
yang mendapat jawaban yang cocok, 3. Strategi kognitif, yaitu kecakapan
demikian pula sebaliknya. Metode ini mengarahkan aktivitas kognitifnya
dapat digunakan untuk membangkitkan sendiri
aktivitas peserta didik belajar dan cocok 4. Ketrampilan motorik, merupakan
digunakan dalam bentuk permainan. kemampuan melakukan aktivitas
Kemudian Lorna Curran dalam jasmani dalam urusan koordinasi,
Miftahul Huda (2011: 113) menyatakan sehingga terwujud otomatisme
bahwat eknik Make a Match adalah gerak jasmani.
teknik mencari pasangan, siswa di 5. Sikap merupakan kemampuan
gabung suruh mencari pasangan dari menerima dan menolak objek
kartu yang mereka pegang. Keunggulan berdasarkan penilaian terhadap
tekhnik ini adalah siswa mencari objek tersebut.
pasangan sambil belajar mengenai suatu
Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017 |203
Ibrahim – Perpaduan Model Pembelajaran Aktif Konvensional ….
Kemudian Djamarah (2006: 119) oleh siswa. Ketiga ranah belajar tersebut
menyatakan hasil belajar adalah sangat berkaitan dengan hasil belajar.
kemampuan yang diperoleh siswa Kemendikbud (2013: 33)
setelah melalui kegiatan belajar. tentang Kompetensi Inti (KI) di SD
Sedangkan Kunandar (2013: 62) bahwa mengemukan bahwa:
hasil belajar adalah kompetensi atau a. Ranah kognitif yaitu memahami
kemampuan tertentu, baik kognitif, faktual dengan cara mengamati
afektif maupun psikomotor yang dan bertanya berdasarkan rasa ingin
dicapai atau dikuasai peserta didik tahu tentang dirinya, makhluk
setelah mengikuti proses belajar ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
mengajar. benda- benda yang dijumpai di
Soedijarto dalam Purwanto rumah, di sekolah dan tempat
(2011: 46) menyatakan hasil belajar bermain.
adalah tingkat penguasaan yang b. Ranah afektif yaitu memiliki
dicapai oleh peserta didik dalam perilaku jujur, disiplin, tanggung
mengikuti proses belajar mengajar jawab, santun, peduli, dan percaya
sesuai dengan tujuan pendidikan yang diri dalam berinteraksi dengan
telah ditetapkan. Agus Suprijono keluarga, teman, guru dan
(2012: 5) menyatakan hasil belajar tetangganya.
adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, c. Ranah psikomotor siswa
pengertian-pengertian, sikap-sikap, menyajikan pengetahuan faktual
apresiasi dan ketrampilan. Nana dalam bahasa yang jelas, sistematis
Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil dan logis, dalam karya yang estetis,
belajar siswa pada hakikatnya adalah dalam gerakan yang mencerminkan
perubahan tingkah laku sebagai hasil anak sehat, dan dalam tindakan
belajar dalam pengertian yang lebih mencerminkan perilaku anak
luas mencakup bidang kognitif, afektif, beriman dan berakhlak mulia.
dan psikomotorik. Dimyati dan Benjamin S. Bloom dalam
Mudjiono (2006: 3-4) juga Dimyati dan Mudjiono ( 2006:26-27)
menyebutkan hasil belajar merupakan menyebutkan enam jenis perilaku ranah
hasil dari suatu interaksi tindak belajar
kognitif, sebagai berikut:
dan tindak mengajar. Dari sisi guru, 1. Pengetahuan, mencapai kemampuan
tindak mengajar diakhiri dengan proses ingatan tentang hal yang telah
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, dipelajari dan tersimpan dalam
hasil belajar merupakan berakhirnya ingatan. Pengetahuan itu berkenaan
pengajaran dari puncak proses belajar. dengan fakta, peristiwa, pengertian
Pendapat lain Bloom dalam Anni, kaidah, teori, prinsip, atau metode.
dkk (2007: 7) menyatakan bahwa hasil 2. Pemahaman, yaitu kemampuan
belajar sebagai perubahan tingkah laku menangkap arti dan makna tentang
yang mengusulkan tiga taksonomi yang hal yang dipelajari.
disebut dengan ranah belajar, yaitu 3. Penerapan, mencakup kemampuan
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. menerapkan metode dan kaidah
Ranah kognitif mencakup ranah untuk menghadapi masalah yang
pengetahuan dan pemahaman siswa, nyata dan baru. Misalnya,
ranah afektif mencakup ranah sikap menggunakan prinsip.
siswa, dan ranah psikomotor mencakup 4. Analisis, mencakup kemampuan
ranah keterampilan/skill yang dimiliki merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur
204| Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017
Ibrahim – Perpaduan Model Pembelajaran Aktif Konvensional ….
Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017 |205
Ibrahim – Perpaduan Model Pembelajaran Aktif Konvensional ….
206| Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017
Ibrahim – Perpaduan Model Pembelajaran Aktif Konvensional ….
Pencapaian
Skor
100%
Hasil penilaian diambil nilai rata-
Skor Maksimum ratanya. Perhitungan nilai rata-rata
Penentuan tingkat pencapaian tes secara mengacu pada rumus Sugiyono (2010:
kualitatif digunakan kriteria Suharsimi 49) yakni:
Arikunto (2005:245) sebagai berikut :
90 % – 100% Sangat Baik Me =
80 % – 89 % Baik Keterangan :
65 % – 79 % Cukup Me = mean (rata-rata)
55 % – 64% Kurang Baik ∑ fx = jumlah tiap data x
0 % – 54% Tidak Baik n = jumlah siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsep pendidikan adalah pembelajaran yang akan diterapkan
berkelanjutan secara terus menerus semata-mata bertujuan untuk
bahkan Rosullullah SAW meningkatkan hasil belajar siswa.
mengamanahkan kepada kita umat Model pembelajaran konvensional
muslim untuk menuntut ilmu dari ceramah yang dipadukan dengan model
buaian hingga liang lahat. Jika pembelajaran kooperatif tipe Make – A
dicermati maka guru sebagai unsur Match yang telah dilakukan ternyata
terpenting dalam pendidikan tidak berdampak positif pada hasil dan
hanya berhenti sebatas memperoleh semangat belajar siswa.
gelar seorang guru saja, tetapi Dilihat dari aspek ketercapaian
bagaimana selalu berupaya untuk nilai terhadap kriteria ketuntasan
berpikir, berencana dan berbuat untuk minimum yang telah ditetapkan SDN 11
kemajuan pendidikan umat. Jangkang Kecamatan Bantan Kabupaten
Berbagai upaya penyesuaian Bengkalis menunjukkan hasil yang
antara lingkungan sekolah, kemampuan cukup baik. Hasil tersebut dapat dilihat
siswa,letak geografis dengan model pada gambar berikut ini.
Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017 |207
Ibrahim – Perpaduan Model Pembelajaran Aktif Konvensional ….
208| Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017
Ibrahim – Perpaduan Model Pembelajaran Aktif Konvensional ….
Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017 |209
Ibrahim – Perpaduan Model Pembelajaran Aktif Konvensional ….
210| Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017
Ibrahim – Perpaduan Model Pembelajaran Aktif Konvensional ….
Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017 |211
Ibrahim – Perpaduan Model Pembelajaran Aktif Konvensional ….
212| Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017