Anda di halaman 1dari 9

Edu Primary Journal : Jurnal Pendidikan Vol 3, No 4, ___ Juni 2023

Dasar

PENERAPAN MODEL TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN


HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV
SD INPRES WAILAN

Rommi Y. Mongdong, S.Pd, M.Pd, Margareta Sumilat S.Pd. M.Pd, Romita Sihotang

Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan dan PsikologiUniversitas
Negeri Manado
E-mail: romimongdong@unima.com, margaretasumilat@unima.com, romitasihotang333@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui Penerapan Model Cooperative
Learning Tipe Talking Stick di kelas IV SD INPRES WAILAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah-langkah seperti : 1. Perencanaan, 2.
Tindakan, 3. Observasi, dan 4. Refleksi, dengan dua siklus. Teknik pengumpulan data adalah teknik tes tertulis, untuk
mencapai hasil belajar yang diinginkan. Teknik analisis data menggunakan Teknik persentase dengan rumus sebagai
berikut: KB T/Tt x 100%. Penelitian Tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas IV SD INPRES WAILAN, dengan
jumlah siswa 10 orang. Hasil Penelitian pembelajaran IPS pada siklus I yaitu memperolehan hasil pada siklus I adalaH
60,5% belum mencapai standar ketuntasan. Selanjutnya pada hasil Penelitian siklus II menunjukkan mencapai nilai
rata-rata kelas 85% dengan demikian tidak perlu lagi dilakukan perbaikan tindakan pembelajaran sehingga siklus
berikutnya sudah tidak dilanjutkan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan Cooperative
Learning tipe talking stick dapat menimbulkan hasil belajar siswa tentang materi sejarah kerajaan hindu di Indonesia di
kelas IV SD INPRES WAILAN. Kesimpulan di atas dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Dalam
menggunakan model Cooperative Learning tipe Talking Stick diharapkan agar supaya bisa memperhatikan langkah-
langkah atau fase pembelajaran Cooperative Learning tipe Talking stick dengan baik agar bisa menghasilkan kegiatan
belajar mengajar yang maksimal. 2. Bagi guru disarankan dapat menerapkan model Cooperative Learning tipe Talking
Stick dalam pembelajaran IPS siswa dikelas IV SD INPRES WAILAN. 3. Kepada guru SD diharapkan dapat
memahami dengan benar bagaimana menerapkan model Cooperative Learning tipe Talking Stick agar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa khusus nya pada materi sejarah kerajaan Hindu di Indonesia dan dalam pembelajaran
IPS pada umumnya.

Kata Kunci : Strategi Guru, Quantum Learning, Hasil Belajar, IPS

1
Edu Primary Journal : Jurnal Pendidikan Vol 3, No 4, ___ Juni 2023
Dasar

nasional dan global.


PENDAHULUAN Menurut Suyono (2014 : 9) menyatakan
bahwa belajar merupakan suatu proses untuk
Berdasarkan Undang-Undang system
memperoleh pengetahuan, meningkatkan
Pendidikan Nasional RI No 20 tahun 2003
keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan
pada pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa “
mengokohkan kepribadian, belajar memang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
merupakan suatu proses aktof dari si pembelajar
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
dalam membangun pengetahuannya, bukan
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
proses pasif yang hanya menerima kucuran
nyamengembangkan potensi dirinya,
cermaha guru tentang pengetahuan. Aktif siswa
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
dalam pembelajaran sangat penting dalam
keterampilan yang diperlihatkan dirinya,
rangka menumbuhkan sikap kritis dan kreatif
masyrakat, bangsa dan negara”Anwar Hafid.
yang nantinya akan berdampak pada
(2013:178) dkk.
keberlangsungan hidupnya Bersama oranglain.
Tujuan Pendidikan secara normative di
Berdasarkan Observasi yang peneliti
Indonesia yang diamanatkan dalam UU No 20
lakukan di SD INPRES WAILAN menunjukkan
Tahun 2003 tentang sikdinas. Didalam UU ini
bahwa ternyata hasil belajar siswa pada
disebutkan bahwa “pendidikann bertujuan
pembelajaran IPS, masih ada yang belum
untuk berkembangnya potensi peserta didik
mencapai KKM, selama ini guru hanya
agar menjadi manusia yang beriman dan
menjelaskan didepan kelas dan hanya terfokus
bertakwa kepada Tuhan yang Mahan Esa,
pada konsep-konsep yang ada didalam buku.
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
Guru hanya memberikan ceramah dan
mandiri dan menjadi warga negara yang
memberikan tugas untuk dicatat materi kepada
demokratis serta bertanggung jawab”
siswa sehingga masih banyak siswa yang belum
Sudarwan Danim (2011 : 41).
memahami dan mengerti tentang materi yang
Menurut Taneo (2010:21.14) IPS
diajarkan sehinnga mereka sulit menyelesaikan
merupakan ilmu pengetahuan yang
tugas yang diberikan oleh guru. Dari 10 orang
memadukan sejumlah konsep pilihan dari
siswa, hanya 2 siswa yang tuntas dan masih
cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya
terdapat 8 siswa yang belum tuntas Kriteria
serta kemudian diolah berdasarkan prinsip
Ketuntasan Minimal 75 (KKM).
Pendidikan dan didaktik untuk dijadikan
Berdasarkan pemaparan defenisi diatas,
program pengajaran pada tingkat
dapat disimpulkan bahwa bahwa IPS merupakan
persekolahan. Dapat disimpulkan bahwa IPS
hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau
merupakan bidang studi yang di dalamnya
perpaduaan dari sejumlah mata pelajaran seperti
terkandung beberapa mata pelajaran cabang-
geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan
cabang ilmu sosial yang masih berkaitan satu
politik Memiliki kemampuan dasar untuk
sama lain.
berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
Tujuan IPS yang tercantun dalam
memcahkan masalah, dan keterampilan dalam
Permendiknas No.22 Tahun 2006 adalah: (a)
kehidupan sosial.
mengenal konsep-konsep yang berkaitan
Berdasarkan latar belakang diatas,
dengan kehidupan masyarakat dan
peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas
lingkungannya, (b) Memiliki kemampuan
(PTK) dengan judul “Penerapan Model
dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
Cooperative tipe talking stick untuk
tahu, inkuiri, memcahkan masalah, dan
meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
keterampilan dalam kehidupan sosial. (c)
pembelajaran IPS kelas IV SD INPRES
memiliki komitmen dan kesadaran terhadap
WAILAN.
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, (d)
memiliki kemampuan untuk berkomunikasi,
bekerjasama dan berkompetensi dalam
masyarakat yang majemuk, ditingkat local,

2
Edu Primary Journal : Jurnal Pendidikan Vol 3, No 4, ___ Juni 2023
Dasar

Pelaksanaan/Tindakan
METODE PENELITIAN Peneliti melaksanakan Tindakan sesuai
persiapan dengan menggunakan rencana
Metode yang digunakan dalam Pembelajaran yang disesuaikan dengan
penelitian ini adalah metode penelitian Langkah-langkah pembelajaran Model
Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas Cooperative yaitu :
(PTK) mengacu sebagaimana yang 1. Melaksanakan Aktivitas Rutin.
dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
(2010 : 31) dengan mengikuti Langkah- mempersiapkan siswa,
langkah seperti : 1. Perencanaan, 2. Tindakan, 3. Memotivasi siswa.
3. Observasi, dan 4. Refleksi, dengan dua 4. Membangkitkan pengetahuan prasyarat
siklus. yang dibutuhkan.

Observasi
Peneliti mengadakan observasi terhadap
siswa menyangkut keaktifan siswa, dan
perhatian siswa, dan kepada guru tentang
keterampilan menggunakan model demonstrasi
dalam mengolah pembelajaran. Pada tahap ini
peneliti dibantu oleh guru sebagai observer,
dengan menggunakan model cooperative untuk
mengolah pembelajaran. Pada tahap ini peneliti
Gambar 3.1 Alur PTK Kemmis dan Taggart (2010) dibantu oleh guru sebagai observer, dengan
menggunakaan Lembar Pengamatan yang sudah
Tahap-tahap prosedur penelitian tindakan disiapkan sebelumnya.
kelas (PTK) yang dilakukan dalam penelitian
adalah sebagai berikut : Refleksi
Pada Tahap ini peneliti merefleksikan
SIKLUS I hasil kerja siswa, mengevaluasi berhasil
Perencanaan tidaknya proses pembelajaran dalam
Dalam tahap perencanaan penelitian meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada
melakukan observasi langsung dalam proses materi IPS melalui penerapan model
belajar mengajar di kelas IV SD Inpres Wailan pembelajaran cooperative, kemudian dari
untuk memperoleh gambaran proses belajar analisis tersebut digunakan sebagai perbaikan
mengajar untuk pelajaran Bahasa Indonesia. selanjutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan maka
dibuat perencanaa dalam Menyusun strategi Subjek Penelitian
pembelajaran yaitu : Penelitian Tindakan Kelas ini
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan dilaksanakan secara berkolaborasi partisipan
Pembelajaran (RPP) dan scenario anatara peneliti dengan guru kelas IV SD
pembelajaran. INPRES WAILAN. Adapun subjek penelitian
2. Menyiapkan instrument Penilaian adalah siswa kelas IV SD INPRES WAILAN
pengamatan bagi guru kelas. dengan jumlah 10 orang yang terdiri dari 6 Laki-
3. Menyiapkan lembar kerja siswa (Lks). laki dan 4 Perempuan.
4. Menyiapkan lembar soal evaluasi. Data yang dikumpulkan melalui
5. Menyiapkan media pembelajaran observasi dan tes yang dilakukan yaitu sejenak
berupa gambar. pelaksanaan siklus satu sampai dengan siklus
kedua. Obeservasi digunakan untuk mengetahui
sampai sejauh mana pencapaian kegiatan siswa.
Sedangkan tes digunakan untuk mengukur

3
Edu Primary Journal : Jurnal Pendidikan Vol 3, No 4, ___ Juni 2023
Dasar

pengetahuan siswa tentang pembelajaran yang 4) Mendesain alat evakuasi untuk melihat
dilaksanakan. Tes yang digunakan adalah tes bagaimana ketuntasan belajar siswa.
tertulis, untuk mencapai hasil belajar yang
diinginkan. 1. Pelaksanaan Tindakan
Data yang diperoleh dari Teknis Tindakan ini meliputi seluruh proses
analisisndata dilakukan analisis untuk kegiatan belajar mengajar Ilmu Pengetahuan
mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa Sosial, tentang pembelajaran melalui model
mengenai materi yang disajikan. Dalam Cooperative Learning tipe Talking Stick
menganalisis data peneliti menggunakan dengan menceritakan tentang Peduli
Teknik persentase dengan rumus sebagai Terhadap Makhluk Hidup.
berikut: Dalam Penelitian menggunakan model
𝑻
KB = 𝑻𝒕 x 100% Cooperative Learning tipe Talking Stick
pada awal pertemuan penelitian belum
Keterangan : menerapkan model pembelajaran tersebut
karena di awal pertemuan ini, peneliti ingin
KB : Ketuntasan Belajar mencari tahu sejauh mana kemampuan siswa
T : Jumlah skor yang dipeoleh siswa kelas IV SD INPRES WAILAN dalam
Tt : Jumlah Skor Total penerapan model Cooperative Leraning tipe
Talking Stick.
Menurut Trianto (2010 : 63), Setelah Langkah Awal
dilakukan pergitungan persentase ketuntasan a. Kelas dimulai dengan dibuka
hasil belajar yang dicapai siswa, maka salam,selanjutnya dilanjutkan
selanjutbya siswa dikatakan tuntas belajarnya dengan Doa berdasarkan keyakinan
(ketuntasan individu) jika proporsi jawaban masing-masing, dipimpin oleh salah
benar siswa mencapai 75% dari kriteria satu siswa. Hal ini dilakukan untuk
ketunttasan siswa dengan skor minimal 75%. membentuk karakteristik siswa yang
percaya dan taat pada Tuhan yang
HASIL DAN PEMBAHASAN Maha Esa.
b. Guru menyampaikan apersepsi
SIKLUS I menginformasikan tujuan, manfaat
Perencanaan yang akan dicapai melalui kegiatan
Kegiatan yang dilakukan peneliti yang akan dilaksanakan.
adalah berkolaborasi dengan guru kelas IV c. Melalui apresiasi guru bertanya
untuk Menyusun RPP Siklus I meliputi : jawab kepada siswa untuk
1) Menyiapkan pembelajaran yang akan merangsang berpikir siswa tentang
digunakan meliputi, rencana materi yang diajarkan.
pelaksanaan pembelajaran, lembar
kerja siswa, lembar penelitian Langkah Inti
merumuskan tujuan yang harus dicapai a. Guru memberikan materi sebagai
siswa. pengantar melalui pembagian buku
2) Membuat instrument penilaian siswa kemudian guru menjelaskan
pengamatan untuk melihat bagaimana materi tersebut.
kondisi peneliti maupun siswa pada b. Guru memberikan kesempatan
saat proses belajar mengajar didalam kepada siswa untuk memahami
kelas selama proses pembelajaran. materi selama 10 menit.
3) Menyiapkan alat peraga yang c. Guru membagi siswa menjadi 3
disesuaikan dengan materi yang akan kelompok. Masing-masing
di ajarkan. kelompok terdiiri dari 3 sampai 4
siswa.

4
Edu Primary Journal : Jurnal Pendidikan Vol 3, No 4, ___ Juni 2023
Dasar

d. Guru memberi pertanyaan secara Bagaimana pengembangan materi yang


bergiliran kepada siswa dengan diajarkan sampai pada hasil belajar pada
menggunakan bantuan tongkat. siswa yang dapat dinilai dari LKS yang telah
e. Mengacu pada jawaban siswa, disiapkan.
melalui tanya antara guru dan Kegiatan yang dilakukan guru pada awal
siswa membahas penyelesaian pembelajaran sudah bisa dilakukan dengan
masalah untuk menetapkan baik. Masuk pada kegiatan ini, saat guru
jawaban yang benar. menjelaskan masih ada siswa tidak
f. Guru memberikan kesempatan memperhatikan penjelasan dari guru. Dari
kepada siswa untuk bertanya evaluasi yang dilakukan pada akhir
tentang materi yang belum pembelajaran melalui lembar soal evaluasi
dimengerti. diperoleh hasil sebagai berikut.

Langkah Penutup Hasil siklus I


1) Guru memberi penguatan terhadap Hasil pembelajaran IPS tentang Peduli
materi yang telah di ajarkan. terhadap makhluk hidup menggunakan
2) Bersama-sama guru dan siswa model cooperative tipe talking stick dalam
membuat kesimpulan/rangkuman bentuk tes tulisan dan lisan melalui lembar
hasil belajar selama sehari. penilaian dan tanya jawab, dimana peneliti
3) Guru memberikan kesempatan mengarahkan dan memberi petunjuk kepada
kepada siswa untuk bertanya atau siswa dalam melaksanakan evaluasi. Hasil
menyampaikan pendapatnya tentang belajar pada siklus 1 seperti pada table
pembelajaran yang telah diikuti. dibawah ini.
4) Melakukan penilaian hasil belajar.
5) Mengajak semua siswa berdoa Butir & Bobot Soal Jumlah
NAMA
menurut agama dan keyakinan NO
SISWA 1 2 3 4 5 Skor
Keterangan
Total
masing-masing untuk mengakhiri 10 15 20 25 30
belajar mengajar. 1. EEL 10 15 15 15 20 75 Tuntas
2. GV 10 10 10 10 15 55 Tidak tuntas
Tidak
3. IAL 10 15 10 10 15 60
Observasi Tuntas
Tidak
Pengamatan yang dilakukan bersamaan 4. JS 10 10 10 15 15 60
Tuntas
dengan pelaksanaan pembelajaran atau 5. JJL 10 10 20 15 25 80 Tuntas
tindakan. Pengamatan dimaksudkan untuk Tidak
6. KRP 10 15 5 10 15 60
Tuntas
mengenali, merekam, mendokumentasikan 7. NY 10 10 15 10 10 55
Tidak
semua yang terjadi, baik dalam kegiatan Tuntas
Tidak
pelaksanaan proses belajar mengajar 8. PYK 10 15 10 10 10 55
Tuntas
maupun hasil dari proses pembelajaran. 9. PBP 10 10 10 15 15 60
Tidak
Tuntas
Ketika model Cooperative Learning tipe Tidak
10. RW 5 5 10 10 15 45
Talking Stick dan saat proses pembelajaran Tuntas
berlangsung, peneliti menggunakan Jumlah 605
instrumen obeservasi untuk guru dan
siswa. Dari hasil diatas, dapat dilihat prestasi
Kegiatan Observasi dilakukan untuk pencapainnya adalah:
meneliti proses belajar mengajar di kelas
IV kegiatan ini dilaksanakan bersama- KB= T X 100%
sama dengan guru kelas dan peneliti. Tt
Pelaksanaan obeservasi berlangsung pada = 605 X 100%
saat proses belajar mengajar berlangsung 1000
yang meliputi: aktivitas siswa dan guru. = 60,5%

5
Edu Primary Journal : Jurnal Pendidikan Vol 3, No 4, ___ Juni 2023
Dasar

Dari table diatas, menunjukkan 4) Siswa berdiskusi membahas masalah


perolehan hasil pada siklus I adalaH 60,5% yang terdapat pada materi itu
belum mencapai standar ketuntasan. Hal 5) Setelah kelompok selesai membaca
ini disebabkan karena materi atau konsep materi yang dibahas, guru
yang diberikan oleh guru belum tertentu mempersilahkan anggota kelompok
dipahami oleh siswa yang mengakibatkan untuk menutup materi yang telah dibaca.
banyak siswa tidak berhasil, maka perlu 6) Guru mengambil tongkat dan
diperlanjutkan siklus II. memberikan kepada salah satu anggota
kelompok, setelah itu guru memberi
SIKLUS II pertanyaan kepada anggota kelompok
Perencanaan Siklus II yang memegang tongkay itu harus
Berdasarkan hasil refleksi dan siklus dan menjawab.
beberapa kelemahan yang masih harus 7) Siswa boleh membantu menjawab
diperbaiki. Maka peneliti merencanakan pertanyaan jika anggota kelompoknya
kembali rangkaian kegiatan untuk siklus II. tidak bisa menjawab pertanyaan.
Pada siklus kedua merupakan perbaikan dari
siklus I. Adapun perencanaan kembali. Kegiatan Akhir
1) Perencanaan waktu 1) Guru memberi penguatan terhadap
2) Mempersiapkan RPP materi yang diajarkan
3) Mempersiapkan media pembelajaran 2) Bersama-sama guru dan siswa membuat
4) Membuat LKS kesimpulan/rangkuman hasil belajar
5) Menyusun soal evaluasi selama sehari
3) Guru memberikan kesempatan kepada
Pelaksanaan Tindakan Siklus II siswa untuk bertanya atau
Kegiatan pada tahap ini adalah peneliti menyampaikan pendapatnya tentang
melaksanakan tindakan sesuai dengan pembelajaran yang telah diikuti
perencanaan yang telah dibuat. Berikut ini 4) Melakukan penilaian hasil belajar
dipaparkan scenario pembelajaran yang 5) Mengajak semua siswa berdoa menurut
dilaksanakan pada tindakan siklus II. agama dan keyakinan masing-masing
Kegiatan Awal untuk mengakhiri kegiatan belajara
1) Salam dan Doa mengajar.
2) Pengelolaan kelas
3) Mengecek kehadiran Observasi Siklus II
4) Guru akan menyampaikan apersepsi Melalui pengamatan yang dilakukan oleh
menginformasikan tujuan, manfaat peneliti bersama guru kelas dan ternyata
yang akan dicapai melalui kegiatan. yang dilakukan pada siklus II terjadi
peningkatan hasil belajar. Hal ini disebabkan
Kegiatan Inti oleh guru telah memperbaiki kekurangan-
Pada kegiatan ini kegiatan kekurangan yang terjadi pada siklus I.
pembelajaran dilakukan dengan langkah- Adapun keberhasilan yang dicapai pada
langkah model Talking stick: pelaksaanaan siklus II adalah 85 % dan
1) Guru membentuk 3 kelompok yang dinyatakan tindakan pada siklus II ini berada
terdiri dari 3 sampai 4 orang pada sebutan baik dan berhasil. Dari Evaluasi
2) Guru menyiapkan sebuah tongkat yang yang dilakukan pada akhir pembelajaran
panjangnya 20 cm melalui lembar soal dan evaluasi diperoleh
3) Guru menyiapkan materi pokok yang hasil sebagai berikut.
akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan kepada para kelompok
untuk membaca dan mempelajari
materi pelajaran.

6
Edu Primary Journal : Jurnal Pendidikan Vol 3, No 4, ___ Juni 2023
Dasar

HASIL SIKLUS II 85% dengan demikian tidak perlu lagi dilakukan


perbaikan tindakan pembelajaran.
Pada saat pembelajaran dengan Sesuai hasil observasi pada tindakan
menggunakan model pembelajaran siklus II, kegiatan dalam proses pembelajaran
Cooperative tipe Talking Stick terlihat bahwa meningkat, dimana kekurangan-kekurangan
kualitas pembelajaran yang ditampilkan yang terjadi pada siklus I sudah dapat diperbaiki
peneliti dan siswa sudah memuaskan. Secara sedikit demi sedikit. Proses pembelajaran yang
umum dapat disimpulkan bahwa penggunaan dilaksanakan dengan model cooperative
model pembelajaran talking stick sudah learning tipe talking stick, mendapat respon
terlaksana dengan baik. Hasil belajar siklus II yang baik dari siswa.
dapat dilihat pada table dibawah ini: Dari Hasil evaluasi pembelajaran hasil
Butir Dan Bobot Soal
pelaksanaan tindakan kelas siklus yang
Jumlah
No
Nama
1 2 3 4 5 Skor Ket dilakukan, diperoleh bahwa terjadinya
Siswa
10 15 20 25 30
Total peningkatan proses pembelajaran terhadap
1. EEL 10 15 20 20 25 90 Tuntas
siswa maupun guru, dimana guru sudah
mempelajari kekurangan yang ada pada siklus I
2. GV 10 15 15 20 20 80 Tuntas
sehingga siklus II guru sudah memperbaiki
3. IAL 10 15 20 20 20 95 Tuntas kekurangan- kekurangan tersebut yang terjadi
4. JS 10 15 20 15 20 80 Tuntas pada siklus I, kemudian aktivitas siswa lebih
5. JJL 10 15 20 15 25 85 Tuntas meningkat. Tes akhir siswa diperoleh melalui
6. KRP 10 15 20 15 20 80 Tuntas lembar penilaian yang sudah mencapai 85%.
7. NY 10 10 20 20 25 85 Tuntas
8. PYK 10 15 20 20 25 90 Tuntas
9. PBP 10 15 20 15 20 80 Tuntas KESIMPULAN
10. RW 10 15 15 20 25 85 Tuntas Berdasarkan hasil penelitian dapat
Jumlah 850 disimpulkan bahwa penggunaan Cooperative
Learning tipe talking stick dapat menimbulkan
Dari hasil diatas, dapat dilihat prestasi hasil belajar siswa tentang materi sejarah
pencapainnya adalah: kerajaan hindu di Indonesia di kelas IV SD
INPRES WAILAN.
KB = T X 100% Mengacu pada kesimpulan di atas
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
Tt
1. Dalam menggunakan model Cooperative
= 850 X 100% Learning tipe Talking Stick diharapkan agar
1000 supaya bisa memperhatikan langkah-langkah
= 85% atau fase pembelajaran Cooperative
Learning tipe Talking stick dengan baik agar
Refleksi bisa menghasilkan kegiatan belajar mengajar
Berdasarkan kajian dan analisi data yang maksimal.
2. Bagi guru disarankan dapat menerapkan
terhadap proses pembelajaran, mulai dari awal
pembelajaran dimulai, dari perencanaan model Cooperative Learning tipe Talking
hingga evaluasi terhadap aktivitas Stick dalam pembelajaran IPS siswa dikelas
pembelajaran yang telah dilakukan ternyata IV SD INPRES WAILAN. Kepada guru SD
terjadi peningkatan kualitas pembelajaran. Hal diharapkan dapat memahami dengan benar
ini dapat dilihat pada hasil pelaksanaan bagaimana menerapkan model Cooperative
tindakan siklus I mendapat nilai rata-rata kelas Learning tipe Talking Stick agar dapat
60,5% mengalami peningkatan hasil belajar meningkatkan hasil belajar siswa khusus nya
pada tindakan perbaikan pembelajaran. Pada pada materi sejarah kerajaan Hindu di
siklus II dengan mencapai nilai rata-rata kelas Indonesia dan dalam pembelajaran IPS.

7
Edu Primary Journal : Jurnal Pendidikan Vol 3, No 4, ___ Juni 2023
Dasar

Rusman. (2014). Model-model Pembelajaran


DAFTAR PUSTAKA Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Agus Suprijono 2009. Langkah-langkah . Jakarta : Raja Grafindo Persada. .
Pembelajaran Pembelajaran Explict
Instruction.(http://ichwanaridanu.blog Sapriya .2015.Pendidikan IPS dan Konsep
spot.com/2013/12/model- Pembelajaran. Bandung : PT Remaja
pembelajaran-explicit-instruction.html Rosdakarya
Anwar Hafid, d. (2013). Konsep dasar ilmu Sani, K. D. (2015). Model Pembelajaran.
Pendidikan dilengkapi dengan UU Yogyakarta : Kata Pena.
Sistem Pendidikan Nasional. Bandung Shoimin, A. (2014). Model Pembelajaran
: Alfabeta. Inovatif Dalam Kurikulum 2013.
Danim, S. (2011). Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bandung: Alfabeta.
Sudarwan Danim.2011 Pengantar Pendidikan.
Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Bandung:alfabeta.
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Susanto.2013.Hasil Belajar Peserta didik.
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: PT Refika Aditama.
Jakarta : Depdiknas. Suprijono.2011.Cooperative Learning : Teori
Depdiknas. (2006). Permendiknas No. 22 dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta :
Tahun 2006, Ruang Lingkup Mata Pustaka Pelajar.,
Pelajaran IPS. Jakarta : Depdiknas . Suyono dan Hariyanto.2014. Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: Rosda
dkk, H. (2008). Pengembangan Pendidikan Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning :
IPS SD. Jakarta : Dirjendikti Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Depdiknas.
Taneo. (2010). Kajian IPS SD. Jakarta:
H.Fuad Ihsan.2005 Dasar-dasar Departemen Pendidikan Nasional.
kependidikan.Jakarta : PT Rineka
Cipta. Trianto, A. (2004). Statistik: Konsep Dasar dan
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Aplikasi. Jakarta: Prenada Media.
Bandung : Pustaka Setia.
Hanafiah, Suhana. &. (2010). Konsep Strategi
Pembelajaran. Bandung : Refika
Aditama.
Ihsan, H. F. (2005). Dasar-dasar
Kependidikan. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Isjoni. (2010). Cooperative Learning
Efektivitas Pembelajaran Kelompok.
Alfabeta. Bandung.
Kurniasih dan Sani. 2015.Model
Pembelajaran. Yogyakarta : Kata Pena
Maufur, H. F. (2009). Setuju Jurus Mengajar
Mengasyikkan. Semarang: Sindur
Press.
Poerwanto. 2010. Evaluasi Hasil belajar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

8
Edu Primary Journal : Jurnal Pendidikan Vol 3, No 4, ___ Juni 2023
Dasar

Anda mungkin juga menyukai