Anda di halaman 1dari 9

Vol. 3, No.

1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL GUIDED DISCOVERY DALAM MATERI KERJA SAMA
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 133 HALMAHERA SELATAN

Oleh:
Yetni Marlina
Email. Yetni.marlina@gmail.com

Abstrak: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara
yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan
teori,eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain,
IPS mempunyai hubungan sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research), yang merupakan suatu cara yang
digunakan oleh guru, kepala sekolah, konselor sekolah, atau pemangku pendidikan yang berada disekitar sekolah
untuk melakukan perbaikan praktik-praktik disekolah, dengan memberikan suatu tindakan yang dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran disekolah tersebut sebagaimana yang telah diuraikan pada bab IV, data skor hasil belajar
siswa menunjukan bahwa hasil belajar siswa antara siklus mengalami peningkatan, yaitu skor rata-rata pra-siklus
( ̅ =62,4 atau 34,6 %), dan akhir siklus pertama ( ̅ =66 atau 53,8 %), dan akhir siklus kedua ( ̅ =76,2 atau 100
%),Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa presentasi hasil belajar keseluruhan siswa dari pra siklus ke siklus
1sebesar 19,2 % dan nilai rata-rata telah melebih standar KKM, maka pada akhir siklus II ini penelitian dikatakan
berhasil karena terjadi peningkatan nilai rata-rata yaitu 85,7 yang artinya telah melebihi batas minimum yang telah
ditentukan peneliti dan kolaborator yaitu 65. Maka dapat disimpulkan bahwa terbukti hasil belajar IPS siswa kelas V
SD Negeri 113 Halmahera Selatan

Kata Kunci :Guided Discovery, meningkatkan hasil belajar

Pendahuluan diberikan guru tidak mempengaruhi siswa untuk


Kerja sama siswa dapat di bentuk melalui proses melakukan penemuan sendiri.
pembelajaran di kelas dengan model pembelajaran ada Berdasarkan hasil obsevasi yang peneliti
beberapa model yang dapat digunakan oleh guru untuk lakukakan pada guru kelas V SD Negeri 113 Halmahera
meningkatkan kerja sama dan hasil belajar yaitu model selatan, ditemukan bahwa guru masi menggunakan
guided discovery. Melalui model guided discovery akan metode konvensional, guru masih menggunakan metode
merangsang siswa bekerja sama, karena melibatkan ceramah dan tanya jawab saja, metode ini membentuk
diskusi-diskusi antar kelompok maupun sesama anggota siswa menjadi pasif dan sering ijin keluar kelas dalam
kelompok, siswa dituntut untuk bekerja sama, berdiskusi pebelajaran berlangsung.
dan mengemukakan pendapat. Melalui langkah ini kerja Pada saat proses belajar mengajar siswa
sama siswa dapat terjalin. Diskusi merupakan model tampak bosan dan sering tidak memperhatikan guru
yang biasanya diterapkan oleh guru IPS kelas V SD N yang sedang mengajar. Hal ini menunjukan bahwa
113 Halmahera Selatan. Oleh karena itu, peneliti tertarik aktivitas siswa masih rendah mengikuti pembelajaran.
untuk melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan Sehingga hasil belajar siswa ditemukan bahwa siswa
Hasil Belajar IPS Melalui Model Guided Discovery Dalam kelas V SD Negeri 113 Halmahera selatan masih ada
Materi Kerja SamaPada Siswa Kelas V SD Negri 113 yang dibawa KKM ( Kriteri Ketuntasan Minimum).
Halmahera Selatan Sedangkan KKM IPS yang dibutuhkan disekolah SD
Berdasrkan pendapat dari para ahli di atas, Negeri 113 Halmahera selatan adalah 65. Hal ini
peneliti menyimpulkan bahwa model GuidedDiscovery didasarkan pada hasil hasil ulangan harian pada
merupakan model pembelajaran yang menciptakan semester 1/ganjil dengan nilai rata-rata Kelas V
situasi belajar yang melibatkan siswa belajar secara aktif menunjukan nilai masih dibawah KKM yakni 40-58.
dan mandiri dalam menemukan konsep atau teori, Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah
pemahaman. Dan pemecahan masalah. Proses tersebut yaitu dengan menggunakan model Guided
penemuan tersebut membutuhkan guru sebagai Discovery. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan
fasilitator dan pembimbing. Banyaknya bantuan yang

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 53


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

pembelajaran dengan model Guided Discovery untuk 2.1.2 Tujuan IPS


meningkatkan hasil belajar IPS materi Kerja Sama. Mata pelajaran IPS disekolah dasar
Seperti dijelaskan sebelumnya, untuk model marupakan program pengajaran yang bertujuan
pembelajaran merupakan salah satu komponen utama untuk mengembangkan potensi peserta didik
dari proses pembelajaran. Model pembelajaran yaitu agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi
cara yang teratur memberikan kesempatan kepada dimasyarakat, memilki sikap mental positif
siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan terhadap perbaikan segala ketimpangan yang
meraka untuk mecapai tujuan. terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah
Berdasarkan permasalahan diatas maka yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa
penulis menyimpulkan bahwa model guided discovery dirinya sendiri maupun yang menimpa
adalah metode pembelajaran yang melibatkan suatu masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai
dialog/interaksi antara siswa dan guru dimana siswa manakala program-program pelajaran IPS
mencari kesimpulan yang diinginkan melalui suatu disekolah diorganisasikan secara baik.
urutan pertanyaan yang dilakukan oleh guru. Dalam kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006 tercantum bahwa
LANDASAN TEORETIS tujuan IPS adalah :
2.1 Kajian Teori a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan Ilmu Sosial (IPS) dengan kehidupan masyarakat dan
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu lingkungannya.
bahan kajian yang terpadu yang merupakan b) Memilki kemampuan dasar untuk berpikir logis
penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan
modifikasi yang diorganisasikan dari konsep- masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, sosial.
geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. c) Memilki komitmen dan kesadaran terhadap
Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
berkenaan dengan nilai-nilai kepercayaan, d) Memilki kemampuan untuk berkomunikasi,
struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal,
spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya nasional dan global.
dari budaya-budaya terpilih.Ilmu ekonomi Sedangkan tujuan khusus pengajaran IPS disekolah
tergolong kedalam ilmu-ilmu tentang kebijakan dapat dikelompokkan menjadi empat komponen yaitu:
pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan a. Memberikan kepada Siswa pengetahuan
pembuatan keputusan. Sosiologi merupakan tentang pengalaman manusia dalam
ilmu-ilmu tentang prilaku seperti konsep peran kehidupan bermasyarakat pada masa lalu,
kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sekarang dan masa akan datang.
sosial. b. Menolong siswa untuk mengembangkan
Menurut Nursid Suma atmadja keterampilan (skill) untuk mencari dan
(Supriatna, 2008:1) mengemukakan bahwa mengolah informasi.
"Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan c. Menolong siswa untuk mengembangkan
dengan kehidupan manusia yang melibatkan nilai / sikap demokrasi dalam kehidupan
segala tingkah laku dan kebutuhannya”. bermasyarakat.
Dengan pernyataan diatas, peneliti d. Menyediakan kesempatan kepada siswa
berpendapat bahwa IPS berkenaan dengan untuk mengambil bagian / berperan serta
cara manusia menggunakan usaha memenuhi dalam bermasyarakat.
kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan 2.1.3 Ruang Lingkup IPS
budayanya, kebutuhan kejiwaannya, Pembelajaran IPS berkenaan dengan
pemanfaatan sumber yang ada dipermukaan kehidupan manusia yang melibatkan segalatingkah laku
bumi, mengatur kesejahteraan dan dan kebutuhannya. Manusia dalam konteks sosial
pemerintahannya, dan lain sebagainya yang demikian luas dengan berbagai kebutuhannya, maka
mengatur serta mempertahankan kehidupan pembelajaran IPS pada jenjang pendidikan harus
masyarakat manusia. dibatasi, dan harus sesuai dengan kemampuan peserta

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 54


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

didik pada tiap jenjang yang sedang ditempuhnya, (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung
sehingga ruang lingkup pengajaran IPS pada jenjang dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil
pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan mufakat. Ruang kelas suatu tempat yang sangat baik
menengah dan pendidikan tinggi. untuk membangun kemampuan kelompok (tim), yang
Menurut Sofia (2010) menyatakan ruang anda butuhkan kemudian di dalam kehidupan.
lingkup pembelajaran IPS pada jenjang pendidikan Dari beberapa pengertian di atas
adalah sebagai berikut: dapat disimpulkan bahwa kerjasama adalah keinginan
a. Pada jenjang pendidikan dasar, ruang untuk bekerja secara bersama-sama dengan orang lain
lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai secara keseluruhan dan menjadi bagian dari kelompok
pada gejala dan masalah sosial yang dapat dalam memecahkan suatu permasalahan.
dijangkau pada geografi dan
sejarah.Terutama gejala dan masalah sosial 1.2.2 Tujuan Kerjasama
kehidupan sehari-hari yang ada di Menurut Modjiono (2009:61) menerangkan
lingkungan sekitar peserta didik MI/SD. bahwa tujuan kerjasama sebagai berikut:
b. Pada jenjang pendidikan menengah, ruang 1) Untuk mengembangkan berpikir kritis dalam
lingkup kajian diperluas menyelesaikan masalah
c. Begitu juga pada jenjang pendidikan tinggi: 2) Mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan
bobot dan keluasan materi dan kajian komunikasi.
semakin dipertajam dengan berbagai 3) Menumbuhkan rasa percaya diri terhadap
pendekatan. Pendekatan interdisipliner atau kemampuan siswa.
multidisipliner dan pendekatan sistem 4) Untuk dapat memahami dan menghargai satu
menjadi pilihan yang tepat untuk diterapkan sama lain antar teman.
karena IPS pada jenjang pendidikan tinggi Terdapat sejumlah tujuan dan manfaatdari
menjadi sarana melatih daya pikir dan daya kerjasama dansistem informasi pendidikan sebagaimana
nalar mahasiswa secara tersebut diatas,yaitu:
berkesinambungan. 1) Dapat menjaring peserta didik yang lebih
2.2.1 Defenisi Kerja Sama luas untuk memasukilembaga pendidikan
Apa yang dimaksud dengan kerja Sama dan program-program yang ditawarkan.
(cooperation)? Pengertian kerja Sama adalah sebuah 2) Dapat melakukan penghemat waktu,tenaga
usaha yang dilakukan oleh beberapa orang atau dan biaya dalampemberian informasidan
kelompok untuk mencapai tujuan bersama.Sebagai penyelenggaraan pendidikan.
makhluk sosial, manusia tidak dapat dipisahkan dari 3) Dapat digunakan untuk membantu citra
komunitasnya dan setiap orang di dunia ini tidak ada positiflembaga,sehinggalebih dikenal dan
yang dapat berdiri sendiri melakukan segala aktivitas di percaya oleh masyarakat.
untuk memenuhi kebutuhannya, tanpa bantuan orang Dari pejelasan diatas pembelajaran kerjasama
lain. Secara alamiah, manusia melakukan interaksi bermaksud untuk memudahkan siswa mengerjakan
dengan lingkungannya, baik sesama manusia maupun tugas secara bersama-sama dan memudahkan siswa
dengan makhluk hidup lainnya. menghadapi permasalahan dalam pembelajaran.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat 2.3.1 Hasil Belajar
dipisahkan dari komunitasnya dan setiap orang di dunia Setelah suatu proses belajar berakhir,
ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri melakukan segala maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil
aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya, tanpa bantuan belajar mempunyai peranan penting dalam proses
orang lain. pembelajaran. Hasil belajar digunakan untuk
Kerjasama pada intinya menunjukkan adanya mengetahui sebatas mana siswa dapat memahami
kesepakatan antara dua orang atau lebih yang saling serta mengerti materi tersebut. Hasil belajar juga
menguntungkan, sebagaimana pengertian kerjasama dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang
menurut para ahli: bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian
Menurut Lewis Thomas dan Elaine B. Johnson ( yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa
2014:164) kerjasama adalah pengelompokan yang dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar
terjadi di antara makhluk-makhluk hidup yang kita kenal. siswa ini dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan
Kerja sama atau belajar bersama adalah proses beregu kualitas pengajaran.

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 55


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

Menurut Uno (dalam Saleh dan Tauhid, 2021: 46) gerakanterbimbing, gerakanterbiasa, gerakan kompleks
bahwa “hasil belajar merupakan kapasitas terukur dari dan kreativititas). Hasilnya dituangkan dalam bentuk
perubahan individu yang diinginkan berdasarkan ciri-ciri angka atau nilai.
Dari definisi di atas, maka dapat diambil
atau variabel bawaanya melalui perlakuan pembelajaran
kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar
ternetu yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar dengan membawa suatu perubahan dan
Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah
pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk
profesionalitas dan keahlian yang dimiliki oleh guru.
menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat
Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang
dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan
kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan
masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk
bidang perilaku (psikomotorik) sangat berpengaruh
menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada
dalam menentukan hasil belajar siswa.
kurikulum yang berlakusaatini yang telah
Masalah belajar adalah masalah bagi setiap
disempurnakan, antara lain bahwasuatu proses belajar
manusia, dengan belajar manusia memperoleh
mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan
keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah
berhasil apa bila tujuan pembelajaran khususnya dapat
sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan.
dicapai.
Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang
2.4.1 Model PembelajaranGuided Discovery
dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan
kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap
dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
semester. Untuk mengetahui perkembangan sampai
pembelajaran dalam tutorial.
di mana hasil yang telah dicapai
Menurut Suprijono (2013:46), “Model
oleh seseorang dalam belajar, maka harus
pembelajaran ialah pola yang
dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan
digunakansebagaipedoman dalam merencanakan
yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang
pembelajaran dikelas maupun tutorial”.Dalam hal ini
mengacu pada tujuan yang telah ditentukan
model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian
sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh
adalah model Guided Discovery.
strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan
Pengertian model Guided Discovery Learning
belajar siswa.
(temuan terbimbing) adalah satu pendekatan mengajar
Menurut Purwanto (2011 : 46) hasil
dimana guru memberi siswa contoh-contoh topik spesifik
belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi
dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut.
setelah mengikuti pembelajaran sesuai dengan
Menurut Sapriati (2009: 1.28) ada dua macam
tujuan pendidikan dalam domain kognitif, afektif dan
atau jenis pembelajaran penemuan, yaitu:
psikomotorik. Dalam domain kognitif diklasifikasikan
Model pembelajaran penemuan murni (free
menjadi kemampuan hapalan, pemahaman,
discovery) dan model pembelajaran penemuan terarah
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam
atau penemuan terbimbing (guided discovery). Model
domain afektif hasil belajar meliputi level
pembelajaran murni merupakan model pembelajaran
penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan
penemuan tanpa adanya petunjuk atau arahan.
karakterisasi. Sedang domain psikomotorik terdiri
Sedangkan model pembelajaran penemuan
dari level persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing,
terarah/terbimbing (guided discovery) merupakan model
gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan
pembelajaran yang membutuhkan peran guru sebagai
kreativititas.
fasilitator dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa hasil
penemuan terbimbing (guided discovery) lebih banyak
belajar adalah perubahan tingkah laku peserta didik
diterapkan dibandingkan pembelajaran penemuan
yang terjadi setelah mengikuti
murni, karena dalam pembelajaran penemuan
pembelajaran. Perubahan tersebut meliputi aspek
terbimbing guru akan memberikan petunjuk kepada
kognitif (kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan,
siswa sehingga siswa akan lebih terarah dalam rangka
analisis, sintesis, danevaluasi), afektif (penerimaan,
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
partisipasi, penilaian, organisasi, dankarakterisasi)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
danpsikomotorik (persepsi, kesiapan,
penulis menyimpulkan bahwa model guided

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 56


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

discoverylearningmerupakan model pembelajaran yang dikembangkan dengan model penemuan


dalam pelaksanaannya siswa berfikir sendiri sehingga terbimbing.
dapat menemukan sebuah konsep, teori, pemecahan kelebihan model guided discovery adalah
masalah, berdasarkan bimbingan atau arahan dari guru. siswadapat menjadi lebih aktif dalam kegiatan
2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Guided pembelajaran, dan siswa dapat memiliki kemampuan
Discovery untuk membuat konsep tentang materi yang telah
Di dalam setiap model pembelajaran pasti ada diajarkan, sedangkan kekurangannya adalah dibutuhkan
keuntungan dan kekurangannya, begitu juga dengan waktu yang relatif lama untuk melakukan penilaian
model pembelajaran guided discovery. Menurut Marzano terhadap individu siswa.
(dalam Markaban, 2008: 18) Kelebihan dari Model 2.4.3 Langkah-Langkah Model Guided Discovery
Penemuan Terbimbing adalah sebagai berikut: Saat proses pembelajaran, diperlukan adanya
(a) siswa dapat berpartisipasi aktif dalam langkah-langkah yang tepat agar pembelajaran dapat
pembelajaran yang disajikan, berjalan secara optimal. Langkah-langkah pembelajaran
(b) menumbuhkan sekaligus menanamkan yang tepat juga sangat menentukan keberhasilan suatu
sikap inquiry(mencari-temukan), model pembelajaran.Sedangkan pelaksanaan Guided
(c) mendukung kemampuan problem solving Discovery menurut Hanafiah dan Suhana (2010: 77),
siswa, “pelaksanaan ini dimulai dari pertanyaan inti, guru
(d) memberikan wahana interaksi antar siswa, mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak, dengan
maupun siswa dengan guru, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik
demikian siswa juga terlatih untuk kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya siswa
menggunakan bahasa Indonesia yang baik melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat
dan benar, yang dikemukakannya”.
(e) materi yang dipelajari dapat mencapai Suryosubroto (2009:184) mengemukakan
tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih langkah-langkah model penemuan sebagai berikut:
lama membekas karena siswa dilibatkan a. Identifikasi kebutuhan siswa.
dalam proses menemukanya. b. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-
Sedangkan menurut Siadari (dalam Nupita, prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
2013: 4) keuntungan dari model guided yang akan dipelajari.
discovery, yaitu: c. Seleksi bahan, dan problema/tugas-tugas.
(a) pengetahuan ini dapat bertahan lama, d. Membantu memperjelas:1)
mudah diingat dan mudah diterapkan pada Tugas/problema yang akan dipelajari.2)
situasi baru, Peranan masing-masing siswa.
(b) meningkatkan penalaran, analisis dan e. Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat
keterampilan siswa memecahkan masalah yang diperlukan.
tanpa pertolongan orang lain, f. Mencek pemahaman siswa terhadap
(c) meningkatkan kreatifitas siswa untuk terus masalah yang akan dipecahkan dan tugas-
belajar dan tidak hanya menerima saja, tugas siswa.
(d) terampil dalam menemukan konsep atau g. Memberi kesempatan pada siswa untuk
memecahkan masalah. melakukan penemuan.
Sementara menurut Markaban (2008: 18-19) h. Membantu siswa dengan informasi/data,
kekurangan dari model guided discoverydalah jika diperlukan oleh siswa.
sebagai berikut: i. Memimpin analisis sendiri (self analysis)
(a) Untuk materi tertentu, waktu yang tersita dengan pertanyaan yang mengarahkan
lebih lama. dan mengidentifikasi proses.
(b) Tidak semua siswa dapat mengikuti j. Merangsang terjadinya interaksi antar
pelajaran dengan cara ini. Di lapangan, siswa dengan siswa.
beberapa siswa masih terbiasa dan mudah k. Memuji dan membesarkan siswa yang
mengerti dengan model ceramah. bergiat dalam proses penemuan.
(c) Tidak semua topik cocok disampaikan l. Membantu siswa merumuskan prinsip-
dengan model ini. Umumnya topik-topik prinsip dengan eralisasi atas hasil
yang berhubungan dengan prinsip dapat penemuannya

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 57


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

Menurut Bruner (dalam Winataputra, belajar siswa. Pada ranah sikap, setiap pertemuan rata-
2008:3.19), “Tahap-tahap penerapan belajar penemuan, rata nilai yang diperoleh adalah 2,85 (baik). Pada ranah
yaitu: keterampilan, setiap pertemuan rata-rata nilai yang
1). stimulus (pemberian perangsang/stimuli), diperoleh adalah 2,72 (baik). Respon siswa sangat baik
2). problem statement (mengidentifikasi terhadap pembelajaran yang menggunakan pendekatan
masalah), saintifik dengan model pembelajaran guided discovery.
3). data collection (pengumpulan data),
4). Data processing (pengolahan data),
5). verifikasi, dan
6). generalisasi”. Metode Penelitian
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, 3.1 Jenis Penelitian
penelitidapat menyimpulkan bahwa model Guided Jenis penelitian yang digunakan adalah
Discoverydilaksanakan dengan langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan
pembelajaran sebagai berikut: kelas tersebut merupakan penelitian kualitatif, meskipun
a) Stimulus (memberikan pertanyaan atau data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, di
menganjurkan siswa untuk mengamati mana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-
gambar maupun membaca buku mengenai kata. Lebih tepatnya, rancangan penelitian seperti itu
materi). dapat disebut penelitian deskriptif yang berorientasi
b) Problem statement (memberikan pada pemecahan masalah, karena sesuai dengan
kesempatan kepada siswa untuk aplikasi tugas guru dalam memecahkan masalah
mengidentifikasi sebanyak mungkin pembelajaran atau upaya meningkatkan mutu
masalah yang relevan dengan bahan pembelajaran (Zainal, 2009: 4).
pelajaran, kemudian memilih dan Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan
merumuskannya dalam bentuk hipotesis). sebagai suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh
c) Data collection(memberikan kesempatan guru sekaligus sebagai peneliti di kelas atau bersama-
kepada siswa mengumpulkan informasi). sama orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang,
d) Data processing(mengolah data yang telah melaksanakan, dan merefleksi tindakan secara
diperoleh oleh siswa). kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk
e) Generalisasi (mengadakan penarikan memperbaiki atau meningkatkan kualitas dalam proses
kesimpulan) pembelajaran.
2.2 Penelitian Relevan Menurut Mills (2000: 12) bahwa penelitian
Linda Aprilia (2004) pernah melakukan tindakan didefenisikan sebagai “systematic inquiry” yang
penelitian sebelumnya, Penelitian yang telah dilakukan dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor
di kelas V SD Negri 113 Taman ini bertujuan sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang
untuk mendeksripsikan kelayakan perangkat berbagai praktik yang dilakukannya. Informasi tersebut
pembelajaran materi kalor melalui pendekatan saintifik digunakan untuk meningkatkan persepsi serta
dengan model pembelajaran Guided Discovery,Hasil mengembangkan “reflective practice” yang berdampak
pretest dianalisis dengan menggunakan uji normalitas positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk
dan homogenitas. Berdasarkan uji normalitas dan memperbaiki hasil belajar siswa.
homogenitas, didapatkan hasil bahwa semua kelas 3.2 Prosedur Penelitian
berdistribusi normal dan homogeny. Penelitian yang digunakan yaitu Penelitian
Selanjutnya, hasil belajar pengetahuan Tindakan Kelas (PTK). Mulyasa
(posttest) dianalisis dengan mengguanakan analisis n- (2009:10)mengemukakan bahwa penelitian tindakan
gain dan uji-t untuk mengetahui perbedaan hasil pretest kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan
dengan posttest dengan nilai t hitung sebesar 20,11 tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil
sedangkan t tabel sebesar 2,02. Karena t hitung > t belajar sekelompok peserta didik. Dalam penelitian
tabel, maka dapat dinyatakan hasil posttest memiliki tindakan kelas ini, peneliti mengikuti desain model-model
perbedaan hasil pretest. Dan berdasarkan uji kesamaan yang dijelskan pada model-model PTK seperti, yaitu:
dua rata-rata, didapatkan bahwa nilai posttest lebih Model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis Kemmis &
besar dari nilai pretest. Sehingga dapat disimpulkan Mc Taggart, Model Hopkins, dan Model MC Kerinan
bahwa pembelajaran berpengaruh positif bagi hasil

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 58


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

Pengumpulan data adalah prosedur sistematik dan Wawancara dilakukan pada setiapakhir
standar untuk memperoleh data yang diperlukan. siklus tindakan, dimaksudkan untuk menggali
Prosedur yang digunakan dalam pengumpulan data kesulitan peserta didikdalam memahamihadits
adalah sebagai berikut: tentang menyayangi anak yatim dan untuk
a. Tes melihat seberapa jauh pemahaman yang telah
Tes adalah alat pengukuran berupa dicapai siswa terhadap materi yang telah
pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang disampaikan.Adapun untuk instrumen
ditujukan kepada testeeuntuk mendapatkan wawancara sebagaimana terlampir.
respon sesuai dengan petunjuk itu. Pengertian d. Dokumentasi
tes sebagai alat pengumpulan data adalah Dokumentasi yaitu mengumpulkan data
serentetan atau latihan yang digunakan untuk dengan melihat atau mencatat suatu laporan
mengukurketrampilan, pengetahuan, sikap, yang sudah tersedia. Metode ini dilakukan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dengan melihat dokumen-dokumen resmi
dimiliki oleh individu atau kelompok. seperti monografi, catatan-catatan serta buku-
Jenis tes yang digunakan sebagaialat buku peraturan yang ada. Alasan dokumen
pengukur dalam penelitian ini adalah tes dijadikan sebagai data untukmembuktikan
tertulis, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang penelitian karena dokumen merupakan sumber
diajukan secara tertulis tentang aspek-aspek yang stabil, dapat berguna sebagai bukti untuk
yang ingin diketahui keadaanya dari jawaban pengujian, mempunyai sifat yang alamiah, tidak
yang diberikan secara tertulis. Tes ini reaktif, sehingga mudah ditemukan dengan
digunakan untuk mengukur teknik kajian isi, disamping itu hasil kajian isi
ketrampilan,pengetahuan, sikap, intelligensi, akan membuka kesempatan untuk lebih
kemampuan atau bakat yang dimiliki peserta memperluas pengetahuan terhadap sesuatu
didik. yang diselidiki.Adapun untuk instrumen
b. Observasi dokumentasi sebagaimana terlampir.
Secara umum, observasi dapat diartikan
sebagai penghimpunan bahan-bahan 3.6 Teknik Analisis Data
keterangan yang dilakukan dengan Analisis data adalah proses mengatur urutan
mengadakan pengamatan dan pencatatan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori
secara sistamatis terhadap berbagai fenomena dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut
yang dijadikan obyek pengamatan. Kelebihan Suprayogo dalam Tanzeh analisis data adalah rangkaian
observasi adalah data yang diperoleh lebih kegiatan penelahan, pengelompokan, sistematisasi,
dapat dipercaya karena dilakukan atas penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena
pengamatan sendiri.Sedangkan kelemahannya memiliki nilai sosial, akademis, dan ilmiah.
adalah bisa terjadi kesalahan interpretasi Data data yang diperlukan dalam penelitian ini
terhadap kejadian yang diamati.Observasi diperoleh melalui observasi aktifitas siswa dan guru, dan
dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan tes formatif. Untuk mengetahui keefektifan suatu model
teman sejawat/guru dengan menggunakan dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa
lembar observasi.Adapun untuk istrumen data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
observasi sebagaimana terlampir. deskriptif kualitatif, yaitu suatu model penelitian yang
c. Wawancara bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
Metode wawancara adalah proses dengan data yang di peroleh dengan tujuan untuk
memperoleh keterangan bertujuan untuk mengetauhi prestsi belajar yang dicapai siswa juga
penelitian dengan cara tanya jawab sambil untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan
bertatap muka antar pewawancara dengan pembelajran serta aktifitas siswa selama proses
responden atau orang yang diwawancarai, pembelajaran.
dengan atau tanpa menggunakan pedoman Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau
(guide) wawancara. Dalam pengertian lain, presentase keberhasilan siswa setelah proses belajar
wawancara adalah suatu cara untuk mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
mengetahui situasi tertentu di dalam kelas memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pata setiap
dilihat dari sudut pandang orang lain. akhir pembelajaran.

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 59


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

Adapun rumus yang digunakan sebagai lebih aktif dari pada pembelajaran ketika diterapkan
berikut: metode ceramah.
1. Untuk menilai tes formatif 2. pembelajaran melalui model guided
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang discovery dengan menggunaka materi kerja sama
di peroleh siswa, yang selanjudnya dibagi mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Aktifitas
dengan siswa yang ada di kelas tersebut belajar siswa pada pembelajaran siklus I dan siklus II
sehingga diperoleh rata-rata tes formatif mengalami peningkatan rata-rata aktivitas belajar siswa
dapat dirumuskan: meningkat dari 30% pada siklus I menjadi 70% pada
siklus II selain aktivitas belajar. Besarnya peningkatan
̅ ∑ rata-rat hasil belajar siswa antarapra tindakan dengan
∑ siklus I adalah 10% dan peningkatan rata-rata hasil
Dengan ̅ = Nilai rata-rata belajar siswa antara siklus I dan siklus II.
∑ = Jumlah semua nilai 5.2. Saran
∑ = Jumlah Siswa 1. Bagi Sekolah
(Usman dan a. peningkatan model guided discovery dalam
Setiawati,2001) materi kerja sama dapat digunakan sebagai
HASIL PENELITIAN referensi sekaligus pertimbangan dalam
Berdasarkan hasil analisis data dengan melihat pemanfaatan model dalam pembelajaran untuk
prosentase peningkatan hasil belajar siswa pada mencapai tujuan pembelajaran di sekolah
penelitian akhir siklus I maupun siklus II, yaitu 34,6% b. sekolah perlu menyediakan fasilitas pendukung
53,8% 100% hasil tersebut menunjukan kesesuaian dalam penerapan model guided discovery
dengan asumsim tindakan yaitu terjadi prosentase dalam materi kerja sama untuk mendapatkan
kenaikan dari siklus I sebesar 19,2% prosentase hasil maksimal
kenaikan dari siklus I ke siklus II sebesar 46,2% maka 1. Bagi Guru
asumsi penelitian diterima. Dengan demikian dapat a. Penerapan model guided discovery dalam
dinyatakan bahwa penggunaan model Guided Discovery materi kerja sama hendaknya dapat diterapkan
dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V. oleh guru sebagai variasi model pembelajaran
Hasil analisis data membuktikan pemberian sekaligus untuk meningkatkan hasil belajara
model Discovery membantu meningkatkan hasil belajar siswa dengan cacatan persiapan yang
siswa khususnya hasil belajar IPS siswa melalui model dilakukan harus matang.
Dscovery, siswa lebih memahami tentang konsep yang b. Dalam pembelajaran guru hendaknya rajin
diberikan yaitu tentang tujuan kerja sama. Pemberian memberikan motivasi dan semangat kepada
tindakan melalui metode kualitatif merupakan salah satu siswa untuk dapat menyelesaikan tugas
bentuk penyajian kegiatan yang menyenangkan dan investigasi.
nyata bagi siswa, sehingga siswa lebih mudah DAFTAR PUSTAKA
memahami konsep yang diberikan.
KESIMPULAN DAN SARAN KTSP. (2006).Standar Isi dan Standar Kompetensi
5.1. Kesimpulan Kelulusan Untuk Satuan Pembelajaran Dasar
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan SD/MI. Jakarta: BP Cipta Jaya.
yang penulis di SD Negeri 113 Halmahera Selatan dapat Sumaatmadja, Nursid. Dalam Supriatna (2008). Materi
di simpulkan sebagai berikut Pokok Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial.
1.pelaksanaan pembelajaran melalui model Karunika Universitas Terbuka. Jakarta.
Guided Discovery pada materi kerja sama untuk Lewis Thomas dan Elaine B. Johnson.(2014).
meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa terlaksana Diaksespada 15 Desember 2018.
sesuai dengan perencanaan. Kombinasi model (http://repository.
pembelajaran tersebut dapat meningkatkan aktivitas dan unpas.ac.id/12882/7/BAB%20II.1.pdf).
hasil belajar siswa. Suasana saat pembelajaran yang Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan
dilaksanakan dapat meningkatkan semangat dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
kepercayaan diri pada siswa dalam proses Purwanto.(2010). Evaluasi Hasi lBelajar. Yogyakarta:
pembelajaran. Ketika pembelajaran berlangsung, siswa Pustaka Pelajar.

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 60


Vol. 3, No. 1 Juni 2021 EISSN 2528-7389

AgusSuprijono. (2013). Cooperative Learning Negeri Tayawi Kecamatan Oba Kota Tidore
TeoridanAplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pusaka Kepulauan
Pelajar.
Usman.User.(2008). Menjadi Guru Profesional.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sapriati, Amalia. (2009). Pembelajaran IPA di SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Marzano dalam Markaban.(2008). Model Penemuan
Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika
SMK.Yogyakarta :Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan Matematika
Sia dari dalam Nupita, Evi.(2013). “Penerapan Model
Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan
Pemecahan Masalah pada Siswa Kelas V
Sekolah Dasar.”Skripsi. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya.
Suryosubroto, B. (2009). Proses BelajarMengajar di
Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Winataputra, (2008).Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Aqib, Zainal. (2009). Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
untuk Guru, SD, SLB, TK. Bandung:
Yrama.Widya.
Mills, G. E. (2000). Action Research: a guide for teacher
researcher. London:Printice-Hall International
(UK) Limited.
E. Mulyasa. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: Rosda karya.
Arikunto, Suharsimi.(2007). Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta :Bumi Aksara
Suyanto. (1997). Pengenalan Penelitian Tindakan
Kelas.Yogyakarta : IBRD
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:
PT BumiAksara
Sugiyono.(2008). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatifdan R&D. Bandung : ALFABETA
Usman, Moh Uzer dan Lilis Setiawati. (2001). Upaya
Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosda karya.
Suparno. (2008). Ketrampilan Dasar Menulis. Jakarta
:Universitas Terbuka
Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung :Tarsito

Tauhid dan Saleh (2021)Upaya Meningkatkan Hasil


Belajar Ips Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Direct Instruction (Di) Materi
Peninggalan Sejarah Pada Siswa Kelas IV SD

Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar Page 61

Anda mungkin juga menyukai