ABSTRAK
Penerapan model pembelajaran harus dipertimbangkan untuk karakteristik dan perkembangan intelektual
siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, agar mendapatkan hasil belajar yang optimal.
Pendidikan karakter dan berfikir tingkat tinggi siswa menjadi tujuan utama dalam kurikulum 2013. Terdapat
banyak unsur agar siswa dapat dikatakan memiliki kecerdasan dan kemandirian dalam belajar. Hal inilah
yang menjadi latarbelakang dalam tujuan model pembelajaran simas eric yang memiliki tahapan sesuai
dengan tujuan utama kurikulum 2013. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil
yang akan diperoleh dari penerapan model pembelajaran di kelas. Strategi pembelajaran tugas dan paksa
dipilih untuk melengkapi dan menyempurnakan pelaksanaan model pembelajaran simas eric di kelas.
Strategi ini bertujuan untuk melatih kemandirian dan kedisiplinan siswa dalam belajar melalui tugas yang
diberikan dengan batasan waktu yang jelas dan hukuman yang tegas jika terdapat siswa tidak
menyelesaikan tugasnya dengan baik. Kombinasi antara model pembelajaran simas eric dengan strategi
pembelajaran tugas dan paksa dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah. Dengan adanya peningkatan daya berfikir yang disertai kedisiplinan siswa dalam belajar, proses
pembelajaran di kelas akan berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal sehingga tujuan
dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Bagi para pendidik disarankan untuk menerapkan model
pembelajaran simas eric dengan strategi pembelajaran tugas dan paksa di sekolah, agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Kata kunci: Model pembelajaran, kooperatif, strategi pembelajaran tugas dan paksa, model pembelajaran
simas eric.
ABSTRACT
The application of learning models should be considered for the characteristics and intellectual development
of students by using appropriate learning strategies, in order to obtain optimal learning outcomes. Character
education and high student thinking are the main goals in the 2013 curriculum. There are many elements for
students to be said to have intelligence and independence in learning. This is the background in the purpose
of simas eric learning model that has stages in accordance with the main objectives of the 2013 curriculum.
The selection of appropriate learning strategies can improve the results that will be obtained from the
application of learning models in the classroom. The task and forced learning strategy was chosen to
complement and perfect the implementation of the simas eric learning model in the classroom. This strategy
aims to train students' independence and discipline in learning through tasks that are provided with clear time
limits and strict punishment if there are students not completing their duties properly. The combination of
simas eric learning model with task force and forced learning strategy can be an alternative to improve the
quality of learning in school. With the improvement of thinking power which is accompanied by discipline of
students in learning, the process of learning in the class will run well and get maximum results so that the
purpose of learning can be achieved. For educators it is advisable to apply simas eric learning model with
instructional and forced learning strategy in school, so that learning objectives can be achieved optimally.
Keyword: Model of learning, cooperative, learning strategy of task and force, learning model simas eric
346
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
347
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
tidak diminati oleh sebagian besar siswa di Suwono, 2016:51). Metakognitif siswa juga
Dunia. dapat dikembangkan melalui model simas
Saat ini terdapat berbagai macam eric, hasil penelitian menyatakan bahwa
model pembelajaran yang dikembangkan “model pembelajaran Simas Eric lebih dapat
terutama di Indonesia yang mengacu pada memberdayakan keterampilan metakognitif
kurikulum 2013 untuk menonjolkan hasil belajar kognitif siswa jika dibandingkan
pendidikan karakter dan berfikir tingkat tinggi dengan model pembelajaran konvensional”
siswa, salah satunya yaitu model (Ericka Darmawan et al., 2018:50).Hal ini
pembelajaran Simas Eric. Model Simas Eric menegaskan bahwa terdapat pengaruh
digagas dan dikembangkan lagi oleh Eicka besar bagi siswa jika menggunakan model
Darmawan dkk 2015. Syntax yang dimiliki pembelajaran simas eric, karena model ini
model ini dapat membantu guru untuk sangat diperuntukan untuk mecapai tujuan
melatih siswa melakukan perencanaan utama dari kurikulum 2013 yang berlaku di
belajar, memonitor proses belajar, dan Indonesia. Tetapi, dilihat dari proses
mengevaluasi hasil belajarnya yaitu terdiri pembelajaran sesuai dengan syntax dari
atas Skimming, Mindmapping, Questioning, model ini, terdapat kekurangan yang menjadi
Exploring, Writing and Communicating penghambat bagi guru untuk menggunakan
(Ericka Darmawan, Brasilita, Zubaidah, & model pembelajaran ini, yaitu waktu yang
Saptasari, 2018:49). Metode Simas Eric pula dibutuhkan untuk mengaplikasikan model ini
dapat melatih daya konsentrasi siswa dan cukup lama, sedangkan waktu yang
berbicara di depan umum, agar ke depannya diberikan oleh sekolah untuk setiap
siswa dapat terbiasa berkomunikasi dengan pertemuan dikelas sangat terbatas. Jadi,
orang lain tanpa rasa canngung. Metode ini perlu adanya modifikasi dengan strategi
juga bagus untuk melatih interaksi siswa pembelajaran tugas dan paksa agar model
dengan lingkungannya, karena pembelajaran ini dapat berjalan dengan
menggunakan kelompok sebagai media efektif dan mencapai tujuan
pembelajarannya. Menurut hasil penelitian pembelajarannya.
(Darmawan,2015; Zubaidah, 2015; Susilo, Lemahnya cara berfikir kritis siswa
2015; Suwoni, 2015; Indriwati, 2017; dan rasa disipliner siswa di Indonesia
Brasilita, 2018; Saptasari, 2018) “Simas Eri menjadikan rendahnya prestasi siswa di
model (skimming-mindmapping- questioning- sekolah karena proses pembelajaran yang
exploring-writing) can improve students’ kurang efektif. “The learning process can run
motivation and learning outcomes during well, if the student gets the accommodation
both of lesson study cycles. In addition, learning about their personality aspects,
SimasErimodel is able to enhanced students’ such as character and their culture. This
motivation that consist of activeness, research has proven that a culturally
enthusiasm, and cheerfullness aspects” responsive pedagogy recognizes cultural
(Darmawan et al., 2017:46). Selain itu model knowledge, prior experiences and values of
pembelajaran Simas Eric dapat the community concerned. The learner's
meningkatkan berfikir kritis siswa, sesuai context and experience play a central role in
dengan hasil penelitian berikut “Simas eric the learning process” (Leonard, 2018:51-52).
model is able to improve students’ critical Untuk itu, diperlukannya strategi
thinking compared with conventional learning pembelajaran yang efektif agar tujuan
classes. High academic students were pembelajaran dapat tercapai. Tetapi, strategi
tought using Simas eric model had pembelajaran konvensional yang berlaku di
increasing critical thinking skill higher than Indonesia kurang membuahkan hasil yang
conventional class. The increasing value of maksimal. Hal ini dipertegas (Leonard,
students’ critical thinking skill with low 2018:52) bahwa “The effectively learning
academic were tought using Simas eric with the specific principles will be difficult to
model is higher than the increasing value of reach if using the conventional instructional
students on high academic students which strategy, because in Indonesia, especially in
were tought using conventional model” the university, the students need to be
(Ericka Darmawan, Zubaidah, Susilo, & directed step by step with the rules and a
348
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
349
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
most boring task fun and interesting, thereby something is said) are often more important
improving concentration and recall. Mind than words alone”. Dilanjutkan dengan
maps can be used to take notes, plan a mengkomunikasikannya (communication)
project, solve a problem, summarize a book, kembali sebagai bahan evaluasi siswa
improve recall, organize notes to speed dengan berdiskusi secara berkelompok yang
learning, and much more” (Zampetakis, diajukan dalam proses pembelajaran.
Tsironis, & Moustakis, 2007: 371). Mind Dyeres (Ericka Darmawan et al., 2015: 703)
mapping menggunakan diagram, kalimat, menempatkan pentingnya keterampilan
dengan dihiasi gambar gambar lucu dan komunikasi pada piramida paling atas
warna yang menarik sesuai keinginan, agar setelah observing, questioning,
siswa dapat tmelatih otak kiri dan otak kanan eksperimenting dan associating. Rumusan
mereka. kompetensi lulusan Kurikulum 2013 juga
Terdapat pula questioning pada menyatakan bahwa siswa pada domain
model simas eric. Pertanyaan yang diajukan keterampilan harus dibekali dengan
oleh siswa diharapkan mampu melatih kemampuan menyaji dari hasil karya yang
berfikir kritis siswa untuk menggali informasi dibuatnya.
sedalam mungkin dari materinya. Hal ini Berdasarkan dari beberapa
dikatakan pula oleh Mewborn & Huberty pendapat para ahli mengenai model
(Moyer & Milewicz, 2002:6) bahwa “Allowing pembelajaran Simas Eric, maka dapat
children to explain their thinking takes more disimpulkan bahwa model pembelajaran
time than simply asking for one-word Simas Eric adalah model pembelajaran yang
answers and telling children whether or not dilakukan secara berkala dengan melakukan
they are correct”. Proses pertanyaan menjadi perencanaan belajar, memonitor proses
penting karena guru dapat menilai cara belajar, dan mengevaluasi hasil belajar
penyampaian dan pengolahan kata dari siswa yang dilihat dari beberapa aspek, yaitu
pertanyaan siswa yang berasal dari kontruktivisme, kognitivisme, konektivisme,
pemikiran siswa. Hal ini didorong dengan dan behaviorisme dengan menggunakan
proses exploring pada model ini. Menjelajah langkah – langkah skimming, mindmapping,
materi yang diberikan adalah salah satu cara questioning, exploring, writing,
siswa dalam memahami dan communicating yang telah sesuai dengan
mengembangkan materi yang diberikan. tujuan kurikulum 2013.
“While developing the mind maps, students Syntax atau Tahapan Model Pembelajaran
found themselves exploring the concept of Simas Eric menurut Ericka Darmawan et al.,
critical thinking by reflecting how they make (2016:46) sebagai berikut:
patient care decisions in the clinical setting” 1. Fase Pertama: Pendahuluan
(Rosciano, 2015:96). Pernyataan ini A. Sapa para siswa dan mintalah mereka
membuktikan bahwa dalam pembuatan peta untuk berdoa sebelum pembelajaran
konsep dapat melatih dalam pengeksplorasi dimulai
konsep berfikir kritis siswa. Exploring juga B. meriksa kehadiran siswa.
mampu mengakomodasi pertanyaan yang C. Mengomunikasikan / menyatakan
memerlukan upaya membaca lebih tujuan pembelajaran, hasil belajar yang
mendalam serta pertanyaan yang dalam diharapkan, dan aturan dalam
menjawabnya memerlukan praktikum (Ericka pembelajaran.
Darmawan, Zubaidah, Susilo, & Suwono, D. Memotivasi dan merangsang rasa ingin
2015:703). Hal ini sangat diperlukan bagi tahu siswa tentang topik terkait
siswa di Indonesia yang umumnya lemah 2. Fase Kedua: Kegiatan utama
dalam berfikir kritis. Kemudian proses A. Skimming (Peluncuran)
selanjutnya yaitu menulis (writing) semua 1) Siswa akan melakukan tinjauan
pertanyaan yang sudah diketahui. Hal ini cepat terhadap materi. Ulasan
menjadi penting karena menurut Pillay cepat yang berfokus pada judul
(Dyers & Wankah, 2011: 5) bahwa “research setiap bab, gambar yang
has shown that cues in the nonverbal menyertai penjelasan materi,
“channels” of communication (how tabel, grafik, pengantar,
350
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
351
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
352
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
masing-masing lingkungan tersebur memberi diberikan guru kepada siswa yang menjadi
dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang faktor utama dalam pemberian tugas. Siswa
baik. Oleh karena itu, dengan sikap disiplin belajar dari tugas yang diberikan oleh guru
seseorang akan terbiasa mengikuti, dan mengembangkannya agar tujuan
mematuhi aturan yang berlaku dan pembelajaran dapat mencapai hasil yang
kebiasaan itu lama-kelamaan akan maksimal.. Hal ini ditekankan bahwa
membiasakan dirinya dalam membangun “Teachers who tend to use a positive
kepribadian yang baik. Melatih kepribadian, discipline approach focus on the reasons of
sikap, prilaku dan pola kehidupan yang baik misbehavior and try to take precautions to
dan berdisiplin tidak terbentuk serta-merta avoid them. They help the children to
dalam waktu singkat. Namun, terbentuk understand how their behavior affects others.
melalui satu proses yang membutuhkan Thus, they both discourage misbehavior and
waktu panjang. Salah satu proses untuk encourage establishing positive behavior”
membentuk kepribadian tersebut dilakukan (Gungor & Ozkan, 2017:31). Dilihat dari sisi
melalui latihan. Disiplin dapat terjadi karena yang liain, seorang guru juga dapat mengutip
dorongan kesadaran diri, dengan kesadaran cara mendidik siswa dari didikan militer yang
yang datang dari diri sendiri ini sikap mengedepankan kedisiplinan dalam
kedisiplinan akan lebih baik. Sebaliknya, berbagai hal seperti dengan memberikan
disiplin dapat pula terjadi karena adanya hukuman kepada siswa jika tugas yang
pemaksaan dan tekanan dari luar. diberikan tidak diselesaikan dengan baik.
Pemaksaan ini yang beralih fungsi Tetapi, perlu ada penyaringan karena tidak
menjadi tugas yang wajib dikerjakan oleh semua didikan militer yang tegas dan
siswa. Tugas yang diberikan harus sesuai cenderung memaksa dapat di aplikasikan
dengan tahapan dan karakteristik siswa. kepada siswa di sekolah. Sehingga strategi
Terdapat beberapa macam tugas, yaitu (1) pembelajaran tugas dan paksa yang
tugas jangka panjang yang mewajibkan diberikan guru dalam proses pembelajaran
siswa untuk menciptakan produk akhir pada dikelas menjadi cara untuk melatih dan
akhir pertemuan, (2) tugas rutin yang membiasakan diri terhadap kedisiplinan
diberikan oleh guru dalam kurun waktu siswa, agar inisiatif dan kesadaran diri siswa
setiap minggu, (3) tugas dadakan yang tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan
diberikan untuk membiasakan siswa mandiri berintelektual.
dan mencari sumber informasi lain agar Berdasarkan penjabaran diatas,
wawasan siswa dapat berkembang dan tidak maka dapat disimpulkan bahwa strategi
mengandalkan informasi dari guru saja. pembelajaran tugas dan paksa adalah
Metode pemberian tugas & resitasi langkah-langkah yang bertujuan untuk
merupakan sebuah upaya membelajarkan melatih kedisiplinan dan kesadaran diri siswa
siswa dengan cara memberikan tugas terhadap suatu hal yang dilakukan dengan
penghafalan, pembacaan, pengulangan, menggunakan tugas sebagai medianya dan
pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri akan mendapatkan hukuman jika tidak
atau menampilkan diri dalam menyampaikan diselesaikan.
hasil dengan tuntutan kualifikasi atau Contoh pelaksanaan strategi pembelajaran
kompetensi yang ingin dicapai (Widodo, tugas dan paksa sebagai berikut:
Murtini, & Susilowati, 2016:133). Selain itu 1. Students were asked to buy an
menurut Breen (Izadpanah, 2010:49) “A education and learning book, then read
range of work plans for exercise and and make the summary of the book.
activities in language instruction”. The students have a week only to finish
Pengolahan bahasa dalam penyampaiannya the assignment and make the summary
dapat berpengaruh terhadap hasil tugas with their handwriting. Next, students
yang diberikan. Hal ini berhubungan pula change their book with their
pada arti tugas menurut Nunan “A piece of classmates, then repeated read and
classroom work to convey meaning rather make the summary for a week.
than to manipulate for”(Izadpanah, 2010:49). 2. Students were made familiar to given
Makna atau arti dari hasil tugas yang task in every meeting of lecturer, it
353
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
354
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
355
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
356
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
357
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
358
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
http://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T=
JS&PAGE=reference&D=psyc10&NE
WS=N&AN=2013-28854-016
Widodo, W., Murtini, W., & Susilowati, T.
(2016). Penerapan metode pemberian
tugas dan resitasi dalam upaya
meningkatkan kemampuan menulis
surat siswa kelas X administrasi
perkantoran SMK Wikarya
Karanganyar tahun ajaran 2014/2015.
Jurnal Informasi Dan Komunikasi
Administrasi Perkantoran, 1(1), 131–
145.
Wu, S. C., & Lin, F. L. (2016). Inquiry-based
mathematics curriculum design for
young children-teaching experiment
and reflection. Eurasia Journal of
Mathematics, Science and Technology
Education, 12(4), 843–860.
https://doi.org/10.12973/eurasia.2016.
1233a
Zampetakis, L. A., Tsironis, L., & Moustakis,
V. (2007). Creativity development in
engineering education: the case of
mind mapping. Journal of Management
Development, 26(4), 370–380.
https://doi.org/10.1108/0262171071074
011.
359