Anda di halaman 1dari 14

Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,

Jakarta, 2 Agustus 2018

MODEL PEMBELAJARAN SIMAS ERIC DENGAN STRATEGI


PEMBELAJARAN TUGAS DAN PAKSA
Shanny Rizky Komalasari1, Leonard2
Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Universitas Indraprasta PGRI 1,2
Rizkyshanny@gmail.com

ABSTRAK
Penerapan model pembelajaran harus dipertimbangkan untuk karakteristik dan perkembangan intelektual
siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, agar mendapatkan hasil belajar yang optimal.
Pendidikan karakter dan berfikir tingkat tinggi siswa menjadi tujuan utama dalam kurikulum 2013. Terdapat
banyak unsur agar siswa dapat dikatakan memiliki kecerdasan dan kemandirian dalam belajar. Hal inilah
yang menjadi latarbelakang dalam tujuan model pembelajaran simas eric yang memiliki tahapan sesuai
dengan tujuan utama kurikulum 2013. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil
yang akan diperoleh dari penerapan model pembelajaran di kelas. Strategi pembelajaran tugas dan paksa
dipilih untuk melengkapi dan menyempurnakan pelaksanaan model pembelajaran simas eric di kelas.
Strategi ini bertujuan untuk melatih kemandirian dan kedisiplinan siswa dalam belajar melalui tugas yang
diberikan dengan batasan waktu yang jelas dan hukuman yang tegas jika terdapat siswa tidak
menyelesaikan tugasnya dengan baik. Kombinasi antara model pembelajaran simas eric dengan strategi
pembelajaran tugas dan paksa dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah. Dengan adanya peningkatan daya berfikir yang disertai kedisiplinan siswa dalam belajar, proses
pembelajaran di kelas akan berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal sehingga tujuan
dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Bagi para pendidik disarankan untuk menerapkan model
pembelajaran simas eric dengan strategi pembelajaran tugas dan paksa di sekolah, agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Kata kunci: Model pembelajaran, kooperatif, strategi pembelajaran tugas dan paksa, model pembelajaran
simas eric.

ABSTRACT
The application of learning models should be considered for the characteristics and intellectual development
of students by using appropriate learning strategies, in order to obtain optimal learning outcomes. Character
education and high student thinking are the main goals in the 2013 curriculum. There are many elements for
students to be said to have intelligence and independence in learning. This is the background in the purpose
of simas eric learning model that has stages in accordance with the main objectives of the 2013 curriculum.
The selection of appropriate learning strategies can improve the results that will be obtained from the
application of learning models in the classroom. The task and forced learning strategy was chosen to
complement and perfect the implementation of the simas eric learning model in the classroom. This strategy
aims to train students' independence and discipline in learning through tasks that are provided with clear time
limits and strict punishment if there are students not completing their duties properly. The combination of
simas eric learning model with task force and forced learning strategy can be an alternative to improve the
quality of learning in school. With the improvement of thinking power which is accompanied by discipline of
students in learning, the process of learning in the class will run well and get maximum results so that the
purpose of learning can be achieved. For educators it is advisable to apply simas eric learning model with
instructional and forced learning strategy in school, so that learning objectives can be achieved optimally.

Keyword: Model of learning, cooperative, learning strategy of task and force, learning model simas eric

346
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

PENDAHULUAN Hal ini dipertegas oleh Laurillard (Neo, Neo,


Kesuksesan suatu Negara berasal & Lim, 2013:39) bahwa “the learning process
dari sumber daya manusia yang berkualitas must consist of a combination of discursive,
dan berintelektual tinggi. Semua itu dapat adaptive, interactive and reflective activities
terwujud dengan pendidikan yang to effectively engage students in deep
berkualitas. UNESCO menegaskan bahwa meaningful learning”. Pembelajaran
“education is a key to social, economic, and bermakna menjadi tujuan utama dalam
environment development, and is also a key proses pembelajaran, karena disanalah
in the creation of learning societies and siswa dapat mengembangkan potensi dirinya
achieving a sustainable future” (Chen, dalam bidang akademis. Namun terdapat
Nasongkhla, & Donaldson, 2015:165). Hal ini pula kendala yang dihadapi seperti, “the
menjelaskan bahwa pendidikan menjadi main constraints faced by the lecturers were
aspek yang sangat penting bagi semua students mostly have low learning
orang dalam mempertahankan motivation, and student have not been able
kelangsungan hidupnya. Jones & Brown to find connections between the concepts
(Vajargah & Khoshnoodifar, 2013:346) juga learned and real life condition so that they
mengatakan bahwa: cannot achieve a meaningful learning”
“The internationalization and globalization of (Darmawan, Zubaidah, Susilo, Suwono, &
education have been brought up through the Indriwati, 2017:41). Untuk itu, Sultan
increasing demand for appropriate education menegaskan bahwa “In various countries,
to achieve better understanding, analyzing teachers are continuously introducing
and responding to the unpredictable and innovative learning models in classrooms to
changing situations and crossing the promote student learning” (Chiu, 2014:178),
geographical borders among the nations to Namun saat ini, guru di Indonesia
establish an international community for masih menggunakan model pembelajaran
better social, occupational and emotional life; tradisional untuk mengajar dikelas dan
therefore, higher education institutions need minimnya kreativitas guru dalam
a different approach to respond to these mengembangkan model pembelajaran yang
educational demands qualitatively and sudah ada menjadikan para guru Indonesia
quantitatively; they value the participation of menjadi konsumen bukan produsen bagi
international students” model pembelajaran di dunia pendidikan.
Tidak hanya di Dunia, di Indonesia pun “Theories and knowledge are often
pendidikan menjadi aspek yang selalu introduced orally and through pictures in
diperhatikan oleh pemerintah, mulai dari traditional teaching activities to have
system pendidikannya, elemen-elemen yang students acquainting with technological
berkutik di dalamnya serta faktor penunjang systems. It would make the lessons difficult
pendidikan lainnya termasuk model and dull”(Hu, Wu, & Shieh, 2016:478). Model
pembelajaran yang selalu digunakan oleh tradisional masih dianggap sulit untuk
guru di sekolah dalam proses pembelajaran. dicerna secara rinci oleh siswa di Indonesia,
model pembelajaran menjadi hal penting bahkan beberapa Negara di Dunia pun
bagi peningkatan dan pengembangan mengalami hal serupa. “For a long time,
kemampuan siswa dalam menyerap ilmu children in Taiwan have not been interested
yang diberikan oleh guru. in or even have been afraid of learning
“Student beliefs about assessment, mathematics, which has led us into putting
learning, and teaching have a statistically more effort in resolving the obstacles of
significant relationship with academic indifference and fear” (Wu & Lin, 2016:843).
achievement” (Otunuku, Brown, & Airini, Hal tersebut memepertegas perlu adanya
2013:346). Hal ini menjelaskan bahwa inovasi baru dalam model pembelajaran dan
antara guru, siswa, dengan model strategi pembelajaran agar tujuan
pembelajaran dikelas saling berkaitan dan pembelajaran dapat terwujud dengan
sangat berpengaruh pada prestasi siswa. maksimal, terutama pada mata pelajaran
Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan matematika yang dinilai menakutkan dan
pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

347
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

tidak diminati oleh sebagian besar siswa di Suwono, 2016:51). Metakognitif siswa juga
Dunia. dapat dikembangkan melalui model simas
Saat ini terdapat berbagai macam eric, hasil penelitian menyatakan bahwa
model pembelajaran yang dikembangkan “model pembelajaran Simas Eric lebih dapat
terutama di Indonesia yang mengacu pada memberdayakan keterampilan metakognitif
kurikulum 2013 untuk menonjolkan hasil belajar kognitif siswa jika dibandingkan
pendidikan karakter dan berfikir tingkat tinggi dengan model pembelajaran konvensional”
siswa, salah satunya yaitu model (Ericka Darmawan et al., 2018:50).Hal ini
pembelajaran Simas Eric. Model Simas Eric menegaskan bahwa terdapat pengaruh
digagas dan dikembangkan lagi oleh Eicka besar bagi siswa jika menggunakan model
Darmawan dkk 2015. Syntax yang dimiliki pembelajaran simas eric, karena model ini
model ini dapat membantu guru untuk sangat diperuntukan untuk mecapai tujuan
melatih siswa melakukan perencanaan utama dari kurikulum 2013 yang berlaku di
belajar, memonitor proses belajar, dan Indonesia. Tetapi, dilihat dari proses
mengevaluasi hasil belajarnya yaitu terdiri pembelajaran sesuai dengan syntax dari
atas Skimming, Mindmapping, Questioning, model ini, terdapat kekurangan yang menjadi
Exploring, Writing and Communicating penghambat bagi guru untuk menggunakan
(Ericka Darmawan, Brasilita, Zubaidah, & model pembelajaran ini, yaitu waktu yang
Saptasari, 2018:49). Metode Simas Eric pula dibutuhkan untuk mengaplikasikan model ini
dapat melatih daya konsentrasi siswa dan cukup lama, sedangkan waktu yang
berbicara di depan umum, agar ke depannya diberikan oleh sekolah untuk setiap
siswa dapat terbiasa berkomunikasi dengan pertemuan dikelas sangat terbatas. Jadi,
orang lain tanpa rasa canngung. Metode ini perlu adanya modifikasi dengan strategi
juga bagus untuk melatih interaksi siswa pembelajaran tugas dan paksa agar model
dengan lingkungannya, karena pembelajaran ini dapat berjalan dengan
menggunakan kelompok sebagai media efektif dan mencapai tujuan
pembelajarannya. Menurut hasil penelitian pembelajarannya.
(Darmawan,2015; Zubaidah, 2015; Susilo, Lemahnya cara berfikir kritis siswa
2015; Suwoni, 2015; Indriwati, 2017; dan rasa disipliner siswa di Indonesia
Brasilita, 2018; Saptasari, 2018) “Simas Eri menjadikan rendahnya prestasi siswa di
model (skimming-mindmapping- questioning- sekolah karena proses pembelajaran yang
exploring-writing) can improve students’ kurang efektif. “The learning process can run
motivation and learning outcomes during well, if the student gets the accommodation
both of lesson study cycles. In addition, learning about their personality aspects,
SimasErimodel is able to enhanced students’ such as character and their culture. This
motivation that consist of activeness, research has proven that a culturally
enthusiasm, and cheerfullness aspects” responsive pedagogy recognizes cultural
(Darmawan et al., 2017:46). Selain itu model knowledge, prior experiences and values of
pembelajaran Simas Eric dapat the community concerned. The learner's
meningkatkan berfikir kritis siswa, sesuai context and experience play a central role in
dengan hasil penelitian berikut “Simas eric the learning process” (Leonard, 2018:51-52).
model is able to improve students’ critical Untuk itu, diperlukannya strategi
thinking compared with conventional learning pembelajaran yang efektif agar tujuan
classes. High academic students were pembelajaran dapat tercapai. Tetapi, strategi
tought using Simas eric model had pembelajaran konvensional yang berlaku di
increasing critical thinking skill higher than Indonesia kurang membuahkan hasil yang
conventional class. The increasing value of maksimal. Hal ini dipertegas (Leonard,
students’ critical thinking skill with low 2018:52) bahwa “The effectively learning
academic were tought using Simas eric with the specific principles will be difficult to
model is higher than the increasing value of reach if using the conventional instructional
students on high academic students which strategy, because in Indonesia, especially in
were tought using conventional model” the university, the students need to be
(Ericka Darmawan, Zubaidah, Susilo, & directed step by step with the rules and a

348
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

clear target’. Berdasarkan penjabaran diatas, questioning, exploring, writing,


strategi pembelajaran tugas dan paksa communicating. “Skimming is defined as
menjadi pilihan utama dalam getting the main idea or gist of a selection
mengaplikasikan model pembelajaran simas quickly and scanning as a high speed search
eric. Strategi tugas dan paksa dikemukakan for the answer to a specific question or the
oleh Leonard 2018. Strategi ini kembangkan location of a specific fact”(Maxwell, 1973:48).
didasari dengan adanya latarbelakang Teknik skimming pada proses pemahaman
Indonesia yang mengalami penjajahan oleh bacaan. Menurut Harmer (Asmawati,
Belanda dan Jepang yang menyebabkan 2015:71) “stated that skimming is a
karakter dan budaya masyarakat Indonesia technique in looking for a text to get a quick
melemah dan kurangnya inisiatif, berdampak idea of the gist of a text”. Proses ini yang
negatif pada generasi saat ini yang awal yang penting bagi siswa dalam
cenderung tidak membuat karya jika tidak memahami materi dan membuat titik fokus
ada faktor yang memaksanya untuk pada materi tersebut yang akan dipelajari.
membuat sesuatu. Hal ini ditegaskan pula Hal ini dibuktikan dengan pendapat Liao
bahwa “The process of the assignment and (Hong, 2013:2) bahwa “skimming is done at
compulsion did correctly so can get the a speed three to four times faster than
learning process philosophy including force – normal reading”. Skimming sering dilakukan
forced – usual – usually – culture – civilized banyak orang jika memiliki banyak bahan
nations” (Leonard, 2018:52). Untuk itu, bacaan yang harus diselesaikan dengan
diharapkan dengan menggunakan model waktu yang sedikit.
pembelajaran Simas Eric yang Aspek selanjutnya yaitu mind
dikombinasikan dengan strategi mapping yang menurut Buzan (Liu, Zhao,
pembelajaran tugas dan paksa, terdapat Ma, & Bo, 2014:17-18) bahwa “Mind map as
pengaruh yang signifikan untuk mencapai an expression of Radiant Thinking and is
proses pembelajaran yang ideal. therefore a function of the human mind, and
a powerful graphic technique which provides
PEMBAHASAN a universal key to unlocking the potential of
the brain”. Hal ini dipertegas pula bahwa
Model Pembelajaran Simas Eric “Mind mapping is a study technique in which
Model Pembelajaran Simas Eric information from a variety of sources is
adalah model yang dapat membantu guru converted into a diagram- matic
untuk melatih siswa melakukan perencanaan representation of the important key words
belajar, memonitor proses belajar, dan associated with a study topic” (Farrand,
mengevaluasi hasil belajarnya pembelajaran Hussain, & Hennessy, 2002: 426). Diagram
(Ericka Darmawan et al., 2018:48-49). yang dibuat berdasarkan inti sari dari bahan
Menurut Almala, model ini berbasis bacaan dan lanjutan dari proses skimming.
kontruktivisme, kognitivisme, konektivisme, Mind mapping memiliki banyak manfaat bagi
behaviorisme di mana teori belajar perkembangan mental siswa. “mind mapping
konstruktivis adalah berdasarkan pada could provide teacher with a feedback about
prinsip bahwa pengetahuan adalah dibuat students’ mental structure and development
dari pengalaman (Ericka Darmawan, of their mental structure, could facilitate
Zubaidah, Susilo, & Suwono, 2015:695). Hal students’ recalling the knowledge by the
in serupa dengan pendapat Susilo & Suwono assistance of using visual elements and
(Erika Darmawan et al., 2017:41) bahwa could be used as an activity that makes the
“based on the constructivism learning theory. students participate the lesson” (Evrekli,
Students learn actively to construct a new Balim, & Inel, 2009: 2273). Oleh karena itu,
understanding based on their previous mind mapping sering digunakan oleh guru
experiences. Dengan membangun dalam proses pembelajaran dikelas sebagai
pemahaman siswa mereka sendiri akan lebih media perngembangan karakter dan
termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam penilaian mental siswa. Dalam prakteknya,
kegiatan pembelajaran. Model ini merupakan Rosenbaum mengatakan bahwa “Mind
anonim dari skimming, mindmapping, mapping is a tool that can make even the

349
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

most boring task fun and interesting, thereby something is said) are often more important
improving concentration and recall. Mind than words alone”. Dilanjutkan dengan
maps can be used to take notes, plan a mengkomunikasikannya (communication)
project, solve a problem, summarize a book, kembali sebagai bahan evaluasi siswa
improve recall, organize notes to speed dengan berdiskusi secara berkelompok yang
learning, and much more” (Zampetakis, diajukan dalam proses pembelajaran.
Tsironis, & Moustakis, 2007: 371). Mind Dyeres (Ericka Darmawan et al., 2015: 703)
mapping menggunakan diagram, kalimat, menempatkan pentingnya keterampilan
dengan dihiasi gambar gambar lucu dan komunikasi pada piramida paling atas
warna yang menarik sesuai keinginan, agar setelah observing, questioning,
siswa dapat tmelatih otak kiri dan otak kanan eksperimenting dan associating. Rumusan
mereka. kompetensi lulusan Kurikulum 2013 juga
Terdapat pula questioning pada menyatakan bahwa siswa pada domain
model simas eric. Pertanyaan yang diajukan keterampilan harus dibekali dengan
oleh siswa diharapkan mampu melatih kemampuan menyaji dari hasil karya yang
berfikir kritis siswa untuk menggali informasi dibuatnya.
sedalam mungkin dari materinya. Hal ini Berdasarkan dari beberapa
dikatakan pula oleh Mewborn & Huberty pendapat para ahli mengenai model
(Moyer & Milewicz, 2002:6) bahwa “Allowing pembelajaran Simas Eric, maka dapat
children to explain their thinking takes more disimpulkan bahwa model pembelajaran
time than simply asking for one-word Simas Eric adalah model pembelajaran yang
answers and telling children whether or not dilakukan secara berkala dengan melakukan
they are correct”. Proses pertanyaan menjadi perencanaan belajar, memonitor proses
penting karena guru dapat menilai cara belajar, dan mengevaluasi hasil belajar
penyampaian dan pengolahan kata dari siswa yang dilihat dari beberapa aspek, yaitu
pertanyaan siswa yang berasal dari kontruktivisme, kognitivisme, konektivisme,
pemikiran siswa. Hal ini didorong dengan dan behaviorisme dengan menggunakan
proses exploring pada model ini. Menjelajah langkah – langkah skimming, mindmapping,
materi yang diberikan adalah salah satu cara questioning, exploring, writing,
siswa dalam memahami dan communicating yang telah sesuai dengan
mengembangkan materi yang diberikan. tujuan kurikulum 2013.
“While developing the mind maps, students Syntax atau Tahapan Model Pembelajaran
found themselves exploring the concept of Simas Eric menurut Ericka Darmawan et al.,
critical thinking by reflecting how they make (2016:46) sebagai berikut:
patient care decisions in the clinical setting” 1. Fase Pertama: Pendahuluan
(Rosciano, 2015:96). Pernyataan ini A. Sapa para siswa dan mintalah mereka
membuktikan bahwa dalam pembuatan peta untuk berdoa sebelum pembelajaran
konsep dapat melatih dalam pengeksplorasi dimulai
konsep berfikir kritis siswa. Exploring juga B. meriksa kehadiran siswa.
mampu mengakomodasi pertanyaan yang C. Mengomunikasikan / menyatakan
memerlukan upaya membaca lebih tujuan pembelajaran, hasil belajar yang
mendalam serta pertanyaan yang dalam diharapkan, dan aturan dalam
menjawabnya memerlukan praktikum (Ericka pembelajaran.
Darmawan, Zubaidah, Susilo, & Suwono, D. Memotivasi dan merangsang rasa ingin
2015:703). Hal ini sangat diperlukan bagi tahu siswa tentang topik terkait
siswa di Indonesia yang umumnya lemah 2. Fase Kedua: Kegiatan utama
dalam berfikir kritis. Kemudian proses A. Skimming (Peluncuran)
selanjutnya yaitu menulis (writing) semua 1) Siswa akan melakukan tinjauan
pertanyaan yang sudah diketahui. Hal ini cepat terhadap materi. Ulasan
menjadi penting karena menurut Pillay cepat yang berfokus pada judul
(Dyers & Wankah, 2011: 5) bahwa “research setiap bab, gambar yang
has shown that cues in the nonverbal menyertai penjelasan materi,
“channels” of communication (how tabel, grafik, pengantar,

350
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

ringkasan, dan diakhiri dengan eksperimen jika pertanyaan


kesimpulan. mereka membutuhkan lebih
2) Tujuan: Berikan ilustrasi yang banyak eksplorasi untuk
komprehensif tentang isi materi di menjawab pertanyaan yang
setiap bab yang akan dipelajari. muncul di pikiran mereka serta
B. Mind Mapping (Pemetaan pikiran) mengingat materi.
1) Siswa membuat peta pikiran 2) Tujuan: ketika menjawab
dalam kelompok kolaboratif pertanyaan, siswa disarankan
2) Tujuan: Dengan menggunakan untuk tetap fokus pada materi
mindmap, siswa dapat memilih pelajaran.
jenis informasi apa yang diterima E. Writing (Menulis)
dan menyimpannya lebih jelas. 1) Siswa diminta untuk menjawab
Selain itu, mindmap dapat pertanyaan dengan membuat
membantu siswa untuk berpikir argumen.
dan menghafal dengan lebih baik, 2) Tujuan: mampu membuat
untuk memecahkan masalah dan argumen dan berlatih
bertindak secara kreatif. Peta bertanggung jawab.
pikiran memberikan dorongan F. Communicating (Berkomunikasi)
untuk kreativitas dan fleksibilitas. 1) Siswa diminta untuk
Mindmap membantu siswa mempresentasikan pemetaan
berpikir di luar kotak. Dalam tahap pikiran yang telah mereka buat
pemetaan pikiran, peran guru sebelumnya dan diminta untuk
sebagai panduan siswa dalam membaca pertanyaan dan
mengalami pengalaman belajar jawaban mereka sendiri di depan
yang memungkinkan siswa kelas, sementara siswa yang lain
menemukan prinsip dan diminta untuk memberikan
membangun pemahaman dirinya komentar, umpan balik, atau
sendiri. untuk mengajukan pertanyaan
C. Questioning (Mempertanyakan) terkait dengan setiap pertanyaan
1) Kegiatan siswa adalah dan jawabannya.
mengajukan pertanyaan yang 2) Tujuan: siswa belajar secara
muncul dari pikirannya setelah kolaboratif karena guru
melalui tahapan sebelumnya. menempatkan siswa dalam
2) Tujuan: siswa akan tetap fokus kelompok heterogen sehingga
pada membaca dan mengingat ada kemungkinan tutor sebaya.
materi dengan lebih baik, 3. Fase ketiga: Penutup
pertanyaan yang ditulis bukanlah A. Fasilitasi setiap kelompok untuk refleksi
pertanyaan yang jawabannya dan evaluasi instruksi pembelajaran
sudah ada dalam ringkasan, agar dapat mengidentifikasi kekuatan,
pendahuluan, atau kesimpulan. kelemahan, dan pilihan dalam
Bahan referensi untuk membuat pembelajaran.
pertanyaan tingkat tinggi adalah B. Mintalah para siswa untuk berdoa.
mengapa dan bagaimana. Materi Kelebihan model pembelajaran simas eric
yang diminta penting atau sangat diantaranya: (1) Banyaknya penilaian dari
penting terkait dengan bahan berbagai segi pada setiap prosesnya,
bacaan. Jumlah pertanyaan sehingga guru dapat mengevaluasi siswa
disesuaikan dengan materi dengan mudah dan memperhatikan setiap
pelajaran, sementara seluruh kegiatannya, (2) Mendorong siswa untuk
pertanyaan ditulis. meningkatkan kemampuan berpikir, (3)
D. Exploring (Menjelajahi) Meningkatkan keterampilan-keterampilan
1) Siswa mengeksplorasi materi di pemecahan masalah, (4) Meningkatkan
bab yang akan dibahas dengan kolaborasi dalam mengkonstruksi
membaca ulang atau melakukan pengetahuan, (5) Mempelajari teknologi

351
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

informasi. Sedangkan kekurangan model Strategi Pembelajaran Tugas dan Paksa


pembelajaran simas eric yaitu waktu yang Strategi pembelajaran tugas dan
dibutuhkan cukup lama, karena terdapat paksa digagas oleh Leonard (2018). Strategi
banyaknya tahapan yang harus dilalui. ini didasari dengan adanya paham “dipaksa,
Hasil Penelitian yang didapat pada Model terpaksa, biasa, jadi budaya, dan muncul
Pembelajaran Simas Eric bangsa yang beradab”. Strategi
1. Model pembelajaran Simas eric mampu pembelajaran tugas dan paksa adalah
meningkatkan keterampilan strategi yang digunakan untuk melatih
metakognitif siswa di SMAN 6 Malang, kedisipilinan siswa di Indonesia, karena
perbedaan jenis kelamin tidak melihat dari sejarah Indonesia yang
berpengaruh terhadap keterampilan mengalami penjajahan dan pemaksaan oleh
metakognitif siswa di SMAN 6 Malang, Jepang dan Belanda menyebabkan
dan interaksi model pembelajaran dan melemahnya karakteristik dan budaya
jenis kelamin tidak berpengaruh bangsa, sehingga masyarakat Indonesia
terhadap keterampilan metakognitif terlatih melakukan sesuatu dengan adanya
siswa di SMAN 6 Malang (Ericka paksaan dari pihak luar. Hal ini mengacu
Darmawan et al., 2018:53). pada kedisiplinan masyarakat Indonesia
2. Pengembangan model pembelajaran yang lemahnya akan kesadaran diri. “The
menggunakan LDC root of the word discipline comes from the
mempertimbangkan empat ranah: Greek discipere, to teach or comprehend”
transmission, acquisition, emergence, (Skiba, 2010:2). Kedisiplinan sangat perlu
dan accretion. LDC terdiri dari tahapan ditingkatkan dan dikembangkan oleh guru di
(1) Lingkup dan obyek desain sekolah. Disiplin secara lengkap adalah
pembelajaran, (2) Penciptaan sumber kesadaran untuk melakukan sesuatu hal
belajar, (3) Pengalaman Pengguna, (4) dengan tertib dan teratur sesuai dengan
Meta-evaluasi untuk menentukan peraturan-peraturan yang berlaku dengan
keefektifan dan akurasi proses desain penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari
dan asumsi, (5) Evaluasi formatif dan siapa pun (Eka S. Ariananda, 2014:234).
sumatif proyek dan pengalaman siswa. Kedispilinan juga harus ditanamkan sejak
Uji kelayakan model Simas eric masuk kecil didalam sebuah keluarga, agar mereka
kategori sangat layak, uji kepraktisan dapat terbiasa nantinya jika bersosial di
masuk kategori tinggi dan uji lingkungan sekitar. “The aim of discipline is
keefektifan mampu meningkatkan to develop responsibility and self-control
meningkatkan hasil belajar lebih tinggi skills of the students by supporting their
83,5% dari siswa yang difasilitasi mental, emotional and social development”
pembelajaran regular (Ericka (Gungor & Ozkan, 2017:31). Dari sudut
Darmawan et al., 2015:707). pandang ini, peran guru sangat penting
3. Simas eric model is able to improve untuk mengembangkan hubungan
students’ critical thinking compared with berdasarkan rasa timbal balik dan
conventional learning classes. High kepercayaan, sehingga menciptakan harga
academic students were tought using diri dan mengajarkan aturan dan bimbingan
Simas eric model had increasing critical kelas. Selain itu, fungsi kedisiplinan menurut
thinking skill higher than conventional Tu’u (Eka S. Ariananda, 2014:235) antara
class. The increasing value of students’ lain, yaitu: menata kehidupan bersama,
critical thinking skill with low academic disiplin berguna untuk menyadarkan
were tought using Simas eric model is seseorang bahwa dirinya perlu menghargai
higher than the increasing value of dengan cara mentaati dan mematuhi
students on high academic students peraturan yang berlaku. Sehingga tidak
which were tought using conventional merugikan pihak lain dan hubungan dengan
model (Ericka Darmawan et al., sesama menjadi baik. Membangun
2016:51). kepribadian pertumbuhan, kepribadian
seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Disiplin yang diterapkan di

352
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

masing-masing lingkungan tersebur memberi diberikan guru kepada siswa yang menjadi
dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang faktor utama dalam pemberian tugas. Siswa
baik. Oleh karena itu, dengan sikap disiplin belajar dari tugas yang diberikan oleh guru
seseorang akan terbiasa mengikuti, dan mengembangkannya agar tujuan
mematuhi aturan yang berlaku dan pembelajaran dapat mencapai hasil yang
kebiasaan itu lama-kelamaan akan maksimal.. Hal ini ditekankan bahwa
membiasakan dirinya dalam membangun “Teachers who tend to use a positive
kepribadian yang baik. Melatih kepribadian, discipline approach focus on the reasons of
sikap, prilaku dan pola kehidupan yang baik misbehavior and try to take precautions to
dan berdisiplin tidak terbentuk serta-merta avoid them. They help the children to
dalam waktu singkat. Namun, terbentuk understand how their behavior affects others.
melalui satu proses yang membutuhkan Thus, they both discourage misbehavior and
waktu panjang. Salah satu proses untuk encourage establishing positive behavior”
membentuk kepribadian tersebut dilakukan (Gungor & Ozkan, 2017:31). Dilihat dari sisi
melalui latihan. Disiplin dapat terjadi karena yang liain, seorang guru juga dapat mengutip
dorongan kesadaran diri, dengan kesadaran cara mendidik siswa dari didikan militer yang
yang datang dari diri sendiri ini sikap mengedepankan kedisiplinan dalam
kedisiplinan akan lebih baik. Sebaliknya, berbagai hal seperti dengan memberikan
disiplin dapat pula terjadi karena adanya hukuman kepada siswa jika tugas yang
pemaksaan dan tekanan dari luar. diberikan tidak diselesaikan dengan baik.
Pemaksaan ini yang beralih fungsi Tetapi, perlu ada penyaringan karena tidak
menjadi tugas yang wajib dikerjakan oleh semua didikan militer yang tegas dan
siswa. Tugas yang diberikan harus sesuai cenderung memaksa dapat di aplikasikan
dengan tahapan dan karakteristik siswa. kepada siswa di sekolah. Sehingga strategi
Terdapat beberapa macam tugas, yaitu (1) pembelajaran tugas dan paksa yang
tugas jangka panjang yang mewajibkan diberikan guru dalam proses pembelajaran
siswa untuk menciptakan produk akhir pada dikelas menjadi cara untuk melatih dan
akhir pertemuan, (2) tugas rutin yang membiasakan diri terhadap kedisiplinan
diberikan oleh guru dalam kurun waktu siswa, agar inisiatif dan kesadaran diri siswa
setiap minggu, (3) tugas dadakan yang tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan
diberikan untuk membiasakan siswa mandiri berintelektual.
dan mencari sumber informasi lain agar Berdasarkan penjabaran diatas,
wawasan siswa dapat berkembang dan tidak maka dapat disimpulkan bahwa strategi
mengandalkan informasi dari guru saja. pembelajaran tugas dan paksa adalah
Metode pemberian tugas & resitasi langkah-langkah yang bertujuan untuk
merupakan sebuah upaya membelajarkan melatih kedisiplinan dan kesadaran diri siswa
siswa dengan cara memberikan tugas terhadap suatu hal yang dilakukan dengan
penghafalan, pembacaan, pengulangan, menggunakan tugas sebagai medianya dan
pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri akan mendapatkan hukuman jika tidak
atau menampilkan diri dalam menyampaikan diselesaikan.
hasil dengan tuntutan kualifikasi atau Contoh pelaksanaan strategi pembelajaran
kompetensi yang ingin dicapai (Widodo, tugas dan paksa sebagai berikut:
Murtini, & Susilowati, 2016:133). Selain itu 1. Students were asked to buy an
menurut Breen (Izadpanah, 2010:49) “A education and learning book, then read
range of work plans for exercise and and make the summary of the book.
activities in language instruction”. The students have a week only to finish
Pengolahan bahasa dalam penyampaiannya the assignment and make the summary
dapat berpengaruh terhadap hasil tugas with their handwriting. Next, students
yang diberikan. Hal ini berhubungan pula change their book with their
pada arti tugas menurut Nunan “A piece of classmates, then repeated read and
classroom work to convey meaning rather make the summary for a week.
than to manipulate for”(Izadpanah, 2010:49). 2. Students were made familiar to given
Makna atau arti dari hasil tugas yang task in every meeting of lecturer, it

353
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

must be finished a day before the next kontradiksi dalam pengaplikasiannya di


meeting. This assignment usually dalam kelas.
related to the material is given. In the
writer case, on research methodology Model Pembelajaran Simas Eric dengan
subject, usually, the task downloads the Strategi Pembelajaran Tugas dan Paksa
research articles, carried out the study Berdasarkan dari masing-masing
directly to do the problems analyze, penjabaran diatas mengenai model
doing the objective of the interview pembelajaran Simas Eric dan strategi
limited to the teachers or students, pembelajaran tugas dan paksa, dapat
collect the important theory or disimpulkan bahwa terdapat adanya
sentences about the research, and so kesamaan dalam kelebihan, kekurangan,
on. langkah dan tujuannya. Sehingga dapat
3. Every question from the students about dimodifikasikan sesuai kebutuhan dan
the materials, will be the private dikembangkan lagi saat pelaksanaannya.
assignment or group, and must be Dilihat dari segi kelebihan model
finished on the same day, and must be pembelajaran Simas Eric yaitu mendorong
reported through the message on siswa untuk meningkatkan kemampuan
WhatsApp application. berpikir, meningkatkan keterampilan-
4. There is the punishment will be given to keterampilan pemecahan masalah,
the student if they don't do the meningkatkan kolaborasi dalam
assignment well and on time, it's like mengkonstruksi pengetahuan dan
the reduction of the score, the other mempelajari teknologi informasi, semua ini
assignment and doesn't pass the berkesinambungan dengan kelebihan
research methodology subject. strategi pembelajaran tugas dan paksa yaitu
(Leonard, 2018:53). melatih kedisiplinan siswa, merangsang
Berdasarkan beberapa contoh kesadaran diri siswa dalam tanggung
pelaksanaan strategi pembelajaran tugas jawabnya sebagai pelajar, dan mendorong
dan paksa yang dilakukan oleh Leonard, siswa untuk berinisiatif tanpa adanya
maka dapat disimpulkan bahwa pada setiap paksaan dari luar. Hal ini dapat dimodifikasi
tahapan dan proses strategi pembelajaran dengan pemberian tugas individu dan tugas
tugas dan paksa terdapat unsur tugas yang kelompok dalam model pembelajaran Simas
memaksa siswa untuk menyelesaikannya Eric yang bertujuan untuk mendorong inisiatif
tepat waktu. Terdapat (1) tugas spontan dan kesadaran diri siswa dalam
yang dibuat oleh guru jika ada pertanyaan mengerjakan tugasnya. Sedangkan waktu
yang diajukan oleh siswa yang telah dibahas yang dibutuhkan cukup lama dalam proses
pada materi sebelumnya, (2) tugas model pembelajaran Simas Eric, akan
mingguan yang diberikan guru untuk melatih disempurnakan dengan adanya strategi
dan membiasakan siswa membaca banyak pembelajaran tugas dan paksa yang
sumber buku, (3) tugas akhir yang diberikan mengedepankan kedisiplinan serta
oleh guru dalam kurung waktu yang cukup meyiapkan hukuman kepada siswa jika
panjang dan menjadi hasil akhir karya siswa. siswa tidak menyelesaikan tugasnya masing-
Sebagai tambahan, terdapat hukuman untuk masing. Dengan ini waktu yang diperlukan
siswa yang tidak mengumpulkan tugas untuk pengaplikasian model pembelajaran
seperti penambahan tugas dan pengurangan Simas Eric tidak terlalu lama dan efektif.
nilai. Untuk berbagai keluhan dan kontradiksi yang
Kelebihan strategi pembelajaran tugas dan ada, dapat diminimalisir dengan terciptanya
paksa diantaranya: (1) Melatih kedisiplinan hasil yang maksimal dan kesesuaian dengan
siswa, (2) Merangsang kesadaran diri siswa kurikulum 2013 yang berlaku dari proses
dalam tanggung jawabnya sebagai pelajar, pembelajaran menggunakan model
(3) Mendorong siswa untuk berinisiatif tanpa pembelajaran Simas Eric.
adanya paksaan dari luar. Sedangkan Syntax atau Tahapan Modifikasi antara
kekurangan strategi pembelajaran tugas dan Model Pembelajaran Simas Eric dengan
paksa yaitu masih banyaknya keluhan dan Strategi Pembelajaran Tugas dan Paksa

354
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

1. Fase Pertama: Pendahuluan seperti membersihkan toilet sekolah,


A. Sapa para siswa dan mintalah mereka membersihkan kelas, penulisan
untuk berdoa sebelum pembelajaran rangkuman dari buku yang telah
dimulai. ditentukan sebanyak 3 kali dll.
B. Memeriksa kehadiran siswa. E. Memotivasi dan merangsang rasa ingin
C. Mengomunikasikan / menyatakan tahu siswa tentang materi terkait.
tujuan pembelajaran, hasil F. Membuat kelompok belajar untuk
pembelajaran yang diharapkan, dan memudahkan siswa dalam belajar dan
aturan dalam pembelajaran. berdiskusi mengenai materi yang
D. Mengkomunikasikan kontrak belajar diajarkan. Tiap kelompok terdiri atas 4-
selama proses pembelajaran 5 siswa dan memiliki ketua kelompok
berlangsung yang disepakati oleh untuk mengatur keefektifitasan
siswa dengan guru mengenai: kelompok tersebut agar kondisi kelas
1. Tugas tetap kondusif.
Tugas yang diberikan diantaranya: (1) 2. Fase Kedua: Aktivitas Utama
tugas spontan, diberikan jika terdapat A. Skimming (Peluncuran)
siswa yang mengajukan pertanyaan 1. Siswa akan melakukan tinjauan
yang berhubungan dengan materi yang cepat terhadap materi. Ulasan
sebelumnya telah diberikan, agar siswa cepat yang berfokus pada judul
membaca ulang materi yang setiap bab, gambar yang
disampaikan. Biasanya tugas spontan menyertai penjelasan materi,
diberikan pada tahapan pertanyaan tabel, grafik, pengantar,
dan penulisan di dalam model ringkasan, dan diakhiri dengan
pemmbelajaran simas eric, (2) tugas kesimpulan.
mingguan, diberikan setiap minggu 2. Tujuan: Berikan ilustrasi yang
pada siswa seperti diberikan tugas komprehensif tentang isi materi di
untuk membuat peta konsep pada setiap bab yang akan dipelajari.
tahap model pembelajaran simas eric, B. Mind Mapping (Pemetaan Pikiran)
(3) tugas jangka panjang, diberikan 1. Siswa membuat peta pikiran
oleh guru sebagai tugas akhir siswa dalam kelompok kolaboratif
untuk mempresentasikan peta konsep dengan waktu yang telah
yang telah dibuat sesuai dengan materi ditentukan (tugas mingguan).
yang diberikan pada tahapan Akan ada hukuman jika terdapat
berkomunikasi di dalam model kelompok yang tidak
pembelajaran simas eric. menyelesaikan tugasnya dalam
2. Sikap waktu yang ditentukan, misalnya
Terdapat kriteria dalam penilaian sikap seperti pengurangan nilai atau
siswa di dalam kelas yaitu terdiri atas A tugas tambahan dari guru.
untuk amat baik, B untuk baik, C untuk 2. Tujuan: Dengan menggunakan
cukup baik dan D untuk kurang baik. mindmap, siswa dapat memilih
3. Penilaian jenis informasi apa yang diterima
Penilaian ini berasal dari nilai tugas dan menyimpannya lebih jelas.
yang siswa kerjakan, nilai ulangan Selain itu, mindmap dapat
harian, nilai ujian tengah semester dan membantu siswa untuk berpikir
nilai ujian akhir sekolah. Nilai berkisar dan menghafal dengan lebih baik,
antara 70-99. untuk memecahkan masalah dan
4. Hukuman bagi yang melanggar bertindak secara kreatif. Peta
Hukuman yang akan diberikan kepada pikiran memberikan dorongan
siswa yang melanggar kontrak belajar untuk kreativitas dan fleksibilitas.
dan keterlambatan pengumpulan tugas Mindmap membantu siswa
seperti penambahan tugas oleh guru, berpikir di luar kotak. Dalam tahap
pengurangan nilai ataupun hukuman pemetaan pikiran, peran guru
dapat dipilih langsung oleh siswa sebagai panduan siswa dalam

355
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

mengalami pengalaman belajar 1. Siswa diminta untuk menjawab


yang memungkinkan siswa pertanyaan dengan membuat
menemukan prinsip dan argumen (tugas spontan). Jika
membangun pemahaman dirinya terdapat siswa yang tidak bias
sendiri. menjawab pertanyaan tersebut,
C. Questioning (Mempertanyakan) nilai kelompok akan dikurangi dan
1. Aktivitas siswa adalah kelompok lain yang bias
mengajukan pertanyaan yang menjawabnya akan mendapat
muncul dari pikirannya setelah tambahan nilai sebagai hasil
melalui tahapan sebelumnya. berfikir.
Minimal setiap kelompok wajib 2. Tujuan: mampu membuat
memberikan 1 (satu) pertanyaan argumen dan berlatih
yang akan diajukan dan akan bertanggung jawab.
hukuman bagi kelompok yang F. Communicating (Berkomunikasi)
tidak memberikan pertanyaan 1. Para siswa diminta untuk
adalah menjawab semua mempresentasikan pemetaan
pertanyaan dari kelompok lain pikiran yang telah mereka buat
(tugas spontan). sebelumnya (tugas jangka
2. Tujuan: siswa akan tetap fokus panjang) dan diminta untuk
pada membaca dan mengingat membaca pertanyaan dan
materi dengan lebih baik, jawaban mereka sendiri di depan
pertanyaan yang ditulis bukanlah kelas, sementara siswa lain
pertanyaan yang jawabannya diminta untuk memberikan
sudah ada dalam ringkasan, komentar, umpan balik, atau
pendahuluan, atau kesimpulan. untuk mengajukan pertanyaan
Bahan referensi untuk membuat yang terkait dengan setiap
pertanyaan tingkat tinggi adalah pertanyaan dan menjawab. Guru
mengapa dan bagaimana. Materi harus memberikan batasan waktu
yang diminta penting atau sangat kepada setiap kelompok dalam
penting terkait dengan bahan mempresentasikan pemetaan
bacaan. Jumlah pertanyaan pikirannya dan siswa lain yang
disesuaikan dengan materi memberikian komentar atau
pelajaran, sementara seluruh umpan balik, agar kondisi kelas
pertanyaan ditulis. tetap kondusif.
D. Exploring (Menjelajahi) 2. Tujuan: siswa belajar secara
1. Siswa mengeksplorasi materi kolaboratif karena guru
dalam bab yang akan dibahas menempatkan siswa dalam
dengan membaca ulang atau kelompok heterogen sehingga
melakukan eksperimen jika ada kemungkinan tutor sebaya.
pertanyaan mereka membutuhkan 3. Fase Ketiga: Penutup
lebih banyak eksplorasi untuk A. Fasilitasi setiap kelompok untuk refleksi
menjawab pertanyaan yang dan evaluasi instruksi pembelajaran
muncul di pikiran mereka serta agar dapat mengidentifikasi kekuatan,
untuk mengingat materi. Dalam kelemahan, dan pilihan dalam
hal ini, guru harus membatasi pembelajaran.
waktu sesuai dengan yang B. Mintalah para siswa untuk berdoa.
dibutuhkan agar kondisi kelas
tetap kondusif.
2. Tujuan: ketika menjawab PENUTUP
pertanyaan, siswa disarankan Simpulan
untuk tetap fokus pada materi
pelajaran. Model pembelajaran Simas Eric yang
E. Writing (Menuliskan) berbasis kontruktivisme, kognitivisme,

356
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

konektivisme dan behaviorisme menjadi Chiu, F. Y. (2014). The application of a


salah satu model pembelajaran yang dirasa cloud-based student, teacher, and
cukup idel bagi pelaksanaan proses parent platform in english as a foreign
pembelajaran karena dapat membantu guru language education. Turkish Online
untuk melatih siswa melakukan perencanaan Journal of Educational Technology,
belajar, memonitor proses belajar, dan 13(3), 178–187.
mengevaluasi hasil belajarnya pembelajaran. Darmawan, E., Brasilita, Y., Zubaidah, S., &
Strategi pembelajaran tugas dan paksa Saptasari, M. (2018). Meningkatkan
dikembangkan untuk melatih kedisiplinan keterampilan metakognitif siswa
siswa dalam proses pembelajaran yang berbeda gender dengan model
didasari dengan adanya paham “dipaksa, pembelajaran simas eric di SMAN 6
terpaksa dan biasa”. Modifikasi antara model Malang. BIOSFER: Jurnal Pendidikan
pembelajaran Simas Eric dengan strategi Biologi (BIOSFERJPB), 11(1), 47–56.
pembelajaran tugas dan paksa menjadi cara Retrieved from
lain untuk menyempurnakan dalam proses https://doi.org/10.21009/biosferjpb.11-
pembelajaran yang ideal sesuai dengan 1.5.
tujuan kurikulum 2013. Adanya kesamaan Darmawan, E., Zubaidah, S., Susilo, H., &
dalam berbagai sudut, akan memudahkan Suwono, H. (2015). Pengembangan
guru dalam pengaplikasiannya di dalam model pembelajaran simas eric
kelas. Diharapkan dengan adanya modifikasi (skimming, mind mapping, questioning,
ini, proses pembelajaran dapat berjalan exploring, writing, communicating)
dengan baik dan mendapatkan hasil yang menggunakan learning development.
maksimal sehingga tujuan dari pembelajaran In Husamah, F. J. Miharja, & D.
tersebut dapat tercapai. Fatmawati (Eds.), Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Biologi 2015 (pp.
Saran 694–709). Malang: Universitas
Bagi para pendidik disarankan untuk Muhammadiyah Malang Press (UMM
menerapkan model pembelajaran Simas Eric PRESS).
dengan strategi pembelajaran tugas dan Darmawan, E., Zubaidah, S., Susilo, H., &
paksa di sekolah, agar tujuan pembelajaran Suwono, H. (2016). Simas eric model
dapat tercapai dengan maksimal. Sebagai to improve students ’ critical thinking
tambahan, guru dapat memberikan hadiah skills. Journal of Education & Social
atas kerja keras siswa dalam belajar dengan Policy, 3(6), 45–53.
memberikan suatu bingkisan atau tambahan Darmawan, E., Zubaidah, S., Susilo, H.,
nilai, agar siswa termotivasi dan mengikuti Suwono, H., & Indriwati, S. E. (2017).
proses pembelajaran dengan baik. Simas eri learning model based on
lesson study to increase student
DAFTAR RUJUKAN motivation and learning outcomes.
Asmawati, A. (2015). The effectiveness of International Journal of Research and
skimming – scanning strategy in Review, 4(4), 40–47.
improving students’ reading Dyers, C., & Wankah, F. J. (2011).
comprehension at the second grade of Uncovering and negotiating barriers to
smk darussalam makassar, I(1), 69– intercultural communication at
83. Retrieved from http://journal.uin- greenmarket square, cape town’s
alauddin.ac.id/index.php/Eternal/article “world in miniature”: an insider’s
/download/2409/2323 perspective. Per Linguam, 26(1), 1–12.
Chen, S. H. A., Nasongkhla, J., & https://doi.org/10.5785/26-1-10
Donaldson, J. A. (2015). University Eka S. Ariananda, D. (2014). Pengaruh
social responsibility (USR): Identifying kedisiplinan siswa di sekolah terhadap
an ethical foundation within higher prestasi belajar siswa teknik pendingin.
education institutions. Turkish Online Journal of Mechanical Engineering
Journal of Educational Technology, Education, 1(2), 233–238.
14(4), 165–172. Evrekli, E., Balim, A. G., & Inel, D. (2009).

357
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

Mind mapping applications in special Retrieved from


teaching methods courses for science http://standresjournals.org/journals/SJ
teacher candidates and teacher ERE/index.html
candidates’ opinions concerning the Maxwell, M. J. (1973). Skimming and
applications. Procedia - Social and scanning improvement: the needs,
Behavioral Sciences, 1(1), 2274–2279. assumptions and knowledge base.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2009.0 Journal of Literacy Research, 5(1), 47–
1.400 59.
Farrand, P., Hussain, F., & Hennessy, E. https://doi.org/10.1080/108629672095
(2002). The efficacy of the “mind map” 47021
study technique. Medical Education, Moyer, P. S., & Milewicz, E. (2002). Learning
36(5), 426–431. to question: categories of questioning
https://doi.org/10.1046/j.1365- used by preservice teachers during
2923.2002.01205.x diagnostic mathematics interviews.
Gungor, S. N., & Ozkan, M. (2017). Children Journal of Mathematics Teacher
and discipline: investigating secondary Education, 5(4), 1–31.
school students’ perception of https://doi.org/10.1023/A:10212519127
discipline through metaphors. 75
European Journal of Educational Neo, M., Neo, K. T. K., & Lim, S. T. L.
Research, 6(4), 31–45. (2013). Designing a web-based
https://doi.org/10.12973/eu-jer.6.4.495 multimedia learning environment with
Hong, N. C. (2013). Teaching of skimming at laurillard’s conversational framework:
tertiary level : theoretical and an investigation on instructional
pedagogical issues. International relationships. Turkish Online Journal of
Journal of Bilingual & Multilingual Educational Technology, 12(3), 39–50.
Teachers of English, 7(1), 1–7. https://doi.org/10.1017/CBO97811074
Retrievedfrom 15324.004
http://www.naturalspublishing.com/files Otunuku, M., Brown, G. T. L., & Airini.
/published/i5g88h43c8q5o6.pdf (2013). Tongan secondary students’
Hu, R., Wu, Y. Y., & Shieh, C. J. (2016). conceptions of schooling in New
Effects of virtual reality integrated Zealand relative to their academic
creative thinking instruction on achievement. Asia Pacific Education
students’ creative thinking abilities. Review, 14(3), 345–357.
Eurasia Journal of Mathematics, https://doi.org/10.1007/s12564-013-
Science and Technology Education, 9264-y
12(3), 477–486. Rosciano, A. (2015). The effectiveness of
https://doi.org/10.12973/eurasia.2016. mind mapping as an active learning
1226a strategy among associate degree
Izadpanah, S. (2010). A study on task-based nursing students. Teaching and
language teaching: from theory to Learning in Nursing, 10(2), 93–99.
practice. 8(3), 47–57. https://doi.org/10.1016/j.teln.2015.01.0
Leonard. (2018). Task and forced 03
instructional strategy : Instructional Skiba, R. (2010). Zero tolerance and
srategy based on character and culture alternative discipline strategies.
of Indonesia nation. Formatif: Jurnal Communique: National Associuation of
Ilmiah Pendidikan MIPA, 8(1), 51–56. School Psychologists, 39(1), 1–4.
https://doi.org/10.30998/formatif.v8i1.2 Vajargah, K. F., & Khoshnoodifar, M. (2013).
408 Toward a distance education based
Liu, Y., Zhao, G., Ma, G., & Bo, Y. (2014). strategy for internalization of the
The effect of mind mapping on curriculum in higher education of Iran.
teaching and learning: A meta- TOJET: The Turkish Online Journal of
analysis. Standard Journal of Educational Technology, 12(2), 346–
Education and Essay, 2(1), 17–31. 359. Retrieved from

358
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

http://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T=
JS&PAGE=reference&D=psyc10&NE
WS=N&AN=2013-28854-016
Widodo, W., Murtini, W., & Susilowati, T.
(2016). Penerapan metode pemberian
tugas dan resitasi dalam upaya
meningkatkan kemampuan menulis
surat siswa kelas X administrasi
perkantoran SMK Wikarya
Karanganyar tahun ajaran 2014/2015.
Jurnal Informasi Dan Komunikasi
Administrasi Perkantoran, 1(1), 131–
145.
Wu, S. C., & Lin, F. L. (2016). Inquiry-based
mathematics curriculum design for
young children-teaching experiment
and reflection. Eurasia Journal of
Mathematics, Science and Technology
Education, 12(4), 843–860.
https://doi.org/10.12973/eurasia.2016.
1233a
Zampetakis, L. A., Tsironis, L., & Moustakis,
V. (2007). Creativity development in
engineering education: the case of
mind mapping. Journal of Management
Development, 26(4), 370–380.
https://doi.org/10.1108/0262171071074
011.

359

Anda mungkin juga menyukai