OLEH :
KELOMPOK 2
2019
Kata Pengantar
Puji syukur diucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Ekologi
Dalam Penelitian” ini dengan seksama dan tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Makalah ini disusun dengan maksud untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Pengantar Ekologi dan menambah pengetahuan bagi para pembacanya.
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
BAB II ISI
ANALISIS STATISTIKA
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Bab I
Pendahuluan
Kuliah lapangan atau field trip adalah suatu kegiatan kunjungan ke objek
tertentu diluar lingkungan kampus, yang bertujuan untuk mencapai tujuan
intruksional tertentu (Sumaatmadja, 1984). Mahasiswa diajak melihat langsung
objek yang akan dipelajari, mengembangkan pemikiran dan merangsang
kreatifitas karena mahasiswa menyaksikan dan membuktikan sendiri fenomena
alam yang terjadi. Melalui penggalian sumber belajar yang ada dilingkungan,
secara tidak langsung dosen telah mendekatkan mahasiswa dengan lingkungan.
Kegiatan pembelajaran seperti ini termasuk cara mencerdaskan, mendewasakan,
dan membebaskan mahasiswa dalam mengembangkan pemikiran mahasiswa
(Learning to think), menambah pengalaman mengajar (Learning by expirience),
menimbulkan rasa peduli (Learning to care), dan rasa tanggung jawab terhadap
masyarakat sekitarnya (Learning to live together) (Onah, 2008). Menurut
Hadisubroto (2001) field trip atau pembelajaran dengan pengalaman langsung
(hands on expirience) mengharuskan anak belajar menggunakan proses-proses
IPA, dimulai dari mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,
berkomunikasi, menginterpretasikan data, menyusun defenisi operasional,
menyusun pertanyaan dan hipotesis, eksperimentasi, memformulasikan model-
model, menilai dan menyimpulkan. Jadi, kuliah lapangan (field trip) sangat cocok
untuk dipergunakan pada mata kuliah yang pembahasannya bersifat lingkungan
atau objek kajiannya berada di alam seperti mata kuliah Ekologi Hewan dan
Ekologi Tumbuhan. Tujuan perkuliahan Ekologi yang tertera pada Silabus adalah:
mahasiswa mampu memahami konsep interaksi hewan/tumbuhan dan
lingkungannya pada tingkatan individu, populasi dan komunitas melalui
pendekatan deskriptif, fungsional, dan evolusioner. Mahasiswa mampu
mengaplikasikan berbagai konsep, prinsip, dan hukum yang digunakan dalam
interaksi hewan/tumbuhan dengan lingkungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mahasiswa memiliki kemampuan berprikir kritis dan logis dalam menghadapi
berbagai masalah dan fenomena yang menyangkut interaksi hewan/tumbuhan
dengan lingkungannya. Mahasiswa memiliki kemampuan bekerjasama,
mengobservasi, dan berkomunikasi ilmiah dalam berbagai kegiatan ilmiah melalui
pelaksanaan kuliah lapangan (field trip). Dengan melakukan kegiatan kuliah
lapangan maka mahasiswa semakin dengan pencapaian tujuan pembelajaran mata
kuliah Ekologi.
Dalam kuliah lapngan kita membutuhkan langkah-langkah apa saja yang
akan kita lakukan di dalam kuliah lapangan tersebut. Seperti pada pembelajaran
mata kuliah Pengantar Ekologi ini, yaitu Ekologi dalam Penelitian Lingkungan.
Termasuk kedalamnya adalah cara pengambilan sampel, simple random
sampling, asesmen terhadap kelimpahan, faktor yang mempengaruhi frekuensi,
metode untuk menaksir densitas, dan analisis statistika. Pembelajaran ini
bertujuan agar saat melakukan kuliah lapangan, mahasiswa IPA telah paham, apa-
apa saja yang akan di teliti di perkuliahan Ekologi ini.
Isi
salamadian.com
Cara Pengambilan Sampel bermacam-macam tergantung jenis penelitian
yang akan dilakukan. Secara garis besar, metode pengambilan sampel terdiri dari
2 kelas besar yaitu :
Kedua jenis tersebut terdiri dari pengambilan secara acak dan pengambilan
sampel tidak acak. Kedua jenis ini juga memiliki sub – sub lain yang diantaranya
adalah purposive sampling, snowball samping, cluster sampling dll
a. PROBABILITY SAMPLING
Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu
bertingkat dua, tiga atau lebih. Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW
– RT
1. Purposive Sampling
1. Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
2. Usia 18-59 tahun
3. Bisa membaca dan menulis
Kriteria eksklusi:
2. Snowball Sampling
Metode pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok
untuk penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat
tinggi, misalnya penelitian tentang kaum waria, penderita HIV, dan kelompok
khusus lainnya.
3. Accidental Sampling
Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali
menemukan kasus tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil sampel saat itu
juga, saat menemukan kasus tersebut. Kemudian peneliti melanjutkan pencarian
sampel hingga periode tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti.
Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian
yang bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota
Bandung. Selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan Kota Bandung pada
warga Bandung yang dia temui saat itu.
4. Quota Sampling
Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat mengetahui
standard error penelitian. Sementara kekurangannya yaitu tidak adanya jaminan
bahwa sampel yang terpilih benar-benar dapat merepresentasikan populasi yang
dimaksud.
a. Densitas (Kepadatan)
Densitas adalah jumlah individu per satuan area tertentu, sebagai contoh
adalah 300 pohon Sacharum oficinarum/ha. Cara perhitungan densitas tidak
dengan menghitung semua individu yang ada dalam suatu area. Cara yang
digunakan adalah dengan menggunakan sampling area. Luas sampling area adalah
1% dari luas area total yang diamati.
Ukuran kuadrat sangat tergantung pada tipe vegetasi yang diamati. Pada
tumbuhan yang anual dengan homogenitas yang tinggi maka ukuran kuadrat dapat
sangat kecil, sedangkan pada pohon dapat digunakan ukuran 10-50 m dalam satu
sisi.
Cover atau penutupan kanopi tumbuhan dalam suatu area tertentu dapat
dihitung berdasrkan prosentase. Penutupan penuh suatu vegetasi merupakan
prosentase 100%. Bilangan penutupan dapat melebihi 100 %, disebabkan
tumbuhan penyusun suatu vegetasi terdiri dari beberapa lapisan kanopi yang
saling tumpang tindih, kuang dari 100% menunjukan adanya tanah gundul pada
suau area yang diamati..
c. Frekuensi (Frequensy)
1) Seleksi Alam
Mutasi yang terjadi dalam fraksi gen dari genom mungkin atau mungkin
tidak mengubah fenotipe organisme. Dalam hal yang mereka lakukan, mereka
mungkin mempengruhi atau mungkin tidak mempengaruhi kebugaran organisme
yang membawa mutasi. Sebagian besar mutasi baru yang timbul dalam suatu
populasi mengurangi kebugaran pembawa mereka. mutasi seperti ini disebut
merugikan, dan mereka akan dipilih melawan dan akhirnya dihapus dari populasi.
Jenis seleksi ini disebut seleksi negatif atau memurnikan. Kadang-kadang, sebuah
mutasi baru mungkin sama cocok sebagai alel terbaik dalam populasi.
Seperti mutasi netral secara selektif, dan nasibnya tidak ditentukan oleh
seleksi. Dalam kasus sangat jarang, mutasi mungkin timbul yang meningkatkan
kebugaran pembawa tersebut. Mutasi seperti ini disebut menguntungkan, dan
akan menjadi sasaran seleksi positif atau menguntungkan.
Selain itu gen-gen dapat mengalami mutasi maju menjadi banyak bentuk
yang berlainan, suatu fenomena yang telah diteliti terdahulu sebagai alilisma
jamak. Ada banyak alel yang berlainan bagi gen yang sama dikenal sebagai
morfisma. Pada tahun-tahun terakhir ini genetika molekuler telah meningkatkan
pengetahuan kita mengenai polimorfisme ekstensif melalui studi terstuktur
molekuler protein-protein (hemoglobin, misalnya) dan DNA.
Beberapa tahun yang lampau, dau orang ahli genetika terkemuka
memberikan komentar terhadap kehadiran polimorfisma dalam populasi sebagai
berikut:
Sebagai tambahan pada asumsi kita mengenai pilihan acak gen-gen pada
organisme yang bereproduksi secara seksual, varibelitas meningkatkan jika
terdapat perkawinan acak. Namun perkawinan tidak berlaku pada populasi,
terutama pada populasi manusia, karena sifat-sifat fisik tertentu sering merupakan
dasar bagi pemilihan teman hidupnya. Selain dari sekeluarga yang disebabkan
oleh berbagai aturan keagamaan, seperti halnya pada masyarakat amish.
Perkawinan individual-individual yang mempunyai hubungan kenyatakan sebagai
perkawinan keluarga (inbreeding) pada manusia hal ini dinyatakan sebagai
perkawinan kongsnguinus (congsanguineous marriage) dan anda dapat mengingat
kembali akan akibat (konsekwensi) genetiknya.
5) Migrasi
a) Metode Removal
Metode grafik
b) Metode CMR
Pertimbangan untuk menaksir suatu populasi hewan dengan
menggunakan metode CMR adalah karena metode ini dianggap paling tepat
digunakan khususnya bagi hewan kecil seperti kutu beras dan pada habitat yang
tidak terlalu luas (sempit), karena bila pada area yang luas, metode ini akan
menjadi susah untuk digunakan. Pada metode ini, hewan yang telah ditangkap
akan diberi penanda sehingga kita dapat mengetahui mana hewan yang telah kita
tangkap diperiode pertama dengan yang baru kita tangkap. Penandaan tersebut
dapat memudahkan kita dalam proses penaksiran kelimpahan populasi.
Ada beberapa hal-hal yang harus diperhatikan pada metode ini, yaitu:
1. Tanda yang digunakan harus mudah dikenali kembali dan tidak ada yang
hilang atau rusak selama periode pengamatan.
2. Tanda yang digunakan tidak mempengaruhi atau mengubah perilaku aktivitas
dan peluang hidup.
3. Setelah diberi penandaan hewan-hewan itu harus dapat berbaur dengan
individu-individu lain didalam populasi.
4. Peluang untuk ditangkap kembali harus sama bagi individu-individu yang
bertanda maupun tidak.
Untuk data kuantitatif, iaitu data yang berupa angka atau bisa diangkakan,
analisis statistik lebih tepat digunakan
Statistik deskriptif dan statistik inferensial
Statistika Inferensial
Penutup
3.1 Kesimpulan
1. Cara mengambil sampel terdiri dari 2 cara yaitu probability sampling (random
sampling) dan non-probability sampling ( non-random smpling)
2. Asesmen terhadap kelimpahan terdiri dari 3 yaitu densitas ,penutup (cover), dan
frekuensi
3. Faktor yang mempengaruhi suatu frekuensi yaitu seleksi alam, mutasi gen,
reproduksi seksual dan rekombinasi, perkawinan acak dan perkawinan keluarga,
migrasi, arus genetik acak, dan efek ukuran populasi.
4. Untuk mengukur densitas dibutuhkan beberapa metode yaitu metode removal,
metode grafik, dan analisi regenerasi linier
Narbuko, chalid dan Abu Ahmadi. 2004. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara
Supangat, And. 2008. Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Noon
Parametrik. Jakarta : Kencana