MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Manajemen Laboratorium
yang dibina oleh Bapak Drs. Derrmawan Afandy, M.Pd,
Ibu Prof.Dr.Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd, dan ibu Erni Yulianti, S.Pd, M.Pd
Oleh
Kelompok 2 Off A
Andina Dewi Rizkia
(130351603592)
Citra Larasati
(130311603591)
Ghufron Nurpatriya Krisna (130351603582)
Miftakhul Annisa
(130351603593)
Rifka Amilia
(130351615569)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut, sekolah
sebagai lembaga penyelenggara pendidikan pun memiliki peranan yang sangat besar
untuk keberhasilan suatu pendidikan. Mulai dari peran guru, lingkungan belajar sampai
pada ketersediaan fasilitas belajar mengajar. Salah satu fasilitas dalam proses belajar
mengajar yang tidak boleh dikesampingkan adalah Laboratorium. Diharapkan
laboratorium yang tersedia merupakan tempat latihan yang memiliki kesamaan
operasional dan peralatan dengan yang akan digunakan didalam tempat kerjanya
kelak.Laboratorium merupakan perangkat kelengkapan akademik dalam menunjang
kegiatan proses belajar mengajar. Selain itu, laboratorium juga merupakan tempat
melakukan aktifitas praktikum untuk mengaplikasikan teori ke dalam praktek. Menurut
Konsorsium Ilmu Pendidikan, laboratorium diartikan sebagai sarana, prasarana dan
mekanisme kerja yang menunjang secara unik satu atau lebih dharma perguruan tinggi
melalui pengalaman langsung dalam membentuk ketermapilan, pemahaman, dan
wawasan dalam pendidikan dsn pengajaran serta dalam pengembangan ilmu dan
teknologi dan pengabdian pada masyarakat. Sedangkanmenurut PP No.25/1980, pasal
27, laboratorium/studio adalah sarana penunjang jurusan dalam satu atau seni tertentu
sesuai dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan.
Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruang atau tempat dilakukannya
atau penelitian. Ruang dimaksud dapat berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan
atap atau alam terbuka misalnya kebun botani. Pada pembelajaran science keberadaan
laboratorium menjadi sangat penting. Pada konteks proses belajar mengajar sains di
sekolah-sekolah seringkali istilah laboratorium diartikan dalam pengertian sempit yaitu
suatu ruangan yang didalamnya terdapat sejumlah alat-alat dan bahan praktikum.
Laboratorium ialah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan.
Bentuknya boleh ruang tertutup (kamar) dan boleh ruang terbuka (kebun). Ruang
penunjang kegiatan dalam melakukan pembelajaran terdiri dari : ruang persiapan, ruang
penyimpanan (gudang), ruang gelap, ruang timbang, dan kebun sekolah atau rumah
kaca.
Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif
dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan
memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Pengelolaan laboratorium berkaitan
dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan
laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di
laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya pengelolaan
laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna.
Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa
terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja.
Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu
tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja
mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu
bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
a. Bagaimanakah pengawasan terhadap pengelolaan Laboratorium?
b. Bagaimanakah pengelolaan alat dan bahan praktikum?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui:
a. Untuk mendeskripsikan pengawasan terhadap pengelolaan laboratorium
b. Untuk mendeskripsikan pengelolaan alat dan dan bahan praktikum
BAB II
ISI
2.1 Pengawasan Terhadap Pengelolaan Laboratorium
Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal
dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Organisasi secara efektif dan
efisien dengan menggunakan segala upaya dan daya yang ada. Manajemen fasilitas
laboratorium sangat penting artinya bagi sebuah organisasi pendidikan sebagai usaha
untuk mencapai tujuan.
Jadi, pengelolaan merupakan suatu proses pendaya gunaan sumber daya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal
dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Pengelolaan laboratorium
berkaitan
dengan
pengelola
dan
kimia),
dan
aktivitas
yang
tumbuhan akan berbeda dengan laboratorium untuk ekologi. Pada umumnya bentuk,
ukuran dan tata ruang suatu laboratorium didesain sedemikian rupa sehingga pemakai
laboratorium mudah melakukan aktivitasnya.
Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi
laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang bersifat
individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan
dalam konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasiitas ruangan
laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya
percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100
m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa
menggunakan tempat seluas 2,5 m2dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium
untuk keperluan praktikum mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3
4 m2 untuk setiap mahasiswa.
2. Penataan
Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan
di laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan
untuk beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung makna yang
sangat luas, yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak operasi
diperlukan penempatan perlatan yang tersusun yang rapi berdasar kepada proses dan
langkah-langkah penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang diharapkan, begitu pula
dengan
daerah
kerja
harus
memiliki
luas
yang
memungkinkan
b.
Mempermudah pengawasan.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan
perabotan laboratorium adalah:
a. Mudah Dilihat
b. Mudah Dijangkau
c. Aman Untuk Alat
d. Aman Untuk Pemakai
3. Pengadministrasian
Pengadministrasian sering juga disebut sebagai kegiatan menginventaris.
Inventaris adalah sutu kegiatan dan usaha untuk mnyediakan catatan tentang keadaan
semua fasilitas, barang-barang yang dimiliki sekolah. Bagi SMA yang mempunyai
beberapa lab sangat penting untuk mendata fasilitas/menginventaris alat dan bahan lab
untuk kegiatan pembelajaran siswa. Dengan kegiatan invetarisasi yang memadai akan
dapat diperoleh pedoman untuk mempersiapan anggaran atau mempersiapkan kegiatan
pada tahun yang akan datang.
Catatan inventaris yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab
dari pengelola yang satu ke yang lainnya. Inventaris juga akan mempermudah untuk
mengetahui dimana suatu peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan
mempermudahkan pengontrolan, seperti terhadap kehilangan yang disebabkan oleh
kecerobohan atau kecurian.
Menurut Instruksi Mendikbud No. 4/M/1980 tentang tata pelaksanaan dan
pelaporan hasil inventarisasi barang milik/kekayaan negara di lingkungan Depdikbud,
maka ada beberapa daftar alat inventarisasi yang harus digunakan atau diisi,
diantaranya:
No
Nama
Barang
Nama
Inventaris
Jumlah Barang
Barang
1
2
dasarnya
laboratorium
merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Mengatur dan
memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi
sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup
usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di
laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.
Usaha yang dilakukan dalam memelihara kelancaran penggunaan laboratorium,
antara lain:
a. Jadwal penggunaan laboratorium yang jelas
b. Tata tertib laboratorium yang dilaksanakan dengan tegas
c. Alat penanggulangan kecelakaan : pemadam kebakaran, kotak P3K, dll
Dalam keadaan baik dan dipahami Sarana pengamanan yang diperlukan dan
harus ditaati di hampir semua laboratorium antara lain:
a. Saluran air dengan kran dan shower
b. Saluran gas dengan kran sentral
c. Jaringan listrik yang dilengkapi dengan sekering atau pemutus arus
d. Kotak p3k yang berisi lengkap obat
pengelola
Gambar 2.
Berbagai
alat laboratorium yang terbuat dari gelas.
Gambar 4. Berbagai alat laboratorium yang merupakan bagan dimana bagan ini
biasanya digunankan pada pelajaran biologi.
5. Alat siap pakai (rakitan), seperti kit listrik, kit magnet, kit optik, dsb.
bantu
proses
percobaan
seperti
pinset,
gunting
dan
pembakar
Alat dari bahan lainnya seperti sikat tabung reaksi dari ijuk, sumbat gabus dan
mortar dari porselain.
B.
Penataan (ordering) alat / bahan adalah proses pengaturan alat / bahan di laboratorium
agar tertata dengan baik. Dalam menata alat / bahan tersebut berkaitan erat dengan
keteraturan dalam penyimpanan maupun kemudahan dalam pemeliharaan
Yang harus diketahui sebelum melakukan penataan:
Keperangkatan
Nilai/harga alat
Bobot/berat alat
Jenis Alat, misalnya gelas kimia, corong, cawan petri, lumpang dan alu
2.
3.
4.
percobaannya.
3. Alat-alat yang digunakan untuk beberapa jenis percobaan disimpan tersendiri
ditempat khusus.
4. Alat-alat untuk percobaan biologi umumnya disimpan menurut judul percobaan
atau dapat dilakukan berdasarkan atas bahan alat
Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga
fungsinya berkurang.
o Prinsip Kemudahan
Untuk memudahkan mencari letak masing masing alat dan bahan, perlu diberi
tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat
(lemari, rak atau laci).
o Prinsip Keleluasaan
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari,
rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
o Prinsip Keindahan
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan,
golongan percobaan dan bahan pembuat alat :
1. Pengelompokan alat-alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti : Gaya
dan Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu,
dan Alat reparasi.
2. Pengelompokan alat-alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti :
Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.
3. Pengelompokan alat-alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti :
logam, kaca, porselen, plastik dan karet.
Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan ke dalam
kelompok bahan yang banyak digunakan.
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari,
rak dan laci . Pengelompokan alat-alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut
seperti : logam, kaca, porselen, plastik dan karet. Penyimpanan alat dan bahan selain
berdasar hal-hal di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang
lampu yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap kering dan
mencegah tumbuhnya jamur.
2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak
terpasang.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan
beaker glass.
4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya
tidak melebihi tinggi bahu.
5. Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun menurut
abjad.
6. Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia
yang mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang
baik.
Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat
itu sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil. Alat
alat yang boleh diambil oleh siswa dengan sepengetahuan guru pembimbing, hendaknya
diletakkan pada meja demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang
menempel di dinding. Contoh alat yang dapat diletakkan di meja demonstrasi adalah :
kaki tiga, asbes dengan kasa dan tabung reaksi.
Penyimpanan dan pemeliharaan alat / bahan harus memperhitungkan sumber
kerusakan alat dan bahan. Sumber kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi
hal hal berikut :
1. Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban). Kandungan ini
memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat dan membuat kusam logam lainnya
seperti tembaga dan kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang tersebut terkena
udara bebas seprti dengan cara mengecat, memoles, memvernis serta melapisi dengan
khrom atau nikel. Kontak dengan udara bebas dapat menyebabkan bahan kimia
bereaksi.
Akibat reaksi bahan kimia dengan udara bebas seperti timbulnya zat baru,
terjadinya endapan, gas dan panas. Dampaknya bahan kimia tersebut tidak berfungsi
lagi serta dapat menimbulkan kecelakaan dan keracunan.
2. Air dan Asam Basa
Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan bersih, jauh
dari air, asam dan basa. Senyawa air, asam dan basa dapat menyebabkan kerusakan alat
seperti berkarat, korosif dan berubah fungsinya. Bahan kimia yang bereaksi dengan zat
kimia lainnya menyebabkan bahan tersebut tidak berfungsi lagi dan menimbulkan zat
baru, gas, endapan, panas serta kemungkinan terjadinya ledakan.
3. Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan :alat memuai atau
mengkerut, memacu terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu fungsi alat
elektronika.
4. Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan tekanan yang besar.
gangguan mekanis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alat / bahan.
5. Cahaya
Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan dari sengatan matahari
secara langsung. Penyimpanan bagi alat dan bahan yang dapat rusak jika terkena cahaya
matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam lemari tertutup. Bahan kimianya
sebaiknya disimpan dalam botol yang berwarna gelap.
6. Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut sebagai segitiga
api. Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya panas yang cukup tinggi, dan
adanya oksigen. Oleh karenanya penyimpanan alat dan bahan laboratorium harus
memperhatikan komponen yang dapat menimbulkan kebakaran tersebut.
Langkah Langkah Penyimpanan
1. Bersihkan Ruang dan Penyimpanan Alat dan Bahan
2. Periksa data ulang alat dan bahan yang ada
3. Kelompokkan alat dan bahan yang ada berdasarkan pada keadaan alat dan bahan
di atas
4. Penyimpanan dan penataan alat dan bahan disesuaikan dengan fasilitas
Laboratorium, keadaan alat dan bahan diatas.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Untuk memberdayakan laboratorium diperlukan beberapa keterampilan. Salah
satu
keterampilan
tersebut
adalah
dapat
menata,
mengadministrasikan,
dan
DAFTAR PUSTAKA
Avidianto, D. 2010. Cara Menyimpan Alat dan Bahan Laboratorium IPA, (Online),
(http://devoav1997.webnode.com/news/cara-menyimpan-alat-dan-bahanlaboratorium-ipa-/), diakses 29 Januari 2015.
Jevuska.
2009.
Pengelolaan
Laboratorium
Sekolah,(Online),
(http://www.jevuska.com/topic/pengelolaan+laboratorium+sekolah.html),
diakses 29 Januari 2015.
Kalijaga,
Sunan.
2010.
Laboratorium
Terpadu
UIN,
(Online).
(http://integratedlaboratory.uin-suka.ac.id/), diakses 29 Januari 2015.