ANALISIS SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM BIOLOGI DAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DALAM MENDUKUNG PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium biologi,
mengetahui intensitas dan pelaksanaan praktikkum biologi, dan mengetahui pengaruh sarana dan prasarana
laboratorium dalam mendukung pembelajaran biologi di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan. Populasi yang dijadikan
sebagai objek penelitian adalah seluruh siswa kelas XI jurusan IPA berjumlah 6 kelas dan guru mata pelajaran
biologi di SMA Negeri 1 PercutSei Tuan yang mengajar di kelas XI jurusan IPA yang berjumlah 2 orang. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Teknik pengambilan sampel siswa dalam penelitian
ini dilakukan secara sampel acak (random sampling) 34 orang dimana setiap unsur dari keseluruhan populasi
mempunyai kesempatan atau peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Teknik pengambilan
sampel untuk guru dilakukan secara total sampling yakni sebanyak 2 orang. Hasil analisis data yang diperoleh
yaitu kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium pada sekolah tergolong baik dengan persentase 66,63%,
pelaksanaan praktikum biologi berdasarkan angket yang diberikan kepada guru dan siswa SMA Negeri 1 Percut
Sei Tuan memiliki rata-rata yaitu 67,5% (guru) dan 72,43% (siswa), pelaksanaan kegiatan praktikum di SMA
Negeri 1 Percut Sei Tuan hanya dilakukan 8 kali praktikum dengan persentase 40% (kurang baik).
Kata Kunci : Sarana dan Prasarana Laboratorium, Pelaksanaan Praktikum, Pembelajaran Biologi.
ABSTRACT
This study aims to determine the completeness of facilities and infrastructure of biological
laboratories, to know the intensity and implementation of biological practice, and to know the influence of
laboratory facilities and infrastructure in supporting biology learning in SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan. The
population used as the object of research is all students of class XI majoring in science amounted to 6 classes
and biology subject teachers in SMA Negeri 1 PercutSei Tuan who teaches in class XI majoring in IPA amounting
to 2 people. The sample used in this study were teachers and students. Student sampling technique in this
research is done by random sampling (34 random sampling) where every element of entire population have
equal opportunity or opportunity to become sample of research. Sampling technique for teachers is done in
total sampling as much as 2 people. The result of data analysis obtained is the completeness of laboratory
facilities and infrastructure at school is good with percentage 66,63%, the implementation of biology practicum
based on questionnaire given to teacher and student of SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan have average that is
67,5% (teacher ) and 72.43% (students), the implementation of practicum activities in SMA Negeri 1 Percut Sei
Tuan only 8 times practicum with a percentage of 40% (less good).
Keywords: Laboratory Facilities and Infrastructure, Practical Implementation, Biology Learning.
109
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 6 NO. 2 pISSN : 2338 – 300
Simatupang, AC., Sitompul, AF. eISSN : 2502 – 3217
Halaman : 109 – 115
proses pengajaran IPA dapat dilaksanakan praktikum hasil yang diperoleh ternyata belum
seoptimal mungkin, meskipun bukan berarti IPA maksimal baik untuk tujuan peningkatan hasil
tidak dapat diajarkan tanpa laboratorium. Ada 4 belajar siswa maupun untuk tujuan mengenalkan
alasan yang menguatkan peran laboratorium dalam siswa tentang tujuan sains.
pembelajaran di sekolah, yaitu: 1) Praktikum Data yang diperoleh peneliti berdasarkan
membangkitkan motivasi belajar IPA, 2) Praktikum observasi melalui wawancara dengan salah satu
mengembangkan keterampilan dasar melakukan guru biologi yaitu ibu Linda Sihotang pada tanggal
eksperimen, 3) Praktikum menjadi wahana belajar 26 april 2017 di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan
pendekatan ilmiah, 4) Praktikum menunjang materi peneliti memperoleh informasi bahwa laboratorium
pelajaran biologi tersebut jarang digunakan untuk kegiatan
Kegiatan praktikum merupakan bagian praktikum biologi. Bahkan ruangan laboratorium
yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran biologi, sering digunakan untuk pelajaran agama dan
karena dengan kegiatan ini akan diperoleh muatan lokal karena keterbatasan kelas di SMA
pengalaman yang meliputi ranah kognitif, afektif tersebut. Dari hasil observasi peneliti juga
dan psikomotor. Didalam proses pembelajaran alat- mengamati sarana dan prasarana di laboratorium
alat laboratorium dapat dimanfaatkan sebagai tersebut tidak lengkap dan kurang terawat. Ibu
media atau sarana baik di laboratorium, kelas Linda Sitohang juga menjelaskan laboratorium di
maupun dibawa keluar kelas/lingkungan, dengan SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan kurang dimanfaatkan
keterampilan proses, siswa bukan hanya menjadi oleh sekolah untuk kegiatan praktikum karena
lebih terampil tetapi juga mempengaruhi pembelajaran biologi lebih sering dilaksanakan
pembentukan sikap ilmiah dan juga pencapaian didalam kelas daripada di laboratorium maupun
hasil pengetahuannya diluar kelas, sehingga pemanfaatan laboratorium
Tujuan dari praktikum untuk tersebut kurang optimal. Hal tersebut tentunya
mengembangkan keterampilan memecahkan dapat berpengaruh terhadap pelaksanaan atau
masalah dan cara berpikir kreatif, meningkatkan jumlah kegiatan praktikum biologi yang dilakukan.
pemahaman terhadap IPA dan metode ilmiah, Padahal jika praktikum tidak dilakukan dengan
mengembangkan keterampilan percobaan, tuntutan silabus, maka beberapa tujuan
penyelidikan ilmiah, menganalisis data, pembelajaran tidak akan dapat dicapai oleh siswa
mengkomunikasikan hasil, melatih kemampuan yang pada akhirnya akan dapat berpengaruh
bekerjasama, menumbuhkan sikap positif dan terhadap hasil belajar siswa. Oleh sebab itu,
minat, serta meningkatkan kepedulian terhadap diperlukan menganalisis kelengkapan sarana dan
lingkungan. Selanjutnya Sobiroh (2006) juga prasarana laboratorium dan penyebab tidak
mengemukakan praktikum merupakan salah satu terlaksananya kegiatan praktikum biologi di sekolah
kegiatan laboratorium yang sangat berperan dalam tersebut.
menunjang keberhasilan proses belajar mengajar
IPA. Dengan adanya praktikum, maka siswa akan METODE PENELITIAN
dapat mempelajari IPA melalui pengamatan Pengumpulan data maupun informasi yang
langsung terhadap gejala-gejala maupun proses- dibutuhkan dalam penelitian ini dilaksanakan di
proses IPA, dapat melatih kemampuan berpikir SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan yang terletak di Jl.
ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan Irian Barat No.37, Sampali kode pos 20371.
sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2017
berbagai masalah baru dalam metode ilmiah. sampai April 2018.
Alasan yang sering kali dikemukakan Populasi yang dijadikan sebagai objek
adalah tidak adanya laboratorium di sekolah atau penelitian sarana dan prasarana laboratorium
pengalihan laboratorium, kurangnya alat dan bahan biologi adalah seluruh guru mata pelajaran biologi
untuk praktikum, banyaknya waktu yang harus yang berjumlah 2 orang, sedangkan populasi
dihabiskan untuk melakukan praktikum, dan penelitian untuk pelaksanaan kegiatan praktikum
sejumlah alasan lainnya. Jika ada dilakukan biologi adalah 192 orang. Sampel yang digunakan
110
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 6 NO. 2 pISSN : 2338 – 300
Simatupang, AC., Sitompul, AF. eISSN : 2502 – 3217
Halaman : 109 – 115
dalam penelitian ini adalah siswa yang diperoleh Data kelengkapan sarana dan prasarana
dari perwakilan kelas XI jurusan IPA sebanyak 34 laboratorium biologi diperoleh dari data lembar
orang. Sampel untuk guru yakni sebanyak 2 orang. observasi. data lembar observasi yang digunakan
Instrumen penlitian ini yaitu angket. Jenis bersifat tertutup. Berdasarkan Tabel 1 diperoleh
penelitian ini adalah deskriptif yang bersifat rata-rata persentase kelengkapan sarana dan
kuantitatif yaitu semua informasi atau data yang prasarana laboratorium SMA Negeri 1 Percut Sei
diwujudkan dalam bentuk kuantitatif atau angka Tuan yaitu 66,63% sesuai dengan Standar
dan analisanya berdasarkan angka tersebut dengan Permendiknas No.24 Tahun 2007 tergolong baik.
menggunakan analisis statistik. Dari lima sarana kategori sangat baik yaitu pada
sarana perabot 92,8%, kategori baik pada sarana
Teknik analisis data yang dilakukan teknik media pendidikan 75% , perlengkapan 75%, alat
analisa deskriptif persentase. Teknik ini digunakan peraga 64% dan alat bahan percobaan 62%. Sarana
untuk mengetahui kelengkapan sarana dan bahan habis pakai kategori tidak baik dengan
prasarana laboratorium biologi dan pelaksanaan persentase 31%. Data Pelaksanaan Praktikum
kegiatan praktikum biologi dalam mendukung Biologi diperoleh dari angket. Angket diberikan
pembelajaran biologi. kepada siswa dan guru. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat perbedaan angket guru dan siswa pada tabel
HASIL PENELITIAN berikut.
Persentase (%)
No. Variabel Angket
Angket Guru Angket Siswa
1. Keadaan laboratorium 76,9% 72,79%
2. Waktu pelaksanaan praktikum 37,5% 44,86%
Persiapan dan pelaksanaan
3. 75% 73,38%
praktikum
4. Laporan dan evaluasi praktikum 12,5% 19,8%
111
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 6 NO. 2 pISSN : 2338 – 300
Simatupang, AC., Sitompul, AF. eISSN : 2502 – 3217
Halaman : 109 – 115
112
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 6 NO. 2 pISSN : 2338 – 300
Simatupang, AC., Sitompul, AF. eISSN : 2502 – 3217
Halaman : 109 – 115
tidak.. Prasarana yang memiliki persentase struktur dan fungsi sel tidak dilaksanakan
terendah yaitu bahan habis pakai dengan praktikum disebabkan karena keterbatasan alat dan
persentase 31% kategori tidak baik. Prasarana bahan praktikum yang ada di sekolah tersebut dan
bahan habis pakai di laboratorium SMA Negeri 1 juga karena pengalihan fungsi ruangan
Percut Sei Tuan jarang atau tidak tersedia di laboratorium menjadi ruangan kelas untuk belajar
laboratorium, hal ini disebabkan karena di SMA pada saat itu.
tersebut jarang atau tidak melakukan praktikum Pelaksanaan praktikum masih jarang
sehingga pihak sekolah tidak menyediakan bahan dilakukan karena keterbatasan waktu pembelajaran
habis pakai tersebut. Alasan lainnya tidak tersedia yang ada, dan alat bahan yang kurang lengkap.
bahan habis pakai karena keterbatasan dana dari Selain itu karena disekolah tersebut sudah
pihak sekolah untuk membeli bahan habis pakai menggunakan media power point dalam
tersebut. pembelajaran maka menurut mereka lebih efisien
Hasil angket pelaksanaan praktikum antara membelajarkan siswa dengan media power point
guru dengan siswa berbeda. Persentase variabel dibanding dengan membawa siswa ke laboratorium
tertinggi yaitu keberadaan laboratorium yang lebih memakan waktu. Pelaksanaan praktikum
dikarenakan bahwa laboratorium tersebut tersedia masih jarang dilakukan dikarenakan belum adanya
disekolah dan kondisi laboratorium tersebut baik penjadwalan praktikum secara jelas yang mana
dan sesuai dengan peraturan Permendiknas No.24 praktikum hanya dilakukan apabila materi tersebut
tahun 2007. Sementara variabel angket yang memungkinkan untuk dilaksanakan praktikum
memiliki persentase terendah yaitu waktu dengan alat dan bahan yang tersedia dan mudah
pelaksanaan praktikum hal ini disebabkan karena didapat, serta masih ada waktu beberapa
pelaksanaan praktikum yang tidak berjalan dengan pertemuan yang tersisa untuk materi tersebut. Jika
baik karena pengalihan kelas dan juga karena salah satu yang telah disebutkan tidak tersedia
bahan-bahan yang tidak tersedia di laboratorium maka praktikum tidak jadi dilaksanakan.
terutama bahan siap pakai Kendala yang paling mendasar untuk
Hasil angket pelaksanaan kegiatan pelaksanaan praktikum Biologi adalah minimnya
praktikum biologi yang diberikan kepada siswa jumlah kelas yang ada didalam ruangan tersebut,
menunjukkan bahwa dari keseluruhan materi sehingga ruangan laboratorium digunakan untuk
pembelajaran yang dipraktikumkan selama 1 ruangan kelas. Ditemukan pada observasi
semester (gasal) tidak semua terpenuhi, sekitar 40% laboratorium Biologi di SMA Negeri 1 Percut Sei
terlaksana dari 20 jenis materi pembelajaran yang Tuan bahwa laboratorium jarang atau sama sekali
dipraktikumkan. Data pelaksanaan kegiatan tidak digunakan karena dipakai sebagai kelas
praktikum dari angket yang diberikan kepada siswa, tambahan. Maka dengan alasan tersebut beberapa
pokok bahasan yang dilakukan praktikum dengan guru tidak melaksanakan praktikum. Hasil
persentase 100% yaitu pada materi struktur dan wawancara dengan responden (guru biologi kelas
fungsi jaringan hewan dan sistem gerak pada XI) mengatakan bahwa pengalihan fungsi ruang
manusia dengan kategori sangat baik. Pada materi laboratorium menjadi kelas menyebabkan
tersebut dilaksanakan praktikum karena waktu banyaknya kegiatan praktikum tidak terlaksana. Jadi
pelaksanaan dan alat bahan didalam laboratorium proses pembelajaran biologi jelas hanya sekedar
tersedia dengan baik. Materi struktur dan fungsi penjelasan teori atau tugas yang diberikan guru
jaringan tumbuhan dan sistem peredaran darah kepada siswa pada pembelajaran tersebut.
persentase 33,3% kategori tidak baik. Pada materi Menurut Indriwati (1994) praktikum
khususnya struktur dan fungsi jaringan tumbuhan merupakan salah satu ciri penting pengajaran
alat yang digunakan seperti mikroskop tidak biologi. Melalui praktikum, siswa dapat mengamati,
tersedia karena rusak dan bahan yang diperlukan mengukur, dan mengidentifikasi benda dan gejala
tidak tersedia di laboratorium. Dan pokok bahasan hidup, serta mengklasifikasikan makhluk hidup.
yang tidak dilaksanakan praktikum yaitu pokok Dengan kata lain praktikum dapat meningkatkan
bahasan struktur dan fungsi sel. Pokok bahasan penguasaan keterampilan proses. Namun
113
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 6 NO. 2 pISSN : 2338 – 300
Simatupang, AC., Sitompul, AF. eISSN : 2502 – 3217
Halaman : 109 – 115
114
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 6 NO. 2 pISSN : 2338 – 300
Simatupang, AC., Sitompul, AF. eISSN : 2502 – 3217
Halaman : 109 – 115
115