Anda di halaman 1dari 289

ANALISIS PERTANYAAN TES UJIAN NASIONAL FISIKA

SMA/MA BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM REVISI


DITINJAU DARI STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
(Studi Kasus Kota Tangerang Selatan)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

OLEH
AMBAR WAHYUNI
1112016300048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
ABSTRAK

AMBAR WAHYUNI (1112016300048), “Analisis Pertanyaan Tes Ujian


Nasional Fisika SMA Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi Ditinjau dari
Standar Kompetensi Lulusan”. Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Mei 2018.

Penelitian ini dilakukan di Kota Tangerang Selatan, tahun akademik


2015/2016 dan 2016/2017, bertujuan untuk menganalisis pertanyaan tes Ujian
Nasional Fisika SMA tahun 2016 dan 2017 Kota Tangerang Selatan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan
teknik sampling purposive, dengan subyek penelitian yaitu SMA se-kota
Tangerang Selatan. Sampel penelitian diperoleh data UN fisika tahun 2016 Kota
Tangerang Selatan dengan proporsi dimensi kognitif high order thinking sebesar
7,5% dan dimensi kognitif low order thinking sebesar 92,5%, pada UN fisika
tahun 2017 dimensi kognitif high order thinking sebesar 7,5% dan low order
thinking sebesar 92,5%. Pada tahun 2016 dan 2017 hasil analis kesesuaian soal
UN dengan SKL tahun 2016 sebesar 66,6% dan tahun 2017 sebesar 72,22%,
dengan peningkatan sebesar 5,62 %. Dimensi kognitif yang dikembangkan soal
UN fisika SMA tahun 2016 dan 2017 paling banyak adalah mengaplikasikan
(C3), dengan peningkatan sebesar 12,5%. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
soal UN fisika SMA kota Tangerang Selatan masih berada pada level kognitif low
order thinking dan belum mengembangkan level kognitif high order thinking,
proporsi penyebaran kognitif mengalami penurunan, pertanyaan tes UN fisika
tidak mengalami penyebaran merata pada setiap SKL, selain itu pertanyaan tes
UN kota Tangerang Selatan belum mengalami peningkatan level kognitif high
order thinking dari dua tahun terakhir.

Kata kunci : Ujian Nasional, Taksonomi Bloom Revisi, Standar Kompetensi


Lulusan

i
ABSTRACT

AMBAR WAHYUNI (1112016300048), “ The Analysis of Physic National


Exam Questions in Senior Highschool (SMA) Based on Revised Taxonomy Bloom
Reviewed from Graduate Competence Standard (SKL)”, a skripsi of Physic
Education Major of Science Education Department, Tarbiya and Teaching
Science Faculty UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, May 2018.

The research conducted in Tangerang Selatan City, 2015/2016 and


2016/2017 academic year, it was intended to analyse the Physic National Exam
Questions of Senior High School of 2016 and 2017 in Tangerang Selatan City.
The research use descriptive method with sampling purposive technique, while the
research subject are Senior High School in Tangerang Selatan City. The research
sample acquired from 2016 and 2017 Physic National Exam of Tangerang
Selatan City with high order thinking propotion of cognitive dimension is 7.5%
and low order thinking proportion is 92.5%. the result question Physic National
with SKL in 2016 is 66,6% and 2017 is 72,22% with increase of 5,62% . In 2016
and 2017, the most developed cognitive dimension of Physic National Exam in
2016 and 2017 is applying (C3), with increase of 12.5%. The condition shows that
questions of Physic National Exam in Tangerang Selatan City is still at low order
thinking cognitive level, and yet develop high order thinking level, besides that,
the questions in Tangerang Selatan City has not developed from year to year

Keywords : National Exam, Taksonomy Bloom Revised, Gradeade Competence


Standard

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat Islam, dan
nikmat kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-
baiknya. Shalawat serta salam tak lupa senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari banyak pihak. Oleh sebab itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Kepala Program Studi Pendidikan Fisika Dwi Nanto, Ph.D yang mendukung
untuk mampu menyelesaikan studi di pendidikan fisika, semoga bapak sehat
dan semangat selalu
4. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing tunggal yang telah
memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi dan semangat dalam
membimbing penulis selama ini. Terlepas dari segala perbaikan dan kebaikan
yang diberikan, semoga Ibu selalu berada dalam Kemuliaan-Nya.
5. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd.dan Dwi Nanto, Ph.D selaku Dosen Penasehat
Akademik yang telah dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan,
arahan, waktu, nasihat dan semangat dalam membimbing penulis selama
mengikuti perkuliahan.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberi ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
7. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan IPA
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam pembuatan
surat-surat serta sertifikat.

iii
8. Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan izin untuk
dijadikan sample data penulis.
9. Keluarga besar tercinta, terutama kedua orangtua Bapak Suyono, Ibu Sutirah,
dan adik semata wayang M.Amri Ramadhan, yang selalu memberikan kasih
sayang, doa, dukungan dan semangat kepada penulis. Semoga Bapak, Mama
dan Adik selalu berada dalam lindungan Allah SWT.
10. Sahabat kosan solihah (Ka Anis Ermayani S.Pd, Ka Miftahul Jannah S.Pd,
Sulastri C.S.Ak, dan Ika Nurhakiki C.S.Hum) yang sudah memberi semangat,
dukungan dan keceriaan serta menjadi tempat curahan hati penulis selama
penyusunan skripsi
11. Sahabat sekolah tersayang Nuke Septiani, Tutut Windasari, serta Charlie
Angel yang senantiasa setia menjadi pengingat dikala penulis down.
12. Keluarga besar Racana Fatahillah Nyi Mas Gandasari Pramuka UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan keluarga serta pengalaman
berharga selama kuliah
13. Keluarga besar Kahfi BBC Motivator School yang selalu memberikan
motivasi dan nasihat kepada penulis, mengingatkan tentang time line control
sebagai seorang Motivator untuk semangat menyelesaikan tugas akhir ini
14. Teman seperjuangan saat skipsi, Ida Ayu Sakinah, S.Pd, Binti Sholihah, S.Pd,
Assifa Fauziah,S.Pd, Iis Isnawati,S.Pd, Kania Gita Leksana, S.Pd, Nia
Yusniawati, S.Pd, yang selalu saling menyemangati.
15. Kakak-kakak ter-care Sayuthi Atman Said,.M.Pd, Linear Addien,.S.T,
Gangsar Widyanto,.S.I, Arif S.Pd, yang selalu memberikan semangat,
bantuan, dukungan dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
16. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika angkatan 2012. Terimakasih
atas kebersamaan dan bantuannya selama ini baik langsung maupun tidak
langsung.

Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat berdoa mudah-
mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan dan doa yang telah

iv
diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia
dan akhirat, Amin yaa Robbal „alamin.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan dan masih belum mendekati sempurna. Oleh karena itu, peneliti
secara terbuka menerima segala saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak sangat dibutuhkan. Walaupun demikian, penulis masih berharap semoga
skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Jakarta, Mei 2018

Penulis

Ambar Wahyuni

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ……………………………………………………………… i
ABSTRACT …………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… vi
DAFTAR TABEL ……………………………………………………... viii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………. x
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………. xi
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………...... 1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………. 5
C. Pembatasan Masalah ………………………………………. 5
D. Perumusan Masalah ………………………………………. 6
E. Tujuan Penelitian …………………………………………. 7
F. Manfaat Penelitian ………………………………………... 7
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, PENELITIAN RELEVAN DAN
KERANGKA BERFIKIR …………………………………. 9
A. Kurikulum……. …………………………………………. 9
B. Pengertian Evaluasi dan Evaluasi Pendidikan……………… 13
a) Macam-macam evaluasi ……………………………….. 14
b) Standar Kompetensi Lulusan …………………………... 15
c) Pertanyaan Tes …………………………………………. 18
d) Ujian Nasional …………………………………………. 19
C. Taxonomi Bloom ………………………………………….. 21
D. Hasil Penelitian yang Relevan ……………………………. 26
E. Kerangka Berfikir ………………………………………. 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………. 29
A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………… 29
B. Metode Penelitian……….…………………….……… 29

vi
C. Subjek Penelitian ……………………………………... 30
D. Teknik Pengambilan Data ………………………………. 30
E. Instrumen Penelitian …………………………………….. 31
F. Uji Keabsahan …………………………………………… 33
G. Teknik Analisis Data ……………………………………. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………… 37
A. Hasil Penelitian ………………………………………….. 37
1. Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional Fisika
Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi …………… 37
2. Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional Fisika
Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan ………. 40
3. Proporsi Penyebaran Soal Ujian Nasional Fisika
Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan …………. 51
4. Kesesuaian Soal Ujian Nasional Fisika SMA
dengan Standar Kompetensi Lulusan ……………... 61
5. Kategori Proses Kognitif Soal Ujian Nasional Fisika
SMA tahun 2016 dan 2017 ………………………… 69
B. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………….... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………. 83
A. Kesimpulan …………………………………………………. 83
B. Saran ……………………………………………………….. 83
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 84
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional


Fisika SMA Berdasarkan Taksonomi Bloom….................. 31
Tabel 3.2 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional (UN)
Fisika SMA Berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) ………………………………………….…. 32
Tabel 3.3 Proporsi jumlah Soal Ujian Nasional (UN) Fisika SMA
Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (kompetensi)… 32
Tabel 3.4 Proporsi Kesesuaian Soal Ujian Nasional (UN) Fisika
SMA Berdasarkan Standar Kompetensi ……………….… 32
Tabel 3.5 Proporsi Ketegori Proses Kognitif Taksonomi Bloom
Revisi pada Soal Ujian Nasional (UN) Fisika tahun ……... 32

Tabel 3.6 Hasil Uji Tingkat Reliabilitas oleh Pengamat I dan


Pengamat II Soal Ujian Nasional (UN) Fisika SMA
tahun 2016 dan 2017 Berdasarkan Taksonomi
Bloom Revisi …… ………………………………………. 35
Tabel 3.7 Konstingensi Kesepakatan Pengamat I dan
Pengamat II Soal Ujian Nasional (UN) Fisika
SMA tahun 2016 dan 2017 Berdasarkan
Taksonomi Bloom Revisi …………………………. 35
Tabel 4.1 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional
Fisika SMA tahun 2016 Berdasarkan Taksonomi Bloom... 37
Tabel 4.2 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional
Fisika SMA tahun 2017 Berdasarkan Taksonomi Bloom….. 39
Tabel 4.3 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional (UN) Fisika
SMA tahun 2016 Berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) ……………………………….…………..… 41
Tabel 4.4 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional (UN) Fisika
SMA tahun 2017 Berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) ……………………………….…………..… 46

viii
Tabel 4.5 Proporsi jumlah Soal Ujian Nasional (UN) Fisika
SMA tahun 2016. Berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan (kompetensi) ………………….……………. 51
Tabel 4.6 Proporsi jumlah Soal Ujian Nasional (UN) Fisika
SMA tahun 2017. Berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan (kompetensi)…… …………… 56
Tabel 4.7 Proporsi Kesesuaian Soal Ujian Nasional (UN) Fisika
SMA tahun 2016. Berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan (kompetensi)……………………………….. 61
Tabel 4.8 Proporsi Kesesuaian Soal Ujian Nasional (UN)
Fisika SMA tahun 2017. Berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan (kompetensi)……………….… 65
Tabel 4.9 Proporsi Ketegori Proses Kognitif Taksonomi
Bloom Revisi pada Soal Ujian Nasional (UN)
Fisika tahun 2016…………………………………… 70

Tabel 4.10 Proporsi Ketegori Proses Kognitif Taksonomi


Bloom Revisi pada Soal Ujian Nasional (UN)
Fisika tahun 2017………………………………… 73

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional


Fisika SMA tahun 2016 Berdasarkan Taksonomi Bloom... 38
Gambar 4.2 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional
Fisika SMA tahun 2017 Berdasarkan Taksonomi Bloom….. 40
Gambar 4.3 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional (UN) Fisika
SMA tahun 2016 Berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) ……………………………….…………..… 45
Gambar 4.4 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional (UN) Fisika
SMA tahun 2017 Berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) ……………………………….…………..… 50
Gambar 4.5 Proporsi jumlah Soal Ujian Nasional (UN) Fisika
SMA tahun 2016. Berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan (kompetensi) ………………….……………. 55
Gambar 4.6 Proporsi jumlah Soal Ujian Nasional (UN) Fisika
SMA tahun 2017. Berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan (kompetensi)…… …………… 60
Gambar 4.7 Proporsi Kesesuaian Soal Ujian Nasional (UN) Fisika
SMA tahun 2016. Berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan (kompetensi)……………………………….. 59
Gambar 4.8 Proporsi Kesesuaian Soal Ujian Nasional (UN)
Fisika SMA tahun 2017. Berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan (kompetensi)……………….… 69
Gambar 4.9 Presentase Kategori Kognitif Soal Ujian Nasional
Fisika SMA/MA Tahun 2016……………………… 72
Gambar 4.10 Persentase Kategori Proses Kognitif Soal Ujian
Nasional Fisika SMA/MA Tahun 2017…………….. 76
Gambar 4.11 Persentase Proporsi Proses Kognitif Soal Ujian
Nasional Fisika SMA/MA Tahun 2017 ……………… 77

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Soal UN 2016 ………………………………….. 85


Lampiran 2 Soal UN 2017 …………………………………. 123
Lampiran 3 Validasi Tahapan Penyelesaian dan Jenjang

Kognitif Soal-soal Ujian Nasional (UN)

Fisika Tahun 2016……………………….………. 166

Lampiran 4 Validasi Tahapan Penyelesaian dan Jenjang

Kognitif Soal-soal Ujian Nasional (UN)

Fisika Tahun 2016…………………………..……. 215

Lampiran 5 Kontingensi Kesepakatan Pengamat UN 2016…. 263


Lampiran 6 Kontingensi Kesepakatan Pengamat UN 2017…. 265

SURAT –SURAT KETERANGAN


LEMBAR UJI REFERENSI

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan di Indonesia tak terlepas dari proses pembelajaran yang
berpedoman kepada kurikulum yang merupakan penjabaran tujuan pendidikan
yang menjadi landasan program pembelajaran. Setiap perkembangan kurikulum
mengalami beberapa kebijakan yang disesuaikan dengan fenomena yang dinamis
dan senantiasa berubah. Artinya terdapat berbagai kebijakan pemerintah yang
dikeluarkan mengenai kurikulum demi ketercapainya tujuan pendidikan yang
diinginkan.
Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
yang berbunyi; “Indonesia telah memiliki landasan hukum yang mewajibkan
adanya evaluasi terhadap konstruksi kurikulum dan pelaksanaan kurikulum di
setiap satuan pendidikan”.1 Evaluasi dilakukan untuk meningkatkan kualitas,
kinerja atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya.
Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat 1 yang berbunyi; “Evaluasi dilakukan
dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk
akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
2
berkempentingan”. Usaha untuk membantu meningkatkan penjaminan mutu
pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari pengendalian dan fungsi penjaminan
mutu pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Keputusan Mendiknas No 153/U/2003 dalam
bentuk Ujian Nasional (UN).
UN merupakan salah satu evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk
menilai pencapaian standar nasional pendidikan. Sebagaimana disebutkan dalam

1
Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h.2.
2
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 25 ayat 4., h. 19

1
2

Undang-Undng No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


(Sisdiknas) BAB XVI pasal 58 ayat 2 tentang evaluasi yang berbunyi; “Evaluasi
peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga
mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai
pencapaian standar nasional pendidikan”.3
Secara nasional berhasil atau tidaknya pelaksanaan kurikulum itu dapat
dilihat dari keberhasilan Ujian Nasional.4 Hal ini diatur oleh perundang-undangan,
yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2015
tentang hasil belajar oleh pemerintah melalui Ujian Nasional, Salah satu aspek
evaluasi pembelajaran yaitu adanya hasil belajar dari peserta didik. Hasil belajar
peserta didik tentunya tidak terlepas dari kualitas soal yang dijadikan instrumen
evaluasi hasil belajar.
Ujian Nasional yang disingkat UN atau UNAS, menurut Syawal Gultom
adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah di Indonesia.
Evaluasi merupakan salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan.
Tingginya nilai UN sekarang sejatinya menunjukkan bahwa pada
kemampuan dan kualitas kognitif tingkat rendah siswa-siswi SMA di Indonesia
sudah bagus.5 Jurnal pusat penelitian pendidikan Balitbang kemendikbud
menunjukkan hasil soal UN terbilang mudah, ini berarti peserta didik memiliki
kemampuan tinggi tidak akan memberikan informasi yang berarti.
Data hasil UN fisika SMA terbaru di Kota Tangerang Selatan terdapat
empat orang yang berhasil memperoleh nilai sempurna yaitu 100, dan nilai rata-
rata tertinggi SMA IPA se-provinsi Banten juga berhasil diraih oleh Kota
Tangerang Selatan.6 Ini menunjukkan rata-rata kemampuan kognitif siswa di Kota
Tangerang Selatan sudah baik, dan soal UN yang diujikanpun tergolong mudah.

3
Ibid., h.18.
4
Firdaus, “Akreditasi Terhadap Kinerja Pendidikan Hasil Ujian Nasional Madrasah”.
Jurnal Evaluasi Pendidikan. Vol.2, N0. 1. 2011, h.7.
5
Edi Subkhan. Pendidikan Kritis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016. Hal 117.
6
https://www.radarbanten.co.id/nilai-rata-rata-un-sma-di-provinsi-banten-tinggi/
3

Tujuan Pemerintah melakasanakan UN adalah untuk mendokrak kualitas


pendidikan dengan menetapkan standar minimal yang senantiasa ditingkatkan.7
Salah satu standar yang perlu ditingkatkan yaitu standar penilaian, sudah
seharusnya UN yang dijadikan standar penilaian oleh pihak pemerintah setiap
tahunnya memiliki peningkatan. Peningkatan yang dimaksud tentu saja bukan
hanya dari segi nilai yang dicapai siswa dari setiap tahunnya, tetapi juga dalam
pengembangan level kognitif berfikit tingkat tinggi.
Kemampuan berfikir tingkat tinggi harus dikembangkan karena berpikir
tingkat tinggi memberikan kesempatan untuk menggunakan keahlian berpikir
dalam tingkatan yang lebih tinggi dalam dunia nyata. Dalam tuntutan
pembelajaran kompetensi dasar kategori berfikir tingkat diharapkan senantiasa
ditingkatkan dan untuk mengukur kemampuan berfikir tingkat tinggi dengan skala
nasional, Ujian Nasional lah yang dijadikan standarnya.
Sistem UN pada tahun 2016 mengujikan 6 mata pelajaran yaitu bahasa
indonesia, bahasa inggris, matematika, kimia, fisika, dan biologi, kebijakan
terbaru oleh pemerintah tahun 2017 siswa yang mengikuti UN bebas memilih
peminatan mata pelajaran jurusan yang di UN kan, artinya siswa hanya memilih
salah satu mata pelajaran antara kimia, fisika, atau biologi. Selain itu penerapan
sistem UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) sudah mulai diterapkan secara
merata ke sekolah- sekolah. Hal ini juga memicu tanggapan bahwa kualitas butir
pertanyaan UN yang dijadikan instrumen evaluasi penilaian nasional oleh
pemerintah semestinya mengalami peningkatan level kognitif, karena beban siswa
sudah berkurang.
Evaluasi pendidikan berbentuk tes dengan sejumlah butir pertanyaan yang
diberikan kepada siswa diharapkan mampu menciptakan lulusan yang cerdas dan
kompetitif, maka dari itu perlunya teknik evaluasi yang sesuai dengan tujuan
kurikulum agar siswa yang dapat lulus ujian nasional adalah mereka yang dapat
memanfaatkan pemikiran tingkat tinggi, untuk itu perlunya meningkatkan tingkat
berpikir siswa dalam ujian nasional. Taksonomi Bloom Revisi adalah salah satu

7
E.Mulyasa. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 22.
4

kriteria perlu dipertimbangkan saat merancang dan mempersiapkan teknik


penilaian tersebut.
Rumusan dalam sistem pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benjamin Bloom yang terdiri dari tiga
ranah, yaitu; ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.8 Bloom juga
mengklasifikasikan aspek kognitif peserta didik dari tingkatan yang rendah ke
tinggi yaitu pengetahuan (C1), pemahaman atau komprehensi (C2), penerapan
aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).9
Adanya penggunaan kata kerja yang kurang sesuai pada taksonomi bloom
merupakan suatu terobosan baru bagi Anderson dkk untuk melakukan
pembaharuan terhadap ranah kognitif yang telah dipakai oleh dunia sejak tahun
1956. Pada tahun 2001, Anderson dkk melakukan revisi terhadap Taksonomi
Bloom, pada aspek pengetahuan (C1), mensintesis (C5) dan mengevaluasi (C6),
yang kemudian dikenal dengan istilah taksonimi revisi/taksonomi dua dimensi.
Taksonomi revisi mengklasifikasikan dimensi kemampuan siswa atas dimensi
pengetahuan yang terdiri dari pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif serta dimensi kognitif terdiri dari dimensi mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.10
Kategori dimensi kognitif berfikir tingkat rendah atau low order thinking
yaitu mengingat (C1), memahami (C2), dan mengaplikasikan (C3), sedangkan
kategori kognitif berfikir tingkat tinggi atau high order thinking yaitu
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Evaluasi hasil belajar peserta didik pada aspek kognitif kemudian
digunakan sebagai pedoman dalam penulisan soal UN Mengingat soal UN
merupakan salah satu acuan yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi
dalam bidang pendidikan terhadap kualitas peserta didik serta menjadi pedoman
dalam menentukan kualitas dan mutu pendidikan, dengan demikian soal UN yang

8
Nana, Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 22.
9
Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Pengantar Evalusi Pendidikan ,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 160.
10
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assessing. Secon Edition. (United State: logman, 2001), p.5.
5

diujikan hendaknya mampu mengukur dimensi kognitif berfikir tingkat tinggi


peserta didik.
Salah satu kebijakan nasional pendidikan yang disebutkan dalam Peraturan
Pemerintah nomor 19 tahun 2005 adalah tentang standar kompetensi lulusan.11
Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pada BAB V tentang Standar kompetensi
lulusan, Pasal 25 ayat 1 menjelaskan bahwa; “Standar kompetensi lulusan
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan.”
Mata pelajaran fisika SMA merupakan salah satu mata pelajaran yang di
UN kan dengan harapan dapat mengukur dan memicu tingkat berpikir siswa yang
tinggi. Mengingat peranan Standar Kompetensi Lulusan sangat penting bagi
ketercapaianya tujuan pendidikan, dan tes UN yang dapat dijadikan alat evaluasi,
motivasi dan tantangan untuk perbaikan mutu dan daya saing pendidikan, penulis
tertarik untuk membuat karya tulis berupa skripsi yang berjudul “Analisis
Pertanyaan Tes Ujian Nasional Fisika SMA/MA Berdasarkan Taksonomi
Bloom Revisi Ditinjau dari Standar Kompetensi Lulusan Studi Kasus Kota
Tangerang Selatan”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Soal UN fisika Kota Tangerang Selatan belum banyak mengukur aspek
kognitif tingkat tinggi
2. Belum diketahuinya informasi mengenai peningkatan aspek kognitif yang
dikembangkan dalam soal Ujian Nasional Fisika SMA dalam 2 tahun
terakhir.
3. Belum diketahuinya kesesuaian soal Ujian Nasional berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan.

11
Nanang Fattah. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 146.
6

C. Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini lebih fokus dan tidak menyimpang
dari maksud dan tujuan peneliti, maka peneliti membatasi masalah penelitian
sebagai berikut:

a) Analisis kesesuaian soal Ujian Nasional (UN) dengan Standar Kompetensi


Lulusan (SKL) yang ditetapkan oleh Badan Nasional Standar Pendidikan
(BNSP)
b) Taksonomi Kognitif Bloom yang dijadikan landasan dalam analisis
pertanyaan pada penelitian ini adalah Taksonomi Bloom yang telah direvisi
oleh Anderson & Krathwohl (2006) yang dibedakan menjadi dua, yaitu
pertanyaan-pertanyaan yang mengembangkan keterampilan berfikir tingkat
rendah atau low order thinking ( dan keterampilan berfikir tingkat
tinggi atau high order thinking (
c) Butir soal yang dianalisis adalah butir soal Ujian Nasional fisika SMA tahun
2016 (1 paket sebanyak 40 butir soal) dan tahun 2017 ( 1 paket sebanyak 40
butir soal)

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah
yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Bagaimanakah proporsi dimensi kognitif soal UN Fisika SMA tahun 2016 dan
tahun 2017 ? apakah terdapat peningkatan ?

2. Bagaimanakah gambaran proporsi dimensi kognitif soal UN tahun 2016 dan


pada SKL?

3. Bagaimanakah proporsi penyebaran soal UN fisika SMA tahun 2016 dan tahun
2017 pada SKL ?

4. Bagaimana kesesuaian soal UN fisika SMA pada tahun 2016 dan 2017 dengan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)?
7

5. Bagaimana proporsi kategori kognitif soal UN fisika SMA tahun 2016 dan
tahun 2017 ?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui peningkatan proporsi dimensi kognitif soal UN Fisika SMA
tahun 2016 dan tahun 2017
2. Mengetahui gambaran proporsi dimensi kognitif soal UN fisika SMA tahun
2016 dan tahun 2017 pada SKL
3. Mengetahui proporsi penyebaran soal UN fisika SMA tahun 2016 dan tahun
2017 pada SKL
4. Mengetahui kesesuaian soal UN fisika SMA pada tahun 2016 dan 2017
dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)?
5. Mengetahui proporsi kategori kognitif soal UN fisika SMA tahun 2016 dan
tahun 2017 ?

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Kesempatan untuk memberikan kontribusi pada dunia pendidikan khususnya
daerah Tangerang Selatan mengenai kualitas soal Ujian Nasional yang
dijadikan tes evaluasi pemerintah
2. Bagi Kebijakan Pemerintah
Harapan besar penelitian ini bisa dijadikan salah satu pertimbangan dalam
merumuskan dan mengembangkan soal ujian dengan melibatkan jenjang
kognitif yang lebih kompleks atau paling tidak setara dengan tujuan
pembelajaran yang menjadi standar penilaian dalam UN.
3. Bagi Guru
Menambah wawasan mengenai dimensi kognitif pada soal yang terkait pada
SKL, agar bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran dan untuk mempersiapkan
siswa menghadapi UN yang lebih baik
8

4. Bagi Penerbit
Memiliki gambaran membuat buku teks yang materinya sesuai dengan SKL
yang menjadi tuntutan
5. Bagi Lembaga Bimbingan Belajar
Mengetahui pertanyaan tes yang sesuai dengan SKL, agar latihan persiapan
UN lebih fokus pada soal-soal tersebut.
BAB II
KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN,
KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teoritis
A. Kurikulum

Istilah kurikulum (curriculum), yang pada awalnya digunakan dalam dunia


olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada saat
itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari
mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali/penghargaan. Kemudian,
pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata
pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai
akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.
Dari pengertian tersebut, dalam kurikulum terkandung dua hal pokok, yaitu: (1)
adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, dan (2) tujuan utamanya
yaitu untuk memperoleh ijazah. Dengan demikian, implikasi terhadap praktik
pengajaran yaitu setiap siswa harus menguasai seluruh mata pelajaran yang
diberikan dan menempatkan guru dalam posisi yang sangat penting dan
menentukan. Keberhasilan siswa ditentukan oleh seberapa jauh mata pelajaran
tersebut dikuasainya dan biasanya disimbolkan dengan skor yang diperoleh
setelah mengikuti suatu tes atau ujian.15

Pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan dengan


perkembangan teori dan praktik pendidikan. Dengan beragamnya pendapat
mengenai pengertian kurikulum, maka secara teoretis kita agak sulit menentukan
satu pengertian yang dapat merangkum semua pendapat. Pada saat sekarang
istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, satu dimensi dengan

15
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan
Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional 2008 “Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)” h. 8.

9
10

dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi kurikulum tersebut yaitu:


(1) kurikulum sebagai suatu ide/gagasan; (2) kurikulum sebagai suatu rencana
tertulis yang sebenamya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide;
(3) kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah
kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoretis
dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana
tertulis; dan (4) kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari
kurikulum sebagai suatu kegiatan.16

Hal ini sesuai dengan rumusan pengertian kurikulum seperti yang tertera
dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional :
"Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tu 10 juan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu". Dalam
panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan
dasar dan menengah yang dikeluarkan oleh BSNP, pengertian kurikulum yang
digunakan mengacu pada pengertian seperti yang tertera dalam UU tersebut.
Secara lebih jelas dikatakan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri
dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.17

Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah/madrasah memiliki


peranan yang sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan.
Terdapat tiga peranan yang dinilai sangat penting, yaitu: (a) peranan konservatif,
(2) peranan kreatif, dan (3) peranan kritis/evaluatif (Oemar Hamalik, 1990).18

a. Peranan Konservatif.
Peranan ini menekankan bahwa kurikulum sebagai sarana untuk
mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih

16
Ibid., h. 9
17
Ibid., h. 10
18
Ibid., h. 12
11

relevan dengan masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini para siswa.
Dengan demikian, peranan konservatif ini pada hakikatnya menempatkan
kurikulum, yang berorientasi ke masa lampau. Peranan ini sifatnya menjadi sangat
mendasar, disesuaikan dengan kenyataan bahwa pendidikan pada hakikatnya
merupakan proses sosial. Salah satu tugas pendidikan yaitu mempengaruhi dan
membina perilaku siswa sesuai dengan nilai-nilai sosial yang hidup di lingkungan
masyarakatnya.
b. Peranan Kreatif.
Peranan ini menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan
sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-
kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang. Kurikulum
harus mengandung hal-hal yang dapat membantu setiap siswa mengembangkan
semua potensi yang ada pada dirinya untuk memperoleh pengetahuan-
pengetahuan baru, kemampuan-kemampuan baru, serta cara berpikir baru yang
dibutuhkan dalam kehidupannya.
c. Peranan Kritis dan Evaluatif.
Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan
budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sehingga
pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan
kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Selain itu, perkembangan yang terjadi
pada masa sekarang dan masa mendatang belum tentu sesuai dengan apa yang
dibutuhkan. Karena itu, peranan kurikulum tidak hanya mewariskan nilai dan
budaya yang ada atau menerapkan hasil perkembangan baru yang terjadi,
melainkan juga memiliki peranan untuk menilai dan memilih nilai dan budaya
serta pengetahuan baru yang akan diwariskan tersebut. Da 13 lam hal ini,
kurikulum harus turut aktif berpartisipasi dalam kontrol atau filter sosial. Nilai-
nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan tuntutan masa kini
dihilangkan dan diadakan modifikasi atau penyempurnaan-penyempurnaan.
Ketiga peranan kurikulum di atas tentu saja harus berjalan secara seimbang dan
harmonis agar dapat memenuhi tuntutan keadaan. Jika tidak, akan terjadi
ketimpangan-ketimpangan yang menyebabkan peranan kurikulum persekolahan
12

menjadi tidak optimal. Menyelaraskan ketiga peranan kurikulum tersebut menjadi


tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan, di antaranya
guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, siswa, dan masyarakat. Dengan
demikian, pihak-pihak yang terkait tersebut idealnya dapat memahami betul apa
yang menjadi tujuan dan isi dari kurikulum yang diterapkan sesuai dengan bidang
tugas masing-masing.19

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang saat ini diberlakukan


di Indonesia, secara umum didasarkan pada prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum yang tertera dalam UU No.20/2003 (pasal 36), yaitu bahwa: (1)
pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2) kurikulum pada
semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan siswa, dan (3) kurikulum
disusun sesuai jenjang pendidikan dalam kerangka NKRI dengan memperhatikan:
(a) peningkaatan iman dan takwa, (b) pening 23 katan akhlak mulia, (c)
peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat siswa, (d) keragaman potensi daerah
dan lingkungan, (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional, (f) tuntutan dunia
kerja, (g) perkembang-an IPTEK dan seni, (h) agama, (i) dinamika perkembangan
global, dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.20

Struktur kurikulum pada dasarnya merupakan pola dan susunan mata


pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan
pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai siswa sesuai
dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum tersebut.
Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan.21

19
Ibid., h. 13
20
Ibid., h. 23
21
Ibid., h. 26
13

Di tingkat pusat, lembaga yang secara khusus mengkaji dan menjadi


dapurnya pengembangan kurikulum nasional yaitu Pusat Kurikulum Balitbang
Depdiknas dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Keterlibatan para
administrator di tingkat pusat dalam pengembangan kurikulum yaitu menyusun
dasar-dasar hukum, kerangka dasar kurikulum, serta standar kompetensi dan
kompetensi dasar.22

Tahun 2013 pemerintah mengeluarkan kurikulum baru yang disebut


Kurikulum 2013 (kurtilas), berdasarkan INPRES Nomor 1 Tahun 2010
“Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional; Penyempurnaan
kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa
untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa”23

Standarisasi nasional pendidikan dalam masa transisi merupakan suatu


keharusan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Evaluasi dalam
rangka pencapaian standar nasional pendidikan bukan berarti alat birokrasi untuk
kekuasaan tetapi untuk kepentingan peserta didik. Standar nasional pendidikan
sebagai sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan bukannya bertujuan untuk
memasung proses pemberdayaan peserta didik tetapi yang bertujuan memacu
inisiatif belajar yang kreatif. Hasil dari ujian akhir yang diselenggarakan oleh
negara (UN) adalah upaya peta permasalahan pendidikan nasional dalam rangka
penyusunan kebijakan pendidikan nasional.

B. Pengertian Evaluasi dan Evaluasi Pendidikan

Secara harfiah keta evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam
bahasa Arab: al-Taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti: penilaian. Akar katanya
adalah value; dalam bahasa Arab: al-Qimah; dalam bahasa Indonesia berarti;
nilai. Dengan demikian secara iharfiah, evaluasi pendidikan (educational
evaluation = al-Taqdir al-Tarbawiy) dapat diartikan sebagai: penelitian dalam

22
Ibid., h. 30
23
Paparan Mendikbud “Pengembangan Kurikulum 2013” Penyegaran Nara Sumber
Pelatihan Guru untuk Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta, 26-28 Juni 2013
14

(bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan


kegiatan pendidikan.24
Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan
telah dapat dicapai. Definisi ini menerangkan secara langsung hubungan evaluasi
dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat, dimana suatu tujuan dapat
dicapai. Sebenarnya evaluasi juga merupakan proses memahami, memberi arti,
mendapatkan, dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi keperluan
pengambilan keputusan.25
Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan
efisien sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan, materi,
metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri.26

a. Macam-macam Evaluasi
Dalam perspektif kurikulum, evaluasi dibagi menjadi empat jenis, yaitu
“evaluasi reflektif, evaluasi rencana, evaluasi proses, dan evaluasi hasil”
(S.Hamid Hasan, 1998). Dalam evaluasi kurikulum, jenis evaluasi itu
menunjukkan dimensi kurikulum yang dievaluasi.27
1) Evaluasi reflektif memusatkan terhadap dimensi kurikulum sebagai ide. Jenis
evaluasi ini mengkaji tentang ide yang dikembangkan dan dijadikan landasan
bagi kurikulum. Ada beberapa kemungkinan pelaksanaan jenis evaluasi
reflektif, yaitu (a) pada waktu pertama kali ide dikemukakan, (b) pada waktu
terjadi proses deliberasi ketika suatu kurikulum sebagai rencana akan
dikembangkan oleh suatu tim, (c) pada waktu kurikulum sebagai rencana
telah selesai ditulis, atau (d) pada waktu kurikulum sebagai kegiatan sedang
dikembangkan

24
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006), Cet.Ke-1, h. 1
25
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, Jakarta; Bumi Aksara, 2011,
Cet.Ke-5, h.1.
26
Zainal Arifin. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013 Cet ke-
5, h.14
27
Zaenal Arifin, ibid., h.33
15

2) Evaluasi rencana digunakan ketika inovasi mulai diperkenalkan dalam


pengembangan kurikulum dan setelah teknologi pengembangan kurikulum
sebagai rencana menghasilkan format-format tertentu. Pelaksanaan jenis
evaluasi ini dapat dilakukan ketika proses penulisan kurikulum sebagai
rencana sedang berlangsung maupun pada waktu penulisan itu telah selesai
dikerjakan.
3) Evaluasi proses sering disebut dengan evaluasi implementasi kurikulum.
Istilah proses digunakan untuk memperkuat pengertian sebagai suatu proses,
sesuatu yang terjadi disekolah. Jenis evaluasi ini lebih banyak mencurahkan
perhatiannya terhadap dimensi kurikulum sebagai kegiatan termasuk factor-
faktor yang mempengaruhinya, seperti kepala sekolah, guru, peserta didik,
sarana dan prasarana, sistem supervise dan menitoring, lingkungan, orang tua,
dan sebagainya.
4) Evaluasi hasil merupakan evaluasi kurikulum yang paling tua. Evaluasi hasil
disebut dengan penilaian hasil belajar, maksudnya evaluasi hasil adalah hasil
belajar dalam pengertian pengetahuan, sedangkan penilaian hasil belajar
bukan hanya berkenaan dengan domain pengetahuan tetapi juga domain
keterampilan dan sikap.

b) Standar Kompetensi Lulusan

Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam


penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan28, meliputi kompetensi
untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran, kompetensi lulusan
untuk mata pelajaran bahasa menekankan pada kemampuan membaca dan
menulis sesuai dengan jenjang pendidikan, kompetensi lulusan mencangkup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum


bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak

28
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahu 2005 tetang Standar Nasional
Pendidikan BAB V tentang Standar Kompetensi Lulusan pasal 25
16

mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut (pasal26)

Standar Kompetensi Lulusan merupakan pedoman penilaian yang


digunakan dalam menentukan kelulusan peserta didik dalam ujian akhir nasional
yang dikembangkan oleh BNSP dan ditetapkan dengan peraturan menteri.29

Standar kompetensi lulusan berisikan kisi-kisi materi yang akan diujikan


pada ujian nasional. Kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks yang memuat
informasi untuk dijadikan pedoman dalam menulis soal atau merakit soal menjadi
tes.30 Kisi-kisi berguna untuk menjamin bahwa saoal yang dikembangkan sesuai
dengan tujuan yang hendak diukur.

Kisi-kisi yang baik adalah kisi-kisi yang menghasilkan perangkat soal


yang relative sama dari tingkat kedalaman maupun cakupan materi yang
ditanyakan. Kisi-kisi yang baik memiliki beberapa persyaratan, yaitu;31

a. Mewakili isi kurikulum yang akan diujikan;


b. Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami;
c. Soal-soal harus dapat dibuat sesuai dengan indicator dan bentuk soal yang
ditetapkan.

Komponen kisi-kisi soal ujian nasional terdiri dari kompetensi dasar dan
indicator. Mengingat terlalu luasnya cakupan kompetensi dasar dan indicator yang
terdapat dalam kurikulum, maka dalam ujian nasional dilakukan pemiliham
kompetensi dasar dan indicator dengan memerhatikan kriteria berikut;32

a. Urgensi, yaitu kompetensi dasar atau indicator yang secara teoritis mutlak
harus dikuasai oleh peserta didik.

29
Nanang Fattah. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012., h.156
30
Ibid, h. 50
31
Ibid, h. 64
32
Ibid, h. 66
17

b. Kontinuitas, yaitu kompetensi dasar atau indicator lanjutan yang merupakan


pendalaman dari satu atau lebih kompetensi dasar yang indicator yang sudah
dipelajari sebelumnya, baik dalam jenjang yang sama maupun antar jenjang.
c. Relevansi, maksudnya kompetensi dasar atau indicator terpilih harus
merupakan kompetensi dasar atau indicator yang diperlukan untuk
mempelajari atau memahami bidang studi lain
d. Keterpakaian, kompetensi dasar dan indicator harus merupakan kompetensi
dasar dan indicator yang memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan sehari-
hari.
a) Standar Kompetensi Lulusan Fisika SMA Tahun 2016 dan 2017

Standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar


Nasional Pendidikan (BNSP) pada tahun 2016 dan 2017 tingkat Sakolah
Menengah Atas (SMA) untuk jurusan Ilmu Pengatahuan Alam (IPA) mata
pelajaran Fisika adalah sebagai berikut.

No SKL

1 Melakukan percobaan, antara lain merumuskan masalah,


mengajukan dan menguji hipotesis, menentukan variable,
merancang dan merakit instrument, mengumpulkan, mengolah
dan menafsirkan data, menarik kesimpulan, serta
mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis

2 Memahami prinsip-prinsip pengukuran dan melakukan


pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung
secara cermat, teliti, dan obyektif

3 Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan


mekanika benda titik, kekekalan energi, impuls, dan
momentum
18

4 Mendeskripsikan prinsip dan konsep konservasi kalor sifat gas


ideal, fluida dan perubahannya yang menyangkut hukum
termodinamika serta penerapannya dalam mesin kalor

5 Menerapkan konsep dan prinsip optik dan gelombang dalam


berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

6 Menerapkan konsep dan prinsip kelistrikan dan kemagnetan


dalam berbagai masalah dan produk teknologi

b. Pertanyaan Tes
1. Pertanyaan Terkait Proses Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom merupakan salah satu taksonomi yang telah sejak lama
digunakan dalam dunia pendidikan Indonesia. Pertanyaan juga dapat
diklasifikasikan dalam berbagai proses kognitif seperti yang dikemukakan
dalam taksonomi Bloom. Berikut merupakan pertanyaan berdasarkan
Taksonomi Bloom yang menyangkut ranah kognitif.33
a) Pengetahuan/ ingatan/ hafalan (knowledge)
Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali (recall)
atau mengenali kembali tentang nama, istilah, atau rumus dan sebagainya.
Dalam hal ini pengetahuan disebut juga dengan pengetahuan hafalan atau
untuk diingat.
b) Pemahaman (comprehension)
Pada jenjang ini siswa diharapkan tidak hanya mengetahui, mengingat tetapi
juga harus mengerti. Memahami berarti mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi dengan kata lain siswa dikatakan memahami
sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan yang lebih rinci dengan
menggunakan kata-katanya sendiri.
c) Aplikasi/Penerapan (application)

33
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.,
,h. 50
19

Aplikasi adalah pemakaian hal-hal abstrak dalam situasi konkret. Hal-hal


abstrak tersebut dapat berupa ide umum, aturan atau prosedur, metode umum
dan juga dalam bentuk prinsip, ide dan teori secara teknis yang harus diingat
dan diterapkan
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan peserta didik untuk merinci atau
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih
kecil atau merinci factor-faktor yang satu dengan factor-faktor yang lainnya.
e) Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam bentuk
menyeluruh atau sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-
bagian atau unsur-unsur secara logis sehingga menjadi suatu proses yang
berstruktur atau berbentuk pola baru.
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan
terhadap suatu situasi, nilai atau ide. Soal evaluasi adalah soal yang
berhubungan dengan menilai, mengambil kesimpulan, membandingkan,
mengkritik, membedakan, menerangkan, memutuskan dan menafsirkan

c. Ujian Nasional
Ujian Nasional merupakan salah satu kegiatan evaluasi tingkat nasional
yang diselenggarakan serentak di seluruh nusantara. UN sebagai evaluasi tahap
akhir formal harus ditempuh oleh siswa untuk menentukan kelulusan sebelum
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. UN bertujuan menilai
pencapaian kompentensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu
dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil UN juga
digunakan sebagai bahan evaluasi pendidikan dan acuan guna menyeleksi calon
peserta didik yang baru. Selain itu, UN juga dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan peserta didik dari segi kognitif. Dengan demikian UN memiliki peran
yang sangat sentral sebagai quality control pendidikan.34

34
Faridah Awaliyah.., op.cit, h. 10
20

Pelaksannaan UN dalam mengevaluasi sistem pembelajaran di Indonesia,


terutama untuk menilai tercapainya kompetensi siswa pada beberapa mata
pelajaran, dinilai telah memberikan berbagai dampak positif bagi siswa, sekolah,
dan system pendidikan Indonesia. Di antara bentuk dampak positif tersebut adalah
meningkatnya motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru, semakin
baiknya sistem manajemen sekolah, dan berkembangnya model atau pola
pembelajaran di berbagai sekolah atau pusat sumber belajar lainnya di
masyarakat. Karena itu, UN dianggap sebagai bentuk evaluasi system
pembelajaran di yang tepat dalam rangka mendorong perbaikan kualitas
masyarakat Indonesia kearah yang lebih baik.35
Menurut Ki Supriyoko, Ujian Nasional untuk jenjang pendidikan dasar
dan menengah perlu dilaksanakan dengan berbagai pertimbangan. Pertama,
sebagai tolak ukur kualitas pendidikan antar daerah. Kedua, sebagai upaya
standarisasi mutu pendidikan secara nasional, dan ketiga, sebagai sarana
memotivasi peserta didik, orang tua, guru, dan pihak-pihak terkait untuk
meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam menghadapi standar
pendidikan4. Menurut Furqon dkk, alasan atau tujuan pentingnya diadakannya
Ujian Nasional adalah sebagai berikut: Pertama, untuk mendorong guru
meningkatkan kualitas mengajar; Kedua, untuk meningkatkan upaya-upaya
bimbingan terhadap siswa yang berkesulitan belajar; Ketiga, untuk mendorong
guru menerapkan berbagai metode untuk memperbaiki pembelajaran; Keempat,
supaya siswa lebih rajin dan giat belajar; dan kelima, supaya orang tua lebih
memperhatikan belajar anaknya.36
Berdasarkan pendapat dari Ki Supriyoko dan Furqon dkk tentang alasan
atau tujuan pentingnya diadakan Ujian Nasional dapat disimpulkan bahwa alasan
ataupun tujuan diakannya Ujian Nasional adalah sebagai berikut: Pertama,
sebagai standarisasi atau pemerataan mutu dan kualitas pendidikan secara
nasional; Kedua, sebagai motivator siswa untuk rajin dan giat belajar serta selalu
tawakal dan berdoa; dan ketiga, sebagai motivator guru untuk meningkatkan
35
Sikandar., op. cit, h. 95
36
Notodiputro,Khairil Anwar. 2012. Ujian Nasional:Sarana Untuk Membangun Karakter
Bangsa. Jakarta:Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
21

kualitas dalam proses belajar mengajar. Menurut Hadi Setiadi, selain tujuan-
tujuan tersebut, jika dicermati secara seksama dengan adanya atau dengan
terlaksannya Ujian Nasional dapat menumbuhkan pendidikan berkarakter bagi
siswa antara lain yaitu: religius; jujur; toleransi; disiplin; kerja keras; kreatif;
mandiri; rasa ingin tahu; semangat kebangsaan; menghargai prestasi; dan gemar
membaca37

C. Taksonomi Bloom
a) Taksonomi Bloom
Taksonomi bloom diperkenalkan oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956.
Menurut taksonomi bloom, ada tiga ranah dalam rekaan psikologis manusia
yang dapat diamati oleh evaluator, yaitu (1) aspek kognitif yang sudah banyak
dikenal dan dilakukan penilaiannya, (2) aspek afektif yang menunjukkan
pemilikan nilai dan sikap siswa, dan (3) aspek motoric atau keterampilan.38

1. Kategori dalam Proses Kognitif Taksonomi Bloom


1. Mengingat
Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari
memori jangka panjang.39Mengingat merupakan proses penting karena untuk
menjadi landasan pengerjaan masalah yang lebih kompleks dan proses
pembelajaran yang bermakna, serta tujuan lain dalam pengetahun mengingat
yaitu mengkonstruksi pengetahuan baru atau menyelesaikan masalah baru.
Didalam proses mengingat terdapat 2 jenis yaitu mengenali dan mengingat
kembali.
a) Mengenali
Proses mengenali adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari
memori jangka panjang untuk membandingkannya dengan informasi yang

37
Ibid
38
Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Jakarta : Bumi Aksara,
2010., h. 32
39
Anderson & David R. Krathwohl. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing.
Secon Edition. (United State: logman, 2001), h. 95
22

baru saja diterima.40 Istilah lain dari mengenali adalah mengidentifikasi,


siswa menerima informasi baru dan menentukan apakah informasi tersebut
sesuai dengan pengetahuan yang telah diterima atau yang telah dipelajari
sebelumnya, siswa mencari kesesuaian diantara keduanya.
b) Mengingat kembali
Proses mengingat kembali adalah mengambil pengetahuan yang
dibutuhkan dari memori jangka panjang ketika soalnya menghendaki
demikian. Dalam mengingat kembali, siswa mencari informasi di memori
jangka panjang dan membawa informasi tersebut ke memori kerja untuk
diproses. Istilah lain untuk mengingat kembali dan mengambil.41

2. Memahami
Dalam proses memahami siswa mampu menumbuhkan kemampuan
retensi, mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran,
baik yang bersifat lisan, tulisan, grafis yang disampaikan melalui buku,
computer dll, pengetahuan konseptual menjadi dasar untuk memahami.
Proses-proses kognitif dalam kategori memahami meliputi menafsirkan,
mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan,
membandingkan, dan menjelaskan.
a) Menafsirkan
Proses menafsirkan siswa mampu mengubah informasi dari bentuk satu ke
bentuk yang lain. Informasi dalam tugas asesmennya baru, artinya siswa yang
belum menjumpainya dalam aktivitas pembelajaran.
b) Mencontohkan
Nama lain untuk proses mencontohkan adalah mengilustrasikan dan
memberikan contoh. Siswa mengidentifikasi ciri-ciri pokok atau konsep
materi dan menggunakan ciri-ciri tersebut untuk memberikan contoh.
c) Mengklasifikasikan

40
Ibid., h. 105
41
Ibid., h. 106
23

Mengklasifikasikan merupakan proses kognitif yang melengkapi proses


mencontohkan, dimulai dengan mendeteksi pola-pola yang sesuai atau contoh
tertentu dan mengharuskan siswa menemukan konsep atau prinsip umum
pada materi yang diajarkan.
d) Merangkum
Proses merangkum yaitu dengan cara siswa mengemukakan kalimat yang
merepresentasikan informasi yang diterima dengan membuat suatu ringkasa
informasi atau mengabstraksikan sebuah tema.
e) Menyimpulkan
Proses kognitif menyimpulkan yaitu ketika siswa mampu menemukan pola
pembelajaran dalam sejumlah contoh, prosesnya yaitu siswa
mengabstraksikan sebuah konsep atau prinsip yang menerangkan contoh-
contoh tersebut dengan mencermati ciri-ciri dari setiap contoh yang ada,
bagian apa saja yang terpenting kemudian menarik hubungan ciri-ciri tersebut
dengan konsep umum yang dipelajari.
f) Membandingkan
Proses kognitif membandingkan yaitu ketika siswa diberi informasi baru,
mereka mendeteksi keterkaitannya dengan pengetahuan yang sudah
diketahui, prosesnya yaitu siswa mendeteksi persamaan dan perbedaan antara
dua atau lebih objek, peristiwa, ide, masalah, atau situasi, lalu menyimpulkan
dan memetakan atau mencocokkan.
g) Menjelaskan
Proses kognitif menjelaskan yaitu ketika siswa dapat membuat model
sebab-akibat yang mencangkup setiap bagian pokok dari suatu sistem atau
peristiwa penting, dan dalam menggunkan model ini siswa mampu
menentukan bagaimana proses terjadinya peristiwa atau perubahan tersebut.

3. Mengaplikasikan
Proses kognitif mengaplikasikan menggunakan prosedur-prosedur tertentu
untuk menyelesaikan soal latihan atau permasalahan tertentu. Soal latihan
yaitu siswa mengerjakan tugas yang prosedur penyelesaiannya sudah
24

diketahui oleh siswa dan digunakan secara rutin sedangkan permasalahan


yaitu tugas yang prosedur penyelesaiannya belum diketahui oleh siswa dan
siswa harus mencari bagaimana prosedur penyelesaian masalah tersebut.
Dalam mengimplementasikan, memahami procedural konseptual merupakan
prasyarat untuk dapat mengaplikasikan pengetahuan prosedural.
Proses-proses kognitif dalam kategori mengaplikasikan meliputi
mengeksekusi dan mengimplementasikan.
a) Mengeksekusi
Proses kognitif mengeksekusi siswa mengerjakan tugas yang sudah
familier dengan secara rutin dengan petunjuk yang terseia siswa memilih dan
menerapkan procedural apa yang tepat untuk digunakan
b) Mengimplementasikan
Proses kognitif mengimplementasikan siswa mengerjakan tugas yang
kurang familier, siswa memilih procedural apa yang sesuai untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut, di dalam mengimplementasikan
terkadang untuk menyelesaikan masalah ada prosedural yang harus
dimodifikasi, siswa harus memahami jenis masalahnya dan alternatif-
alternatif prosedur yang tersedia.

4. Menganalisis
Proses kognitif menganalisis melibatkan pemecaham materi jadi bagian-
bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap
bagian dan struktur keseluruhannya.
Menganalisis mencangkup belajar untuk menentukan potongan-potongan
informasi yang relevan atau penting (membedakan), menentukan cara-cara untuk
menata potongan-potongan informasi tersebut (mengorganisasikan), dan
menentukan tujuan di balik informasi itu (mengatribusikan).
a) Membedakan
Proses kognitif membedakan yaitu siswa memilah-milih
mengorganisasikan bagian-bagian apa yang relevan atau penting secara
structural dan menentukan bagian yang sesuai dengan struktur
25

keseluruhannya. Nama lain untuk membedakan yaitu menyendirikan,


memilah, memfokuskan, dan memilih
b) Mengorganisasi
Proses kognitif mengorganisasikan yaitu siswa mengidentifikasi elemen-
elemen yang relevan atau penting dan kemudian menentukan sebuah struktur
yang berbentuk dari elemen-elemen itu. Nama lain untuk mengorganisasi
adalah menstrukturkan, memadukan, menemukan koherensi, membuat garis
besar, dan mendeskripsikan peran.
c) Mengatribusikan
Mengatribusikan melibatkan proses dekonstruksi, siswa menentukan sudut
pandang, pendapat, nilai atau tujuan dibalik komunikasi, siswa berusaha
untuk memahami maksud atau makna kemudian mengatribusikan dan
menarik kesimpulan.

5. Mengevaluasi
Mengevaluasi yaitu siswa mampu memutuskan atau membuat keputusan
berdasarkan standar performa dengan kriteria-kriteria yang jelas, kriteria yang
sering digunakan yaitu kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi.
Didalam proses mengevaluasi terdapat 2 jenis yaitu memeriksa dan
mengkritik.
a) Memeriksa
Siswa mencari inkonsistensi internal, menguji apakah suatu kesimpulan
sesuai dengan premis-premisnya atau tidak, sesuai atau tidak data yang ada
dengan hipotesis yang dilakukan, mengecek suatu pembelajaran apakah
saling bertentangan atau tidak.
b) Mengkritik
Siswa menilai suatu produk atau proses berdasarkan kriteria dan standar
eksternal, dengan mencatat ciri-ciri positif dan negative dari suatu produk
berdasarkan kriteria-kriteria atau standar baku atau buatan siswa sendiri dan
siswa membuat keputusan dari apa yang telah diperolehnya.
26

6. Mencipta
Proses kognitif mencipta siswa harus mengumpulkan elemen-elemen dari
banyak sumber dan meggabungkannya menjadi sebuah struktur atau pola baru
yang berkaitan dengan pengetahuan siswa sebelumnya. Menciptakan dikenal
menghasilkan sebuah produk baru dengan pengalaman belajar yang telah dimiliki,
pada umumnya siswa diharuskan memiliki cara pikir yang kreatif.
Mencipta menghasilkan tiga proses kognitif yaitu: merumuskan,
merencanakan, dan produksi.
a) Merumuskan
Proses merumuskan dalam mencipta yaitu siswa menerka berbagai
kemungkinan yang ada dalam memahami peristiwa, fenomena atau
pembelajaran yang ada dengan kata lain siswa membuat sebuah hipotesis.
b) Merencanakan
Siswa menangkap permasalahan apa yang terjadi yang sesuai dengan
kriteria-kriteria masalah yang ada, membuat rencana metode atau cara tepat
untuk menyelesaikan masalah tersebut dan mempraktekkan langkah-langkah
solusi yang nyata yang sudah direncanakan.
c) Memproduksi
Siswa diminta untuk melaksanakan rencana yang ada dan menciptakan
produk yang sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu.

D. Hasil Penelitian yang Relevan


Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan
penulis adalah sebagai berikut;
1. Hizraini Pohan (2013) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Ulangan
Kenaikan Kelas (UKK) Bidang Studi Kimia kelas X Kota Tangerang Selatan.
Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui kuantitas butir soal UKK dan
kesesuaiannya dengan kompetensi dasar bidang studi kimia kelas X tahun
ajaran 2011/2012 kota Tangerang Selatan serta perbedaannya berdasarkan
peringkat akreditasi sekolah. Hasil dari penelitiannya adalah semua soal UKK
bidang studi kimia kelas X kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2011/2012
27

adalah sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan oleh badan
standar nasional pendidikan. Pada umumnya, ada pengaruh peringkat
akreditasi sekolah dengan kuantitas butir soal UAS. Soal yang berasal dari
sekolah berperingkat akreditasi A lebih baik dibandingkan dengan soal yang
berasal dari sekolah berperingkat akreditasi B.

2. Ridhahani dalam skripsinya yang berjudul Analisis Butir Soal Bahasa


Indonesia dalam Ujian Akhir Nasional (UAN) pada Madrasah Aliyah Negeri
di Kalimantan Selatan. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa
ditemukan 49 butir soal memiliki validitas tinggi dengan indeks alpha sebesar
0,702. Taraf kesukaran soal sangat baik yakni 12 : 36 : 12, sedangkan daya
beda terhadap empat butir soal yang tidak dapat membedakan antara siswa
yang mampu dan siswa yang tidak mampu

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Purwati dan Irni Wulandari yang berjudul
Studi Kualitas Soal Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) Mata
Pelajaran Matematika Provinsi DKI Jakarta Wilayah Jakarta Timur Tahun
Pelajaran 2007/2008. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa 82,5% soal
diterima, 10% direvisi, dan 7,5% ditolak. Hal ini menyatakan bahwa sebagian
besar soal UASBN pada mata pelajaran matematika tahun 2008 dapat
dikatakan baik, meskipun terdapat sedikit soal yang perlu direvisi atau
ditolak.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Intan Intan Handayani yang berjudul


Kesesuaian Soal Ulangan Akhir Semester dengan Kompetensi Dasar dalam
KTSP pada Mata Pelajaran Ekonomi Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas XI
SMA Kabupaten Muaro Jambi. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa
soal ulangan akhir semester ganjil mata pelajaran ekonomi tahun pelajaran
2012/2013 memiliki kesesuaian dengan kompetensi dasar sebesar 75%
termasuk kategori baik. Dan kompetensi dasar dari 14 kompetensi dasar
dengan presentase 79% termasuk kategori baik.
28

5. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Syahida yang berjudul Analisis


Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Soal Ujian Nasional Kimia. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas soal UN Kimia tahun
2011/2012 (92,5%) dan 2012/2013 (85%) menurut keterampilan tingkat
rendah siswa. Keterampilan berfikir tingkat tinggi yang diujikan pada soal
UN hanya mewakili jenjang kognitif menganalisis, dengan presentase tahun
2012/2013 (15%) dan 2011/2012 (7,5%). Dengan demikian, ditinjau dari
perbandingan kuantitas soal yang menuntut keterampilan berpikir tingkat
tinggi siswa pada masing-masing ujian, kualitas soal UN Kimia tahun ajaran
2012/2013 lebih baik dibandingkan soal UN Kimia tahun ajaran 2011/2012.

E. Kerangka Berpikir
Analisis merupakan penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya. Soal sebagai alat evaluasi pendidikan
berfungsi sebagai sumber informasi untuk mengetahui tingkat pencapaian
kompetensi siswa. Kegiatan penilaian pendidikan salah satunya mencakup
penilaian hasil belajar peserta didik. Di dalam negeri, salah satu
penyelenggara penilaian hasil belajar peserta didik adalah pemerintah.
Penilaian hasil belajar peserta didik oleh pemerintah dilakukan melalui Ujian
Nasional (UN) yang bertujuan untuk mengukur dan menilai ketercapaian
standar nasional pendidikan terkait dengan pencapaian standar kompetensi
lulusan peserta didik secara nasional.

Standar kompetensi lulusan erat kaitannya dengan kompetensi siswa


yang ingin dicapai, adanya perubahan kurikulum, kebijakan hasil UN dan
sistem penerapan UN, Tingkat berpikir yang disajikan dalam soal UN
semestinya ikut berubah menjadi soal yang lebih mengembangkan berpikir
high order thinking kemampuan C4-C6.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di kota Tangerang Selatan. Penelitian ini
dilaksanakan pada tahun akademik 2015/2016 dan tahun akademik 2016/2017
dengan sampel yang dianalisis adalah Soal Nasional Fisika SMA tahun 2016 dan
tahun 2017.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif evaluatif
dengan proses pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat yang bertujuan
untuk membuat gambaran mengenai suatu permasalahan. Adapun tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta
hubungan antar fenomana yang diselidiki.34
Sedangkan penelitian dokumentasi (documentary study) merupakan suatu
teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik..35 Penelitian analisis
dokumen didefinisikan Arifin (2011) sebagai penelitian yang dilakasanakan
secara sistematis terhadap catatan-catatan atau dokumen sebagai sumber data.36
Sukmadinata menambahkan bahwa analisis dokumen ditunjukkan untuk
mengumpulkan dan menganalisis dokumen-dokumen resmi, dokumen yang
validitas dan keabsahannya terjamin baik yang berupa dokumen perundangan dan

34
Ihat Hatimah, dkk. Penelitian Pendidikan, (Bandung: UPI Press, 2001), h.95.
35
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Remaja
Rosdakarya, 2010),Cet.ke-6, h. 221
36
Zaenal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), cet.1, h. 55

29
30

kebijakan maupun hasil-hasil penelitian. Selain itu, analisis ini juga dapat
dilakukan terhadap buku-buku teks, baik yang bersifat teoritik maupun empiris.37
Metode deskriptif analisis dokumen dipilih sebagai metode penelitian
karena data yang dikumpulkan pada penelitian ini bersumber pada salah satu
bentuk dokumen resmi, yaitu soal-soal Ujian Nasional (UN) Fisika SMA tahun
2016 dan 2017.

C. Subjek Penelitian
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen soal,
hasil nilai UN Fisika SMA tahun 2016 dan tahun 2017 wilayah Tangerang
Selatan. Subjek penelitian disini akan ditentukan berdasarkan teknik purposive
Sampling yang merupakan pengambilan sampel dengan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu dari pihak peneliti sendiri.38
Alasan pemilihan teknik purposive sampling dalam penelitian ini
berhubungan dengan tujuan penelitian, yakni mengetahui kualitas soal UN Fisika
SMA ditinjau dari kesesuaian dengan Standar Kompetensi Lulusan serta tingkat
berpikir yang diukur pada dokumen soal UN Fisika SMA tahun 2016 dan 2017.

D. Teknik Pengambilan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik dokumentasi. Sukmadinata mendefinisikan studi dokumenter sebagai suatu
teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik.39
Dokumen pada penelitian ini berupa soal UN Fisika SMA tahun 2016 dan
tahun 2017, bagian yang dianalisis adalah butir soal ujian. Analisis butir soal pada
penelitian ini meliputi kesesuaian dengan kompetensi dasar, dimensi kognitif, dan
proporsi dimensi kognitif pada masing-masing kompetensi dasar. Kemudian data
yang diperoleh diolah dengan menggunakan teknik deskriptif.

37
Sukmadinata, op. cit., h. 81
38
Ibid., h. 124
39
Sukmadinata, op. cit., h. 221
31

E. Instrumen penelitian
Instrumen peneliti adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah.40 Penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.41
Peneliti menggunakan rubric analisis dokumen,
Fokus penelitian yang akan dilaksanakan adalah analisis kualitas soal dari
segi dimensi kognitif dan kesesuaian soal dengan kompetensi dasar, maka
instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa lembar
validasi tahapan penyelesaian dan jenjang kognitif soal-soal Ujian Nasional (UN)
Fisika SMA tahun 2016 dan tahun 2017 berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
mata pelajaran fisika. Rubrik penilaian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional Fisika SMA
tahun 2016. Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi
Dimensi Kognitif Jumlah Soal Persentase Low Order High Order
Thinking Thinking
Mengingat (C1)
Memahami (C2)
Mengaplikasikan (C3)
Menganalisis (C4)
Mengevaluasi (C5)
Mencipta (C6)
Jumlah

40
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alvabeta, 2013), cet 13, h. 203
41
Ibid., h. 306
32

Tabel 3.2 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional (UN) Fisika
SMA/MA Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
No SKL Dimensi Kognitif

C1 C2 C3 C4 C5 C6

Tabel 3.3 Proporsi jumlah Soal Ujian Nasional (UN) Fisika


SMA/MA. Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (kompetensi)
No SKL No Jumlah Persentase
Soal

Tabel 3.4 Proporsi Kesesuaian Soal Ujian Nasional (UN) Fisika


SMA/MA. Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (kompetensi)
No SKL No Sesuai Tidak
Soal Sesuai

Tabel 3.5 Proporsi Ketegori Proses Kognitif Taksonomi Bloom Revisi


pada Soal Ujian Nasional (UN) Fisika SMA/MA
N Level Kategori Proses Kognitif Nomor Jumlah Kesesua
o Kognitif Soal soal ian
33

F. Uji Keabsahan
Uji keabsahan data dalam penelitian ini meliputi uji kredibilitas dan uji
dependabilitas. Uji kredibilitas data yang digunakan berupa teknik triangulasi,
yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
waktu.42 Penelitian analisis kualitas butir soal UN Fisika SMA tahun 2016 dan
tahun 2017 menggunakan teknik triangulasi data melalui pengamatan para ahli.
Pada penelitian ini, teknik triangulasi data dilakukan dengan melibatkan
2 orang ahli di bidang pendidikan fisika dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk
melakukan pengecekan kembali derajat kepercayaan data hasil analisis. Menurut
Sugiyono, uji dependabilitas dilakukan oleh auditor yang independen maupun
pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melaksanakan
penelitian.43

G. Teknik Analisis Data


Menurut Bogdan analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain. Analisis data pada penelitian kualitatif lebih
menekankan pada pencarian dan penyusunan data secara sistematis yang bersifat
induktif, yaitu analisis berdasarkan pada data yang diperoleh.
Data analisis pada penelitian ini berupa butir soal dalam soal UN Fisika
SMA tahun 2016 dan tahun 2017, dalam penelitian ini, langkah-langkah yang
dilakukan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan dokumen soal UN Fisika tahun 2016 dan tahun 2017.
Langkah awal dalam pengumpulan data adalah mengumpulkan sumber data.
Sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen soal UN Fisika tahun 2016
dan tahun 2017 yang diperoleh dari arsip yang dimiliki oleh sekolah. Dokumen
soal UN Fisika tahun 2016 dan tahun 2017 yang menjadi sumber data dalam
penelitian.

42
Ibid., h. 372
43
Ibid., h. 377
34

2. Mengumpulkan dokumen Standar Kompetensi Lulusan, sesuai Kurikulum dari


Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
3. Membuat tahapan penyelesaian soal dan menentukan kunci jawaban. Tahapan
penyelesaian soal merupakan langkah-langkah yang diperlukan dalam
menjawab soal untuk menentukan kunci jawaban.. Hasil dari kegiatan ini
menjadi landasan dalam analisa jenjang dimensi proses kognitif yang diukur
oleh soal yang bersangkutan.
4. Melakukan validasi tahapan penyelesaian soal dan kunci jawaban yang telah
dibuat. Proses validasi tahapan penyelesaian soal dan kunci jawaban dalam
penelitian ini dilakukan oleh ahli evaluasi pembelajaran. Tujuan ini yaitu untuk
mengecek kembali ketepatan tahapan penyelesaian soal dan kunci jawaban
yang telah dibuat, secara konten maupun cara penulisan.
5. Melakukan perbaikan tahapan penyelesaian soal dan kunci jawaban. Tahapan
penyelesaian soal dan kunci jawaban yang kurang tepat berdasarkan
pengecekan pada tahap validasi, diiperbaiki.
6. Melakukan analisis terkait jenjang dimensi proses kognitif yang diukur oleh
setiap item soal berdasarkan Taksonomi Bloom revisi. Penentuan jenjang
dimensi proses kognitif yang diukur oleh setiap item soal dilakukan dengan
cara menganalisis tahapan penyelesaian soal didasarkan pada kata kerja
operasional yang digunakan pada setiap tahapan penyelesaian soal, serta
keluasan materi berupa konsep, fakta, prosedur, dan prinsip yang tercakup di
dalamnya.
7. Mengecek kesesuian soal dengan dimensi kognitif, kemudian di presentase
dengan rumus

Persentase (%) = ∑
x 100 %

8. Melakukan reliabilitas pengamatan


Reliabilitas pengamatan dilakukan delam penelitian yang bersifat observatif
untuk menghindari unsur subjektivitas pengamat. Selain itu reliabilitas
pengamatan juga dilakukan untuk mengukur sejauh mana hubungan
pengamatan seorang peneliti dengan pengamat lain.
35

Tabel 3.6. Hasil Uji Tingkat Reliabilitas oleh Pengamat I dan Pengamat
II Soal Ujian Nasional (UN) Fisika SMA tahun 2016 dan 2017
Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi
No Butir Tahapan Pengamat I Pengamat II
Soal Penyelesaian
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C1 C2 C3 C4 C5 C6

Hasil yang didapat kemudian dimasukkan kedalam tabel kontingensi


kesepakatan.
Tabel 3.7. Konstingensi Kesepakatan Pengamat I dan Pengamat II Soal
Ujian Nasional (UN) Fisika SMA tahun 2016 dan 2017 Berdasarkan
Taksonomi Bloom Revisi
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah

C1

C2

C3

C4

C5

C6

Jumlah

9. Menentukan koefisien kesepakatan pengamat


Koefesien kesepakatan pengamat dilakukan untuk menentukan toleransi
perbedaan hasil pengamatan. Dalam hal ini menggunakan teknik pengetesan
reliabilitas pengamatan. Rumus yang paling banyak dipakai adalah rumus
36

yang dikemukakan oleh H.J.X Fernandes yang telah dimodifikasi oleh


Suharsimi Arikunto, yaitu:44

KK =

Keterangan:
KK = Koefisien Kesepakatan
S = Sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama
N1 = Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat I
N2 = Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat II
Selanjutnya ditentukan koefisien kesepkatan (KK) antara pengamat.
10. Menentukan Koefisien Kesepakatan
Data hasil perhitungan reliabilitas pengamat/koefisien kesepakatan (KK),
kemudian dikelompokkan berdasarkan kategori kappa.45
< 0,4 = jelek
0,4 – 0,75 = bagus
>0,75 = sangat bagus

11. Menulis Kesimpulan

44
Suharsimi Arikunto. Prosedure Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), h. 201
45
Mousumi Banerjee, Beyond Kappa; A Riview of Interrater Agreement Measures, The
Indian Journal of Statistics, Vol. 27, No. 1, 1999, h. 6
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Data hasil penelitian analisis kualitas UN fisika SMA tahun 2016 dan
2017 meliputi: (1) proporsi dimensi kognitif soal UN, (2) proporsi dimensi
kognitif pada SKL, (3) proporsi penyebaran soal pada setiap SKL (4) kesesuaian
antara soal UN dengan SKL, (5) proporsi kategori proses kognitif soal UN

1. Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional Fisika SMA tahun 2016
dan 2017 Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi
a) Ujian Nasional Fisika SMA tahun 2016
Taksonomi revisi sebagai alat evaluasi membagi kemampuan berfikir
peserta didik menjadi enam tingkatan, yaitu: mengingat (C1), memahami (C2),
mengaplikasikan (C3), menganalisisi (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta
(C6). Proporsi dimensi kognitif pada soal UN Fisika SMA tahun 2016
berdasarkan taksonomi Bloom revisi dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional Fisika SMA
tahun 2016. Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi

Dimensi Kognitif Jumlah Soal Persentase Low Order High Order


Thinking Thinking
Mengingat (C1) - - - -
Memahami (C2) 10 25 % 25 % -
Mengaplikasikan (C3) 27 67,5 % 67,5 % -
Menganalisis (C4) 3 7,5 % - 7,5 %
Mengevaluasi (C5) - - - -
Mencipta (C6) - - - -

37
38

Jumlah 40 100 % 92,5 % 7,5 %

Dari tabel 4.1, diperoleh proporsi dimensi kognitif soal UN fisika SMA
tahun 2016 yang berbeda-beda pada setiap dimensinya. Soal UN fisika SMA
tahun 2016 pada dimensi kognitif mengukur kemampuan peserta didik pada
dimensi mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis
(C4), dan mengevaluasi (C5). Proporsi untuk masing-masing dimensi kognitif
pada soal UN fisika SMA tahun 2016 adalah memahami (C2) 10 butir soal,
mengaplikasikan (C3) 27 butir soal, dan menganalisis (C4) 3 butir soal.

Diagram presentase proporsi dimensi kognitif soal


UN tahun 2016

8%
25%
memahami

mengaplikasikan
67% menganalisis

Persentase proporsi dimensi kognitif soal UN fisika SMA tahun 2016 disajikan
dalam diagram pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional (UN) Fisika SMA
tahun 2016 Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi
Berdasarkan Gambar 4.1 diketahui bahwa proporsi tertinggi pada soal UN
fisika SMA tahun 2016 adalah dimensi memahami (C2) 25 %, mengaplikasikan
(C3) 67,5 %, dan menganalisis (C4) 7,5%, sedangkan dimensi kognitif mengingat
(C1), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6) tidak terdapat pada soal UN fisika
tahun 2016, hal ini terlihat bahwa soal UN tahun 2016 tidak menyebarkan soal
secara merata, secara umum soal UN tahun 2016 mengukur kemampuan low
order thinking sebanyak 92,5 % sedangkan kemampuan high order thinking
39

sebanyak 7,5 %, ini menandakan soal UN fisika SMA tahun 2016 hanya berfokus
pada ranah kognitif low order thinking saja dan kurang mengeksplor kemampuan
kognitif high order thinking.

b) Ujian Nasional Fisika SMA tahun 2017


Taksonomi revisi sebagai alat evaluasi membagi kemampuan berfikir
peserta didik menjadi enam tingkatan, yaitu: mengingat (C1), memahami (C2),
mengaplikasikan (C3), menganalisisi (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta
(C6). Proporsi dimensi kognitif pada soal UN Fisika SMA tahun 2017
berdasarkan taksonomi Bloom revisi dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian nasional Fisika SMA
tahun 2017. Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi

Dimensi Kognitif Jumlah Persentase Low Order High Order


Soal Thinking Thinking
Mengingat (C1) - - - -
Memahami (C2) 5 12,5 % 12,5 % -
Mengaplikasikan (C3) 32 80 % 80 % -
Menganalisis (C4) 3 7,5 % - 7,5 %
Mengevaluasi (C5) - - - -
Mencipta (C6) - - - -
Jumlah 40 100 % 92,5 % 7,5 %

Dari tabel 4.2, diperoleh proporsi dimensi kognitif soal UN fisika SMA
tahun 2017 yang berbeda-beda pada setiap dimensinya. Soal UN fisika SMA
tahun 2017 pada dimensi kognitif mengukur kemampuan peserta didik pada
dimensi mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis
(C4), dan mengevaluasi (C5). Proporsi untuk masing-masing dimensi kognitif
40

pada soal UN fisika SMA tahun 2017 adalah memahami (C2) 5 butir soal,
mengaplikasikan (C3) 31 butir soal, dan menganalisis (C4) 3 butir soal.
Persentase proporsi dimensi kognitif soal UN fisika SMA tahun 2017
disajikan dalam diagram pada Gambar 4.2.

Diagram presentase proporsi dimensi kognitif soal


UN tahun 2017

8% 12%

memahami
mengaplikasikan
menganalisis

80%

Gambar 4.2 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional (UN) Fisika SMA
tahun 2017 Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi

Berdasarkan Gambar 4.2 diketahui bahwa proporsi tertinggi pada soal UN


fisika SMA tahun 2017 adalah dimensi memahami (C2) 12,5 %, mengaplikasikan
(C3) 80 %, dan menganalisis (C4) sebanyak 7,5 %, sedangkan dimensi kognitif
mengingat (C1), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6) tidak terdapat pada soal
UN fisika tahun 2017, hal ini terlihat bahwa soal UN tahun 2017 tidak
menyebarkan soal kognitif, secara umum soal UN tahun 2017 mengukur
kemampuan low order thinking sebanyak 92,5 % sedangkan kemampuan high
order thinking sebanyak 7,5 %, ini menandakan soal UN fisika SMA tahun 2017
hanya berfokus pada ranah kognitif low order thinking saja dan kurang
mengeksplor kemampuan kognitif high order thinking.

2. Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional (UN) Fisika SMA tahun
2016 dan 2017 Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
41

a) Ujian Nasional Fisika SMA tahun 2016

Pengkategorian dimensi kognitif C1-C6 pada soal UN Fisika SMA tahun


2016 menggunakan Taksonomi Bloom Revisi dengan menempati porsi materi
pada SKL, maka diperolehlah tabel 4.3.

Tabel 4.3 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional (UN) Fisika
SMA tahun 2016 Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

No SKL Dimensi Kognitif

C1 C2 C3 C4 C5 C6

1 Pengukuran dan
kinematika
Siswa dapat memahami:
-pengukuran 5
-besaran fisika
-vektor
-gerak lurus
-gerak melingkar
-gerak parabola
Siswa dapat 1
memgaplikasikan
3
pengetahuan dan pemahaman
tentang: 4
-pengukuran
6
-vektor
-gerak lurus
-gerak melingkar
-gerak parabola
Siswa dapat bernalar tentang: 2
-vektor
-gerak lurus
-gerak melingkar
-gerak parabola
42

2 Dinamika 12

Siswa dapat memahami:


-gaya
-hukum Newton
-momen gaya
-momen inersia
-fluida (static dan dinamik)
Siswa dapat mengaplikasikan 8
pengetahuan dan pemahaman
9
tentang:
-gaya 10
-hukum Newton
11
-momen gaya
-momen inersia 13
-keseimbangan benda tegar
14
-titik berat
-fluida (static dan dinamik)
Siswa dapat bernalar tentang: 7
-gaya
-hukum Newton
-momen gaya
-momen inersia
-keseimbangan benda tegar
-titik berat
-fluida (static dan dinamik)

3 Usaha dan Energi -

Siswa dapat memahami:


-usaha
-implus
-momentum
-tumbukan
Siswa dapat mengaplikasikan 15
pengetahuan dan pemahaman
16
tentang:
-usaha 17
-energi
-implus
-momentum
-tumbukan
43

Siswa dapat bernalar tentang: -


-implus
-momentum
-tumbukan

4 Kalor 20

Siswa dapat memahami:


-kalor
-perpindahan kalor
-teori kinetic gas
Siswa dapat 18
memgaplikasikan
19
pengetahuan dan pemahaman
tentang: 21
-kalor
22
-perpindahan kalor
-teori kinetic gas

Siswa dapat bernalar tentang: -


-kalor
-perpindahan kalor

5 Gelombang dan Optik 24


29
Siswa dapat memahami:
-gelombang
-bunyi
-cahaya optic
-gelombang electromagnet
-elastisitas
Siswa dapat mengaplikasikan 23
pengetahuan dan pemahaman
25
tentang:
-gelombang 26
-bunyi
27
-cahaya optic
-gelombang electromagnet 28
-elastisitas
30
44

Siswa dapat bernalar tentang: -


-optik fisis

6 Listrik, Magnet dan Fisika 31


Modern
32
Siswa dapat memahami: 35
-listrik statis
36
-listrik dinamis
-kemagnetan 38
-fisika inti
-efek fotolistrik

Siswa dapat 33
memgaplikasikan
37
pengetahuan dan pemahaman
tentang: 39
-listrik statis
40
-listrik dinamis
-kemagnetan
-fisika inti
-efek fotolistrik

Siswa dapat bernalar tentang: 34


-fisika inti

Dari Tabel 4.3 diperoleh bahwa proporsi dimensi kognitif soal UN fisika
SMA tahun 2016 pada setiap SKL berbeda-beda, pada SKL 1 terdapat tiga
dimensi kognitif yang diujikan yaitu memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan
menganalisis (C4), pada SKL 2 terdapat terdapat tiga dimensi kognitif yang
diujikan yaitu memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4),
pada SKL 3 terdapat satu dimensi kognitif yang diujikan yaitu mengaplikasikan
(C3), pada SKL 4 terdapat dua level kognitif yang diujikan yaitu memahami (C2),
mengaplikasikan (C3), pada SKL 5 terdapat dua level kognitif yang diujikan yaitu
memahami (C2), mengaplikasikan (C3), pada SKL 5 terdapat terdapat tiga
45

dimensi kognitif yang diujikan yaitu memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan
menganalisis (C4). Masing-maisng SKL tidak sepenuhnya mengukur semua level
kognitif hanya ada 2 atau 3 level kognitif yang di ukur.
Persentase proporsi dimensi kognitif soal UN fisika SMA tahun 2016
berdasarkan SKL disajikan dalam diagram pada Gambar 4.3

Proporsi Dimensi Kognitif Berdasarkan Standar


Kompetensi Lulusan (SKL)
7
6 6
6

5 Mengingat (C1)
4 4 44
4
Jumlah

Memahami (C2)
3
3 Mengaplikasikan (C3)
2
2 Menganalisis (C4)
1 1 1 1 1 1 Mengevaluasi (C5)
1
0 0 0 0 Mencipta (C6)
0
1 2 3 4 5 6
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Gambar 4.3 Grafik Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional (UN) Fisika
SMA Tahun 2016 Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Berdasarkan Gambar 4.3 diketahui proporsi penyebaran level kognitif


pada SKL tahun 2016, memahami (C2) paling banyak terdapat pada SKL 5 yaitu
sebanyak 2 soal, mengaplikasikan (C3) paling banyak terdapat pada SKL 2 dan 5
yaitu masing-masing sebesar 6 soal, dan menganalisis (C4) terdapat pada SKL
1,2, dan 63 masing-masing sebanyak 1 soal. SKL 3,4,5 tidak terdapat soal
menganalisis (C4), dan pada SKL 3 hanya terdapat soal mengaplikasikan (C3).
SKL yang diujikan yaitu tingkat level kognitif memahami (C2), mengaplikasikan
(C3) dan menganalisis (C4).
46

b) Ujian Nasional Fisika SMA tahun 2017


Pengkategorian dimensi kognitif C1-C6 pada soal UN Fisika SMA tahun
2016 menggunakan Taksonomi Bloom Revisi dengan menempati porsi materi
pada SKL, maka diperolehlah tabel 4.4.

Tabel 4.4 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional (UN) Fisika
SMA tahun 2017 Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
bagian kompetensi

No SKL Dimensi Kognitif

C1 C2 C3 C4 C5 C6

1 Pengukuran dan
kinematika
1.1 Siswa dapat memahami:
-pengukuran
-besaran fisika
-vektor
-gerak lurus
-gerak melingkar
-gerak parabola
1.2 Siswa dapat 1
memgaplikasikan
2
pengetahuan dan pemahaman
tentang: 3
-pengukuran
4
-vektor
-gerak lurus 6
-gerak melingkar
7
-gerak parabola
8
1.3 Siswa dapat bernalar 5
tentang:
-vektor
-gerak lurus
-gerak melingkar
-gerak parabola
47

2 Dinamika 9
15
Siswa dapat memahami:
-gaya
-hukum Newton
-momen gaya
-momen inersia
-fluida (static dan dinamik)
Siswa dapat mengaplikasikan 10
pengetahuan dan pemahaman
11
tentang:
-gaya 12
-hukum Newton
13
-momen gaya
-momen inersia 14
-keseimbangan benda tegar
16
-titik berat
-fluida (static dan dinamik)

Siswa dapat bernalar tentang: 17


-gaya
-hukum Newton
-momen gaya
-momen inersia
-keseimbangan benda tegar
-titik berat
-fluida (static dan dinamik)

3 Usaha dan Energi

Siswa dapat memahami:


-usaha
-implus
-momentum
-tumbukan
48

Siswa dapat mengaplikasikan 18


pengetahuan dan pemahaman
19
tentang:
-usaha 20
-energi
-implus
-momentum
-tumbukan
Siswa dapat bernalar tentang: -
-implus
-momentum
-tumbukan

4 Kalor 25

Siswa dapat memahami:


-kalor
-perpindahan kalor
-teori kinetic gas
Siswa dapat 22
memgaplikasikan
24
pengetahuan dan pemahaman
tentang: 26
-kalor
-perpindahan kalor
-teori kinetic gas

Siswa dapat bernalar tentang: 23


-kalor
-perpindahan kalor

5 Gelombang dan Optik 21

Siswa dapat memahami:


-gelombang
-bunyi
-cahaya optic
-gelombang electromagnet
-elastisitas
49

Siswa dapat mengaplikasikan 27


pengetahuan dan pemahaman
28
tentang:
-gelombang 29
-bunyi
30
-cahaya optic
-gelombang electromagnet 31
-elastisitas
32
Siswa dapat bernalar tentang: -
-optik fisis

6 Listrik, Magnet dan Fisika 35


Modern

Siswa dapat memahami:


-listrik statis
-listrik dinamis
-kemagnetan
-fisika inti
-efek fotolistrik

Siswa dapat mengaplikasikan 33


pengetahuan dan pemahaman
34
tentang:
-listrik statis 36
-listrik dinamis
37
-kemagnetan
-fisika inti 38
-efek fotolistrik
39
40
Siswa dapat bernalar tentang:
-fisika inti

Dari Tabel 4.4 diperoleh bahwa proporsi dimensi kognitif soal UN fisika
SMA tahun 2017 pada setiap SKL berbeda-beda, pada SKL 1 dimensi kognitif
yang diujikan hanya ada dua yaitu dimensi kognitif mengaplikasikan (C3), dan
50

menganalisis (C4), pada SKL 2 terdapat tiga dimensi kognitif yang diujikan yaitu
memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4), pada SKL 3
terdapat satu dimensi kognitif yang diujikan yaitu mengaplikasikan (C3), pada
SKL 4 terdapat tiga level kognitif yang diujikan yaitu memahami (C2),
mengaplikasikan (C3), pada SKL 5 terdapat dua level kognitif yang diujikan yaitu
memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4), pada SKL 5
terdapat terdapat dua dimensi kognitif yang diujikan yaitu memahami (C2), dan
mengaplikasikan (C3), pada SKL 6 terdapat terdapat dua dimensi kognitif yang
diujikan yaitu memahami (C2), dan mengaplikasikan (C3). Masing-maisng SKL
tidak sepenuhnya mengukur semua level kognitif hanya ada 2 atau 3 level kognitif
yang di ukur.

Persentase proporsi dimensi kognitif soal UN fisika SMA tahun 2017


berdasarkan SKL disajikan dalam diagram pada Gambar 4.4

Proporsi Dimensi Kognitif Berdasarkan Standar


Kompetensi Lulusan (SKL)
8
7 7
7
6 6
6
Mengingat (C1)
5
Jumlah

Memahami (C2)
4
3 3 Mengaplikasikan (C3)
3
2 Menganalisis (C4)
2
1 1 11 1 1 Mengevaluasi (C5)
1
0 00 0 0
0 Mencipta (C6)
1 2 3 4 5 6
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Gambar 4.4 Grafik Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional (UN) Fisika
SMA Tahun 2017 Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Berdasarkan Gambar 4.4 diketahui proporsi penyebaran level kognitif


pada SKL tahun 2017, memahami (C2) paling banyak terdapat pada SKL 2 yaitu
51

sebanyak 2 soal, mengaplikasikan (C3) paling banyak terdapat pada SKL 1 dan 6
masing-masing yaitu sebesar 7 soal, dan menganalisis (C4) terdapat pada SKL
1,2, dan 4 yaitu masing-masing sebanyak 1 soal, secara umum SKL yang diujikan
sampai dengan tingkat level kognitif memahami (C2), mengaplikasikan (C3) dan
menganalisis (C4).
SKL 1 tidak mengujikan level kognitif C2 (memahami), SKL 3 tidak
mengujikan level kognitif C2 (memahami) dan C4 (menganalisis), SKL 5 dan 6
tidak menguji level kognitif C4 (menganalisis). Ini terlihat penyebaran level
kognitif pada pertanyaan tes UN fisika 2017 tidak merata.

3. Proporsi Soal Ujian Nasional (UN) Fisika tahun 2016 dan 2017 dengan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
a) Ujian Nasional Fisika SMA tahun 2016

Hasil UN fisika SMA tahun 2016 dengan diperoleh proporsi jumlah soal
pada tiap SKL dan kesesuaiannya dengan kompetensi dapat dilihat pada Tabel
4.5.
Tabel 4.5 Proporsi jumlah Soal Ujian Nasional (UN) Fisika SMA
tahun 2016. Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (kompetensi)

No SKL No Jumlah Persentase


Soal
1 Pengukuran dan kinematika 5

Siswa dapat memahami:


-pengukuran
-besaran fisika
-vektor
-gerak lurus
-gerak melingkar
-gerak parabola
52

Siswa dapat memgaplikasikan 1 6 15 %


pengetahuan dan pemahaman 3
tentang: 4
-pengukuran 6
-vektor
-gerak lurus
-gerak melingkar
-gerak parabola
Siswa dapat bernalar tentang: 2
-vektor
-gerak lurus
-gerak melingkar
-gerak parabola

2 Dinamika 12

Siswa dapat memahami:


-gaya
-hukum Newton 7 17,5 %
-momen gaya
-momen inersia
-fluida (static dan dinamik)

Siswa dapat mengaplikasikan 8


pengetahuan dan pemahaman 9
tentang: 10
-gaya 11
-hukum Newton 13
-momen gaya 14
-momen inersia
-keseimbangan benda tegar
-titik berat
-fluida (static dan dinamik)

Siswa dapat bernalar tentang: -


-gaya
-hukum Newton
-momen gaya
-momen inersia
-keseimbangan benda tegar
-titik berat
-fluida (static dan dinamik)
53

3 Usaha dan Energi -

Siswa dapat memahami:


-usaha
-implus
-momentum
-tumbukan 3 7,5 %
Siswa dapat mengaplikasikan 15
pengetahuan dan pemahaman 16
tentang: 17
-usaha
-energi
-implus
-momentum
-tumbukan
Siswa dapat bernalar tentang: -
-implus
-momentum
-tumbukan

4 Kalor 20

Siswa dapat memahami:


-kalor
-perpindahan kalor 5 15%
-teori kinetic gas

Siswa dapat memgaplikasikan 18


pengetahuan dan pemahaman 19
tentang: 21
-kalor 22
-perpindahan kalor
-teori kinetic gas

Siswa dapat bernalar tentang: -


-kalor
-perpindahan kalor
54

5 Gelombang dan Optik 24


29
Siswa dapat memahami:
-gelombang
-bunyi
-cahaya optic
-gelombang electromagnet 8 20%
-elastisitas
Siswa dapat mengaplikasikan 23
pengetahuan dan pemahaman 25
tentang: 26
-gelombang 27
-bunyi 28
-cahaya optic 30
-gelombang electromagnet
-elastisitas
Siswa dapat bernalar tentang: -
-optik fisis

6 Listrik, Magnet dan Fisika


Modern

Siswa dapat memahami: 32


-listrik statis 32
-listrik dinamis 35 10 25%
-kemagnetan 36
-fisika inti 38
-efek fotolistrik
Siswa dapat memgaplikasikan 33
pengetahuan dan pemahaman 37
tentang: 39
-listrik statis 40
-listrik dinamis
-kemagnetan
-fisika inti
-efek fotolistrik

Siswa dapat bernalar tentang: -


-fisika inti
(34)
55

Jumlah 40 100%

Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh bahwa proporsi soal UN fisika SMA


tahun 2016 pada setiap SKL (kompetensi) berbeda-beda. Kompetensi 1 memiliki
6 proporsi soal persentase 15%, kompetensi 2 memiliki proporsi soal sebanyak 7
butir soal persentase 17,5%, kompetensi 3 memiliki proporsi soal sebanyak 3 butir
soal persentase 7,5%, kompetensi 4 memiliki proporsi soal sebanyak 5 butir soal
persentase 15%, kompetensi 5 memiliki proporsi soal sebanyak 8 butir soal
persentase 20%, kompetensi 6 memiliki proporsi soal sebanyak 10 butir soal
persentase 25%.

Persentase proporsi soal UN fisika SMA tahun 2016 pada setiap SKL
(kompetensi) disajikan dalam diagram pada Gambar 4.5.

Kesesuaian Soal Ujian Nasional (UN) Fisika SMA


tahun 2016 dengan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) Kompetensi
30
25
20
Jumlah %

15
10 SKL

5
0
SKL 1 SKL 2 SKL 3 SKL 4 SKL 5 SKL 6
Standar Kompetensi Lulusan

Gambar 4.5 Proporsi Soal Ujian Nasional (UN) Fisika SMA tahun
2016 Berdasarkan SKL (kompetensi)

Berdasarkan Gambar 4.5. terlihat bahwa proporsi soal UN Fisika SMA


tahun 2016 berbeda-beda pada setiap SKL. SKL 1 terdapat 15% soal UN yang
56

diujikan, SKL 2 sebanyak 17,5 %, SKL 3 sebanyak 7,5 %, SKL 4 sebanyak 15%,
SKL 5 sebanyak 20 %, dan SKL 6 sebanyak 25 %. Proporsi soal UN fisika SMA
tahun 2016 hampir mendekati proporsional yang merata, namun tergolong masih
kurang karena terdapat proporsi SKL yang kurang pengujian butir soal, dan
terdapat SKL yang paling dominan yaitu terdapat pada SKL 6.

b) Ujian Nasional Fisika SMA tahun 2017

Hasil yang diperoleh proporsi jumlah soal pada tiap SKL soal UN fisika
SMA tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Proporsi jumlah Soal Ujian Nasional (UN) Fisika SMA
tahun 2017. Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (kompetensi)
No SKL No Soal Jumlah Persentase

1 Pengukuran dan kinematika

Siswa dapat memahami:


-pengukuran
-besaran fisika
-vektor 8 20%
-gerak lurus
-gerak melingkar
-gerak parabola
Siswa dapat meggaplikasikan 1
pengetahuan dan pemahaman 2
tentang: 3
-pengukuran 4
-vektor 6
-gerak lurus 7
-gerak melingkar 8
-gerak parabola
Siswa dapat bernalar tentang: 5
-vektor
-gerak lurus
-gerak melingkar
-gerak parabola
57

2 Dinamika 9
15
Siswa dapat memahami:
-gaya
-hukum Newton
-momen gaya 9 22,5%
-momen inersia
-fluida (static dan dinamik)

Siswa dapat mengaplikasikan 10


pengetahuan dan pemahaman 11
tentang: 12
-gaya 13
-hukum Newton 14
-momen gaya 16
-momen inersia
-keseimbangan benda tegar
-titik berat
-fluida (static dan dinamik)

Siswa dapat bernalar tentang: 17


-gaya
-hukum Newton
-momen gaya
-momen inersia
-keseimbangan benda tegar
-titik berat
-fluida (static dan dinamik)
3 Usaha dan Energi

Siswa dapat memahami:


-usaha
-implus
-momentum 3 7,5%
-tumbukan
58

Siswa dapat mengaplikasikan 18


pengetahuan dan pemahaman 19
tentang: 20
-usaha
-energi
-implus
-momentum
-tumbukan

Siswa dapat bernalar tentang:


-implus
-momentum
-tumbukan

4 Kalor 25

Siswa dapat memahami:


-kalor
-perpindahan kalor
-teori kinetic gas 5 12,5%

Siswa dapat memgaplikasikan 22


pengetahuan dan pemahaman 24
tentang: 26
-kalor
-perpindahan kalor
-teori kinetic gas

Siswa dapat bernalar tentang: 23


-kalor
-perpindahan kalor

5 Gelombang dan Optik 21

Siswa dapat memahami:


-gelombang
-bunyi
-cahaya optic 7 17,5%
-gelombang electromagnet
-elastisitas
59

Siswa dapat mengaplikasikan 27


pengetahuan dan pemahaman 28
tentang: 29
-gelombang 30
-bunyi 31
-cahaya optic 32
-gelombang electromagnet
-elastisitas
Siswa dapat bernalar tentang:
-optik fisis

6 Listrik, Magnet dan Fisika 35


Modern

Siswa dapat memahami:


-listrik statis
-listrik dinamis 8 20%
-kemagnetan
-fisika inti
-efek fotolistrik

Siswa dapat memgaplikasikan 33


pengetahuan dan pemahaman 34
tentang: 36
-listrik statis 37
-listrik dinamis 38
-kemagnetan 39
-fisika inti 40
-efek fotolistrik

Siswa dapat bernalar tentang:


-fisika inti

Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh bahwa proporsi soal UN fisika SMA


tahun 2017 pada setiap SKL (kompetensi) berbeda-beda. Kompetensi 1 memiliki
8 proporsi soal persentase 20%, kompetensi 2 memiliki proporsi soal sebanyak 9
butir soal persentase 22,5%, kompetensi 3 memiliki proporsi soal sebanyak 3 butir
soal persentase 7,5%, kompetensi 4 memiliki proporsi soal sebanyak 5 butir soal
60

persentase 12,5%, kompetensi 5 memiliki proporsi soal sebanyak 7 butir soal


persentase 17,5%, kompetensi 6 memiliki proporsi soal sebanyak 8 butir soal
persentase 20%.
Persentase proporsi soal UN fisika SMA tahun 2017 pada setiap SKL
(kompetensi) disajikan dalam diagram pada Gambar 4.6.

Proporsi Jumlah Soal Ujian Nasional (UN) Fisika SMA


tahun 2016 dengan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) Kompetensi
25

20
Jumlah %

15

10
SKL
5

0
SKL 1 SKL 2 SKL 3 SKL 4 SKL 5 SKL 6
Standar Kompetensi Lulusan

Gambar 4.6 Proporsi Soal Ujian Nasional (UN) Fisika SMA tahun
2017 Berdasarkan SKL (kompetensi)

Berdasarkan Gambar 4.6. terlihat bahwa proporsi soal UN Fisika SMA


tahun 2017 berbeda-beda pada setiap SKL. SKL 1 terdapat 20 % soal UN yang
diujikan, SKL 2 sebanyak 22,5 %, SKL 3 sebanyak 7,5 %, SKL 4 sebanyak
12,5%, SKL 5 sebanyak 17,5 %, dan SKL 6 sebanyak 20 %. Proporsi soal UN
fisika SMA tahun 2016 hampir mendekati proporsional yang merata, namun
tergolong masih kurang karena terdapat proporsi SKL yang kurang pengujian
butir soal seperti SKL 3, dan terdapat SKL yang dominan yaitu terdapat pada SKL
2.
61

4. Kesesuaian Soal Ujian Nasional (UN) Fisika tahun 2016 dan 2017
dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
a) Ujian Nasional Fisika SMA tahun 2016

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian soal UN fisika SMA tahun 2016


dengan SKL fisika SMA tahun 2016 diperoleh proporsi jumlah soal pada tiap
SKL dan kesesuaiannya dengan kompetensi dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.7 Proporsi Kesesuaian Soal Ujian Nasional (UN) Fisika SMA
tahun 2016. Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (kompetensi)

No SKL No Sesuai Tidak


Soal Sesuai
1 Pengukuran dan kinematika 5 √

Siswa dapat memahami:


-pengukuran
-besaran fisika
-vektor
-gerak lurus
-gerak melingkar
-gerak parabola
Siswa dapat memgaplikasikan 1 √
pengetahuan dan pemahaman 3
tentang: 4
-pengukuran 6
-vektor
-gerak lurus
-gerak melingkar
-gerak parabola
Siswa dapat bernalar tentang: 2 √
-vektor
-gerak lurus
-gerak melingkar
-gerak parabola
62

2 Dinamika 12 √

Siswa dapat memahami:


-gaya
-hukum Newton
-momen gaya
-momen inersia
-fluida (static dan dinamik)

Siswa dapat mengaplikasikan 8 √


pengetahuan dan pemahaman 9
tentang: 10
-gaya 11
-hukum Newton 13
-momen gaya 14
-momen inersia
-keseimbangan benda tegar
-titik berat
-fluida (static dan dinamik)

Siswa dapat bernalar tentang: - √


-gaya
-hukum Newton
-momen gaya
-momen inersia
-keseimbangan benda tegar
-titik berat
-fluida (static dan dinamik)

3 Usaha dan Energi - √

Siswa dapat memahami:


-usaha
-implus
-momentum
-tumbukan
63

Siswa dapat mengaplikasikan 15 √


pengetahuan dan pemahaman 16
tentang: 17
-usaha
-energi
-implus
-momentum
-tumbukan
Siswa dapat bernalar tentang: - √
-implus
-momentum
-tumbukan

4 Kalor 20 √

Siswa dapat memahami:


-kalor
-perpindahan kalor
-teori kinetic gas

Siswa dapat memgaplikasikan 18 √


pengetahuan dan pemahaman 19
tentang: 21
-kalor 22
-perpindahan kalor
-teori kinetic gas

Siswa dapat bernalar tentang: - √


-kalor
-perpindahan kalor

5 Gelombang dan Optik 24 √


29
Siswa dapat memahami:
-gelombang
-bunyi
-cahaya optic
-gelombang electromagnet
-elastisitas
64

Siswa dapat mengaplikasikan 23 √


pengetahuan dan pemahaman 25
tentang: 26
-gelombang 27
-bunyi 28
-cahaya optic 30
-gelombang electromagnet
-elastisitas
Siswa dapat bernalar tentang: - √
-optik fisis

6 Listrik, Magnet dan Fisika √


Modern

Siswa dapat memahami: 32


-listrik statis 32
-listrik dinamis 35
-kemagnetan 36
-fisika inti 38
-efek fotolistrik
Siswa dapat memgaplikasikan 33 √
pengetahuan dan pemahaman 37
tentang: 39
-listrik statis 40
-listrik dinamis
-kemagnetan
-fisika inti
-efek fotolistrik

Siswa dapat bernalar tentang: - √


-fisika inti
(34)

Jumlah 12 6

Persentase 66,6% 33,3%


65

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh persentase kesesuaian soal dengan SKL


sebesar 66,6 % pada tahun 2016. Hal ini menandakan bahwa masih ada 33,3%
soal yang harus disesuaikan kembali berdasarkan SKL yang berlaku.

b) Ujian Nasional Fisika SMA tahun 2017

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian soal UN fisika SMA tahun 2017


dengan SKL fisika SMA tahun 2017 diperoleh proporsi jumlah soal pada tiap
SKL dan kesesuaiannya dengan kompetensi dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Proporsi Kesesuaian Soal Ujian Nasional (UN) Fisika SMA
tahun 2017. Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (kompetensi)

No SKL No Soal Sesuai Tidak


Sesuai
1 Pengukuran dan kinematika - √

Siswa dapat memahami:


-pengukuran
-besaran fisika
-vektor
-gerak lurus
-gerak melingkar
-gerak parabola
Siswa dapat meggaplikasikan 1 √
pengetahuan dan pemahaman 2
tentang: 3
-pengukuran 4
-vektor 6
-gerak lurus 7
-gerak melingkar 8
-gerak parabola
Siswa dapat bernalar tentang: 5 √
-vektor
-gerak lurus
-gerak melingkar
-gerak parabola
66

2 Dinamika 9 √
15
Siswa dapat memahami:
-gaya
-hukum Newton
-momen gaya
-momen inersia
-fluida (static dan dinamik)

Siswa dapat mengaplikasikan 10 √


pengetahuan dan pemahaman 11
tentang: 12
-gaya 13
-hukum Newton 14
-momen gaya 16
-momen inersia
-keseimbangan benda tegar
-titik berat
-fluida (static dan dinamik)

Siswa dapat bernalar tentang: 17 √


-gaya
-hukum Newton
-momen gaya
-momen inersia
-keseimbangan benda tegar
-titik berat
-fluida (static dan dinamik)
3 Usaha dan Energi - √

Siswa dapat memahami:


-usaha
-implus
-momentum
-tumbukan
67

Siswa dapat mengaplikasikan 18 √


pengetahuan dan pemahaman 19
tentang: 20
-usaha
-energi
-implus
-momentum
-tumbukan

Siswa dapat bernalar tentang: - √


-implus
-momentum
-tumbukan
4 Kalor 25 √

Siswa dapat memahami:


-kalor
-perpindahan kalor
-teori kinetic gas

Siswa dapat memgaplikasikan 22 √


pengetahuan dan pemahaman 24
tentang: 26
-kalor
-perpindahan kalor
-teori kinetic gas

Siswa dapat bernalar tentang: 23 √


-kalor
-perpindahan kalor

5 Gelombang dan Optik 21 √

Siswa dapat memahami:


-gelombang
-bunyi
-cahaya optic
-gelombang electromagnet
-elastisitas
68

Siswa dapat mengaplikasikan 27 √


pengetahuan dan pemahaman 28
tentang: 29
-gelombang 30
-bunyi 31
-cahaya optic 32
-gelombang electromagnet
-elastisitas
Siswa dapat bernalar tentang: - √
-optik fisis

6 Listrik, Magnet dan Fisika 35 √


Modern

Siswa dapat memahami:


-listrik statis
-listrik dinamis
-kemagnetan
-fisika inti
-efek fotolistrik

Siswa dapat memgaplikasikan 33 √


pengetahuan dan pemahaman 34
tentang: 36
-listrik statis 37
-listrik dinamis 38
-kemagnetan 39
-fisika inti 40
-efek fotolistrik

Siswa dapat bernalar tentang: - √


-fisika inti

Jumlah 13 5

Persentase 72,22 % 27,77%


69

Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh persentase kesesuaian soal dengan SKL


sebesar 72,2 % pada tahun 2016, dan ketidak sesuaian terhadap SKL sebesar
27,77%.
Persentase proporsi soal UN fisika SMA tahun 2016 dan 2017 pada setiap SKL
(kompetensi) disajikan dalam diagram pada Gambar 4.8.

Kesesuaian Soal Ujian Nasional (UN) Fisika SMA


tahun 2016 dan 2017 dengan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) Kompetensi
80
70
60
Sesuai
Persentase %

50
Tidak sesuai
40
30
20
10
0
UN 2016 UN 2017
Standar Kompetensi Lulusan
Gambar 4.8 Kesesuaian Soal Ujian Nasional (UN) Fisika SMA tahun 2016
dan 2017 Berdasarkan SKL (kompetensi)
Berdasarkan gambar 4.8 diatas dapat terlihat persentase kesesuaian soal
UN fisika SMA tahun 2016 dan 2017 dengan SKL. Tahun 2016 kesesuaian soal
sebesar 66,6 % dan pada tahun 2017 sebesar 72,2%, jika dibandingkan dari UN
tahun sebelumnya, soal UN 2017 lebih baik karena berhasil meningkatkan
kesesuaian soal UN dengan SKL sebesar 5,56%.

5. Ketegori Proses Kognitif Soal Ujian Nasional (UN) Fisika SMA/MA


a) Ujian Nasional Fisika SMA tahun 2016
Level kognitif pada Taksonomi Bloom memiliki bagian kategori proses
tersendiri pada masing-masing levelnya, pada level kognitif C1 (Mengingat)
memiliki 2 kategori proses kognitif yaitu mengenali dan mengingat kembali, level
70

kognitif C2 (Memahami) memiliki 7 kategori proses kognitif yaitu menafsirkan,


mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan,
membandingkan dan menjelaskan, level kognitif C3 (Mengaplikasikan) memiliki
2 kategori proses kognitif yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan, level
kognitif C4 (Menganalisis) memiliki 3 kategori proses kognitif yaitu
membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan, level kognitif C5
(mengevaluasi) memiliki 2 kategori proses kognitif yaitu memriksa dan
mengkritik, sedangkan level kognitif C6 (mencipta) memiliki 3 kategori proses
kognitif yaitu merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.
Proporsi ketegori proses kogitif Taksonomi Bloom Revisi pada soal UN
Fisika SMA tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.9 Proporsi Ketegori Proses Kognitif Taksonomi Bloom Revisi


pada Soal Ujian Nasional (UN) Fisika tahun 2016
N Level Kategori Proses Kognitif Nomor Jumlah Kesesua
o Kognitif Soal soal ian
1 C1 Mengingat Mengenali - -

Mengingat kembali - -

2 C2 Memahami Menafsirkan 5, 24, 31, 4 √


32
Mencontohkan - -

Mengklasifikasikan 20 1 √

Merangkum - -

Menyimpulkan 12, 29, 4 √


36, 38
Membandingkan - -

Menjelaskan 35 1 √

3 C3 Mengaplika Mengeksekusi 1, 3, 4, 8, 22 √
sikan 9, 11, 13,
14, 15,
17, 18,
71

19, 21,
22, 25,
26, 27,
28, 30,
33, 39
Mengimplementasika 6, 10, 16, 6 √
n 23, 37, 40
4 C4 Menganalis Membedakan - -
is
Mengorganisasi 7, 34 3 √

Mengatribusikan 2 1 √

5 C5 Mengevalu Memeriksa - -
asi
Mengkritik - -

6 C6 Mencipta Merumuskan - -

Merencanakan - -

Memproduksi - -

Jumlah / Persentase 40 42,10%

Dari tabel 4.9 diperoleh proporsi kategori proses kognitif soal UN fisika
SMA tahun 2016 yang berbeda-beda. Pada soal UN fisika tahun 2016 tidak ada
satupun soal UN fisika tahun 2016 yang menempati level kognitif C1
(mengingat). Pada level kognitif C2 (memahami) terdapat 4 soal yang termasuk
kedalam proses kognitif menafsirkan, 1 soal yang termasuk mengklasifikasikan, 4
soal yang termasuk menyimpulkan, dan 1 soal yang termasuk menjelaskan,
sedangakan proses kognitif mencontohkan, merangkum, dan membandingkan
tidak masuk dalam proporsi soal UN fisika SMA tahun 2016. Pada level kognitif
C3 (mengaplikasikan) terdapat 22 soal yang termasuk dalam proses kognitif
kategori mengeksekusi dan 6 soal yang termasuk dalam proses kognitif
mengimplimentasikan. Pada level kognitif C4 (menganalisis) terdapat 2 soal yeng
72

termasuk kategori proses mengorganisasi, dan 1 soal kategori proses


mengatribusikan, sedangkan proses membedakan tidak termasuk dalam proporsi
soal UN fisika SMA tahun 2016. Level C5 (mengevaluasi) dan C6 (mencipta)
juga tidak termasuk dalam proporsi kognitif soal UN fisika SMA tahun 2016. Dari
data diatas penerapan proses kognitif pada soal UN fisika SMA tahun 2016
sebesar 42,10 %.

Persentase kategori proses kognitif soal Ujian nasional fisika tahun 2016 disajikan
dalam diagram pada Gambar 4.9

Kategori Proses Kognitif Soal UN 2016

25

C1 mengenali

20 C1 mengingat kembali
C2 menafsirkan
C2 mencontohkan
C2 mengklasifikasikan
15 C2 merangkum
Axis Title

C2 menyimpulkan
C2 membandingkan
C2 menjelaskan
10
C3 mengeksekusi
C3 mengimplementasikan
C4 membedakan
5
C4 mengorganisasi
C4 mengatribusi

0
C1 C2
C3 C4
Axis Title
73

Gambar 4.9 Persentase Kategori Proses Kognitif Soal Ujian Nasional Fisika
SMA/MA Tahun 2016
b) Ujian Nasional Fisika SMA tahun 2017
Level kognitif pada Taksonomi Bloom memiliki bagian kategori proses
tersendiri pada masing-masing levelnya, pada level kognitif C1 (Mengingat)
memiliki 2 kategori proses kognitif yaitu mengenali dan mengingat kembali, level
kognitif C2 (Memahami) memiliki 7 kategori proses kognitif yaitu menafsirkan,
mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan,
membandingkan dan menjelaskan, level kognitif C3 (Mengaplikasikan) memiliki
2 kategori proses kognitif yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan, level
kognitif C4 (Menganalisis) memiliki 3 kategori proses kognitif yaitu
membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan, level kognitif C5
(mengevaluasi) memiliki 2 kategori proses kognitif yaitu memriksa dan
mengkritik, sedangkan level kognitif C6 (mencipta) memiliki 3 kategori proses
kognitif yaitu merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.

Proporsi ketegori proses kogitif Taksonomi Bloom Revisi pada soal UN


Fisika SMA tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10 Proporsi Ketegori Proses Kognitif Soal Ujian Nasional (UN)
Fisika tahun 2017
N Level Kategori Proses Nomor Jumlah Kesesuaia
o Kognitif Kognitif Soal soal n
1 C1 Mengingat Mengenali - -

Mengingat - -
kembali
2 C2 Memahami Menafsirkan 15, 25 2 √

Mencontohkan - -

Mengklasifikasi - -
kan
Merangkum - -
74

Menyimpulkan 21, 35 2 √

Membandingkan 9 1 √

Menjelaskan - -

3 C3 Mengaplikasi Mengeksekusi 1, 2, 19 √
kan 4, 6,
8, 10,
13,
14,
16,
18,
22,
24,
26,
27,
29,
31,
33,
34, 40
Mengimplement 3, 7, 13 √
asikan 11,
12,
19,20,
28,
30,
32,
36,
37,
38, 39
4 C4 Menganalisis Membedakan - -

Mengorganisasi 23 1 √

Mengatribusikan 5, 17 2 √

5 C5 Mengevaluas Memeriksa - -
i
Mengkritik - -

6 C6 Mencipta Merumuskan - -
75

Merencanakan - -

Memproduksi - -

Jumlah/ persentase 40 36,84%

Dari tabel 4.10 diperoleh proporsi kategori proses kognitif soal UN fisika
SMA tahun 2017 yang berbeda-beda. Pada soal UN fisika tahun 2017 tidak ada
satupun soal UN fisika tahun 2017 yang menempati level kognitif C1
(mengingat). Pada level kognitif C2 (memahami) terdapat 4 soal yang termasuk
kedalam proses kognitif menafsirkan, 1 soal yang termasuk membandingkan, ,
dan 2 soal yang termasuk menyimpulkan, sedangakan proses kognitif
mencontohkan, merangkum, mengklasifikasikan dan menjelaskan tidak masuk
dalam proporsi soal UN fisika SMA tahun 2017 Pada level kognitif C3
(mengaplikasikan) terdapat 19 soal yang termasuk dalam proses kognitif kategori
mengeksekusi dan 13 soal yang termasuk dalam proses kognitif
mengimplimentasikan. Pada level kognitif C4 (menganalisis) terdapat 2 soal yeng
termasuk kategori proses mengatribusikan dan 1 soal kategori proses
mengorganisasikan, sedangkan proses membedakan tidak termasuk dalam
proporsi soal UN fisika SMA tahun 2017. Level C5 (mengevaluasi) dan C6
(mencipta) juga tidak termasuk dalam proporsi kognitif soal UN fisika SMA
tahun 2017. Dari data diatas terlihat penerapan proses kognitif pada soal UN fisika
SMA tahun 2017 sebesar 36,84, jika dibandingkan dari tahun sebelumnya,
penerapan proses kognitif tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 5,26%.

Persentase kategori pross kognitif soal Ujian nasional fisika tahun 2017
disajikan dalam diagram pada Gambar 4.10
76

C1 mengenali

C1 mengingat kembali
20
C2 menafsirkan

C2 mencontohkan
18
C2 mengklasifikasikan

16 C2 merangkum

C2 menyimpulkan
14 C2 membandingkan

C2 menjelaskan
12
C3 mengeksekusi

C3 mengimplementasikan
10
C4 membedakan
8 C4 mengorganisasi

C4 mengatribusi
6
C4 mengatribusi
C4 mengorganisasi
C4 membedakan
C3 mengimplementasikan
4 C3 mengeksekusi
C2 menjelaskan
C2 membandingkan
C2 menyimpulkan
2 C2 merangkum
C2 mengklasifikasikan
C2 mencontohkan
C2 menafsirkan
0 C1 mengingat kembali
C1 mengenali
C1 C2 C3 C4

Gambar 4.10 Persentase Kategori Proses Kognitif Soal Ujian Nasional Fisika
SMA/MA Tahun 2017
77

Proporsi Proses Kognitif Soal Ujian Nasional (UN)


Fisika SMA tahun 2016 dan 2017
43
42
41
40
Persentase %

Sesuai
39
38
37
36
35
34
UN 2016 UN 2017
Proporsi Proses Kognitif
Gambar 4.11 Persentase Proporsi Proses Kognitif Soal Ujian Nasional Fisika
SMA/MA Tahun 2017

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil proporsi dimensi kognitif soal UN fisika SMA tahun


2016 menunjukkan dimensi kognitif mengembangkan low order thinking C2
(memahami) sebanyak 25%, dan (mengaplikasikan) sebanyak 67,5%, sedangkan
C4 (menganalisis) sebanyak 7,5%, ini menunjukkan bahwa kualitas soal ditahun
2016 belum mengembangkan dimensi kognitif high order thinking hal ini terlihat
perbandingan yang sangat signifikan yaitu 92,5 % soal mengembangkan low
order thinking, dan hanya 7,5 % soal yang mengembangkan kemampuan berfikir
high order thinking. Pada UN tahun selanjutnya yaitu 2017, proporsi dimensi
kognitif yang mengembangkan low order thinking C2 (memahami) sebanyak
12,5%, dan (mengaplikasikan) sebanyak 80%, sedangkan C4 (menganalisis)
sebanyak 7,5%, hasilnya soal yang mengembangkan low order thinking sebesar
92,5 % dan high order thinking sebesar 7,5%.
78

Dari hasil data proporsi dimensi kognitif soal UN tahun 2016 dan tahun
2017 menunjukkan proporsi soal tidak berubah dari tahun sebelumnya yaitu 7,5 %
soal yang mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa atau high
order thinking, dan 92,5 % soal mengembangkan kemampuan berfikir tingkat
rendah atau low order thinking. Jika mengacu pada tujuan pemerintah
melaksanakan UN adalah untuk mendongkrak kualitas pendidikan dengan
menetapkan standar minimal yang senantiasa ditingkatkan dari tahun ke tahun,
maka kualitas soal UN tahun 2016 dan tahun 2017 kota Tangerang Selatan belum
memenuhi tujuan yang diharapkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas
soal tersebut.

Kompetensi soal UN semakin berjalannya waktu seharusnya soal-soal


yang dikembangkan sebagai bahan tes evaluasi harus mengarah peningkatan soal-
soal high order thinking. Sistem UN yang terbaru sudah teer-update oleh
pemerintah pada tahun 2017, yaitu menggunakan sistem UNBK (Ujian Nasional
Berbasis Komputer) secara merata di setiap sekolah, dengan sistem ini pemerintah
melakukan trobosan terbaru salah satunya yaitu sekolah menjadi lebih mandiri,
meminimalisir kecurangan bocornya soal, lebih ekonomis karena menghemat
kertas, selain itu keputusan pemerintah yang membebaskan memilih mata
pelajaran peminatan untuk di UN-kan. Seharusnya dengan berbagai terobosan
baru dilakukan oleh pemerintah bisa membuat siswa jauh lebih fokus untuk
menghadapi UN, khususnya siswa yang memilih UN pelajaran fisika dan pihak
pembuatan soal harus lebih berani mengembangkan soal-soal berfikir tingkat
tinggi atau high order thinking.

Proporsi dimensi kognitif soal Ujian Nasional fisika SMA tahun 2016
berdasarkan SKL, menujukkan penyebaran level kognitif yang terbanyak terdapat
pada SKL 1, 2 dan 6 mengukur tiga tingkat level kognitif, (C2-C4), sedangkan
SKL 4 dan 5 mengukur dua tingkat level kognitif, sedangkan SKL 3 hanya
79

mengukur satu level kognitif. Level kognitif yang terbanyak dikembangkan yaitu
memahami (C3) terdapat di SKL 2 dan 5.

Pada SKL 3, 4, dan 5 seharusnya terdapat minimal tiga level kognitif yang
di kembangkan, ini artinya SKL yang dibuat kurang bersesuaian dengan soal yang
ada, masih ada kekurangan dalam penyebaran level kognitif soal pada masing-
masing SKL, dan level kognitif yang dominan dikembangkan oleh soal UN fisika
tahun 2016 adalaah level kognitif memahami (C3)

Proporsi dimensi kognitif soal Ujian Nasional fisika SMA tahun 2017
berdasarkan SKL, menujukkan penyebaran level kognitif yang terbanyak terdapat
pada SKL 2 dan 4 dengan mengukur tiga tingkat level kognitif, (C2-C4),
sedangkan SKL 1, 2 dan 6 mengukur dua tingkat level kognitif, sedangkan SKL 3
hanya mengukur satu level kognitif. Level kognitif rata-rata yang dikembangkan
yaitu memahami (C3) terjumlahnya perbandingannya sesuai pada setiap 2 SKL.

Pada SKL 1, 3, dan 5 seharusnya terdapat minimal tiga level kognitif yang
di kembangkan, ini artinya SKL yang dibuat kurang bersesuaian dengan soal yang
ada, masih ada kekurangan dalam penyebaran level kognitif soal pada masing-
masing SKL, dan level kognitif yang dominan dikembangkan oleh soal UN fisika
tahun 2017 adalah level kognitif memahami (C3)

Hasil yang ditemukan terdapat SKL yang hanya mengujikan satu level
kognitif selama dua tahun berturut-turut UN dilaksanakan yaitu SKL 2 materi
tentang usaha dan energi, harusnya seiring dengan perkembangan waktu soal yang
diujikan sebaiknya memenuhi peningkatkan proporsi level kognitif yang ada.
Persentase SKL yang sesuai pada tahun 2016 sebesar 66,6 % dan tahun 2017
sebesar 72,22%, jika dibandingkan dari UN tahun sebelumnya, soal UN 2017
lebih baik karena berhasil meningkatkan kesesuaian soal UN dengan SKL sebesar
5,56%.
80

Pertanyaan tes atau soal UN fisika 2016 terdapat satu soal yang kurang
sesuai dengan SKL, SKL 6 mengujikan level kognitif high order thinking dengan
materi tentang fisika inti, namun dalam aplikasi soal yang ada pada SKL 6 dengan
level kognitif high order thinking mengujikan materi resultan gaya listrik, dengan
soal sebagai berikut;

Tiga buah muatan titik membentuk bangun segitiga sama sisi seperti gambar
berikut.

Jika panjang satu sisinya 3 cm, maka resultan gaya listrik yang dialami di titik A
sebesar … ( 1μC = C dan k = 9 x N. . )

A. 100 N
B. 300 N
C. 100 √ N
D. 300 √ N
E. 400 √ N

Penyelesaian untuk soal diatas siswa harus memahami terlebih dahulu


bagaimana muatan listrik saling bekerja setelah itu mengimplementasikan rumus
resultan listrik yang sudah diketahui sebelumnya, selanjutnya siswa juga harus
mengidentifikasi elemen-elemen yang penting pada gambar diatas seperti
menentukan berapa sudut yang terbentuk, dan bagaimana arah resultan yang
benar, disini siswa dituntut untuk mampu menentukan sebuah struktur yang
berbentuk dari elemen-elemen tersebut yang disebut mengorganisasi,
mengorganisasi adalah bagian dari tahapan level kognitif high order thinking. Hal
ini menujukkan soal UN fisika SMA tahun 2016 selain penyebaran kognitif yang
81

kurang merata pada setiap SKL, juga soal yang diujikan kurang bersesuaian
dengan SKL yang ada.

Proporsi kategori proses kognitif Taksonomi Bloom Revisi pada soal UN


fisika tahun 2016 menunjukkan belum maksimalnya diterapkan, pada C2 belum
memaksimalkan proses mognitif mencontohkan, merangkum, dan
membandingkan, pada C3 sudah cukup banyak soal yang mengisi proses
mengeksekusi dan mengimplementasikan, pada C4 sudah mengisi proses kognitif
mengorganisasi, dan mengatribusi, belum memaksimalkan proses kognitif
membedakan.

Kategori C1 tidak terisi karena dinilai proses kognitif ini terbilang cukup
rendah, SKL pada siswa tingkat SMA tidak lagi dituntut untuk mengingat,
melainkan SKL yang paling rendah yaitu C2 (memahami), karena dengan proses
memahami secara tidak langsung siswa sudah melewati level kognitif C1
(mengingat), kategori C5 dan C6 belum terdapat pada soal UN fisika 2016
maupun 2017, karena memang belum dimaksimalkannya pertanyaan tes ini untuk
diujikan, disamping pembuatannyapun tidak mudah, belum ada optimalisasi
pembelajaran didalam kelas maupun tuntutan dari pemerintah sebagai pembuat
soal, alasan lainnya tuntutan level C5 dan C6 tidak terdapat dalam soal UN fisika
dikarenakan memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikannya, level ini lebih
bisa diukur dalam pembelajaran dikelas yang memerlukan banyak waktu untuk
mengerjakan atau memecahkan permasalahan yang terjadi.

Kota Tangerang Selatan menempati kota teratas se-Provinsi Banten dalam


hasil rata-rata UN tertinggi tingkat SMA khususnya peminatan IPA dalam hal ini
sudah seharusnya soal UN yang diujikan haruslah mengalami peningkatan dari
tahun ke tahunnya, terlihat dari cukup banyaknya siswa yang mendapatkan nilai
100 dalam mata pelajaran exact seperti fisika, kimia, biologi serta matematika,
kota Tangerang Selatan sudah seharusnya berani untuk mengukur kompetensi
yang lebih tinggi dari sebelumnya, agar kemampuan tingkat berfikir tinggi siswa
82

dapat lebih maksimal lagi, harapan kedepannya jika siswa mampu mempunyai
kemampuan level kognitif tingkat tinggi, bukan hal yang mustahil mereka dapat
mencetak generasi yang cerdas dan mampu memanfaatkan bahkan menciptakan
sebuah teknologi yang terbaru untuk bisa bermanfaat bagi lingkungan masyarakat.
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan
terhadap soal ujian nasional (UN) fisika tahun 2016 dan tahu 2017, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Proporsi dimensi kognitif high order thinking dan low order thinking pada
soal UN fisika tahun 2016 dan 2017 tidak ada peningkatan, hal ini terlihat
dari hasil data yang diperoleh 7,5% low order thinking dan sebesar 92,5%
high order thinking
2. Proporsi dimensi kognitif soal UN fisika SMA/MA kota Tangerang
Selatan tahun 2016 dan tahun 2017 pada SKL kurang merata, terdapat
SKL yang level kognitif hanya ada 1 atau 2 level kognitif yang di ukur.
3. Proporsi penyebaran soal UN fisika SMA/MA kota Tangerang Selatan
tahun 2016 dan 2017 paling banyak yaitu dimensi kognitif memahami
sebanyak 67,5 % dan 80%, ini berarti terdapat peningkatan sebesar 12,5%
pada level C3.
4. Kesesuaian soal UN fisika SMA/MA berdasarkan SKL kota Tangerang
Selatan tahun 2016 sebesar 66,6 % dan 2017 sebesar 72,22 %, kualitas
soal UN 2017 terbilang lebih baik dari soal UN sebelumnya tahun 2016
karena berhasil mengalami peningkatan sebesar 5,62%
5. Proporsi kategori proses kognitif soal UN fisika SMA/MA kota Tangerang
Selatan tahun 2016 sebesar 42,10 %, tahun 2017 sebesar 36,84 %. Proses kognitif
lebih dimaksimalkan pada soal UN tahun 2016

B. Saran
Dari hasil penelitian tentang analisis soal ujian nasional (UN) fisika tahun
2016 dan 2017, dapat disarankan sebagai berikut;
1. Perlu dilakukan peninjauan dimensi pengetahuan soal UN fisika SMA

83
84

2. Sesuaikan kembali soal yang di ujikan dengan SKL yang diberikan, SKL
yang tidak keluar di soal UN tidak perlu dimunculkan agar siswa jauh lebih
fokus
3. Kemampuan kompetensi berpikir tingkat tinggi atau low order thinking perlu
untuk terus ditingkatkan, agar kemampuan kognitif siswa lebih meningkat
4. Perlunya bedah SKL secara menyeluruh oleh guru agar siswa lebih paham
mana soal yang perlu dikeluarkan untuk latihan dan mana yang tidak, selain
itu dalam proses pembelajaran sebaiknya dikembangkan soal-soal berpikir
tingkat tinggi sebagai persiapan awal bagi siswa menghadapi UN
5. Untuk penerbit perlunya mengkaji SKL yang ada agar mampu persiapan soal-
soal yang sesuai pada konsep dan dimensi yang diukur
6. Pemerintah pembuat soal sebaiknya memenuhi presentase konsep agar lebih
seimbang
DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Pengantar Evalusi


Pendidikan , Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011.
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional 2008
“Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)”
E.Mulyasa. Pengembangan dn Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya. 2011.
Edi Subkhan. Pendidikan Kritis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.2016.
Firdaus, “Akreditasi Terhadap Kinerja Pendidikan Hasil Ujian Nasional
Madrasah”. Jurnal Evaluasi Pendidikan. Vol.2, N0. 1. 2011.
Halimin dan Heri Hernawati, “Analisis Miskonsepsi Siswa dalam
Menjawab Soal Ujian Nasional SMA di Kabupaten Buton, Jurnal Evaluasi
Pendidikan, Vol 3, No.2, 2015.
Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008.
Ida Kaniawati, Taufik Ramlan Ramalis “Analisis Peta Kompetensi Hasil
Ujian Nasional SMA di Jawa, Jurnal Pendidikan Fisika FPMIPA, Universitas
Pendidikan Indonesia.
Ihat Hatimah, dkk. Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press.2001.
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assessing. Secon Edition. United State: logman. 2001.
Mousumi Banerjee, Beyond Kappa; A Riview of Interrater Agreement
Measures, The Indian Journal of Statistics, Vol. 27, No. 1, 1999.
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2010.
Nana, Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011.
Nanang Fattah. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012.

84
85

Nanang Fattah. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2012.
Notodiputro,Khairil Anwar. 2012. Ujian Nasional:Sarana Untuk
Membangun Karakter Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Nurul Hidayah “Ujian Nasional dalam Perspektif Kebijakan
Publik”Jurnal Pencerahan, Vol. 7, No.1 (Maret)2013.
Paparan Mendikbud “Pengembangan Kurikulum 2013” Penyegaran Nara
Sumber Pelatihan Guru untuk Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta, 26-28 Juni
2013.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 tahun 2015
tentang “hasil belajar oleh pemerintah melalui Ujian Nasional.”
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahu 2005 tetang
Standar Nasional Pendidikan BAB V tentang Standar Kompetensi Lulusan pasal
25
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alvabeta, 2013.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2006.
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta; Bumi
Aksara. 2011.
Zainal Arifin. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2013.
www.radarbanten.com
www.kemendikbud.go.id
86

2. Diketahui: C4
Sebuah bola dilemparkan vertical ke atas = 10 m/s Mengatribusikan
dengan kecepatan 10 m. , 1 detik kemudian = 25 m/s
bola kedua dilempar vertical ke atas dengan
kecepatan 25 m. . Tinggi yang dicapai bola Ditanya: h=….?
kedua saat bertemu dengan bola pertama
adalah…. ( g = 10 m. ) Waktu maksimal yang ditempuh bola pertama untuk mencapai
A. 3,0 m ketinggian maksimum:
B. 4,8 m Vt = Vo – g.t
C. 5,2 m 0 = 10 – 10t
D. 5,8 m t=1s
E. 6,0 m
Setelah 1 detik, bola pertama telah mencapai ketinggian
maksimal, berarti benda akan mengalami gerak jatuh bebas dari
ketinggian:

h= Vo.t – 1/2 .g.


h= 10.1 – ½.10.
h= 10-5 = 5 meter
Bola pertama akan mengalami gerak jatuh bebas dari ketinggian
5 meter dari tanah.

Gabungkan dengan bola kedua:


=
5 – x = Vo.t – 1/2 .g.
5 – 5 = Vo.t – ½ g.
5 - 5 = 25.t - 5
t = 5/25 = 0,2 s
setelah 0,2 sekon, kedua bola akan saling bertemu.
Mencari tinggi yang dicapai bola kedua:
87

h = Vo.t – ½ g.
h = 25. (0,2) – 5 .
h = 5 – 0,2
h = 4,8 meter

Jawaban: B
3. Perhatikan grafik v-t dari suatu benda yang Diketahui: C3
bergerak. V = 30 m/s Mengeksekusi
t =8s

Ditanya: s =…. ?

Jawab:
S = v.∆t
=
= v.∆t
=

= = = 30 m
Jarak yang ditempuh oleh benda selama
bergerak adalah…. = v.∆t = (5-2) x 30 = 90 m
A. 105 m
B. 165 m
= = = 45 m
C. 330 m
D. 1650 m
E. 1820 m + + = 30 + 90 + 45 = 165 m

Atau, bisa dicari dengan menggunakan rumus luas benda


(1) Luas segitiga
88

(2) Luas persegi panjang


(3) Luas segitiga
Mencari bangun luas benda

LI= = = 30 m

L II = P x L = 3 x 30 = 90 m
L III = = = 45 m

Total luas:
L I + L II + L III = 165 m

Jawaban: B
4. Seorang anak kecil berjalan sejauh 10 m ke arah Mendeskripsikan perpindahan dapat digambarkan dengan C3
timur, kemudian berbelok ke utara sejauh 6 m skema vektor Mengeksekusi
dan kembali ke arah barat sejauh 2 m, untuk
kemudian berhenti. Besar perpindahan anak
kecil tersebut adalah….
A. 2 m
B. 6 m Diketahui:
C. 10 m 2m
D. 14 m
E. 18 m s

6m

10 m

Ditanya: s =…. ?
89
90
91

F= …. (1)

Diketahui:
m = 0,2 kg
g = 10 m/
∆t = 0,01 s
=1s

Ditanya: F = ….?
Dalam sebuah permainan golf, bola yang
massanya 0,2 kg (g = 10 m. ) akan
Jawab:
dimasukkan ke dalam lubang C seperti tampak
pada gambar. Pemukul menyentuh bola dalam F=
waktu 0,01 sekon dan lintasan B – C ditempuh Mencari nilai terlebih dahulu
bola dalan waktu 1 sekon. Gaya yang diperlukan Pada gerak parabola terdapat sifat kesimetrian. Artinya, kelajuan
pemain golf untuk memukul bola supaya tepat bola ketika naik dan turun, pada ketinggian yang sama memiliki
masuk ke dalam lubang C adalah…. besar yang sama. Dengan demikian, dapat dicari dengan
A. 20 N menghitung kelajuan awal benda ketika bergerak dari B ke C.
B. 80 N
C. 120 N x=
D. 180 N
E. 200 N x= . cos θ . t
=

= = 10 m/s

Masukan nilai pada persamaan (1) maka :

F=
92

F= = 200 N

Jadi, gaya yang diperlukan pemain golf untuk memukul bola


supaya tepat masuk ke dalam lubang C adalah 200 N

Jawaban: E

7. Diketahui: C4
Massa A = Mengorganisasi
Massa B =
(massa katrol diabaikan)
Balok B dengan percepatan a, dan gravitasi g

Ditanya: ….?
Jawab:

Dua buah balok dihubungkan dengan katrol Balok B yang di hubungkan dengan tali dapat digambar seperti
licin dan massa katrol diabaikan seperti pada ini:
gambar. Massa A = , massa B = dan
balok B turun dengan percepatan a. Jika T
percepatan gravitasinya g, maka besar tegangan
tali yang terjadi pada balok B adalah….
A. T = .a a
B. T = (a–g)
C. T = (g–a)
D. T = (a–g)
E. T = (g–a)
93

W
Hubungan percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya dapat
diperoleh dengan persamaan Hukum II Newton

a=


Karena balok B yang ditanyakan, maka massa benda terfokuskan
pada balok B, sehingga persamaannya menjadi;
∑ =

Karena yang ditanyakan tegangan dan terdapat gaya berat benda


yang mempengaruhi nya maka persamaannya menjadi:
∑ =W-T
=w–T
.g–T
T= g-
T= (g – a)

Jawaban: E
8. Mobil melaju pada sebuah tikungan jalan raya di Diketahui: C3
posisi M seperti terlihat pada gambar di bawah R = 40 m Mengeksekusi
ini. = 0,4
g = 10 m/

Ditanya: v=.… ?
Jawab:
94
95

C. 4√ m.
D. 5√ m.
E. 6√ m.

9. Empat buah partikel terletak pada sistem Diketahui: C3


koordinat kartesius seperti gambar. Momen r = a Mengeksekusi
inersia sistem partikel terhadap pusat koordinat
(0,0) adalah…. Ditanya: I=.… ?
Jawab:

I= …?
r=a

+ + +
=2 +2 + +2
= 10

Jawaban: D

A. 3
B. 6
C. 7
D. 10
E. 12

10. Perhatikan gambar berikut ini ! Diketahui: C3


Mengimplementasikan
L I = 6 x 2 = 12
96

L II = 4 x 2 = 8
L III = 6 x 2 = 12

Ditanya: Koordinat (x;y) … ?


Jawab:

X=

X=

Letak koordinat titik berat bidang berbentuk


X=
huruf H adalah….
A. ( 3 ; 4 )
B. ( 3,5 ; 2,5 ) X= =4
C. ( 3,5 ; 4 )
D. ( 4 ; 3 )
E. ( 4 ; 4 )
Y=

Y=

Y=
Y= =3
Alternatif jawaban
 Titik berat sumbu x untuk ketiga bidang terletak di sumbu
simetrinya, = 4.
(sumbu simetri, garis yang membagi suatu bangun menjadi
dua bagian sama besar).
97

 Titik berat sumbu y untuk ketiga bidang terletak di sumbu


simetrinya, = 3.

Karena bentuk bidang simetris maka titik berat bidang tepat di


tengah bidang (4,3)

Jawaban: D
11. Perhatikan gambar ! Diketahui: C3
=2m Mengeksekusi
= 20 cm = 0,2 m

Ditanya: v=.…?

v=√
v=√
v=√
Pada sebuah tangki berisi air setinggi 2 m v = 6 m.
terdapat lubang kecil 20 cm dari dasar. Jika g =
10 m. , maka kecepatan keluarnya air dari
lubang adalah….
A. 6 m. Jawaban: A
B. 8 m.
C. 10 m.
D. 12 m. sa
E. 14 m.

12. Sayap pesawat terbang dirancang agar memiliki Mengidentifikasi aplikasi asas Bernoulli, menurut asas C2
gaya angkat ke atas maksimum, seperti gambar. Bernoulli, udara di bagian atas sayap menempuh jarak yang Menyimpulkan
lebih jauh dibandingkan dengan yang di bawah sayap.
 Akibatnya, kecepatan aliran udara di bagian atas sayap ( )
98

lebih besar dari pada aliran udara di bagian bawah ( ), yaitu


( > ).
 Namun, karena kecepatan di atas lebih besar maka tekanannya
menjadi lebih kecil ( < ). sehingga pesawat dapat
terangkat.

Jadi, agar pesawat terbang memiliki gaya angkat ke atas maka:

Jika v adalah kecepatan aliran udara dan P > sehingga <


adalah tekanan udara, maka sesuai dengan azas
Bernoulli rancangan tersebut dibuat agar…. Jawaban: B
A. > sehingga >
B. > sehingga <
C. < sehingga <
D. < sehingga >
E. > sehingga =

13. Perhatikan gambar ! Diketahui: C3


 Volume benda dalam fluida 1( )=½ Mengeksekusi
 Volume benda dalam fluida 2 ( )=¾

Ditanya: =….?
Jawab:
Pada benda yang melayang atau terapung dalam fluida berlaku:

Dua kubus identik dimasukkan ke dalam zat cair . = .


x dan zat cair y. Pada zat cair x, bagian kubus
yang muncul di atas permukaan adalah 0,4 = massa jenis fluida
bagian dan pada zat cair y bagian kubus yang = volume benda yang tercelup sebagian
99

muncul di atas permukaan adalah 0,2 bagian. = massa jenis benda


Perbandingan massa jenis zat cair x dan zat cair = volume benda
y adalah….
A. 2 : 3 = .
B. 3 : 2
C. 3 : 4
D. 4 : 3 = .
E. 9 : 4

= = = =

Jadi, perbandingan massa jenis zat cair 1 dan 2 adalah 3:2

Jawaban: B

14. Perhatikan gambar berikut ! Diketahui: C3


=6 N Mengeksekusi
= 10N
=4 N
θ = 30°

Ditanya: =.…?
Jawab:
Batang berotasi di titik D maka terjadi putaran.

=
= sin θ .2+ .1
Pada batang ABCD yang massanya diabaikan, = sin 30°. 3 – 10. 2 + 4.1
bekerja tiga gaya. Momen gaya sistem dengan = – 20 + 4
poros titik D adalah…. =
100

A. 7 N.m searah jarum jam.


B. 7 N.m berlawanan arah jarum jam. Tanda negative menunjukkan berlawanan dengan arah jarum
C. 2 N.m searah jarum jam. jam.
D. 2 N.m berlawanan arah jarum jam. Jadi, momen gaya sistem dengan poros titik D adalah 7 N.m
E. 1 N.m berlawanan arah jarum jam. berlawanan arah jarum jam

Jawaban : B
15. Perhatikan gambar berikut ! Menuliskan komponen yang mempengaruhi laju benda C3
Diketahui: Mengeksekusi
= 6 m/
= 5,6 m
=1m

Ditanya: = …. ?
Jawab:
Mengesekusi perhitungan Energi yang terjadi pada laju benda
menggunakan persamaan hukum kekekalan energi mekanik:
Sebuah bola sedang meluncur menuruni lintasan
licin. Bila laju benda di titik A sama dengan 6 + = +
m. dan g = m. , laju benda di titik B
mg + ½m = mg + ½m
adalah ...
2g + = 2g +
A. √ m.
= 2g ( - ) +
B. √ m. = 2 x 10 x 4,6 + 36 = 128
C. √ m. =√ m/s
D. √ m.
E. √ m. Jawaban: E
16. Sebuah bola bermassa 0,8 kg jatuh bebas dari Diketahui: C3
ketinggian 180 cm di atas lantai tanpa kecapatan m = 0,8 kg Mengimplementasikan
awal. Jika setelah menumbuh lanntai bola h = 1,8 m
101

terpantul ke atas dengan kecepatan 5 m. =0


(percepatan gravitasi = 10 m. ), maka besar = 5 m/s
implus pada bola adalah … g = 10 m/
A. 6,0 N.s
B. 7,2 N.s Ditanya: I … ?
C. 8,8 N.s Jawab:
D. 18,0 N.s  Langkah pertama, cari kecepatan bola sesaat sebelum
E. 24,0 N.s menyentuh lantai.

v=√
v=√
v=√ = 6 m/s

 Langkah kedua, cari implusnya.

= ∆p
= m ( - v)
= 0,8 (5 – (-6)) = 8,8 N.s

Tanda (-) untuk menunjukkan bahwa bola bergerak ke bawah.

Jawaban: C
102

17. Diketahui: C3
R = 1,8 , tumbukan lenting sempurna Mengeksekusi

Ditanya: v=….? (kecepatan kedua bola sesaat setelah


tumbukan)

Cari kecepatan kedua bola sesaat sebelum tumbukan.


Persamaannya dapat menggunakan v = √ dengan R= h

Dua bola identik dijatuhkan bersamaan dari v=√


ketinggian yang sama pada bidang licin v=√
berbentuk setengan lingkaran dengan jari-jari v=√
1,8 m. jika tumbukan antara kedua bola lenting v = 6 m/s
sempurna, kecepatan kedua bola sesaat setelah
tumbukan adalah…. Karena tumbukan yang terjadi adalah tumbukan lenting
A. 0 sempurna maka kecepatan sebelum tumbukan dan sesudah
B. 3 m. tumbukan dan sesudah tumbukan adalah sama, tetapi arahnya
C. 6 m. berlawanan.
D. 9 m.
E. 11 m. Jadi, kecepatan kedua bola sesaat setelah tumbukan adalah 6
m/s.

Jawaban: C
18. Suatu ruang tertutup gas ideal bersuhu 27 °C Diketahui: C3
mempunyai tekanan P. Kemudian gas = 27 C = 27 + 273 = 300 K Mengeksekusi
dipanaskan sehingga suhunya menjadi 327 °C. = 327 C = 327 + 273 = 600 K
Jika volumenya naik menjadi tiga kali volume =3
awal, perbandingan tekanan awal dan akhir
adalah ... Ditanya: P1 : P2=.…?
A. 1 : 4
103

B. 2:3 Jawab:
C. 3:2 =
D. 3:6
E. 4:1
.
.

: =3:2

Jawaban: C

19. Dua batang logam P dan Q yang mempunyai Diketahui: C3


panjang dan luas penampang sama disambung Mengeksekusi
menjadi satu pada salah satu ujungnya dan pada = ; = ; =4
ujung-ujung yang lain dikenakan suhu berbeda = 25°C
seperti gambar. Bila konduktivitas termal logam = 200°C
P = 4 kali konduktivitas termal logam Q, maka
suhu pada sambungan kedua logam saat terjadi Ditanya: =….?
kesetimbangan termal adalah ... Jawab:
Persamaan kalor konduksi

H= =
( = , = )
A. 120 °C
B. 100 °C Sehingga:
C. 90 °C
D. 80 °C =
E. 60 °C . = .
104

4 (25 - ) = ( – 200)
100 - 4 = – 200
=
= 60 °C

Jadi, suhu pada sambungan kedua logam saat terjadi


keseimbangan termal adalah 60°C

Jawaban: E

20. Berikut ini adalah pernyataan – pernyataan yang 1. Menjelaskan sifat-sifat gas ideal. Sifat-sifat gas ideal yaitu; C2
berkaitan dengan molekul gas ! Mengklasifikasikan
(1) Partikel-partikel bergerak secara acak.
a) Gas terdiri atas partikel-partikel padat kecil yang bergerak
(2) Energi antar partikel mengalami perubahandengan kecepatan tetap dan dengan arah sembarang
karena tumbukan. b) Gerakan partikel dipengaruhi oleh tumbukan antara masing-
(3) Gaya tarik-menarik antar partikel diabaikan.
masing partikel atau antara partikel dan dinding. Tumbukan
(4) Tumbukan yang terjadi antar partikel yang terjadi tersebut berupa tumbukan lenting sempurna
bersifat lenting sempurna. c) Gaya tarik menarik antar partikel sangat kecil sekali dan
(5) Saat terjadi tumbukan, partikel gas dianggap tidak ada (diabaikan)
mengalami perubahan kecepatan karena d) Partikel bergerak dalam garis lurus
memindahkan sebagian energy ke dinding.
e) Waktu terjadinya tumbukan antarpartikel atau antara partikel
dengan dinding sangat singkat dan bisa diabaikan
Pernyataan-pernyataan di atas yang sesuai f) Ukuran volume partikel sangat kecil dibandingkan ukuran
dengan sifat gas ideal adalah…. volume ruang tempat partikel tersebut bergerak. Berlaku
A. (1), (3), (5) hukum Newton tentang gerak.
B. (1), (3), (4)
C. (2), (3), (4) Jawaban: B
D. (2), (4), (5)
E. (3), (4), (5)
105

21. Setengah kilogram es bersuhu -20°C dicampur Diketahui: C3


dengan air bersuhu 20°C sehingga menjadi air = - 20°C Mengeksekusi
seluruhnya pada suhu 0°C. Jika kalor jenis es = 20°C
0,5 kal. . . Maka massa air mula-mula = 0°C
adalah ... = 1000 g
A. 1,50 kg
B. 2,25 kg Ditanya:
C. 3,75 kg = …?
D. 4,50 kg
E. 6,00 kg Jawab:
c∆ T = c∆ T + mL
m.1. (20 – 0) = 1/2. 1/2. (0-(-20)) + ½. 80
m . 20 = 5 + 40
m . 20 = 45
m=
m = 2, 25 kg

Jawaban: B
22. Sebuah bejana alumunium seperti pada gambar Diketahui: C3
di bawah ! a= air raksa Mengeksekusi
Bejana diisi penuh raksa pada suhu 22°C. Jika b= bejana
bejana bersama raksa dipanaskan hingga = 22°C
suhunya mencapai 82°C. (koefisien muai = 82°C
panjang aluminium 25. dan γa = 1,8.
koefesien muai volume raksa 1,8. , αb = 25.
maka banyaknya raksa yang tumpah adalah….
Ditanya: ∆V=.… ?

Jawab:
∆V = ∆Va - ∆Vb
106

∆Va = Vo γa ∆t
∆Vb = Vo (3 αb) ∆t

Vo = Voa = Vob
∆t = (82 - 22) °C = 60 °C

Volume air raksa yang tumpah sama dengan selisih perubahan


A. 0,86 c. volume air raksa dengan perubahan volume bejana akibat
B. 0,78 c. pemanasan.
C. 0,62 c.
D. 0,38 c. ∆V = ∆Va - ∆Vb
E. 0,27 c. ∆V = Vo γa ∆t - Vo (3 αb) ∆t
∆V = Vo (γa - 3 αb) ∆t
∆V = Vo (1,8× - 3 • 25× ) 60
∆V = 0,062 Vo

Jawaban: C
23. Seutas senar yang penjangnya 2 m diikat salah Diketahui: C3
satu ujungnya dan ujung lainnya digetarkan n= 5 simpul Mengimplementasikan
dengan vibrator sehingga terbentuk 5 simpul λ = 1 m
gelombang stasioner. Letak perut ke dua dari
ujung pantul adalah…. Ditanya: =....?
A. meter Jawab:
λ=l/n
=2/2
B. meter =1m

C. meter = 0,2
D. meter = + 0,5
= 0,25 + 0,5
= 0,75 m
107

E. meter
Jawaban: B
24. Lihat grafik di samping ! 1. Menuliskan rumus umum konstanta pegas. Konstanta pegas C2
dirumuskan sebagai Menafsirkan
k=
2. Mengidentifikasi rumus konstanta pegas.
Besar konstanta pegas berbanding lurus dengan besar gaya (F)
dan berbanding terbalik dengan pertambahan panjang ( ).

Urutan konstanta dari yang terbesar hingga yang terkecil


adalah: R – Q – P

Sehingga:
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan  Pegas R memiliki konstanta gaya paling besar
bahwa….  Pegas P memiliki kontanta pegas paling kecil
A. Konstanta pegas P paling kecil  konstanta pegas Q < dari R
B. Konstanta pegas Q paling kecil  konstanta pegas Q > dari P
C. Konstanta pegas R paling kecil
D. Konstanta pegas P > dari Q
E. Konstanta pegas R < dari Q Jawaban: A

25. Cahaya monokromatik dengan panjang Diketahui: C3


gelombang 600 nm, melewati celah ganda yang = 600 nm Mengeksekusi
berjarak 0,2 mm satu terhadap lainnya. Pola = 0,2 mm
interferensi terang-gelap ditangkap di layar =1m
berjarak 1 m dari kedua celah tersebut. Jarak
pita terang pertama dari terang pusat adalah.… Ditanya: P=.…?
A. 0,3 cm Jawab:
B. 0,6 cm
108

C. 1,2 cm
D. 1,5 cm
E. 1,8 cm = 1.600 x
P. 2 x = 600 x
P=
P=3x m
P = 0,3 cm

Jawaban: A

26. Disna yang memiliki jarak baca mata normal 25 Diketahui: C3


cm, mengamati sebuah objek dengan lup yang Sn = 25 Mengeksekusi
kekuatannya 10 dioptri. Jika Disna mengamati P = 10 Dioptri
objek dengan mata tidak berakomodasi,
perbesaran bayangan objek dengan mata tidak Ditanya: M=.... ? mata berakomodasi
berakomodasi, perbesaran bayangan objek Jawab:
adalah…. M = Sn/f
A. 2,0 kali Mencari nilai f
B. 2,5 kali
C. 2,8 kali P = 100/f
D. 3,5 kali f = 100/10
E. 4,0 kali = 10 cm

Jadi Perbesaran
M = Sn/f
= 25/10
= 2,5 kali

Jawaban: B
109

27. Jika ltak tik P, Q, dan R dari sumber bunyi S Diketahui: C3


masing-masing berurutan 25 m, 50 m, dan 75 m, Jarak sumber ke: Mengeksekusi
maka perbandingan intensitas yang diterima di P = 25 meter
R, Q dan P adalah…. Q = 50 meter
A. 4 : 36 : 9 R = 75 meter
B. 4 : 9 : 36
C. 9 : 4 : 36 Ditanya:
D. 9 : 36 : 4 Perbandingan intensitas yang diterima di R, Q dan P =.…?
E. 36 : 9 : 4
Jawab:
Jika di urutkan R, Q dan P ternyata terurut dari jarak terjauh
sampai dengan jarak terdekat

I = P/A
A = 4πr²

Intensitas bunyi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak,


artinya semakin jauh jaraknya dari sumber bunyi, maka
intensitas yang diterima akan semakin kecil.

Perbandingan , , adalah
: :

Perbandingan di atas sederhanakan dengan cara membaginya


dengan P dan dikali dengan . Menjadi:
:

Perbandingan diatas dikali 25


:
110

Perbandingan diatas dikali 36


4 : 9 : 36

Maka perbandingannya adalah 4 : 9 : 36

Jawaban: B

28. Sebuah ambulans bergerak dengan kecepatan 72 Menghitung frekuensi yang didengar saat pengandara mendekat C3
km. sambil membunyikan sirine dengan dan menjauh Mengimplementasikan
frekuensi 1000 Hz, pengendara sepeda motor
bergerak dengan kelajuan 20 m. berlawanan Diketahui:
arah dengan ambulans. Jika kecepatan bunyi di = 72 km/jam = 20 m/s
udara 300 m. . Perbandingan frekuensi yang = 1.000 Hz
didengar oleh pengendara sepeda motor saat = 20 m/s
mendekat dan menjauh adalah…. v = 300 m/s
A. Hz
Ditanya:
mendekat : menjauh=….?
B. Hz
Jawab:

C. Hz dekat = x
dekat = x 1.000
D. Hz
dekat = x 1.000
E. Hz dekat =

jauh = x
111

jauh = x 1.000
jauh = x 1.000
jauh =

= x

= x

Jadi, perbandingan frekuensi yang didengar oleh pengendara


sepeda motor saat mendekat dan menjauh adalah 64 : 49

Jawaban: B

29. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut: Menuliskan pernyataan tentang sifat gelombang bunyi. C2
(1) terjadi pemantulan Pernyataan tentang sifat gelombang bunyi yaitu; Menyimpulkan
(2) terjadi difraksi  Terjadi pemantulan
(3) mengalami interferensi  Dapat dibiaskan
(4) mengalami dispersi  Terjadi difraksi
(5) mengalami polarisasi  Mengalami interferensi
Pernyataan yang benar tentang sifat gelombang  Dapat beresonansi
bunyi adalah….
A. (1), (2), dan (3) Jadi pernyataan yang benar tentang sifat gelombang bunyi
B. (1), (2), dan (4) adalah 1, 2, 3. Sedangkan, dispersi dan polarisasi merupakan
C. (1), (2), dan (5) sifat cahaya.
D. (2), (3), dan (4)
E. (2), (4), dan (5) Jawaban: A
112

30. Persamaan gelombang berjalan: Persamaan gelombang secara umum dapat ditulis sebagai: C3
Y = 2 sin 2 л (4t – 2x) Mengeksekusi
Dengan t dalam sekon dan x dalam meter. y = A sin 2л ( ft - )
(1) Amplitudo gelombang 20 m
(2) Panjang gelombang 5 m Sedangkan, persamaan yang diberikan pada soal adalah :
(3) Frekuensi gelombang 4 Hz
(4) Cepat rambat gelombang 2 m. y = 2 sin л ( 4t - )
Dua pernyataan di atas yang benar adalah…. Dari dua persamaan itu jika dibandingkan kita mendapatkan:
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)  Amplitudo A = 2 meter (pernyataan 1 salah)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)  = 2 sehingga = 0,5 meter (pernyataan 2 salah)
E. (3) dan (4)  Frekuensi f = 4 Hz (pernyataan 3 benar)
 v = x f = 0,5 x 4 = 2 m/s (pernyataan 4 benar)

Jadi, pernyataan yang benar adalah 3 dan 4.

Jawaban: E

31. Sebuah penghantar berarus listrik berada dalam Mengidentifikasi arah Arus, medan magnet, dan gaya magnet C2
medan magnet homogen seperti pada gambar. sesuai kaidah tangan kanan Menafsirkan

i
113

Arah gaya magnetic yang di lalui kawat penghantar mengarah


kedalam sumbu X dengan arah yang negative, maka X -

Jawaban: B

Arah gaya magnetik yang dilalui kawat


penghantar adalah searah sumbu …
A. X +
B. X -
C. Y +
D. Y -
E. Z +

32. Perhatikan gambar rangkaian berikut ! Rangkaian yang diberikan pada soal merupakan rangkaian C2
kapasitif murni, karena hanya terdapat kapasitor. Sedangkan, Menafsirkan
pada rangkaian kapasitif murni tegangan terlambat sebesar 90°
terhadap arus. Sehingga, gambar yang tepat adalah gambar D

Jawaban : D

Grafik yang benar untuk tegangan arus terhadap


waktu rangkaian di atas adalah….
A.
114
115
116

Sehingga:
(9 – 12) – I (6 + 9 + 3) = 0
-3 = -18I
I= = A

Besar beda potensial (V) pada hambatan 3 Ω dapat dihitung


dengan rumus:
I.
x3
Ω

Jawaban: B
34. Tiga buah muatan titik membentuk bangun Diketahui: C4
segitiga sama sisi seperti gambar berikut. = + 2 μC = 2 x C Mengorganisasi
= + 5 μC = 5 x C
= - 15 μC= 15 x C
r = 3 cm = 3 x m
k=9x N. .

Ditanya: =.… ?
Jawab:
=
Jika panjang satu sisinya 3 cm, maka resultan =9x
gaya listrik yang dialami di titik A sebesar … (
1μC = C dan k = 9 x N. . ) =
A. 100 N = N
B. 300 N
C. 100 √ N
117

D. 300 √ N =
E. 400 √ N
=9x

=
= N

=√
=√
=√
=√
=√
= 100 √

Jawaban: C

35. Perhatikan gambar model atom di bawah ini ! 1. Menentukan pencetus teori atom yang menggambarkan atom C2
bermuatan positif (sebagai pusat massa) dan elektron-elektron Merangkum
bermuatan negative mengelilingi inti. Teori ini di ungkapkan
oleh Rutherford (1910).
2. Menuliskan kelemahan teori atom Rutherford
Kelemahan teori atom Rutherford yaitu teorinya bertentangan
dengan hukum fisika klasik yang menyatakan materi yang
bergerak akan kehilangan materi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik, karena elektron adalah materi maka ketika
bergerak mengelilingi inti, semakin lama energinya akan
Kelemahan model atom tersebut adalah…. habis dan elektron jatuh ke inti atom, ini bertentangan dengan
A. elektron yang mengelilingi inti akan kenyataan
memancarkan energi sehingga
Jawaban: B
118

lintasannya berbentuk spiral dan suatu


saat jatuh ke dalam inti.
B. elektron yang mengelilingi inti akan
menyerap energi sehingga lintasannya
berbentuk seperti lintasan planet.
C. elektron yang mengelilingi inti akan
memancarkan energi sehingga elektron
tetap berada pada lintasannya.
D. elektron yang mengelilingi inti akan
menyerap energi sehingga elektron tetap
berada pada lintasannya.
E. elektron yang mengelilingi inti tidak
memancarkan energi sehingga
lintasannya seperti lintasan planet.

36. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ! Menuliskan pernyataan transformator step-down. C2


(1) Menurunkan tegangan listrik DC -Memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer Menyimpulkam
(2) Menaikkan tegangan listrik DC -Berfungsi sebagai penurun tegangan bolak-balik (AC) menjadi
(3) Menurunkan tegangan listrik AC tegangan yang diinginkan
(4) Jumlah lilitan primer lebih besar daripada
jumlah lilitan sekunder.

Pernyataan yang benar untuk transformator step-


down yaitu…. Jawaban: E
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (1) dan (4)
D. (2) dan (3)
E. (3) dan (4)
119

37. Lima buah kapasitor , , , , disusun Menghitung muatan yang tersimpan pada rangkaian kapasitor C3
seri seperti gambar. Mengimplementasikan
Diketahui:
2μF
3μF
4μF
4μF
6μF

V = 36 V
Besar muatan yang tersimpan pada kapasitor Ditanya: Q pada =.… ?
adalah….
A. 54 μC =
B. 36 μC
C. 24 μC
=
D. 20 μC
E. 12 μC
=

= =

= μC

C=
Q=CxV
120

Q = 36 x
Q = 24 μC

Jawaban : C
38. Pernyataan-pernyataan berikut ini berkaitan 1) Menulis efek fotolistrik. C2
dengan efek fotolistrik: Efek fotolistrik yaitu: Mengklasifikasikan
(1) Menggunakan foton dengan panjang
gelombang yang lebih pendek dari Ek = E – , di mana
panjang gelombang ambang Ek = energi kinetic elektron
(2) Menggunakan logam dengan nilai energi E = energi foton = = hf
ambang kecil
(3) Penggunaan dengan frekeuensi yang = energi ambang = =h
lebih besar dapat menyebabkan energi
kinetic elektron bertambah besar Berikut pernyataan-pernyataan pada soal yang berkaitan dengan
(4) Banyaknya elektron lepas dari efek fotolistrik:
permukaan logam bergantung pada (1)Menggunakan foton dengan panjang gelombang yang lebih
frekuesi cahayanya pendek dari panjang gelombang ambang (Benar, karena
Pernyataan yang benar adalah…. akan mengakibatkan energi foton lebih besar dari energi
A. (1), (2), (3), dan (4) ambang)
B. (1), (2), dan (3)
C. (1) dan (3) saja (2) Menggunakan logam dengan nilai energi ambang kecil
D. (2) dan (4) saja (Benar, karena ini berarti agar elektrok keluar dari logam
E. (3) saja tidak membutuhkan energi foton yang terlalu besar)

(3) Penggunaan dengan frekeuensi yang lebih besar dapat


menyebabkan energi kinetic elektron bertambah besar
(Benar, karena besar energi berbanding lurus dengan
frekuensi)
121

(4) Banyaknya elektron lepas dari permukaan logam bergantung


pada frekuesi cahayanya (Salah, banyaknya elektron yang
keluar tidak bergantung pada frekuensi, namun pada
intensitas cahaya)

Jadi pernyataan yang benar adalah 1, 2 dan 3

Jawaban : B
39. Perhatikan gambar grafik peluruhan ! Menghitung jumlah massa sisa peluruhan setelah 12 jam. C3
Mengeksekusi
Diketahui:
= 800 gram
T = 4 jam
t = 12 jam

Ditanya: N=….?

Secara matematis rumus mencari massa dapat ditulis sebagai


berikut:
N= (

N = 800 (
Jumlah massa yang belum meluruh setelah 12
jam adalah….
A. 50 gram N = 800 (
B. 75 gram
C. 100 gram N = 100 gram
D. 125 gram
E. 150 gram Jawaban : C
122

40. Perhatikan reaksi inti berikut ! Diketahui: C3


13 +2 14 +1 +Q 13 = 26,9901 sma mengimplementasikan
Diketahui 13 = 26,9901 sma 2 = 4,0039 sma
2 = 4,0039 sma 14 = 29,9833 sma
14 = 29,9833 sma 1 = 1,0081 sma
1 = 1,0081 sma 1 sma = 931 MeV

Jika 1 sma = 931 MeV, maka nilai energi yang Ditanya: e=.…?
dihasilkan pada reaksi inti adalah…. 13 +2 14 +1 +Q
A. 0,0025 MeV
B. 2,4206 MeV 13 +2
C. 4,2753 MeV 26,9901 sma + 4,0039 sma = 30,9940
D. 6,5432 MeV
E. 9,3751 MeV 14 +1
29,9833 sma + 1,0081 sma = 30,9914

Hasil energi dari reaksi inti adalah..


13 +2 14 +1 +Q
30,9940 sma- 30,9914 sma = 0,0026sma

1 sma = 931 MeV


0,0026 x 931 MeV = 0,0025 MeV

Jawaban: B
124

=√

=√
=√
= √ = 2 m.

Jawaban: C
2. Tebal dua buah plat besi yang diukur bergantian C3
menggunakan mikrometer sekrup, hasilnya
Plat I
masing-masing ditunjukkan pada gambar Mengeksekusi
dibawah.

Skala utama = 2,5 (garis skala atas menunjukkan 2 mm dan


Selisih tebal kedua plat besi adalah ... skala bagian bawahnya menunjukkan 0,5 mm maka skala
utamanya jika dijumlahkan adalah 2,5 mm).
A. 1,08 mm
B. 1,58 mm Skala nonius = 34 x 0,01 mm = 0,34 mm (perhatikan garis yang
C. 2,08 mm
berhimpit pada skala nonius dan garis mendatar pada skala
D. 2,58 mm
E. 2,68 mm utama)
Hasil pengukurannya adalah:
125

X = skala utama + skala nonius


X = 2,5 mm + 0,34 mm
X = 2,84 mm

Plat II

Skala utama = 4 mm
Skala nonius = 42 x 0,01 mm = 0,42 mm
Hasil pengukurannya adalah:
X = skala utama + skala nonius
X = 4,0 mm + 0,42 mm
X = 4,42 mm
Maka, selisih kedua plat adalah:
= 4,42 mm – 2,84 mm
= 1,58 mm
126

Jawaban: B

3. Sebuah mobil mula-mula bergerak lurus dengan Diketahui: C3


kecepatan konstan 72 km. selama 20 sekon,
V = 72 km/jam = 20 m.
kemudian dipercepat dengan percepatan 3 Mengimplementasi
selama 10 sekon dan diperlambat dengan 20 detik pertama mobil bergerak dengan kecepatan konstan kan
perlambatan 5 hingga mobil berhenti. maka grafik berupa garis lurus.
Bentuk grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t)
perjalanan mobil tersebut adalah ...
Kemudian, mobil dipercepat selama 10 detik maka mobil
bergerak berubah beraturan dengan percepatan 3 m.
sehingga kecepatan akhir adalah:

Jawab:
A.
a=

3=

- 20 = 30
B.
= 50 m.

Lalu mobil diperlambat dengan perlambatan 5 m. .


Karenanya diperoleh selang waktu:

C. a=
127

a=

-5 =

-5( = -50
D.
-5 + 150 = -50

-5 = -50 – 150

=
E.
= 40 s

Jadi, grafik yang cocok adalah grafik pada pilihan B

Jawaban: B
4. Sebuah partikel yang bergerak ke atas memenuhi Diketahui: C3
persamaan y = 8t - dengan y dan t masing- y = 8t -
masing dalam satuan meter dan sekon. Kecepatan t=2s Mengeksekusi
benda saat t = 2 sekon adalah ...
128

A. 2 m.
B. 4 m.
C. 8 m.
D. 12 m.
E. 16 m.

Ditanya: v = … ? saat 2 sekon

Persamaan kecepatan adalah turunan pertama dari persamaan


posisi maka:
v = y’ = 8 – 2t
Jika t = 2 maka kecepatannya adalah:
v = 8 – 2t
v = 8 – 2 (2)
v=8–4
v = 4 m.

Jawaban: C
5. Sebuah bola dilempar dengan sudut elevasi 30° Diketahui: C4
menempuh lintasan parabola seperti terlihat pada
gambar. Percepatan gravitasi 10 m. , maka Mengatribusikan
perbandingan kecepatan di titik A, B, C adalah….
129

A. √ :√ :√
Benda bergerak dengan lintasan parabola dengan sudut elevasi
B. √ :√ :√
, percepatan gravitasi 10 m. , dan kecepatan awal ( 60
C. √ :√ :√
m. .
D. √ :√ :√
E. √ :√ :√ Ditanya:
Perbandingan kecepatan di titik A, B dan C ?

Jawab:
Cari komponan kecepatan awal di sumbu x dan sumbu y.

= cos α
= cos
= ½√
= √

= sin α
= sin
= ½
=

Kecepatan pada sumbu x sama di setiap tempat karena tidak ada


percepatan. Artinya, di titik A, B, dan C sama ( = √ ).

Pada titik A:
130

= – g.t
= – 10.1
= m.
Maka:
=√

=√ √
=√
=√ m.

Pada titk B:
= – g.t
= – 10.2
= m.

=√

=√ √
=√
=√ m.

Pada titk C:
= – g.t
= – 10.3
=
131

=√

=√ √
=√ m.

Jadi, perbandingan kecepatan di titik A: B: C adalah:

√ √ √
√ √ √

Jawaban: E
6. Seorang pembalap mobil sedang melintasi Diketahui: C3
tikungan miring dengan sudut kemiringan θ dan = 6 m.
jari-jarinya 12 m. Kecepatan maksimum mobil 6 g = 10 m. Mengeksekusikan
m. maka nilai tan θ adalah ... r = 12 m

Ditanya:
tan θ = … ?

Jawaban:
=√
6=√
36 = 120 .
A. 2/5 =
B. 5/10 =
C. 3/10
D. 2/11
132

E. 1/12 Jawaban: C

7. Perhatikan gambar berikut! Diketahui: C3


= 30 cm = 0,3 m Mengimplementasi
= 40 cm = 0,4 m kan
= 25 cm = 0,25 m
= 50 cm = 0,5 m
Jari-jari roda A = 30 cm, roda B = 40 cm, roda C = 50 rad/s
= 25 cm, roda D = 50 cm. Roda B berputar
dengan kecepatan anguler 50 rad. , kecepatan Ditanya: …?
anguler roda D adalah…. Jawab:
Karena roda A dan B seporos maka:
=
A. 80 rad.
B. 60 rad. = 50
C. 50 rad. = 50 .
D. 40 rad. = 50 . 0,3)
E. 30 rad. = 15 m.

Karena roda A dan C terhubung oleh tali maka


= = 15 m.

Jadi:
=
= 15
= 15
= 30 rad/s

Jawaban: E
133

8. Tabel dibawah menggambarkan kecepatan tiga Diketahui: C3


benda yang bergerak dalam selang waktu yang
sama Mengeksekusi

Ditanya: s .. ?

Jawab:
A. Benda A untuk t = 10 s sampai t =12 s
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan a)= = = = 5 m.
bahwa benda yang mengalami percepatan terbesar
adalah ...
B. Benda B untuk t = 8 s sampai t =10 s
A. Benda A untuk t= 10 s sampai t= 12 s
B. Benda B untuk t= 8 s sampai t= 10 s a)= = = = -7,5 m.
C. Benda B untuk t= 4 s sampai t= 6 s
D. Benda C untuk t= 6 s sampai t= 8 s C. Benda B untuk t = 4 s sampai t =6 s
E. Benda C untuk t= 8 s sampai t= 10 s a)= = = = 2,5 m.

D. Benda C untuk t = 6 s sampai t = 8 s


a)= = = =10 m.

E. Benda C untuk t = 8 s sampai t = 10 s


a)= = = = -5 m.

Pada uraian di atas, percepatan yang paling besar adalah pada


134

benda D, yaitu 10 m.

Jawaban: D
9. Perhatikan gambar alat penyemprot parfum di C2
bawah ini!
Membandingkan

Perhatikan pada dasar wadah atau di dalam wadah terdapat udara


dan fluida sehingga tekanan akan jauh lebih besar dibandingkan
pada daerah atas atau luar wadah yang tidak terdapat cairan ( >
Hubungan antara tekanan (P) dan kecepatan ).
cairan parfum (v) di ujung pipa dan di dalam alat
penyemprot parfum adalah ... Sebaliknya, pada daerah dalam wadah dengan kerapatan fluida
A. < sehingga > yang lebih besar maka kecepatan akan lebih kecil dibandingkan
B. < sehingga < dengan daerah atas atau luar wadah ( < )
C. > sehingga >
D. > sehingga < Jawaban: D
E. < sehingga =

10. Sebuah benda dimasukkan ke dalam air ( = 1 Diketahui: C3


g. ), ternyata 25 % dari volume benda = 1 g.
muncul di atas permukaan air (gambar1). = 0,9 g. Mengeksekusikan
Kemudian benda tersebut dicelupkan ke dalam
minyak yang massa jenisnya 0,9 g. (gambar Ditanya: …?
2) maka volume benda yang berada I atas
135

permukaan minyak (g = 10 m. ) adalah ... Jawab:


Ketika benda dicelupkan ke dalam air, ternyata 25 % bagian
benda muncul di atas permukaan air sehingga:
. =
0,9. = 0,75.
=
=

Jawaban: E
A. 1/12 bagian
B. 1/6 bagian
C. ¼ bagian
D. ¾ bagian
E. 5/6 bagian
11. Sebuah benda yang massanya 6 kg berada pada Diketahui: C3
bidang miring kasar dengan keofisien gesekan 0,3 μ = 0,3
seperti pada gambar. Benda meluncur ke bawah = 5 m. Mengimplementasi
dengan kecepatan awal 5 m. hingga berhenti kan
t=2s
setelah 2 s karena ditahan oleh gaya F (g= 10
m. dan tan α = ¾). Besar gaya F adalah ... g = 10 m.
tan α = ¾
Ditanya: F … ?
Pertama tentukan nilai percepatan dengan persamaan GLBB

= – a.t
0 = 5 – a.2
2a = 5
136

A. 6,6 N a= 2,5 m.
B. 15,0 N
C. 36,6 N Perhatikan gambar berikut:
D. 48,0 N
E. 60,0 N

Untuk menentukan besar gaya F, gunakan hukum II Newton


tentang gerak.
∑ = ma
w sin θ - - F = ma

a=

2,5=

15= 36 – F – (0,3).m.g.cos θ
15= 36 – F – (0,3).60.
15= 36 – F – 14,4
F = 21,6 – 15
F = 6,6 N
137

Jawaban: A

12. Balok A dan B dengan massa masing-masing 8 kg Diketahui: C3


dan 5 kg dihubungkan dengan tali melalui katrol = 0,5 Mengimplementasi
seperti pada gambar. Koefisien gesekan statis dan = 0,3 kan
kinetis antara balok dengan lantai adalah 0,5 dan
0,3 (g= 10 m. ). Balok C yang massanya 4 kg
kemudian diletakkan di atas balok A maka ...

Ditanya: =…?
Jawab:
=
A. Tegangan tali sistem menjadi lebih kecil
= 0,5 . (8.10)
dari semula
B. Tegangan tali sistem menjadi dua laki = 40 N
disemula
C. Sistem baloka menjadi diam (Benda bergerak karena )
D. Sistem balok bergerak dengan percepatan Saat digabung dengan C maka berlaku:
setengah kali semula
E. Sistem balok bergerak dengan percepatan =
dua kali semula = 0,5 . (80 + 40)
= 0,5 . 120
= 60 N

(Benda diam karena )


138
139

=
=
=
=

Jawaban: B

Penari A menyilangkan kedua tangan di dadanya


dengan momen inersia 0,9 kg. , sedangkan
penari B merentangkan kedua tangannya dengan
momen inersia 2,7 kg. .
Pebandingan dengan kecepatan sudut penari A
dan B adalah ...

A. 4 : 1
B. 3 : 1
C. 1 : 4
D. 1 : 3
E. 1 : 1
15. Sebuah pesawat ruang angkasa sedang mengitari Jika pada suatu saat pesawat kehilangan tenaga pada titik C2
bumi pada jarak tertentu dari permukaan bumi tertentu maka pesawat akan semakin mendekat kearah pusat
seperti ditunjukkan pada gambar. Jika pada suatu bumi secara perlahan (masih memiliki kecepatan sisa dari gerak Menafsirkan
saat pesawat kehilangan tenaga pada titik tertentu awal). Namun, saat semua komponen kecepatannya hilang (v=0)
dengan mengabaikan gaya gesekan udara dengan maka pesawat akan tertarik oleh bumi secara langsung.
pesawat maka orbit lintasan pesawat ruang
angkasa yang benar adalah gambar ...
140

A. Jawaban: A

B.

C.

D.

E.

16. Perhatikan gambar berikut. C3

Mengeksekusi
141

Benda bermassa m mula-mula berada di puncak Pada titik P benda memiliki dan maka:
bidang miring dan memiliki enrgi potensial .
Benda kemudian meluncur dan sampai di titik P. E =E ( adalah energi mekanik)
Energi kinetic yang dimiliki benda saat di titik P E =
adalah ... m.g.h = m.g. h +
A. 4
B. 2 = m. g. h (1 - )
C. 4/3 = m. g. h
D. ¾
E. ¼ = .

Jawaban: D
17. Balok 10 kg meluncur turun dari titik A melintasi C4
B dan berhenti di titik C seperti ditunjukkan oleh
gambar. Koefisien gesek kinetik antara balok dan Mengorganisasi
bidang kasar adalah 0,2 maka panjang lintasan A-
B-C adalah ...

Diketahui:

Ditanya:
142

Jawab:
μ = 0,2
Lintasan A – B = 50 cm
a=
a=
a = 10 .
A. 250 cm
B. 200 cm a = 6 m.
C. 150 cm
D. 100 cm =
E. 80 cm = 0 + 2.6.(0,5)
=6

Pada lintasan B – C
a= =
a= =
a= 2 m.

=
= 6 – 2. 2. s
=6
s = 1,5 m
s = 150 cm

Jawaban: C
143

18. Perhatikan tiga peristiwa tumbukan pada gambar Diketahui: C3


berikut!
Mengeksekusi

Ditanya: gambar I, II, & III …?

Ketiga balok bergerak dengan kecepatan = 3


m. menumbuk balok lain yang diam. Gambar I
Tumbukan yang terjadi bersifat tidak lenting sama
sekali maka urutan kecepatan balok setelah
tumbukan dari yang terbesar hingga terkecil
terdapat pada gambar ...
A. I, II, III P = P’
B. I, III, II =
C. II, I, III 4. 3 = 5 .
D. III, I, II = 2,4 m.
E. III, II, I
Gambar II

P = P’
=
144

1. 3 = 4 .
= m.

Gambar III

P = P’
=
1. 3 = 2 .
= m.

Jadi, urutan kecepatan balok setelah tumbukan dari yang terbesar


hingga terkecil terdapat pada gambar I,III,II

Jawaban: B
19. Sebuah bola bermassa 2 kg dilempar ke atas Diketahui: C3
dengan kelajuan tertentu sehingga mencapai titik g = 10 m/
tertinggi pada jarak 10 m seperti pada gambar. m = 2 kg Mengaplikasikan
Percepatan gravitasi bumi g = 10 m. . s = 10 m
Kecepatan benda di titik P adalah ...
Ditanya: …?
Jawab:
145

A. 2 m.
B. 5 m.
C. 10 m.
D. 15 m.
E. 20 m.

=
0=
= 200
= 10 √ m.

Maka,
=
=
=
=
=√
= 10 m.

Jawaban: C
20. Perhatikan gambar berikut! Diketahui: C3
= 2 kg
= 5,0 cm Mengeksekusi
= 10 cm
= 100 gr

Ditanya: : …?
146

Jawab:
Sebutir peluru ditembakkan dari senapan A ke Peluru A:
arah balok bermassa 2 kg, ternyata peluru =
bersarang di dalam balok dan balok naik setinggi m. = m. g. h
= 5,0 cm. Kemudian balok identic ditembak
= 2. g. h
dengan peluru dari senapan B, peluru juga
= 2. 10. (0,05)
bersarang di dalam balok dan balok naik setinggi
v=1
= 10 cm. Kedua peluru identic bermassa 100
gram.
Saat terjadi tumbukan:
Perbandingan kecepatan peluru dari senapan A
+ = P’
dan B adalah ...
+0=( ).v’
A. √ :
0,1. = (2 + 0,1). v’
B. 1 : √
C. : = 21 m.
D. :5
E. :5 Peluru B:
=
m. = m. g. h
= 2. g. h
= 2. 10. (0,1)
v=2

Saat terjadi tumbukan:


+ = P’
+0=( ).v’
0,1. = (2 + 0,1).√
= 21√

Jadi, perbandingan kecepatan peluru dari senapan A dan B


147

adalah:
= =
√ √
Jawaban: B
21. Pada percobaan pegas, beban yang massanya Diketahui: C2
berbeda-beda digantung pada ujung pegas
kemudian diukur pertambahan panjang pegas. Menyimpulkan
Data hasil percobaan tampak sebagai berikut.

Ditanya: Kesimpulan … ?

Jawab:
F = k. ∆x
Daru tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ...
Pada persamaan di atas dapat diketahui bahwa gaya berbanding
A. Semakin besar beban, semakin kecil lurus dengan pertambahan panjang. Artinya, semakin besar
pertambahan panjang gaya, semakin besar pertambahan panjang.
B. Semakin besar gaya, semakin besar
pertambahan panjang
C. Semakin besar gaya, semakin kecil Jawaban: B
pertambahan panjang
D. Konstanta pegas berbanding lurus dengan
pertambahan panjang
E. Konstanta pegas berbanding terbalik
dengan gaya
148

22. Volume gas ideal di dalam ruang tertutup Diketahui: =½ C3


diperkecil ½ kali semula dalam proses isotermis
maka tekanannya menjadi ... Ditanya: = … ? Mengeksekusii
A. ¼ kali semula
B. ½ kai semula Jawab:
C. 1 kali semula Keadaan Isotermis suhu pada sistem adalah konstan.
D. 2 kali samula
E. 4 kali semula Maka:
. = .
. = .½
2 =

Jawaban: D

23. Tiga batang konduktor P, Q, dan R dari jenis Diketahui: C4


berbeda memiliki panjang dan luas penampang = 20°C
sama disambungkan seperti gambar. = 90°C Mengorganisasi
= =

Suhu = 20°C dan = 90°C, koefisien konduksi


= = maka suhu dan adalah ... Ditanya: dan … ?
A. = 40°C, = 75°C Jawab:
B. = 40°C, = 60°C Kecepatan perpindahan kalor pada setiap bagian sama sehingga:
C. = 35°C, = 65°C
D. = 30°C, = 50°C = =
E. = 30°C, = 40°C
149

Antara logam P dan Q berlaku:


=
Karena = maka:
=
2( – 20) = ( )
2 – 40 =
= 3 – 40 …. (1)

Antara logam Q dan R berlaku:


=
Karena:
2 =4
=2
Maka:
=
2( – ) = ( )
2 –2 =
3 =
Subtitusikan ke persamaan (1) maka:
3( – ) = 90 +
– 120 = 90 +
= 210
= 30 K

Masukan nilai = 30 ke persamaan(1):


=
150

=
=
=

Jadi, = 30 K dan =

Jawaban: D
24. Sebanyak 75 gram air yang suhunya 20°C Diketahui: C3
dicampurkan dengan 50 gram air yang suhunya = 75 gram
tidak diketahui. Jika suhu akhir campuran 40°C, ∆ = (40 – 20) = 20°C Mengeksekusi
maka suhu air 50 gram mula-mula adalah ... = 50 gram
A. °C ∆ = ( – 40)
B. °C
C. °C Ditanya: … ?
D. °C Jawab:
E. °C Maka:
=
. c. ∆ = . c. ∆
75. 20 = 50. ( – 40)
150 = 5 – 200
350 = 5
= 70 °C

Jawaban: A
25. Dua bejana A dan B masing-masing berisi air Diketahui: C2
bersuhu =100 °C dan =40 °C, dicampurkan =100 °C
ke dalam satu wadah dan diletakkan di dalam =40 °C Menafsirkan
ruang yang bersuhu 70 °C. Jika suhu ruangan
dijaga konstan maka dalam kurun waktu tertentu Ditanya: Grafik … ?
grafik yang sesua dengan kondisi kedua zat cair Jawab:
151

tersebut adalah…. Grafik yang sesuai dengan kondisi kedua zat cair adalah gambar
E

Jawaban: E

A.

B.

C.

D.
152

E.

26. Grafik dibawah ini merupakan data yang Diketahui: C3


diperoleh dari pemanasan bubuk sampel zat m = 0,01 kg
tertentu bermassa 0,10 kg. Kalor jenis sampel zat Mengeksekusi
adalah ... Ditanya: c... ?
Jawab:
Q = . c. ∆
c= kalor jenis

Maka:
c=

Perhatikan grafik.
Jika Q = 420 dan ∆ = (10-0) = 10K,
Maka kalor jenisnya adalah:
A. 240 J. .
B. 420 J. . c=
C. 840 J. .
D. 2.400 J. . c=
E. 4.200 J. . c = 420 J. .

Jawaban: B
153

27. Dalam percobaan difraksi cahaya yang Diketahui: C3


menggunakan kisi 4500 garis. , pada layar = 1 mm
yang ditempatkan sejauh L dari kisi tampak jarak = Mengaplikasikan
pita terang orde kedua sebesar 1 mm. Apabila kisi
yang digunakan diganti dengan kisi lain yang
memiliki 5.400 garis. maka jarak pita
terang kedua diukur dari terang pusat adalah… Ditanya: ... ?
A. 0,6 mm Jawab:
B. 0,9 mm Jarak pita terang orde kedua sebesar 1 mm, maka:
C. 1,2 mm =
D. 1,6 mm
E. 2,2 mm =

=
=
=

Jawaban: C
28. Sebuah sistem pengeras memancarkan daya Diketahui: C3
akustik 36 л watt dan taraf intensitas 80 dB saat = 36 л watt Mengaplikasikan
didengar pada jarak x dari pengeras suara tersebut = 80 dB
( = watt. ). Nilai x yang tepat =x
adalah.… =
A. 100 m
B. 160 m Ditanya: r … ?
C. 175 m Jawab:
D. 225 m Berlaku:
E. 300 m = 10 log
80 = 10 log
154

8 = 10 log
log = log
=
I=

Maka:
I=
=
=
r=
r = 300 m

Jawaban: E

29. Sebuah gelombang berjalan dari titik A menuju Diketahui: C3


titik B yang dinyatakan dengan persamaan y = 10 t=2s
sin2лt ( ),y dalam cm dan t dalam sekon. x = 150 cm Mengeksekusi
Jarak A ke B sejauh 150 cm dan A telah bergetar Ditanya: y … ?
2 sekon maka simpangan di titik B addalah ...
Jawab:
A. 0 cm
B. 5 cm y = 10 sin 2л * +
C. 10 cm y = 10 sin 2л * +
D. 15 cm
E. 20 cm y = 10 sin 2л [ ]
y = 10 sin 2л
y = 10 sin 180
y=0
155

Jawaban: A
30. Persamaan gelombang stasioner pada tali sebagai Diketahui: C3
berikut: y = 2A sin k x cos ωt
y = 40 sin (10 л x ) cos (60 л t) y = 20 sin (10 лx) cos (50 лt) Mengimplementasi
Dari persamaan tersebut letak perut ke satu, dua, kan
dan tiga dari titik pantul adalah … Maka: A = 10; k = 10 л; ω = 50 л
A. 2,5 cm, 7,5 cm, dan 12,5 cm Jawab:
B. 5 cm, 10 cm, dan 15 cm k=
C. 5 cm, 15 cm, dan 25 cm
D. 7,5 cm, 15 cm, dan 22,5 cm =
E. 20 cm, 25 cm, dan 30 cm = = 0,2

Jadi:
Perut ke-1 = (2n + 1)
= (2.0 + 1) . (0,2) = 0,05 m = 5 cm

Perut ke-2 = (2.1 + 1) .(0,2)


= (3). . (0,2) = 0,15 m = 15 cm

Perut ke-3 = (2.2 + 1) .(0,2)


= (5). . (0,2) = 0,25 m = 25 cm

Jadi, letak perut ke satu, dua, dan tiga dari titik pantul adalah 5
cm, 15 cm, dan 25 cm.

Jawaban: C
156

31. Perhatikan gambar berikut! Diketahui: C3


= 4 cm
= 10 s Mengeksekusi
n=5
Ditanya: grafik … ?
Jawab:
Balok dihubungkan dengan pegas dan ditarik
sejauh 4 cm lalu dilepaskan sehingga sistem = =2s
bergetar harmonik. Dalam waktu 10 sekon terjadi = = 0,5 Hz
5 getaran maka grafik hubungan simpangan Jadi, grafik hubungan simpangan dengan waktu yang benar
dengan waktu getar yang benar adalah ... adalah gambar C

Jawaban: C

A.

B.
157

C.

D.

E.

32. Sebuah mikroskop yang memiliki fokus objektif 1 Diketahui: C3


cm dan okuler 15 cm digunakan untuk melihat = 1 cm
benda renik dengan pengamatan mata tanpa = 15 cm Mengimplementasi
akomodasi, ternyata jarak kedua lensa 27 cm. (saat mata tidak berakomadasi) = 27 cm kan
Kemudian pengamatan dilakukan dengan mata
berakomodasi maksimum (Sn=25 cm) maka jarak Ditanya:
kedua lensa adalah … (panjang mikroskop) mata berakomadasi maksimum = ... ?
A. 1 m
B. 16 m Jawab:
C. 21 m Saat mata tidak berakomadasi
158

D. 23 m d= +
E. 25 m 26 = +
= 27 – 15 = 12 cm

Saat mata berakomadasi maksimum


Saat mata berakomadasi maksimum bayangan dari lensa okuler
jatuh di titik dekat mata (Sn = 25 cm) atau = -Sn = -25 cm

Maka:
= +
= +

=
= cm

Jadi, panjang mikroskop adalah:


d=
d = 12 + 9,375
D = 21,375 cm = 21 cm

Jawaban: C
33. Perhatikan gambar berikut! C3
Kedua kawat berbeda arahnya maka kawat yang titik mengalami
gaya magnetic diletakkan di luat kawat yang memiliki arus Mengeksekusi
terkecil, yaitu

Perhatikan gambar
159

Dua kawat lurus sejajar berarus listrik = 2A dan


= 3A terpisah pada jarak α seperti pada gambar.
Sebuah kawat penghantar lurus yang lain (3) =
berarus listrik akan diletakkan di sekitar kedua
kawat sehingga kawat tidak mengalami gaya =
magnetik. Kawat (3) tersebut harus diletakkan
pada jarak….
A. 0,5 α di kiri kawat (1)
B. α di kiri kawat (1)
C. 2α di kiri kawat (1)
D. α di kanan kawat (2)
E. 2α di kanan kawat (2) 2a + 2x = 3x
2a = x

Jadi, kawat (3) tersebut harus diletakkan pada jarak 2 a di kiri


kawat (1)

Jawaban: C
160

34. Dua partikel A dan B bermuatan listrik sama, C3


yaitu +Q terletak di udara seperti pada gambar.
Mengeksekusi
Diketahui:
k= 9. N.
=
Di sekitar muatan Q terdapat titik-titik R, S, T, U
(k= 9. N. ). Agar gaya Coulomb
Ditanya:
antara dua muatan tersebut manjadi ¼ gaya
Jawab:
semula maka muatan di B digeser ke ...
Maka;
A. Titik R
B. Titik S =
C. Titik T k = .k
D. Titik U
E. Titik A =
2 =

Jadi, muatan di B di geser ke titik S.


Jawaban : B
35. Perhatikan gambar rangkaian lima buah lampu Ketika ditambahkan lampu pada rangkaian seri maka hambatan C2
identik berikut! total bertambah sehingga arus yang mengalir bertambah kecil.
Ketika arus bertambah kecil pada rangkaian maka lampu akan Menyimpulkan
bertambah redup.

Jawaban: D
161

Jika dipasang lampu keenam antara dan


maka ...
A. Lampu dan lebih terang dari semula
B. Lampu , dan lebih terang dari
semula
C. Lampu dan menyala sama terang
D. Lampu dan lebih redup dari semula
E. Lampu dan sama terang

36. Sebuah partikel bermuatan 3. C diletakkan Diketahui: C3


di antara dua keeping sejajar berjarak 0,3 cm. = 3. C
Agar partikel mendapat gaya 3. N, kedua = 3. N Mengimplementasi
keeping sejajar harus diberi pada potensial ... = 0,3 cm = 3. m kan
A. 100 volt Ditanya: ... ?
B. 1.000 volt Jawab:
C. 3.000 volt
D. 6.000 volt
E. 7.500 volt E=
E= (N/C)

V=E.r
V= . 3.
V = 3.
V = 3.
V = 3.000 V

Jawaban: C
37. Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut! Diketahui: C3

Mengimplementasi
162

kan

Besar daya lisrik pada hambatan 4 Ω adalah ... Ditanya: P… ?


A. 2,65 watt Jawab:
B. 3,20 watt Langkah 1: tentukan arah loop terlebih dahulun usahakan arah
C. 6,25 watt loop dengan arah arus.
D. 6,50 watt
E. 12,80 watt Langkah 2: tentukan kuat arus listrik percabangan. Sesuai
dengan hukum Kirchoff

I = +

Loop 1:

∑ ∑
(-4) + (

2 …….. (1)
163

Loop 2:
∑ ∑
(-4) + (
2 …….. (2)

Eliminasi pada persamaan (1) dan (2) sehingga diperoleh =


0,8 A.
Jadi, besar P pada 4Ω dengan arus = 0,8 A adalah:

P= V.I
P=
P= .4
P= 64. .4
P= 256. = 2,56 watt

Jawaban: A

38. Sebuah trafo step down tegangan primer 220 volt Diketahui: C3
dan tegangan sekunder 110 volt. Pada kumparan = 220 volt
primer mengalir arus 3 ampere dan trafo memiliki = 110 volt Mengimplementasi
efisiensi 60% daya yang hilang akibat panas atau =3A kan
penyebab lainnya adalah ... η = 60 %
A. 264 watt
B. 396 watt Ditanya:
C. 464 watt Jawab:
D. 482 watt Transformator step down berfungsi untuk menurunkan atau
E. 660 watt memperkecil tegangan bolak bali dari suatu sumber.
164
165

A. 0,116 =
B. 0,230
C. 0,345 6=
D. 0,560 λ =0,1155 0,116
E. 0,693

Jawaban: A
40. Pada reaksi inti berikut: Diketahui: C3
maka x Pada reaksi inti berlaku:
adalah ... 1. Hukum kekekalan energi Mengeksekusi
A. Positron 2. Hukum kekekalan momentum sudut
B. Neutron 3. Hukum kekekalan nomor atom
C. Elektron 4. Hukum kekekalan nomor massa
D. Proton Ditanya:
E. Alfa Jawab:
Maka, pada reaksi inti:

Jumlahkan:
1 + 235 = 140 + 94 + 2A
236 = 234 + 2A
A=1

0 + 92 = 54 + 38 + 2B
92 = 92 + 2B
B=0

Jadi, adalah neutron.

Jawaban: B
166
167

=1:1:1

Jawaban: A
2. Diketahui: C4 √ √
Sebuah bola dilemparkan vertical ke = 10 m/s Mengatr
atas dengan kecepatan 10 m. , 1 = 25 m/s ibusikan
detik kemudian bola kedua dilempar
vertical ke atas dengan kecepatan 25 Ditanya: h=….?
m. . Tinggi yang dicapai bola kedua
saat bertemu dengan bola pertama Waktu maksimal yang
adalah…. ( g = 10 m. ) ditempuh bola pertama
A. 3,0 m untuk mencapai
B. 4,8 m ketinggian maksimum:
C. 5,2 m Vt = Vo – g.t
D. 5,8 m 0 = 10 – 10t
E. 6,0 m t=1s

Setelah 1 detik, bola


pertama telah mencapai
ketinggian maksimal,
berarti benda akan
mengalami gerak jatuh
bebas dari ketinggian:

h= Vo.t – 1/2 .g.


h= 10.1 – ½.10.
h= 10-5 = 5 meter
Bola pertama akan
168

mengalami gerak jatuh


bebas dari ketinggian 5
meter dari tanah.

Gabungkan dengan bola


kedua:
=
5 – x = Vo.t – 1/2 .g.
5 – 5 = Vo.t – ½ g.
5 - 5 = 25.t - 5
t = 5/25 = 0,2 s
setelah 0,2 sekon, kedua
bola akan saling
bertemu.
Mencari tinggi yang
dicapai bola kedua:

h = Vo.t – ½ g.
h = 25. (0,2) – 5 .

h = 5 – 0,2
h = 4,8 meter

Jawaban: B
3. Perhatikan grafik v-t dari suatu benda Diketahui: C3 √ √
yang bergerak. V = 30 m/s Mengek
t =8s sekusi

Ditanya: s =…. ?
169

Jawab:
S = v.∆t
=
= v.∆t
=

= = = 30
m

= v.∆t = (5-2) x 30 =
Jarak yang ditempuh oleh benda 90 m
selama bergerak adalah….
A. 105 m
= = = 45
B. 165 m
C. 330 m m
D. 1650 m
E. 1820 m + + = 30 + 90 +
45 = 165 m

Atau, bisa dicari dengan


menggunakan rumus
luas benda
(1) Luas segitiga
(2) Luas persegi panjang
(3) Luas segitiga
Mencari bangun luas
benda

LI= = = 30
170

L II = P x L = 3 x 30 =
90 m
L III = = = 45
m

Total luas:
L I + L II + L III = 165
m

Jawaban: B
4. Seorang anak kecil berjalan sejauh 10 Mendeskripsikan C3 √ √
m ke arah timur, kemudian berbelok ke perpindahan dapat Mengek
utara sejauh 6 m dan kembali ke arah digambarkan dengan sekusi
barat sejauh 2 m, untuk kemudian skema vektor
berhenti. Besar perpindahan anak kecil
tersebut adalah….
A. 2 m
B. 6 m
C. 10 m
D. 14 m Diketahui:
E. 18 m 2m

6m

10 m
171
172
173

6. Perhatikan gambar dibawah ini ! Materi ini berkaitan C3 √ √


dengan kinematika Mengim
(gerak parabola) serta plement
implus dan momentum. asikan

I = ∆p

F ∆t = m ∆v
F = , karena
Dalam sebuah permainan golf, bola benda awalnya diam
yang massanya 0,2 kg (g = 10 m. ) maka
akan dimasukkan ke dalam lubang C
seperti tampak pada gambar. Pemukul F = …. (1)
menyentuh bola dalam waktu 0,01
sekon dan lintasan B – C ditempuh Diketahui:
bola dalan waktu 1 sekon. Gaya yang m = 0,2 kg
diperlukan pemain golf untuk g = 10 m/
memukul bola supaya tepat masuk ke ∆t = 0,01 s
dalam lubang C adalah….
=1s
A. 20 N
B. 80 N
Ditanya: F = ….?
C. 120 N
D. 180 N
Jawab:
E. 200 N
F=
Mencari nilai terlebih
dahulu
174

Pada gerak parabola


terdapat sifat
kesimetrian. Artinya,
kelajuan bola ketika
naik dan turun, pada
ketinggian yang sama
memiliki besar yang
sama. Dengan demikian,
dapat dicari dengan
menghitung kelajuan
awal benda ketika
bergerak dari B ke C.

x=
x= . cos θ . t
=

= = 10 m/s

Masukan nilai pada


persamaan (1) maka :

F=

F= = 200 N

Jadi, gaya yang


diperlukan pemain golf
untuk memukul bola
175

supaya tepat masuk ke


dalam lubang C adalah
200 N

Jawaban: E

7. Diketahui: C4 √ √
Massa A = Mengor
Massa B = ganisasi
(massa katrol diabaikan)
Balok B dengan
percepatan a, dan
gravitasi g

Ditanya: ….?
Dua buah balok dihubungkan dengan
Jawab:
katrol licin dan massa katrol diabaikan
seperti pada gambar. Massa A = , Balok B yang di
massa B = dan balok B turun
hubungkan dengan tali
dengan percepatan a. Jika percepatan
gravitasinya g, maka besar tegangan dapat digambar seperti
tali yang terjadi pada balok B
ini:
adalah….
A. T = .a T
B. T = (a–g)
C. T = (g–a)
D. T = (a–g) a
E. T = (g–a)
176

W
Hubungan percepatan
yang dihasilkan oleh
resultan gaya dapat
diperoleh dengan
persamaan Hukum II
Newton

a=


Karena balok B yang
ditanyakan, maka massa
benda terfokuskan pada
balok B, sehingga
persamaannya menjadi;
∑ =

Karena yang ditanyakan


tegangan dan terdapat
gaya berat benda yang
mempengaruhi nya
maka persamaannya
menjadi:
∑ =W-T
177

=w–T
.g–T
T= g-
T= (g – a)

Jawaban: E
8. Mobil melaju pada sebuah tikungan Diketahui: C3 √ √
jalan raya di posisi M seperti terlihat R = 40 m Mengek
pada gambar di bawah ini. = 0,4 sekusi
g = 10 m/

Ditanya: v=.… ?
Jawab:
 Pada lintasan
berbentuk lingkaran
terdapat gaya
sentripetal dan gayaa
sentrifugal.
 Dalam kasus ini, gaya
gesek antara ban
mobil dengan jalan
berperan sebagai gaya
sentripetal yang
mempercepat mobil ke
pusat tikungan
sehingga mobil bisa
menikung. Arah gaya
sentripetal selalu
178
179

C. 4√ m. diperbolehkan adalah
D. 5√ m. √ m/s.
E. 6√ m.
Jawaban: C
9. Empat buah partikel terletak pada Diketahui: C3 √ √
sistem koordinat kartesius seperti r=a Mengek
gambar. Momen inersia sistem partikel sekusi
terhadap pusat koordinat (0,0) Ditanya: I=.… ?
adalah…. Jawab:

I= …?
r=a

+ + +
= 2 + 2 +
+2
= 10

Jawaban: D

A. 3
B. 6
C. 7
D. 10
E. 12

10. Perhatikan gambar berikut ini ! Diketahui: C3 √ √


Mengim
180

L I = 6 x 2 = 12 plement
L II = 4 x 2 = 8 asikan
L III = 6 x 2 = 12

Ditanya: Koordinat
(x;y) … ?
Jawab:

X=

Letak koordinat titik berat bidang X =


berbentuk huruf H adalah….
A. ( 3 ; 4 )
X=
B. ( 3,5 ; 2,5 )
C. ( 3,5 ; 4 )
D. ( 4 ; 3 ) X= =4
E. ( 4 ; 4 )

Y=

Y=

Y=
Y= =3

Alternatif jawaban
 Titik berat sumbu x
untuk ketiga bidang
181

terletak di sumbu
simetrinya, = 4.
(sumbu simetri, garis
yang membagi suatu
bangun menjadi dua
bagian sama besar).

 Titik berat sumbu y


untuk ketiga bidang
terletak di sumbu
simetrinya, = 3.

Karena bentuk bidang


simetris maka titik berat
bidang tepat di tengah
bidang (4,3)

Jawaban: D
11. Perhatikan gambar ! Diketahui: C3 √ √
=2m Mengek
= 20 cm = 0,2 m sekusi

Ditanya: v=.…?

v=√
v=√
v=√
Pada sebuah tangki berisi air setinggi 2 v = 6 m.
m terdapat lubang kecil 20 cm dari
dasar. Jika g = 10 m. , maka
182

kecepatan keluarnya air dari lubang


adalah…. Jawaban: A
A. 6 m.
B. 8 m.
C. 10 m.
D. 12 m. sa
E. 14 m.

12. Sayap pesawat terbang dirancang agar Mengidentifikasi C2 √ √


memiliki gaya angkat ke atas aplikasi asas Bernoulli, Menyim
maksimum, seperti gambar. menurut asas Bernoulli, pulkan
udara di bagian atas
sayap menempuh jarak
yang lebih jauh
dibandingkan dengan
yang di bawah sayap.
 Akibatnya, kecepatan
aliran udara di bagian
atas sayap ( ) lebih
besar dari pada aliran
Jika v adalah kecepatan aliran udara udara di bagian bawah
dan P adalah tekanan udara, maka ( ), yaitu ( > ).
sesuai dengan azas Bernoulli  Namun, karena
rancangan tersebut dibuat agar…. kecepatan di atas lebih
A. > sehingga > besar maka
B. > sehingga < tekanannya menjadi
C. < sehingga < lebih kecil ( < ).
D. < sehingga > sehingga pesawat
E. > sehingga = dapat terangkat.
183

Jadi, agar pesawat


terbang memiliki gaya
angkat ke atas maka:

> sehingga <

Jawaban: B
13. Perhatikan gambar ! Diketahui: C3 √ √
 Volume benda dalam Mengek
fluida 1( )=½ sekusi
 Volume benda dalam
fluida 2 ( )=¾

Ditanya: =….?
Jawab:
Dua kubus identik dimasukkan ke Pada benda yang
dalam zat cair x dan zat cair y. Pada melayang atau terapung
zat cair x, bagian kubus yang muncul dalam fluida berlaku:
di atas permukaan adalah 0,4 bagian
dan pada zat cair y bagian kubus yang . = .
muncul di atas permukaan adalah 0,2
bagian. Perbandingan massa jenis zat = massa jenis fluida
cair x dan zat cair y adalah…. = volume benda yang
A. 2 : 3 tercelup sebagian
B. 3 : 2 = massa jenis benda
C. 3 : 4 = volume benda
D. 4 : 3
E. 9 : 4 = .
184

= .

= = = =

Jadi, perbandingan
massa jenis zat cair 1
dan 2 adalah 3:2

Jawaban: B

14. Perhatikan gambar berikut ! Diketahui: C3 √ √


=6 N Mengek
= 10N sekusi
=4 N
θ = 30°

Ditanya: =.…?
Jawab:
Batang berotasi di titik
D maka terjadi putaran.

=
Pada batang ABCD yang massanya = sin θ .2+
diabaikan, bekerja tiga gaya. Momen .1
gaya sistem dengan poros titik D = sin 30°. 3 – 10. 2
adalah…. + 4.1
185

A. 7 N.m searah jarum jam. = – 20 + 4


B. 7 N.m berlawanan arah jarum =
jam.
C. 2 N.m searah jarum jam. Tanda negative
D. 2 N.m berlawanan arah jarum menunjukkan
jam. berlawanan dengan arah
E. 1 N.m berlawanan arah jarum jarum jam.
jam. Jadi, momen gaya
sistem dengan poros
titik D adalah 7 N.m
berlawanan arah jarum
jam

Jawaban : B
15. Perhatikan gambar berikut ! Menuliskan komponen C3 √ √
yang mempengaruhi laju Mengek
benda sekusi
Diketahui:
= 6 m/
= 5,6 m
=1m

Ditanya: = …. ?
Jawab:
Sebuah bola sedang meluncur Mengesekusi
menuruni lintasan licin. Bila laju perhitungan Energi yang
benda di titik A sama dengan 6 m. terjadi pada laju benda
dan g = m. , laju benda di titik B menggunakan
adalah ... persamaan hukum
A. √ m. kekekalan energi
186

B. √ m. mekanik:
C. √ m.
+ = +
D. √ m.
mg + ½m = mg +
E. √ m.
½m
2g + = 2g +
= 2g ( - ) +
= 2 x 10 x 4,6 + 36 =
128
=√ m/s

Jawaban: E
16. Sebuah bola bermassa 0,8 kg jatuh Diketahui: C3 √ √
bebas dari ketinggian 180 cm di atas m = 0,8 kg Mengim
lantai tanpa kecapatan awal. Jika h = 1,8 m plement
setelah menumbuh lanntai bola =0 asikan
terpantul ke atas dengan kecepatan 5 = 5 m/s
m. (percepatan gravitasi = 10 g = 10 m/
m. ), maka besar implus pada bola
adalah … Ditanya: I … ?
A. 6,0 N.s Jawab:
B. 7,2 N.s  Langkah pertama, cari
C. 8,8 N.s kecepatan bola sesaat
D. 18,0 N.s sebelum menyentuh
E. 24,0 N.s lantai.

v=√
v=√
v=√ = 6 m/s
187

 Langkah kedua, cari


implusnya.

= ∆p
= m ( - v)
= 0,8 (5 – (-6)) = 8,8
N.s

Tanda (-) untuk


menunjukkan bahwa
bola bergerak ke bawah.

Jawaban: C
17. Diketahui: C3 √ √
R = 1,8 , tumbukan Mengek
lenting sempurna sekusi

Ditanya: v=….?
(kecepatan kedua bola
sesaat setelah
tumbukan)

Cari kecepatan kedua


Dua bola identik dijatuhkan bersamaan bola sesaat sebelum
dari ketinggian yang sama pada bidang tumbukan.
licin berbentuk setengan lingkaran Persamaannya dapat
dengan jari-jari 1,8 m. jika tumbukan
menggunakan v = √
antara kedua bola lenting sempurna,
kecepatan kedua bola sesaat setelah dengan R= h
tumbukan adalah….
A. 0 v=√
188

B. 3 m. v=√
C. 6 m. v=√
D. 9 m. v = 6 m/s
E. 11 m.
Karena tumbukan yang
terjadi adalah tumbukan
lenting sempurna maka
kecepatan sebelum
tumbukan dan sesudah
tumbukan dan sesudah
tumbukan adalah sama,
tetapi arahnya
berlawanan.

Jadi, kecepatan kedua


bola sesaat setelah
tumbukan adalah 6 m/s.

Jawaban: C
18. Suatu ruang tertutup gas ideal bersuhu Diketahui: C3 √ √
27 °C mempunyai tekanan P. = 27 C = 27 + 273 = Mengek
Kemudian gas dipanaskan sehingga 300 K sekusi
suhunya menjadi 327 °C. Jika = 327 C = 327 + 273
volumenya naik menjadi tiga kali = 600 K
volume awal, perbandingan tekanan =3
awal dan akhir adalah ...
A. 1 : 4 Ditanya: P1 : P2=.…?
B. 2 : 3
C. 3 : 2 Jawab:
D. 3 : 6 =
E. 4 : 1
189

.
.

: =3:2

Jawaban: C

19. Dua batang logam P dan Q yang Diketahui: C3 √ √


mempunyai panjang dan luas Mengek
penampang sama disambung menjadi = ; = ; sekusi
satu pada salah satu ujungnya dan pada =4
ujung-ujung yang lain dikenakan suhu = 25°C
berbeda seperti gambar. Bila = 200°C
konduktivitas termal logam P = 4 kali
konduktivitas termal logam Q, maka Ditanya: =….?
suhu pada sambungan kedua logam Jawab:
saat terjadi kesetimbangan termal Persamaan kalor
adalah ... konduksi

H= =
( = ,
= )
A. 120 °C
B. 100 °C
Sehingga:
C. 90 °C
D. 80 °C
=
E. 60 °C
190

. = .
4 (25 - ) = ( –
200)
100 - 4 = – 200
=
= 60 °C

Jadi, suhu pada


sambungan kedua logam
saat terjadi
keseimbangan termal
adalah 60°C

Jawaban: E

20. Berikut ini adalah pernyataan – 1. Menjelaskan sifat- C2 √ √


pernyataan yang berkaitan dengan sifat gas ideal. Sifat- Mengkl
molekul gas ! sifat gas ideal yaitu; asifikasi
(1) Partikel-partikel bergerak secara kan
acak. a) Gas terdiri atas
(2) Energi antar partikel mengalami partikel-partikel
perubahan karena tumbukan. padat kecil yang
(3) Gaya tarik-menarik antar partikel bergerak dengan
diabaikan. kecepatan tetap dan
(4) Tumbukan yang terjadi antar dengan arah
partikel bersifat lenting sempurna. sembarang
(5) Saat terjadi tumbukan, partikel gas b) Gerakan partikel
mengalami perubahan kecepatan dipengaruhi oleh
karena memindahkan sebagian tumbukan antara
energy ke dinding. masing-masing
191

partikel atau antara


Pernyataan-pernyataan di atas yang partikel dan dinding.
sesuai dengan sifat gas ideal adalah…. Tumbukan yang
A. (1), (3), (5) terjadi tersebut
B. (1), (3), (4) berupa tumbukan
C. (2), (3), (4) lenting sempurna
D. (2), (4), (5) c) Gaya tarik menarik
E. (3), (4), (5) antar partikel sangat
kecil sekali dan
dianggap tidak ada
(diabaikan)
d) Partikel bergerak
dalam garis lurus
e) Waktu terjadinya
tumbukan
antarpartikel atau
antara partikel
dengan dinding
sangat singkat dan
bisa diabaikan
f) Ukuran volume
partikel sangat kecil
dibandingkan ukuran
volume ruang tempat
partikel tersebut
bergerak. Berlaku
hukum Newton
tentang gerak.

Jawaban: B
192

21. Setengah kilogram es bersuhu -20°C Diketahui: C3 √ √


dicampur dengan air bersuhu 20°C = - 20°C Mengek
sehingga menjadi air seluruhnya pada = 20°C sekusi
suhu 0°C. Jika kalor jenis es 0,5 = 0°C
kal. . . Maka massa air mula- = 1000 g
mula adalah ...
A. 1,50 kg Ditanya:
B. 2,25 kg = …?
C. 3,75 kg
D. 4,50 kg Jawab:
E. 6,00 kg c∆ T = c∆ T +
mL
m.1. (20 – 0) = 1/2. 1/2.
(0-(-20)) + ½. 80
m . 20 = 5 + 40
m . 20 = 45
m=
m = 2, 25 kg

Jawaban: B
22. Sebuah bejana alumunium seperti pada Diketahui: C3 √ √
gambar di bawah ! a= air raksa Mengek
Bejana diisi penuh raksa pada suhu b= bejana sekusi
22°C. Jika bejana bersama raksa = 22°C
dipanaskan hingga suhunya mencapai = 82°C
82°C. (koefisien muai panjang γa = 1,8.
aluminium 25. dan αb = 25.
koefesien muai volume raksa
1,8. , maka banyaknya raksa Ditanya: ∆V=.… ?
193

yang tumpah adalah….


Jawab:
∆V = ∆Va - ∆Vb
∆Va = Vo γa ∆t
∆Vb = Vo (3 αb) ∆t

Vo = Voa = Vob
∆t = (82 - 22) °C = 60
°C
A. 0,86 c.
B. 0,78 c. Volume air raksa yang
C. 0,62 c. tumpah sama dengan
D. 0,38 c. selisih perubahan
E. 0,27 c. volume air raksa dengan
perubahan volume
bejana akibat
pemanasan.

∆V = ∆Va - ∆Vb
∆V = Vo γa ∆t - Vo (3
αb) ∆t
∆V = Vo (γa - 3 αb) ∆t
∆V = Vo (1,8× -3•
25× ) 60
∆V = 0,062 Vo

Jawaban: C
23. Seutas senar yang penjangnya 2 m Diketahui: C3 √ √
diikat salah satu ujungnya dan ujung n= 5 simpul Mengim
lainnya digetarkan dengan vibrator λ = 1 m plement
sehingga terbentuk 5 simpul asikan
194

gelombang stasioner. Letak perut ke Ditanya: =....?


dua dari ujung pantul adalah…. Jawab:
A. meter λ=l/n
=2/2
=1m
B. meter
= 0,2
C. meter = + 0,5
D. meter = 0,25 + 0,5
= 0,75 m
E. meter Jawaban: B

24. Lihat grafik di samping ! 1. Menuliskan rumus C2 √ √


umum konstanta Menafsi
pegas. Konstanta rkan
pegas dirumuskan
sebagai
k=
2. Mengidentifikasi
rumus konstanta
pegas.
Besar konstanta pegas
berbanding lurus
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan dengan besar gaya (F)
bahwa…. dan berbanding
A. Konstanta pegas P paling terbalik dengan
kecil pertambahan panjang
B. Konstanta pegas Q paling kecil ( ).
C. Konstanta pegas R paling kecil
195

D. Konstanta pegas P > dari Q Urutan konstanta dari


E. Konstanta pegas R < dari Q yang terbesar hingga
yang terkecil adalah:
R–Q–P

Sehingga:
 Pegas R memiliki
konstanta gaya
paling besar
 Pegas P memiliki
kontanta pegas
paling kecil
 konstanta pegas Q <
dari R
 konstanta pegas Q >
dari P

Jawaban: A
25. Cahaya monokromatik dengan panjang Diketahui: C3 √ √
gelombang 600 nm, melewati celah = 600 nm Mengek
ganda yang berjarak 0,2 mm satu = 0,2 mm sekusi
terhadap lainnya. Pola interferensi =1m
terang-gelap ditangkap di layar
berjarak 1 m dari kedua celah tersebut. Ditanya: P=.…?
Jarak pita terang pertama dari terang Jawab:
pusat adalah.…
A. 0,3 cm
B. 0,6 cm = 1.600 x
C. 1,2 cm
D. 1,5 cm
196

E. 1,8 cm P. 2 x = 600 x

P=
P=3x m
P = 0,3 cm

Jawaban: A

26. Disna yang memiliki jarak baca mata Diketahui: C3 √ √


normal 25 cm, mengamati sebuah Sn = 25 Mengek
objek dengan lup yang kekuatannya 10 P = 10 Dioptri sekusi
dioptri. Jika Disna mengamati objek
dengan mata tidak berakomodasi, Ditanya: M=.... ? mata
perbesaran bayangan objek dengan berakomodasi
mata tidak berakomodasi, perbesaran Jawab:
bayangan objek adalah…. M = Sn/f
A. 2,0 kali Mencari nilai f
B. 2,5 kali
C. 2,8 kali P = 100/f
D. 3,5 kali f = 100/10
E. 4,0 kali = 10 cm

Jadi Perbesaran
M = Sn/f
= 25/10
= 2,5 kali

Jawaban: B
27. Jika ltak tik P, Q, dan R dari sumber Diketahui: C3 √ √
bunyi S masing-masing berurutan 25 Jarak sumber ke: Mengek
197

m, 50 m, dan 75 m, maka P = 25 meter sekusi


perbandingan intensitas yang diterima Q = 50 meter
di R, Q dan P adalah…. R = 75 meter
A. 4 : 36 : 9
B. 4 : 9 : 36 Ditanya:
C. 9 : 4 : 36 Perbandingan intensitas
D. 9 : 36 : 4 yang diterima di R, Q
E. 36 : 9 : 4 dan P =.…?

Jawab:
Jika di urutkan R, Q dan
P ternyata terurut dari
jarak terjauh sampai
dengan jarak terdekat

I = P/A
A = 4πr²

Intensitas bunyi
berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak,
artinya semakin jauh
jaraknya dari sumber
bunyi, maka intensitas
yang diterima akan
semakin kecil.

Perbandingan , ,
adalah
: :
198

Perbandingan di atas
sederhanakan dengan
cara membaginya
dengan P dan dikali
dengan . Menjadi:
:

Perbandingan diatas
dikali 25
:

Perbandingan diatas
dikali 36
4 : 9 : 36

Maka perbandingannya
adalah 4 : 9 : 36

Jawaban: B

28. Sebuah ambulans bergerak dengan Menghitung frekuensi C3 √ √


kecepatan 72 km. sambil yang didengar saat Mengim
membunyikan sirine dengan frekuensi pengandara mendekat plement
1000 Hz, pengendara sepeda motor dan menjauh asikan
bergerak dengan kelajuan 20 m.
berlawanan arah dengan ambulans. Diketahui:
Jika kecepatan bunyi di udara 300 = 72 km/jam = 20
m. . Perbandingan frekuensi yang m/s
didengar oleh pengendara sepeda = 1.000 Hz
199

motor saat mendekat dan menjauh = 20 m/s


adalah…. v = 300 m/s
A. Hz
Ditanya:
mendekat :
B. Hz
menjauh=….?

C. Hz Jawab:

D. Hz dekat = x
dekat = x
E. Hz 1.000
dekat = x 1.000
dekat =

jauh = x
jauh = x
1.000
jauh = x 1.000
jauh =

= x

= x
200

Jadi, perbandingan
frekuensi yang didengar
oleh pengendara sepeda
motor saat mendekat
dan menjauh adalah 64 :
49

Jawaban: B

29. Perhatikan pernyataan-pernyataan Menuliskan pernyataan C2 √ √


berikut: tentang sifat gelombang Menyim
(1) terjadi pemantulan bunyi. Pernyataan pulkan
(2) terjadi difraksi tentang sifat gelombang
(3) mengalami interferensi bunyi yaitu;
(4) mengalami dispersi  Terjadi pemantulan
(5) mengalami polarisasi  Dapat dibiaskan
Pernyataan yang benar tentang sifat  Terjadi difraksi
gelombang bunyi adalah….  Mengalami
A. (1), (2), dan (3) interferensi
B. (1), (2), dan (4)  Dapat beresonansi
C. (1), (2), dan (5)
D. (2), (3), dan (4) Jadi pernyataan yang
E. (2), (4), dan (5) benar tentang sifat
gelombang bunyi adalah
1, 2, 3. Sedangkan,
dispersi dan polarisasi
merupakan sifat cahaya.
201

Jawaban: A

30. Persamaan gelombang berjalan: Persamaan gelombang C3 √ √


Y = 2 sin 2 л (4t – 2x) secara umum dapat Mengek
Dengan t dalam sekon dan x dalam ditulis sebagai: sekusi
meter.
(1) Amplitudo gelombang 20 m y = A sin 2л ( ft - )
(2) Panjang gelombang 5 m
(3) Frekuensi gelombang 4 Hz Sedangkan, persamaan
(4) Cepat rambat gelombang 2 m. yang diberikan pada soal
adalah :
Dua pernyataan di atas yang benar
adalah…. y = 2 sin л ( 4t - )
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3) Dari dua persamaan itu
C. (2) dan (3) jika dibandingkan kita
D. (2) dan (4) mendapatkan:
E. (3) dan (4)
 Amplitudo A = 2
meter (pernyataan 1
salah)
 = 2 sehingga = 0,5
meter (pernyataan 2
salah)
 Frekuensi f = 4 Hz
(pernyataan 3 benar)
 v = x f = 0,5 x 4 = 2
m/s (pernyataan 4
benar)
202

Jadi, pernyataan yang


benar adalah 3 dan 4.

Jawaban: E

31. Sebuah penghantar berarus listrik Mengidentifikasi arah C2 √ √


berada dalam medan magnet homogen Arus, medan magnet, Menafsi
seperti pada gambar. dan gaya magnet sesuai rkan
kaidah tangan kanan

F
Arah gaya magnetik yang dilalui kawat Arah gaya magnetic
penghantar adalah searah sumbu … yang di lalui kawat
A. X + penghantar mengarah
B. X - kedalam sumbu X
C. Y + dengan arah yang
D. Y - negative, maka X -
E. Z +
Jawaban: B
32. Perhatikan gambar rangkaian berikut ! Rangkaian yang C2 √ √
diberikan pada soal Menafsi
merupakan rangkaian rkan
kapasitif murni, karena
203
204
205

=9V

Ditanya: =.... ?
Jawab:
Untuk menyelesaiakan
soal ini gunakan Hukum
II Kirchoff, dengan
aturan;
Besar beda potensial pada hambatan 3  Arah loop searah
Ω adalah…. dengan arus maka
A. 0,17 volt kuat arus bertanda
B. 0,50 volt positif, dan
C. 1,50 volt sebaliknya
D. 2,00 volt  Jika saat mengikuti
E. 6,00 volt arah loop, dijumpai
dahulu kutub positif
sumber tegangan
maka ggl bertanda
positif, dan
sebaliknya.
Hukum II Kirchoff
menyatakan:

∑ -∑ .R=0

Sehingga:
(9 – 12) – I (6 + 9 + 3) =
0
-3 = -18I
I= = A
206

Besar beda potensial (V)


pada hambatan 3 Ω
dapat dihitung dengan
rumus:
I.
x3
Ω

Jawaban: B
34. Tiga buah muatan titik membentuk Diketahui: C4 √ √
bangun segitiga sama sisi seperti = + 2 μC = 2 x Mengor
gambar berikut. C ganisasi
= + 5 μC = 5 x
C
= - 15 μC= 15 x
C
r = 3 cm = 3 x m
k=9x N. .

Ditanya: =.… ?
Jawab:
Jika panjang satu sisinya 3 cm, maka =
resultan gaya listrik yang dialami di
=9x
titik A sebesar … ( 1μC = C dan
k=9x N. . )
A. 100 N
B. 300 N =
C. 100 √ N = N
207

D. 300 √ N
E. 400 √ N =
=9x

=
= N

=

=

=

=√
=√
= 100 √

Jawaban: C

35. Perhatikan gambar model atom di 1. Menentukan pencetus C2 √ √


bawah ini ! teori atom yang Merang
menggambarkan kum
atom bermuatan
positif (sebagai pusat
massa) dan elektron-
elektron bermuatan
negative mengelilingi
inti. Teori ini di
208

ungkapkan oleh
Rutherford (1910).
2. Menuliskan
kelemahan teori atom
Rutherford
Kelemahan teori
atom Rutherford
yaitu teorinya
Kelemahan model atom tersebut bertentangan dengan
adalah…. hukum fisika klasik
A. elektron yang mengelilingi inti yang menyatakan
akan memancarkan energi materi yang bergerak
sehingga lintasannya berbentuk akan kehilangan
spiral dan suatu saat jatuh ke materi dalam bentuk
dalam inti. gelombang
B. elektron yang mengelilingi inti elektromagnetik,
akan menyerap energi karena elektron
sehingga lintasannya adalah materi maka
berbentuk seperti lintasan ketika bergerak
planet. mengelilingi inti,
C. elektron yang mengelilingi inti semakin lama
akan memancarkan energi energinya akan habis
sehingga elektron tetap berada dan elektron jatuh ke
pada lintasannya. inti atom, ini
D. elektron yang mengelilingi inti bertentangan dengan
akan menyerap energi sehingga kenyataan
elektron tetap berada pada
lintasannya. Jawaban: B
E. elektron yang mengelilingi inti
tidak memancarkan energi
209

sehingga lintasannya seperti


lintasan planet.

36. Perhatikan pernyataan-pernyataan Menuliskan pernyataan C2 √ √


berikut ! transformator step- Menyim
(1) Menurunkan tegangan listrik DC down. pulkam
(2) Menaikkan tegangan listrik DC -Memiliki lilitan
(3) Menurunkan tegangan listrik AC sekunder lebih sedikit
(4) Jumlah lilitan primer lebih besar daripada lilitan primer
daripada jumlah lilitan sekunder.-Berfungsi sebagai
penurun tegangan bolak-
Pernyataan yang benar untuk balik (AC) menjadi
transformator step-down yaitu…. tegangan yang
A. (1) dan (2) diinginkan
B. (1) dan (3)
C. (1) dan (4)
D. (2) dan (3)
E. (3) dan (4)
Jawaban: E
37. Lima buah kapasitor , , , , Menghitung muatan C3 √ √
disusun seri seperti gambar. yang tersimpan pada Mengim
rangkaian kapasitor plement
asikan
Diketahui:
2μF
3μF
4μF
4μF
Besar muatan yang tersimpan pada 6μF
kapasitor adalah….
A. 54 μC V = 36 V
210

B. 36 μC Ditanya: Q pada =.…


C. 24 μC ?
D. 20 μC
E. 12 μC =

= =

= μC

C=
Q=CxV
Q = 36 x
Q = 24 μC

Jawaban : C
38. Pernyataan-pernyataan berikut ini 1) Menulis efek C2 √ √
berkaitan dengan efek fotolistrik: fotolistrik. Mengkl
(1) Menggunakan foton dengan Efek fotolistrik yaitu: asifikasi
panjang gelombang yang lebih kan
211

pendek dari panjang gelombang Ek = E – , di mana


ambang Ek = energi kinetic
(2) Menggunakan logam dengan elektron
nilai energi ambang kecil E = energi foton = =
(3) Penggunaan dengan frekeuensi
hf
yang lebih besar dapat
menyebabkan energi kinetic = energi ambang =
elektron bertambah besar =h
(4) Banyaknya elektron lepas dari
permukaan logam bergantung Berikut pernyataan-
pada frekuesi cahayanya pernyataan pada soal
Pernyataan yang benar adalah…. yang berkaitan dengan
A. (1), (2), (3), dan (4) efek fotolistrik:
B. (1), (2), dan (3) (1)Menggunakan foton
C. (1) dan (3) saja dengan panjang
D. (2) dan (4) saja gelombang yang
E. (3) saja lebih pendek dari
panjang gelombang
ambang (Benar,
karena akan
mengakibatkan
energi foton lebih
besar dari energi
ambang)

(2) Menggunakan logam


dengan nilai energi
ambang kecil
(Benar, karena ini
berarti agar elektrok
keluar dari logam
212

tidak membutuhkan
energi foton yang
terlalu besar)

(3) Penggunaan dengan


frekeuensi yang
lebih besar dapat
menyebabkan energi
kinetic elektron
bertambah besar
(Benar, karena besar
energi berbanding
lurus dengan
frekuensi)

(4) Banyaknya elektron


lepas dari
permukaan logam
bergantung pada
frekuesi cahayanya
(Salah, banyaknya
elektron yang keluar
tidak bergantung
pada frekuensi,
namun pada
intensitas cahaya)

Jadi pernyataan yang


benar adalah 1, 2 dan 3
213

Jawaban : B

39. Perhatikan gambar grafik peluruhan ! Menghitung jumlah C3 √ √


massa sisa peluruhan Mengek
setelah 12 jam. sekusi

Diketahui:
= 800 gram
T = 4 jam
t = 12 jam

Ditanya: N=….?

Secara matematis rumus


mencari massa dapat
ditulis sebagai berikut:
Jumlah massa yang belum meluruh N = (
setelah 12 jam adalah….
A. 50 gram N = 800 (
B. 75 gram
C. 100 gram
D. 125 gram N = 800 (
E. 150 gram
N = 100 gram

Jawaban : C
40. Perhatikan reaksi inti berikut ! Diketahui: C3 √ √
13 +2 14 + 1 13 = 26,9901 sma mengim
+Q 2 = 4,0039 sma plement
Diketahui 13 = 26,9901 sma 14 = 29,9833 sma asikan
214

2 = 4,0039 sma 1 = 1,0081 sma


14 = 29,9833 sma 1 sma = 931 MeV
1 = 1,0081 sma
Ditanya: e=.…?
Jika 1 sma = 931 MeV, maka nilai 13 + 2
energi yang dihasilkan pada reaksi inti
adalah…. 14 +1 +Q
A. 0,0025 MeV
B. 2,4206 MeV 13 +2
C. 4,2753 MeV 26,9901 sma + 4,0039
D. 6,5432 MeV sma = 30,9940
E. 9,3751 MeV
14 +1
29,9833 sma + 1,0081
sma = 30,9914

Hasil energi dari reaksi


inti adalah..
13 +2
14 +1 +Q
30,9940 sma- 30,9914
sma = 0,0026sma

1 sma = 931 MeV


0,0026 x 931 MeV =
0,0025 MeV

Jawaban: B
216

m.
Maka:

=√

=√
=√
= √ = 2 m.

Jawaban: C
2. Tebal dua buah plat besi yang C3 √ √
diukur bergantian menggunakan
Plat I
mikrometer sekrup, hasilnya Mengeks
masing-masing ditunjukkan pada ekusi
gambar dibawah.

Skala utama = 2,5 (garis

Selisih tebal kedua plat besi adalah skala atas menunjukkan 2


... mm dan skala bagian

A. 1,08 mm bawahnya menunjukkan 0,5


B. 1,58 mm mm maka skala utamanya
217

C. 2,08 mm jika dijumlahkan adalah 2,5


D. 2,58 mm
mm).
E. 2,68 mm
Skala nonius = 34 x 0,01 mm
= 0,34 mm (perhatikan garis
yang berhimpit pada skala
nonius dan garis mendatar
pada skala utama)
Hasil pengukurannya adalah:

X = skala utama + skala


nonius
X = 2,5 mm + 0,34 mm
X = 2,84 mm

Plat II

Skala utama = 4 mm
218

Skala nonius = 42 x 0,01 mm


= 0,42 mm
Hasil pengukurannya adalah:
X = skala utama + skala
nonius
X = 4,0 mm + 0,42 mm
X = 4,42 mm
Maka, selisih kedua plat
adalah:
= 4,42 mm – 2,84 mm
= 1,58 mm

Jawaban: B
3. Sebuah mobil mula-mula bergerak Diketahui: C3 √ √
lurus dengan kecepatan konstan 72
V = 72 km/jam = 20 m.
km. selama 20 sekon, Mengimp
kemudian dipercepat dengan 20 detik pertama mobil lementasi
percepatan 3 selama 10 sekon kan
bergerak dengan kecepatan
dan diperlambat dengan
perlambatan 5 hingga mobil konstan maka grafik berupa
berhenti. Bentuk grafik kecepatan garis lurus.
(v) terhadap waktu (t) perjalanan
mobil tersebut adalah ...
Kemudian, mobil dipercepat
219

selama 10 detik maka mobil


bergerak berubah beraturan
dengan percepatan 3 m.
sehingga kecepatan akhir
A. adalah:

Jawab:

a=

B. 3=

- 20 = 30

= 50 m.

C. Lalu mobil diperlambat


dengan perlambatan 5
m. . Karenanya diperoleh
selang waktu:

a=

D. a=

-5 =

-5( = -50
220

-5 + 150 = -50

-5 = -50 – 150

=
E.
= 40 s

Jadi, grafik yang cocok


adalah grafik pada pilihan B

Jawaban: B
4. Sebuah partikel yang bergerak ke Diketahui: C3 √ √
atas memenuhi persamaan y = 8t - y = 8t -
dengan y dan t masing-masing t=2s Mengeks
dalam satuan meter dan sekon. ekusi
Kecepatan benda saat t = 2 sekon
adalah ...
A. 2 m.
B. 4 m.
C. 8 m.
D. 12 m.
221

E. 16 m.
Ditanya: v = … ? saat 2
sekon

Persamaan kecepatan adalah


turunan pertama dari
persamaan posisi maka:
v = y’ = 8 – 2t
Jika t = 2 maka kecepatannya
adalah:
v = 8 – 2t
v = 8 – 2 (2)
v=8–4
v = 4 m.

Jawaban: C
5. Sebuah bola dilempar dengan sudut Diketahui: C4 √ √
elevasi 30° menempuh lintasan
parabola seperti terlihat pada Mengatri
gambar. Percepatan gravitasi 10 busikan
m. , maka perbandingan
kecepatan di titik A, B, C adalah….
Benda bergerak dengan
lintasan parabola dengan
sudut elevasi , percepatan
gravitasi 10 m. , dan
222

kecepatan awal ( 60
m. .

Ditanya:
Perbandingan kecepatan di
A. √ :√ :√ titik A, B dan C ?
B. √ :√ :√
Jawab:
C. √ :√ :√ Cari komponan kecepatan
D. √ :√ :√ awal di sumbu x dan sumbu
E. √ :√ :√ y.

= cos α
= cos
= ½√
= √

= sin α
= sin
= ½
=

Kecepatan pada sumbu x


sama di setiap tempat karena
tidak ada percepatan.
Artinya, di titik A, B, dan
C sama ( = √ ).

Pada titik A:
= – g.t
223

= – 10.1
= m.
Maka:
=√

=√ √
=√
=√ m.

Pada titk B:
= – g.t
= – 10.2
= m.

=√

=√ √
=√
=√ m.

Pada titk C:
= – g.t
= – 10.3
=
224

=√

=√ √
=√ m.

Jadi, perbandingan kecepatan


di titik A: B: C adalah:

√ √ √
√ √ √

Jawaban: E

6. Seorang pembalap mobil sedang Diketahui: C3 √ √


melintasi tikungan miring dengan = 6 m.
sudut kemiringan θ dan jari-jarinya g = 10 m. Mengeks
12 m. Kecepatan maksimum mobil r = 12 m ekusikan
6 m. maka nilai tan θ adalah ...
Ditanya:
tan θ = … ?

Jawaban:
=√
6=√
36 = 120 .
=
A. 2/5 =
225

B. 5/10
C. 3/10
D. 2/11 Jawaban: C
E. 1/12

7. Perhatikan gambar berikut! Diketahui: C3 √ √


= 30 cm = 0,3 m Mengimp
= 40 cm = 0,4 m lementasi
= 25 cm = 0,25 m kan
= 50 cm = 0,5 m
Jari-jari roda A = 30 cm, roda B = = 50 rad/s
40 cm, roda C = 25 cm, roda D =
50 cm. Roda B berputar dengan Ditanya: …?
kecepatan anguler 50 rad. , Jawab:
kecepatan anguler roda D adalah…. Karena roda A dan B seporos
maka:
=
A. 80 rad.
B. 60 rad. = 50
C. 50 rad. = 50 .
D. 40 rad. = 50 . 0,3)
E. 30 rad. = 15 m.

Karena roda A dan C


terhubung oleh tali maka
= = 15 m.

Jadi:
=
= 15
= 15
226

= 30 rad/s

Jawaban: E
8. Tabel dibawah menggambarkan Diketahui: C3 √ √
kecepatan tiga benda yang bergerak
dalam selang waktu yang sama Mengeks
ekusi

Ditanya: s .. ?

Jawab:
A. Benda A untuk t = 10 s
sampai t =12 s
Berdasarkan tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa benda yang a)= = = =5
mengalami percepatan terbesar m.
adalah ...
A. Benda A untuk t= 10 s B. Benda B untuk t = 8 s
sampai t= 12 s sampai t =10 s
B. Benda B untuk t= 8 s sampai a)= = = = -7,5
t= 10 s
m.
C. Benda B untuk t= 4 s sampai
t= 6 s
C. Benda B untuk t = 4 s
D. Benda C untuk t= 6 s sampai
sampai t =6 s
t= 8 s
E. Benda C untuk t= 8 s sampai a)= = = = 2,5
t= 10 s m.
227

D. Benda C untuk t = 6 s
sampai t = 8 s
a)= = = =10
m.

E. Benda C untuk t = 8 s
sampai t = 10 s
a)= = = = -5
m.

Pada uraian di atas,


percepatan yang paling besar
adalah pada benda D, yaitu
10 m.

Jawaban: D
228

9. Perhatikan gambar alat penyemprot C2 √ √


parfum di bawah ini!
Memban
dingkan

Perhatikan pada dasar wadah


atau di dalam wadah terdapat
udara dan fluida sehingga
Hubungan antara tekanan (P) dan tekanan akan jauh lebih besar
kecepatan cairan parfum (v) di dibandingkan pada daerah
ujung pipa dan di dalam alat atas atau luar wadah yang
penyemprot parfum adalah ... tidak terdapat cairan ( >
A. < sehingga > ).
B. < sehingga <
C. > sehingga > Sebaliknya, pada daerah
D. > sehingga < dalam wadah dengan
E. < sehingga = kerapatan fluida yang lebih
besar maka kecepatan akan
lebih kecil dibandingkan
dengan daerah atas atau luar
wadah ( < )

Jawaban: D
10. Sebuah benda dimasukkan ke Diketahui: C3 √ √
dalam air ( = 1 g. ), = 1 g.
ternyata 25 % dari volume benda Mengeks
229

muncul di atas permukaan air = 0,9 g. ekusikan


(gambar1). Kemudian benda
tersebut dicelupkan ke dalam Ditanya: …?
minyak yang massa jenisnya 0,9 Jawab:
g. (gambar 2) maka volume Ketika benda dicelupkan ke
benda yang berada I atas dalam air, ternyata 25 %
permukaan minyak (g = 10 m. ) bagian benda muncul di atas
adalah ... permukaan air sehingga:
. =
0,9. = 0,75.
=
=

Jawaban: E

A. 1/12 bagian
B. 1/6 bagian
C. ¼ bagian
D. ¾ bagian
E. 5/6 bagian
11. Sebuah benda yang massanya 6 kg Diketahui: C3 √ √
berada pada bidang miring kasar μ = 0,3
dengan keofisien gesekan 0,3 = 5 m. Mengimp
seperti pada gambar. Benda lementasi
t=2s
meluncur ke bawah dengan kan
kecepatan awal 5 m. hingga g = 10 m.
berhenti setelah 2 s karena ditahan tan α = ¾
230

oleh gaya F (g= 10 m. dan tan α Ditanya: F … ?


= ¾). Besar gaya F adalah ...
Pertama tentukan nilai
percepatan dengan
persamaan GLBB

= – a.t
0 = 5 – a.2
2a = 5
A. 6,6 N a= 2,5 m.
B. 15,0 N
C. 36,6 N Perhatikan gambar berikut:
D. 48,0 N
E. 60,0 N

Untuk menentukan besar


gaya F, gunakan hukum II
Newton tentang gerak.
∑ = ma
w sin θ - - F = ma

a=
231

2,5=
15= 36 – F – (0,3).m.g.cos θ
15= 36 – F – (0,3).60.

15= 36 – F – 14,4
F = 21,6 – 15
F = 6,6 N

Jawaban: A

12. Balok A dan B dengan massa Diketahui: C3 √ √


masing-masing 8 kg dan 5 kg = 0,5 Mengimp
dihubungkan dengan tali melalui = 0,3 lementasi
katrol seperti pada gambar. kan
Koefisien gesekan statis dan kinetis
antara balok dengan lantai adalah
0,5 dan 0,3 (g= 10 m. ). Balok C
yang massanya 4 kg kemudian
diletakkan di atas balok A maka ...

Ditanya: =…?
Jawab:
=
= 0,5 . (8.10)
= 40 N
232
233

melalui benda Q dan tegak lurus


bidang gambar maka besar momen
inersia sistem adalah….
Jawaban: A
A. kg.
B. kg.
C. kg.
D. kg.
E. kg.
14. Dua penari berdiri es sketting A Diketahui: C3 √ √
dan B yang massanya sama, berdiri = 0,9 kg.
di atas bidang licin berputar = 2,7 kg. Mengeks
ditempatnya seperti pada gambar. Ditanya: ekusi

Sesuai hukum kekekalan


momentum sudut:
=
=
=
=
=
=
Penari A menyilangkan kedua
tangan di dadanya dengan momen
inersia 0,9 kg. , sedangkan Jawaban: B
penari B merentangkan kedua
tangannya dengan momen inersia
2,7 kg. .
234

Pebandingan dengan kecepatan


sudut penari A dan B adalah ...

A. 4:1
B. 3:1
C. 1:4
D. 1:3
E. 1:1

15. Sebuah pesawat ruang angkasa Jika pada suatu saat pesawat C2 √ √
sedang mengitari bumi pada jarak kehilangan tenaga pada titik
tertentu dari permukaan bumi tertentu maka pesawat akan Menafsir
seperti ditunjukkan pada gambar. semakin mendekat kearah kan
Jika pada suatu saat pesawat pusat bumi secara perlahan
kehilangan tenaga pada titik (masih memiliki kecepatan
tertentu dengan mengabaikan gaya sisa dari gerak awal).
gesekan udara dengan pesawat Namun, saat semua
maka orbit lintasan pesawat ruang komponen kecepatannya
angkasa yang benar adalah gambar hilang (v=0) maka pesawat
... akan tertarik oleh bumi
secara langsung.

A.

Jawaban: A
B.
235

C.

D.

E.

16. Perhatikan gambar berikut. C3 √ √

Mengeks
ekusi

Pada titik P benda memiliki


Benda bermassa m mula-mula dan maka:
berada di puncak bidang miring dan
memiliki enrgi potensial . Benda E =E ( adalah
kemudian meluncur dan sampai di energi mekanik)
titik P. Energi kinetic yang dimiliki E =
benda saat di titik P adalah ... m.g.h = m.g. h +
A. 4
236

B. 2 = m. g. h (1 - )
C. 4/3
D. ¾ = m. g. h
E. ¼ = .

Jawaban: D
17. Balok 10 kg meluncur turun dari C4 √ √
titik A melintasi B dan berhenti di
titik C seperti ditunjukkan oleh Mengorg
gambar. Koefisien gesek kinetik anisasi
antara balok dan bidang kasar
adalah 0,2 maka panjang lintasan
A-B-C adalah ...

Diketahui: Mengatri
busi (II)
Ditanya:

Jawab:
μ = 0,2
Lintasan A – B = 50 cm
a=
A. 250 cm
B. 200 cm a=
C. 150 cm
a = 10 .
D. 100 cm
E. 80 cm a = 6 m.

=
= 0 + 2.6.(0,5)
=6
237

Pada lintasan B – C
a= =
a= =
a= 2 m.

=
= 6 – 2. 2. s
=6
s = 1,5 m
s = 150 cm

Jawaban: C

18. Perhatikan tiga peristiwa tumbukan Diketahui: C3 √ √


pada gambar berikut!
Mengeks
ekusi

Ditanya: gambar I, II, &


III …?
Ketiga balok bergerak dengan
kecepatan = 3 m. menumbuk
balok lain yang diam. Tumbukan Gambar I
yang terjadi bersifat tidak lenting
238

sama sekali maka urutan kecepatan


balok setelah tumbukan dari yang
terbesar hingga terkecil terdapat
pada gambar ...
A. I, II, III P = P’
B. I, III, II =
C. II, I, III 4. 3 = 5 .
D. III, I, II = 2,4 m.
E. III, II, I
Gambar II

P = P’
=
1. 3 = 4 .
= m.

Gambar III

P = P’
=
1. 3 = 2 .
= m.
239

Jadi, urutan kecepatan balok


setelah tumbukan dari yang
terbesar hingga terkecil
terdapat pada gambar I,III,II

Jawaban: B
19. Sebuah bola bermassa 2 kg Diketahui: C3 √ √
dilempar ke atas dengan kelajuang = 10 m/
tertentu sehingga mencapai titikm = 2 kg Mengapli
tertinggi pada jarak 10 m seperti
s = 10 m kasikan
pada gambar. Percepatan gravitasi
bumi g = 10 m. . Kecepatan Ditanya: …?
benda di titik P adalah ... Jawab:

=
A. 2 m. 0=
B. 5 m. = 200
C. 10 m. = 10 √ m.
D. 15 m.
E. 20 m. Maka,
=
=
=
240

=
=√
= 10 m.

Jawaban: C
20. Perhatikan gambar berikut! Diketahui: C3 √ √
= 2 kg
= 5,0 cm Mengeks
= 10 cm ekusi
= 100 gr

Ditanya: : …?

Sebutir peluru ditembakkan dari Jawab:


senapan A ke arah balok bermassa Peluru A:
2 kg, ternyata peluru bersarang di =
dalam balok dan balok naik setinggi m. = m. g. h
= 5,0 cm. Kemudian balok
identic ditembak dengan peluru dari = 2. g. h
senapan B, peluru juga bersarang di = 2. 10. (0,05)
dalam balok dan balok naik setinggi v=1
= 10 cm. Kedua peluru identic
bermassa 100 gram. Saat terjadi tumbukan:
Perbandingan kecepatan peluru dari + = P’
senapan A dan B adalah ... +0=( ).v’
A. √ : 0,1. = (2 + 0,1). v’
B. 1 : √ = 21 m.
C. :
D. :5 Peluru B:
E. :5 =
241
242

Jawab:
F = k. ∆x

Pada persamaan di atas dapat


diketahui bahwa gaya
berbanding lurus dengan
pertambahan panjang.
Artinya, semakin besar gaya,
semakin besar pertambahan
panjang.

Daru tabel di atas dapat


disimpulkan bahwa ... Jawaban: B

A. Semakin besar beban,


semakin kecil pertambahan
panjang
B. Semakin besar gaya,
semakin besar pertambahan
panjang
C. Semakin besar gaya,
semakin kecil pertambahan
panjang
D. Konstanta pegas berbanding
lurus dengan pertambahan
panjang
E. Konstanta pegas berbanding
terbalik dengan gaya
243

22. Volume gas ideal di dalam ruang Diketahui: =½ C3 √ √


tertutup diperkecil ½ kali semula
dalam proses isotermis maka Ditanya: = … ? Mengeks
tekanannya menjadi ... ekusii
A. ¼ kali semula Jawab:
B. ½ kai semula Keadaan Isotermis suhu pada
C. 1 kali semula sistem adalah konstan.
D. 2 kali samula
E. 4 kali semula Maka:
. = .
. = .½
2 =

Jawaban: D

23. Tiga batang konduktor P, Q, dan R Diketahui: C4 √ √


dari jenis berbeda memiliki panjang = 20°C
dan luas penampang sama = 90°C Mengorg
disambungkan seperti gambar. = = anisasi

Suhu = 20°C dan = 90°C, Ditanya: dan … ?


koefisien konduksi = = Jawab:
maka suhu dan adalah ... Kecepatan perpindahan kalor
A. = 40°C, = 75°C pada setiap bagian sama
B. = 40°C, = 60°C sehingga:
C. = 35°C, = 65°C
D. = 30°C, = 50°C = =
E. = 30°C, = 40°C
244

Antara logam P dan Q


berlaku:
=
Karena = maka:
=

2( – 20) = ( )
2 – 40 =
= 3 – 40 …. (1)

Antara logam Q dan R


berlaku:
=
Karena:
2 =4
=2
Maka:
=

2( – ) = ( )
2 –2 =
3 =
Subtitusikan ke persamaan
245

(1) maka:
3( – ) = 90 +
– 120 = 90 +
= 210
= 30 K

Masukan nilai = 30 ke
persamaan(1):
=
=
=
=

Jadi, = 30 K dan =

Jawaban: D
24. Sebanyak 75 gram air yang Diketahui: C3 √ √
suhunya 20°C dicampurkan dengan = 75 gram
50 gram air yang suhunya tidak ∆ = (40 – 20) = 20°C Mengeks
diketahui. Jika suhu akhir campuran = 50 gram ekusi
40°C, maka suhu air 50 gram mula- ∆ = ( – 40)
mula adalah ...
A. °C Ditanya: … ?
B. °C Jawab:
C. °C Maka:
D. °C =
E. °C . c. ∆ = . c. ∆
75. 20 = 50. ( – 40)
150 = 5 – 200
246

350 = 5
= 70 °C

Jawaban: A
25. Dua bejana A dan B masing-masing Diketahui: C2 √ √
berisi air bersuhu =100 °C dan =100 °C
=40 °C, dicampurkan ke dalam =40 °C Menafsir
satu wadah dan diletakkan di dalam kan
ruang yang bersuhu 70 °C. Jika Ditanya: Grafik … ?
suhu ruangan dijaga konstan maka Jawab:
dalam kurun waktu tertentu grafik Grafik yang sesuai dengan
yang sesua dengan kondisi kedua kondisi kedua zat cair adalah
zat cair tersebut adalah…. gambar E

Jawaban: E

A.

B.
247

C.

D.

E.

26. Grafik dibawah ini merupakan data Diketahui: C3 √ √


yang diperoleh dari pemanasan m = 0,01 kg
bubuk sampel zat tertentu bermassa Mengeks
0,10 kg. Kalor jenis sampel zat Ditanya: c... ? ekusi
adalah ... Jawab:
Q = . c. ∆
c= kalor jenis

Maka:
248

c=

Perhatikan grafik.
Jika Q = 420 dan ∆ = (10-0)
= 10K,
Maka kalor jenisnya adalah:

c=
c=
A. 240 J. . c = 420 J. .
B. 420 J. .
C. 840 J. . Jawaban: B
D. 2.400 J. .
E. 4.200 J. .

27. Dalam percobaan difraksi cahaya Diketahui: C3 √ √


yang menggunakan kisi 4500 = 1 mm
garis. , pada layar yang = Mengapli
ditempatkan sejauh L dari kisi kasikan
tampak jarak pita terang orde kedua
sebesar 1 mm. Apabila kisi yang
digunakan diganti dengan kisi lain Ditanya: ... ?
yang memiliki 5.400 garis. Jawab:
maka jarak pita terang kedua diukur Jarak pita terang orde kedua
dari terang pusat adalah… sebesar 1 mm, maka:
A. 0,6 mm =
B. 0,9 mm
C. 1,2 mm =
D. 1,6 mm
249

E. 2,2 mm
=
=
=

Jawaban: C
28. Sebuah sistem pengeras Diketahui: C3 √ √
memancarkan daya akustik 36 л = 36 л watt Mengapli
watt dan taraf intensitas 80 dB saat = 80 dB kasikan
didengar pada jarak x dari pengeras =x
suara tersebut ( = =
watt. ). Nilai x yang tepat
adalah.… Ditanya: r … ?
A. 100 m Jawab:
B. 160 m Berlaku:
C. 175 m = 10 log
D. 225 m
E. 300 m 80 = 10 log
8 = 10 log
log = log
=
I=

Maka:
I=
=
=
250

r=
r = 300 m

Jawaban: E

29. Sebuah gelombang berjalan dari Diketahui: C3 √ √


titik A menuju titik B yang t=2s
dinyatakan dengan persamaan y = x = 150 cm Mengeks
10 sin2лt ( ),y dalam cm ekusi
Ditanya: y … ?
dan t dalam sekon. Jarak A ke B
Jawab:
sejauh 150 cm dan A telah bergetar
2 sekon maka simpangan di titik B y = 10 sin 2л * +
addalah ... y = 10 sin 2л * +
A. 0 cm
B. 5 cm y = 10 sin 2л [ ]
C. 10 cm y = 10 sin 2л
D. 15 cm y = 10 sin 180
E. 20 cm y=0

Jawaban: A
30. Persamaan gelombang stasioner Diketahui: C3 √ √
pada tali sebagai berikut: y = 2A sin k x cos ωt
y = 40 sin (10 л x ) cos (60 л t) y = 20 sin (10 лx) cos (50 лt) Mengimp
Dari persamaan tersebut letak perut lementasi
ke satu, dua, dan tiga dari titik Maka: A = 10; k = 10 л; ω = kan
pantul adalah … 50 л
A. 2,5 cm, 7,5 cm, dan 12,5 cm
B. 5 cm, 10 cm, dan 15 cm Ditanya:
C. 5 cm, 15 cm, dan 25 cm Jawab:
D. 7,5 cm, 15 cm, dan 22,5 cm k=
251

E. 20 cm, 25 cm, dan 30 cm =


= = 0,2

Jadi:
Perut ke-1 = (2n + 1)
= (2.0 + 1) . (0,2) = 0,05 m
= 5 cm

Perut ke-2 = (2.1 + 1) .(0,2)


= (3). . (0,2) = 0,15 m = 15
cm

Perut ke-3 = (2.2 + 1) .(0,2)


= (5). . (0,2) = 0,25 m = 25
cm

Jadi, letak perut ke satu, dua,


dan tiga dari titik pantul
adalah 5 cm, 15 cm, dan 25
cm.

Jawaban: C

31. Perhatikan gambar berikut! Diketahui: C3 √ √


= 4 cm
= 10 s Mengeks
n=5 ekusi
252

Ditanya: grafik … ?
Jawab:
Balok dihubungkan dengan pegas = =2s
dan ditarik sejauh 4 cm lalu = = 0,5 Hz
dilepaskan sehingga sistem bergetar Jadi, grafik hubungan
harmonik. Dalam waktu 10 sekon simpangan dengan waktu
terjadi 5 getaran maka grafik yang benar adalah gambar C
hubungan simpangan dengan waktu
getar yang benar adalah ...
Jawaban: C

A.

B.

C.
253

D.

E.

32. Sebuah mikroskop yang memiliki Diketahui: C3 √ √


fokus objektif 1 cm dan okuler 15 = 1 cm
cm digunakan untuk melihat benda = 15 cm Mengimp
renik dengan pengamatan mata (saat mata tidak lementasi
tanpa akomodasi, ternyata jarak berakomadasi) = 27 cm kan
kedua lensa 27 cm. Kemudian
pengamatan dilakukan dengan mata Ditanya:
berakomodasi maksimum (Sn=25 (panjang mikroskop) mata
cm) maka jarak kedua lensa adalah berakomadasi maksimum =
… ... ?
A. 1 m
B. 16 m Jawab:
C. 21 m Saat mata tidak
D. 23 m berakomadasi
E. 25 m d= +
26 = +
= 27 – 15 = 12 cm
254

Saat mata berakomadasi


maksimum
Saat mata berakomadasi
maksimum bayangan dari
lensa okuler jatuh di titik
dekat mata (Sn = 25 cm) atau
= -Sn = -25 cm

Maka:
= +
= +

=
= cm

Jadi, panjang mikroskop


adalah:
d=
d = 12 + 9,375
D = 21,375 cm = 21 cm

Jawaban: C
33. Perhatikan gambar berikut! C3 √ √
Kedua kawat berbeda
arahnya maka kawat yang Mengeks
titik mengalami gaya ekusi
magnetic diletakkan di luat
255

kawat yang memiliki arus


terkecil, yaitu

Perhatikan gambar

Dua kawat lurus sejajar berarus


listrik = 2A dan = 3A terpisah
pada jarak α seperti pada gambar.
Sebuah kawat penghantar lurus
yang lain (3) berarus listrik akan
diletakkan di sekitar kedua kawat
sehingga kawat tidak mengalami =
gaya magnetik. Kawat (3) tersebut
harus diletakkan pada jarak…. =
A. 0,5 α di kiri kawat (1)
B. α di kiri kawat (1)
C. 2α di kiri kawat (1)
D. α di kanan kawat (2)
E. 2α di kanan kawat (2)
2a + 2x = 3x
2a = x

Jadi, kawat (3) tersebut harus


diletakkan pada jarak 2 a di
kiri kawat (1)
256

Jawaban: C

34. Dua partikel A dan B bermuatan C3 √ √


listrik sama, yaitu +Q terletak di
udara seperti pada gambar. Mengeks
Diketahui:
ekusi
k= 9. N.
=

Di sekitar muatan Q terdapat titik- Ditanya:


titik R, S, T, U (k= 9. Jawab:
N. ). Agar gaya Coulomb Maka;
antara dua muatan tersebut manjadi =
¼ gaya semula maka muatan di B
k = .k
digeser ke ...
A. Titik R =
B. Titik S 2 =
C. Titik T
D. Titik U Jadi, muatan di B di geser ke
E. Titik A titik S.
Jawaban : B
35. Perhatikan gambar rangkaian lima Ketika ditambahkan lampu C2 √ √
buah lampu identik berikut! pada rangkaian seri maka
hambatan total bertambah Menyimp
sehingga arus yang mengalir ulkan
bertambah kecil.
Ketika arus bertambah kecil
pada rangkaian maka lampu
akan bertambah redup.
257

Jawaban: D

Jika dipasang lampu keenam antara


dan maka ...
A. Lampu dan lebih
terang dari semula
B. Lampu , dan lebih
terang dari semula
C. Lampu dan menyala
sama terang
D. Lampu dan lebih
redup dari semula
E. Lampu dan sama
terang

36. Sebuah partikel bermuatan 3. Diketahui: C3 √ √


C diletakkan di antara dua keeping = 3. C
sejajar berjarak 0,3 cm. Agar = 3. N Mengimp
partikel mendapat gaya 3. N, = 0,3 cm = 3. m lementasi
kedua keeping sejajar harus diberi Ditanya: ... ? kan
pada potensial ... Jawab:
A. 100 volt
B. 1.000 volt
C. 3.000 volt
258

D. 6.000 volt E=
E. 7.500 volt
E= (N/C)

V=E.r
V= . 3.
V = 3.
V = 3.
V = 3.000 V

Jawaban: C
37. Perhatikan gambar rangkaian listrik Diketahui: C3 √ √
berikut!
Mengimp
lementasi
kan

Ditanya: P… ?
Besar daya lisrik pada hambatan 4 Jawab:
Ω adalah ... Langkah 1: tentukan arah
A. 2,65 watt loop terlebih dahulun
B. 3,20 watt usahakan arah loop dengan
C. 6,25 watt arah arus.
D. 6,50 watt
E. 12,80 watt Langkah 2: tentukan kuat
arus listrik percabangan.
Sesuai dengan hukum
Kirchoff

I = +
259

Loop 1:

∑ ∑
(-4) + (

2 …….. (1)

Loop 2:
∑ ∑
(-4) + (
2 …….. (2)

Eliminasi pada persamaan


(1) dan (2) sehingga
diperoleh = 0,8 A.
Jadi, besar P pada 4Ω dengan
arus = 0,8 A adalah:

P= V.I
P=
P= .4
260

P= 64. .4
P= 256. = 2,56 watt

Jawaban: A

38. Sebuah trafo step down tegangan Diketahui: C3 √ √


primer 220 volt dan tegangan = 220 volt
sekunder 110 volt. Pada kumparan = 110 volt Mengimp
primer mengalir arus 3 ampere dan =3A lementasi
trafo memiliki efisiensi 60% daya η = 60 % kan
yang hilang akibat panas atau
penyebab lainnya adalah ... Ditanya:
A. 264 watt Jawab:
B. 396 watt Transformator step down
C. 464 watt berfungsi untuk menurunkan
D. 482 watt atau memperkecil tegangan
E. 660 watt bolak bali dari suatu sumber.

η= x 100 %
60% = x 100 %
60 x 66 = 10
= 396 watt

Data yang hilang


=
= 660 – 396
= 264 watt
261
262

40. Pada reaksi inti berikut: Diketahui: C3 √ √


Pada reaksi inti berlaku:
maka x adalah ... 1. Hukum kekekalan Mengeks
A. Positron energi ekusi
B. Neutron 2. Hukum kekekalan
C. Elektron momentum sudut
D. Proton 3. Hukum kekekalan
E. Alfa nomor atom
4. Hukum kekekalan
nomor massa
Ditanya:
Jawab:
Maka, pada reaksi inti:

Jumlahkan:
1 + 235 = 140 + 94 + 2A
236 = 234 + 2A
A=1

0 + 92 = 54 + 38 + 2B
92 = 92 + 2B
B=0

Jadi, adalah neutron.

Jawaban: B
Lampiran 5
Kontingensi Kesepakatan Pengamat I dan Pengamat II Soal Ujian
Nasional (UN) Fisika SMA tahun 2016
Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi

C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah

C1 0

C2 5,20,24,29, 9
31,32,35,36,
38,
C3 1,3,4,6,8, 27
9,11,12,13,
14,15,16,17,
18,19,21,22,
23,25,26,27,
28,30,33,37,
39,30
C4 7,34 2

C5 0

C6 0

Jumlah 0 9 27 2 0 0 38

263
264

1. Menentukan koefisien kesepakatan pengamat pada soal UN 2016 dengan


menggunakan rumus;

KK =

Keterangan:
KK = Koefisien Kesepakatan
S = Sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama
N1 = Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat I
N2 = Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat II

KK =

KK =

KK =

KK =

2. Menentukan Koefisien Kesepakatan


< 0,4 = jelek
0,4 – 0,75 = bagus
>0,75 = sangat bagus

Data hasil perhitungan reliabilitas pengamat/koefisien kesepakatan (KK)


diperoleh data sebesar 0,95, maka tingkat reliabilitas soal UN tahun 2016
termasuk kategori sangat bagus.
Lampiran 6
Kontingensi Kesepakatan Pengamat I dan Pengamat II Soal Ujian
Nasional (UN) Fisika SMA tahun 2017
Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi

C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah

C1 0

C2 9,15,21,25, 4

C3 1,2,3,4,5,6,7, 29
8,10,11,13,
14,16,20, 22,
24,26,27,28,
29,30,31,32,
33,34,36,38,
39,40
C4 17, 2
23
C5 0

C6 0

Jumlah 0 4 29 2 35

265
266

1. Menentukan koefisien kesepakatan pengamat pada soal UN 2017 dengan


menggunakan rumus;

KK =

Keterangan:
KK = Koefisien Kesepakatan
S = Sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama
N1 = Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat I
N2 = Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat II

KK =

KK =

KK =

KK =

2. Menentukan Koefisien Kesepakatan


< 0,4 = jelek
0,4 – 0,75 = bagus
>0,75 = sangat bagus

Data hasil perhitungan reliabilitas pengamat/koefisien kesepakatan (KK)


diperoleh data sebesar 0,875, maka tingkat reliabilitas soal UN tahun 2017
termasuk kategori sangat bagus.

Anda mungkin juga menyukai