Anda di halaman 1dari 9

Keterkaitan Metode dan Media Bervariasi dengan Minat Siswa dalam Pembelajaran Biologi Tingkat SMP

Reisky Megawati Tammu

KETERKAITAN METODE DAN MEDIA BERVARIASI DENGAN MINAT SISWA DALAM


PEMBELAJARAN BIOLOGI TINGKAT SMP

Reisky Megawati Tammu


Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Pelita Harapan
E-mail: reisky.tammu@uph.edu

Abstrak

Biologi merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan yang diajarkan pada siswa tingkat SMP melalui
mata pelajaran IPA Terpadu. Sebagai bidang ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dan
lingkungan yang telah diciptakan secara teratur, sistematis, dan kompleks oleh Tuhan, biologi memiliki
cakupan yang sangat luas dan kaya. Dalam pembelajaran biologi, metode dan media merupakan komponen
penting yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar serta minat siswa. Kajian
ini bertujuan untuk menguraikan dan merangkum keterkaitan antara metode dan media bervariasi dengan
minat siswa dalam pembelajaran biologi tingkat SMP berdasarkan studi literatur maupun hasil penelitian
yang relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan metode dan media bervariasi dapat
memfasilitasi tercapainya tujuan pembelajaran biologi sesuai dengan karakteristik bidang ilmu & tahap
perkembangan siswa SMP, menghasilkan pembelajaran biologi yang menarik sebagai salah satu syarat
untuk menumbuhkan minat siswa, dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran biologi. Penggunaan metode dan media bervariasi dalam pembelajaran biologi tingkat SMP
dapat memfasilitasi siswa yang sedang berada pada tahap formal operational thought dan pemahaman
romantik untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan minatnya dalam mengeksplorasi kekayaan dan
keutuhan dari biologi sebagai suatu ilmu pengetahuan. Penggunaan metode dan media yang variatif juga
akan menghasilkan proses belajar yang menarik yang membantu siswa menemukan makna dari materi
yang dipelajari sehingga semakin meningkatkan minat, pemahaman konsep, dan prestasi belajar mereka
dalam pembelajaran biologi.

Kata Kunci: metode, media, minat, biologi

Abstract

Biology is a science field which taught to student of junior high school level through Integrated Science
subject. As a science field that studies about living things and environment which have been created
regularly, systematically, and complexly by God, biology has a very wide and rich coverage. In learning
biology, methods and media are important components that can influence the success of teaching and
learning process, and student interest. This study aims to describe and summarize the interrelationships
between methods and media varies with student interest in biology’s learning of junior high school based
on literature studies and relevant research results. The results of the study indicate that the use of varied
methods and media can facilitate the achievement of biology’s learning objectives in accordance with the
characteristics of the science field and the stage of development of junior high school students, can create
an interesting biological learning as one of the requirements to cultivate student interest, can increase
student interest and their achievement in biology. The application of varied methods and media in the
junior-level biology learning can facilitate students who are in the formal stage of operational thought and
romantic understanding to develop their cognitive abilities and interests in exploring the richness and
oneness of biology as a science. It will also produce an interesting learning process which can help students
discover the meaning of the material learned so that it will increase their interest, concept’s understanding,
and learning achievements in biology.

Keywords: method, media, interest, biology

134
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Volume 2 Nomor 2 Tahun 2017 Halaman: 134-142
e-ISSN: 2527-6891
DOI: http://dx.doi.org/10.26740/jp.v2n2.p134-142

sikap melalui praktek atau penerapan dalam kehidupan.


PENDAHULUAN
Hal ini menunjukkan bahwa biologi cukup kompleks
Biologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang untuk dipelajari. Sebagai contoh dari hal di atas yaitu tema
mempelajari tentang makhluk hidup dan lingkungannya. Sistem Pernapasan pada manusia. Pada bab ini, siswa
Pada tingkat SD dan SMP, pembelajaran biologi tingkat SMP akan mempelajari teori mengenai pengertian
digabungkan dengan fisika dan kimia dalam mata pernapasan, perbedaan pernapasan dengan respirasi,
pelajaran IPA Terpadu. (Depdiknas 2003) menyatakan macam-macam pernapasan, alat-alat pernapasan,
bahwa biologi merupakan wahana untuk meningkatkan mekanisme pernapasan, mekanisme pertukaran gas,
pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai dan tanggung volume udara pernapasan, serta penyakit pada sistem
jawab sebagai seorang warga negara yang beriman dan pernapasan. Kemudian, dalam hal penerapan siswa juga
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran perlu melakukan beberapa praktikum untuk meningkatkan
agama yang dianutnya, serta bertanggung jawab terhadap pemahaman, keterampilan dan sikap ilmiah, seperti
lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam mengamati mekanisme pernapasan, perbedaan kadar
mempelajari biologi, para siswa akan menyadari pribadi udara ekspirasi dengan inspirasi, dan kapasitas vital paru-
dan peranannya sebagai penjaga bumi, memelihara paru. Ditambah lagi dengan adanya kosakata yang harus
kesehatan tubuh dan lingkungan, mengembangkan gaya dikenali yaitu istilah dalam bahasa ilmiah yang
hidup yang melayani, menjaga keharmonisan antara berhubungan dengan tema pernapasan, contohnya cavum
makhluk hidup, serta bertanggung jawab dengan masalah nasalis (rongga hidung), epiglotis (katup), faring (tekak),
sosial yang mempunyai unsur ilmiah (Van Brummelen pleura (selaput paru-paru), dan pulmo (paru-paru).
2006). Dengan demikian, pembelajaran biologi memiliki Kompleksitas biologi dalam pelajaran IPA Terpadu di
tujuan yang sangat penting untuk menuntun siswa tingkat SMP jika diajarkan dengan menggunakan strategi
semakin beriman kepada Tuhan dan menyadari pembelajaran yang kurang tepat tentunya akan membuat
keberadaan, peran dan tanggung jawab mereka terhadap siswa kurang berminat dan kompetensi yang diharapkan
sesama manusia serta makhluk hidup lainnya dalam akan sulit dicapai. Riset membuktikan bahwa sebagian
lingkungan masyakat, berbangsa dan bernegara. besar cara guru mengajar di kelas masih tetap
Pembelajaran biologi sebagai bagian dari pendidikan menggunakan kebiasaan yang lama atau lebih dominan
sains memiliki tiga komponen utama, yaitu produk, proses menggunakan metode ceramah-ekspositori sehingga siswa
dan sikap (Brahim 2007). Produk sains dapat berupa cenderung resisten, penonton, dan pasif (Suherman 2008).
konsep, generalisasi dan teori. Proses sains berupa Dalam hal ini, metode dan media merupakan komponen
langkah-langkah penyelidikan masalah, observasi, dan penting yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan
menguji hipotesis. Sedangkan, sikap sains meliputi proses belajar mengajar serta minat siswa dalam
ketelitian, kejujuran, kepedulian, kemampuan membuat pembelajaran biologi. Oleh sebab itu, kajian ini bertujuan
keputusan dan sebagainya. Dari komponen-komponen di untuk menguraikan dan merangkum keterkaitan antara
atas, dapat dilihat bahwa pembelajaran biologi bukan metode dan media bervariasi dengan minat siswa dalam
hanya menekankan teori tetapi juga praktek yang pembelajaran biologi tingkat SMP berdasarkan studi
membutuhkan keterampilan proses dan sikap dalam literatur maupun hasil penelitian yang relevan.
penerapan di kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan
dengan pernyataan (Depdiknas 2003) bahwa biologi METODE
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja ini adalah metode penelitian kepustakaan (Library
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Research). Penelitian kepustakaan adalah salah satu
Biologi memiliki cakupan materi yang sangat luas dan metode penelitian kualitatif yang tempat penelitiannya
kaya karena mempelajari tentang kehidupan yang telah dilakukan di pustaka dengan dokumen, arsip, dan jenis
diciptakan secara teratur, sistematis, dan kompleks oleh dokumen lainnya sebagai bahan penelitiannya (Prastowo
Tuhan. Hal ini didasarkan pada pengertian biologi yang 2012). Selanjutnya, (Zed 2008) berpendapat bahwa
dikemukakan oleh (Campbell et al. 2002), yaitu metode kepustakaan bukan hanya sekedar urusan
pengejawantahan ilmiah dari kecenderungan manusia membaca dan mencatat literatur atau buku-buku
yang merasa mempunyai hubungan dan tertarik pada sebagaimana yang sering dipahami banyak orang selama
semua bentuk kehidupan dengan ruang lingkup yang ini. Metode kepustakaan adalah serangkaian kegiatan
sangat luas. Dalam ruang lingkup produk yang luas itu, yang berkenaan dengan metode pengumpulan data
pembelajaran biologi tetap menekankan pada proses dan

135
Keterkaitan Metode dan Media Bervariasi dengan Minat Siswa dalam Pembelajaran Biologi Tingkat SMP
Reisky Megawati Tammu

pustaka, membaca, dan mencatat serta mengelolah bahan penting dalam hidup seseorang, dan akan menjadi
penelitian. semakin kuat jika semakin sering diekspresikan dalam
sebuah kegiatan.
Minat sangat berkaitan dengan motivasi belajar siswa.
PEMBAHASAN
Hal ini disebabkan karena pada dasarnya proses motivasi
Tinjauan Mengenai Minat Siswa dalam Pembelajaran amat ditentukan oleh minat (interest) dan atribusi
Konsep mengenai minat (attribution), dimana minat sangat bersifat pribadi atau
Menurut (Djaali 2007), minat adalah penerimaan akan personal dan bersumber dari diri sendiri (Pannen et al.
hubungan diri dengan sesuatu di luar diri atau lingkungan 2001). Hal ini berarti bahwa minat siswa mempengaruhi
yang berupa afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, motivasi belajarnya dalam suatu pembelajaran. Misalnya,
pengerahan perasaan, seleksi, dan kecenderungan hati siswa yang berminat pada hal-hal yang berkaitan dengan
yang dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam tumbuhan dan hewan, maka kemungkinan ia memiliki
suatu aktivitas. Sejalan pendapat di atas, (Slameto 2003) motivasi belajar yang lebih tinggi dalam pembelajaran
menyatakan minat bahwa adalah suatu rasa lebih suka dan IPA Terpadu. Siswa yang berminat terhadap suatu
rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tertentu pelajaran akan terdorong untuk tekun belajar. Mengingat
tanpa paksaan atau ada orang lain yang menyuruh. pentingnya minat dalam pembelajaran tersebut, maka guru
Menurut Gordon seperti yang dikutip oleh (Sanjaya perlu memperhatikan dan berupaya menumbuhkan minat
2006), minat adalah kecenderungan seseorang untuk belajar siswa.
melakukan suatu tindakan atau perbuatan, misalnya minat (Depdiknas 2007) menyatakan, pengalaman di negara
untuk mempelajari atau memperdalam materi pelajaran. lain menunjukkan bahwa minat dan prestasi siswa dalam
Menurut (Hurlock 2000), minat merupakan sumber bidang sains mengalami meningkat secara drastis ketika:
motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa
(1) mereka dibantu untuk membangun keterkaitan antara
yang mereka inginkan ketika bebas memilih.
Menurut Arbor seperti yang dikutip oleh (Kusmiyati pengetahuan baru dengan pengalaman atau pengetahuan
2007), minat mengandung unsur kognisi, emosi dan lain yang telah dikuasai; (2) mereka diajarkan bagaimana
konasi. Unsur kognisi berarti pengetahuan dan informasi mempelajari konsep, dan penggunaan konsep tersebut di
mengenai objek yang dituju. Unsur emosi yaitu adanya luar kelas; (3) mereka diberikan kesempatan untuk bekerja
perasaan senang dalam partisipasi ataupun pengalaman. secara bersama-sama (cooperative). Menurut Bernard,
Sedangkan, unsur konasi merupakan kelanjutan unsur
minat tidak timbul secara spontan atau tiba-tiba melainkan
kognisi dan emosi yang diwujudkan dalam bentuk
kemauan atau hasrat untuk melakukan suatu kegiatan. mucul sebagai akibat dari partisipasi, pengalaman,
Sejalan dengan pendapat di atas, (Hurlock 2000), kebiasaan pada waktu belajar maupun bekerja (Sardiman
menyatakan minat terdiri atas dua aspek yaitu sebagai 2001). Adanya minat akan membuat siswa lebih giat
berikut: (a) aspek kognitif didasarkan pada konsep yang belajar sehingga pada akhirnya akan memiliki prestasi
dikembangkan siswa mengenai bidang yang berkaitan yang baik (Rahmat 2009). Kegiatan siswa merupakan
dengan minat, dan (b) aspek afektif, merupakan konsep kunci dari minat mereka sehingga guru-guru dapat
yang membangun aspek kognitif dinyatakan dalam sikap
mengamati siswa-siswa yang sangat bersemangat,
terhadap yang ditimbulkan minat.
Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat beberapa antusias dan memberi perhatian yang tinggi selama
konsep penting mengenai minat. Pertama, minat berasal pelajaran berlangsung sebagai salah satu cara untuk
dari dalam diri siswa yang berupa kecenderungan hati mengetahui dan mengukur minat siswa (Djiwandono
atau ketertarikan. Kedua, minat dapat dipengaruhi oleh 2006). Menurut Super dan Sumartono seperti yang
sesuatu di luar diri atau lingkungan. Ketiga, minat dapat dikutip oleh (Rahmat 2009), terdapat empat cara untuk
diekspresikan melalui tindakan ataupun aktivitas. mengetahui minat yaitu: (1) melihat kenyataan apakah
seseorang senang atau tidak senang terhadap suatu objek,
Peran minat siswa dalam pembelajaran
Dalam pembelajaran, minat memegang peranan yang aktivitas atau pekerjaan, (2) melihat dan mengobservasi
penting. Minat dapat mempengaruhi keberhasilan siswa partisipasi seseorang dalam suatu aktivitas atau pekerjaan,
dalam menguasai suatu pelajaran. Hal ini sesuai dengan (3) menggunakan tes objektif, (4) mengukur atau melihat
pendapat (Djaali 2007), bahwa minat yang telah disadari jawaban-jawaban seseorang dari sejumlah pertanyaan
terhadap bidang pembelajaran, mungkin sekali akan tentang aktivitas yang disenangi.
menjaga pikiran siswa sehingga dia berhasil menguasai
pelajarannya, sebaliknya prestasi yang berhasil akan
menambah minat siswa sehingga bisa berlanjut sepanjang Tinjauan Mengenai Metode dan Media Pembelajaran
hidupnya. Hal ini berarti terdapat hubungan timbal balik Metode Pembelajaran
antara minat dan keberhasilan pembelajaran. Minat akan Pengertian metode pembelajaran
menunjang keberhasilan pembelajaran siswa sedangkan Menurut Heinich seperti yang dikutip oleh (Yamin &
keberhasilan akan semakin memperkuat minat siswa Ansari 2008), metode adalah prosedur yang sengaja
terhadap suatu pembelajaran. Hal ini sejalan dengan dirancang untuk membantu siswa belajar dengan lebih
pendapat (Hurlock 2000), bahwa minat lebih bersifat tetap
baik guna mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
atau persistent karena minat memuaskan kebutuhan

136
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Volume 2 Nomor 2 Tahun 2017 Halaman: 134-142
e-ISSN: 2527-6891
DOI: http://dx.doi.org/10.26740/jp.v2n2.p134-142

Kedudukan metode dalam belajar mengajar yaitu sebagai atau pendapat untuk memperoleh persamaan pendapat
alat motivasi intrinsik, sebagai strategi pengajaran, dan ataupun suatu kesimpulan jawaban (Nuryani 2005).
sebagai alat untuk mencapai tujuan (Djamarah & Zain Diskusi dapat dibedakan atas dua yaitu diskusi
2006). Metode merupakan bagian integral dalam proses kelompok dan diskusi kelas. Kelebihan metode ini
belajar mengajar yang berperan penting bagi guru maupun adalah merangsang keberanian dan kreativitas dalam
siswa. Bagi siswa, metode pembelajaran membantu mengemukakan pendapat, melatih siswa berpikir kritis
mereka dalam memahami pelajaran yang disampaikan. dan menghargai pendapat orang lain. Namun
Bagi guru, metode pembelajaran dapat memfasilitasi kelemahannya adalah pembicaraan sering didominasi
mereka untuk menyampaikan pengetahuan pada siswa. orang tertentu dan terkadang meluas atau
mengambang.
Jenis-jenis metode pembelajaran 5. Metode eksperimen
Beberapa jenis metode pembelajaran menurut Metode eksperimen adalah cara penyajian materi
(Djamarah & Zain 2006) yaitu sebagai berikut: pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dalam
1. Metode ceramah eksperimen, siswa melakukan kegiatan pengendalian
Metode ceramah adalah metode penyampaian materi variabel, pengamatan, penggunaan alat-alat praktikum.
pelajaran secara lisan. Dalam pelajaran biologi, Kelebihan metode ini yaitu siswa dapat semakin
metode ini banyak digunakan untuk menjelaskan mengerti dan meyakini konsep yang telah diajarkan,
konsep yang abstrak, kompleks, dan sukar ditampilkan memperkaya pengalaman dan keterampilan, dan
dalam bentuk kegiatan (Nuryani 2005). Kelebihan mengembangkan sikap ilmiah (Nuryani 2005).
metode ceramah yaitu guru mudah menguasai kelas, Namun, metode ini terkadang memerlukan banyak
dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar, dan mudah persiapan terkadang ada peralatan yang sulit diperoleh.
dipersiapkan. Namun, metode ini cepat membosankan, 6. Metode permainan
merugikan siswa yang visual, dan cenderung Metode permainan merupakan metode penyajian
menyebabkan siswa pasif. materi pelajaran dengan cara yang menyenangkan,
2. Metode tanya jawab santai, namun serius. Metode ini digunakan untuk
Metode ini menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan secara
telah direncanakan sebelumnya berdasarkan konsep efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun
yang ingin dipahami oleh siswa (Nuryani 2005). membahas materi yang sulit atau berat.
Metode ini dapat menarik dan memusatkan perhatian
siswa, mengembangkan daya pikir dan menjadi Media Pembelajaran
pendorong untuk penelusuran lebih lanjut pada Pengertian media pembelajaran
berbagai sumber belajar. Namun, metode ini Kata media berasal dari Bahasa Latin, dan merupakan
membutuhkan waktu dan persiapan dalam menyusun bentuk jamak dari medium yang secara harafiah berarti
pertanyaan yang dapat mengembangkan daya pikir pengantar atau perantara pesan dari pengirim kepada
siswa serta waktu sering terbuang jika pertanyaan penerima (Sadiman et al. 2005). Briggs seperti yang
tidak terjawab oleh siswa. dikutip oleh (Prastati & Irawan 2001), menyatakan media
3. Metode demonstrasi adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
Metode demonstasi adalah cara penyajian materi pembelajaran. Menurut (Djamarah & Zain 2006), media
pelajaran dengan memeragakan atau adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
mempertunjukkan kepada siswa mengenai suatu penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.
proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang Media pembelajaran merupakan segala jenis sarana
dipelajari baik asli maupun tiruan, disertai penjelasan yang dapat diindra dan digunakan dalam proses belajar
lisan. Metode ini dapat membuat pelajaran menjadi mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
lebih jelas dan konkret sehingga siswa menjadi lebih pencapaian tujuan pembelajaran (Nuryani 2005). Media
mudah mengerti konsep yang diajarkan. Hal ini sesuai pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
dengan tujuan metode demostrasi yaitu memperjelas menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber
pengertian konsep dan memperlihatkan cara secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar
melakukan atau proses terjadinya sesuatu (Sutikno yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan
2009). Peragaan tersebut dapat dilakukan oleh guru proses pembelajaran secara efektif dan efisien (Munadi
maupun siswa sendiri. 2008). Uraian di atas menunjukkan bahwa media
4. Metode diskusi pembelajaran merupakan perantara ataupun penyalur
Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan pesan yang digunakan dalam proses pembelajaran guna
memunculkan masalah sehingga terjadi pertukaran ide mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.

137
Keterkaitan Metode dan Media Bervariasi dengan Minat Siswa dalam Pembelajaran Biologi Tingkat SMP
Reisky Megawati Tammu

Media pembelajaran mempunyai fungsi yang penting multimedia presentasi, program multimedia interaktif,
dalam pembelajaran. Menurut (Nuryani 2005), fungsi video pembelajaran, internet dan e-learning.
media pembelajaran yaitu untuk memperjelas informasi Menurut (Nuryani 2005) beberapa jenis media
yang diberikan secara verbal, meningkatkan perhatian, pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran
meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyampaian biologi adalah sebagai berikut: (a) media asli hidup dan
materi, menambah variasi penyajian materi, memberikan mati, seperti akuarium, insektarium, herbarium, awetan
pengalaman konkret, dan meningkatkan ketertarikan dalam botol; (b) media asli benda dan tiruan, seperti
ataupun keingintahuan siswa, memberikan stimulus dan batuan mineral, model penampang batang, torso tubuh
mendorong respon siswa dalam pembelajaran. manusia, model atom, model DNA, papan tulis, maket,
dan papan tempel; (c) media grafis, seperti bagan, bagan,
Jenis-jenis media pembelajaran grafik, poster, gambar, foto; (d) media audio, seperti
Dalam proses pembelajaran media dapat radio, tape recorder;; (e) media audio-visual, seperti
dikelompokkan menjadi empat kelompok besar televisi, video, film suara, slide suara; dan (f) media cetak,
berdasarkan indera yang terlibat yaitu (Munadi 2008): seperti buku cetak, koran, majalah.
1. Audio
Media audio adalah media yang hanya melibatkan Pembelajaran Biologi Tingkat SMP
indera pendengaran yang dapat terdiri atas pesan Siswa yang berada pada jenjang SMP pada umumnya
verbal (kata-kata atau bahasa lisan) dan pesan non- berusia sekitar 13 sampai 15 tahun. Dari segi psikologis,
verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi seperti gerutuan, pada usia tersebut mereka telah memasuki tahap
gumam, musik dan sebagainya). Kelebihan-kelebihan pemikiran operasional formal (formal operational
media audio yaitu: (1) mampu mengatasi ruang dan thought) menurut teori kognitif Piaget. Pada tahap ini
waktu, (2) mengembangkan imajinasi pendengar, (3) mereka sudah bisa berpikir abstrak dan hipotesis,
memusatkan perhatian siswa pada penggunaan kata sistematis, mampu memikirkan semua kemungkinan
dan bunyi, dan (4) mampu mempengaruhi suasana dan untuk memecahkan permasalahan, dan perkembangan
perilaku siswa. Jenis-jenis media audio yaitu radio, kognitif mereka mencapai tingkatan tertinggi pada
CD, cassette recorder, dan sebagainya. keseimbangan dalam hubungannya dengan lingkungan
2. Visual (Desmita 2005). Hal ini sejalan dengan pendapat
Media visual adalah media yang melibatkan indera (Santrock 2003), yang menyatakan bahwa pada tahap
penglihatan. Terdapat dua jenis pesan yang dimuat formal operational thought, individu bergerak melebihi
dalam media visual yaitu pesan verbal yang berupa dunia pengalaman aktual dan konkrit, berpikir lebih
kata-kata dalam bentuk tulisan, dan pesan non-verbal abstrak dan logis sehingga dalam memecahkan masalah
yang berupa simbol-simbol. Karakteristik media visual mereka lebih sistematis, dapat mengembangkan hipotesis
yaitu pesan visual, penyalur pesan visual dan benda mengapa sesuatu terjadi seperti itu, dan kemudian
asli dan tiruan. Contohnya gambar, torso, miniatur dan menguji hipotesis secara deduktif.
sebagainya. Selain meninjau dari sudut perkembangan kognitif
3. Audiovisual menurut teori Piaget, perkembangan siswa juga akan
Media audiovisual adalah media yang mempunyai ditinjau dari tahap pemahaman menurut teori Kieran
unsur suara dan unsur gambar. Media ini dibagi Egan. Ada tiga tahap pemahaman menurut Egan yaitu
menjadi dua macam yaitu audiovisual diam dan pemahaman mitos pada usia 0-8 tahun, romantik pada usia
audiovisual gerak. Audiovisual diam adalah media 8-15 tahun dan filosofi pada usia 15-19 tahun (Van
yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film Brummelen 2006). Pada jenjang SMP, siswa telah
bingkai suara, film rangkai suara dan cetak suara, memasuki tahap pemahaman romantik. Menurut teori
sedangkan audiovisual gerak dapat menampilkan Kieran Egan, dalam tahap ini, para siswa masih berminat
unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film pada penyampaian berbentuk naratif atau cerita, namun
suara dan video (Djamarah & Zain 2006). lebih memilih tema petualangan, imajinasi, idealisme,
4. Multimedia antusias menjelajahi dunia dan merasakan pengalaman di
Multimedia adalah media yang mampu melibatkan dalamnya, serta berminat terhadap fakta disertai
banyak indera dan organ tubuh selama proses penjelasan tentang bagaimana dan mengapa hal-hal bisa
pembelajaran berlangsung. Multimedia dapat terjadi.
dibedakan atas dua yaitu multimedia berbasis Berdasarkan penjabaran di atas, terlihat bahwa
komputer dan pengalaman langsung. Bentuk perkembangan kognitif cukup mempengaruhi minat
pemanfaatan multimedia berbasis komputer yaitu siswa. Pada jenjang SMP, siswa sudah bisa berpikir
abstrak, hipotesis, logis dan sistematis. Hal ini membuat

138
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Volume 2 Nomor 2 Tahun 2017 Halaman: 134-142
e-ISSN: 2527-6891
DOI: http://dx.doi.org/10.26740/jp.v2n2.p134-142

mereka akan lebih berminat pada pembelajaran yang Kaitan Metode dan Media Bervariasi dengan Minat
memfasilitasi kemampuan yang mereka miliki pada Siswa dalam Pembelajaran Biologi Tingkat SMP
usianya. Mereka berminat pada petualangan atau mencari Metode dan media merupakan komponen penting
tahu fakta dan bagaimana hal-hal bisa terjadi karena dalam pembelajaran. Dalam penggunaannya di kelas,
mereka sudah memiliki kemampuan untuk berpikir metode dan media saling berhubungan dan saling
hipotesis dan sistematis. menunjang untuk membantu guru maupun siswa
Biologi merupakan salah satu bagian dari mata mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Surakhmad
pelajaran IPA Terpadu yang diajarkan di SMP. Menurut seperti yang dikutip oleh (Djamarah & Zain 2006),
(Nuryani 2005), pada jenjang SMP terdapat tiga misi pemilihan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
utama dari pengajaran Biologi, sebagai berikut: (1) aspek anak didik, tujuan, situasi, fasilitas dan guru. Sejalan
empiris, belajar biologi berarti berupaya mengenali proses dengan pemilihan metode, terdapat juga beberapa faktor
kehidupan nyata di lingkungan (purpose in empirical dalam pemilihan media pembelajaran yaitu komponen
evidence); (2) aspek evaluasi, belajar biologi adalah tujuan, materi pembelajaran, pendekatan/metode, evaluasi
berupaya mengenali diri sendiri sebagai makhluk dan siswa (Nuryani 2005). Dengan demikian, pemilihan
(purpose in human institution); (3) aspek sintas, belajar dan penggunaan metode harus disesuaikan dan disertai
biologi diharapkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas dengan media pembelajaran, begitu pun sebaliknya.
serta kelulushidupan manusia dan lingkungannya Keterkaitan antara metode dan media bervariasi dengan
(purpose in human life). Sejalan dengan misi tersebut, minat siswa dalam pembelajaran biologi SMP dapat
Permendikbud RI nomor 22 tahun 2016 menyatakan diuraikan secara bertahap sebagai berikut:
bahwa pada tingkat SMP, tujuan kurikulum IPA Terpadu
mencakup empat kompetensi sebagai berikut: (1) a) Penggunaan metode dan media bervariasi dapat
kompetensi sikap spiritual yaitu menghargai dan memfasilitasi tercapainya tujuan pembelajaran biologi
menghayati ajaran agama yang dianutnya; (2) sikap sosial sesuai dengan karakteristik bidang ilmu & tahap
yaitu menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung perkembangan siswa SMP.
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran biologi
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan seperti yang telah dibahas sebelumnya, maka metode dan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan media pembelajaran yang bervariasi perlu digunakan di
dan keberadaannya; (3) pengetahuan yaitu memahami kelas. Menurut KBBI bervariasi berarti memiliki lebih
pengetahuan baik faktual, konseptual maupun prosedural dari satu jenis, rupa atau bentuk, ataupun ada selingan.
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, Dalam pembahasan ini, metode dan media bervariasi
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian berarti tidak hanya menggunakan satu metode atau satu
tampak mata; dan (4) keterampilan yaitu mencoba, media selama pembelajaran (monoton) dalam periode
mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret seperti yang lama, melainkan menerapkan lebih dari satu metode,
menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan atau lebih dari satu media, ataupun mengkombinasikan
membuat, serta ranah abstrak yang terdiri atas menulis, metode dan media tertentu yang berbeda dengan biasanya
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang dalam pembelajaran.
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain Metode dan media bervariasi yang digunakan dalam
yang sama dalam sudut pandang/teori (Depdikbud 2016). pembelajaran biologi dapat memfasilitasi siswa untuk
Kompetensi-kompetensi inilah yang perlu dicapai oleh mengeksplorasi kekayaan dan keutuhan dari biologi. Hal
siswa melalui proses pembelajaran biologi dalam mata ini akan memberikan pengalaman belajar yang menarik
pelajaran IPA Terpadu yang dilakukan di tingkat SMP. terutama bagi siswa SMP yang sedang berada dalam
Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat terlihat perkembangan kognitif tahap formal operational thought
bahwa sebenarnya ditinjau karakter bidang ilmu maupun Piaget dan tahap pemahaman romatik menurut Kieran
misi dan tujuan kurikulumnya, biologi dan Egan. Sebagai ilmu yang mempelajari tentang kehidupan
pembelajarannya sangat sesuai atau relevan dengan yang telah diciptakan secara teratur, sistematis, dan
perkembangan siswa SMP yang berada pada tahap formal kompleks oleh Tuhan, biologi memiliki cakupan bahan
operational thought dan pemahaman romantik. Oleh kajian yang sangat kaya, luas dan beragam. Selain itu,
sebab itu, peran guru sangat dibutuhkan merancang biologi bukan hanya berfokus pada penyajian teori tetapi
pembelajaran termasuk metode dan media yang akan membutuhkan praktik dan penerapan karena sangat dekat
digunakan dengan memperhatikan karakteristik dan relevan dengan kehidupan siswa sehari-hari. Hal ini
perkembangan siswa dan bidang ilmu yang terkait. sangat mendukung perkembangan kemampuan kognitif
siswa SMP dan turut mempengaruhi minat mereka. Sesuai
pembahasan sebelumnya, dalam tahap ini mereka akan

139
Keterkaitan Metode dan Media Bervariasi dengan Minat Siswa dalam Pembelajaran Biologi Tingkat SMP
Reisky Megawati Tammu

mulai memikirkan berbagai konsep secara sistematis dan sehingga kompetensi siswa yang diharapkan dapat
berpikir hipotesis sehingga lebih berminat terhadap fakta tercapai. Hal ini berarti minat memiliki pengaruh terhadap
disertai penjelasan tentang bagaimana dan mengapa hal- prestasi belajar siswa. Hasil penelitian (Muldayanti 2013)
hal yang yang sering mereka amati dalam kehidupan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan minat belajar
sehari-hari bisa terjadi. Terkait dengan hal tersebut, tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi,
(Depdiknas 2007) menyatakan bahwa pembelajaran sehingga minat belajar yang tinggi akan mendapat prestasi
biologi perlu menekankan pada pemberian pengalaman belajar tinggi juga.
secara langsung kepada siswa untuk membantu mereka Penggunaan metode dan media yang variatif akan
mengembangkan sejumlah keterampilan proses yang menghasilkan proses belajar yang menarik sebagai salah
meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, satu syarat untuk menumbuhkan minat siswa dalam
menggunakan alat dan bahan secara benar dengan pembelajaran biologi. Hal ini sesuai dengan pernyataan
pertimbangan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, Manurung dan Matutina seperti yang dikutip oleh
menggolongkan, menafsirkan data dan menyampaikan (Rahmat 2009) bahwa beberapa syarat untuk
hasil temuan secara beragam, menggali dan memilah membangkitkan minat yaitu: (1) belajar harus menarik
informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan- perhatian; (2) objek atau keadaan yang menarik akan
gagasan atau memecahkan masalah sehingga akhirnya menimbulkan belajar; (3) para siswa dilatih bekerja
mereka mampu menjelajahi dan memahami kehidupan sendiri atau diberikan kesempatan turut aktif selama
serta alam sekitarnya. Menurut (Yamin & Ansari 2008), pengajaran berlangsung; (4) semua kegiatan harus kontras
pengalaman langsung tersebut dapat diperoleh oleh siswa sehingga dapat menimbulkan minat untuk mengetahui
melalui pengalaman inderawi yang memungkinkan lebih lanjut. Hal ini didukung oleh pendapat (Djamarah &
mereka untuk memperoleh informasi dari melihat, Zain 2006)bahwa guru sebaiknya menggunakan metode
mendengar, meraba, mencicipi dan mencium. Dengan yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak
demikian, penggunaan metode dan media bervariasi membosankan tetapi menarik perhatian siswa. (Munadi
dalam pembelajaran biologi tingkat SMP dapat 2008) juga menyatakan bahwa penggunaan berbagai
memfasilitasi siswa yang sedang berada pada tahap formal media di dalam kelas berkaitan dengan fungsi psikologis
operational thought dan pemahaman romantik untuk yang terdiri atas atensi, afektif, kognitif, imajinatif dan
mengembangkan kemampuan kognitif dan minatnya motivasi. Metode dapat dipadukan dengan media yang
dalam mengeksplorasi kekayaan dan keutuhan dari tepat untuk menarik perhatian siswa dan mengembangkan
biologi sebagai suatu ilmu pengetahuan. Hal inilah yang minat mereka, misalnya metode tanya jawab dengan
akan mendorong tercapainya tujuan pembelajaran biologi. media gambar di awal pembelajaran. Guru dapat
memberikan pertanyaan yang tepat sesuai gambar untuk
b) Penggunaan metode dan media bervariasi dapat membuat siswa tertarik dan ingin tahu topik bahasan yang
menghasilkan pembelajaran biologi yang menarik akan dipelajari. Hal ini sesuai dengan pendapat (Uzman
sebagai salah satu syarat untuk menumbuhkan minat 2007) yang menyatakan bahwa pemberian pertanyaan
siswa. secara tepat akan memberikan dampak positif yakni
Keberhasilan siswa dalam pembelajaran biologi membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa tentang
tingkat SMP bukan hanya dipengaruhi oleh sesuatu yang sedang dibahas dan meningkatkan
perkembangan kemampuan kognitif tetapi juga minat partisipasi.
mereka. Siswa perlu memiliki minat terhadap Penggunaan metode dan media bervariasi telah
pembelajaran biologi itu sendiri. Hal ini didukung oleh terbukti dapat meningkatkan minat siswa dalam
Dalyono seperti yang dikutip oleh (Susilonuringsih 2006), pembelajaran biologi tingkat SMP. Hasil penelitian
bahwa minat adalah salah satu faktor intern yang (Setiawan & Napitupulu 2014) menunjukkan bahwa
mempengaruhi belajar siswa. Sebagai bidang ilmu yang penerapan metode Group Investigation dengan
mempelajari kehidupan dengan cakupan yang kaya, menggunakan media komik dapat meningkatkan minat
beragam, dan luas, biologi seharusnya diminati oleh siswa belajar biologi siswa dari 72,75% saat pra siklus menjadi
SMP karena banyak teori, fenomena, fakta, serta konsep 82,47% pada siklus II berdasarkan indikator partisipasi,
dalam kehidupan sehari-hari yang bisa mereka eksplorasi perhatian, dan sebagainya. (Rizky et al. 2015) juga
sesuai dengan berkembangnya kemampuan mereka untuk melaporkan bahwa penerapan metode eksperimen dengan
berpikir sistematis, logis, dan hipotesis pada tahap formal menggunakan media asli tumbuhan dapat meningkatkan
operational thought dan pemahaman romantik. Minat hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai kognitif 85,42
tersebut diperlukan untuk mendorong siswa lebih dan rata-rata aktivitas mencapai 90,63 pada siklus II pada
perhatian terhadap pelajaran, lebih mudah dalam pokok bahasan Klasifikasi Makhluk Hidup di kelas VIIA
memahami materi, lebih aktif dalam pembelajaran SMPN Maesan. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya,

140
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Volume 2 Nomor 2 Tahun 2017 Halaman: 134-142
e-ISSN: 2527-6891
DOI: http://dx.doi.org/10.26740/jp.v2n2.p134-142

aktivitas siswa menunjukkan minat mereka. Semakin dan pemberian soal dapat meningkatkan prestasi belajar
tinggi aktivitas siswa dalam suatu pembelajaran siswa dari 45% menjadi 100% pada siklus II dalam
menunjukkan adanya peningkatan minat. pembelajaran biologi di kelas VIII SMPN Satap Hoka.

c) Penggunaan metode dan media bervariasi dapat PENUTUP


meningkatkan minat, pemahaman konsep, dan prestasi Simpulan
belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Penggunaan metode dan media bervariasi dapat
Metode dan media bervariasi dapat digunakan guru memfasilitasi tercapainya tujuan pembelajaran biologi
untuk membantu siswa menemukan makna dari materi sesuai dengan karakteristik bidang ilmu & tahap
yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari sehingga perkembangan siswa SMP, menghasilkan pembelajaran
semakin meningkatkan minat mereka terhadap biologi yang menarik sebagai salah satu syarat untuk
pembelajaran biologi. Hal ini sesuai dengan pendapat menumbuhkan minat siswa, dapat meningkatkan minat
(Slameto 2003) bahwa mengembangkan dan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi.
meningkatkan minat siswa terhadap sesuatu pada Metode dan media bervariasi yang digunakan dalam
dasarnya membantu siswa melihat bagaimana hubungan pembelajaran biologi tingkat SMP dapat memfasilitasi
antara materi yang dipelajarinya dengan dirinya sendiri siswa yang sedang berada pada tahap formal operational
sebagai individu. Meningkatkan dan mengembangkan thought dan pemahaman romantik untuk mengembangkan
minat siswa dalam pembelajaran biologi berarti kemampuan kognitif dan minatnya dalam mengeksplorasi
membantu siswa untuk memahami hubungan antara kekayaan dan keutuhan dari biologi sebagai suatu ilmu
belajar biologi dengan dirinya sebagai individu yang pengetahuan. Penggunaan metode dan media yang variatif
merupakan bagian dari alam dan lingkungan tempat ia juga akan menghasilkan proses belajar yang menarik yang
tinggal. Hal tersebut dapat dicapai dengan diterapkannya membantu siswa menemukan makna dari materi yang
metode dan media bervariasi dalam pembelajaran biologi, dipelajari sehingga semakin meningkatkan minat,
sesuai dengan pendapat (Suciati & Irawan 2001) yang pemahaman konsep, dan prestasi belajar mereka dalam
menyatakan bahwa strategi yang dapat merangsang minat pembelajaran biologi.
dan perhatian siswa secara aplikatif di dalam kelas, antara
lain: (1) menggunakan metode penyampaian yang Saran
bervariasi, misalnya penjelasan, diskusi, role play, Penggunaan metode dan media bervariasi dalam
simulasi, curah pendapat, demonstrasi, studi kasus; (2) pembelajaran biologi harus disesuaikan dengan topik yang
menggunakan media untuk memperlengkapi penyampaian diajarkan dan tingkat perkembangan siswa, namun tetap
materi misalnya film, video, gambar, alat peraga, dan mempertimbangkan situasi, kondisi, dan fasilitas yang
sebagainya; (3) membangun suasana menyenangkan tersedia. Perlu dilakukan studi lanjut untuk mengetahui
misalnya humor pada saat yang tepat; (4) menggunakan seberapa besar pengaruh metode dan media bervariasi
peristiwa nyata, anekdot dan contoh-contoh untuk terhadap minat, pemahaman konsep, dan prestasi belajar
memperjelas konsep yang diutarakan; serta (5) siswa.
menggunakan teknik bertanya yang melibatkan siswa.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa
minat siswa akan mempengaruhi hasil belajar mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Penerapan metode dan media bervasiasi bukan hanya
meningkatkan minat siswa, tetapi juga dapat membantu Brahim, T.K., 2007. Peningkatan hasil belajar sains siswa
siswa memahami konsep materi sehingga prestasi atau kelas VI sekolah dasar melalui pendekatan
hasil belajarnya semakin meningkat. Hasil penelitian pemanfaatan sumber daya alam hayati di
(Setiawan & Napitupulu 2014) menunjukkan bahwa lingkungan sekitar. Jurnal Pendidikan Penabur, 9,
penggunaan media flipchart yang disertai dengan pp.37–49.
penerapan metode diskusi, tanya jawab dan ekspositoris Van Brummelen, H., 2006. Berjalan bersama Tuhan di
dalam pembelajaran biologi dapat meningkatkan dalam kelas: Pendekatan Kristiani untuk
penguasaan materi siswa pada pokok bahasan pembelajaran [Walking with God in the classroom:
Christian approaches in learning and teaching],
Pertumbuhan dan Perkembangan di kelas VIII SMP
Jakarta: Universitas Pelita Harapan.
Negeri 2 Teluk Mengkudu sebesar 85,2% dari prasiklus
hingga siklus II. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Campbell, N.A., Reece, J.B. & Mitchell, L.G., 2002.
Dodo dan Oetpah (2016) yang menunjukkan bahwa Biologi edisi kelima jilid I [Biology, fifth edition],
Jakarta: Erlangga.
penggunaan media animasi yang disertai dengan
penyampaian materi, review dalam bentuk tanya jawab Depdikbud, 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan

141
Keterkaitan Metode dan Media Bervariasi dengan Minat Siswa dalam Pembelajaran Biologi Tingkat SMP
Reisky Megawati Tammu

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun PT RajaGrafindo Persada.


2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
Sanjaya, W., 2006. Strategi pembelajaran berorientasi
dan Menengah, Jakarta: Depdikbud.
standar proses pendidikan, Jakarta: Kencana
Depdiknas, 2007. Materi sosialisasi dan pelatihan Prenada Media Group.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP,
Santrock, J.W., 2003. Adolescence: Perkembangan
Jakarta: Depdiknas.
Remaja edisi enam, Jakarta: Erlangga.
Depdiknas, 2003. Standar kompetensi mata pelajaran
Sardiman, A.M., 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar
biologi SMA dan MA, Jakarta: Pusat Kurikulum,
Mengajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Balitbang Depdiknas.
Setiawan, P.Z. & Napitupulu, E., 2014. Aplikasi media
Desmita, 2005. Psikologi Perkembangan, Bandung: PT
pembelajaran flipchart untuk meningkatkan
Remaja Rosdakarya Offset (Rosda).
penguasaan materi pertumbuhan dan
Djaali, H., 2007. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi perkembangan pada mata pelajaran IPA Teerpadu.
Aksara. Jurnal Teknologi Pendidikan, 7(2), pp.141–152.
Djamarah, S.B. & Zain, A., 2006. Strategi Belajar Slameto, 2003. Belajar dan faktor-faktor yang
Mengajar Edisi Revisi, Jakarta: PT Rineka Cipta. mempengaruhinya edisi revisi, Jakarta: Rineka
Cipta.
Djiwandono, S.E. w., 2006. Psikologi Pendidikan Edisi
Revisi, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Suciati & Irawan, P., 2001. Teori Belajar dan Motivasi,
Indonesia (Grasindo). Jakarta: Universitas Terbuka.
Hurlock, E., 2000. Perkembangan anak edisi 6 jilid II Suherman, E., 2008. Model belajar dan pembelajaran
[Child development sixth edition], Jakarta: berorientasi kompetensi siswa. Jurnal Educare, 5
Erlangga. (2). Available at: http://educare.e-
kipunla.net/index.php?option=com_ content
Kusmiyati, 2007. Meningkatkan minat belajar IPA
&task=view&id=60&Itemid=7.
Biologi siswa sekolah menengah pertama. Jurnal
Pijar MIPA, 2(2), pp.63–68. Available at: Susilonuringsih, K., 2006. Pengaruh faktor intern dan
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/Search. html? faktor ekstern terhadap minat belajar siswa kelas I
act=tampil&id=9045. di SMK Yayasan Pendidikan Ekonomi (YAPEK)
Gomboong tahun diklat 2005/2006.
Muldayanti, N.D., 2013. Pembelajaran biologi model
STAD dan TGT ditinjau dari keingintahuan dan Sutikno, M.B., 2009. Belajar dan Pembelajaran: Upaya
minat belajar siswa. Jurnal Pendidikan IPA kreatif adalam mewujudkan pembelajaran yang
Indonesia, 2(1), pp.12–17. berhasil, Bandung: Prospect.
Munadi, Y., 2008. Media Pembelajaran: Sebuah Uzman, M.U., 2007. Menjadi Guru Professional,
Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nuryani, 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi, Yamin, H.M. & Ansari, B.I., 2008. Taktik
Malang: Universitas Negeri Malang. mengembangkan kemampuan individual siswa,
Jakarta: Gaung Persada Press.
Pannen, P., Mustafa, D. & Sekarwinahyu, M., 2001.
Konstruktivisme dalam pembelajaran, Jakarta: Zed, M., 2008. Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta:
Universitas Terbuka. Yayasan Obor Indonesia.
Prastati, T. & Irawan, P., 2001. Media Sederhana,
Jakarta: Universitas Terbuka.
Prastowo, A., 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam
Prespektif Rancangan Penelitian, Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Rahmat, A., 2009. Super Teacher, Bandung: MQS
Publishing.
Rizky, A., Pujiastuti & Asyiah, I.N., 2015. Penerapan
metode eksperimen dengan memanfaatkan media
asli tumbuhan untuk meningkatkan aktivitas dan
ketuntasan hasil belajar biologi (pokok bahasan
klasifikasi makhluk hidup pada siswa kelas 7A di
SMPN 2 Maesan Tahun Ajaran 2013/2014.
Pancaran, 4(1), pp.79–88.
Sadiman, A.S. et al., 2005. Media Pendidikan, Jakarta:

142

Anda mungkin juga menyukai