OLEH :
KHEYSA AZAHRA LATIFA
23031071
PENDIDIKAN BIOLOGI B
DOSEN PENGAMPU:
Drs. RISTIONO SOEGENG, M. PD.
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
MERANCANG MEDIA MODEL BERBAHAN DASAR MATERIAL LOKAL/ALAMI
DAN BAHAN SINTESIS
TOPIK: Struktur dan komposisi kimia sel , Struktur membrane sel , Difusi,Osmosis
Ilmu Pengetahuan alam sekitar (IPA) adalah salat satu mata pelajaran dengan
pembelajaran yang dapat dilakukan di luar kelas dan menekankan pada pengalaman belajar
anak dengan lingkungan alam sekitarnya. Barlia (2006) mengungkapkan bahwa ―Dalam
ketentuan belajar mengajar, pelaksanaan mata pelajaran IPA mewujudkan kefasikan tunggal
dari bagian upaya pengembangan program kurikulum yang ada, dengan melibatkan semua
fasilitas alam sekitar sebagai sumber daya untuk mempelajari dan memanfaatkan fasilitas
yang ada di lingkungan alam sekitar sekolah, seperti laboratorium penunjang atau
pembelajaran.‖(Widi Eli 2020). Dengan pembelajaran IPA ini diharapkan bisa menjadi
wadah bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan pengembangan dalam diri lebih
menjadi baik lagi di kehidupan sehari-hari. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat erat
kaitannya dengan bagaimana menjelajahi alam yang luas ini secara sistematis, sehingga
dalam proses kegiatan pembelajaran IPA, siswa tidak hanya mencapai penguasaan dan nilai
yang tinggi saja, tetapi juga dapat pengetahuan tentang fakta, konsep, atau prinsip lainnya
dan siswa dapat menemukan kesimpulan nyata dari apa yang telah mereka pelajari.(Astuti
2020).
Lingkungan adalah salah satu yang bisa dikatakan seperti keluarga yang
menumbuhkan serta membesarkan siswa mulai sejak kecil hingga dewasa, sekolah seperti
wadah mendidik siswa secara individu sebagai makhluk sosial. Dalam lingkungan
masyarakat adalah wadah bergaul dan bermain sehari-hari dengan suasana alam sekitar dan
keadaan udara serta tumbuhan yang ada di lingkungan sekitarnya . Pengaruh lingkungan
terhadap pertumbuhan dan perkembangannya siswa sangatlah bertopang terhadap
lingkungan siswa itu pribadi serta jasmani dan rohani pada dirinya (Ifrianti and Emilia
2016). Lingkungan di sekitar siswa dapat mewujudkan sumber belajar yang sangat penting
dan termuat sangat baik dengan target mengoptimalkan pencapaian proses dan hasil
pendidikan yang bermutu bagi anak dimasa yang akan datang, oleh karena itu lingkungan
telah menyediakan banyak berbagai hal sebagai media pendukung pembelajaran yang akan
dipelajari oleh siswa. Dengan demikian, lingkungan juga sangat dimaknai sebagai segala
suatu yang ada di sekeliling siswa (lingkungan biotik dan abiotik) yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber dan media untuk keberlangsungan proses kegiatan belajar mengajar
secara lebih optimal. Dalam hal ini, menurut Komalasari (2010) mengatkan bahwa
lingkungan sebagai media pembelajaran mencakup aspek alamiah seperti air, hutan, udara,
matahari, alami batuan, tanah, flora, fauna, sungai, danau, lautan dan sebagainya. Dalam
komponen lingkungan yang tersedia tidak ada batasannya, sekalipun tidak dirancang secara
sengaja dan maksimal untuk kepentingan pembelajaran. Sumber belajar pada lingkungan
akan selalu memperkaya wawasan dan pengetahuan siswa karena mereka belajar secara
langsung menggunakan metdoe pengamatan dan percobaan serta menciptakan karya baru
pemanfaatan lingkungan yang baik, sehingga hasil yang dicapai buka hanya terpaku nilai
saja, tetapi berrupa karya atau projek(seperti, bendungan air, yoghurt, tanaman hidrponik
dan lainnya) yang dihasilkan dari lingkungan sekitar, sehinggua tidak selau terpacu
oleh empat dinding kelas.(Utaminingsih 2015).
Namun pada kenyataannya bahwa kondisi pendidikan di Sekolah khususnya di
Sekolah Dasar sangatlah belum mampu untuk menumbuhkan karakter peduli lingkungan
pada siswa. oleh karena itu, dengank eadaan seperti ini dapat menimbulkan banyaknya
kekurangan dalan keaktifan seluruh siswa dalam proses pembelajarannya karena guru
hanya menyampaikan materi yang diajarkan tidak diselingi dengan praktik secara nyata
sehingga pembelajaran dirasa sangat membosankan bagi siswa. Selain penggunaan metode
konvensional, guru ternyata belum sangatlah dikatakan maksimaldalam memanfaatkan
media pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang tersedia di sekolah, salah satunya yaitu
masih belum banyak memanfaatkan Penggunaan lingkungan alam sebagai sumber dan
media pada proses pembelajaran. Selain itu, Guru juga belum sepenuhnya dapat
memahami secara medalam akan akan materi pada suatu proses perencanaan pembelajaran
dengan mengkaitkan penggunaan serta pemanfaatan lingkungan alam sekitar. Hal ini dapat
disebabkan oleh guru yang berfikir bahwa dengan lebih mudah menyampaikan
pembelajaran dengan menggunakan metode di kelas agar sesuai jadwal dan tidak
menggunakan banyak waktu, padahal dengan penggunaan metode yang monoton seperti
itu bisa dikatakan tdiak aktif dan tidak bervariasi yang dapat membuat siswa merasa jenuh,
dan malas serta bosan, sehingga dapat berpengaruh pada aktivitasnya dalam proses
pembelajaran. (Lamasai, A, and Puadi 2017)
Pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga pembelajaran biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip- prinsip saja, tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Pembelajaran biologi diharapkan dapat dijadikan sarana berpikir
bagi siswa untuk mempelajari dan menemukan fenomena yang terjadi di dalam diri dan
alam sekitar, serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2006)
Pembelajaran biologi berkaitan dengan memahami fenomena yang terjadi di dalam diri
dan alam sekitar. Suatu pembelajaran biologi siswa harus dirangsang untuk aktif berpikir
melalui kegiatan observasi atau eksperimen disertai interaksi sosial dengan siswa lain atau
dengan gurunya, sehingga siswa dapat membangun pengetahuan sendiri dalam benaknya.
Menurut Rustaman er al. (2005) proses belajar mengajar bukan hanya mengerjakan
biologi sebagai produk berupa konsepsemata, melainkan juga mengajarkan siswa aktif
berpikir melalui biologi
Salah satu manfaat utama dari penggunaan media tiruan dalam pembelajaran biologi
adalah membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif. Dalam pembelajaran
biologi, siswa sering kali dihadapkan pada konsep-konsep yang abstrak dan sulit dipahami
secara langsung. Dengan menggunakan media tiruan, guru dapat menghadirkan konsep-
konsep ini dalam bentuk yang lebih nyata dan mudah dipahami oleh siswa. Misalnya,
dengan menggunakan model 3 dimensi, siswa dapat melihat dan merasakan struktur
organisme atau objek biologi secara langsung, sehingga membuat pembelajaran menjadi
lebih menarik dan memikat perhatian siswa. Selain itu, media tiruan juga memungkinkan
siswa untuk melihat dan merasakan objek biologi secara nyata. Misalnya, dengan
menggunakan model irisan, siswa dapat melihat struktur internal organisme atau objek
biologi dengan lebih jelas. Hal ini membantu siswa memahami struktur dan fungsi
organisme dengan lebih baik.
meningkatkan daya ingat, dan memfasilitasi pembelajaran kolaboratif. Media tiruan adalah
penggunaan media yang tidak asli, seperti gambar, video, atau animasi, untuk
menggambarkan konsep atau proses biologi. Ini adalah sebuah teknik yang banyak
digunakan dalam pembelajaran biologi, karena ia membantu murid-murid untuk
memahami konsep yang rumit dan proses yang kompleks.
Media tiruan bantu dalam pembelajaran biologi dengan membantu murid-murid untuk:
1. Memahami konsep yang rumit: Tiruan media, seperti gambar dan video, membantu
murid- murid untuk memahami konsep yang rumit, seperti sel dan organ dalam
tubuh.
5. Memperjelas konsep: Gunakan tiruan media untuk memperjelas konsep yang rumit,
seperti kromosom dan DNA. Gunakan gambar atau video yang menunjukkan konsep
tersebut.
Merancang Media Model Berbahan Dasar Material Lokal/Alami dan Sintesis dalam
Pembelajaran Biologi .Media model adalah media pembelajaran tiga dimensi yang
merepresentasikan struktur atau proses biologi secara konkret. Media ini dapat dibuat dari
berbagai bahan, baik material lokal/alami maupun bahan sintesis
Tujuan:
Pilihlah topik biologi yang ingin diajarkan dengan media model. Pastikan topik
tersebut sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
2. Memilih Bahan:
Pilihlah bahan yang mudah didapat, murah, dan aman untuk digunakan. Bahan
lokal/alami seperti daun, ranting, kayu, dan tanah liat dapat menjadi pilihan yang
menarik. Bahan sintesis seperti styrofoam, plastik, dan playdough juga dapat
digunakan.
3. Mendesain Model:
Buatlah sketsa atau gambar model yang ingin dibuat. Pastikan model tersebut sesuai
dengankonsep biologi yang ingin diajarkan.
4. Membuat Model:
Ikutilah sketsa atau gambar yang telah dibuat untuk membuat model. Gunakan alat
dan bahanyang sesuai dengan hati-hati.
5. Mengevaluasi Model:
Uji coba model dengan beberapa siswa untuk memastikan model tersebut mudah
dipahamidan digunakan. Lakukan perbaikan jika diperlukan.
Kekurangan:
Langkah 1
Jenis Material: Kayu, bambu, rotan, batu, tanah liat, serat alam (misalnya, sabut
kelapa, daun kering), dan bahan daur ulang (misalnya, botol plastik, kardus
bekas).
Ketersediaan: Pertimbangkan sumber daya lokal yang tersedia di wilayah Anda.
Karakteristik: Pilih material dengan tekstur, warna, dan bentuk yang sesuai
dengandesain model Anda.
Keterampilan: Pertimbangkan keterampilan dan alat yang Anda miliki
untukmengolah material tersebut.
Sketsa dan Desain: Buat sketsa desain model Anda untuk memvisualisasikan
bentuk dan struktur model.
Skala dan Proporsi: Pastikan skala dan proporsi model Anda sesuai dengan
kenyataan.
Detail dan Fitur: Pertimbangkan detail dan fitur yang ingin Anda tampilkan
pada model, seperti tekstur, ornamen, dan dekorasi.
Manfaat Merancang Media Model Berbahan Dasar Material Lokal atau Alami
Lingkungan adalah salah satu yang bisa dikatakan seperti keluarga yang
menumbuhkan serta membesarkan siswa mulai sejak kecil hingga dewasa, sekolah seperti
wadah mendidik siswa secara individu sebagai makhluk sosial. Dalam lingkungan
masyarakat adalah wadah bergaul dan bermain sehari-hari dengan suasana alam sekitar dan
keadaan udara serta tumbuhan yang ada di lingkungan sekitarnya . Pengaruh lingkungan
terhadap pertumbuhan dan perkembangannya siswa sangatlah bertopang terhadap
lingkungan siswa itu pribadi serta jasmani dan rohani pada dirinya (Ifrianti and Emilia
2016). Lingkungan di sekitar siswa dapat mewujudkan sumber belajar yang sangat penting
dan termuat sangat baik dengan target mengoptimalkan pencapaian proses dan hasil
pendidikan yang bermutu bagi anak dimasa yang akan datang, oleh karena itu lingkungan
telah menyediakan banyak berbagai hal sebagai media pendukung pembelajaran yang akan
dipelajari oleh siswa. Dengan demikian, lingkungan juga sangat dimaknai sebagai segala
suatu yang ada di sekeliling siswa (lingkungan biotik dan abiotik) yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber dan media untuk keberlangsungan proses kegiatan belajar
mengajar secara lebih optimal.
Dalam hal ini, menurut Komalasari (2010) mengatkan bahwa lingkungan sebagai
media pembelajaran mencakup aspek alamiah seperti air, hutan, udara, matahari, alami
batuan, tanah, flora, fauna, sungai, danau, lautan dan sebagainya. Dalam komponen
lingkungan yang tersedia tidak ada batasannya, sekalipun tidak dirancang secara sengaja
dan maksimal untuk kepentingan pembelajaran. Sumber belajar pada lingkungan akan
selalu memperkaya wawasan dan pengetahuan siswa karena mereka belajar secara
langsung menggunakan metdoe pengamatan dan percobaan serta menciptakan karya baru
pemanfaatan lingkungan yang baik, sehingga hasil yang dicapai buka hanya terpaku nilai
saja, tetapi berrupa karya atau projek(seperti, bendungan air, yoghurt, tanaman hidrponik
dan lainnya) yang dihasilkan dari lingkungan sekitar, sehinggua tidak selau terpacu oleh
empat dinding kelas.(Utaminingsih 2015) Namun pada kenyataannya bahwa kondisi
pendidikan di Sekolah khususnya di Sekolah Dasar sangatlah belum mampu untuk
menumbuhkan karakter peduli lingkungan pada siswa. oleh karena itu, dengank eadaan
seperti ini dapat menimbulkan banyaknya kekurangan dalan keaktifan seluruh siswa
dalam proses pembelajarannya karena
guru hanya menyampaikan materi yang diajarkan tidak diselingi dengan praktik secara nyata
sehingga pembelajaran dirasa sangat membosankan bagi siswa.
(1) Tidak ada buku pelajaran atau LKS untuk dibagikan kepada siswa. Untuk
setiap siswa terkadang guru menuliskan materi yang akan dijelaskan di papan
tulis kemudian meminta siswa untuk menyalinnya ke dalam buku catatannya,
(2) tidak ada alat penunjang materi pembelajaran di laboratorium untuk
kegiatan praktikum, sehingga guru cenderung menggunakan metode ceramah
karena lebihmudah dilakukan,
(3) perlengkapan sekolah tidak digunakan secara maksimal,
(4) pemilihan bahan ajar yang kurang tepat. Kendala yang terjadi adalah siswa
jadi sangat kurang dengan dikenalkan dengan lingkungan alam sekitar oleh guru
yang kaya dengan sumber-sumber dan pemanfaatannya dalam proses
pembelajaran serta dapat membantu pemahaman akan materi yang dijelaskan
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Tentunya ini akan berdampak pada
hasil proses kegiatan belajar mengajar yang diperoleh siswa diluar kelas
Media Lingkungan alam
Bahan alam terdiri dari dua kata, yaitu bahan dan alam. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesi (KBBI) bahan merupakan barang yang akan dibuat menjadi barang
lain. Sedangkan alam merupakan lingkungan hidup. Bahan alam adalah bahan-bahan
yang bersumber dari alam baik itu hewan atau tumbuh-tumbuhan yang hidup dialam.
Untuk saat ini banyak sekali khususnya tumbuhan baik yang masih segar atau yang
sudah kering biasa dimanfaatkan atau dibuat untuk karya seni. Menurut Sudjana (dalam
Ria Yukananda) bahan alam yaitu bahan yang langsung diperoleh dari alam untuk
membuat suatu produk atau karya.
Bahan alam dapat dimanfaatkan sebagai media dalam belajar.19 Sekarang ini
bahan alam biasa dimanfaatkan untuk dijadikan suatu hasil karya seni, misalnya dari
tumbuh- tumbuhan seperti: ranting, akar, daun, batang, buah, kulit batang dan lain-
lainnya, baik yang masih basah atau yang masih kering. Jika diperhatikan selain mudah
didapatkan baik
dari alam luas juga bisa didapat dari lingkungan sekitar. Untuk itu dalam membuat
media pembelajaran pada anak usia dini seorang guru dapat memanfaatkan lingkungan
yang ada disekitar. Lingkungan yang berada disekitar bisa meliputi lingkungan fisik
seperti benda- benda, tumbuhan, binatang dan alam sekitar. Selain lingkungan fisik
terdapat juga non fisik, seperti adat, budaya, seni dan bahasa. 20 Lingkungan tersebut
diharapkan anak peka terhadap lingkungan yang ada disekitarnya. b. Jenis- jenis bahan
alam Jenis-jenis bahan alam yang terdapat disekitar kita sangatlah banyak. Bahan-
bahan alam tersebut juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran pada anak usia
dini. Berbagai media bahan alam digunakan pendidik untuk mengembangkan aspek-
aspek perkembangan anak usia dini, salah satunya yaitu kreativitas anak. Bahan alam
yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran antara lain:
mempengaruhi siswa untuk berproses. pelajaran yang mereka pelajari. (Efendi, Mangkurat,
and Pendidikan 2021).
Jika dilihat dengan seksama, belum semua Pendidikan dan Guru dapat
menggunakan media ini dengan efektif karena beberapa kendala seperti berkurangnya
bahkan hilangnya kegemburan, akan kesuburan, dan unsur-unsur hara yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman,hal hal ini dapat banyak diakibatkan oleh penggunaan pupuk
dan pestisida secara berlebihan dan berbagai ragam eksploitasi terhadap tanah,
khususnya tanah permukaan. Misalnya, limbah yang dapat dihasilkan dari rumah
tangga (detergen, sampah sisa makanan, dll) pabrik, dan industri telah mencemarkan
pencemaran air udara, dan tanah, mengembangkan lahan tahan untuk diolah menjadi
batu bata (bata merah), menggali pasir di permukaan secara teurs menerus, dan
kehilangan daya dukung tanah akibat longsor. Maka perlu adanya analisis dampak
lingkungan dan keterkitannya dalam pendidikan.(Hartono et al. 2009) Dengan
demikian, bahwa tidak semua lingkungan sekitar sekolah sangat baik dan dapat
digunakan, contohnya sekolah yang temaptnya berada di tengah-tengah pemukiman
warga (dikelilingi rumah) mau tidak mau dalam proses pembelajaran IPA tidak
memungkinkan menggunakan media lingkungan alam sekitar disekolah secara
maksimal karena keterbatasan lingkungan yang telah padatnya penduduk di sekitar
sekolah, sedikitnya lingkungan hiaju terbuka,(Hariandi and Irawan 2016).
Pemanfaatan Lingkungan Alam sekitar sebagai media
Pembelajaran Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar didasarkan pada
konsep empat pilar pembelajaran yang dikemukakan oleh UNESCO (Setiadi, 2007),
yaitu:
Adapun cara-cara yang harus dilakukan guru dalam bersikap dan berhati-hati
dalam memanfaatkan lingkungan alam sebagai sumber belajar adalah sebagai berikut:
6) Penilaian guru terhadap hasil karya kerja siswa lebih jelas dan objektif
sesuai dengan kriteria KKM,
dan difusi. (Yahya, 2015) Tumbuhan mengandung membran sel yang fungsinya untuk
mengatur keluar masuknya suatu zat supaya mendapat pH yang sesuai. Jika konsentrasi
zat terkendali, sel bisa mendapat masukan zat-zat dari ion yang dibutuhkan dan
membuang zat yang sudah tidak diperlukan. Perpindahan molekul yang melewati
membran ini disebut dengan transport melewati membran. (Syamsuri, 1999 dalam
Yahya, 2015).
Akantetapi, hal ini bisa dicegah dengan cara meningkatkan tekanan pada bagian
yang berkonsentrasi lebih encer atau konsentrasi rendah. Suatu zat yang berbeda
konsentrasi dengan zat lain di sekitarnya dapat mengalami peristiwa osmosis yang
menyebabkan kedua zat tersebut konsentrasinya sama. Peristiwa ini disebut dengan
isotonik. Sebagai contoh peristiwa yang menunjukkan sifat isotonik adalah pada hewan
laut seperti kepiting (Arthropoda) dan bintang laut (Echinodermata) dengan
lingkungannya. Peristiwa seperti ini sangat penting bagi hewan laut atau hewan yang
hidup di air tawar, karena jika berbeda konsentrasi akan terjadi osmosis yang
menyebabkan penyusutan pada sel dan bahkan menyebabkan kematian. Air sebagai
pelarut bergerak melewati membran menuju bagian dengan jumlah materi terlarut paling
banyak dan kadar airnya sedikit. Garam sebagai materi terlarut dalam percobaan
osmosis pada kentang.
Garam dapur (NaCl) merupakan elektrolit kuat yang terurai sempurna menjadi ion.
Kation dan anion dalam garam atau keduanya mampu bereaksi dengan air sehingga
menghasilkan reaksi yang disebut hidrolisis. Umumnya, garam yang mengalami
hidrolisis akan mempengaruhi pH larutan. Akan tetapi, ada beberapa jenis garam yang
mengandung ion- ion logam alkali atau alkali tanah (kecuali Be2+) dan basa konjugasi
asam kuat seperti Br-
, NO2 - , CL- , dan NO3 - tidak mengalami hidrolisis dan disebut garam penghasil
larutan netral. (Hiskia, 2001 dalam Baharuddin, 2016) Umbi merupakan suatu jenis
tumbuhan yang dapat mengalami peristiwa difusi dan juga osmosis.
Umbi sendiri termasuk tanaman yang terbentuk dalam tanah. (Rukmana, 1995:18
dalam Yahya, 2015). Kentang (Solanum tuberosum L) adalah tumbuhan yang
termasuk dalam kelompok umbi- umbian, yaitu umbi batang. Bentuk dari kentang itu
sendiri bulat tidak teratur dan permukaannya kasar. Kentang ini memiliki nilai
ekonimis yang tinggi apabila digunakan untuk membuat suatu olahan, tetapi salah satu
kendala pada produk kentang
adalah ketahanan penyimpanan yang tidak lama dan mudah mengalami browning
yangdisebabkan oleh kadar air yang tinggi.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian kali ini adalah pendekatan
kualitatif deskriptif, yaitu penyajian data berupa penggambaran dari hasil
pengamatan dalam bentuk katakata. Pengambilan data dilakukan dengan cara
eksperimen dan dokumentasi. Fokus penelitian adalah pada hasil akhir kentang
setelah dimasukkan ke dalam gelas berisi air saja dan gelas berisi air dan garam.
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian antara lain: 1. Kentang
(Solanum tuberosum L) 2. Wortel (Daucus carota L) 3. Garam dapur (NaCl) 4. Air
5. 2 buah gelas 6. Sendok 7. Pisau 8. Label
Variabel bebas dari penelitian ini adalah air yang berada di dalam gelas, yaitu yang
hanya air saja dan air garam. Variabel kontrolnya yaitu lamanya waktu perendaman dan
kentang. Sedangkan variabel terikatnya yaitu tekstur kentang setelah perendaman.
Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah yang pertama mengupas dan
memotong kentang menggunakan pisau dengan ukuran dan bentuk yang sama yaitu
berbentuk balok dengan ukuran panjang 5 cm, lebar 1,5 cm dan tinggi 1 cm menjadi 4
potong. Selanjutnya memberi label A dan B pada masing-masing gelas dan menuangkan
air ke dalam dua gelas dengan jumlah yang sama, tetapi pada gelas B ditambahkan
dengan 1 sendok makan garam dan diaduk hingga larut. Setelah itu memasukkan masing-
masing 2 potong kentang pada gelas dan membiarkannya selama kurang lebih 30 menit
dan tiap 15 menit mengamati tingkat kekerasannya, kemudian mencatat hasilnya.
Pengamatan ini sengaja dilakukan setiap 15 menit sekali karena untuk membandingkan
kekerasannya jika dalam waktu yang singkat. Langkah-langkah yang dilakukan pada
penelitian wortel juga dilakukan dengan langkah yang sama pada penelitian osmosis
kentang, dimana wortel juga dipotong dengan ukuran panjang 5 cm, lebar 1,5 cm dan
tinggi 1 cm menjadi 4 potong.
Penelitian pada materi difusi dan osmosis dapat menggunakan kentang karena
kentang adalah contoh yang mudah diperoleh dan mudah dipelajari. Kentang
merupakan tanaman yang memiliki kulit yang kuat, memiliki banyak sel, dan memiliki
kandungan air yang tinggi. Osmosis dan difusi adalah proses yang terjadi pada kentang,
seperti penggunaan kentang dalam praktikum osmosis yang menunjukkan perubahan
berat kentang yang direndam dalam larutan garam dengan berbagai konsentrasi.
Penelitian ini
dapat dilakukan untuk mempelajari bagaimana kentang mengalami perubahan ketika
direndam dalam larutan garam dengan berbagai konsentrasi, serta bagaimana osmosis
dan difusi terjadi pada kentang. Penelitian ini dapat menjadi dasar untuk memahami
proses osmosis dan difusi yang terjadi pada kentang dan pada tanaman lainnya.
Penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang sesuai, seperti
metode deskriptif, kuantitatif, atau kombinasi dari kedua metode tersebut. Hasil
penelitian dapat digunakan untuk memperjelas proses osmosis dan difusi pada kentang,
serta untuk membuat perbandingan antara kentang dan lainnya.
Bahan sintetis terbuat dari sumber daya alam. Bahan sintetis dibuat dengan mengubah
bahan awal secara kimia untuk menghasilkan bahan dengan karakteristik berbeda.
Beberapa contoh bahan sintetis adalah plastik, obat-obatan, dan bahan bakar baru. Suatu zat
sintetik mungkin secara kimiawi sama dengan zat alami atau mungkin berbeda. Pembuatan
dan penggunaan bahan sintetis mempunyai dampak positif dan negatif bagi masyarakat.
Guru
memodelkan dan menjelaskan jenis informasi yang akan dicari siswa dalam proyek
penelitian mereka mengenai produk sintetis. Hal ini dilakukan dengan menggunakan
contoh produk sintetik yang dibuat siswa di kelas: gel cacing (bukan untuk dimakan).
Siswa membuatnya dengan menggabungkan larutan natrium alginat dengan larutan
kalsium klorida. Guru menggunakan produk ini untuk memodelkan jawaban terhadap
tiga pertanyaan yang perlu dijawab siswa dalam penelitian mereka:
Objektif
Media sintetis, lebih dikenal sebagai media yang dihasilkan AI, mengacu pada
media digital yang dihasilkan atau dimanipulasi menggunakan algoritme AI. Ini adalah
bentuk konten virtual mutakhir yang dihasilkan menggunakan teknologi AI. Media
sintetis menonjolkan tingkat realisme dan pencelupan yang tinggi, seringkali membuat
konten tidak dapat dibedakan dari media dunia nyata.
Struktur Sel:
Sel merupakan unit dasar kehidupan yang tersusun atas berbagai struktur dengan
fungsi yang berbeda-beda. Berikut beberapa struktur utama sel:
1. Membran sel: Membran sel merupakan barier semipermeabel yang memisahkan sel
dari lingkungannya. Membran sel tersusun atas fosfolipid bilayer, protein integral,
danprotein perifer.
2. Dinding sel: Dinding sel terdapat pada sel tumbuhan dan memberikan kekuatan dan
perlindungan struktural pada sel. Dinding sel tersusun atas selulosa, hemiselulosa,
dan pektin. 3. Sitoplasma: Sitoplasma merupakan bagian sel yang mengandung
organel- organel sel. Sitoplasma tersusun atas air, protein, karbohidrat, lipid, dan
asam nukleat.
4. Nukleus: Nukleus merupakan pusat kendali sel. Nukleus dikelilingi oleh membran
nukleus dan mengandung DNA (asam deoksiribonukleat) yang merupakan materi
genetik sel.
5. Organel-organel sel: Organel-organel sel merupakan struktur kecil dengan fungsi
yang spesifik. Beberapa organel sel yang penting antara lain mitokondria, retikulum
endoplasma, aparatus Golgi, dan vakuola.
Komposisi Kimia Sel: Sel tersusun atas berbagai macam molekul organik dan anorganik.
Berikut beberapa komponen kimia utama sel:
● Air: Air merupakan komponen utama sel dan menyusun sekitar 70-80% massa sel.
Air berperan dalam berbagai fungsi sel, seperti transportasi zat, pengaturan suhu, dan
reaksikimia.
● Karbohidrat: Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi sel. Karbohidrat
terdapat dalam bentuk monosakarida (misalnya, glukosa), disakarida (misalnya,
sukrosa), dan polisakarida (misalnya, amilum).
● Lipid: Lipid merupakan molekul yang tidak larut dalam air dan memiliki berbagai
fungsi dalam sel, seperti pembentukan membran sel, penyimpanan energi, dan
sintesishormon.
● Protein: Protein merupakan molekul yang memiliki banyak fungsi dalam sel,
seperti enzim, struktur sel, dan transpor zat.
● Asam nukleat: Asam nukleat (DNA dan RNA) merupakan materi genetik sel yang
menyimpan informasi tentang struktur dan fungsi sel.
Struktur dan komposisi kimia sel merupakan hal yang sangat penting untuk memahami
bagaimana sel bekerja. Dengan mempelajari struktur dan komposisi kimia sel, kita dapat
memahami berbagai fenomena biologis dan mengembangkan berbagai aplikasi
bioteknologi.
Sel merupakan struktur dasar dan unit fungsional dari makhluk hidup. Sel hidup
memiliki komponen kimiawi yang dihasilkan dari aktivitas sel, disebut biomolekul.
Komponen kimia sel di antaranya air, karbon, dan makromolekul. Makromolekul
merupakan molekul besar yang terdiri atas banyak atom atau blok penyusun. Sel hidup
memiliki empat makromolekul yang merupakan senyawa organik, di antaranya:
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah molekul yang disusun oleh karbon, hidrogen dan oksigen dengan
rumus dasar CH2O. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi dan bahan pembangun
struktur kehidupan.
2. Lipid
Lipid adalah senyawa organik yang sangat sukar larut dalam air. Hal ini disebabkan
karena struktur molekul yang dimilikinya. Sebagian besar lipid tersusun atas hidrokarbon
walaupun lipid memiliki beberapa ikatan polar yang berasosiasi dengan oksigen. Lipid
memililiki bentuk dan fungsi yang beragam. Adapun kelompok yang terpenting dari lipid
antara lain, lemak, fosfolipid, dan steroid.
3. Protein
Protein membentuk 50% dari berat kering sel dan merupakan komponen penting dalam
hampir seluruh kegiatan makhluk hidup. Protein digunakan sebagai struktur penyokong,
sebagai senyawa yang menyampaikan informasi ke bagian lain, untuk membantu
pergerakan,dan juga untuk pertahanan dalam menghadapi benda asing.
4. Asam Nukleat
Asam nukleat adalah polimer nukleotida panjang yang berperan besar dalam
proses penurunan sifat dan pembentukan berbagai protein. Terdapat dua macam
asam nukleat penting yaitu deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid
(RNA). Nukleotida merupakan molekul kompleks yang tersusun dari basa
nitrogen—sebuah gula yang mengandung lima karbon, serta gugus fosfat.
Sel merupakan unit dasar kehidupan yang kompleks dengan struktur dan komposisi
kimia yang terstruktur rapi. Merancang media model yang menyerupai struktur dan
komposisi kimia sel dapat membantu para ilmuwan untuk mempelajari berbagai fenomena
biologis dan mengembangkan aplikasi bioteknologi.
Material Lokal/Alami dan Bahan Sintesis: Material lokal/alami seperti daun, buah-
buahan, dan biopolymer (misalnya, kitosan) dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar
media model. Material ini memiliki berbagai keuntungan, seperti:
Bahan sintesis seperti polietilen glikol (PEG) dan polilaktat (PLA) juga dapat digunakan
untuk merancang media model. Material ini memiliki keuntungan:
Struktur dan Komposisi Kimia Sel: Struktur dan komposisi kimia sel merupakan
faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam merancang media model. Berikut
beberapa aspek yang perlu diperhatikan:
● Membran sel: Membran sel merupakan barier semipermeabel yang memisahkan sel
dari lingkungannya. Media model harus memiliki membran yang dapat meniru
fungsi dan sifat membran sel.
● Sitoplasma: Sitoplasma merupakan bagian sel yang mengandung organel-organel
sel. Media model harus memiliki komponen yang dapat meniru fungsi sitoplasma
dan organel-organel sel.
● Nukleus: Nukleus merupakan pusat kendali sel. Media model harus memiliki
komponen yang dapat meniru fungsi nukleus.
Teknik Merancang Media Model: Berbagai teknik dapat digunakan untuk merancang
media model, seperti:
Media model memiliki berbagai aplikasi dalam bidang biologi dan bioteknologi, seperti:
● Studi biologi sel: Media model dapat digunakan untuk mempelajari berbagai
fenomenabiologis, seperti proliferasi sel, migrasi sel, dan diferensiasi sel.
● Pengembangan obat: Media model dapat digunakan untuk menguji efek obat-
obatan pada sel dan untuk mengembangkan sistem penghantaran obat yang lebih
efektif.
● Tissue engineering: Media model dapat digunakan untuk membangun jaringan
danorgan buatan untuk transplantasi.
Merancang media model berbahan dasar material lokal/alami dan bahan sintesis
dalam struktur dan komposisi kimia sel merupakan bidang penelitian yang
berkembang pesat. Dengan kemajuan teknologi, media model yang semakin canggih
dan kompleks dapat dikembangkan untuk berbagai aplikasi dalam bidang biologi dan
bioteknologi
Struktur Membran Plasma
Membran sel merupakan lapisan ganda (bilayer), terdiri dari lipid dan protein.
Asam lemak (Fatty acid) bersifat hidrofobik dan fosfat bersifat hidrofilik. Menurut Singer
& Nicholson (1972) bahwa membran sel memiliki model mosaik/fluid mozaic'
ditemukan dengan Tehnik Freeze Fractured. Membran sel yaitu protein dan molekul lain
yang tertanam dalam matrik fluida bilayer lipid. Fluid berarti fosfolipid dan protein dapat
bergerak bebas dalam lapisan seakan-akan cairan. Mosaik yaitu pola yang dihasilkan oleh
protein tersebar saat membran dilihat dari atasLipid bilayer kerangka struktur membran
berfungsi sebagai penghalang ('barrier') yang membatasi pergerakan molekul secara acak,
memiliki protein fungsi khusus. Karbohidrat berikatan dengan lipida/glikolipid atau
protein/ glikoproteinTipe lipida yaitu Fosfogliserida, Sfingolipida, dan Kolesterol.
Fosfogliserida berupa mengandung gugus fosfat, sfingolipida, dan kolesterol. Kolesterol
banyak terdapat pada membran sel
hewan kurang lebih 50% dari molekul lipid. Membran sel tumbuhan dan semua sel bakteri
tidak banyak mengandung kolesterol, akan tetapi lebih sedikit dibandingkan lipida membran
lainnya dan tidak terlalu bersifat amfipatik. Gugus hidroksil bersifat hidrofilik pada
bagianProtein Membran.
Membran sel dan membran organel memiliki susunan protein yang unik
yaitu peripheral proteins, integral protein, dan protein yang berikatan dengan
lipid.
Peripheral proteins adalah protein yang terikat secara longgar pada permukaan
membran,dapat merupakan cell surface identity marker (antigens).
Integral proteins adalah protein yang berpenetrasi pada bilayer lipid merupakan
transmembran protein, merupakan transpor protein sebagai channels dan pompa.
Struktur protein transmembran memiliki model pita struktur sekunder a heliks
bersifat hidrofobik, protein yang terletak hampir di dalam intihidrofobik
membran.
Protein yang berikatan dengan lipid adalah protein yang berlokasi di luar
membran lipid,pada bagian ekstraselular atau sitoplasmik
Karbohidrat Membran
Pada membran terdapat karbohidrat berikatan secara kovalen pada lipid dan protein.
Pada membran plasma terkandung 2 – 10% karbohidrat. Membran plasma sel darah
merah manusia mengandung 52% protein, 40% lipid dan 8 % karbohidrat.
Membran sel berfungsi untuk membatasi sel dengan lingkungan fisik, menjamin
berlangsungnya proses biokimia dan fisiologi, bersifat differensiasi permiabel
(semipermiabel). Berdasarkan Teori Overton bahwa struktur dan sifat molekul-molekul
penyusun pada membran selakan mencegah pertukaran molekul dari satu sisi ke bagian
lainnya serta memungkinkan substansi tertentu masuk ke sitoplasma dari lingkungan
luar,mencegah masuknya senyawa tertentu masuk ke sitoplasma.
Difusi
Difusi adalah pergerakan senyawa dari daerah yang konsentrasi tinggi ke yang
rendah, difusi terjadi melalui membran. Persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu
senyawa nonelektrolit agar dapat berdifusi secara pasif melalui membran, yaitu jika
konsentrasi larutan pada satu sisi lebih besar sisi lain. Membran harus permeabel terhadap
substansi tersebut, senyawa dapat melalui membran melalui pori aqueous. Gerakan pasif
cenderung lamban dan berhenti saat kosentrasi di kedua tempat seimbang. Suatu zat akan
berdifusi dari tempat yang lebih pekat ke tempat kurang pekat. Difusi adalah proses pasif,
tidak ada energi untuk membuat molekul berpindah, memiliki energi kinetik alami
Osmosis
Difusi suatu larutan melewati membran sel yang semipermiabel sehingga air bebas
ke luar masuk membran dengan membatasi gerak zat terlarut dalam air. Air berdifusi dari
hipotonik ke hipertonik
Larutan hipotonik yaitu kosentrasi zat terlarut lebih rendah dibandingkan konsentrasi
zat pelarutnya tinggiencer). Larutan isotonik yaitu kosentrasi zat terlarut dan pelarut di dua
daerah sudah sama. Larutan Hipertonik yaitu kosentrasi zat terlarut lebih tinggi
dibandingkankonsentrasi zat pelarutnya rendah /pekatDifusi lon melalui Membran
Difusi ion melalui membran sangat impermeable terhadap senyawa yang
bermuatan, termasuk ion kecil . Membran sel memiliki ion channel yang permeable
untuk ion tertentu.lon channel terbuka atau tertutup melalui 2 cara:
a Voltage-gated channels tergantung pada perbedaan muatan ion pada kedua sisi membran,
contoh K-ionchannel
Membran lipida merupakan pembatas antara cairan ekstrasel dan cairan intrasel.
Berdasarkan struktur dan komposisi kimia membran yang telah dibahas terdahulu, maka
zat-zat dapat berdifusi melalui membran sel dengan dua cara, yaitu:
1. Dengan larut di dalam lipida dan berdifusi melintasi membran
2. Dengan berdifusi melalui pori-pori kecil yang terdapat pada
membran.
O2, CO 2, alkohol, asam-asam lemak, dan sebagainya, bila bersentuhan dengan membran,
maka dengan segera ia larut di dalam lipida, dan berdifusi melintasi membran. Jadi, suatu
zat dengan kelarutan yang tinggi dalam lipida jauh lebih permiabel terhadap membran lipida,
bahkan kecepatan difusinya jauh lebih besar dibandingkan bila ia berada di dalam air.
Misalnya O2 memiliki kecepatan difusi melalui membran lipida dibandingkan bila ia
berada di dalam air. Jadi difusi sederhana berlangsung searah dengan gradien elektrokimia.
Energi untuk gerakan adalah kalor dari gerakan molekul itu sendiri. Kemampuan sel untuk
dapat memilah senyawa hidrofilik dengan BM (Berat Molekul) kecil dari senyawa yang
BM-nya besar, seringkali akibat adanya saluran atau pori pada membran plasma tersebut.
Terdapat dua jenis pori. Jenis pertama merupakan saluran yang menembus molekul protein
integral atau di antara kelompok molekul protein transmembran. Pori jenis kedua disebut
pori statistik yang terbentuk secara acak pada membran plasma dan menembus bilayer
lipida. Selain
melalui
membran lipida, berbagai zat dapat berdifusi melalui pori membran yang terdapat pada
protein. Membran sel memiliki pori-pori dengan diameter berkisar 8 Å, dan luas total
pori- pori adalah 1/16.000 luas permukaan total sel. Walaupun luas total pori-pori kecil,
namun molekulmolekul dan ion-ion dapat berdifusi dengan cepat sehingga seluruh volume
cairan pada beberapa jenis sel seperti sel darah merah, dapat dengan mudah melalui pori-
pori dalam beberapa persatuan detik. Ukuran pori berpengaruh terhadap kecepatan difusi
melintasi membran atau permiabilitas. Permiabilitas dapat didefenisikan sebagai
kecepatan transpor melalui membran pada berbagai konsentrasi tertentu. Molekul air, urea
ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan pori, Oleh sebab itu ia dapat berdifusi
dengan cepat.
Osmosis adalah perpindahan molekul air dari konsentrasi air tinggi ke konsentrasi
rendah. Perpindahan molekul tersebut melalui selaput semi permiabel selektif dari bagian
zat yang lebih encer ke bagian zat yang lebih pekat. Membran semipermiable harus dapat
ditembus oleh pelarut namun tidak dapat ditembus oleh zat terlarut yang mengakibatkan
gradien tekanan sepanjang membran. Suatu larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi
darilarutan lain dinamakan hipertonik.
Suatu larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah dari larutan lain
dinamakanhipotonik, dan Suatu larutan dengan konsentrasi yang sama dengan larutan
lain dinamakan isotonik. Selama osmosis, air bergerak dari larutan yang konsentrasinya
lebih rendah menuju larutan yang konsentrasinya lebih tinggi.
Pada tanaman menggunakan osmosis untuk menyerap air dan nutrisi dari tanah.
Larutan dalam akar tanaman adalah hipertonik, menarik air dari tanah yang hipotonik
disekitarnya. Akar dirancang sebagai membran permeabel selektif, mengenali tidak hanya
air, tetapi beberapa zat terlarut yang berguna, seperti mineral tanaman untuk kebutuhan
bertahan hidup. Osmosis juga memainkan peran penting dalam sel tumbuhan dan hewan,
dengan cairan mengalir masuk dan keluar dari dinding sel untuk membawa nutrisi dan
menghilangkan limbah.
Prinsip-prinsip yang mendasari osmosis adalah kunci untuk memahami berbagai
konsep.
Misalnya, kondisi medis yang fatal kadang-kadang dikenal sebagai keracunan air terjadi
ketika orang minum sejumlah besar air yang sangat cepat, menyebabkan pengenceran air
yang mengalir bebas melalui tubuh mereka. Larutan yang diencerkan ini mampu
mendorong melalui membran sel, berkat osmosis, sehingga dapat menyebabkan sel
meledak saat mereka mengembang untuk menampung air. Sebaliknya, ketika orang
mengalami dehidrasi, sel mengerut dan mati saat air yang mengalir bebas dalam tubuh
menjadi sangat terkonsentrasi
dengan zat terlarut, menyebabkan air mengalir keluar dari sel-sel dalam upaya
untukmencapai sebuah keadaan isotonik.
Difusi Terfasilitasi
Difusi terfasilitasi adalah difusi yang bergerak dari daerah konsentrasi tinggi
menuju konsentrasi rendah. Senyawa berikatan dulu dengan facilitative transporer
(protein carrier protein integral membran) sebagai fasilitator difusi pada membran sel.
Fasilitator difusi berupa senyawa yaitu asam amino, glukosa, molekul protein kecil.
Difusi terfasilitasi yaitu molekul secara random berpindah melalui pori yang terbuka.
Tidak membutuhkan energi (proses pasif). Molekul berpindah dari wilayah
konsentrasitinggi ke wilayah kosentrasi rendah
Jenis Utama
Ini mengacu pada penggunaan kecerdasan buatan, termasuk pemrosesan bahasa alami
(NLP), untuk menghasilkan konten tertulis, seperti artikel, berita, cerita, dan postingan
media sosial.
Pembuatan audio sintetis adalah proses menghasilkan audio yang meniru suara manusia
atau suara alat musik atau mengubah suara asli menggunakan kecerdasan buatan. Hal
ini dicapai dengan menggunakan teknik yang berbeda, seperti algoritma text-to-speech
(TTS) untuk mengubah teks menjadi audio atau pembelajaran mesin untuk
menghasilkan audio baru yang menyerupai pola audio yang sudah ada.
Generasi audio sintetis memiliki beberapa aplikasi, termasuk asisten virtual, video
game, dan alat aksesibilitas untuk penyandang disabilitas. Misalnya, pengguna dapat
menggunakan alat seperti Resemble.ai untuk mengkloning suara di avatar digital
mereka.
Video sintetis adalah jenis video yang dibuat secara artifisial menggunakan grafik
komputer. Ini mensimulasikan skenario dan lingkungan dunia nyata dan dapat
menghasilkan video baru atau fiksi. Aplikasinya yang berbeda termasuk deepfake,
avatardigital, dan AI influencer.
Jenis lain dari video sintetik adalah berlakunya wajah, di mana seseorang mengontrol
ekspresi wajah orang target. Terobosan lain dalam teknologi ini adalah pembuatan teks-
ke- video. Ini telah dijadikan bagian dari wacana bisnis melalui alat seperti Video Roda
Gigi – alat AI teks-ke-video – di belakang CogView2 teks-ke-gambar. 3 Aplikasi Media
Sintetis Dunia Nyata.
Media sintetis dapat merevolusi banyak industri dengan membuka kemungkinan dan
peluang baru. Mari kita lihat lebih dekat bagaimana hal itu memengaruhi berbagai
sektor. Industri hiburan. Industri hiburan adalah tempat media sintetik sudah membuat
gelombang. Teknologi inovatif ini digunakan dalam realitas virtual dan augmented, serta
produksi film dan televisi, untuk menghasilkan efek visual yang memukau dan konten
menawan lainnya.
Industri Permainan. Industri game juga mengalami lonjakan dalam adopsi
media sintetis. Dari menghasilkan lingkungan yang realistis hingga membuat karakter
yang tidak dapat dimainkan (NPC) dan meningkatkan grafik dan audio game, ini
meningkatkan pengalaman bermain game.
Bisnis AI chatbots dan asisten virtual memainkan peran penting dalam beberapa
industri, termasuk e- commerce, kedokteran, perbankan, dan real estat. Ini mengubah cara
bisnis mendekati layanan pelanggan, penjualan, dan komunikasi sambil memberikan data
berhargauntuk kampanye pemasaran dan periklanan.
Pendidikan. Pendidikan adalah bidang lain yang mendapat manfaat dari media
sintetis, karena memiliki potensi untuk merevolusi penyampaian dan penerimaan
pendidikan dengan memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan interaktif
kepada siswa.
Selain itu, dapat digunakan untuk membuat konten pendidikan dalam beberapa bahasa,
memungkinkan akses materi pendidikan ke khalayak yang lebih luas. Juga, ini digunakan
untuk mengembangkan Guru AI untuk membantu siswa dengan pekerjaan mereka.
Misalnya, KodeBrainer telah mengembangkan satu, bernama Cobie AI, yang dapat
menjelaskan konten, mengikuti siswa, dan membantu mereka. Media Sintetis –
Konsekuensi Etis & Sosial
Ada banyak skenario dunia nyata di mana implikasi etis dan sosial muncul. Contohnya:
● Itu dapat menyebarkan informasi yang salah lebih cepat melalui audio dan video
deepfake, menyebabkan kerugian bagi individu dan organisasi.
Sangatlah penting untuk tetap menyadari implikasi potensial dari teknologi canggih ini
dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi
pada masyarakat.
Media Sintetis: Masa Depan Penciptaan Digital
Media sintetis mengubah cara kita membuat dan mengonsumsi konten. Ini
meningkat pesat dalam hal realisme dan kemudahan penggunaan dan memberikan
hasil yang fantastis. Dengan kemajuan yang didorong oleh media sintetik, manfaat
potensial bisa sangat banyak, termasuk peningkatan aksesibilitas dan pembuatan
konten yang lebihmenarik, serta pengalaman belajar yang dipersonalisasi.
Contoh bahan ajar dengan modul sintesis adalah modul ajar yang menggunakan bahan
sintesis sebagai bahan dasar. Modul ini dapat menggunakan bahan sintesis seperti plastik,
kaca, dan kulit sintetis untuk membuat bahan ajar yang interaktif dan menarik. Contoh
modul ini adalah modul ajar yang menggunakan plastik untuk membuat model
organisme, atau modul ajar yang menggunakan kaca untuk membuat praktis
pengamatan.Modul ini dapat digunakan untuk membantu siswa mengerti materi yang
lebih rumit, seperti struktur dan komposisi kimia sel, struktur membrane sel, dan difusi,
osmosis. Dengan modul ini, siswa dapat melihat dan mengalami proses-proses tersebut
secara langsung, yang akan membuat materi lebih mudah dipahami.Modul ini juga dapat
digunakan untuk membantu siswa yang memiliki keinginan yang berbeda, seperti siswa
yang lebih visual atau siswa yang lebih tangan. Dengan modul ini, siswa dapat
mengalami materi dengan cara yang lebih menarik dan memperjelas materi yang lebih
rumit.Untuk membuat modul ini, guru dapat menggunakan bahan-bahan sintesis yang
mudah diperoleh dan mudah diolah, seperti plastik, kaca, dan kulit sintetis. Dengan
modul ini, guru dapat membuat bahan ajar yang lebih interaktif dan menarik, yang akan
membuat pembelajaran lebih bermanfaat dan menyenangkan bagi siswa.
Modul ajar sintesis adalah modul ajar yang menggunakan bahan sintesis sebagai
bahan dasar. Contoh modul ini adalah modul ajar yang menggunakan plastik untuk
membuat model organisme, atau modul ajar yang menggunakan kaca untuk membuat
praktis pengamatan.Modul ini dapat digunakan untuk membantu siswa mengerti materi
yang lebih rumit, seperti struktur dan komposisi kimia sel, struktur membrane sel, dan
difusi, osmosis. Dengan modul ini, siswa dapat melihat dan mengalami proses-proses
tersebut secara langsung, yang akan membuat materi lebih mudah dipahami.Modul ini
juga dapat digunakan untuk membantu siswa yang memiliki keinginan yang berbeda,
seperti siswa yang lebih visual atau siswa yang lebih tangan. Dengan modul ini, siswa
dapat mengalami materi dengan cara yang lebih menarik dan memperjelas materi yang
lebih rumit.Untuk membuat modul ini, guru dapat menggunakan bahan-bahan sintesis
yang mudah diperoleh dan mudah diolah, seperti plastik, kaca, dan kulit sintetis. Dengan
modul ini, guru dapat membuat bahan ajar yang lebih interaktif dan menarik, yang akan
membuat pembelajaran lebih bermanfaat dan menyenangkan bagi siswa.Contoh modul
ini adalah modul ajar yang menggunakan plastik untuk membuat model organisme, atau
modul ajar yang menggunakan kaca untuk membuat praktis pengamatan. Dengan modul
ini, siswa
dapat melihat dan mengalami proses-proses tersebut secara langsung, yang akan
membuatmateri lebih mudah dipahami.
Contoh dari Difusi adalah Dalam biologi, difusi merupakan suatu peristiwa
perpindahan zat. Proses ini dapat dengan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari.Salah satu contoh difusi adalah melarutkan gula ke dalam air.
Proses Difusi
Proses difusi dapat terjadi di zat padat, zat cair, atau zat gas. Dalam hal ini, prosesnya tidak
memerlukan energi karena itulah proses difusi disebut juga sebagai sistem transpor pasif.
Proses difusi adalah kondisi dimana terjadinya pergerakan partikel zat dengan gerakan acak
yang berdifusi dari bagian berkonsentrasi tinggi menuju ke bagian yang lebih rendah melalui
membran sel. Sebuah partikel dapat melewati membran tersebut jika ukuran partikel sangat
kecil dan dapat larut dalam air maupun lemak.
Berikut ini merupakan sejumlah faktor yang mempengaruhi proses difusi adalah
sebagaiberikut:
Jenis-jenis Difusi
Difusi memiliki dua macam jenis yaitu difusi sederhana dan difusi terbantu.
Dikutipdari Modul Biologi yang disusun Saefullah (2020), berikut penjelasannya.
1. Difusi Sederhana
Pada jenis ini, difusi adalah perpindahan zat padat, cair, atau gas baik itu melewati
atau tidak melewati membran dari bagian berkonsentrasi tinggi (hipertonis) ke
bagian berkonsentrasi rendah (hipotonis). Akibat perpindahan ini, konsentrasi zat
menjadi sama (isotonis).
2. Difusi Terbantu
Jenis difusi ini memerlukan bantuan protein spesifik berupa saluran protein dan
protein transpor. Contohnya pada bakteri Escherichia coli yang akan menurun
metabolismenya jika dipindahkan ke dalam medium laktosa karena tidak dapat melalui
membran sel. Namun, dengan bantuan enzim permease, laktosa dapat melewati
membran sel. Enzim permease adalah protein membran sel yang membuka jalan untuk
ion dan molekul polar tidak bermuatan untuk dapat melewati dua lapisan lipid
hidrofobik dari membran sel. Contoh osmosis
Osmosis berperan dalam penyerapan air oleh akar tumbuhan. Akar menyerap air dari
tanah yang memiliki konsentrasi air lebih tinggi daripada konsentrasi air dalam sel akar.
Air kemudian bergerak melalui membran sel menuju sel-sel akar yang memiliki
konsentrasi air yang lebih tinggi.
Osmosis juga terjadi dalam tubuh hewan. Contohnya adalah penyerapan air dan zat-
zat penting melalui usus halus. Air dan zat-zat ini diserap ke dalam darah melalui sel-sel
membran usus halus yang memiliki konsentrasi z
Media sintetis merupakan media yang mempunyai kandungan dan isi bahan yang telah
diketahui secara terperinci. Media sintetik sering digunakan untuk mempelajari sifat faal dan
genetika mikroorganisme. Senyawa anorganik dan organik ditambahkan dalam media
sintetik harus murni, sehingga harganya. mahal. Medium semacam ini dapat diulangi
pembuatannya kapan saja dan diperoleh hasil yang sama. Contoh: cairan Hanks, Locke,
Thyrode, Eagle; Dalam (laboratorium virologi). Sedangkan Media non-sintetis Merupakan
media yang mengandung bahan-bahan yang tidak diketahui secara pasti baik kadar maupun
susunannya. Contohnya: ekstrak daging, pepton, ekstrak ragi, kaldu daging. Seringkali
dalam media ini ditambahkan darah, serum. vitamin, asam amino, atau nukleosida.
Macam-macam media
yaitu Media NA Nutrient
agar
Nutrient Agar merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan
perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. Nutrient agar terbuat dari
campuran ekstrak daging dan pepton dengan menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam
hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya mudah membeku dan mengandung
karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme.
Dalam hal ini ekstrak beef dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan
sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangat dibutuhkan
olehmikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Media NA berfungsi untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakan bakteri. Kelebihan dari media NA ini yaitu
pertumbuhan koloni pada media ini menandakan bakteri nonfastidious dan tidak
memerlukan suplemenmikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Media NA
berfungsi untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan bakteri. Kelebihan dari media NA
ini yaitu pertumbuhan koloni pada media ini menandakan bakteri nonfastidious dan tidak
memerlukan suplemen khusus dan memiliki unsur-unsur yang baik untuk perkembangan
mikroba oleh sebab itu media NA merupakan media yang umum digunakan untuk
mengembangbiakan bakteri. Sedangkan kekurangan dari media NA yaitu memiliki harga
yang cukup mahal dan mudah terkontaminasi karena komposisinya yang sederhana.
Potato Dextrose Agar merupakan salah satu media yang digunakan untuk
mengembangbiakkan suatu mikroorganisme baik berupa cendawan, fungi, kapang, khamir,
bakteri maupun sel makhluk hidup. Media ini merupakan media biakan yang memiliki
bentuk padat. Kekurangan dari media PDA yaitu harganya yang cukup mahal dan hanya
dapat diperoleh pada tempat-tempat tertentu saja sedangkan kelebihan media PDA yaitu
media PDA berbentuk instan yang dibuat oleh pabrik-pabrik sehingga media PDA lebih
mudah digunakan karena sudah siap pakai.
Nutrient Broth (NB) termasuk ke dalam media umum yang digunakan untuk
menumbuhkan biakan secara general. NB diformulasikan dengan sumber karbon dan
nitrogen supaya dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bakteri. Komposisi NB terdiri dari
beef extract sebagai sumber karbon dan pepton sebagai sumber nitrogen. Kekurangan
yaitu harganya yang mahal sedangkan kelebihan dari media NB yaitu dapat dengan
mudah dan akurat disesuaikan dan dikontrol dalam hal komposisi, dan memungkinkan
pertumbuhan yang lebih cepat dari pada yang diamati dalam makanan.
Media ISP 2
ISP 2 meruapak media yang secara rutin digunakan untuk budidaya streptomyces
lydicus bersama dengan berbagai strain terikat akar tanaman lainnya. Fungsi media ini
yaitu untuk eksperimen isolasi ulang, pemeliharaan steptomyces dan seleksi untuk
resistensi terhadap antibiotic sensitif terhadap garam. Kekurangan media ini yaitu miskin
nutrisi serta pertumbuhan mikroba dan pengembangan produksi antibiotiknya berbeda
dengan media lainnya. Kelebihan media ini yaitu banyak mengandung mineral, dapat
menghasilkan enzimamilase serta bagus digunakan untuk pemeliharaan steptomyces.
Kalium dihidrogen fosfat merupakan kristal transparan bewarna putih atau bubuk
prismatic. Mudah larut dalam air dan merupakan cairan transparan yang tidak bewarna
setelah diencerkan. Kekurangannya yaitu memiliki harga yang cukup mahal tetapi
memiliki
kelebihannya. yaitu stabil jika dibawah kondisi suhu kamar dan sangat bagus jika tercampur
dengan oksidat kuat.
Kalium monohidrogen fosfat adalah ion anorganik dengan rumus [HPΟ 4]2-.
Rumusnya juga dapat ditulis sebagai [PO 3 (OH)] 2-, yang menunjukkan adanya ikatan
OH. Bersama dengan dihidrogen fosfat. monohidrogen fosfat terdapat secara luas dalam
sistem alami. Garam mereka digunakan dalam pupuk dan memasak. Kebanyakan garam
monohidrogen fosfat tidak berwarna, larut dalam air, dan tidak beracun.
Kelebihannya yaitu sangat larut dalam air dan memiliki kapasitas buffer yang sangat
tinggi sedangkkan kekurangannya yaitu dapat menghambat reaksi enzimatik dan
mengendap dalam etanol sehingga tidak dapat digunakan dalam mengendapkan DNA dan
RNA.Pengenceran merupakan proses yang dilakukan untuk melarutkan dan melepaskan
mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga menjadi lebih mudah ditangani. Perlakuan
pengenceran sangat diperlukan sebelum ditumbuhkan pada medium agar di cawan petri
supaya setelah inkubasi terbentuk koloni dengan jumlah yang terbaik dan bisa dihitung
antara 30 sampai 300 koloni. Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10,
1:100, 1:1000 dan seterusnya. Larutan yang digunakan sebagai pengencer berupa buffer
yang memiliki pH normal yaitu pH yang dapat mempertahankan keseimbangan fisiologis
mikroba seperti buffer fosfat, garam fisiologis (NaCl 0,85%) atau larutan ringer