Anda di halaman 1dari 44

TUGAS MANDIRI 8

MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

OLEH :
KHEYSA AZAHRA LATIFA

23031071

PENDIDIKAN BIOLOGI B

DOSEN PENGAMPU:
Drs. RISTIONO SOEGENG, M. PD.

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
MERANCANG MEDIA MODEL BERBAHAN DASAR MATERIAL LOKAL/ALAMI
DAN BAHAN SINTESIS

TOPIK: Struktur dan komposisi kimia sel , Struktur membrane sel , Difusi,Osmosis

Ilmu Pengetahuan alam sekitar (IPA) adalah salat satu mata pelajaran dengan
pembelajaran yang dapat dilakukan di luar kelas dan menekankan pada pengalaman belajar
anak dengan lingkungan alam sekitarnya. Barlia (2006) mengungkapkan bahwa ―Dalam
ketentuan belajar mengajar, pelaksanaan mata pelajaran IPA mewujudkan kefasikan tunggal
dari bagian upaya pengembangan program kurikulum yang ada, dengan melibatkan semua
fasilitas alam sekitar sebagai sumber daya untuk mempelajari dan memanfaatkan fasilitas
yang ada di lingkungan alam sekitar sekolah, seperti laboratorium penunjang atau
pembelajaran.‖(Widi Eli 2020). Dengan pembelajaran IPA ini diharapkan bisa menjadi
wadah bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan pengembangan dalam diri lebih
menjadi baik lagi di kehidupan sehari-hari. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat erat
kaitannya dengan bagaimana menjelajahi alam yang luas ini secara sistematis, sehingga
dalam proses kegiatan pembelajaran IPA, siswa tidak hanya mencapai penguasaan dan nilai
yang tinggi saja, tetapi juga dapat pengetahuan tentang fakta, konsep, atau prinsip lainnya
dan siswa dapat menemukan kesimpulan nyata dari apa yang telah mereka pelajari.(Astuti
2020).
Lingkungan adalah salah satu yang bisa dikatakan seperti keluarga yang
menumbuhkan serta membesarkan siswa mulai sejak kecil hingga dewasa, sekolah seperti
wadah mendidik siswa secara individu sebagai makhluk sosial. Dalam lingkungan
masyarakat adalah wadah bergaul dan bermain sehari-hari dengan suasana alam sekitar dan
keadaan udara serta tumbuhan yang ada di lingkungan sekitarnya . Pengaruh lingkungan
terhadap pertumbuhan dan perkembangannya siswa sangatlah bertopang terhadap
lingkungan siswa itu pribadi serta jasmani dan rohani pada dirinya (Ifrianti and Emilia
2016). Lingkungan di sekitar siswa dapat mewujudkan sumber belajar yang sangat penting
dan termuat sangat baik dengan target mengoptimalkan pencapaian proses dan hasil
pendidikan yang bermutu bagi anak dimasa yang akan datang, oleh karena itu lingkungan
telah menyediakan banyak berbagai hal sebagai media pendukung pembelajaran yang akan
dipelajari oleh siswa. Dengan demikian, lingkungan juga sangat dimaknai sebagai segala
suatu yang ada di sekeliling siswa (lingkungan biotik dan abiotik) yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber dan media untuk keberlangsungan proses kegiatan belajar mengajar
secara lebih optimal. Dalam hal ini, menurut Komalasari (2010) mengatkan bahwa
lingkungan sebagai media pembelajaran mencakup aspek alamiah seperti air, hutan, udara,
matahari, alami batuan, tanah, flora, fauna, sungai, danau, lautan dan sebagainya. Dalam
komponen lingkungan yang tersedia tidak ada batasannya, sekalipun tidak dirancang secara
sengaja dan maksimal untuk kepentingan pembelajaran. Sumber belajar pada lingkungan
akan selalu memperkaya wawasan dan pengetahuan siswa karena mereka belajar secara
langsung menggunakan metdoe pengamatan dan percobaan serta menciptakan karya baru
pemanfaatan lingkungan yang baik, sehingga hasil yang dicapai buka hanya terpaku nilai
saja, tetapi berrupa karya atau projek(seperti, bendungan air, yoghurt, tanaman hidrponik
dan lainnya) yang dihasilkan dari lingkungan sekitar, sehinggua tidak selau terpacu
oleh empat dinding kelas.(Utaminingsih 2015).
Namun pada kenyataannya bahwa kondisi pendidikan di Sekolah khususnya di
Sekolah Dasar sangatlah belum mampu untuk menumbuhkan karakter peduli lingkungan
pada siswa. oleh karena itu, dengank eadaan seperti ini dapat menimbulkan banyaknya
kekurangan dalan keaktifan seluruh siswa dalam proses pembelajarannya karena guru
hanya menyampaikan materi yang diajarkan tidak diselingi dengan praktik secara nyata
sehingga pembelajaran dirasa sangat membosankan bagi siswa. Selain penggunaan metode
konvensional, guru ternyata belum sangatlah dikatakan maksimaldalam memanfaatkan
media pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang tersedia di sekolah, salah satunya yaitu
masih belum banyak memanfaatkan Penggunaan lingkungan alam sebagai sumber dan
media pada proses pembelajaran. Selain itu, Guru juga belum sepenuhnya dapat
memahami secara medalam akan akan materi pada suatu proses perencanaan pembelajaran
dengan mengkaitkan penggunaan serta pemanfaatan lingkungan alam sekitar. Hal ini dapat
disebabkan oleh guru yang berfikir bahwa dengan lebih mudah menyampaikan
pembelajaran dengan menggunakan metode di kelas agar sesuai jadwal dan tidak
menggunakan banyak waktu, padahal dengan penggunaan metode yang monoton seperti
itu bisa dikatakan tdiak aktif dan tidak bervariasi yang dapat membuat siswa merasa jenuh,
dan malas serta bosan, sehingga dapat berpengaruh pada aktivitasnya dalam proses
pembelajaran. (Lamasai, A, and Puadi 2017)
Pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga pembelajaran biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip- prinsip saja, tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Pembelajaran biologi diharapkan dapat dijadikan sarana berpikir
bagi siswa untuk mempelajari dan menemukan fenomena yang terjadi di dalam diri dan
alam sekitar, serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2006)

Pembelajaran biologi berkaitan dengan memahami fenomena yang terjadi di dalam diri
dan alam sekitar. Suatu pembelajaran biologi siswa harus dirangsang untuk aktif berpikir
melalui kegiatan observasi atau eksperimen disertai interaksi sosial dengan siswa lain atau
dengan gurunya, sehingga siswa dapat membangun pengetahuan sendiri dalam benaknya.
Menurut Rustaman er al. (2005) proses belajar mengajar bukan hanya mengerjakan
biologi sebagai produk berupa konsepsemata, melainkan juga mengajarkan siswa aktif
berpikir melalui biologi

Peningkatan kualitas pembelajaran biologi terus dilakukan, salah satunya melalui


pengembangan beberapa model pembelajaran yang dilandasi pandangan konstruktivisme
dari piaget. Pandangan ini berpendapat bahwa dalam proses belajar anak membangun
pengetahuannya sendiri dan memperoleh banyak pengetahuan di luar sekolah (Dahar,
1996). Oleh karena itu setiap siswa akanmembawa konsepsi awal mereka yang diperoleh
selama berinteraksi dengan lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar.

Sesuai dengan prinsip mengajar menurut model konstruktivisme bahwa mengajar


bukan sebagai proses dimana gagasan-gagasan guru diteruskan pada para siswa,
melainkan sebagai proses-proses untuk mengubah gagasan-gagasan siswa yang sudah
ada. Dasar pemikiran para konstruktivis adalah bahwa pengajaran efektif agte guru
mengetahın bagaimana para siswa memandang fenomena yang menjadi subjek
pengajaran. Pelajaran dikembangkan dari gagasan yung telah ada itu dan berakar dengan
gagasan yang telah mengalami modifikasi (Dahar, 1996)

Pengembangan beberapa model pembelajaran biologi tersebut harus diikuti dengan


pengimplementasan sutau model pembelajaran yang berlandaskan konstruktivisme. Proses
pembelajarannya memberikan peluang kepada siswa untuk merangsang siswa aktif
berpikar dalam membangun dan mengembangkan pengetahuannya sendiri dengan cara
menghubungkan informasi ataupengetahuannya yang baru diperolehnya dengan
pengetahuan atau pengalaman yang telah dimilikinya. Pembelajaran tersebut lebih
bermakna bagi siswa dibandingkan dengan pembelajaran yang siswanya langsung
diberikan konsep- konsep yang sudah jadi. Hal ini senada dengan pernyataan Ausubel
(dalam Dahar, 1996) dengan belajar bermakna siswa dapat mengingat informasi lebih
lama dibandingkan dengan belajar hafalan. Whiterington (Syamsudin Abin, 2005)
menambahkan hal-hal yang bersifat hapalan, mudah atau cepat dilupakan dibandingkan
dengan hasil proses mental yang lebih tinggi atau hasil- hasil pengalaman praktek yang
berarti.

Salah satu manfaat utama dari penggunaan media tiruan dalam pembelajaran biologi
adalah membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif. Dalam pembelajaran
biologi, siswa sering kali dihadapkan pada konsep-konsep yang abstrak dan sulit dipahami
secara langsung. Dengan menggunakan media tiruan, guru dapat menghadirkan konsep-
konsep ini dalam bentuk yang lebih nyata dan mudah dipahami oleh siswa. Misalnya,
dengan menggunakan model 3 dimensi, siswa dapat melihat dan merasakan struktur
organisme atau objek biologi secara langsung, sehingga membuat pembelajaran menjadi
lebih menarik dan memikat perhatian siswa. Selain itu, media tiruan juga memungkinkan
siswa untuk melihat dan merasakan objek biologi secara nyata. Misalnya, dengan
menggunakan model irisan, siswa dapat melihat struktur internal organisme atau objek
biologi dengan lebih jelas. Hal ini membantu siswa memahami struktur dan fungsi
organisme dengan lebih baik.

Dalam pembelajaran biologi, visualisasi konsep-konsep yang abstrak sangat


penting, dan media tiruan dapat menjadi alat yang efektif untuk mencapai hal ini. Selain
visualisasi, media tiruan juga dapat membantu siswa mempelajari proses biologi yang
kompleks.
Misalnya, dengan menggunakan model skema proses, siswa dapat melihat urutan langkah-
langkah dalam proses biologi seperti fotosintesis atau respirasi. Hal ini membantu siswa
memahami proses biologi dengan lebih baik. Dalam pembelajaran biologi, pemahaman
tentang proses-proses ini sangat penting, dan media tiruan dapat membantu siswa
memvisualisasikan dan memahami proses-proses ini dengan lebih baik. Penggunaan media
tiruan dalam pembelajaran biologi juga dapat meningkatkan daya ingat siswa. Dengan
melibatkan indra penglihatan dan peraba, siswa dapat mengaitkan konsep biologi dengan
pengalaman nyata, sehingga memudahkan mereka dalam mengingat dan mengaplikasikan
konsep tersebut. Misalnya, dengan menggunakan model boneka yang menggambarkan
siklus hidup hewan atau tumbuhan, siswa dapat melihat dan merasakan perubahan yang
terjadi pada organisme tersebut, sehingga memudahkan mereka dalam mengingat urutan
langkah-langkahdalam siklus hidup tersebut.

Selain manfaat-manfaat tersebut, penggunaan media tiruan dalam pembelajaran


biologi juga dapat memfasilitasi pembelajaran kolaboratif. Siswa dapat bekerja sama dalam
mengamati, mempelajari, dan menjelaskan konsep biologi menggunakan media tiruan. Hal
ini dapat meningkatkan interaksi antar siswa dan memperkaya pemahaman mereka melalui
diskusi dan pertukaran ide. Misalnya, dengan menggunakan model irisan organisme, siswa
dapat bekerja sama dalam mengidentifikasi dan menjelaskan fungsi masing-masing bagian
organisme tersebut. Dalam pembelajaran biologi, media tiruan dapat berupa model 3
dimensi, gambar, video, simulasi komputer, atau bahkan bahan alam seperti spesimen
tumbuhan atau hewan. Pemilihan media tiruan yang tepat harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran dan karakteristik siswa. Misalnya, jika tujuan pembelajaran adalah
memahami struktur internal organisme, penggunaan model irisan atau model penampang
dapat menjadi pilihan yang tepat. Namun, jika tujuan pembelajaran adalah memahami
proses biologi yang kompleks, penggunaan model skema proses atau simulasi komputer
dapat lebih efektif. Dalam keseluruhan, penggunaan media tiruan dalam pembelajaran
biologi dapat meningkatkan pemahaman siswa, membuat pembelajaran menjadi lebih
menarik, dan memfasilitasi pembelajaran kolaboratif. Dengan memanfaatkan media tiruan
dengan baik, guru dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih efektif dan
menyenangkan bagi siswa.
Media tiruan dapat membantu siswa memvisualisasikan konsep-konsep biologi, melihat
danmerasakan objek biologi secara nyata, mempelajari proses biologi yang kompleks,

meningkatkan daya ingat, dan memfasilitasi pembelajaran kolaboratif. Media tiruan adalah
penggunaan media yang tidak asli, seperti gambar, video, atau animasi, untuk
menggambarkan konsep atau proses biologi. Ini adalah sebuah teknik yang banyak
digunakan dalam pembelajaran biologi, karena ia membantu murid-murid untuk
memahami konsep yang rumit dan proses yang kompleks.

Media tiruan bantu dalam pembelajaran biologi dengan membantu murid-murid untuk:

1. Memahami konsep yang rumit: Tiruan media, seperti gambar dan video, membantu
murid- murid untuk memahami konsep yang rumit, seperti sel dan organ dalam
tubuh.

2. Memahami proses yang kompleks: Tiruan media membantu murid-murid untuk


memahami proses yang kompleks, seperti proses pembuatan sel dan proses
metabolisme.

3. Memperjelas konsep: Tiruan media membantu murid-murid untuk memperjelas


konsep yang rumit, seperti kromosom dan DNA. Cara menggunakan tiruan
media dalam pembelajaran biologi adalah:
4. Memilih tiruan media yang sesuai: Pilih tiruan media yang sesuai dengan
konsep yang akan dibahas. Contohnya, pilih gambar yang menunjukkan sel dan
organ dalam tubuh.

5. Memperjelas konsep: Gunakan tiruan media untuk memperjelas konsep yang rumit,
seperti kromosom dan DNA. Gunakan gambar atau video yang menunjukkan konsep
tersebut.

6. Memperjelas proses: Gunakan tiruan media untuk memperjelas proses yang


kompleks, seperti proses pembuatan sel dan proses metabolisme. Gunakan
gambar atau video yang menunjukkan proses tersebut.

7. Memperjelas langkah-langkah: Gunakan tiruan media untuk memperjelas langkah-


langkah yang rumit, seperti langkah-langkah dalam proses pembuatan sel. Gunakan
gambar atau video yang menunjukkan langkah-langkah tersebut. Contoh tiruan
media dalam pembelajaran biologi adalah:

8. Gambar sel: Gambar sel yang menunjukkan bagian-bagian sel, seperti


nucleus,mitochondria, dan ribosom.

9. Video proses metabolisme: Video yang menunjukkan proses metabolisme


dalamtubuh,seperti proses pembuatan gula dan proses pembuatan protein.

10. Animasi kromosom: Animasi kromosom yang menunjukkan bagaimana DNA


berubah menjadi kromosom. Ada berbagai media pembelajaran biologi yaitu
seperti model 3 dimensi berupa model irisan, model penampang dan model boneka,
serta ada juga model skema proses

Merancang Media Model Berbahan Dasar Material Lokal/Alami dan Sintesis dalam
Pembelajaran Biologi .Media model adalah media pembelajaran tiga dimensi yang
merepresentasikan struktur atau proses biologi secara konkret. Media ini dapat dibuat dari
berbagai bahan, baik material lokal/alami maupun bahan sintesis

Tujuan:

 Membantu siswa memahami konsep biologi yang abstrak dan kompleks.


 Meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.
 Mempermudah siswa dalam memvisualisasikan struktur dan proses biologi.
 Melatih keterampilan motorik dan kognitif
siswa.Langkah-langkah Merancang:
1. Menentukan Topik:

Pilihlah topik biologi yang ingin diajarkan dengan media model. Pastikan topik
tersebut sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

2. Memilih Bahan:

Pilihlah bahan yang mudah didapat, murah, dan aman untuk digunakan. Bahan
lokal/alami seperti daun, ranting, kayu, dan tanah liat dapat menjadi pilihan yang
menarik. Bahan sintesis seperti styrofoam, plastik, dan playdough juga dapat
digunakan.

3. Mendesain Model:

Buatlah sketsa atau gambar model yang ingin dibuat. Pastikan model tersebut sesuai
dengankonsep biologi yang ingin diajarkan.

4. Membuat Model:

Ikutilah sketsa atau gambar yang telah dibuat untuk membuat model. Gunakan alat
dan bahanyang sesuai dengan hati-hati.

5. Mengevaluasi Model:

Uji coba model dengan beberapa siswa untuk memastikan model tersebut mudah
dipahamidan digunakan. Lakukan perbaikan jika diperlukan.

Contoh Media Model:

 Model Sel Hewan dari Playdough:


Model ini dapat membantu siswa memahami struktur sel hewan dengan lebih baik.
 Model Sistem Pencernaan dari Botol Plastik:
Model ini dapat membantu siswa memahami proses pencernaan makanan
dalamtubuh manusia.
 Model Ekosistem Hutan dari Bahan Alam:
Model ini dapat membantu siswa memahami berbagai komponen ekosistem hutan
daninteraksinya.
Kelebihan:

 Murah dan mudah dibuat.


 Memanfaatkan bahan-bahan yang readily available.
 Meningkatkan kreativitas dan kemandirian siswa.
 Memperkaya pengalaman belajar siswa.

Kekurangan:

 Membutuhkan waktu dan kesabaran untuk membuatnya.


 Kurang tahan lama dibandingkan media model yang dibuat dari bahan sintesis.
 Mungkin tidak sedetail dan seakurat media model yang dibuat dari bahan
komersial.Tips:
 Libatkan siswa dalam proses pembuatan media model.
 Gunakan bahan-bahan yang aman dan tidak berbahaya.
 Buatlah model yang menarik dan mudah dipahami.
 Simpan media model dengan baik agar tidak mudah rusak.

Langkah 1
 Jenis Material: Kayu, bambu, rotan, batu, tanah liat, serat alam (misalnya, sabut
kelapa, daun kering), dan bahan daur ulang (misalnya, botol plastik, kardus
bekas).
 Ketersediaan: Pertimbangkan sumber daya lokal yang tersedia di wilayah Anda.
 Karakteristik: Pilih material dengan tekstur, warna, dan bentuk yang sesuai
dengandesain model Anda.
 Keterampilan: Pertimbangkan keterampilan dan alat yang Anda miliki
untukmengolah material tersebut.

Langkah 2: Merancang Model

 Sketsa dan Desain: Buat sketsa desain model Anda untuk memvisualisasikan
bentuk dan struktur model.
 Skala dan Proporsi: Pastikan skala dan proporsi model Anda sesuai dengan
kenyataan.
 Detail dan Fitur: Pertimbangkan detail dan fitur yang ingin Anda tampilkan
pada model, seperti tekstur, ornamen, dan dekorasi.

Langkah 3: Pengolahan Material

 Pembersihan dan Persiapan: Bersihkan dan persiapkan material sesuai


denganjenisnya.
 Pemotongan dan Pembentukan: Potong dan bentuk material sesuai dengan
desainmodel Anda.
 Penyambungan dan Perekatan: Sambungkan dan rekatkan bagian-bagian
modeldengan teknik yang tepat.
 Pengecatan dan Pewarnaan: Warnai model Anda dengan cat atau pewarna alami
untukmemberikan efek yang realistis.

Langkah 4: Penyelesaian dan Detailing

 Tekstur dan Finishing: Tambahkan tekstur dan finishing pada model


untukmeningkatkan realisme.
 Ornamen dan Dekorasi: Hiasi model dengan ornamen dan dekorasi yang
sesuaidengan tema dan desain model Anda.
 Presentasi: Tampilkan model Anda dengan cara yang menarik dan
informatif.Tips dan Saran:

 Gunakan lem dan perekat yang ramah lingkungan.


 Gunakan alat yang sesuai dengan jenis material yang Anda gunakan.
 Lakukan uji coba terlebih dahulu sebelum menerapkan teknik baru.
 Bekerjasamalah dengan pengrajin lokal untuk mendapatkan keahlian dan
pengetahuantentang material lokal.
 Gunakan sumber daya online dan buku panduan untuk mempelajari teknik
merancang model dengan material lokal.

Manfaat Merancang Media Model Berbahan Dasar Material Lokal atau Alami

 Ramah Lingkungan: Penggunaan material lokal atau alami meminimalisir


dampak negatif terhadap lingkungan.
 Ekonomis: Material lokal umumnya lebih murah dan mudah didapat
dibandingkan material impor.
 Kreatif dan Unik: Material lokal menawarkan berbagai kemungkinan kreatif
untukmenciptakan model yang autentik dan mencerminkan budaya lokal.
 Edukatif: Merancang model dengan material lokal dapat menjadi media
edukasitentang budaya dan tradisi setempat.

Lingkungan adalah salah satu yang bisa dikatakan seperti keluarga yang
menumbuhkan serta membesarkan siswa mulai sejak kecil hingga dewasa, sekolah seperti
wadah mendidik siswa secara individu sebagai makhluk sosial. Dalam lingkungan
masyarakat adalah wadah bergaul dan bermain sehari-hari dengan suasana alam sekitar dan
keadaan udara serta tumbuhan yang ada di lingkungan sekitarnya . Pengaruh lingkungan
terhadap pertumbuhan dan perkembangannya siswa sangatlah bertopang terhadap
lingkungan siswa itu pribadi serta jasmani dan rohani pada dirinya (Ifrianti and Emilia
2016). Lingkungan di sekitar siswa dapat mewujudkan sumber belajar yang sangat penting
dan termuat sangat baik dengan target mengoptimalkan pencapaian proses dan hasil
pendidikan yang bermutu bagi anak dimasa yang akan datang, oleh karena itu lingkungan
telah menyediakan banyak berbagai hal sebagai media pendukung pembelajaran yang akan
dipelajari oleh siswa. Dengan demikian, lingkungan juga sangat dimaknai sebagai segala
suatu yang ada di sekeliling siswa (lingkungan biotik dan abiotik) yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber dan media untuk keberlangsungan proses kegiatan belajar
mengajar secara lebih optimal.

Dalam hal ini, menurut Komalasari (2010) mengatkan bahwa lingkungan sebagai
media pembelajaran mencakup aspek alamiah seperti air, hutan, udara, matahari, alami
batuan, tanah, flora, fauna, sungai, danau, lautan dan sebagainya. Dalam komponen
lingkungan yang tersedia tidak ada batasannya, sekalipun tidak dirancang secara sengaja
dan maksimal untuk kepentingan pembelajaran. Sumber belajar pada lingkungan akan
selalu memperkaya wawasan dan pengetahuan siswa karena mereka belajar secara
langsung menggunakan metdoe pengamatan dan percobaan serta menciptakan karya baru
pemanfaatan lingkungan yang baik, sehingga hasil yang dicapai buka hanya terpaku nilai
saja, tetapi berrupa karya atau projek(seperti, bendungan air, yoghurt, tanaman hidrponik
dan lainnya) yang dihasilkan dari lingkungan sekitar, sehinggua tidak selau terpacu oleh
empat dinding kelas.(Utaminingsih 2015) Namun pada kenyataannya bahwa kondisi
pendidikan di Sekolah khususnya di Sekolah Dasar sangatlah belum mampu untuk
menumbuhkan karakter peduli lingkungan pada siswa. oleh karena itu, dengank eadaan
seperti ini dapat menimbulkan banyaknya kekurangan dalan keaktifan seluruh siswa
dalam proses pembelajarannya karena

guru hanya menyampaikan materi yang diajarkan tidak diselingi dengan praktik secara nyata
sehingga pembelajaran dirasa sangat membosankan bagi siswa.

Selain penggunaan metode konvensional, guru ternyata belum sangatlah dikatakan


maksimaldalam memanfaatkan media pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang tersedia
di sekolah, salah satunya yaitu masih belum banyak memanfaatkan Penggunaan
lingkungan alam sebagai sumber dan media pada proses pembelajaran. Selain itu, Guru
juga belum sepenuhnya dapat memahami secara medalam akan akan materi pada suatu
proses perencanaan pembelajaran dengan mengkaitkan penggunaan serta pemanfaatan
lingkungan alam sekitar. Hal ini dapat disebabkan oleh guru yang berfikir bahwa dengan
lebih mudah menyampaikan pembelajaran dengan menggunakan metode di kelas agar
sesuai jadwal dan tidak menggunakan banyak waktu, padahal dengan penggunaan metode
yang monoton seperti itu bisa dikatakan tdiak aktif dan tidak bervariasi yang dapat
membuat siswa merasa jenuh, dan malas serta bosan, sehingga dapat berpengaruh pada
aktivitasnya dalam proses pembelajaran. (Lamasai, A, and Puadi 2017) Pada mata
pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA), guru sering menyampaikan bahan ajar di kelas
seperti yang tertera pada buku pedoman, karena sarana dan prasarana sangat kurang,
misalnya:

(1) Tidak ada buku pelajaran atau LKS untuk dibagikan kepada siswa. Untuk
setiap siswa terkadang guru menuliskan materi yang akan dijelaskan di papan
tulis kemudian meminta siswa untuk menyalinnya ke dalam buku catatannya,
(2) tidak ada alat penunjang materi pembelajaran di laboratorium untuk
kegiatan praktikum, sehingga guru cenderung menggunakan metode ceramah
karena lebihmudah dilakukan,
(3) perlengkapan sekolah tidak digunakan secara maksimal,
(4) pemilihan bahan ajar yang kurang tepat. Kendala yang terjadi adalah siswa
jadi sangat kurang dengan dikenalkan dengan lingkungan alam sekitar oleh guru
yang kaya dengan sumber-sumber dan pemanfaatannya dalam proses
pembelajaran serta dapat membantu pemahaman akan materi yang dijelaskan
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Tentunya ini akan berdampak pada
hasil proses kegiatan belajar mengajar yang diperoleh siswa diluar kelas
Media Lingkungan alam

Bahan alam terdiri dari dua kata, yaitu bahan dan alam. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesi (KBBI) bahan merupakan barang yang akan dibuat menjadi barang
lain. Sedangkan alam merupakan lingkungan hidup. Bahan alam adalah bahan-bahan
yang bersumber dari alam baik itu hewan atau tumbuh-tumbuhan yang hidup dialam.
Untuk saat ini banyak sekali khususnya tumbuhan baik yang masih segar atau yang
sudah kering biasa dimanfaatkan atau dibuat untuk karya seni. Menurut Sudjana (dalam
Ria Yukananda) bahan alam yaitu bahan yang langsung diperoleh dari alam untuk
membuat suatu produk atau karya.

Bahan alam dapat dimanfaatkan sebagai media dalam belajar.19 Sekarang ini
bahan alam biasa dimanfaatkan untuk dijadikan suatu hasil karya seni, misalnya dari
tumbuh- tumbuhan seperti: ranting, akar, daun, batang, buah, kulit batang dan lain-
lainnya, baik yang masih basah atau yang masih kering. Jika diperhatikan selain mudah
didapatkan baik

dari alam luas juga bisa didapat dari lingkungan sekitar. Untuk itu dalam membuat
media pembelajaran pada anak usia dini seorang guru dapat memanfaatkan lingkungan
yang ada disekitar. Lingkungan yang berada disekitar bisa meliputi lingkungan fisik
seperti benda- benda, tumbuhan, binatang dan alam sekitar. Selain lingkungan fisik
terdapat juga non fisik, seperti adat, budaya, seni dan bahasa. 20 Lingkungan tersebut
diharapkan anak peka terhadap lingkungan yang ada disekitarnya. b. Jenis- jenis bahan
alam Jenis-jenis bahan alam yang terdapat disekitar kita sangatlah banyak. Bahan-
bahan alam tersebut juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran pada anak usia
dini. Berbagai media bahan alam digunakan pendidik untuk mengembangkan aspek-
aspek perkembangan anak usia dini, salah satunya yaitu kreativitas anak. Bahan alam
yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran antara lain:

1) Batu-batuan Batu-batuan memiliki bentuk yang sangat beragam. Selain bentuknya


yang unik batu memiliki ukuran yang sangat beragam. Media batu-batuan dapat
menciptakan alat hitung menghitung, bunyi-bunyian, dan juga dapatdibuat menjadi
bentuk binatang atau bentuk yang lainnya.
2) Kayu dan ranting Memilih kayu sebagai permainan anak seharusnya memilih
kayu yang cukup keras dan kering agar bubuk atau jamur kayu tersebut tidak mudah
termakan oleh anak didik, seperti kayu mahoni. Selain kayu mahoni masih banyak jenis-
jenis kayu yang dapat dipakai sebagai alat peraga, seluruh bagian tanaman yang ada
dapat digunakan sebagai alat permainan, seperti: ranting-ranting kayu, kulit kayu dan
akar kayu.
3) Bambu Ada berbagai macam bentuk bamboo yang dapat dijadikan alat permainan
untuk anak, seperti: bamboo apus, bambu kuning, bamboo petung, bamboo belang. Dari
beberapa bambu tersebut bambu petunglah yang cukup baik karena bambu tersebut
batangnya besar. Bamboo ini dapat dijadikan sebagai alat music.
4) Daun-daun kering Berbagai jenis daun dapat digunakan sebagai alat untuk
melukis atau prakarya, seperti membuat topi, boneka dari daun dan mencetak.
5) Biji-bijian Biji-bijian adalah alat permaianan yang paling mudah dicari, ditemui
dan paling dekat dengan lingkungan sekitar. biji-bijian dapat digunakan sebagai bahan
untuk menghitung, hiasan, atau media seni.
6) Pelepah pisang Pelepah pohon pisang, pohon pinang, daun singkong dan daun
papaya dapat dipergunakan sebagai alat permaian maupun kegiatan kesenian. Pelepah
pohon-pohontersebut dapat

Menurut Indriana (2011) berpendapat bahwa Media Pembelajaran merupakan


salah satu alat komunikasi dalam proses pemberian materi kepada siswa dalam proses
pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah media perantara yang
digunakan untuk menyampaikan informasi atau pelajaran dengan tujuan untuk
merangsang belajar bagi siswa. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa media
pembelajaran adalah segala alat atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar dengan tujuan untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari
sumber (guru) kepada penerima pesan siswa. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran
media cukup penting.(Bahij, Santi, and Prastiwi 2018) Slameto (2003) menjelaskan
bahwa ―Belajar adalah suatu proses dimana usaha seseorang untuk mencapai suatu
perubahan tingkah laku yang baru pada umumnya merupakan hasil dari pengalamannya
sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya‖. Hal ini ditemukan bahwa
lingkungan sangat penting dalam

mempengaruhi siswa untuk berproses. pelajaran yang mereka pelajari. (Efendi, Mangkurat,
and Pendidikan 2021).

Penggunaan media pembelajaran adalah cara yang tepat untuk belajar


bagaimana harus dilakukan untuk menyampaikan informasi dalam bentuk materi
pembelajaran. Oleh karena itu, dengan media, diharapkan bahwa proses belajar akan
lebih mudah bagi para siswa, sebagai media pembelajaran dapat mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu dalam belajar. Dan dapat memotivasi siswa untuk
belajar. (Hayati 1967) Menurut UU Perlindungan Lingkungan dan Penggunaan, yang
cukup diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, lingkungan mencakup
semua hidup benda, kekuatan, kondisi dan makhluk hidup. Termasuk orang-orang dan
perilaku yang mempengaruhi keberadaan dan kesejahteraan orang dan makhluk hidup
lainnya. (Wiryono 2013) Sedangkan Menurut Roczen (dalam Jurnal Siegmar Otto)
―Theoretically, the relationship with the learning environment must be interconnected
with nature, therefore educational institutions should encourage students to have a
positive relationship with the learning environment and an effective relationship with
nature ‖. (Otto and Pensini 2017).

Lingkungan merupakan sumber belajar yang memiliki banyak manfaat bagi


berlangsungnya proses belajar. Lingkungan menggambarkan bagian dari manusia
eksklusifnya bagisiswa guna hidup serta berhubungan dengan sesamanya. Lingkungan
pada sekitar anak tentunya adalah salah satu sumber belajar yang mudah sekali didapat
dan digunakan dalam proses pendidikan. Apabila guru menggunakan lingkungan sebagai
sumber pengajaran saat mengajar, saat siswa menghadapi kenyataan dan peristiwa dunia
nyata. Pemilihan lingkungan sekitar selaku media pendidikan guna sumber belajar serta
fasilitas belajarbagi siswa dengan senantiasa mengacu pada lingkungan sekitar sebagai
media pembelajaran serta tugas perkembangan siswa sehingga penggunaan dan
pemanfaatan media pembelajaran dapat memperoleh ahsil yang secara maksimal.
(Pepatudzu, Pendidikan, and Kemasyarakatan 2019) Lingkungan dapat secara langsung
menghadirkan fenomena, bentuk, dan gerak kepada siswa, sehingga siswa dapat
memperoleh contoh yang spesifik dalam proses pembelajaran, salah satu lingkungan
yang dapat dijadikan sebagai buku ajar adalah lingkungan sekolah. Lingkungan
merupakan sumber belajar yang paling efisien dan efektif serta tidak memerlukan
investasi yang signifikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. serta dapat digunakan
secara individu maupun kelompok .(Muhamad Afandi, Rosa Fadhilah Sari, and Kms.
Mas’ud Ali 2020) The environment is not only important to educate people about the
environment but it is part of investing in the future. In its use of the environment, it aims
to make students and the community aware of the importance of environmental
conservation which is expected to be able to build human character who loves their
environment (Mulyadi 2020).

Dengan demikian, adanya interaksi secara pribadi menggunakan lingkungan di


pembelajaran akan menjmbulkan hal positif dalam proses pembelajaran, siswa yang
pasif selama pembelajaran umumnya akan lebih terlibat pada proses pembelajaran
waktu terjun ke lingkungan. Contoh saat siswa menyelidiki pengolahan sampah di
lingkungan sekolah secara eksklusif, ayitu dengan tersedianya tiga temapt sampah
dengan ciri warna yang berbeda untuk memudahkan pengambilan sampah daan siswa
bisa membedakan macam- macam sampah pada lingkungan yang ada, maka akan
mampu menumbuhkan rasa cinta terhadap kebersihan, de ngan cara memanfaatkan
lingkungan sekolah menjadi media belajar siswa, melalui aktivitas penanaman &
penghijauan, mengaplikasikan teknik

reproduksi buatan, menciptakan pupuk kompos berdasarkan sampah yang masih


terdapat pada sekolah, rapikan kelola lingkungan, budidaya tanaman, ciri
tumbuhan/binatang, & komponen ekosistem. dengan pembelajaran contohnya ini siswa
akan bisa menumbuhkan rasa cinta terhadap kebersihan di lingkungan sekolah atau
lingkungan tempat tinggal. (Pepatudzu, Pendidikan, and Kemasyarakatan 2019).

Jika dilihat dengan seksama, belum semua Pendidikan dan Guru dapat
menggunakan media ini dengan efektif karena beberapa kendala seperti berkurangnya
bahkan hilangnya kegemburan, akan kesuburan, dan unsur-unsur hara yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman,hal hal ini dapat banyak diakibatkan oleh penggunaan pupuk
dan pestisida secara berlebihan dan berbagai ragam eksploitasi terhadap tanah,
khususnya tanah permukaan. Misalnya, limbah yang dapat dihasilkan dari rumah
tangga (detergen, sampah sisa makanan, dll) pabrik, dan industri telah mencemarkan
pencemaran air udara, dan tanah, mengembangkan lahan tahan untuk diolah menjadi
batu bata (bata merah), menggali pasir di permukaan secara teurs menerus, dan
kehilangan daya dukung tanah akibat longsor. Maka perlu adanya analisis dampak
lingkungan dan keterkitannya dalam pendidikan.(Hartono et al. 2009) Dengan
demikian, bahwa tidak semua lingkungan sekitar sekolah sangat baik dan dapat
digunakan, contohnya sekolah yang temaptnya berada di tengah-tengah pemukiman
warga (dikelilingi rumah) mau tidak mau dalam proses pembelajaran IPA tidak
memungkinkan menggunakan media lingkungan alam sekitar disekolah secara
maksimal karena keterbatasan lingkungan yang telah padatnya penduduk di sekitar
sekolah, sedikitnya lingkungan hiaju terbuka,(Hariandi and Irawan 2016).
Pemanfaatan Lingkungan Alam sekitar sebagai media
Pembelajaran Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar didasarkan pada
konsep empat pilar pembelajaran yang dikemukakan oleh UNESCO (Setiadi, 2007),
yaitu:

(a) Learning to know, merupakan proses pembelajaran yang memungkinkan


siswa menguasai teknik-teknik untuk mencari pengetahuan, bukan sekedar memperoleh
pengetahuan. (b) NS. Learning to do, yaitu memberikan siswa sarana untuk
mengambil tindakan untuk memperkaya pengalaman belajar mereka, meningkatkan
interaksi dengan lingkungannya baik fisik, sosial maupun budaya, sehingga siswa
mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia sekitar,

(c) Learning to live together dengan membekalinya dengan kemampuan


untukhidup bersama orang lain dengan penuh toleransi, salin menghargai,

(d) Learning to be adalah keberhasilan yang dicapai dalam tiga pilar


pembelajaran yang dijelaskan di atas.(Hendarwati 2013).

Sedangkan menurut Broda (2007) mengatkan bahwa terdapat 4 komponen


manfaat dalam menggunaan lingkungan alamm sekiatr atau halam sekolah : (1)
providing real- world experiences to clarify unclear concepts (2) motivating lazy
students (3) providing variety in the teaching and learning process (4) assistance for
improve student achievement. Together, these benefits provide a reason to bring
students with you and consistently pursue learning achievement goals.(Bodzin, Alec M.
2010) Berikut beberapa aspek pedagogis yang dapat dikembangkan dengan
memanfaatkan lingkungan alam dalam Pendidikan IPA:

(1) Mengembangkan sikap dan keterampilan. Dengan belajar menggunakan


lingkungan, siswa dapat berpartisipasi secara langsung dalam proses pembelajaran atau
melakukan pengamatan langsung untuk memperoleh pengalaman langsung. Dengan
demikian, belajar dalam lingkungan yang alami dapat mengembangkan sikap, minat,
dan keterampilan intelektual,

(2) Dapat digunakan untuk siswa dari semua tingkat perkembangan


intelektual. Lingkungan dapat dijadikan sebagai sarana dan sumber belajar bagi anak,
mulai dari taman kanakkanak sampai perguruan tinggi, pada berbagai tingkat dan
kedalaman perkembangan
(3) Dapat dapat menjadi sumber motivasi untuk belajar, dan mendorong siswa
untuk mengembangkan pengetahuan yang lebih dalam dan lebih maksimal.(Pratiwi
2009)

Adapun cara-cara yang harus dilakukan guru dalam bersikap dan berhati-hati
dalam memanfaatkan lingkungan alam sebagai sumber belajar adalah sebagai berikut:

1) Guru mengadakan penyelidikan terlebih dahulu terhadap lingkungan sekitar


dan mencatat hal-hal yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar sesuai materi
yang akan dipelajari,

2) Guru menyusun rencana pembelajaran berdasarkan keterampilan dasar yang


akan diperoleh oleh siswa ,

3) Guru mengorganisasikan siswa secara berkelompok atau individu sesuai


kebutuhan,

4) Pelaksanaan proses belajar mengajar meliputi: penjelasan tentang tugas


yang harus dikerjakan, pemberian tugas, pengamatan, diskusi hasil kerja kelompok, dan
penyusunan kesimpulan hasil kerja

5) Siswa dapat mempresentasikan hasil belajarnya berupa karya, atau temuan-


temuan baru yang dapat menjadi Pemajangan di sekolah sebagai hasil kerja siswa,

6) Penilaian guru terhadap hasil karya kerja siswa lebih jelas dan objektif
sesuai dengan kriteria KKM,

7) Tindak lanjut apabila ada pencapaian berupa latihan-latihan pengembangan


yang bersifat imajinatif.(Tantu 2016).
Mempelajari dunia kehidupan tidak terlepas dari pengamatan tentanghierarki
biologi. Dalam pengetahuan biologi, sel merupakan unit terkecilyang dpaat melakukan
aktivitas kehidupan. Selain itu, dalam organismeterdapat alat transport yang mampu
mengatur organisme lainnya. Sehinggamembrane sel tersusun atas senyawa fosfolipid
bilayer. Oleh karena itu, selmampu melakukan transport zat. Hal sangat dibutuhkan
oleh tumbuan agarmereka dappat mendistribusikan energy yang mereka dapat dari
alam.Untuk kelangsungan hidupnya tumbuhan memerlukan memerlukan beberapa zat.
Zat yang diperlukan tumbuhan, diambil dari lingkungansebagian besar berupa; O2 dan
CO2 dari udara diambil melalui daun; airdan mineral dari dalam tanah diambil melalui
ujung akar dan bulu-buluakar. Bagi tumbuhan tingkat rendah, pengambilan zat-zat dari
lingkungandilakukan dengan cara difusi,osmosis dan transport aktif.
Mekanisme lalulintas membran sel dibedakan menjadi dua yaitu tanspor pasif dan
transportaktif.
Transpor pasif merupakan difusi suatu zat melintasi membran biologis tanpa
pengeluaran energi, misalnya: difusi dan osmosis. Sedangkan transpor aktif merupakan
pergerakan zat melintasi membran plasma dengan diiringi penggunaan energi akibat
adanya gerakan yangmelawan gradient konsentrasi yang diperantai oleh membran
plasma,misalnya transport natrium-kalium, eksositosis dan endositosis. Ada
tigamacam gerakan ion atau molekul zat untuk melewati membran plasmayaitu difusi,
osmosis dan transpor aktif.
Pergerakan molekul-molekul zatsecara difusi dan osmosis tidak memerlukan
energi sehingga disebuttranspor pasif sedangkan transpor aktif memerlukan
energi untuk pergerakannya.

Makhluk hidup memiliki beberapa ciri-ciri, salah satunya yaitu mengalami


metabolisme, misalnya transportasi. Manusia dan tumbuhan memerlukan zat dari luar
untuk kelangsungan hidupnya. Supaya dalam tubuh terjadi keseimbangan, maka
diperlukan sirkulasi zat yang terjadi dalam gerakan sitoplasma atau dalam bentuk
osmosis

dan difusi. (Yahya, 2015) Tumbuhan mengandung membran sel yang fungsinya untuk
mengatur keluar masuknya suatu zat supaya mendapat pH yang sesuai. Jika konsentrasi
zat terkendali, sel bisa mendapat masukan zat-zat dari ion yang dibutuhkan dan
membuang zat yang sudah tidak diperlukan. Perpindahan molekul yang melewati
membran ini disebut dengan transport melewati membran. (Syamsuri, 1999 dalam
Yahya, 2015).

Osmosis merupakan suatu peristiwa berpindahnya zat yang terkandung dalam


pelarut dari bagian yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke bagian yang
konsentrasinya lebih tinggi (hipertonik) dan melalui membran semipermeabel. Membran
semipermeabel merupakan selaput pemisah yang hanya bisa dilewati air dan
molekulnya. Membran ini harus bisa ditembus oleh zat pelarut sehingga menyebabkan
tekanan sepanjang membran tersebut. Membran sel terikat oleh protein yang berada di
luar permukaan maupun yang menembus, dimana pernyataan tersebut merupakan hasil
dari penemuan tentang teori membran oleh S.J Jinger dengan G. Nicholson pada tahun
1972 yang dikenal dengan model mozaik fluid. Dari struktur membran, diketahui bahwa
membran bukan hanya sebagai pembatas sel, tetapi juga berperan sebagai tempat keluar
masuk sel. Osmosis ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: 1. Materi terlarut dan kadar
air di dalam sel 2. Materi terlarut dan kadar air di luar sel Osmosis merupakan fenomena
alami yang biasanya ditemukan pada tubuh tumbuhan dan hewan. Akar pada tanaman
dapat menyalurkan air dari dalam tanah sampai ujung daun merupakan salah satu
manfaat fenomena osmosis pada tumbuhan. (Rao MB, Tranksale AM, Ghatge MS,
Desphande VV, 1998 dalam Febrianto D dan No JG, 2015).

Akantetapi, hal ini bisa dicegah dengan cara meningkatkan tekanan pada bagian
yang berkonsentrasi lebih encer atau konsentrasi rendah. Suatu zat yang berbeda
konsentrasi dengan zat lain di sekitarnya dapat mengalami peristiwa osmosis yang
menyebabkan kedua zat tersebut konsentrasinya sama. Peristiwa ini disebut dengan
isotonik. Sebagai contoh peristiwa yang menunjukkan sifat isotonik adalah pada hewan
laut seperti kepiting (Arthropoda) dan bintang laut (Echinodermata) dengan
lingkungannya. Peristiwa seperti ini sangat penting bagi hewan laut atau hewan yang
hidup di air tawar, karena jika berbeda konsentrasi akan terjadi osmosis yang
menyebabkan penyusutan pada sel dan bahkan menyebabkan kematian. Air sebagai
pelarut bergerak melewati membran menuju bagian dengan jumlah materi terlarut paling
banyak dan kadar airnya sedikit. Garam sebagai materi terlarut dalam percobaan
osmosis pada kentang.
Garam dapur (NaCl) merupakan elektrolit kuat yang terurai sempurna menjadi ion.
Kation dan anion dalam garam atau keduanya mampu bereaksi dengan air sehingga
menghasilkan reaksi yang disebut hidrolisis. Umumnya, garam yang mengalami
hidrolisis akan mempengaruhi pH larutan. Akan tetapi, ada beberapa jenis garam yang
mengandung ion- ion logam alkali atau alkali tanah (kecuali Be2+) dan basa konjugasi
asam kuat seperti Br-
, NO2 - , CL- , dan NO3 - tidak mengalami hidrolisis dan disebut garam penghasil
larutan netral. (Hiskia, 2001 dalam Baharuddin, 2016) Umbi merupakan suatu jenis
tumbuhan yang dapat mengalami peristiwa difusi dan juga osmosis.
Umbi sendiri termasuk tanaman yang terbentuk dalam tanah. (Rukmana, 1995:18
dalam Yahya, 2015). Kentang (Solanum tuberosum L) adalah tumbuhan yang
termasuk dalam kelompok umbi- umbian, yaitu umbi batang. Bentuk dari kentang itu
sendiri bulat tidak teratur dan permukaannya kasar. Kentang ini memiliki nilai
ekonimis yang tinggi apabila digunakan untuk membuat suatu olahan, tetapi salah satu
kendala pada produk kentang

adalah ketahanan penyimpanan yang tidak lama dan mudah mengalami browning
yangdisebabkan oleh kadar air yang tinggi.

Dehidrasi osmotik merupakan metode yang tepat untuk mengatasi masalah


pada kentang tersebut untuk mengurangi kadar air di dalam kentang sampai pada
tingkat yang rendah tanpa mengubah tekstur dan kandungan protein pada kentang itu.
Wortel (Daucus carota L) merupakan jenis tumbuhan yang banyak menyimpan
karbohidrat untuk dimanfaatkan berbunga pada tahun kedua. Wortel terkenal dengan
kandungan vitamin A yang cukup banyak sehingga baik untuk kesehatan mata
terutama bisa meningkatkan pandangan dalam jarak jauh. Ternyata selain
mengandung vitamin A, wortel juga mengandung banyak vitamin lain yang baik
untuk tubuh, diantaranya yaitu mengandung kalsium, zat besi, kaluim, fosfor, sodium,
magnesium dan vitamin B1, B2, B6, dan C. Dehidrasi osmosis dapat dilakukan
dengan cara merendam bahan pangan menggunakan larutan garam, larutan gula,
sorbitol, gliserol ataupun bahan lainnya. Dengan tekanan osmosis yang lebih tinggi,
maka air dalam bahan makanan akan keluar melalui membran semipermeabel menuju
materi terlarut (Karathanos, 1995 dalam Spetriani, 2019).

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian kali ini adalah pendekatan
kualitatif deskriptif, yaitu penyajian data berupa penggambaran dari hasil
pengamatan dalam bentuk katakata. Pengambilan data dilakukan dengan cara
eksperimen dan dokumentasi. Fokus penelitian adalah pada hasil akhir kentang
setelah dimasukkan ke dalam gelas berisi air saja dan gelas berisi air dan garam.
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian antara lain: 1. Kentang
(Solanum tuberosum L) 2. Wortel (Daucus carota L) 3. Garam dapur (NaCl) 4. Air
5. 2 buah gelas 6. Sendok 7. Pisau 8. Label

Variabel bebas dari penelitian ini adalah air yang berada di dalam gelas, yaitu yang
hanya air saja dan air garam. Variabel kontrolnya yaitu lamanya waktu perendaman dan
kentang. Sedangkan variabel terikatnya yaitu tekstur kentang setelah perendaman.
Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah yang pertama mengupas dan
memotong kentang menggunakan pisau dengan ukuran dan bentuk yang sama yaitu
berbentuk balok dengan ukuran panjang 5 cm, lebar 1,5 cm dan tinggi 1 cm menjadi 4
potong. Selanjutnya memberi label A dan B pada masing-masing gelas dan menuangkan
air ke dalam dua gelas dengan jumlah yang sama, tetapi pada gelas B ditambahkan
dengan 1 sendok makan garam dan diaduk hingga larut. Setelah itu memasukkan masing-
masing 2 potong kentang pada gelas dan membiarkannya selama kurang lebih 30 menit
dan tiap 15 menit mengamati tingkat kekerasannya, kemudian mencatat hasilnya.
Pengamatan ini sengaja dilakukan setiap 15 menit sekali karena untuk membandingkan
kekerasannya jika dalam waktu yang singkat. Langkah-langkah yang dilakukan pada
penelitian wortel juga dilakukan dengan langkah yang sama pada penelitian osmosis
kentang, dimana wortel juga dipotong dengan ukuran panjang 5 cm, lebar 1,5 cm dan
tinggi 1 cm menjadi 4 potong.
Penelitian pada materi difusi dan osmosis dapat menggunakan kentang karena
kentang adalah contoh yang mudah diperoleh dan mudah dipelajari. Kentang
merupakan tanaman yang memiliki kulit yang kuat, memiliki banyak sel, dan memiliki
kandungan air yang tinggi. Osmosis dan difusi adalah proses yang terjadi pada kentang,
seperti penggunaan kentang dalam praktikum osmosis yang menunjukkan perubahan
berat kentang yang direndam dalam larutan garam dengan berbagai konsentrasi.
Penelitian ini
dapat dilakukan untuk mempelajari bagaimana kentang mengalami perubahan ketika
direndam dalam larutan garam dengan berbagai konsentrasi, serta bagaimana osmosis
dan difusi terjadi pada kentang. Penelitian ini dapat menjadi dasar untuk memahami
proses osmosis dan difusi yang terjadi pada kentang dan pada tanaman lainnya.
Penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang sesuai, seperti
metode deskriptif, kuantitatif, atau kombinasi dari kedua metode tersebut. Hasil
penelitian dapat digunakan untuk memperjelas proses osmosis dan difusi pada kentang,
serta untuk membuat perbandingan antara kentang dan lainnya.
Bahan sintetis terbuat dari sumber daya alam. Bahan sintetis dibuat dengan mengubah
bahan awal secara kimia untuk menghasilkan bahan dengan karakteristik berbeda.
Beberapa contoh bahan sintetis adalah plastik, obat-obatan, dan bahan bakar baru. Suatu zat
sintetik mungkin secara kimiawi sama dengan zat alami atau mungkin berbeda. Pembuatan
dan penggunaan bahan sintetis mempunyai dampak positif dan negatif bagi masyarakat.
Guru
memodelkan dan menjelaskan jenis informasi yang akan dicari siswa dalam proyek
penelitian mereka mengenai produk sintetis. Hal ini dilakukan dengan menggunakan
contoh produk sintetik yang dibuat siswa di kelas: gel cacing (bukan untuk dimakan).
Siswa membuatnya dengan menggabungkan larutan natrium alginat dengan larutan
kalsium klorida. Guru menggunakan produk ini untuk memodelkan jawaban terhadap
tiga pertanyaan yang perlu dijawab siswa dalam penelitian mereka:
Objektif

Siswa akan dapat menemukan dan menganalisis informasi untuk menggambarkan


bahwa proses kimia digunakan untuk mengubah sumber daya alam menjadi bahan dan
produk sintetis. Mereka juga dapat memberikan contoh bagaimana produksi produk
sintetis memberikan dampak positif dan negatif bagi masyarakat.

Media sintetis, lebih dikenal sebagai media yang dihasilkan AI, mengacu pada
media digital yang dihasilkan atau dimanipulasi menggunakan algoritme AI. Ini adalah
bentuk konten virtual mutakhir yang dihasilkan menggunakan teknologi AI. Media
sintetis menonjolkan tingkat realisme dan pencelupan yang tinggi, seringkali membuat
konten tidak dapat dibedakan dari media dunia nyata.

Ini dapat digunakan untuk beberapa tujuan, termasuk hiburan, periklanan,


jurnalisme, dan penelitian. Misalnya, merek makanan ringan Lays menggunakan
teknologi deepfake (pembelajaran mendalam + palsu = deepfake) untuk memungkinkan
penggemar sepak bola mengirim video khusus yang menampilkan Messi menyapa
teman mereka dengan nama secara sederhana dan intuitif.

1. Struktur dan komposisi kimia sel

Struktur Sel:

Sel merupakan unit dasar kehidupan yang tersusun atas berbagai struktur dengan
fungsi yang berbeda-beda. Berikut beberapa struktur utama sel:

1. Membran sel: Membran sel merupakan barier semipermeabel yang memisahkan sel
dari lingkungannya. Membran sel tersusun atas fosfolipid bilayer, protein integral,
danprotein perifer.
2. Dinding sel: Dinding sel terdapat pada sel tumbuhan dan memberikan kekuatan dan
perlindungan struktural pada sel. Dinding sel tersusun atas selulosa, hemiselulosa,
dan pektin. 3. Sitoplasma: Sitoplasma merupakan bagian sel yang mengandung
organel- organel sel. Sitoplasma tersusun atas air, protein, karbohidrat, lipid, dan
asam nukleat.
4. Nukleus: Nukleus merupakan pusat kendali sel. Nukleus dikelilingi oleh membran
nukleus dan mengandung DNA (asam deoksiribonukleat) yang merupakan materi
genetik sel.
5. Organel-organel sel: Organel-organel sel merupakan struktur kecil dengan fungsi
yang spesifik. Beberapa organel sel yang penting antara lain mitokondria, retikulum
endoplasma, aparatus Golgi, dan vakuola.

Komposisi Kimia Sel: Sel tersusun atas berbagai macam molekul organik dan anorganik.
Berikut beberapa komponen kimia utama sel:

● Air: Air merupakan komponen utama sel dan menyusun sekitar 70-80% massa sel.
Air berperan dalam berbagai fungsi sel, seperti transportasi zat, pengaturan suhu, dan
reaksikimia.
● Karbohidrat: Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi sel. Karbohidrat
terdapat dalam bentuk monosakarida (misalnya, glukosa), disakarida (misalnya,
sukrosa), dan polisakarida (misalnya, amilum).
● Lipid: Lipid merupakan molekul yang tidak larut dalam air dan memiliki berbagai
fungsi dalam sel, seperti pembentukan membran sel, penyimpanan energi, dan
sintesishormon.

● Protein: Protein merupakan molekul yang memiliki banyak fungsi dalam sel,
seperti enzim, struktur sel, dan transpor zat.
● Asam nukleat: Asam nukleat (DNA dan RNA) merupakan materi genetik sel yang
menyimpan informasi tentang struktur dan fungsi sel.

Struktur dan komposisi kimia sel merupakan hal yang sangat penting untuk memahami
bagaimana sel bekerja. Dengan mempelajari struktur dan komposisi kimia sel, kita dapat
memahami berbagai fenomena biologis dan mengembangkan berbagai aplikasi
bioteknologi.

Komponen Kimiawi Sel

Sel merupakan struktur dasar dan unit fungsional dari makhluk hidup. Sel hidup
memiliki komponen kimiawi yang dihasilkan dari aktivitas sel, disebut biomolekul.
Komponen kimia sel di antaranya air, karbon, dan makromolekul. Makromolekul
merupakan molekul besar yang terdiri atas banyak atom atau blok penyusun. Sel hidup
memiliki empat makromolekul yang merupakan senyawa organik, di antaranya:

1. Karbohidrat

Karbohidrat adalah molekul yang disusun oleh karbon, hidrogen dan oksigen dengan
rumus dasar CH2O. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi dan bahan pembangun
struktur kehidupan.

2. Lipid

Lipid adalah senyawa organik yang sangat sukar larut dalam air. Hal ini disebabkan
karena struktur molekul yang dimilikinya. Sebagian besar lipid tersusun atas hidrokarbon
walaupun lipid memiliki beberapa ikatan polar yang berasosiasi dengan oksigen. Lipid
memililiki bentuk dan fungsi yang beragam. Adapun kelompok yang terpenting dari lipid
antara lain, lemak, fosfolipid, dan steroid.

3. Protein

Protein membentuk 50% dari berat kering sel dan merupakan komponen penting dalam
hampir seluruh kegiatan makhluk hidup. Protein digunakan sebagai struktur penyokong,
sebagai senyawa yang menyampaikan informasi ke bagian lain, untuk membantu
pergerakan,dan juga untuk pertahanan dalam menghadapi benda asing.

4. Asam Nukleat

Asam nukleat adalah polimer nukleotida panjang yang berperan besar dalam
proses penurunan sifat dan pembentukan berbagai protein. Terdapat dua macam
asam nukleat penting yaitu deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid
(RNA). Nukleotida merupakan molekul kompleks yang tersusun dari basa
nitrogen—sebuah gula yang mengandung lima karbon, serta gugus fosfat.
Sel merupakan unit dasar kehidupan yang kompleks dengan struktur dan komposisi
kimia yang terstruktur rapi. Merancang media model yang menyerupai struktur dan
komposisi kimia sel dapat membantu para ilmuwan untuk mempelajari berbagai fenomena
biologis dan mengembangkan aplikasi bioteknologi.

Material Lokal/Alami dan Bahan Sintesis: Material lokal/alami seperti daun, buah-
buahan, dan biopolymer (misalnya, kitosan) dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar
media model. Material ini memiliki berbagai keuntungan, seperti:

● Berkelanjutan dan ramah lingkungan: Material lokal/alami mudah diperoleh dan


teruraisecara alami, sehingga ramah lingkungan.
● Memiliki biokompatibilitas yang baik: Material ini kompatibel dengan sel dan tidak
menimbulkan efek racun.
● Memiliki sifat fungsional yang beragam: Material lokal/alami dapat dimodifikasi
untuk memiliki sifat fungsional yang spesifik, seperti sifat mekanik, permeabilitas,
danbiodegradabilitas.

Bahan sintesis seperti polietilen glikol (PEG) dan polilaktat (PLA) juga dapat digunakan
untuk merancang media model. Material ini memiliki keuntungan:

● Kemudahan modifikasi: Bahan sintesis dapat dimodifikasi dengan mudah untuk


memiliki sifat yang diinginkan.
● Kontrol yang lebih baik: Sifat dan karakteristik material sintesis dapat dikontrol
denganlebih mudah dibandingkan material lokal/alami.
● Reproduktivitas yang tinggi: Media model yang dibuat dari bahan sintesis dapat
direproduksi dengan mudah dan konsisten.

Struktur dan Komposisi Kimia Sel: Struktur dan komposisi kimia sel merupakan
faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam merancang media model. Berikut
beberapa aspek yang perlu diperhatikan:

● Membran sel: Membran sel merupakan barier semipermeabel yang memisahkan sel
dari lingkungannya. Media model harus memiliki membran yang dapat meniru
fungsi dan sifat membran sel.
● Sitoplasma: Sitoplasma merupakan bagian sel yang mengandung organel-organel
sel. Media model harus memiliki komponen yang dapat meniru fungsi sitoplasma
dan organel-organel sel.

● Nukleus: Nukleus merupakan pusat kendali sel. Media model harus memiliki
komponen yang dapat meniru fungsi nukleus.

Teknik Merancang Media Model: Berbagai teknik dapat digunakan untuk merancang
media model, seperti:

● Teknik mikrofluidika: Teknik ini memungkinkan pembuatan struktur mikro dan


nano yang dapat meniru struktur sel.
● Teknik pencetakan 3D: Teknik ini memungkinkan pembuatan struktur tiga dimensi
yang kompleks dengan presisi tinggi.
● Teknik bioenkapsulasi: Teknik ini memungkinkan sel untuk dibungkus dalam
material biokompatibel untuk menciptakan microenvironment yang mirip dengan
lingkungan sel dalam tubuh.

Aplikasi Media Model:

Media model memiliki berbagai aplikasi dalam bidang biologi dan bioteknologi, seperti:

● Studi biologi sel: Media model dapat digunakan untuk mempelajari berbagai
fenomenabiologis, seperti proliferasi sel, migrasi sel, dan diferensiasi sel.
● Pengembangan obat: Media model dapat digunakan untuk menguji efek obat-
obatan pada sel dan untuk mengembangkan sistem penghantaran obat yang lebih
efektif.
● Tissue engineering: Media model dapat digunakan untuk membangun jaringan
danorgan buatan untuk transplantasi.

Merancang media model berbahan dasar material lokal/alami dan bahan sintesis
dalam struktur dan komposisi kimia sel merupakan bidang penelitian yang
berkembang pesat. Dengan kemajuan teknologi, media model yang semakin canggih
dan kompleks dapat dikembangkan untuk berbagai aplikasi dalam bidang biologi dan
bioteknologi
Struktur Membran Plasma

Membran sel merupakan lapisan ganda (bilayer), terdiri dari lipid dan protein.
Asam lemak (Fatty acid) bersifat hidrofobik dan fosfat bersifat hidrofilik. Menurut Singer
& Nicholson (1972) bahwa membran sel memiliki model mosaik/fluid mozaic'
ditemukan dengan Tehnik Freeze Fractured. Membran sel yaitu protein dan molekul lain
yang tertanam dalam matrik fluida bilayer lipid. Fluid berarti fosfolipid dan protein dapat
bergerak bebas dalam lapisan seakan-akan cairan. Mosaik yaitu pola yang dihasilkan oleh
protein tersebar saat membran dilihat dari atasLipid bilayer kerangka struktur membran
berfungsi sebagai penghalang ('barrier') yang membatasi pergerakan molekul secara acak,
memiliki protein fungsi khusus. Karbohidrat berikatan dengan lipida/glikolipid atau
protein/ glikoproteinTipe lipida yaitu Fosfogliserida, Sfingolipida, dan Kolesterol.
Fosfogliserida berupa mengandung gugus fosfat, sfingolipida, dan kolesterol. Kolesterol
banyak terdapat pada membran sel

hewan kurang lebih 50% dari molekul lipid. Membran sel tumbuhan dan semua sel bakteri
tidak banyak mengandung kolesterol, akan tetapi lebih sedikit dibandingkan lipida membran
lainnya dan tidak terlalu bersifat amfipatik. Gugus hidroksil bersifat hidrofilik pada
bagianProtein Membran.

Membran sel dan membran organel memiliki susunan protein yang unik
yaitu peripheral proteins, integral protein, dan protein yang berikatan dengan
lipid.

 Peripheral proteins adalah protein yang terikat secara longgar pada permukaan
membran,dapat merupakan cell surface identity marker (antigens).

 Integral proteins adalah protein yang berpenetrasi pada bilayer lipid merupakan
transmembran protein, merupakan transpor protein sebagai channels dan pompa.
Struktur protein transmembran memiliki model pita struktur sekunder a heliks
bersifat hidrofobik, protein yang terletak hampir di dalam intihidrofobik
membran.

 Protein yang berikatan dengan lipid adalah protein yang berlokasi di luar
membran lipid,pada bagian ekstraselular atau sitoplasmik

Karbohidrat Membran

Pada membran terdapat karbohidrat berikatan secara kovalen pada lipid dan protein.
Pada membran plasma terkandung 2 – 10% karbohidrat. Membran plasma sel darah
merah manusia mengandung 52% protein, 40% lipid dan 8 % karbohidrat.

Fungsi Membran Sel

Membran sel berfungsi untuk membatasi sel dengan lingkungan fisik, menjamin
berlangsungnya proses biokimia dan fisiologi, bersifat differensiasi permiabel
(semipermiabel). Berdasarkan Teori Overton bahwa struktur dan sifat molekul-molekul
penyusun pada membran selakan mencegah pertukaran molekul dari satu sisi ke bagian
lainnya serta memungkinkan substansi tertentu masuk ke sitoplasma dari lingkungan
luar,mencegah masuknya senyawa tertentu masuk ke sitoplasma.

Difusi

Difusi adalah pergerakan senyawa dari daerah yang konsentrasi tinggi ke yang
rendah, difusi terjadi melalui membran. Persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu
senyawa nonelektrolit agar dapat berdifusi secara pasif melalui membran, yaitu jika
konsentrasi larutan pada satu sisi lebih besar sisi lain. Membran harus permeabel terhadap
substansi tersebut, senyawa dapat melalui membran melalui pori aqueous. Gerakan pasif
cenderung lamban dan berhenti saat kosentrasi di kedua tempat seimbang. Suatu zat akan
berdifusi dari tempat yang lebih pekat ke tempat kurang pekat. Difusi adalah proses pasif,
tidak ada energi untuk membuat molekul berpindah, memiliki energi kinetik alami
Osmosis

Difusi suatu larutan melewati membran sel yang semipermiabel sehingga air bebas
ke luar masuk membran dengan membatasi gerak zat terlarut dalam air. Air berdifusi dari
hipotonik ke hipertonik

Larutan hipotonik yaitu kosentrasi zat terlarut lebih rendah dibandingkan konsentrasi
zat pelarutnya tinggiencer). Larutan isotonik yaitu kosentrasi zat terlarut dan pelarut di dua
daerah sudah sama. Larutan Hipertonik yaitu kosentrasi zat terlarut lebih tinggi
dibandingkankonsentrasi zat pelarutnya rendah /pekatDifusi lon melalui Membran
Difusi ion melalui membran sangat impermeable terhadap senyawa yang
bermuatan, termasuk ion kecil . Membran sel memiliki ion channel yang permeable
untuk ion tertentu.lon channel terbuka atau tertutup melalui 2 cara:

a Voltage-gated channels tergantung pada perbedaan muatan ion pada kedua sisi membran,
contoh K-ionchannel

b. Ligand-gated channels terjadi perubahan konformasi molekul dengan adanya molekul


yangterikat pada channel ini, contoh asetilkolin.

Membran lipida merupakan pembatas antara cairan ekstrasel dan cairan intrasel.
Berdasarkan struktur dan komposisi kimia membran yang telah dibahas terdahulu, maka
zat-zat dapat berdifusi melalui membran sel dengan dua cara, yaitu:
1. Dengan larut di dalam lipida dan berdifusi melintasi membran
2. Dengan berdifusi melalui pori-pori kecil yang terdapat pada
membran.
O2, CO 2, alkohol, asam-asam lemak, dan sebagainya, bila bersentuhan dengan membran,
maka dengan segera ia larut di dalam lipida, dan berdifusi melintasi membran. Jadi, suatu
zat dengan kelarutan yang tinggi dalam lipida jauh lebih permiabel terhadap membran lipida,
bahkan kecepatan difusinya jauh lebih besar dibandingkan bila ia berada di dalam air.
Misalnya O2 memiliki kecepatan difusi melalui membran lipida dibandingkan bila ia
berada di dalam air. Jadi difusi sederhana berlangsung searah dengan gradien elektrokimia.
Energi untuk gerakan adalah kalor dari gerakan molekul itu sendiri. Kemampuan sel untuk
dapat memilah senyawa hidrofilik dengan BM (Berat Molekul) kecil dari senyawa yang
BM-nya besar, seringkali akibat adanya saluran atau pori pada membran plasma tersebut.
Terdapat dua jenis pori. Jenis pertama merupakan saluran yang menembus molekul protein
integral atau di antara kelompok molekul protein transmembran. Pori jenis kedua disebut
pori statistik yang terbentuk secara acak pada membran plasma dan menembus bilayer
lipida. Selain
melalui
membran lipida, berbagai zat dapat berdifusi melalui pori membran yang terdapat pada
protein. Membran sel memiliki pori-pori dengan diameter berkisar 8 Å, dan luas total
pori- pori adalah 1/16.000 luas permukaan total sel. Walaupun luas total pori-pori kecil,
namun molekulmolekul dan ion-ion dapat berdifusi dengan cepat sehingga seluruh volume
cairan pada beberapa jenis sel seperti sel darah merah, dapat dengan mudah melalui pori-
pori dalam beberapa persatuan detik. Ukuran pori berpengaruh terhadap kecepatan difusi
melintasi membran atau permiabilitas. Permiabilitas dapat didefenisikan sebagai
kecepatan transpor melalui membran pada berbagai konsentrasi tertentu. Molekul air, urea
ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan pori, Oleh sebab itu ia dapat berdifusi
dengan cepat.
Osmosis adalah perpindahan molekul air dari konsentrasi air tinggi ke konsentrasi
rendah. Perpindahan molekul tersebut melalui selaput semi permiabel selektif dari bagian
zat yang lebih encer ke bagian zat yang lebih pekat. Membran semipermiable harus dapat
ditembus oleh pelarut namun tidak dapat ditembus oleh zat terlarut yang mengakibatkan
gradien tekanan sepanjang membran. Suatu larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi
darilarutan lain dinamakan hipertonik.

Suatu larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah dari larutan lain
dinamakanhipotonik, dan Suatu larutan dengan konsentrasi yang sama dengan larutan
lain dinamakan isotonik. Selama osmosis, air bergerak dari larutan yang konsentrasinya
lebih rendah menuju larutan yang konsentrasinya lebih tinggi.
Pada tanaman menggunakan osmosis untuk menyerap air dan nutrisi dari tanah.
Larutan dalam akar tanaman adalah hipertonik, menarik air dari tanah yang hipotonik
disekitarnya. Akar dirancang sebagai membran permeabel selektif, mengenali tidak hanya
air, tetapi beberapa zat terlarut yang berguna, seperti mineral tanaman untuk kebutuhan
bertahan hidup. Osmosis juga memainkan peran penting dalam sel tumbuhan dan hewan,
dengan cairan mengalir masuk dan keluar dari dinding sel untuk membawa nutrisi dan
menghilangkan limbah.
Prinsip-prinsip yang mendasari osmosis adalah kunci untuk memahami berbagai
konsep.
Misalnya, kondisi medis yang fatal kadang-kadang dikenal sebagai keracunan air terjadi
ketika orang minum sejumlah besar air yang sangat cepat, menyebabkan pengenceran air
yang mengalir bebas melalui tubuh mereka. Larutan yang diencerkan ini mampu
mendorong melalui membran sel, berkat osmosis, sehingga dapat menyebabkan sel
meledak saat mereka mengembang untuk menampung air. Sebaliknya, ketika orang
mengalami dehidrasi, sel mengerut dan mati saat air yang mengalir bebas dalam tubuh
menjadi sangat terkonsentrasi
dengan zat terlarut, menyebabkan air mengalir keluar dari sel-sel dalam upaya
untukmencapai sebuah keadaan isotonik.

Difusi Terfasilitasi

Difusi terfasilitasi adalah difusi yang bergerak dari daerah konsentrasi tinggi
menuju konsentrasi rendah. Senyawa berikatan dulu dengan facilitative transporer
(protein carrier protein integral membran) sebagai fasilitator difusi pada membran sel.
Fasilitator difusi berupa senyawa yaitu asam amino, glukosa, molekul protein kecil.
Difusi terfasilitasi yaitu molekul secara random berpindah melalui pori yang terbuka.
Tidak membutuhkan energi (proses pasif). Molekul berpindah dari wilayah
konsentrasitinggi ke wilayah kosentrasi rendah

Jenis Utama

Perusahaan semakin banyak berinvestasi dalam pembuatan konten yang digerakkan


oleh AI, memanfaatkan potensi media sintetik yang sangat besar. Para ahli memprediksi
bahwa dengan 2025, 90% konten online dapat dihasilkan oleh AI. Mari kita lihat 4
bentuk utama.
1. Pembuatan Teks Sintetis

Ini mengacu pada penggunaan kecerdasan buatan, termasuk pemrosesan bahasa alami
(NLP), untuk menghasilkan konten tertulis, seperti artikel, berita, cerita, dan postingan
media sosial.

Sebagai contoh, GPT3 (Generative Pre-Trained Transformer 3) adalah model bahasa


yang dikembangkan oleh OpenAI yang dapat menghasilkan teks mirip manusia dan
menjawab pertanyaan Anda.
2. Pembuatan Gambar Sintetis

Pencitraan sintetis adalah metode komputasi untuk menghasilkan gambar visual 2D


menggunakan algoritme dan data matematika, bukan teknik fotografi tradisional untuk
menangkap gelombang cahaya menggunakan kamera atau optik. Kemajuan AI telah
memungkinkan untuk menghasilkan gambar sintetik dengan realisme yang tak
tertandingi. Gambar-gambar ini telah menarik perhatian yang signifikan, menemukan
aplikasi dalam berbagai bidang, mulai dari membuat seni NFT hingga menghasilkan
stok foto yang realistis. Misalnya, film modern seperti Avatar, Star Wars, dan
Avengers, gunakan computer-generated imagery (CGI) untuk menciptakan dunia yang
realistis atau menambahkan efek khusus yang tidak mungkin dibuat dalam kenyataan.
3. Generasi Audio Sintetis

Pembuatan audio sintetis adalah proses menghasilkan audio yang meniru suara manusia
atau suara alat musik atau mengubah suara asli menggunakan kecerdasan buatan. Hal
ini dicapai dengan menggunakan teknik yang berbeda, seperti algoritma text-to-speech
(TTS) untuk mengubah teks menjadi audio atau pembelajaran mesin untuk
menghasilkan audio baru yang menyerupai pola audio yang sudah ada.

Generasi audio sintetis memiliki beberapa aplikasi, termasuk asisten virtual, video
game, dan alat aksesibilitas untuk penyandang disabilitas. Misalnya, pengguna dapat
menggunakan alat seperti Resemble.ai untuk mengkloning suara di avatar digital
mereka.

4. Pembuatan Video Sintetis

Video sintetis adalah jenis video yang dibuat secara artifisial menggunakan grafik
komputer. Ini mensimulasikan skenario dan lingkungan dunia nyata dan dapat
menghasilkan video baru atau fiksi. Aplikasinya yang berbeda termasuk deepfake,
avatardigital, dan AI influencer.

Jenis lain dari video sintetik adalah berlakunya wajah, di mana seseorang mengontrol
ekspresi wajah orang target. Terobosan lain dalam teknologi ini adalah pembuatan teks-
ke- video. Ini telah dijadikan bagian dari wacana bisnis melalui alat seperti Video Roda
Gigi – alat AI teks-ke-video – di belakang CogView2 teks-ke-gambar. 3 Aplikasi Media
Sintetis Dunia Nyata.

Media sintetis dapat merevolusi banyak industri dengan membuka kemungkinan dan
peluang baru. Mari kita lihat lebih dekat bagaimana hal itu memengaruhi berbagai
sektor. Industri hiburan. Industri hiburan adalah tempat media sintetik sudah membuat
gelombang. Teknologi inovatif ini digunakan dalam realitas virtual dan augmented, serta
produksi film dan televisi, untuk menghasilkan efek visual yang memukau dan konten
menawan lainnya.
Industri Permainan. Industri game juga mengalami lonjakan dalam adopsi
media sintetis. Dari menghasilkan lingkungan yang realistis hingga membuat karakter
yang tidak dapat dimainkan (NPC) dan meningkatkan grafik dan audio game, ini
meningkatkan pengalaman bermain game.
Bisnis AI chatbots dan asisten virtual memainkan peran penting dalam beberapa
industri, termasuk e- commerce, kedokteran, perbankan, dan real estat. Ini mengubah cara
bisnis mendekati layanan pelanggan, penjualan, dan komunikasi sambil memberikan data
berhargauntuk kampanye pemasaran dan periklanan.
Pendidikan. Pendidikan adalah bidang lain yang mendapat manfaat dari media
sintetis, karena memiliki potensi untuk merevolusi penyampaian dan penerimaan
pendidikan dengan memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan interaktif
kepada siswa.
Selain itu, dapat digunakan untuk membuat konten pendidikan dalam beberapa bahasa,
memungkinkan akses materi pendidikan ke khalayak yang lebih luas. Juga, ini digunakan
untuk mengembangkan Guru AI untuk membantu siswa dengan pekerjaan mereka.
Misalnya, KodeBrainer telah mengembangkan satu, bernama Cobie AI, yang dapat
menjelaskan konten, mengikuti siswa, dan membantu mereka. Media Sintetis –
Konsekuensi Etis & Sosial

Ada banyak skenario dunia nyata di mana implikasi etis dan sosial muncul. Contohnya:

● Itu dapat menyebarkan informasi yang salah lebih cepat melalui audio dan video
deepfake, menyebabkan kerugian bagi individu dan organisasi.

● Kekhawatiran privasi dapat muncul karena media sintetik dapat menciptakan


peniruanidentitas individu yang realistis tanpa persetujuan mereka.

● Adopsi media sintetis di industri tertentu dapat mengakibatkan hilangnya


pekerjaan yang signifikan, karena mesin dapat menggantikan tenaga manusia
dalam peran seperti layanan pelanggan dan pembuatan konten.

● Organisasi akan menciptakan pekerjaan baru yang menggabungkan tugas manusia


dengan AI, yang mengarah pada kebutuhan untuk meningkatkan keterampilan
tenagakerja global.

Sangatlah penting untuk tetap menyadari implikasi potensial dari teknologi canggih ini
dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi
pada masyarakat.
Media Sintetis: Masa Depan Penciptaan Digital

Media sintetis mengubah cara kita membuat dan mengonsumsi konten. Ini
meningkat pesat dalam hal realisme dan kemudahan penggunaan dan memberikan
hasil yang fantastis. Dengan kemajuan yang didorong oleh media sintetik, manfaat
potensial bisa sangat banyak, termasuk peningkatan aksesibilitas dan pembuatan
konten yang lebihmenarik, serta pengalaman belajar yang dipersonalisasi.

Contoh bahan ajar dengan modul sintesis adalah modul ajar yang menggunakan bahan
sintesis sebagai bahan dasar. Modul ini dapat menggunakan bahan sintesis seperti plastik,
kaca, dan kulit sintetis untuk membuat bahan ajar yang interaktif dan menarik. Contoh
modul ini adalah modul ajar yang menggunakan plastik untuk membuat model
organisme, atau modul ajar yang menggunakan kaca untuk membuat praktis
pengamatan.Modul ini dapat digunakan untuk membantu siswa mengerti materi yang
lebih rumit, seperti struktur dan komposisi kimia sel, struktur membrane sel, dan difusi,
osmosis. Dengan modul ini, siswa dapat melihat dan mengalami proses-proses tersebut
secara langsung, yang akan membuat materi lebih mudah dipahami.Modul ini juga dapat
digunakan untuk membantu siswa yang memiliki keinginan yang berbeda, seperti siswa
yang lebih visual atau siswa yang lebih tangan. Dengan modul ini, siswa dapat
mengalami materi dengan cara yang lebih menarik dan memperjelas materi yang lebih
rumit.Untuk membuat modul ini, guru dapat menggunakan bahan-bahan sintesis yang
mudah diperoleh dan mudah diolah, seperti plastik, kaca, dan kulit sintetis. Dengan
modul ini, guru dapat membuat bahan ajar yang lebih interaktif dan menarik, yang akan
membuat pembelajaran lebih bermanfaat dan menyenangkan bagi siswa.

Modul ajar sintesis adalah modul ajar yang menggunakan bahan sintesis sebagai
bahan dasar. Contoh modul ini adalah modul ajar yang menggunakan plastik untuk
membuat model organisme, atau modul ajar yang menggunakan kaca untuk membuat
praktis pengamatan.Modul ini dapat digunakan untuk membantu siswa mengerti materi
yang lebih rumit, seperti struktur dan komposisi kimia sel, struktur membrane sel, dan
difusi, osmosis. Dengan modul ini, siswa dapat melihat dan mengalami proses-proses
tersebut secara langsung, yang akan membuat materi lebih mudah dipahami.Modul ini
juga dapat digunakan untuk membantu siswa yang memiliki keinginan yang berbeda,
seperti siswa yang lebih visual atau siswa yang lebih tangan. Dengan modul ini, siswa
dapat mengalami materi dengan cara yang lebih menarik dan memperjelas materi yang
lebih rumit.Untuk membuat modul ini, guru dapat menggunakan bahan-bahan sintesis
yang mudah diperoleh dan mudah diolah, seperti plastik, kaca, dan kulit sintetis. Dengan
modul ini, guru dapat membuat bahan ajar yang lebih interaktif dan menarik, yang akan
membuat pembelajaran lebih bermanfaat dan menyenangkan bagi siswa.Contoh modul
ini adalah modul ajar yang menggunakan plastik untuk membuat model organisme, atau
modul ajar yang menggunakan kaca untuk membuat praktis pengamatan. Dengan modul
ini, siswa

dapat melihat dan mengalami proses-proses tersebut secara langsung, yang akan
membuatmateri lebih mudah dipahami.

Contoh dari Difusi adalah Dalam biologi, difusi merupakan suatu peristiwa
perpindahan zat. Proses ini dapat dengan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari.Salah satu contoh difusi adalah melarutkan gula ke dalam air.

Proses Difusi

Proses difusi dapat terjadi di zat padat, zat cair, atau zat gas. Dalam hal ini, prosesnya tidak
memerlukan energi karena itulah proses difusi disebut juga sebagai sistem transpor pasif.
Proses difusi adalah kondisi dimana terjadinya pergerakan partikel zat dengan gerakan acak
yang berdifusi dari bagian berkonsentrasi tinggi menuju ke bagian yang lebih rendah melalui
membran sel. Sebuah partikel dapat melewati membran tersebut jika ukuran partikel sangat
kecil dan dapat larut dalam air maupun lemak.

Faktor yang Mempengaruhi Difusi

Berikut ini merupakan sejumlah faktor yang mempengaruhi proses difusi adalah
sebagaiberikut:

1. Ukuran molekul yang meresap


Jika molekul berukuran besar, maka proses difusi akan lebih lambat untuk melewati
membran daripada molekul yang ukurannya lebih kecil.
2. Suhu
Gerakan molekul akan lebih cepat ketika terjadi kenaikan suhu. Hal ini tentunya
berdampak pada laju difusi yang juga semakin cepat.
3. Konsentrasi zat
Laju difusi juga didasarkan pada besar gradien konsentrasi yang ada pada dua zat.
4. Wujud materi
Proses difusi pada zat padat biasanya akan lebih lambat dibandingkan dengan zat cair
dan zat gas. Contohnya proses difusi O2 pada hewan bersel satu. Difusi dapat terjadi
karena konsentrasi O2 di udara lebih tinggi daripada konsentrasi O2 di dalam sel.

Jenis-jenis Difusi
Difusi memiliki dua macam jenis yaitu difusi sederhana dan difusi terbantu.
Dikutipdari Modul Biologi yang disusun Saefullah (2020), berikut penjelasannya.

1. Difusi Sederhana
Pada jenis ini, difusi adalah perpindahan zat padat, cair, atau gas baik itu melewati
atau tidak melewati membran dari bagian berkonsentrasi tinggi (hipertonis) ke
bagian berkonsentrasi rendah (hipotonis). Akibat perpindahan ini, konsentrasi zat
menjadi sama (isotonis).

2. Difusi Terbantu
Jenis difusi ini memerlukan bantuan protein spesifik berupa saluran protein dan
protein transpor. Contohnya pada bakteri Escherichia coli yang akan menurun
metabolismenya jika dipindahkan ke dalam medium laktosa karena tidak dapat melalui
membran sel. Namun, dengan bantuan enzim permease, laktosa dapat melewati
membran sel. Enzim permease adalah protein membran sel yang membuka jalan untuk
ion dan molekul polar tidak bermuatan untuk dapat melewati dua lapisan lipid
hidrofobik dari membran sel. Contoh osmosis

1. Osmosis pada Tumbuhan

Osmosis berperan dalam penyerapan air oleh akar tumbuhan. Akar menyerap air dari
tanah yang memiliki konsentrasi air lebih tinggi daripada konsentrasi air dalam sel akar.
Air kemudian bergerak melalui membran sel menuju sel-sel akar yang memiliki
konsentrasi air yang lebih tinggi.

2. Osmosis pada Hewan

Osmosis juga terjadi dalam tubuh hewan. Contohnya adalah penyerapan air dan zat-
zat penting melalui usus halus. Air dan zat-zat ini diserap ke dalam darah melalui sel-sel
membran usus halus yang memiliki konsentrasi z

Media sintetis merupakan media yang mempunyai kandungan dan isi bahan yang telah
diketahui secara terperinci. Media sintetik sering digunakan untuk mempelajari sifat faal dan
genetika mikroorganisme. Senyawa anorganik dan organik ditambahkan dalam media
sintetik harus murni, sehingga harganya. mahal. Medium semacam ini dapat diulangi
pembuatannya kapan saja dan diperoleh hasil yang sama. Contoh: cairan Hanks, Locke,
Thyrode, Eagle; Dalam (laboratorium virologi). Sedangkan Media non-sintetis Merupakan
media yang mengandung bahan-bahan yang tidak diketahui secara pasti baik kadar maupun
susunannya. Contohnya: ekstrak daging, pepton, ekstrak ragi, kaldu daging. Seringkali
dalam media ini ditambahkan darah, serum. vitamin, asam amino, atau nukleosida.

Penambahan antibiotik pada media memiliki fungsi yaitu sebagai penghambat


pada sintesis protein serta mencegah hilangnya sel-sel yang berharga, reagen, waktu
dan tenaga yang terbuang percuma karena. kontaminasi.

Macam-macam media
yaitu Media NA Nutrient
agar
Nutrient Agar merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan
perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. Nutrient agar terbuat dari

campuran ekstrak daging dan pepton dengan menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam
hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya mudah membeku dan mengandung
karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme.
Dalam hal ini ekstrak beef dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan
sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangat dibutuhkan
olehmikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Media NA berfungsi untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakan bakteri. Kelebihan dari media NA ini yaitu
pertumbuhan koloni pada media ini menandakan bakteri nonfastidious dan tidak
memerlukan suplemenmikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Media NA
berfungsi untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan bakteri. Kelebihan dari media NA
ini yaitu pertumbuhan koloni pada media ini menandakan bakteri nonfastidious dan tidak
memerlukan suplemen khusus dan memiliki unsur-unsur yang baik untuk perkembangan
mikroba oleh sebab itu media NA merupakan media yang umum digunakan untuk
mengembangbiakan bakteri. Sedangkan kekurangan dari media NA yaitu memiliki harga
yang cukup mahal dan mudah terkontaminasi karena komposisinya yang sederhana.

Media PDA Potato Dextrose Agar

Potato Dextrose Agar merupakan salah satu media yang digunakan untuk
mengembangbiakkan suatu mikroorganisme baik berupa cendawan, fungi, kapang, khamir,
bakteri maupun sel makhluk hidup. Media ini merupakan media biakan yang memiliki
bentuk padat. Kekurangan dari media PDA yaitu harganya yang cukup mahal dan hanya
dapat diperoleh pada tempat-tempat tertentu saja sedangkan kelebihan media PDA yaitu
media PDA berbentuk instan yang dibuat oleh pabrik-pabrik sehingga media PDA lebih
mudah digunakan karena sudah siap pakai.

Media NB Nutrient Broth

Nutrient Broth (NB) termasuk ke dalam media umum yang digunakan untuk
menumbuhkan biakan secara general. NB diformulasikan dengan sumber karbon dan
nitrogen supaya dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bakteri. Komposisi NB terdiri dari
beef extract sebagai sumber karbon dan pepton sebagai sumber nitrogen. Kekurangan
yaitu harganya yang mahal sedangkan kelebihan dari media NB yaitu dapat dengan
mudah dan akurat disesuaikan dan dikontrol dalam hal komposisi, dan memungkinkan
pertumbuhan yang lebih cepat dari pada yang diamati dalam makanan.

Media ISP 2

ISP 2 meruapak media yang secara rutin digunakan untuk budidaya streptomyces
lydicus bersama dengan berbagai strain terikat akar tanaman lainnya. Fungsi media ini
yaitu untuk eksperimen isolasi ulang, pemeliharaan steptomyces dan seleksi untuk
resistensi terhadap antibiotic sensitif terhadap garam. Kekurangan media ini yaitu miskin
nutrisi serta pertumbuhan mikroba dan pengembangan produksi antibiotiknya berbeda
dengan media lainnya. Kelebihan media ini yaitu banyak mengandung mineral, dapat
menghasilkan enzimamilase serta bagus digunakan untuk pemeliharaan steptomyces.

Kalium dihidrogen fosfat merupakan kristal transparan bewarna putih atau bubuk
prismatic. Mudah larut dalam air dan merupakan cairan transparan yang tidak bewarna
setelah diencerkan. Kekurangannya yaitu memiliki harga yang cukup mahal tetapi
memiliki

kelebihannya. yaitu stabil jika dibawah kondisi suhu kamar dan sangat bagus jika tercampur
dengan oksidat kuat.

Kalium monohidrogen fosfat adalah ion anorganik dengan rumus [HPΟ 4]2-.
Rumusnya juga dapat ditulis sebagai [PO 3 (OH)] 2-, yang menunjukkan adanya ikatan
OH. Bersama dengan dihidrogen fosfat. monohidrogen fosfat terdapat secara luas dalam
sistem alami. Garam mereka digunakan dalam pupuk dan memasak. Kebanyakan garam
monohidrogen fosfat tidak berwarna, larut dalam air, dan tidak beracun.

Kelebihannya yaitu sangat larut dalam air dan memiliki kapasitas buffer yang sangat
tinggi sedangkkan kekurangannya yaitu dapat menghambat reaksi enzimatik dan
mengendap dalam etanol sehingga tidak dapat digunakan dalam mengendapkan DNA dan
RNA.Pengenceran merupakan proses yang dilakukan untuk melarutkan dan melepaskan
mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga menjadi lebih mudah ditangani. Perlakuan
pengenceran sangat diperlukan sebelum ditumbuhkan pada medium agar di cawan petri
supaya setelah inkubasi terbentuk koloni dengan jumlah yang terbaik dan bisa dihitung
antara 30 sampai 300 koloni. Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10,
1:100, 1:1000 dan seterusnya. Larutan yang digunakan sebagai pengencer berupa buffer
yang memiliki pH normal yaitu pH yang dapat mempertahankan keseimbangan fisiologis
mikroba seperti buffer fosfat, garam fisiologis (NaCl 0,85%) atau larutan ringer

Anda mungkin juga menyukai