Daftar Pustaka
Decaprio,R. 2013. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah IPA, Bahasa,
Komputer dan Kimia. Yogyakarta: Diva-Press.
Hasdianah. 2012. Panduan Laboratorium Mikrobiologi dan Rumah Sakit.
Yogyakarta: Nuha Medika-Press.
Mulyasa.2010.Implementasi Kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kemandirian guru dan kepala sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Sitorus, M. Dan Ani S. 2013. Pengelolaan dan Manajemen Laboratorium
Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sobri, Asep J. dan Charul R. 2009.Pengelolaan Pendidikan.Yogyakarta: Multi
Pressindo.
2. Kompetensi Managerial
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
1. Mengetahui arti kompetensi manajerial
2. Memahami pentingnya memiliki kompetensi managerial bagi tenaga
laboratorium
3. Mengaplikasikan kompetensi managerial sebagai kepala laboratorium
Pendahuluan
Materi
-arti kompetensi manajerial
Kompetensi manajerial adalah .
-pentingnya kompetensi manajerial bagi laboran
Pentingnya kompetensi ini adalah karena kompetensi ini dapat membantu
seorang kepala lab menjadi pribadi yang lebih baik.. ce ile,,,
-penjabaran kompetensi manajerial bagi kepala laboratorium
Merencanakan kegiatan dan pengembangan laboratorium sekolah/madrasah
Terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan seorang kepala lab dalam
merencanakan dan mengembangkan laboratorium skolah/madrasah yakni
1. Menyusun rencana pengembangan laboratorium
2. Merencanakan pengelolaan laboratorium
3. Mengembangkan sistem administrasi laboratorium
4. Menyusun prosedur operasi standar (POS) kerja laboratorium
Mengelola kegiatan laboratorium sekolah dan madrasah
Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan kepala laboratorium dalam
mengelola kegiatan laboratorium sekolah/madrasah, yakni
1. Mengkoordinasikan kegiatan praktikum dengan guru
2. Menyusun jadwal kegiatan laboratorium
3. Memantau pelaksanaan kegiatan laboratorium
4. Mengevaluasi kegiatan laboratorium
5. Menyusun laporan kegiatan laboratorium
Membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah/madrasah
Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan kepala laboratorium dalam
membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah/madrasah, yakni
1. Merumuskan rincian tugas teknisi dan laboran
2. Menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran
3. Mensupervisi teknisi dan laboran
4. Membuat laporan secara periodik
Memantau sarana dan prasarana laboratorium sekolah/madrasah
Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan kepala laboratorium dalam
memantau sarana dan prasarana laboratorium sekolah/madrasah, yakni
1. Memantau kondisi dan keamanan bahan serta alat laboratorium
2. Memantau keamanan bangunan laboratorium
3. Membuat laporan bulanan dan tahunan tentang kondisi dan
pemanfaatan laboratorium
Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan laboratorium
sekolah/madrasah
Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan kepala laboratorium dalam
mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan laboratorium
sekolah/madrasah yakni
1. Menilai kinerja teknisi dan laboran laboratorium
2. Menilai hasil kerja teknisi dan laboran
3. Menilai kegiatan laboratorium
4. Mengevaluasi program laboratorium untuk perbaikan selanjutnya
Penutup
Latihan
Daftar Pustaka
3. Kompetensi Kepribadian
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Pendahuluan
Materi
-arti kompetensi kepribadian
-pentingnya kompetensi kepribadian bagi kepala laboratorium
-penjabaran kompetensi kepribadian bagi laboraturium
Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak mulia
Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan kepala laboratorium untuk
menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak
mulia, yakni
1. Bertindak secara konsisten sesuai dengan norma agama, hukum, sosial
dan budaya nasional Indonesia
2. Berperilaku arif
3. Berperilaku jujur
4. Menunjukkan kemandirian
5. Menunjukkan rasa percaya diri
6. Berupaya meningkatkan kemampuan diri
Menunjukkan komitmen terhadap tugas
Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan kepala laboratorium untuk
menunjukkan komitmen pada tugasnya, yakni
1. Berperilaku disiplin
2. Beretos kerja yang tinggi
3. Bertanggung jawab terhadap tugas
4. Tekun, teliti, dan hati-hati dalam melaksanakan tugas
5. Kreatif dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan tugas
profesinya
6. Berorientasi pada kualitas
Penutup
Latihan
Daftar Pustaka
4. Kompetensi sosial
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Pendahuluan
Materi
-arti kompetensi sosial
-pentinngya kompetensi sosial bagi kepala laboratorium
-penjabaran kompetensi sosial bagi kepala laboratorium
Bekerja sama dalam pelaksanaan tugas
Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan kepala laboratorium agar dapat
bekerjasama dalam pelaksanaan tugasnya, yakni
1. Menyadari kekuatan dan kelemahan baik diri maupun staf
2. Memiliki wawasan tentang pihak lain yang akan diajak kerjasama
3. Bekerjasama dengan berbagai pihak secara efektif
Berkomunikasi secara lisan dan tulisan
Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan kepala laboratorium agar dapat
berkomunikasi secara lisan dan tulisan, yakni
1. Berkomunikasi dengan berbagai pihak secara santun, empatik, dan
efektif
2. Memanfaatkan berbagai peralatan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK)
Penutup
Latihan
Daftar pustaka
5. Pengantar karya tulis ilmiah hasil kajian/inovasi lab
5.1 Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
1. Mengetahui jenis-jenis karya tulis
2. Memahami sistematika penulisan karya tulis
3. Memahami syarat penulisan sebuah judul
4. Memahami teknik penyajian tiap bab dalam karya tulis ilmiah
5. Merancang penulisan karya tulis ilmiah
5.2 Pendahuluan
Mengapa pendidik perlu menulis karya ilmiah? Bukankah tugas utama
pendidik adalah membelajarkan siswanya? Mengapa pula seorang kepala
laborotorium harus repot-repot menulis? Bukankah tugas utamanya adalah
mengelola laboratorium saja? Jawabannya sederhana, menulis memiliki
sejuta manfaat baik itu untuk penulisnya maupun untuk orang-orang
disekeliling penulis. Hariyadi dkk. (2013:7) menyatakan bahwa hasil
pemikiran yang dituangkan dalam bentuk karya tulis memiliki peluang yang
besar untuk mengetuk pintu-pintu yang sulit ditembus dengan cara
komunikasi biasa. Dengan kata lain, karya tulis mampu menjadi sarana
penyampaian pesan yang ampuh untuk berbagai kalangan yang ada di dunia.
Dunia tulis menulis bukan lah dunia yang asing bagi kalangan
pendidik. Disadari atau tidak setiap pendidik telah terbiasa untuk menulis,
minimal menulis bahan ajar yang akan diajarkan di kelasnya. Kemampuan
menulis ini jika terus diasah akan bisa mengubah pendidik biasa menjadi
pendidik yang luar biasa. Begitu pula dengan kepala laboratorium,
profesionalisme seorang kepala laboratorium akan semakin meningkat jika
diiringi dengan kemampuan menulisnya. Sudah saatnya dunia pendidikan
Indonesia diramaikan oleh karya-karya dari pendidiknya.
Apa sih manfaatnya menulis? Menulis punya banyak manfaat baik
untuk penulis maupun untuk orang-orang di sekelilingnya. Pertama, menulis
bisa menjadi satu sarana untuk berbagi pengetahuan. Buah pemikiran yang
dituangkan dalam bentuk karya tulis akan terus bermanfaat untuk pembaca
bahkan setelah penulisnya telah lama meninggal. Kedua, melalui kegiatan
menulis, penulis akan semakin tertantang untuk mengembangkan
pengetahuan yang dimilikinya. Ketiga, penulis yang aktif menulis karya
ilmiah memiliki kesempatan untuk mengembangkan karirnya dengan cepat.
Hal ini sesuai dengan Permen PAN dan RB nomor 16 tahun 2009 pasal 17,
dinyatakan bahwa guru diperkenankan untuk naik pangkat jika telah membuat
publikasi ilmiah. Sudah saatnya kita sebagai pendidik kembali aktif untuk
menulis karya ilmiah. Ada banyak inspirasi dan kajian-kajian yang bisa kita
angkat menjadi bahan tulisan. Ayo menulis!
5.3 Materi
A. Jenis-jenis karya tulis
Apa yang terlintas dipikiran Anda saat mendengar mengenai karya
tulis ilmiah? Setidaknya akan terlitas mengenai setumpuk tulisan yang
tersusun secara sistematis atau sebuah tulisan yang kaya akan teori atau
setumpukan kertas yang menyajikan sebuah gebrakan baru untuk dunia
pendidikan. Kunandar (2009:27) mencoba mendefinisikan Karya tulis sebagai
buah pemikiran yang dapat dibuktikan secara empiris dan dituangkan dalam
bentuk tulisan yang mengikuti aturan ilmiah. Jadi dapat kita simpulkan, karya
tulis ilmiah merupakan tulisan hasil pemikiran manusia yang telah diuji
secara empiris dan penulisannya mengikuti aturan ilmiah.
Karya tulis itu banyak jenisnya. Namun, jenis karya tulis yang biasa
ditulis oleh pendidik dan dapat digunakan untuk persyaratan naik jabatan
terdapat kurang lebih ada 8 jenis. Permen PAN dan RB Nomor 16 Tahun
2009 dalam lampiran menyatakan terdapat beberapa jenis karya tulis ilmiah
yang wajib dibuat guru untuk menjadi prasyarat kenaikan pangkat dan bukti
telah mengembangkan profesi keguruannya yakni
1. Karya tulis ilmiah berupa laporan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilakukan di kelasnya.
2. Karya tulis ilmiah berupa laporan penelitian eksperimen yang dilakukan
di kelasnya.
3. Karya tulis ilmiah berupa laporan penelitian deskriptif
4. Karya tulis ilmiah berupa laporan kegiatan nyata yang dilakukan
dikelasnya
5. Karya tulis ilmiah berupa gagasan ilmiah dalam bidang pendidikan formal
dan pembelajaran pada satuan pendidikannya
6. Karya tulis ilmiah berupa prasaran yang disajikan pada forum ilmiah
7. Karya tulis ilmiah berupa buku pembelajaran/pendidikan
8. Karya tulis ilmiah berupa modul pembelajaran
Jenis-jenis karya tulis tersebut bisa menjadi alternatif pilihan bagi pendidik
dan kepala laboratorium khususnya. Pilihlah jenis karya tulis yang akan anda
tulis, agar mudah mengatur strategi menulis selanjutnya. Ayo menulis!
B. Sistematika penulisan karya tulis
Karya tulis merupakan hasil tulisan yang dibuat secara sistematis.
Karya tulis dibuat dengan memperhatikan aspek-aspek penulisan karya tulis
yang baku. Penulis perlu memperhatikan bagaimana cara penyajian data yang
kita punya dalam sebuah sistematika penulisan yang benar. Tiap jenis karya
tulis ilmiah memiliki cara tersendiri dalam hal penyajiannya. Namun, secara
umum tiap karya tulis memiliki kesamaan sistematika penulisan karya tulis.
Kuncoro (2009: 119) menyatakan bahwa penulis perlu memahami sistematika
penulisan karya tulis. Adapun sistematika penulisan yang perlu diperhatikan
adalah kerangka tulisan dan aspek koherensi antar kalimat dan antarparagraf.
Kerangka tulisan adalah pola urutan dari seluruh karya tulis yang akan
dibuat. Tujuan kerangka tulisan dibuat adalah agar hasil karya tulis yang kita
hasilkan tersaji dengan rapi, ramping, enak dipandang dan enak dibaca.
Kerangka tulisan pada dasarnya terdiri atas empat bagian yang
meliputi dalam iqbal 2009
1. Judul yang mencerminkan tema
2. Lead (pendahuluan) yang memancing minat dan gairah
3. Tubuh ramping dan dinamis
4. Penutup yang bergaya pamit
Kuncoro (111), koherensi (hubungan antar kalimat dengan kalimat dan antar
paragraf) merupakan aspek yang penting diperhatikan dalam menulis naskah
karya ilmiah. Penulis yang baik mampu mengumpulkan idenya bagaikan
rantai yang saling terkait satu sama lain. Bila kaitan ini tidak ada, hubungan
antat kalima dan paragraf akan menjadi tidak jelas dan struktur argumen akan
tercerai berai. Makna utama yang diharapkan penulis akan dimengerti
pembaca akan sulit tercapai.
Penulis yang cerdas tau kapan harus memulai paragraf baru. Ketidakpahaman
penulis kapan harus memulai sebuah paragraf baru, sering membuatnya
terjebak pada paragraf yang tidak koheren sehinggu sulit dimengerti oleh
pembaca. Tanpa koherensi argumen dan gagasan penulis akan sulit dipahami
pembaca.
Ingat, (kuncoro:112) menyatakan bahwa kita membutuhkan paragraf baru
apabila kita ingin mengenalkan suatu gagasan baru atau menggeser fokus
perhatian. Setiap paragraf hanya memimiliki satu kalimat pokok yang
nantinya dikembangkan menjadi sebuah paragraf, kalimat pokok dapat berada
di awal paragraf atau diakhir paragraf..
Teknik menyusun koherensi antarkalimat dan paragraf adalah
1. sajikan kalimat topik secara konsisten diawal atau diakhir
2. cetak tebal atau miring kalimat topik, untuk membantu fokus pembaca
dan menolong penulis agar tidak mengembangkan paragraf melebihi
kalimat pokok
3. bisa juga antarparagraf diberikan kata pertama, kedua, ketiga dan
keempat
4. tutup paragraf terakhir dengan kesimpulan