Anda di halaman 1dari 13

Modul Pengelolaan Laboratorium

1. Kebijakan tentang pengelolaan Lab Ipa


1.1 Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
1. Memahami arti laboratorium
2. Mengetahui syarat menjadi tenaga laboratorium
3. Memahami apa saja yang diperlukan untuk mengelola laboratorium
4. Memahami pentingnya mengelola lab dengan baik
5. Mengaplikasikan teknik pengelolaan lab dengan benar
1.2 Pendahuluan
Laboratorium atau lebih sering disingkat dengan nama Lab,
merupakan salah satu tempat yang memiliki peran penting di sekolah. Siswa
mampu mengembangkan pemahamannya akan suatu teori yang didapatnya di
kelas akibat adanya kegiatan praktik di lab. Selain itu, keterampilannya dalam
menyiapkan berbagai alat dan bahan untuk keperluan praktikum juga terasah
dengan baik. Tidak hanya itu, kewaspadaan dan kehati-hatian selama
praktium pun lebih meningkat selama beraktivitas di laboratorium. Lab tidak
hanya membelajarkan siswa secara kognitif tapi mampu pula mengasah aspek
psikomotorik dan afektifnya.
Pentingnya arti laboratorium bagi pembelajaran, khususnya pada
pembelajaran bidang IPA membuatnya harus dikelola sedemikian rupa. Tidak
sembarang orang bisa mengoperasional laboratorium dengan tepat dan benar.
Dibutuhkan sosok pengelola lab yang cakap dan kompeten untuk mengelola
lab agar siap digunakan sebagai sarana belajar bagi siswanya. Apa saja yang
diperlukan untuk mengelola lab? Siapakah yang bisa mengelola lab?
Bagaimana cara mengelola lab? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pada
pembahasan selanjutnya akan disajikan penjelasan seputar laboratorium yakni
1) Arti laboratorium; 2) syarat menjadi tenaga laboratorium; dan 3) cara
pengelolaan laboratorium.
1.3 Materi
a. Mengenal Laboratorium
Secara sederhana laboratorium dapat diartikan sebagai sebuah tempat
yang digunakan untuk melakukan berbagai aktifitas ilmiah yang bertujuan
membuktikan suatu teori, menemukan teori baru dan melakukan simulasi
sebuah teori yang telah diterima kebenarannya. Semua kegiatan ilmiah
tersebut kebanyakan dilakukan didalam sebuah ruangan luasnya kurang lebih
100 m2 dan dipenuhi berbagai alat-alat dan bahan-bahan khas laboratorium.
Namun, apakah semua laboratorium berada didalam sebuah ruang tertutup
seperti itu? Jawabannya tentu tidak, laboratorium ada pula yang berada pada
ruangan terbuka seperti kebun biologi yang ada disekolah. Akan tetapi,
pembahasan pada modul ini dibatasi pada laboratorium yang berada pada
ruang tertutup.
Decaprio (2013:16) mendefinisikan laboratorium sebagai tempat bagi
sekelompok orang untuk menyelaraskan antara teori dan praktik dari berbagai
macam disiplin ilmu melalui berbagai macam riset, pengamatan, pelatihan
dan pengujian ilmiah. Sedangkan Hasdianah (2012:60) menyatakan
laboratorium sebagai tempat untuk melakukan berbagai uji dan pemeriksaan
terhadap suatu bahan secara terperinci. Secara ringkas sitorus dan ani
(2013:1) mendefinisikan laboratorium sebagai tempat melakukan berbagai
percobaan dan penelitian. Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa laboratorium, khususnya laboratorium sekolah adalah tempat untuk
melakukan berbagai macam kegiatan baik berupa praktikum maupun
penelitian dan aktifitas ilmiah lainnya agar dapat membuktikan, menguji dan
menemukan sebuah teori.
Laboratorium sebagai sarana pembelajaran memiliki banyak fungsi
dalam membantu proses belajar mengajar. Beberapa fungsi laboratorium
dijabarkan oleh decaprio (2013:17) sebagai berikut: 1) menyeimbangkan
antara teori dan praktik serta mampu menjadi sarana untuk menyatukan
keduanya; 2) memberikan keterampilan kerja ilmiah; 3) mampu memupuk
keberanian peneliti/praktikan untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah suatu
objek keilmuan; 4) menambah keterampilan dan keahlian dalam
menggunakan alat-alat laboratorium; 5) memupuk rasa ingin tahu
peneliti/praktikan akan berbagai macam cabang ilmu; 6) memupuk dan
membina rasa percaya diri peneliti/praktikan; 7) menjadi sumber belajar
untuk memecahkan berbagai masalah melalui kegiatan praktik; 8) menjadi
sarana belajar bagi peneliti/praktikan. Penjabaran singkat seputar fungsi
laboratorium ini diharapkan dapat memberikan satu gambaran awal bagi
pengelola laboratorium, untuk dapat menyiapkan lab sedemikian rupa agar
dapat digunakan oleh penggunanya. Pada sub bahasan selanjutnya akan
dijabarkan seputar hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang pengelola
laboratorium
b. Tenaga Laboratorium
Laboratorium merupakan salah satu sarana prasana pembelajaran di
sekolah. Sebagai sebuah sarana pembelajaran, laboratorium sebaiknya
dikelola dengan baik agar dapat memfasilitasi kegiatan belajar. Siapakah yang
bertanggung jawab untuk mengelola sebuah laboratorium? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut, mari kita cermati Permen DIKNAS Nomor 26 Tahun
2008 Pasal 1. Bedasarkan perintah menteri tersebut, tenaga laboratorium yang
bertanggung jawab penuh akan semua kegiatan yang ada di dalam
laboratorium adalah kepala laboratorium, teknisi laboratorium dan laboran.

c. Pengelolaan Laboratorium IPA


Apa yang dimaksud dengan pengelolaan laboratorium? Untuk
mendefinisikan dua kata tersebut, kita dapat mencermati arti kata per kata.
Pertama pengelolaan, Sobri dkk. (2009:3) menyatakan pengelolaan dalam
bidang pendidikan adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengendalian dan
pengembangan segala usaha untuk pengaturan dan pendayagunaan sumber
daya manusia, sarana dan prasarana agar tercapainya tujuan pendidikan. Kata
kedua Laboratorium, memiliki arti sebagai tempat yang menjadi pusat
berbagai aktifitas ilmiah seperti praktikum atau penelitian untuk menguji,
membuktikan dan menemukan sebuah teori baru. Jadi, pengelolaan
laboratorium merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang secara
sistematis, dimulai dari merencanakan, mengoorganisasi, memotivasi,
mengendalikan dan mengembangkan sumber daya manusia yang terlibat dan
berbagai peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk kelancaran praktikum di
laboratorium.
Seperti yang telah dijelaskan pada sub bahasan sebelumnya,
laboratorium adalah sarana pembelajaran sains berbasis praktik. Selama
melaksanakan kegiatan pembelajaran di laboratorium, kita akan berhubungan
dengan berbagai alat-alat dan bahan-bahan kimia yang jarang kita temui
dalam kehidupan sehari-hari. Kebanyakan dari alat dan bahan tersebut justru
berbahaya untuk kehidupan kita, jika tidak digunakan secara hati-hati. Oleh
sebab itu, kita perlu mengelola setiap kegiatan yang berlangsung di
laboratorium dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan laboratorium yang baik,
tidak hanya membuat proses belajar menjadi aman dan menyenangkan tetapi
juga dapat menghindarkan semua pihak dari kecelakan dan cidera selama
melakukan aktifitas ilmiah di laboratorium.
Masih ingatkah kalian akan peristiwa kecelakaaan kerja yang terjadi
di laboratorium kimia kualitatif UI pada tanggal 16 maret 2015 yang lalu?
Walau tim labor mengakui telah menjalankan kegiatan sesuai dengan SOP
yang ada, kecelakaan kerja akibat kelalaian praktikan masih saja bisa terjadi.
Coba bayangkan, apa yang akan terjadi jika laboratorium tersebut tidak
dikelola dengan baik, mungkin tidak hanya 14 orang mahasiswa saja yang
terluka, bisa saja gedung dan seluruh berkas penting yang ada di laboratorium
tersebut juga bisa hangus terbakar. Dan tragedi kebakaran laboratorium yang
pernah terjadi di UGM pada tahun 1995 pun akan terulang kembali. Dengan
pengelolaan laboratorium yang baik, setidaknya kita bisa meminimalisir
dampak dari kecelakaan saat bekerja di laboratorium,
Pengelolaan laboratorium yang baik membutuhkan adanya kerjasama
antar berbagai pihak yang menggunakan laboratorium. Pihak-pihak yang
dimaksud adalah pengelola laboratorium, petugas laboratorium dan praktikan
atau peneliti yang menggunakan laboratorium. Setiap pihak yang terlibat
langsung dengan kegiatan laboratorium, menurut Sitorus dan Ani (2013:2)
harus mengenal perangkat-perangkat manajemen laboratorium seperti
berikut:
1. Tata ruang
2. Peralatan yang terkalibrasi
3. Infrastruktur
4. Administrasi laboratorium
5. Organisasi laboratorium
6. Fasilitas pendanaan
7. Inventarisasi dan keamanan
8. Pengamanan laboratorium
9. Disiplin yang tinggi
10. Keterampilan SDM
11. Peraturan dasar
12. Penangkalan masalah umum dan jenis-jenis pekerjaan
Pengelolaan laboratorium yang baik juga membutuhkan sosok
pengelola yang kompeten. Sobri dkk. (2009: 3) menyatakan setidaknya
terdapat empat hal yang perlu dimiliki seorang pengelola pendidikan yakni 1)
merencanakan, sebuah langkah awal yang disusun secara matang agar tujuan
yang diharapkan dapat berjalan dengan lancar; 2) mengorganisasi,
kemampuan untuk menyusun dan membentuk hubungan kerja antar berbagai
pihak terutama dengan bawahannya agar tujuan yang diharapkan dapat
terwujud; 3) memotivasi, kemampuan ini diperlukan agar semangat kerja
semua pihak yang ada di bawah pengawasan pengelola dapat terjaga dengan
baik, jika semangat kerja terjaga tujuan yang diharapkan pun akan cepat
tercapai; 4) mengawasi, tindakan ini penting dilakukan untuk melihat
berbagai kelemahan dan kelebihan dari sebuah sistem yang telah ditetapkan
sebelumnya.
1.4 Penutup
Laboratorium merupakan sarana prasarana pembelajaran sains yang
berbasis praktik. Banyak kecelakaaan kerja selama di laboratorium terjadi
akibat tidak adanya satu sistem pengelolaan laboratorium yang benar.
Padahal, pengelolaan yang baik akan mendatangkan rasa aman dan nyaman
untuk berkarya di lingkungan laboratorium sehingga kita bisa mulai menanti
hadirnya penemu-penemu Indonesia di masa yang akan datang.
1.5 Latihan
1. Apa yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan laboratorium?
2. Jelaskan mengapa pengelolaan laboratorium penting dilakukan?
3. Jelaskan syarat menjadi seorang kepala laboratorium?
4. Jelaskan empat hal yang harus dimiliki seorang pengelola laboratorium!
1.6 Panduan Kerja Mandiri
Penyusunan Tata Tertib Lab IPA di Sekolah
Tata tertib lab ipa sangat diperlukan agar pengelolaan lab lebih mudah
dilakukan, berikut adalah beberapa tahapan yang digunakan dalam menyusun
tata tertib.
1. Analisislah keadaan laboratorium berdasarkan SWOT
2. Isilah tabel hasil analisis SWOT terhadap keadaan laboratorium
S W O T
3. Dengan memperhatikan tabel analisis tersebut, mulailah untuk
menjabarkan tiap item hasil analisis dalam sebuah tata tertib.
Contoh:
4. Urutkan dari tata tertib yang ringan hingga yang berat.. apaa siiiih
5. Jadi deh.. hahahah
Daftar Pustaka
Decaprio,R. 2013. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah IPA, Bahasa,
Komputer dan Kimia. Yogyakarta: Diva-Press.
Hasdianah. 2012. Panduan Laboratorium Mikrobiologi dan Rumah Sakit.
Yogyakarta: Nuha Medika-Press.
Sitorus, M. Dan Ani S. 2013. Pengelolaan dan Manajemen Laboratorium
Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sobri, Asep J. dan Charul R. 2009.
2. Kompetensi Managerial
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
1. Mengetahui arti kompetensi manajerial
2. Memahami pentingnya memiliki kompetensi managerial bagi tenaga
laboratorium
3. Mengaplikasikan kompetensi managerial sebagai kepala laboratorium
Pendahuluan
Materi
-arti kompetensi manajerial
Kompetensi manajerial adalah .
-pentingnya kompetensi manajerial bagi laboran
Pentingnya kompetensi ini adalah karena kompetensi ini dapat membantu
seorang kepala lab menjadi pribadi yang lebih baik.. ce ile,,,
-penjabaran kompetensi manajerial bagi kepala laboratorium
Merencanakan kegiatan dan pengembangan laboratorium sekolah/madrasah
Terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan seorang kepala lab dalam
merencanakan dan mengembangkan laboratorium skolah/madrasah yakni
1. Menyusun rencana pengembangan laboratorium
2. Merencanakan pengelolaan laboratorium
3. Mengembangkan sistem administrasi laboratorium
4. Menyusun prosedur operasi standar (POS) kerja laboratorium
Mengelola kegiatan laboratorium sekolah dan madrasah
Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan kepala laboratorium dalam
mengelola kegiatan laboratorium sekolah/madrasah, yakni
1. Mengkoordinasikan kegiatan praktikum dengan guru
2. Menyusun jadwal kegiatan laboratorium
3. Memantau pelaksanaan kegiatan laboratorium
4. Mengevaluasi kegiatan laboratorium
5. Menyusun laporan kegiatan laboratorium
Membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah/madrasah
Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan kepala laboratorium dalam
membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah/madrasah, yakni
1. Merumuskan rincian tugas teknisi dan laboran
2. Menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran
3. Mensupervisi teknisi dan laboran
4. Membuat laporan secara periodik
Memantau sarana dan prasarana laboratorium sekolah/madrasah
Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan kepala laboratorium dalam
memantau sarana dan prasarana laboratorium sekolah/madrasah, yakni
1. Memantau kondisi dan keamanan bahan serta alat laboratorium
2. Memantau keamanan bangunan laboratorium
3. Membuat laporan bulanan dan tahunan tentang kondisi dan
pemanfaatan laboratorium
Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan laboratorium
sekolah/madrasah
Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan kepala laboratorium dalam
mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan laboratorium
sekolah/madrasah yakni
1. Menilai kinerja teknisi dan laboran laboratorium
2. Menilai hasil kerja teknisi dan laboran
3. Menilai kegiatan laboratorium
4. Mengevaluasi program laboratorium untuk perbaikan selanjutnya
Penutup
Latihan
Daftar Pustaka
3. Kompetensi Kepribadian
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Pendahuluan
Materi
-arti kompetensi kepribadian
-pentingnya kompetensi kepribadian bagi kepala laboratorium
-penjabaran kompetensi kepribadian bagi laboraturium
Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak mulia
Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan kepala laboratorium untuk
menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak
mulia, yakni
1. Bertindak secara konsisten sesuai dengan norma agama, hukum, sosial
dan budaya nasional Indonesia
2. Berperilaku arif
3. Berperilaku jujur
4. Menunjukkan kemandirian
5. Menunjukkan rasa percaya diri
6. Berupaya meningkatkan kemampuan diri
Menunjukkan komitmen terhadap tugas
Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan kepala laboratorium untuk
menunjukkan komitmen pada tugasnya, yakni
1. Berperilaku disiplin
2. Beretos kerja yang tinggi
3. Bertanggung jawab terhadap tugas
4. Tekun, teliti, dan hati-hati dalam melaksanakan tugas
5. Kreatif dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan tugas
profesinya
6. Berorientasi pada kualitas
Penutup
Latihan
Daftar Pustaka
4. Kompetensi sosial
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Pendahuluan
Materi
-arti kompetensi sosial
-pentinngya kompetensi sosial bagi kepala laboratorium
-penjabaran kompetensi sosial bagi kepala laboratorium
Bekerja sama dalam pelaksanaan tugas
Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan kepala laboratorium agar dapat
bekerjasama dalam pelaksanaan tugasnya, yakni
1. Menyadari kekuatan dan kelemahan baik diri maupun staf
2. Memiliki wawasan tentang pihak lain yang akan diajak kerjasama
3. Bekerjasama dengan berbagai pihak secara efektif
Berkomunikasi secara lisan dan tulisan
Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan kepala laboratorium agar dapat
berkomunikasi secara lisan dan tulisan, yakni
1. Berkomunikasi dengan berbagai pihak secara santun, empatik, dan
efektif
2. Memanfaatkan berbagai peralatan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK)
Penutup
Latihan
Daftar pustaka
5. Pengantar karya tulis ilmiah hasil kajian/inovasi lab
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Pendahuluan
Pentingnya menulis k,I bagi guru

Menuliskan karya tulis tidak hanya bermanfaat bagi pengembangan


pengetahuan dari penulis saja, tetapi mampu pula membantu pengembangan
karir dari guru itu sendiri. Sesuai dengan permen pan dan rb nomor 16 tahun
2009 pasal 17, guru diperkenankan untuk naik pangkat jika telah membuat
publikasi ilmiah.
Materi
-jenis-jenis karya tulis
Karya tulis ilmiah merupakan hasil pemikiran manusia dan dituangkan dalam
bentuk tulisan yang mengikuti metode keilmuan serta dapat dibuktikan secara
empiris (kunandar, 2009:27).
permen pan dan rb nomor 16 tahun 2009 dalam lampiran menyatakan
terdapat beberapa jenis karya tulis ilmiah yang wajib dibuat guru untuk
menjadi prasyarat kenaikan pangkat dan bukti telah mengembangkan profesi
keguruannya yakni
1. Karya tulis ilmiah berupa laporan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilakukan di kelasnya.
2. Karya tulis ilmiah berupa laporan penelitian eksperimen yang dilakukan
di kelasnya.
3. Karya tulis ilmiah berupa laporan penelitian deskriptif
4. Karya tulis ilmiah berupa laporan kegiatan nyata yang dilakukan
dikelasnya
5. Karya tulis ilmiah berupa gagasan ilmiah dalam bidang pendidikan formal
dan pembelajaran pada satuan pendidikannya
6. Karya tulis ilmiah berupa prasaran yang disajikan pada forum ilmiah
7. Karya tulis ilmiah berupa buku pembelajaran/pendidikan
8. Karya tulis ilmiah berupa modul pembelajaran

-sistematika penulisan karya tulis (kuncuro, 2009:111 dan 119)


Kuncoro:119
Sistematika penulisan karya tulis memperhatikan kerangka tulisan dan
koherensi antar kalimat dan antar paragraf.
Kerangka tulisan adalah pola urutan dari seluruh karya tulis yang akan dibuat.
Tujuan kerangka tulisan dibuat adalah agar hasil karya tulis yang kita
hasilkan tersaji dengan rapi, ramping, enak dipandang dan enak dibaca.
Kerangka tulisan pada dasarnya terdiri atas empat bagian yang meliputi
dalam iqbal 2009
1. Judul yang mencerminkan tema
2. Lead (pendahuluan) yang memancing minat dan gairah
3. Tubuh ramping dan dinamis
4. Penutup yang bergaya pamit
Ada beberapa prinsip dalam menyampaikan gagasan dalam artikel ilmiah
(murray dan hughes, 2008: bab3)
1. Hindari menggunakan kalimat kompleks dan panjang, Gunakan kalimat
yang pendek dan to the point (langsung)
2. Sesuaikan tingkat formalitas dengan jenis tulisan

Kuncoro (111), koherensi (hubungan antar kalimat dengan kalimat dan antar
paragraf) merupakan aspek yang penting diperhatikan dalam menulis naskah
karya ilmiah. Penulis yang baik mampu mengumpulkan idenya bagaikan
rantai yang saling terkait satu sama lain. Bila kaitan ini tidak ada, hubungan
antat kalima dan paragraf akan menjadi tidak jelas dan struktur argumen akan
tercerai berai. Makna utama yang diharapkan penulis akan dimengerti
pembaca akan sulit tercapai.
Penulis yang cerdas tau kapan harus memulai paragraf baru. Ketidakpahaman
penulis kapan harus memulai sebuah paragraf baru, sering membuatnya
terjebak pada paragraf yang tidak koheren sehinggu sulit dimengerti oleh
pembaca. Tanpa koherensi argumen dan gagasan penulis akan sulit dipahami
pembaca.
Ingat, (kuncoro:112) menyatakan bahwa kita membutuhkan paragraf baru
apabila kita ingin mengenalkan suatu gagasan baru atau menggeser fokus
perhatian. Setiap paragraf hanya memimiliki satu kalimat pokok yang
nantinya dikembangkan menjadi sebuah paragraf, kalimat pokok dapat berada
di awal paragraf atau diakhir paragraf..
Teknik menyusun koherensi antarkalimat dan paragraf adalah
1. sajikan kalimat topik secara konsisten diawal atau diakhir
2. cetak tebal atau miring kalimat topik, untuk membantu fokus pembaca
dan menolong penulis agar tidak mengembangkan paragraf melebihi
kalimat pokok
3. bisa juga antarparagraf diberikan kata pertama, kedua, ketiga dan
keempat
4. tutup paragraf terakhir dengan kesimpulan
-menulis judul-syarat judul (kuncora)

-merancang kerangka tulisan ilmiah


Penulis harus mencoba membuat kerangka tulisan yang lebih lengkap dan
menyeluruh sebelum memulai untuk menulis. Penulisa dapat melakukan riset
sederhana dengan melihat kerangka tulisan sejenis dengan yang akan ditulis
penulis. Naskah kita akan dipertimbangkan jika naskah kita lebih baik, lebih
tajam, lengkap dan mudah dipahami dengan naskah yang telah beredar
sebelumnya.
Kerangka tulisan merupakan satu kesatuan yang utuh yang menjawab,
menguraikan, atau menjelaskan topik-judul secara lengkap.
Kerangka yang baik, langsung dapat digunakan menjadi daftar isi naskah dan
sekaligus berfungsi untuk mulai menulis naskah, bagian demi bagian atau bab
demi bab. Jika ditengah perjalanan menulis, menemukan ide baru yang
relevan, penulis dapat menambahkannya kedalam kerangka tulis sebelumnya.
Begitu juga sebaliknya, jika ditengah penulisan naskah terdapat beberapa
bagian kerangka yang tidak relevan, bagian tersebut dapat dihapus. Kerangka
masih bisa terus berkembang dan berubah seiring penekanan-penekanan
tersendiri dari setiap bagian sepanjang berjalannya proses menulis(leo,57-58)
Leo, 58
Rambu-rambu kerangkan tulisan
1. kerangka tulisan merupakan gambaran umum isi buku yang berupa judul-
judul

-pengembangan penulisan tiap bab dalam karya tulis ilmiah (leo, 2010:69),
mengenal bentuk penulisan dan fungsinya dalam tiap bab
-cara penyajian tiap bab dalam K.I (leo, 2010:79)
Penutup
Latihan
Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai