Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM), laboratorium
adalah sarana yang paling penting dan berhubungan dengan profesi tersebut.
Laboratorium memiliki komponen pendukung yang melengkapi satu dengan yang
lainnya, salah satunya adalah alat-alat laboratorium. Peralatan tersebut terdiri dari
peralatan elektronik, alat gelas, dan alat optik.
Peralatan di laboratorium tersebut harus dirawat secara tepat karena jika
tindakan perawatan ini diabaikan akan mengurangi dan bahkan meniadakan
fungsinya.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan membahas tentang
Pengelolaan Peralatan Laboratorium.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan laboratorium ?
2. Apa fungsi dan manfaat dari laboratorium ?
3. Bagaimana cara mengelola laboratorium ?
4. Bagaimana cara mengelola dan menggunakan peralatan laboratorium ?
5. Bagaimana prosedur peminjaman peralatan laboratorium ?
6. Bagaimana dengan IK pemutahiran data peralatan laboratorium ?
7. Bagaimana prosedur penggunaan peralatan laboratorium ?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan tentang pengelolaan laboratorium.
2. Untuk menjelaskan fungsi dan manfaat dari laboratorium.
3. Untuk menjelaskan cara mengelola laboratorium.
4. Untuk menjelaskan cara mengelola dan menggunakan peralatan
laboratorium.
5. Untuk menjelaskan prosedur peminjaman peralatan laboratorium.
6. Untuk menjelaskan IK pemutahiran data peralatan laboratorium.

1
7. Untuk menjelaskan prosedur penggunaan peralatan laboratorium.

D. Manfaat
1. Bagi mahasiswa, dapat memahami tentang cara pengelolaan peralatan
laboratorium secara tepat, sehingga dapat digunakan dalam praktikum
maupun kerja.
2. Bagi petugas laboratorium dapat lebih memahami cara pengelolaan dan
pemeliharan peralatan di laboratorium secara tepat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelolaan Laboratorium


Bagi perguruan tinggi laboratorium adalah unit dalam jurusan akademis
yang memiliki arti sebagai : a) Wadah / rumah dosen-dosen yang memiliki bidang
keahlian yang sama. b)Tempat terjadinya proses analisis ilmiah dalam bidang
ilmu tertentu. c) Tempat terjadinya interaksi antar dosen sebidang untuk
menghasilkan informasi-informasi baru tentang masalah tertentu dari sudut
pandang ilmiah. d) Kumpulan informasi ilmiah hasil analisis ilmiah yang akan
berguna untuk bahan analisis masalah berikutnya. e) Tempat yang dilengkapi
perangkat alat-alat bantu analisis ilmiah dan perangkat alat-alat untuk menyimpan
kumpulan informasi dan data ilmiah.
Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai
perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan,
khususnya peralatan untuk melakukan percobaan.Laboratorium tentu harus
dikelola dengan baik untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium.Pengelolaan
laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif
dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan
memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya.
Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat
ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya.Beberapa alat-alat lab yang canggih, dengan staf propesional yang
terampil belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh
adanya manaJemen Laboratorium yang baik.Oleh karena itu manajemen lab
adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium.Suatu
manajemen lab yang baik memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja (job
description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas yang efektif, efisien, disiplin, dan
administrasi lab yang baik pula.
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna
fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan
kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga

3
keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya, pengelolaan laboratorium merupakan
tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu,
setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk
mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan
memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap
berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja
mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
sewaktu bekerja di laboratorium dan penanganannya bila terjadi kecelakaan.

B. Fungsi dan Manfaat Laboratorium


Fungsi laboratorium yaitu sebagai seumber belajar dan mengajar, sebagai
metode pengamatan dan metode percobaaan, sebagai prasarana pendidikan atau
sebagai wadah dalam proses belajar mengajar.
Menurut Soejitno (1983) secara garis besar fungsi laboratorium adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima
sehingga antara teori praktik bukan dua hal yang terpisah. Keduanya saling
kaji-mengkaji dan saling mencari dasar.
2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi mahasiswa/siswa
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran
ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
4. Menambah keterampilan dalam menggunakan alat dan media yang
tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.
5. Memupuk rasa ingin tahu mahasiswa /siswa sebagai modal sikap ilmiah
seorang calon ilmuan.
Dalam proses belajar mengajar kegiatan laboratorium atau praktikum juga
memiliki peran penting yang bermanfaat dalam mencapai 3 tujuan
pembelajaran, antara lain:
1. Keterampilan kognitif, misalnya:
 Melatih agar teori dapat dimengerti.
 Agar teori dapat diterapkan pada keadaan problem nyata
2. Keterampilan afektif, misalnya:

4
 Belajar bekerja sama.
 Belajar menghargai bidangnya.
 Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri.
3. Keterampilan psikomotorik, misalnya:
 Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan.
 Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu.

C. Penanganan dan Penataan Laboratorium


Untuk mengelola Laboratorium yang baik kita harus mengenal perangkat-
perangkat apa yang harus dikelola. Perangkat-perangkat manajemen lab itu yaitu :
1. Tata ruang (lab lay out)
2. Alat yang baik dan terkalibrasi
3. Lab. Infrastruktur
4. Lab. Administrasi
5. Lab. Inventory & Security
6. Lab. Safety Use
7. Rambu-rambu di lemari dan ruangan laboratorium
8. SOP alat elektronik
9. Tabung gas pemadam kebakaran
10. Lab. Organisasi
11. Budget-fasilities
12. Disiplin yang tinggi
13. Skill (Keterampilan)
14. Peraturan Dasar
15. Penanganan masalah Umum
16. Jenis-jenis pekerjaan.
Semua perangkat-perangkat ini jika dikelola secara optimal, akan
memberikan optimalisasi manajemen lab yang baik. Dengan demikian manajemen
lab itu adalah suatu tindakan pengelolaan yang komplek dan terarah, sejak dari
perencanaan tata ruang (lab-lay-out) sampai dengan semua perangkat-perangkat
penunjang lainnya. Semua perangkat-perangkat tersebut sebagai pusatnya (core
activities) adalah Tata Ruang (Lab Lay Out).

5
1. Tata Ruang (Lab lay out)
2. Alat yang Baik dan Terkalibrasi
Pengenalan peralatan Lab adalah merupakan hal yang harus diketahui
dengan pasti oleh setiap petugas Lab yang akan mengoperasikan alat tersebut.
Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi :
a. Siap untuk dipakai (Ready for use)
b. Bersih
c. Terkalibrasi
d. Tidak rusak
e. Beroperasi dengan baik
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk (manual-
operation) karena dikhawatirkan pada saat terjadi kerusakan kecilatau
kerusakan besar, maka buku manual ini akan dapat dimanfaatkan oleh
technician/technisi lab. Technisi Lab yang ada harus senantiasa berada di
tempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan kemungkinan alat tidak
beroperasi dengan baik dapat terjadi.Bagi petugas Lab maupun tenaga skill
yang ada.dengan adanya Manajemen Laboratorium yang baik akan tercipta
pekerjaan yang mantap. Beberapa peralatan Lab yang dimiliki kiranya dapat
disusun secara teratur pada suatu tempat tertentu/rak atau pada pelataran
(bench) yang disediakan.
Peralatan berfungsi untuk melakukan suatu kegiatan pekerjaan, penelitian
atau studi tertentu yang menghendaki adanya bantuan peralatan. Karenanya
alat-alat ini harus stand-by, sewaktu-waktu dapat dipakai segera. Untuk itu
alat-alat Lab harus dalam keadaan yang baik.Alat-alat ini disusun secara
teratur, sesuai dengan fungsinya masing-masing.Kelompokkanlah alat-alat ini
dalam kelompok yang aman dan terkendali.Setelah habis dipakai kembali
dibersihkan dan disusun seperti semula. Semua alat-alat ini sebaiknya diberi
cover/penutup (misal plastik transparant), terutama bag! alat-alat yang
memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak ada penutupnya akan cepat
berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.
Berikut tempat penyimpanan alat-alat laboratorium :
a. Untuk alat-alat glass (Glassware)

6
Alat-alat gelas harus dalam keadaan bersih.apalagi yang sesewaktu
sering dipakai. Untuk alat-alat gelas yang memerlukan sterilisasi,
sebaiknya di sterilisasi sebelum dipakai.Semua alat-alat glass ini harus
ada lemari khusus.
b. Alat-alat mikroskop
Alat-alat mikroskop dan alat-alat optik lainnya harus disimpan
pada tempat yang kering dan tidak lembab. Kelembaban yang tinggi akan
menyebabkan lensa-lensa akan berjamur. Jika jamur ini banyak, maka
mikroskop akan rusak dan tidak dapat dipakai sama sekali. Sebagai
tindakan pencegahan, tempatkan mikroskop dalam kotaknya, plus ada
sachet silica-gelnya, dan sebelum disimpan harap dichek kembali agar
tetap bersih.Tempatkan mikroskop ini dalam lemari-lemari khusus yang
senantiasa tidak lembab. Untuk lemari periu diberi lampu pijar (15 - 20)
watt, agar ruang ini tetap selalu panas dan akan mengurangi kelembaban
(dehumidifier-air). Alat-alat optic lainnya seperti lensa pembesar (loupe),
alat camera, microphoto-camera, juga dapat ditempatkan pada lemari
khusus yang tidak lembab atau dalam alat desiccator.
3. Lab-infra Struktur
4. Lab.Administrasi
Lab Administrasi meliputi kegiatan administrasi yang ada di
laboratorium. Kegiatan itu meliputi :
a. Inventarisasi peralatan lab yang ada.
b. Daftar kebutuhan alat baru, atau alat tambahan (assessories), alat-alat
yang rusak, dan alat-alat yang dipinjam/dikembalikan.
c. Keluar masuk surat menyurat.
d. Daftar pemakaian lab, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum/research
yang ada.
e. Daftar Inventarisasi bahan-bahan kimia dan non-kimia, bahan-bahan
gelas dan sebagainya.
f. Daftar Inventarisasi alat-alat meubelair (kursi, meja, bangku, lemari dsb.)

7
Kegiatan administrasi ini adalah merupakan kegiatan rutin yang
berkesinambungan.Karenanya persiapkanlah adminsitrasi lab yang baik,
teratur dan terorganiser dengan baik.
5. Lab. Inventory & Security
6. Lab. Safety
a. Alat-alat
Alat-alat harus diletakkan ketengah atau jauh dari pinggir bench,
untuk menghindari agar alat-alat tersebut tidak jatuh kelantai.Sebaiknya
juga harus diletakkan pada dekat sumber listrik/power jika memang alat
tersebut memerlukan listrik untuk sumber tenaganya.Demikian juga
untuk alat-alat yang menggunakan air sebagai sumber tenaganya harus
dekat dengan sumber air pet.
b. Penanganan Alat-alat
1) Alat-alat kaca
Bekerja dengan alat-alat kaca sangat berhati-hati sekali. Gelas
beaker, flask, testtube, erlenmeyer, dan sebagainya, sebelum
dipanaskan harus benar-benar diteliti apa retak/tidak retak,
rusak/sumbing semuanya harus diteliti. Bila terdapat seperti ini,
barang-barang tersebut tidak dapat dipakai. 
2) Mematahkan pipa kaca/batangan kaca, jika hal tersebut hendak
dilakukan maka pekerja harus memakai sarung tangan. Bekas
pecahan pipa kaca, permukaannya dilicinkan dengan api lalu beri
silicon grease (gemuk silicon), baru kemudian masukkan kesumbat
gabus atau kaca atau pipet
3) Mencabut pipa kaca dari gabus dan sumbat. Hal di atas dilakukan
dengan hati-hati. Bila sukar mencabutnya, potong dan belah gabus
itu. Untuk memperlonggar, lebih baik pelubang gabus yang
ukurannya telah cocok. dengan pipa, licinkan dengan meminyaki dan
kemudian putar perlahan-lahan melalui sumbat. Cara ini juga
digunakan untuk memasukkan pipa kaca kedalam sumbat.

8
4) Alat-alat kaca yang bergerigi atau sumbing. Jangan gunakan alat-alat
kaca yang sumbing atau retak. Cuci bersih, mana tahu kemungkinan
dapat diperbaiki sebelum dibuang.
5) Pemberian label; semua bejana seperti botol, flask, test tube dan lain-
lain harus diberi label yang jelas. Jika tidak jelas, test-lah dengan
hati-hati secara terpisahisi bejana yang belum diketahui secara pasti,
kemudian dibuang melalui carayang sesuai dengan jenis zat kimia
tersebut. Biasakanlah menulis tanggal, namaorang yang membuat,
konsentrasi, nama dan bahayanya dari zat-zat kimia yang ada dalam
bejana.
6) Tabung-tabung gas
Ini harus ditangani dengan hati-hati walau penuh ataupun tidak
penuh.Simpan ditempat yang sejuk dan hindari dari tempat yang
panas.Kran gas harus selalu tertutup jika tidak dipakai, demikian
juga dengan kran pengatur.Alat-alat yang berhubungan dengan
tabung gas harus memakai "Safety Use" (sejenis alat pengaman jika
terjadi tekanan yang kuat).Sekarang banyak jenis pengaman seperti
selang anti bocor dan lain-lain.
7) Pipet
Sebaiknya hindarkan penggunaan pipet dengan jalan mengisap
dengan mulut. Pakailah pipet yang menggunakan pompa pengisap
(pipet pump). Jangan terlalu kuat dan dalam memasukkan pipet
kedalam pompa pengisap, supaya pipet tidak pecah dan pompa
pengisap tidak rusak. Awas jangan ada cairan yang masuk ke pompa
pengisap, karena pipet harus tegak lurus keatas dalam
pemakaiannya.
8) Aliran gas dari sumber utama
Persediaan gas untuk alat-alat pembakar harus dimatikan pada
kran utama yang ada di bench, tidak hanya pada kran, tapi jangan
pada alat yang dipakai. Kran untuk masing-masing Lab harus
dipasang diluar Lab pada tempat yang mudah dicapai dan diberi
label yang jelas serta diwarnai dengan wama yang spesifik. Dalam

9
laboratorium harus tetap ada alat pemadam kebakaran (Fire-
Extinguisher), untuk memadamkan api yang ditimbulkan oleh gas
(lihat alat pemadam kebakaran yang khusus)
9) Melepaskan tutup kaca yang kencang (seret)
Ketok berganti-ganti sisi tutup botol yang ketat tersebut, dengan
sepotong kayu, sambil menekannya dengan ibu jari pada sisi yang
berlainan/berlawanan dengan ketokan.Jangan coba membuka tutup
botol secara paksa, lebih-lebih jika isinya berbahaya atau mudah
meledak.Dibawah pengawasan kepala Laboratorium, panaskanlah
leher botol dengan air panas secara perlahan-lahan, lalu coba
membukanya.Jika gagal juga goreslah sekeliling leher botol dengan
alat pemotong kaca untuk dipatahkan.Lalu pindahkan isi botol
kedalam botol yang baru.Selanjutnya dalam kegiatan laboratorium
juga harus ada tersedia alat Pemadam Kebakaran (Fire Extinguiser)
yang berguna untuk mencegah kebakaran yang mungkin timbul.
7. Rambu-rambu di lemari dan Ruangan Laboratorium
Rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja adalah merupakan tanda
– tanda yang dipasang ditempat kerja/laboratorium, guna mengingatkan atau
mengidentifikasi pada semua pelaksana kegiatan disekeliling tempat tersebut
terhadap kondisi, resiko, yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan
kerja.Sesuai dengan Undang-undang no 1 Tahun 1970 Pasal 14b bahwa
“Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar
keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya,
pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
Yang dimaksud kan dengan rambu-rambu dalam laboratorium adalah
semua bentuk peraturan yang dituangkan dalam bentuk : Gambar-
gambar/poster, Tulisan/ logo/ semboyan/motto, Simbol-simbol. Rambu dalam
workshop yang sering dipasang adalah : Rambu Larangan, Rambu
Peringatan, Rambu Pertolongan, Rambu Prasyarat. Keempat rambu tersebut
diatas sangatlah penting untuk dipahami dan disosialisasikan, disamping itu
dalam kesehariannya perlu adanya contoh sebelum peserta memasuki areal

10
tempat kerja. Pemasangan tanda isyarat yang dikenal dengan rambu - rambu
di tempat kerja sangatlah penting karena sebagai fungsi kontrol guna
memberikan informasi yang jelas apa yang harus diketahui dan dipersiapkan
pada daerah tersebut.
8. SOP Alat Elektronik
Tujuan disusunnya standar operasional prosedur laboratorium adalah
untuk membantu memperlancar pengelolaan laboratorium guna
memaksimalkan kegunaan dari laboratorium beserta semua sumber daya yang
ada didalamnya, sehingga dapat membantu terselenggaranya kegiatan
praktikum yang berkualitas,
SOP yg baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat
komunikasi antara pelaksana dan pengawas, dan menjadikan praktikum
diselesaikan secara konsisten.
Para praktikan akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu
apa yg harus dicapai dalam setiap pekerjaan.
SOP juga bisa dipergunakan sbg salah satu alat training dan bisa
dipergunakan untuk mengukur kinerja praktikan.
9. Tabung Gas Pemadam Kebakaran
a. Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 ( dua ) kali dalam
setahun, yaitu :
 Pemeriksaan dalam jangka 6 ( enam ) bulan.
 Pemeriksaan dalam jangka 12 ( dua belas ) bulan.
b. Cacat pada alat perlengkapan pemadam api ringan yang ditemui waktu
pemeriksaan, harus segera diperbaiki atau alat tersebut segera diganti
dengan yang tidak cacad.
c. Pemeriksaan dalam jangka 6 ( enam ) bulan meliputi dengan cara :
1) Berisi atau tidaknya tabung, berkurang atau tidaknya tekanan
dalam tabung, rusak atau tidaknya segi pengaman tabung.
2) Bagian luar tabung tidak boleh cacad termasuk handle dan label
harus selalu dalam keadaan baik.
3) Mulut pancar tidak boleh tersumbat dan pipa pancar yang terpasang
tidak boleh retak, atau menunjukan tanda – tanda rusak.

11
4) Untuk alat pemadam jenis busa diperiksa dengan mencampurkan
sedikit larutan sodium bicarbonate dan alumunium sulfat di luar
tabung, apabila cukup kuat, maka alat pemadam api ringan tersebut
dipasang kembali.
5) Untuk alat pemadam api ringan hydrocarbon berhalogen kecuali
jenis tetra chloride diperiksa dengan cara menimbang, jika beratnya
sesuai dengan aslinya dapat dipasang kembali.
6) Cara – cara pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan cara lain
sesuai dengan perkembangan.
d. Pemerikasaan dalam jangka 12 ( dua belas ) bulan meliouti dengan cara :
1) Untuk alat pemadam api ringan jenis busa dilakukan pemeriksaan
dengan membuka tutup kepala secara hati – hati dandijaga supaya
tabung dalam posisi berdiri tegak, lalu di teliti :
a) Isi alat pemadam api harus sampai batas permukaan yang
ditentukan.
b) Pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan tidak
boleh tersumbat atau buntu.
c) Ulir tutup kepala tidak boleh cacad, dan saluran penyemprotan
tidak boleh tersumbat.
d) Peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak
dengan bebas, mempunyai rusuk atau sisi yang tajam dan bak
gasket atau packing harus masih dalam keadaan baik.
e) Gelang tutup kepala harus dalam keadaan baik.
f) Bagian dalam dari alat pemadam api tidak boleh berlubang
atau cacad karena karat.
g) Untuk jenis cairan busa yang dicampur sebelum dimasukakan
larutannya harus dalam keadaan baik.
h) Lapisan pelindung dari tabung gas bertekanan harus dalam
keadaan baik.
i) Tabung gas bertekanan harus berisi penuh sesuai dengan
kapasitasnya.

12
j) Untuk alat pemadam api jenis busa harus tahan terhadap
tekanan coba sebesar 20 kg per cm2.
2) Untuk alat pemadam api jenis hydrocarbon berhalogen
dilakukan dengan cara :
a) Isi tabung harus diisi dengan berat yang ditentukan.
b) Pipa pelelas isi yang berada dalam tabung dan saringan tidak
boleh tersumbat atau buntu.
c) Ulir tutup kepala tidak boleh rusak, dan saluran keluar tidak
boleh tersumbat.
d) Gelang tutup kepala harus dalam keadaan baik.
e) Lapisan pelindung dari tabung gas harus dalam keadaan
baik.
f) Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan
kapasitasnya.
e. Petunjuk cara – cara pemakaian alat pemadam api ringan harus dapat
dibaca dengan jelas.
f. Untuk setiap alat pemadam api ringan dilakukan percobaan secara
berkala dengan jangka waktu tidak melebihi 5 tahun sekali dan
harus kuat menahan tekanan coba.
g. Untuk alat pemadam api ringan jenis carbon dioxide ( Co2 ) harus
dilakukan percobaan tekan dengan syarat :
- Percobaan tekana pertama satu setengah kali tekana kerja.
- Percobaan tekan ulang satu setengah kali tekanan kerja.
h. Setiap tabung alat pemadam api ringan harus diisi kembali dengan cara :
- Untuk asam soda, busa, bahan kimia, harus diisi setahun sekali.
- Untuk jenis cairan busa yang dicampur dahulu harus diisi 2 tahun
sekali.
- Untuk jenis tabung gas hydrocarbon berhalogen, tabung harus diisi 3
tahun sekali.
- Untuk tabung selainnya diisi selambat – lambatnya 5 tahun sekali.
i. Semua alat pemadam api ringan sebelum diisi kembali harus dilakukan
pemeriksaan atau tindakan sebagai berikut :

13
- Isinya dikosongkan secara normal.
- Setelah seluruh isi tabung dikeluarkan, katup kepala dibuka dan
tabung serta alat – alat diperiksa.
- Bagian dalam dan luar tabung harus diteliti untuk memastikan tidak
terdapat lubang – lubang atau cacat.
- Ulir katup kepala harus dberi gemuk tipis, gelang tutup ditempatkan
kembali dan tutup kepala dipasang dengan mengunci sampai kuat.
- Apabila ge;ang tutup terbuat dari karet harus dijaga gelang tersebut
tidak terkena gemuk.
- Tanggal, bulan dan tahun pengisian harus dicatat pada badan alat
pemadam api ringan tersebut.
- Alat pemadam api ringan ditempatkan pada posisi yang tepat.

D. Pengelolaan dan Pengggunaan Peralatan Laboratorium


Untuk memberdayakan laboratorium diperlukan beberapa keterampilan.
Salah satu keterampilan tersebut adalah dapat menata, mengadministrasikan, dan
menginventarisasi alat dan bahan.
Pengelolaan laboratorium kimia berkaitan dengan pengelola dan
pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, bahan kimia),
dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan
fungsinya.
Penataan dan penyimpanan alat didasarkan pada keadaan laboratorium
yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, keadaan alat, dan
kepentingan pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan dicapai, serta
keamanan dalam penyimpanan dan pengambilannya. Berdasarkan keadaan alat,
maka alat dapat dikelompokkan atas jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa
sering alat tersebut digunakan, atau jenis percobaan.
Peralatan dan bahan yang ada hendaknya diletakkan ketempat semula
setelah selesai digunakan dan dibersihkan sehingga tetap awet dan tidak
mengundang terjadinya bahaya.
Penyimpanan peralatan harus memperhitungkan pula pola penggunaan,
untuk alat-alat yang tingkat penggunaannya tinggi sebaiknya disimpan pada

14
tempat yang paling depan atau mudah untuk dijangkau, sedangkan untuk peralatan
yang jarang dipakai simpan pada tempat yang lebih jauh.
Aspek lain dari penyimpanan adalah kondisi khusus dari alat-alat tertentu,
seperti elektroda pH meter yang harus selalu berada dalam kondisi tercelup pada
larutan garam jenuh (KCl) atau setidaknya dengan aquades. Bila dibiarkan kering
elektroda gelas mudah rusak atau kehilangan sensitifitas.
Penyimpanan peralatan di dalam gudang tidak boleh disatukan dengan
bahan kimia.Demikian pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan
dengan alat-alat yang terbuat dari logam.

E. Prosedur Peminjaman dan Pengembalian Peralatan Laboratorium


1. Prosedur peminjaman peralatan laboratorium untuk praktikum
a. Mengisi formulir peminjaman alat di Laboratorium alat
b. Menyerahkan formulir dan meminta persetujuan kepala Laboratorium
Alat
c. Pengambilan alat dan pengecekan kelengkapan dan fungsi alat
d. Mengisi buku induk peminjaman
e. Jangka waktu peminjaman disesuaikan dengan penggunaan alat
2. Prosedur peminjaman peralatan laboratorium untuk peneliti dan dosen
umum
a. Mengisi formulir peminjaman peralatan di Laboratorium alat
b. Menyerahkan formulir dan meminta persetujuan kepala Laboratorium
Alat
c. Pengambilan alat dan pengecekan kelengkapan dan fungsi alat
d. Mengisi buku induk peminjaman
e. Jangka waktu peminjaman disesuaikan dengan penggunaan alat
3. Prosedur pengembalian peralatan laboratorium
a. Peminjam melaporkan kepada laboran bahwa yang bersangkutan ingin
mengembalikan alat yang telah dipinjam
b. Laboran menerima alat yang dikembalikan dan mengecek
kelengkapannya serta memastikan bahwa alat yang dapat berfungsi
dengan baik.

15
c. Peminjam mengisi buku-buku induk peminjaman alat laboratorium dan
membayar biaya sewa alat sesuai dengan peraturan yang berlaku.
d. Keterlambatan pengembalian alat akan dikenai denda, besarnya denda
disesuaikan dengan peraturan yang ditetapkan.
e. Jika alat yang dipinjam mengalami kerusakan dan atau kehilangan
kelengkapannya, maka peminjam wajib memperbaiki dan atau mengganti
alat yang rusak/hilang tersebut.

F. IK Pemutahiran Data Peralatan Laboratorium


Prosedur IK pemutakhiran data alat-alat Laboratoium
1. Penyiapan
a. Ketua jurusan menugaskan KALAB untuk melakukan pemutakhiran Data
Alat-alat Laboratorium.
b. KALAB melakukan sosialisasi atau informasi kepada para KASUBLAB
bidang mendata alat-alat laboratorium.
c. Setiap KASUBLAB bidang mendata alat-alat laboratorium yang meliputi
alat permanen, alat tidak permanen dan perbaikan peralatan.
d. KASUBLAB menyerahkan data yang telah tersusun kepada KALAB
2. Penyusunan
a. KALAB menerima data inventarisasi dari semua laboratorium bidang.
b. KALAB (bersama STAF LAB) melakukan identifikasi terhadap semua
fasilitas dan alat-alat berdasarkan kualitas dan kuantitasnya.
3. Implementasi
a. STAF LAB menyerahkan data inventarisasi dari semua laboratorium
bidang yang telah diverifikasi/diidentifikasi dengan baik dan benar.
b. KALAB menyusun dan melakukan kompilasi terhadap semua data yang
telah diverifikasi/diidentifikasi.
c. KALAB melakukan entry data
d. KALAB membuat laporan pemutakhiran data kepada Ketua Jurusan.
e. Ketua jurusan menyerahkan laporan kepada Direktur.
4. Evaluasi
a. Monev terkait pelaksanaan pemutakhiran data alat-alat laboratorium.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bagi perguruan tinggi laboratorium adalah unit dalam jurusan akademis
yang memiliki arti sebagai : a) Wadah / rumah dosen-dosen yang memiliki bidang
keahlian yang sama. b)Tempat terjadinya proses analisis ilmiah dalam bidang
ilmu tertentu. c) Tempat terjadinya interaksi antar dosen sebidang untuk
menghasilkan informasi-informasi baru tentang masalah tertentu dari sudut
pandang ilmiah. d) Kumpulan informasi ilmiah hasil analisis ilmiah yang akan
berguna untuk bahan analisis masalah berikutnya. e) Tempat yang dilengkapi
perangkat alat-alat bantu analisis ilmiah dan perangkat alat-alat untuk menyimpan
kumpulan informasi dan data ilmiah.
Untuk memberdayakan laboratorium diperlukan beberapa keterampilan.
Salah satu keterampilan tersebut adalah dapat menata, mengadministrasikan, dan
menginventarisasi alat dan bahan.
Penataan dan penyimpanan alat didasarkan pada keadaan laboratorium
yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, keadaan alat, dan
kepentingan pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan dicapai, serta
keamanan dalam penyimpanan dan pengambilannya. Berdasarkan keadaan alat,
maka alat dapat dikelompokkan atas jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa
sering alat tersebut digunakan, atau jenis percobaan.
Dalam peminjaman dan pengembalian alat, sebagai peminjam harus
memperhatikan tata cara atau prosedur sehingga alat laboratorium yang dipinjam
dapat terdata oleh petugas laboratorium (laboran). Selain itu, peminjaman alat
dapat sesuai dengan penggunaan alat tersebut dan laboran dapat mengetahui alat
yang cacat maupun rusak.
Dalam mengoperasikan alat-alat laboratorium, pengguna harus
memerhatikan SOP (Standard Operating Prosedure) pemutahiran data peralatan
laboratorium mulai dari penyiapan, penyusunan, implementasi dan evaluasi.

17
B. Saran
Makalah mengenai Pengelolaan Peralatan Laboratorium jauh dari
sempurna, sehingga diharapkan dapat diperbaiki sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran, terutama pada mata kuliah Manajemen Laboratorium.

18
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (Buku 1:


Konsep dan Pelaksanaannya). Jakarta. Dirjen Dikdasmen Direktorat
Sekolah, Lanjutan Tingkat Pertama.

Depdiknas. 2006. Standar Sarana dan Prasarana Laboratorium Biologi. Jakarta.


Badan Standar Nasional Pendidikan.

Manual Mutu Jurusan PSPK Tahun 2012

https://plus.google.com/117986211382557705673/posts/FXM7bgiUdSr diakses
pada tanggal 6 Oktober 2017 pukul 14.15

http//fp.ub.ac.id/kepegawaian/wp-content/upload/2012/06/01.-PRANATA-
LABORATORIUM-PENDIDIKAN-Compatibility-mode.pdf diakses pada
tanggal 6 Oktober 2017 pukul 15.00

Permendikbud Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium


Sekolah/Madrasah

19

Anda mungkin juga menyukai