Anda di halaman 1dari 27

Nama Muhammad Abdul Basit

Nim 21220100069
Mata kuliah Manajemen Laboratorium
Dosen pengampu Ade Taufik Hidayat,M.Pd
Tugas Resume materi pertemuan
Semester 5

BAB I

JENJANG DAN JABATAN PRANATA LABORATORIUM

(Kelompok 1)
A. Pengertian pranata laboratorium

Pranata Laboratorium adalah jabatan fungsional dalam dunia pendidikan yang


sebelumnya dikenal sebagai Laboran dan Teknisi. Pranata Laboratorium Pendidikan
(PLP) adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan
wewenang untuk melakukan pengelolaan laboratorium pendidikan yang diduduki oleh
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh
pejabat yang berwenang.
B. Dasar hukum

• UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian


• UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang jabatan Fungsional
• UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sist Pendidikan Nasional
• Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Diklat Jabatan
• Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 ttg Kenaikan Pangkat
• Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 ttg Formasi PNS
• Permenpan dan RB No 03 tahun 2010 ttg Jabfung PLP dan AK
• Perat Bersama Mendiknas dan Ka BKN no 02/V/PB/2010 dan No 13 tahun 2010 tentang
petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional pranata laboratorium pendidikan dan angka
kreditnya.

C. Tugas dasar jabatan fungsional laboratorium

Mengelola laboratorium melalui serangkaian kegiatan perancangan,


pengoperasian peralatan, penggunaan bahan, pemeliharaan/perawatan, perlatan dan
bahan, pengevaluasian sistem kerja laboratorium, dan pengembangan kegiatan
laboratorium baik untuk pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat.
(Rumpun Jabatan Berdasarkan Kepres No 87 Tahun 1999 Rumpun Pendidikan Lainnya).

D. Type Laboratorium
1. Laboratorium ilmu dasar yang terdapat di sekolah pada jenjang pendidikan
menengah, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau
pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II, dan bahan yang
dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan siswa.
2. Laboratorium ilmu dasar yang terdapat di perguruan tinggi tingkat persiapan
(Semester I, II), atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan
dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II, dan bahan
yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan
mahasiswa.
3. Laboratorium bidang keilmuan terdapat di jurusan atau program studi, atau unit
pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan
fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan yang dikelola adalah
bahan kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan pendidikan, dan
penelitian mahasiswa dan dosen.
4. Laboratorium terpadu yang terdapat di pusat studi fakultas atau universitas, atau unit
pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan
fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan yang dikelola adalah
bahan kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa dan dosen.

Unsur dan sub unsur kegiatan PLP yang dapat dinilai angka kreditnya, terdiri atas:

Pendidikan Meliputi :
1) pendidikan formal dan memperoleh ijazah/gelar;
2) pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pengelolaan laboratorium serta
memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau sertifikat; dan
3) pendidikan dan pelatihan prajabatan.

Pengelolaan laboratorium, meliputi:


1) perancangan kegiatan laboratorium;
2) pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan;
3) pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan;
4) pengevaluasian sistem kerja laboratorium; dan
5) pengembangan kegiatan laboratorium.
Pengembangan profesi PLP, meliputi:
1) pembuatan karya tulis ilmiah di bidang pengelolaan laboratorium;
2) penerjemahan buku dan pustaka lainnya di bidang pengelolaan laboratorium;
3) penyusunan standar dan/atau pedoman pengelolaan laboratorium;
4) penemuan teknologi tepat guna di bidang pengelolaan laboratorium; dan
5) perolehan sertifikat profesi.
Penunjang tugas PLP, meliputi:
1) pengajar/pelatih di bidang pengelolaan laboratorium;
2) pemberian bimbingan di bidang pengelolaan laboratorium;
3) peran serta dalam seminar/lokakarya di bidang pengelolaan laboratorium;
4) keanggotaan dalam organisasi profesi;
5) keanggotaan dalam Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional PLP;
6) perolehan penghargaan/tanda jasa; dan
7) perolehan gelar kesarjanaan lainnya.
Kode etik laboratorium
1. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan menjaga tingkat ilmu pengetahuannya
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Membantu dan memperlancar pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi terutama di
bidang laboraturium dengan penuh, loyalitas dan kejujuran.

3. Bertindak secara rasional obyektif, terbuka, dan jujur.

4. Menjaga kehormatan diri dengan tidak melanggar nilai dan normal yang berlaku dalam
menjalankan tugasnya sebagai tenaga kependidikan.
5. Mengembangkan, meningkatkan mutu profesi sebagai laboran.

6. Membantu memfasilitasi mahasiswi/siswa menjadi limuwan yang beriman, bertaqwa,


berilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi masyarakat, bangsa, negara dan umat
manusia

7. Membantu pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran dengan sikap tulus, ikhlas,
kreatif, komunikatif, inovatif,berpegang pada moral luhur dan profesional serta tidak
diskriminatif.

8. Menunjang kelancaran proses pendidikan dan pembelajaran di laboraturium

BAB II

MEMAHAMI PENTINGNYA PROFESI MANAJEMEN LABORATORIUM DALAM


PENDIDIKAN

(kelompok 2)
A. Manajemen
1. Pengertian manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan
dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen
itu. Jadi manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang
diinginkan.Untuk dapat mewujudkan tujuan yang diinginkan perlu dilakukan proses
pengaturan semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari man, money, methode,
material, machines dan market (6M).
2. Funsi manjemen
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Penegndalian
e. Pengadaan
B. Manajemen laboratorium
1. Definisi manajemen laboratorium
Manajemen Laboratorium adalah prosedur sistematik untuk mengumpulkan,
menyimpan, mempertahankan, mengolah, mengambil dan memvalidasi data yang
dibutuhkan oleh laboratorium tentang kegiatan pelayanannya untuk pengambilan
keputusan manajemen Manajemen Laboratorium yang sering di singkat “Lab”,
adalah tempat di lakukan riset (penelitian) ilmiah, experimen (percobaan)
pengukuran ataupun pelatihan ilmiah
Menurut depdiknas merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan,
pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian dan sebagainya dengan
menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas
dan kualitas yang memadai.
2. Tujuan manajemen laboratorium
a. Melaksanakan dan mengevaluasi strategi kerja Laboratorium secara efektif dan
efisien.
b. Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan mengkaji ulang proses serta melakukan
berbagai penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan di dalam
pelaksanaan strategikerja di Laboratorium
c. Senantiasa memperbaharui strategi yang kita rumuskan agar sesuai dengan
perkembangan lingkungan eksternal/kebutuhanpasar
d. Senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
peluang yang ada.
e. Senantiasa melakukan inovasi untuk mengembangkan Laboratorium.
3. Manajemen operasional laboratorium
Untuk mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangkat-perangkat
manajemen laboratorium, yaitu:
a.
b. Tata ruang h. Pengamanan laboratorium
c. Alat yang baik dan i. Disiplin yang tinggi
terkalibrasi j. Keterampilan SDM
d. Infrastruktur k. Peraturan dasar
e. Administrasi laboratorium l. Penanganan masalah umum
f. Organisasi laboratorium m. Jenis-jenis pekerjaan.
g. Inventarisasi dan keamanan
4. Organisasi laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta
susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab
tertinggi organisasi di dalam laboratorium adalah Kepala/Pimpinan Laboratorium.
Kepala/Pimpinan Laboratorium bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang
dilakukan dan juga bertanggung jawab terhadap seluruh peralatan yang ada.
1. Fasilitas Pendanaan
Ketersediaan dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium. Tanpa
adanya dana yang cukup, kegiatan operasional laboratorium akan berjalan tersendat-
sendat, bahkan mungkin tidak dapat beroperasi dengan baik.
2. Disiplin Tinggi
Pengelola laboratorium harus menerapkan disiplin yang tinggi pada seluruh
pengguna laboratorium agar terwujud efisiensi kerja yang tinggi. Kedisiplinan sangat
dipengaruhi oleh pola kebiasaan dan perilaku dari manusia itu sendiri.
3. Keterampilan
Pengelola laboratorium harus meningkatkan keterampilan semua tenaga
laboran/teknisi. Peningkatan keterampilan dapat diperoleh melalui pendidikan
tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus, pelatihan (workshop) maupun
magang di tempat lain.
4. Peraturan Umum
Beberapa peraturan umum untuk menjamin kelancaran jalannya pekerjaan di
laboratorium, dirangkum sebagai berikut:
a. Dilarang makan/minum di dalam laboratorium
b. Dilarang merokok, karena mengandung potensi bahaya seperti:
1) kontaminasi melalui tangan
2) ada api/uap/gas yang bocor/mudah terbakar
3) uap/gas beracun, akan terhisap melalui pernafasan
4) Dilarang meludah, akan menyebabkan terjadinya kontaminasi
5) Jangan panik menghadapi bahaya kebakaran, gempa, dan sebagainya.
6) Dilarang mencoba peralatan laboratorium tanpa diketahui cara
penggunaannya. Sebaiknya tanyakan pada orang yang kompeten.
7) Diharuskan menulis label yang lengkap, terutama pada bahan-bahan
kimia.
1. Rincian Kegiatan Masing-Masing Perangkat Manajemen Laboratorium Kegiatan yang
mencakup perangkat Manajemen Laboratorium ini terdiri dari tata ruang, alat yang
berfungsi dan terkalibrasi, infrastruktur laboratorium, administrasi laboratorium, dan
inventarisasi dan keamanan peralatan laboratorium
a. Tata Ruang
Laboratorium harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan baik.
Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada
pelaksanaan pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai:
1) pintu masuk (in)
2) pintu keluar (out)
3) pintu darurat (emergency-exit)
4) ruang persiapan (preparation room)
5) ruang peralatan (equipment-room)
6) ruang penangas (fume-hood)
7) ruang penyimpanan (storage -room)
8) ruang staf (staff-room)
9) ruang teknisi (technician-room)
10) ruang bekerja (activity-room)
11) ruang istirahat/ibadah
12) ruang prasarana kebersihan
13) ruang toilet
14) lemari praktikan (locker)
15) lemari gelas (glass-rack)
16) lemari alat-alat optik (opticals-rack) pintu jendela diberi kawat kasa, agar
serangga dan burung tidak dapat masuk
17) fan (untuk dehumidifier)
18) ruang ber-AC untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan tertentu.
b. Alat yang Berfungsi dan Terkalibrasi
Pengenalan terhadap peralatan laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap
petugas laboratorium, terutama mereka yang akan mengoperasikan peralatan
tersebut. Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi:
1) siap untuk dipakai (ready for use)
2) bersih
3) berfungsi dengan baik
4) terkalibrasi
c. Administrasi Laboratorium
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasiy ang ada di
laboratorium dengan memperhatikan beberapa hal-hal penting yang berpengaruh
pada proses di laboratorium klinik.
1) Inventarisasi peralatan laboratorium
2) Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat yang rusak, alat yang
dipinjam/dikembalikan
3) Surat masuk dan surat keluar
4) Daftar pemakai laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan
praktikum/penelitian
5) Daftar inventarisasi bahan kimia dan no kimia, bahan gelas dan sebagainya
6) Daftar inventarisasi alatalat meubelair (kursi, meja, bangku, lemari dsb)
7) Sistem evaluasi dan pelaporan untuk kelancaran administrasi yang baik.
Sebaiknyatiap laboratorium memberikan pelaporan secara periodik kepada
Atasannya/Pejabat yang ditunjuk
Evaluasi dan pelaporan dari kegiatan masing-masing diatas dapat dilakukan secara
teratur setiap semester atau sekali dalam setahun, tergantung pada kesiapan yang
ada agar semua kegiatan laboratorium dapat dipantau dan sekaligus dapat
digunakan untuk perencanaan laboratorium (misalnya penambahan alat-alat baru,
rencana pembiayaan/dana laboratorium yang diperlukan, perbaikan sarana &
prasarana yang ada, dsb). Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan rutin yang
berkesinambungan, karenanya perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara berkala
dengan baik dan teratur.
d. Inventarisasi dan Keamanan Laboratorium
Semua kegiatan inventarisasi harus memuat sumber dana darimana alat-alat ini
diperoleh/dibeli misalnya: dari suatu project tertentu, pemberian dari Luar Negeri
seperti Pemerintah Jepang (JICA), Proyek Hibah, dll. hal-hal yang harus
diperhatikan salah satunya:
1) Mencegah kehilangan dan penyalahgunaan
2) Mengurangi biaya-biaya operasional
3) Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilny
4) Meningkatkan kualitas kerja
5) Mengurangi resiko kehilangan
6) Mencegah pemakaian yang berlebihan
7) Meningkatkan Kerjasama

BAB III

KOMPETENSI MANAJER LABORATORIUM PENDIDIKAN ISLAM

(kelompok 3)

A. Latar Belakang
Komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses
pendidikan adalah komponen guru. Sebab guru (kepala laboratorium) merupakan
ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek
belajar. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun
lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan
guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna (Wina,
2006:14
B. Pengertian Laboratorium
Kata Laboratorium berasal dari bahasa Latin yang berarti “tempat bekerja”.
Dalam perkembangannya, kata laboratorium mempertahankan arti aslinya, yaitu
“tempat bekerja” khusus untuk keperluan penelitian ilmiah. Laboratorium adalah
suatu ruangan atau kamar tempat melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang
ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat serta adanya infrastruktur laboratorium
yang lengkap (ada fasilitas air, listrik, gas dan sebagainya). Sutara dan Sahromi
(1999), mengemukakan bahwa pengertian laboratorium dalam pengajaran
dimaksudkan sebagai kumpulan dari para praktikan yang melakukan pengamatan
percobaan atau penelitian atas pengelolaan asisten laboratorium atau pembimbing
penelitian. Laboratorium dapat menggunakan ruangan tertutup (laboratorium, rumah
kaca, kelas sendiri) atau menggunakan ruangan terbuka (kebun sekolah atau
lingkungan lain yang dapat digunakan sebagai sumber kegiatan belajar).
Menurut Permendiknas No. 26 Tahun 2008 tentang tenaga laboratorium terdiri
dari:
1. Kepala Laboratorium Sekolah (Komponen: kepribadian, sosial,
manajerial,profesional)
2. Teknisi Laboratorium Sekolah (Komponen: kepribadian, sosial,
administratif,profesional)
3. Laboran Laboratorium Sekolah (Komponen: kepribadian, sosial,
administratif,profesional)

C. Pengertian Kompetensi
Kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya
sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik
dengan sebaik-baiknya. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir
danbertindak. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru
akanmenunjukkan kualitas guru yang sebenarnya (Kunandar, 2011:52).
D. Kompetensi guru
1. Kompetensi pedagogic
istilah pedagogik bersal dari kata Yunani “Paedos”, yang berarti anak laki-laki,
dan “agogos” artinya mengantar,membimbing.
2. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak
mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan khususnya bagi peserta didik dan
umumnya untuk semua pihak yang berada di sekolah dan lingkungan sekitar.
3. Kompetensi professional
Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara
luas dan mendalam
4. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untukberkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali
peserta didik, dan masysrakat sekiar.
E. Kompetensi Manajer Laboratorium Pendidikan
Berdasarkan Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008, kepala laboratorium harus
memiliki empat kompetensi, yakni kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
kompetensi mana- jerial, dan kompetensi profesional. Sementara dalam Permendiknas
Nomor 19 Tahun 2007 disebutkan bahwa pengelolaan laboratorium dikembangkan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dilengkapi
dengan manual yang jelas sehingga tidak terjadi kekeliruan yang dapat menimbulkan
kerusakan.

1. Kompetensi manajerial
Istilah manajerial merupakan kata sifat yang berhubungan dengan
kepemimpinan dan pengelolaan. Kompetensi manajerial adalah
kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang Kepala Laboratorium
2. Kompetensi professional
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP 2006: 88)
kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep,
struktur dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren
dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalamkurikulum sekolah; (c)
hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; (d)penerapan konsep
keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara
profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan
budaya nasional.

BAB IV

PENGEMBANGAN PROFESI MANAJER LABORATORIUM PENDIDIKAN

(kelompok 4)

A. Pengertian Manajemen Profesi Laboratorium Pendidikan


Program pengembangan profesi PLP dimaksudkan sebagai kegiatan penelitian
dalam rangka membina dan mengarahkan para pranata laboratorium untuk
meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan penelitian pengelolaan
laboratorium di perguruan tinggi. Pengembangan profesi manajemen laboratorium
pendidikan adalah serangkaian upaya untuk meningkatkan keterampilan,
pengetahuan, dan kompetensi individu yang bertanggung jawab atas pengelolaan
laboratorium pendidikan.

B. Tujuan Penegmbangan Profesi Lboratorium Pendidikan


Tujuan pengembangan profesi manajemen laboratorium pendidikan adalah
untuk mencapai berbagai hasil yang positif dalam mengelola laboratorium
pendidikan. Beberapa tujuan utama dari pengembangan profesi ini mencakup:

1. Meningkatkan Kualitas Pendidikan: Pengembangan profesi manajemen


laboratorium pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
dengan memberikan pengalaman belajar yang lebih praktis, relevan, dan
mendalam kepada siswa.
2. Keselamatan: Memastikan bahwa laboratorium pendidikan beroperasi dengan
tingkat keselamatan yang tinggi, melindungi siswa, guru, dan staf dari potensi
risiko dan bahaya yang terkait dengan penggunaan peralatan dan bahan di
laboratorium.
3. Efisiensi Operasional: Meningkatkan efisiensi operasional laboratorium,
termasuk pengelolaan sumber daya, peralatan, dan waktu, sehingga dapat
memberikan pengalaman belajar yang lebih efektif.
4. Pengembangan Keterampilan: Memberikan peluang bagi staf laboratorium
untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan dalam
manajemen laboratorium, termasuk pemahaman tentang peralatan, teknik
eksperimen, dan teknologi terkini.
5. Inovasi Pendidikan: Mendorong inovasi dalam pendidikan dengan
memanfaatkan teknologi dan metode pengajaran terbaru, sehingga siswa dapat
mendapatkan pengalaman belajar yang menarik dan berpusat pada proyek.
6. Peningkatan Kolaborasi: Mendorong kolaborasi antara staf laboratorium, guru,
dosen, dan .peneliti untuk mengembangkan program pendidikan yang lebih
baik.
7. Evaluasi dan Perbaikan: Melakukan evaluasi rutin terhadap program dan
kegiatan laboratorium untuk mengidentifikasi area di mana perbaikan
diperlukan dan mengadaptasi praktik-praktik yang ada sesuai kebutuhan.
8. Kualifikasi Profesional: Mengakui dan memperbaiki kualifikasi dan kompetensi
para manajer laboratorium pendidikan melalui pelatihan dan pengembangan
berkelanjutan.
9. Meningkatkan Kualitas Penelitian: Dalam konteks perguruan tinggi atau
lembaga penelitian, pengembangan profesi manajemen laboratorium juga
bertujuan untuk mendukung penelitian ilmiah dan eksperimen dengan
menyediakan fasilitas yang sesuai dan mendukung.
10. Pemberdayaan Siswa: Memberikan siswa dengan kesempatan untuk aktif
terlibat dalam eksperimen, penelitian, dan pembelajaran praktis, yang dapat
meningkatkan pemahaman dan minat mereka dalam ilmu pengetahuan dan
teknolog

C. Manfaat Pengembangan Profesi Laboratorium Pendidikan


1. Meningkatkan Kualitas Pendidikan
2. Pengalaman Belajar yang Lebih Baik
3. Peningkatan keselamatan
4. Efisiensi Operasional
5. Inovasi Pendidikan
6. Kolaborasi yang Lebih Baik
7. Peningkatan Karir
8. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan
9. Peningkatan Minat dalam Ilmu Pengetahuan
10. Peningkatan Penelitian Ilmiah
11. Kesiapan professional
12. Kontribusi kepada kemajuan Masyarakat

D. Kelebihan dan kekurangan


1. Kelebihan Pengembangan Profesi Manajemen Laboratorium Pendidikan:
a. Meningkatkan Kualitas Pendidikan
b. Pengalaman Belajar yang Lebih Baik
c. Keselamatan yang Ditingkatkan
d. Efisiensi Operasional
e. Inovasi Pendidikan
f. Kolaborasi yang Lebih Baik
g. Peningkatan Karir

2. Kekurangan Pengembangan Profesi Manajemen Laboratorium Pendidikan:


a. Biaya
b. Waktu
c. Tantangan Implementasi
d. Kualitas Pelatihan Variabel
e. Kesulitan Evaluasi
f. Keterbatasan Sumber Daya

BAB V

LANDASAN HUKUM PENGEMBANGAN PROFESI MANAJER LABORATORIUM


PENDIDIKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PROFESI MANAJER
LABORATORIUM PENDIDIKAN

(Kelompok 5)
A. Pendahuluan
Dalam dunia pendidikan, laboratorium menjadi salah satu elemen penting
yang mendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Untuk menjalankan
operasional laboratorium secara efektif, diperlukan adanya peran manajer
laboratorium pendidikan yang tidak hanya menguasai pengetahuan dan keterampilan
terkait, tetapi juga mampu mengoordinasikan dan mengelola laboratorium yang ada.
Oleh karena itu, pengembangan profesi manajer laboratorium pendidikan menjadi
aspek yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

B. Landasan Hukum Pengembangan Profesi Manajer Laboratorium Pendidikan


1. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mengatur
mengenai profesi pendidik dan tata cara pengembangan profesi mereka.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan yang menyatakan bahwa laboratorium pendidikan
merupakan bagian penting dari penunjang proses belajar mengajar.
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UU Sisdiknas) yang mengamanatkan peningkatan mutu pendidikan melalui
peningkatan kapasitas sumber daya manusia, termasuk manajer laboratorium
pendidikan.
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 24
Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Pengembangan Profesi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, yang mengatur tentang strategi pengembangan profesi termasuk
manajer laboratorium pendidikan.
C. Strategi Pengembangan Profesi Manajer Laboratorium
Strategi pengembangan profesi Manajer Laboratorium Pendidikan melibat kan
sejumlah elemen penting yang mencakup :
a) Peningkatan pengetahuan,
b) Keterampilan, dan
c) Keahlian dalam bidang manajemen laboratorium pendidikan.
Berikut ini adalah beberapa rekomendasi untuk mengembangkan profesi 5 Manajer
Laboratorium Pendidikan :
1. Pelatihan dan sertifikasi Ikuti pelatihan dan sertifikasi yang relevan dengan
bidang laboratorium pendidikan, seperti manajemen laboratorium, keamanan
laboratorium, dan pengajaran berbasis laboratorium.
2. Jaringan professional Bergabunglah dengan organisasi profesional yang fokus
pada manajemen laboratorium pendidikan dan berpartisipasi dalam konferensi,
seminar, dan lokakarya yang diselenggarakan oleh mereka.
3. Pertukaran pengetahuan Luangkan waktu untuk berbicara dengan rekan-rekan
profesional dan bertukar informasi serta pengalaman tentang praktik terbaik
dan inovasi di bidang manajemen laboratorium pendidikan.
4. Pengembangan karir Tetapkan tujuan karir jangka pendek dan jangka panjang,
serta rencanakan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Pastikan untuk
mengidentifikasi peluang pengembangan yang mungkin ada dalam organisasi
Anda.
5. Pendidikan berkelanjutan Pertimbangkan untuk melanjutkan pendidikan Anda
dalam bidang manajemen laboratorium pendidikan, seperti program
pendidikan jarak jauh atau gelar lanjutan.
6. Kepemimpinan Kuasai keterampilan kepemimpinan, seperti komunikasi,
pengambilan keputusan, dan manajemen konflik, yang akan membantu Anda
dalam mengelola tim dan mencapai tujuan bersama.
7. Evaluasi kinerja Terapkan sistem evaluasi kinerja di laboratorium Anda dan
gunakan umpan balik dari evaluasi ini untuk perbaikan berkelanjutan dan
peluang pengembangan pribadi.
8. Penelitian dan publikasi Berpartisipasi dalam penelitian di bidang manajemen
laboratorium pendidikan dan berusaha untuk mempublikasikan hasil penelitian
Anda untuk meningkatkan reputasi profesional Anda.
9. Pengembangan teknologi Selalu update tentang kemajuan teknologi terbaru
dan bagaimana mereka dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
laboratorium pendidikan.
10. Motivasi dan pengembangan tim Luangkan waktu dan sumber daya untuk
mengembangkan anggota tim Anda dan motivasi mereka untuk mencapai
tujuan dan sasaran organisasi.

BAB VI

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

(Kelompok 6)

A. Penegrtian Pendidikan dan pelatihan


Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan
mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara
atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan
tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya
anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang
ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Mathis (2002:5), yang memberikan definisi mengenai “Pelatihan adalah suatu proses
dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan
organisasi oleh karna itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan
dapat dipandang secara sempit ataupun luas”.

B. Ruang Lingkup Pendidikan


Pendidikan adalah proses sistematis untuk mentransmisikan pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan norma kepada generasi muda. Ruang lingkup pendidikan
mencakup berbagai aspek yang melibatkan proses pembelajaran, pengajaran, dan
pengembangan individu. Berikut adalah beberapa aspek yang termasuk dalam ruang
lingkup pendidikan:
1. Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah bentuk pendidikan yang diselenggarakan di
lembaga-lembaga resmi seperti sekolah dan perguruan tinggi. Ini mencakup tingkat
pendidikan dari prasekolah hingga perguruan tinggi dan berbagai disiplin ilmu
seperti ilmu pengetahuan, matematika, sastra, seni, dan sebagainya.

2. Pendidikan Informal
Pendidikan informal terjadi di luar lingkungan sekolah dan perguruan tinggi. Ini
bisa terjadi melalui pengalaman sehari-hari, interaksi sosial, atau melalui
pembelajaran mandiri. Contohnya termasuk pembelajaran melalui membaca,
mengikuti kursus online, atau belajar dari pengalaman sehari-hari.
3. Pendidikan Non-Formal
Pendidikan non-formal adalah bentuk pendidikan terstruktur namun tidak
formal. Ini mencakup program-program pelatihan dan kursus yang dirancang untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tertentu tanpa persyaratan formal
seperti yang ada di pendidikan formal.
4. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter mencakup pembelajaran nilai-nilai moral dan etika,
membantu siswa mengembangkan kepribadian yang baik, integritas, dan tanggung
jawab sosial.
5. Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif mencakup pendidikan untuk semua orang, termasuk anak-
anak dengan kebutuhan khusus. Tujuannya adalah memberikan pendidikan yang
setara dan akses untuk semua siswa, tanpa memandang latar belakang sosial,
ekonomi, atau kecacatan.
6. Pendidikan Teknologi
Dengan perkembangan teknologi, pendidikan juga melibatkan penggunaan
teknologi dalam proses pembelajaran dan pengajaran. Ini meliputi pembelajaran
online, penggunaan perangkat lunak pendidikan, dan teknologi pembelajaran terkini.
7. Pendidikan Lingkungan
Pendidikan lingkungan melibatkan pemahaman tentang masalah-masalah
lingkungan, keberlanjutan, dan tanggung jawab kita terhadap lingkungan alam.
8. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan mencakup pengetahuan tentang pola makan sehat,
olahraga, kesehatan mental, dan pencegahan penyakit.
9. Pendidikan Ekonomi
Pendidikan ekonomi melibatkan pemahaman tentang konsep ekonomi,
manajemen keuangan pribadi, dan pengetahuan tentang sistem ekonomi global.
10. Pendidikan Sosial dan Kebudayaan
Ini mencakup pemahaman tentang masyarakat, budaya, dan norma-norma sosial
yang membentuk masyarakat.
Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk individu dan masyarakat.
Melalui pendidikan, orang dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan pribadi dan berkontribusi pada kemajuan
sosial dan ekonomi masyarakat.
C. Ruang Lingkup Pelatihan
Pelatihan adalah proses sistematik yang dirancang untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku individu atau kelompok tertentu dalam
konteks tertentu. Ruang lingkup pelatihan sangat bervariasi dan dapat mencakup
berbagai bidang dan tujuan. Berikut adalah beberapa aspek yang termasuk dalam ruang
lingkup pelatihan:
1. Pelatihan Karyawan
2. Pelatihan Teknis
3. Pelatihan Keahlian Lunak
4. Pelatihan Pengembangan Manajemen
5. Pelatihan Penjualan dan Pemasaran
6. Pelatihan Keamanan
7. Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
8. Pelatihan Pengembangan Produk dan Inovasi
9. Pelatihan Keberlanjutan
10. Pelatihan Komunikasi Antarbudaya
11. Pelatihan Kewirausahaan
12. Pelatihan Penggunaan Teknologi
Ruang lingkup pelatihan sangat luas dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan
individu, organisasi, atau industri tertentu. Pelatihan yang efektif dapat meningkatkan
produktivitas, kinerja, dan kepuasan kerja, sambil membantu individu dan organisasi
bersaing dalam lingkungan yang terus berubah dan berkembang.
D. Perbedaan Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan memiliki tujuan yang berbeda meskipun keduanya
berfokus pada pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap individu. Berikut
adalah perbedaan utama antara pendidikan dan pelatihan:
1. Tujuan Utama
- Pendidikan
Tujuan utama pendidikan adalah mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan
pemahaman konsep yang mendalam dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Pendidikan membantu individu memahami dunia, mengembangkan pemikiran kritis,
dan memperoleh pengetahuan yang mendalam.
- Pelatihan
Tujuan utama pelatihan adalah mengajarkan keterampilan praktis dan spesifik yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan atau tugas tertentu dengan efektif. Pelatihan
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kerja, kinerja, dan produktivitas individu
dalam lingkungan kerja atau situasi tertentu.
2. Konteks
- Pendidikan
Pendidikan terutama terjadi di institusi-institusi pendidikan formal seperti sekolah,
perguruan tinggi, dan universitas. Pendidikan sering kali bersifat umum dan
mencakup berbagai mata pelajaran.
- Pelatihan
Pelatihan dapat terjadi di berbagai konteks, termasuk di tempat kerja, lembaga
pelatihan profesional, atau melalui program-program pelatihan khusus. Pelatihan
bersifat khusus dan fokus pada keterampilan yang diperlukan dalam situasi tertentu.
3. Kurikulum
- Pendidikan
Pendidikan memiliki kurikulum yang melibatkan berbagai mata pelajaran seperti
matematika, ilmu pengetahuan, sastra, seni, dan sebagainya. Kurikulum pendidikan
dirancang untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang berbagai topik.
- Pelatihan
Pelatihan memiliki program-program yang dirancang untuk mengajarkan
keterampilan teknis atau praktis tertentu. Pelatihan dapat berfokus pada keterampilan
seperti penggunaan perangkat lunak, teknik pemasaran, keahlian tukang, dan
sebagainya.
4. Hasil yang Diinginkan
- Pendidikan
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan pemikiran kritis, kreativitas, dan
pemahaman mendalam tentang dunia. Lulusan pendidikan diharapkan memiliki
pemahaman yang luas dan mendalam tentang berbagai konsep dan teori.
- Pelatihan
Pelatihan bertujuan untuk menghasilkan keterampilan praktis dan kemampuan yang
dapat diterapkan langsung dalam pekerjaan atau situasi tertentu.

BAB VII

KEGIATAN-KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI MANAJER


LABORATORIUM PENDIDIKAN

(kelompok 7)

A. Pengertian
Laboratorium adalah suatu tempat untuk memberikan kepastian atau
menguatkan informasi, menentukan hubungan sebab akibat, menunjukkan gejala,
memverifikasi (konsep, teori, hukum, rumus) mengembangkan keterampilan proses,
membantu siswa belajar menggunakan metoda ilmiah dalam memecahkan masalah
dan untuk melaksanakan penelitian (Pella 1969) (Awitaningsih,et al., 2012).
Laborotium dapat digunakan di sekolah sebagai salah satu metode pembelajaran.

B. Kegiatan Pengembangan Profesi Manajer Laboratorium


Laboratorium atau Laboratory pada kamus Webster’s, yaitu A building or
room in which scientific experiments are conducted,or where drugs, chemicals
eplosives are tasted or compuonde. Pada SPTK-21 dikemukakan laboratoeium
merupakan tempat unutk mengaplikasikan teori keilmuan, penguji teoritis,
pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainnya. Alat bantu yang menjadi
kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitsa dan kualitas yang memadai (Depdiknas,
2002) (Yunita, 2013).
Kegiatan praktikum akan memberikan peran yang sangat besar terutama
dalam:
a. Membangun pemahaman konsep
b. Memverifikasi (pembuktian) kebenaran konsep.
c. Menumbuhkan keterampilan proses (bekerja ilmiah) serta efektif siswa
Menumbuhkan “rasa suka” dan motivasi terhadap pelajaran yang di pelajari
d. Melatih kemampuan psikomotor Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dilaboratorium memiliki beberapa tujuan untuk dicapai, yang akan di jelaskan
lebih lanjut sebagai berikut.

1) Teliti dalam pengamatan dan cermat dalam pencatatan selama


pengamatan. Artinya individu-individu yang melakukan pembelajaran
ataupun penelitian dilaboratorium dituntut untuk kritis dan teliti dalam
mencari sebuah kebenaran terhadap apa yang telitinya. Dengan
demikian, hasil yang diperoleh akan menjadi sesuatu yang dapat
dipertanggung jawabkan nilai keilmiahannya.
2) Mampu menafsirkan hasil percobaan untuk memperoleh penemuan
dan dapat memecahkan masalah. Dengan kata lain, individu-individu
yang melakukan riset dalam laboratorium dituntut untuk mampu
memberikan solusi konkret terhadap sebuah persoalan yang diteliti.
Selain itu, mereka juga dituntut untuk memberikan sesuatu yang baru
sehingga akan menjadi pijakan bagi khalayak.
3) Mampu merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang hal yang
dipelajari atau diteliti di laboratorium. Maksudnya adalah individu-
individu yang melakukan riset dalam laboratorium dituntut untuk
mampu bekerja, meneliti, belajar, dan merumuskan hal yang diteliti
secara sistematis, yang selaras antara teori dan praktik, serta
menghasilkan sesuatu yang bisa diaplikasikan oleh khalayak yang
berkepentingan dengan bidang yang teliti.
4) Terampil mempergunakan alat-alat laboratorium artinya, siapa saja
yang terlibat dalam kegiatan penelitian ataupun pembelajaran.
5) Tumbuh sikap positif terhadap kegiatan pratikum. Individu-individu
yang melakukan riset dalam laboratorium diharapkan memiliki
semangat dan gairah untuk melakukan uji coba, penelitian, dan
eksperimentasi tentang berbagai macam hal. Artinya, mereka dituntut
tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga untuk gemar berpraktik di
lapangan secara langsung.
6) Menemukan kebenaran secara ilmiah. Kegiatan di laboratorium juga
bertujuan untuk menemukan kebenaran secara ilmiah yang dapat di
pertanggungjawabkan keilmiahannya.
7) pembelajaran di laboratorium
8) dituntut untuk dapat belajar dan meneliti dengan praktik langsung
9) berdasarkan kaidah-kaidah dan uji ilmiah yang sangat matang.
10) pembelajaran di laboratorium
11) dituntut untuk dapat belajar dan meneliti dengan praktik langsung
12) berdasarkan kaidah-kaidah dan uji ilmiah yang sangat matang.

C. Macam-Macam Kegiatan Pengembangan Profesi Manajer Lab


1. Diskusi masalah Pendidikan
2. Seminar
3. Workshop
4. Penelitian

BAB VIII

MEMAHAMI PRINSIP PENGEMBANGAN PROFESI MANAJER


LABORATORIUM PENDIDIKAN

(krlompok 8)
A. Pengertian

Laboratorium adalah tempat untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang


memerlukan dorongan budaya keselamatan dan keamanan, sehingga lingkungan itu
menjadi tempat yang aman untuk mengajar, belajar, dan bekerja (Sangi & Tanauma,
2018).

B. Peran manajer laboratorium Pendidikan

Manajer laboratorium pendidikan adalah individu yang memainkan peran


penting dalam mendukung pembelajaran praktis dan eksperimen di lembaga
pendidikan. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa fasilitas
laboratorium siap digunakan, peralatan berfungsi dengan baik, dan aktivitas di
laboratorium aman. Selain itu, mereka juga berperan dalam merencanakan dan
menyelenggarakan eksperimen, mengelola sumber daya, dan mendukung staf
pengajar dalam melaksanakan program Pendidikan.

Manajer laboratorium bertugas menjalankan operasional sehari-hari di


laboratorium masing-masing—mulai dari laboratorium lingkungan dan forensik
hingga laboratorium medis dan segala hal lainnya. Untuk memastikan bahwa prosedur
berjalan pada tingkat optimal, penanggung jawab laboratorium memerlukan tim yang
berpengetahuan dan berdedikasi yang dapat menangani berbagai tugas unik di setiap
organisasi. Meskipun sebagian besar pekerjaan perekrutan seringkali diserah.

Meskipun sebagian besar pekerjaan perekrutan seringkali diserahkan kepada


departemen sumber daya manusia (SDM) di banyak organisasi dan laboratorium
independen, manajer merupakan kunci dalam mengumpulkan anggota staf yang akan
menjadi anggota yang layak dalam komunitas laboratorium mereka. Oleh karena itu,
peran manajer tidak dapat disepelekan dalam hal perekrutan, pelatihan, pengawasan,
dan evaluasi karyawan. Dan penting bagi mereka yang menjalankan laboratorium
untuk berkoordinasi dengan atasan dan staf SDM dalam mencari dan melatih anggota
tim yang akan meningkatkan lingkungan kerja.

C.Prinsip pengembangan profesi manajer laboratorium

1. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan


2. Keselamatan dsn keamanan
3. Kolaborasi dan dukungan
4. Pengelolaan Sumber daya
5. Pemahaman kurikulum
6. Pengembangan profesi berkelanjutan
7. Pemahaman terhadap Perubahan dalam Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
8. Evaluasi diri
9. Penggunaan teknologi
10. Etika professional

D.Metode pnegmbangan profesi

1. Pelatihan dan workshop


2. Pendidikan lanjutan
3. Mentoring
4. Studi mandiri
5. Partisipasi dalam Konferensi dan Semina
6. Kolaborasi Proyek Penelitian
7. E-Learning dan Kursus Online
8. Pengembangan Etika Profesional
9. Jaringan Profesiona
10. Evaluasi diri dan umpan balik

BAB IX

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN PROFESI MANAJER


LABORATORIUM PENDIDIKAN

(Kelompok 9)

A. Pengertian Profesi Manajer Laboratorium


Manajer laboratorium pendidikan adalah individu yang bertanggung jawab
atas pengelolaan laboratorium pendidikan. Mereka memastikan bahwa fasilitas
laboratorium berfungsi dengan baik, merencanakan dan menyediakan eksperimen
untuk siswa, dan memastikan keamanan laboratorium.
Manajer laboratorium juga berperan dalam merancang eksperimen din
membantu guru dalam menjalankan praktikum. Manajer laboratorium pendidikan
(PLP) merupakan tenaga pendidik yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk
mengelola laboratorium pendidikan. PLP memiliki peran penting dalam mendukung
proses pembelajaran berbasis laboratorium. Oleh karena itu, pengembangan profesi
PLP perlu dilakukan secara berkelanjutan agar dapat menjalankan tugas dan
tanggung.

B. Peran Manajer Laboratorium Pendidikan


Peran manajer laboratorium pendidikan sangat penting dalam konteks
pendidikan modern. Mereka bertanggung jawab atas berbagai aspek yang mencakup
perencanaan dan penyediaan alat dan bahan praktikum, pengelolaan inventaris,
pengawasan keamanan, serta dukungan kepada guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Selain itu, mereka juga memiliki peran penting dalam
mengintegrasikan teknologi dan inovasi dalam pengalaman praktikum siswa. Manajer
laboratorium pendidikan juga berperan dalam menciptakan lingkungan yang aman
dan mendukung untuk eksperimen. Mereka harus memastikan bahwa semua peralatan
dan bahan praktikum mematuhi pedoman keamanan dan peraturan yang berlaku.
Dalam beberapa kasus, mereka juga bertindak sebagai fasilitator dalam pengajaran,
membantu guru dalam dalam merancang eksperimen yang sesuai dengan kurikulum.

C. Pendidikan dan Kualifikasi Manajer Laboratorium


Pendidikan Pendidikan dan kualifikasi yang diperlukan untuk menjadi seorang
manajer laboratorium pendidikan bervariasi tergantung pada konteks lokal dan
persyaratan pekerjaan. Namun, sebagian besar manajer laboratorium memiliki
setidaknya gelar sarjana dalam bidang terkait, seperti ilmu pengetahuan, pendidikan,
atau manajemen laboratorium. Gelar lanjutan, seperti gelar magister atau sertifikasi
dalam manajemen laboratorium pendidikan, dapat meningkatkan peluang untuk
pengembangan profesional. Selain pendidikan formal, pengalaman kerja di
laboratorium atau pengalaman dalam pendidikan sangat penting. Banyak manajer
laboratorium memiliki latar belakang yang kuat dalam ilmu pengetahuan dan telah
bekerja di berbagai laboratorium sebelum memegang peran manajerial. Mereka juga
harus memiliki pemahaman yang kuat tentang pedoman keamanan laboratorium dan
protokol laboratorium yang baik.

D. Pengembangan Profesi Manajer Laboratorium


Pendidikan Pengembangan profesional manajer laboratorium pendidikan
melibatkan serangkaian tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
dan pengetahuan mereka dalam peran mereka. Ini dapat mencakup pelatihan dan
pendidikan kontinyu, partisipasi dalam seminar dan konferensi, serta kolaborasi
dengan rekan seprofesi.Manajer laboratorium juga dapat mencari sertifikasi khusus
dalam manajemen laboratorium pendidikan atau sertifikasi keamanan laboratorium.
Dukungan dari institusi tempat mereka bekerja, seperti fasilitas dan sumber daya
untuk pelatihan, juga berkontribusi pada pengembangan profesional mereka.

E. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Profesi Manajer Laboratorium.


1. Faktor Internal
a. Faktor internal adalah faktor yang dapat dikendalikan oleh PLP sendiri.
Faktor ini merupakan faktor yang paling penting dalam pengembangan profesi
PLP. PLP dapat meningkatkan motivasi, kemampuan, dan pengalamannya
melalui berbagai cara, seperti mengikuti pelatihan, mengikuti seminar, atau
berdiskusi dengan rekan kerja. Diantara Faktor- faktor internal yang
mempengaruhi Pengembangan Profesi Manajer Laboratorium adalah:
b. Pendidikan dan Kualifikasi.
c. Kemampuan Manajerial:
d. Pengalaman Kerja: Pengalaman kerja dalam berbagai konteks laboratorium
pendidikan juga berkontribusi pada pengembangan profesional. Pengalaman ini
dapat memperluas pemahaman dan keterampilan manajer laboratorium.
e. Motivasi dan Komitmen: Motivasi dan komitmen seorang manajer laboratorium
terhadap profesi mereka dapat memengaruhi tingkat partisipasi dalam pelatihan
dan pengembangan profesional.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh PLP. Faktor ini
merupakan faktor yang dapat mendukung atau menghambat pengembangan profesi
PLP. PLP dapat memanfaatkan faktor eksternal yang mendukung pengembangan
profesinya, diantaranya:
a. Kebijakan Pendidikan dan Regulasi: Kebijakan pemerintah dan regulasi dalam
pendidikan dapat memengaruhi tuntutan dan persyaratan yang diperlukan untuk 6
profesi manajer laboratorium pendidikan. Perubahan dalam regulasi keamanan
laboratorium, misalnya. dapat mempengaruhi tanggung jawab mereka.
b. Tuntutan Pasar Kerja: Perubahan dalam permintaan pasar kerja untuk manajer
laboratorium pendidikan, seperti peningkatan dalam teknologi atau metode
pembelajaran, dapat memengaruhi pengembangan profesional.
c. Perkembangan Teknologi: Kemajuan dalam teknologi laboratorium dan perangkat
lunak pendidikan dapat memengaruhi kemampuan manajer laboratorium untuk
mengikuti perkembangan industri.
d. Kemajuan Ilmiah dan Penelitian: Kemajuan dalam ilmu dan penelitian dalam
berbagai siplin ilmu dapat mempengaruhi kurikulum dan kebutuhan laboratorium,
yang pada gilirannya memengaruhi pengembangan profesional.
e. Tren Pendidikan: Perubahan dalam pendekatan pembelajaran dan tren
pendidikan dapat memerlukan manajer laboratorium untuk terus memperbarui
keterampilan mereka.
f. Kolaborasi dengan Industri: Hubungan dengan industri dan organisasi terkait
dapat memperluas kesempatan untuk pengembangan profesional dan kerjasama
dalam proyek- proyek yang berhubungan dengan laboratorium pendidik

Anda mungkin juga menyukai