Nim 21220100069
Mata kuliah Manajemen Laboratorium
Dosen pengampu Ade Taufik Hidayat,M.Pd
Tugas Resume materi pertemuan
Semester 5
BAB I
(Kelompok 1)
A. Pengertian pranata laboratorium
D. Type Laboratorium
1. Laboratorium ilmu dasar yang terdapat di sekolah pada jenjang pendidikan
menengah, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau
pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II, dan bahan yang
dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan siswa.
2. Laboratorium ilmu dasar yang terdapat di perguruan tinggi tingkat persiapan
(Semester I, II), atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan
dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II, dan bahan
yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan
mahasiswa.
3. Laboratorium bidang keilmuan terdapat di jurusan atau program studi, atau unit
pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan
fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan yang dikelola adalah
bahan kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan pendidikan, dan
penelitian mahasiswa dan dosen.
4. Laboratorium terpadu yang terdapat di pusat studi fakultas atau universitas, atau unit
pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan
fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan yang dikelola adalah
bahan kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa dan dosen.
Unsur dan sub unsur kegiatan PLP yang dapat dinilai angka kreditnya, terdiri atas:
Pendidikan Meliputi :
1) pendidikan formal dan memperoleh ijazah/gelar;
2) pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pengelolaan laboratorium serta
memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau sertifikat; dan
3) pendidikan dan pelatihan prajabatan.
4. Menjaga kehormatan diri dengan tidak melanggar nilai dan normal yang berlaku dalam
menjalankan tugasnya sebagai tenaga kependidikan.
5. Mengembangkan, meningkatkan mutu profesi sebagai laboran.
7. Membantu pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran dengan sikap tulus, ikhlas,
kreatif, komunikatif, inovatif,berpegang pada moral luhur dan profesional serta tidak
diskriminatif.
BAB II
(kelompok 2)
A. Manajemen
1. Pengertian manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan
dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen
itu. Jadi manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang
diinginkan.Untuk dapat mewujudkan tujuan yang diinginkan perlu dilakukan proses
pengaturan semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari man, money, methode,
material, machines dan market (6M).
2. Funsi manjemen
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Penegndalian
e. Pengadaan
B. Manajemen laboratorium
1. Definisi manajemen laboratorium
Manajemen Laboratorium adalah prosedur sistematik untuk mengumpulkan,
menyimpan, mempertahankan, mengolah, mengambil dan memvalidasi data yang
dibutuhkan oleh laboratorium tentang kegiatan pelayanannya untuk pengambilan
keputusan manajemen Manajemen Laboratorium yang sering di singkat “Lab”,
adalah tempat di lakukan riset (penelitian) ilmiah, experimen (percobaan)
pengukuran ataupun pelatihan ilmiah
Menurut depdiknas merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan,
pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian dan sebagainya dengan
menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas
dan kualitas yang memadai.
2. Tujuan manajemen laboratorium
a. Melaksanakan dan mengevaluasi strategi kerja Laboratorium secara efektif dan
efisien.
b. Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan mengkaji ulang proses serta melakukan
berbagai penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan di dalam
pelaksanaan strategikerja di Laboratorium
c. Senantiasa memperbaharui strategi yang kita rumuskan agar sesuai dengan
perkembangan lingkungan eksternal/kebutuhanpasar
d. Senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
peluang yang ada.
e. Senantiasa melakukan inovasi untuk mengembangkan Laboratorium.
3. Manajemen operasional laboratorium
Untuk mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangkat-perangkat
manajemen laboratorium, yaitu:
a.
b. Tata ruang h. Pengamanan laboratorium
c. Alat yang baik dan i. Disiplin yang tinggi
terkalibrasi j. Keterampilan SDM
d. Infrastruktur k. Peraturan dasar
e. Administrasi laboratorium l. Penanganan masalah umum
f. Organisasi laboratorium m. Jenis-jenis pekerjaan.
g. Inventarisasi dan keamanan
4. Organisasi laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta
susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab
tertinggi organisasi di dalam laboratorium adalah Kepala/Pimpinan Laboratorium.
Kepala/Pimpinan Laboratorium bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang
dilakukan dan juga bertanggung jawab terhadap seluruh peralatan yang ada.
1. Fasilitas Pendanaan
Ketersediaan dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium. Tanpa
adanya dana yang cukup, kegiatan operasional laboratorium akan berjalan tersendat-
sendat, bahkan mungkin tidak dapat beroperasi dengan baik.
2. Disiplin Tinggi
Pengelola laboratorium harus menerapkan disiplin yang tinggi pada seluruh
pengguna laboratorium agar terwujud efisiensi kerja yang tinggi. Kedisiplinan sangat
dipengaruhi oleh pola kebiasaan dan perilaku dari manusia itu sendiri.
3. Keterampilan
Pengelola laboratorium harus meningkatkan keterampilan semua tenaga
laboran/teknisi. Peningkatan keterampilan dapat diperoleh melalui pendidikan
tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus, pelatihan (workshop) maupun
magang di tempat lain.
4. Peraturan Umum
Beberapa peraturan umum untuk menjamin kelancaran jalannya pekerjaan di
laboratorium, dirangkum sebagai berikut:
a. Dilarang makan/minum di dalam laboratorium
b. Dilarang merokok, karena mengandung potensi bahaya seperti:
1) kontaminasi melalui tangan
2) ada api/uap/gas yang bocor/mudah terbakar
3) uap/gas beracun, akan terhisap melalui pernafasan
4) Dilarang meludah, akan menyebabkan terjadinya kontaminasi
5) Jangan panik menghadapi bahaya kebakaran, gempa, dan sebagainya.
6) Dilarang mencoba peralatan laboratorium tanpa diketahui cara
penggunaannya. Sebaiknya tanyakan pada orang yang kompeten.
7) Diharuskan menulis label yang lengkap, terutama pada bahan-bahan
kimia.
1. Rincian Kegiatan Masing-Masing Perangkat Manajemen Laboratorium Kegiatan yang
mencakup perangkat Manajemen Laboratorium ini terdiri dari tata ruang, alat yang
berfungsi dan terkalibrasi, infrastruktur laboratorium, administrasi laboratorium, dan
inventarisasi dan keamanan peralatan laboratorium
a. Tata Ruang
Laboratorium harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan baik.
Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada
pelaksanaan pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai:
1) pintu masuk (in)
2) pintu keluar (out)
3) pintu darurat (emergency-exit)
4) ruang persiapan (preparation room)
5) ruang peralatan (equipment-room)
6) ruang penangas (fume-hood)
7) ruang penyimpanan (storage -room)
8) ruang staf (staff-room)
9) ruang teknisi (technician-room)
10) ruang bekerja (activity-room)
11) ruang istirahat/ibadah
12) ruang prasarana kebersihan
13) ruang toilet
14) lemari praktikan (locker)
15) lemari gelas (glass-rack)
16) lemari alat-alat optik (opticals-rack) pintu jendela diberi kawat kasa, agar
serangga dan burung tidak dapat masuk
17) fan (untuk dehumidifier)
18) ruang ber-AC untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan tertentu.
b. Alat yang Berfungsi dan Terkalibrasi
Pengenalan terhadap peralatan laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap
petugas laboratorium, terutama mereka yang akan mengoperasikan peralatan
tersebut. Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi:
1) siap untuk dipakai (ready for use)
2) bersih
3) berfungsi dengan baik
4) terkalibrasi
c. Administrasi Laboratorium
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasiy ang ada di
laboratorium dengan memperhatikan beberapa hal-hal penting yang berpengaruh
pada proses di laboratorium klinik.
1) Inventarisasi peralatan laboratorium
2) Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat yang rusak, alat yang
dipinjam/dikembalikan
3) Surat masuk dan surat keluar
4) Daftar pemakai laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan
praktikum/penelitian
5) Daftar inventarisasi bahan kimia dan no kimia, bahan gelas dan sebagainya
6) Daftar inventarisasi alatalat meubelair (kursi, meja, bangku, lemari dsb)
7) Sistem evaluasi dan pelaporan untuk kelancaran administrasi yang baik.
Sebaiknyatiap laboratorium memberikan pelaporan secara periodik kepada
Atasannya/Pejabat yang ditunjuk
Evaluasi dan pelaporan dari kegiatan masing-masing diatas dapat dilakukan secara
teratur setiap semester atau sekali dalam setahun, tergantung pada kesiapan yang
ada agar semua kegiatan laboratorium dapat dipantau dan sekaligus dapat
digunakan untuk perencanaan laboratorium (misalnya penambahan alat-alat baru,
rencana pembiayaan/dana laboratorium yang diperlukan, perbaikan sarana &
prasarana yang ada, dsb). Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan rutin yang
berkesinambungan, karenanya perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara berkala
dengan baik dan teratur.
d. Inventarisasi dan Keamanan Laboratorium
Semua kegiatan inventarisasi harus memuat sumber dana darimana alat-alat ini
diperoleh/dibeli misalnya: dari suatu project tertentu, pemberian dari Luar Negeri
seperti Pemerintah Jepang (JICA), Proyek Hibah, dll. hal-hal yang harus
diperhatikan salah satunya:
1) Mencegah kehilangan dan penyalahgunaan
2) Mengurangi biaya-biaya operasional
3) Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilny
4) Meningkatkan kualitas kerja
5) Mengurangi resiko kehilangan
6) Mencegah pemakaian yang berlebihan
7) Meningkatkan Kerjasama
BAB III
(kelompok 3)
A. Latar Belakang
Komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses
pendidikan adalah komponen guru. Sebab guru (kepala laboratorium) merupakan
ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek
belajar. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun
lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan
guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna (Wina,
2006:14
B. Pengertian Laboratorium
Kata Laboratorium berasal dari bahasa Latin yang berarti “tempat bekerja”.
Dalam perkembangannya, kata laboratorium mempertahankan arti aslinya, yaitu
“tempat bekerja” khusus untuk keperluan penelitian ilmiah. Laboratorium adalah
suatu ruangan atau kamar tempat melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang
ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat serta adanya infrastruktur laboratorium
yang lengkap (ada fasilitas air, listrik, gas dan sebagainya). Sutara dan Sahromi
(1999), mengemukakan bahwa pengertian laboratorium dalam pengajaran
dimaksudkan sebagai kumpulan dari para praktikan yang melakukan pengamatan
percobaan atau penelitian atas pengelolaan asisten laboratorium atau pembimbing
penelitian. Laboratorium dapat menggunakan ruangan tertutup (laboratorium, rumah
kaca, kelas sendiri) atau menggunakan ruangan terbuka (kebun sekolah atau
lingkungan lain yang dapat digunakan sebagai sumber kegiatan belajar).
Menurut Permendiknas No. 26 Tahun 2008 tentang tenaga laboratorium terdiri
dari:
1. Kepala Laboratorium Sekolah (Komponen: kepribadian, sosial,
manajerial,profesional)
2. Teknisi Laboratorium Sekolah (Komponen: kepribadian, sosial,
administratif,profesional)
3. Laboran Laboratorium Sekolah (Komponen: kepribadian, sosial,
administratif,profesional)
C. Pengertian Kompetensi
Kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya
sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik
dengan sebaik-baiknya. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir
danbertindak. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru
akanmenunjukkan kualitas guru yang sebenarnya (Kunandar, 2011:52).
D. Kompetensi guru
1. Kompetensi pedagogic
istilah pedagogik bersal dari kata Yunani “Paedos”, yang berarti anak laki-laki,
dan “agogos” artinya mengantar,membimbing.
2. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak
mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan khususnya bagi peserta didik dan
umumnya untuk semua pihak yang berada di sekolah dan lingkungan sekitar.
3. Kompetensi professional
Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara
luas dan mendalam
4. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untukberkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali
peserta didik, dan masysrakat sekiar.
E. Kompetensi Manajer Laboratorium Pendidikan
Berdasarkan Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008, kepala laboratorium harus
memiliki empat kompetensi, yakni kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
kompetensi mana- jerial, dan kompetensi profesional. Sementara dalam Permendiknas
Nomor 19 Tahun 2007 disebutkan bahwa pengelolaan laboratorium dikembangkan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dilengkapi
dengan manual yang jelas sehingga tidak terjadi kekeliruan yang dapat menimbulkan
kerusakan.
1. Kompetensi manajerial
Istilah manajerial merupakan kata sifat yang berhubungan dengan
kepemimpinan dan pengelolaan. Kompetensi manajerial adalah
kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang Kepala Laboratorium
2. Kompetensi professional
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP 2006: 88)
kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep,
struktur dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren
dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalamkurikulum sekolah; (c)
hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; (d)penerapan konsep
keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara
profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan
budaya nasional.
BAB IV
(kelompok 4)
BAB V
(Kelompok 5)
A. Pendahuluan
Dalam dunia pendidikan, laboratorium menjadi salah satu elemen penting
yang mendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Untuk menjalankan
operasional laboratorium secara efektif, diperlukan adanya peran manajer
laboratorium pendidikan yang tidak hanya menguasai pengetahuan dan keterampilan
terkait, tetapi juga mampu mengoordinasikan dan mengelola laboratorium yang ada.
Oleh karena itu, pengembangan profesi manajer laboratorium pendidikan menjadi
aspek yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
BAB VI
(Kelompok 6)
Mathis (2002:5), yang memberikan definisi mengenai “Pelatihan adalah suatu proses
dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan
organisasi oleh karna itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan
dapat dipandang secara sempit ataupun luas”.
2. Pendidikan Informal
Pendidikan informal terjadi di luar lingkungan sekolah dan perguruan tinggi. Ini
bisa terjadi melalui pengalaman sehari-hari, interaksi sosial, atau melalui
pembelajaran mandiri. Contohnya termasuk pembelajaran melalui membaca,
mengikuti kursus online, atau belajar dari pengalaman sehari-hari.
3. Pendidikan Non-Formal
Pendidikan non-formal adalah bentuk pendidikan terstruktur namun tidak
formal. Ini mencakup program-program pelatihan dan kursus yang dirancang untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tertentu tanpa persyaratan formal
seperti yang ada di pendidikan formal.
4. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter mencakup pembelajaran nilai-nilai moral dan etika,
membantu siswa mengembangkan kepribadian yang baik, integritas, dan tanggung
jawab sosial.
5. Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif mencakup pendidikan untuk semua orang, termasuk anak-
anak dengan kebutuhan khusus. Tujuannya adalah memberikan pendidikan yang
setara dan akses untuk semua siswa, tanpa memandang latar belakang sosial,
ekonomi, atau kecacatan.
6. Pendidikan Teknologi
Dengan perkembangan teknologi, pendidikan juga melibatkan penggunaan
teknologi dalam proses pembelajaran dan pengajaran. Ini meliputi pembelajaran
online, penggunaan perangkat lunak pendidikan, dan teknologi pembelajaran terkini.
7. Pendidikan Lingkungan
Pendidikan lingkungan melibatkan pemahaman tentang masalah-masalah
lingkungan, keberlanjutan, dan tanggung jawab kita terhadap lingkungan alam.
8. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan mencakup pengetahuan tentang pola makan sehat,
olahraga, kesehatan mental, dan pencegahan penyakit.
9. Pendidikan Ekonomi
Pendidikan ekonomi melibatkan pemahaman tentang konsep ekonomi,
manajemen keuangan pribadi, dan pengetahuan tentang sistem ekonomi global.
10. Pendidikan Sosial dan Kebudayaan
Ini mencakup pemahaman tentang masyarakat, budaya, dan norma-norma sosial
yang membentuk masyarakat.
Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk individu dan masyarakat.
Melalui pendidikan, orang dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan pribadi dan berkontribusi pada kemajuan
sosial dan ekonomi masyarakat.
C. Ruang Lingkup Pelatihan
Pelatihan adalah proses sistematik yang dirancang untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku individu atau kelompok tertentu dalam
konteks tertentu. Ruang lingkup pelatihan sangat bervariasi dan dapat mencakup
berbagai bidang dan tujuan. Berikut adalah beberapa aspek yang termasuk dalam ruang
lingkup pelatihan:
1. Pelatihan Karyawan
2. Pelatihan Teknis
3. Pelatihan Keahlian Lunak
4. Pelatihan Pengembangan Manajemen
5. Pelatihan Penjualan dan Pemasaran
6. Pelatihan Keamanan
7. Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
8. Pelatihan Pengembangan Produk dan Inovasi
9. Pelatihan Keberlanjutan
10. Pelatihan Komunikasi Antarbudaya
11. Pelatihan Kewirausahaan
12. Pelatihan Penggunaan Teknologi
Ruang lingkup pelatihan sangat luas dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan
individu, organisasi, atau industri tertentu. Pelatihan yang efektif dapat meningkatkan
produktivitas, kinerja, dan kepuasan kerja, sambil membantu individu dan organisasi
bersaing dalam lingkungan yang terus berubah dan berkembang.
D. Perbedaan Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan memiliki tujuan yang berbeda meskipun keduanya
berfokus pada pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap individu. Berikut
adalah perbedaan utama antara pendidikan dan pelatihan:
1. Tujuan Utama
- Pendidikan
Tujuan utama pendidikan adalah mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan
pemahaman konsep yang mendalam dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Pendidikan membantu individu memahami dunia, mengembangkan pemikiran kritis,
dan memperoleh pengetahuan yang mendalam.
- Pelatihan
Tujuan utama pelatihan adalah mengajarkan keterampilan praktis dan spesifik yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan atau tugas tertentu dengan efektif. Pelatihan
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kerja, kinerja, dan produktivitas individu
dalam lingkungan kerja atau situasi tertentu.
2. Konteks
- Pendidikan
Pendidikan terutama terjadi di institusi-institusi pendidikan formal seperti sekolah,
perguruan tinggi, dan universitas. Pendidikan sering kali bersifat umum dan
mencakup berbagai mata pelajaran.
- Pelatihan
Pelatihan dapat terjadi di berbagai konteks, termasuk di tempat kerja, lembaga
pelatihan profesional, atau melalui program-program pelatihan khusus. Pelatihan
bersifat khusus dan fokus pada keterampilan yang diperlukan dalam situasi tertentu.
3. Kurikulum
- Pendidikan
Pendidikan memiliki kurikulum yang melibatkan berbagai mata pelajaran seperti
matematika, ilmu pengetahuan, sastra, seni, dan sebagainya. Kurikulum pendidikan
dirancang untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang berbagai topik.
- Pelatihan
Pelatihan memiliki program-program yang dirancang untuk mengajarkan
keterampilan teknis atau praktis tertentu. Pelatihan dapat berfokus pada keterampilan
seperti penggunaan perangkat lunak, teknik pemasaran, keahlian tukang, dan
sebagainya.
4. Hasil yang Diinginkan
- Pendidikan
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan pemikiran kritis, kreativitas, dan
pemahaman mendalam tentang dunia. Lulusan pendidikan diharapkan memiliki
pemahaman yang luas dan mendalam tentang berbagai konsep dan teori.
- Pelatihan
Pelatihan bertujuan untuk menghasilkan keterampilan praktis dan kemampuan yang
dapat diterapkan langsung dalam pekerjaan atau situasi tertentu.
BAB VII
(kelompok 7)
A. Pengertian
Laboratorium adalah suatu tempat untuk memberikan kepastian atau
menguatkan informasi, menentukan hubungan sebab akibat, menunjukkan gejala,
memverifikasi (konsep, teori, hukum, rumus) mengembangkan keterampilan proses,
membantu siswa belajar menggunakan metoda ilmiah dalam memecahkan masalah
dan untuk melaksanakan penelitian (Pella 1969) (Awitaningsih,et al., 2012).
Laborotium dapat digunakan di sekolah sebagai salah satu metode pembelajaran.
BAB VIII
(krlompok 8)
A. Pengertian
BAB IX
(Kelompok 9)
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh PLP. Faktor ini
merupakan faktor yang dapat mendukung atau menghambat pengembangan profesi
PLP. PLP dapat memanfaatkan faktor eksternal yang mendukung pengembangan
profesinya, diantaranya:
a. Kebijakan Pendidikan dan Regulasi: Kebijakan pemerintah dan regulasi dalam
pendidikan dapat memengaruhi tuntutan dan persyaratan yang diperlukan untuk 6
profesi manajer laboratorium pendidikan. Perubahan dalam regulasi keamanan
laboratorium, misalnya. dapat mempengaruhi tanggung jawab mereka.
b. Tuntutan Pasar Kerja: Perubahan dalam permintaan pasar kerja untuk manajer
laboratorium pendidikan, seperti peningkatan dalam teknologi atau metode
pembelajaran, dapat memengaruhi pengembangan profesional.
c. Perkembangan Teknologi: Kemajuan dalam teknologi laboratorium dan perangkat
lunak pendidikan dapat memengaruhi kemampuan manajer laboratorium untuk
mengikuti perkembangan industri.
d. Kemajuan Ilmiah dan Penelitian: Kemajuan dalam ilmu dan penelitian dalam
berbagai siplin ilmu dapat mempengaruhi kurikulum dan kebutuhan laboratorium,
yang pada gilirannya memengaruhi pengembangan profesional.
e. Tren Pendidikan: Perubahan dalam pendekatan pembelajaran dan tren
pendidikan dapat memerlukan manajer laboratorium untuk terus memperbarui
keterampilan mereka.
f. Kolaborasi dengan Industri: Hubungan dengan industri dan organisasi terkait
dapat memperluas kesempatan untuk pengembangan profesional dan kerjasama
dalam proyek- proyek yang berhubungan dengan laboratorium pendidik