KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan rahmat Tuhan yang maha Esa dan karunia-Nya kami mampu
menyelesaikan tugas resume bahasa Indonesia.
Dalam penyusunan tugas ini tentu memiliki banyak sekalai referensi yang
terkait dengan materinya. Maka dengan demikian, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan memberikan informasi baru kepada kita.
Namun, kami juga sadar akan adanya kekurangan yang terdapat pada tugas
ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan atas saran dan kritik dari
semuanya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I.............................................................................................................................
PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. LATAR BELAKANG....................................................................................
B. TUJUAN PENULISAN..................................................................................
BAB II...........................................................................................................................
A. Pengertian Bahasa...........................................................................................
B. Perkembangan bahasa.....................................................................................
BAB III........................................................................................................................
PENULISAN KATA...................................................................................................
A. Kata dasar......................................................................................................
B. Kata berimbuhan...........................................................................................
C. Bentuk ulang.................................................................................................
D. Gabungan kata..............................................................................................
E. Kata depan....................................................................................................
F. Partikel..........................................................................................................
G. Singkatan dan Akronim................................................................................
H. Angka dan Bilanagan....................................................................................
I. Kata ganti ku-, kau-, -mu, dan -nya..............................................................
J. Kata sandang si dan sang..............................................................................
3
BAB V.........................................................................................................................
A. Pengertian Kata.............................................................................................
B. Fungsi Kata...................................................................................................
C. Prinsip Pemilihan Kata.................................................................................
D. Jenis dan Makna Kata...................................................................................
4
KALIMAT...................................................................................................................
A. Pengertian Kalimat........................................................................................
B. Unsur Kalimat...............................................................................................
C. Pola Kalimat..................................................................................................
D. Jenis Kalimat.................................................................................................
E. Kalimat Efektif..............................................................................................
F. Syarat kalimat Efektif...................................................................................
G. Teknik Menyusun Kalimat Efektif...............................................................
H. Mengidenfisikan Kalimat Tidak Efektif.......................................................
BAB IX PENUTUP.....................................................................................................
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Oleh karena itu, dalam penulisan tugas ini saya memuat beberapa materi
yang mesti kita ketahui agar kita mampu membuat, merangkai, dan
mengaplikasikan bahasa dengan baik. dalam penyusunan tugas ini saya memulai
semuanya dengan literasi dari buku “ BAHASA INDONESIA teori dan praktik
berbasis PUEBI” yang di susun oleh “Ujang Hidayatulloh, S.IP., M.Si.” sebagai
Dosen pembingbing kami.
Dengan adanya resum ini saya mampu mengetahui hal-hal yang berkaitan
dengan bahasa, yang mana bahasa itu sendiri mencerminkan orang yang
berbahasa.
Perlu kita ketahui juga, di Indonesia itu sendiri memiliki bahasa yang
berbeda-beda hingga pada akhirnya bahasa Indonesia mulai dikukuhkan di negara
ini sebagai bahasa nasional.
B. TUJUAN PENULISAN
BAB II
A. Pengertian Bahasa
Karena itu pengembangan dan pembinaan bahasa hanya akan berhasil jika
didasari tata nilai yang hidup di dalam berbagai lapusan masyarakat.
B. Perkembangan bahasa
2. Periode abad XV
Pada permulaan abad ini, merupakan abad pujangga Abdullah bin Abdul
Kadir Mursi yang berasal dari arab.
5. Periode abad XX
BI = BM + x-y
Keterangan
BI = bahasa Indonesia
BM = bahasa melayu
Pada tahun ini disusunla ejaan resmi bahasa melayu oleh Ch A. van
Ophuysen, dimuat dalam kitab logat melayu, ini berarti menetapkan kedudukan
bahasa melayu oleh gubernur belanda.
Dalam penyusunan UUD 1945, bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa
melayu ditetapkan sebagai bahasa negara.
BAB III
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa
dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia, suku Dayak, bahasa Sunda.
Catatan: nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa jangan dipakai sebagai
bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya: pengindonesiaan kata asing, keinggris-inggrisan, kejawa-
jawaan.
Mandi di sungai
Berenang di danau
Bermain ke gunung
b. Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis
tidak ditulis dengan huruf kapital. Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima), kacang bogor (Voandzeia
subterranean), nangka belanda (Anona muricate), ubi cilembu, gula
jawa, kunci inggris.
Contoh berikut yang bukan nama jenis.
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik
Yogyakarta, dan batik Madura.
Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea,
film Jepang, dan film Indonesia.
9. Huruf kapital dipakai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, organisasi, badan,
atau dokumen. Misalnya: Republik Indonesia; Majlis Permusyawaratan
Rakyat; Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata di dalam judul
buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar.
Misalnya: tulisan ini dimuat dalam buku Bahasa dan Sastra, Dia agen
surat kabar Sinar Pembanggunan, Ia menyajikan makalah “Penerapan
Asas-Asas Hukum Perdata”.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan. Misalnya:
S.H. sarjana hukum
S.K.M. sarjana Kesehatan masyarakat
S.S. sarjana sastra
M.A. master of arts
M.Hum magister humaniora
M.Si. magister sains
K.H. kiyai haji
14
Hj. hajah
Tb. tubagus
Dr. doctor
Prof. professor
Sdr. Saudara
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan
kekerabatan. Misalnya: “Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan
Catatan:
a. Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau
pengacuan.
b. Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital
B. Huruf miring
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majlah, atau
nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar
Pustaka. Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau menkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat. Misalnya:
Huruf terakhir kata ini adalah i.
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan!
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa
daerah atau bahasa asing. Misalnya:
Ungkapan bhineka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia.
Catatan:
a. Nama diri seperti nama orang, Lembaga atau organisasi, dalam
bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring
dan untuk kata asing yang dikutip langsung.
b. Dalam naskah tulisan tangan bagian yang dicetak miring ditandai
dengan garis bawah.
15
BAB IV
PENULISAN KATA
A. Kata dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya: kantor pajak penuh sesak,
Saya perlu ke sekolah, buku ini sangat mahal.
B. Kata berimbuhan
C. Bentuk ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) diantara unsur-
unsurnya. Misalnya: anak-anak, lauk-pauk, berjalan-jalan, ramah-tamah, sayur-
mayur, terus-menerus, mencari-cari, mondar-mandir, porak-poranda, serba-serbi.
Catatan:
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama. Misalnya:
D. Gabungan kata
1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, ditulis terpisah. Misalnya:
duta besar orang tua
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurya. Misalnya:
anak-istri pejabat anak istri-pejabat
3. Gabungan kata yang penulisannya terpisa tetap ditulis terpisah jika
mendapat awalan atau akhiran. Misalnya:
bertepuk tangan menganak sungai
4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis
serangkai. Misalnya:
dilipatgandakan menggarisbawahi
5. Gabungan kata yang suda padu ditulis serangkai. Misalnya:
acapkali ulubalang radioaktif
adakalanya kacamata saptamarga
apalagi kasatmata saputangan
E. Kata depan
Kata depan, seperti di, ke, dan, dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya. Misalnya:
17
F. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tuh ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Misalnya:
Bacalah buku itu dengan baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya;
Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya
dengan bijaksana.
3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya. Misalnya:
Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 januari
1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau
lebih.
a. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu. Misalnya:
M.Si magister sains
Sdr. saudara
S.Kom. sarjana komunikani
S.Sos. sarjana sosial
b. Singkatan yang terdiri atas:
1) huruf awal setiap nama Lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, Lembaga Pendidikan, badan atau oranisasi,
serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital
tanpa tanda titik. Misalnya:
NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
18
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sbagai lambang bilangan atau
nomor:
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu, atau dua kata
ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam
perincian . Misalnya:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali
Koleksi perpustakaan itu lebi dari satu juta buku
2. Bilangan pada awal kalimat:
a. Ditulis dengan huruf. Misalnya:
Tiga pemenang sayembara itu di undang ke Jakarta
Catatan;
Penulisan berikut dihindari:
3 pemenang sayembara itu di undan ke Jakarta
b. Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan
satu atau dua kata, susunan kalimatnya diubah. Misalnya:
Panitia mengundang 250 orang peserta. Di lemari itu tersimpan 25
naskah kuno.
Catatan:
Penulis berikut di hindari:
250 orang peserta diundang panitia.
2a5 naskah kuno tersimpan di lemari itu.
20
11. Penulisan bilangan yang dilambamgkan dengan angka dan diikuti huruf
dilakukan seperti berikut. Misalnya:
Bukti pembelian seharga Rp. 5.000.000.00 (lima juta rupiah) ke atas harus
dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban
12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis sebagai
berikut.
Misalnya:
Kelapadua Kotonanampek Rajaampat Simpanglima Tigaraksa
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya:
BAB V
1.2 Ilustrasi
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
2. Patokan Khusus
Catatan:
23
1) Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung
dalam suatu perincian.
2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digital yang lebih dari stu
angka (seperti pada 2b)
3) Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau ang- ka terakhir dalam
penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul, bagan,
grafik, atau gambar.
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan jam, menit, dan detikyang
menunjukan waktu atau janka waktu. Misalnya:
01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
4. Tanda titik dipakai dalam daftar Pustaka di antara nama penulis,
tahun,judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda
seru), dan tempat terbit. Misalnya:
Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang menunjukan jumlah. Misalnya:
Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau
Catatan:
1) Berkewarganegaraan Indonesia;
2) Memiliki prestasi di bidang akademik maupun non-akademik:
3) Telah menghafal al-qur’an minimal 2 juz;
4) Bersedia mengikuti pembelajaran secara virtual maupun non-virtual;
5) Berbadan sehat dan cakap dalam berbicara; dan
6) Harus mengikuti ekstakurikuler yang tersedia di kampus minimal 2
bidang.
3. Tanda titik komadipakai untuk memisahkan baian-bagian pemerincian
dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma. Misalnya:
Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaos; pisang, apel,
dan jeruk.
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan. Misalnya:
Mereka memerlukan perabot sekolah: kursi, meja, dan computer.
2. Tanda titik dua dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Misalnya:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
a. Persiapan
b. Pengumpulan data
26
c. Pengelohan data
d. Pelaporan
3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Misalnya:
Ketua : Ahmad Wijaya
Sekertaris : Siti Aryani
Bendahara : Aulia Arimbi
4. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukan pelaku dalam percakapan. Misalnya:
Ibu : ”Bawa koper ini,Nak!”
Amir : “Baik, Bu.”
Ibu : “Jangan lupa, letakkan baik-baik!”
5. Tanda titik dua dipakai diantara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b)
surah dan ayat dalam kitab suci, (c) nama kota dan penerbit dalam daftar
pustaka. Misalnya:
1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh
pengganti baris. Misalnya:
Di samping cara lama, diterapkan juga cara baru ….
Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rumput laut.
2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang. Misalnya:
anak-anak berulang-ulang
3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan dan tahun yang
dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja
satu-satu. Misalnya:
11-11-2013
p-a-n-i-t-i-a
27
Catatan:
Tanda hubung tiadak dipakai di antara huruf dan angka jika angka
tersebut melambangkan jumlah huruf. Misalnya:
1. Tanda pisah dapat sipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat
yang memberi penjelasan di luara bangun kalimat. Misalnya:
28
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan ketidakpercayaan, atau
emosai yang kuat. Misalnya: Merdeka! Masa! Dia bersikap
seperti itu?
1. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau
kutipan ada bagian yang dihilangkan. Misalnya:
Penyebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
…, lain lubuk lain ikannya.
Catatan:
Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (Jumlah titik
empat buah)
2. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam
dialog. Misalnya:
“Menurut saya … seperti … bagaimana, Bu?”
Catatan:
Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (Jumlah titik
empat buah)
1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan terulis lainnya. Misalnya
“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.
2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron,
artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Misalnya:
Sajak”Aku”terdapat pada halaman 125 buku itu.
3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah illmiah yang kurang dikenal
atau kata yang mempunyai arti khusus. Misalnya:
3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaanya
di dalam teks dapat di munculkan atau dihilangkan. Misalnya:
Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Trans Jakarta.
4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan
sebagai penanda pemerincian. Misalnya:
Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi,
dan (c) tenaga kerja.
1. Tanda kurung siku dapat dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau
kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain. Misalnya:
Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan ] Republik Indonesia
dirayakan secara khidmat.
2. Tanda kurung siku dapat dipakai untuk mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung. Misalnya:
3. Persamaan kedua proses itu (perbedaanya dibicarakan di dalam Bab
II[lihat halaman 35-38] perlu dibentangkan di sini.
1. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamt, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya 7/PK/II/2013 Jlan Kramat III/10 tahun ajaran 2012/2013
31
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau serta stiap.
Misalnya:
mahasiswa/mahasiswi ‘mahasiswa dan mahasiswi’
3. Tanda garis miring dipakai mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di
dalamnaskah asli yang di tulis orang lain. Misalnya:
Dia sedang menyelesaikan/h/utangnya du bank.
BAB VI
Dalam literatur fungsi bahasa bagi setiap orang ada 4 (empat) yaitu: 1) alat
untuk berkomunikasi, 2) mengekspresikan diri, 3) berintegrasi dan adptasi social,
4) control social
BAB VII
A. Pengertian Kata
B. Fungsi Kata
Bahasa standar adalah semacam dialek kelas dan dapat dibatasi sebagai tutur
dari mereka yang mengenyam kehidupan ekonomis atau menduduki status
social yang cukup dalam suatu masyarakat.
Kata ini dipakai untuk pertemuan bahasa resmi dalam diskusi-diskusi yang
khusus dan dalam diskusi ilmiah.
c) Kata Percakapan
Kata percakapan adalah kata yang biasa dipakai dalam percakapan pergaulan
orang-orang terdidik, pengertian percakapan disini sama dengan tidak boleh
disejajarkan dengan bahasa yang tidak benar, tidak terpelihara dan tidak
disenangi serta biasa dipakai oleh golongan terpelajar.
d) Bahasa artifisial
Artifisial adalah bahasa yang disusun secaara seni, fakta, dan pernyataan-
pernyataan yang sederhan diungkap dengan sederhana langsung.
Relasi dalam setiap bahasa termasuk bahasa Indonesia, sering kita temui adanya
hubungan kemaknaan atau relasi semantic antara sebuah kata dengan satuan
bahasa lain dengan makna bahasa lainnya anatara lain:
a) Sinonim
b) Antonim
c) Homonim, homofon, homograf
d) Polisemi
e) Ambiguitas
36
1. Idiom dengan badan, misalnya: Hati kecil = maksud yang sebenarnya, kepala
angin = bodoh.
2. Idiom dengan kata indera. Misalnya: Besar kepala = sombong
3. Idiom dengan warna Misalnya: Merah telinga = marah sekali
37
BAB VIII
KALIMAT
A. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kalimat yang
dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan
terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh baik secara lisan maupun tulisan,
kalimat di ucapkan dengan suara naik turun, keras lembut disela jeda dan diakhiri
dengan intonasi.
B. Unsur Kalimat
Suatu kalimat dinyatakan sempurna Jika memiliki dua unsur yaitu subjek dan
predikat. Adapun unsur lain adalah objek dan keterangan (S-P-O-K). Objek
penyerta atau penderita.
C. Pola Kalimat
a. SP = Nisa tidur
b. SPO = Ayah makan bakso
c. SPPel = Cincinnya bertahtakan berlian
d. SPK = Seli konser di mesir
e. SPOPel = Saya sedang mencarikan Adi pekerjaan
f. SPOPelK = Saya mengiri Ibu saya setiap hari
g. SPOK = Susan minum susu setiap hari
h. SPPelK = Ia Bahagia tersenyum ketika dapat informasi
D. Jenis Kalimat
1. Kalimat berita
merupakan kalimat yang bertujuan untuk menyampaikan suatu informasi
39
2. Kalimat tanya
Merupakan kalimat digunakan untuk mencari tahu suatu informasi atau
jawaban atau respon dari lawan bicara
3. Kalimat retorasi
Kalimat Retoris adalah kalimat yang memiliki makna dan tidak
memerlukan jawaban.
4. Kalimat perintah
Kalimat yang merupakan kalimat yang bertujuan untuk memberikan
perintah kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.
5. Kalimat ajakan
Kalimat ajakan digunakan untuk mengungkapkan perasaan.
6. Kalimat permintaan
Kalimat permintaan merupakan kalimat ajakan yang diperhalus dengan
menggunakan kata mohon, harap.
7. Kalimat perjanjian
Kalimat perjanjian adalah kalimat yang menyatakan persyaratan dan harus
dipenuhi kalimat perjanjian disebut juga kalimat persyaratan.
8. Kalimat pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenal pekerjaan atau
tidakan.
9. Kalimat aktif
Kalimat aktif merupakan kalimat di mana unsur subjek di dalamnya
melakukan suatu tindakan (pekerjaan).
10. Kalimat verbal
Kalimat verbal merupakan suatu kalimat yang predikatnya berupa kata
kerja.
11. Kalimat nominal
Kalimat nominal yaitu kalimat yang predikatnya berupa kata benda,
keterangan, ataupun kalimat sifat.
12. Kalimat penghargaan
Kalimat yang berisi penghargaan terhadap sesuatu.
40
E. Kalimat Efektif
1. Koherensi
Koherensi adalah keterpaduan dalam sebuah paragraph, akan
terpenuhi apabila kalimat-kalimat yang Menyusun paragraph itu terjadi
secara logis dan gramatikal.
Ciri-ciri koherensi:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara
berpikir yang tidak simetris
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek+agen+verbalsecara
tertib dalam kalimat pasif persona.
2. Kesatuan
Setiap kalimat yang baik harus jelas dan memperlihatkan kesatuan
gagasan yang mengandung satu ide pokok. Bisa jadi kesatuan gagasan itu
terbentuk dari dua gagasan atau lebih. Kesatuan itu bermacam-macam
antara lain kesatuan tunggal, kesatuan gabungan, dan kesatuan yang
mengandung pertentangan.
3. Kepararelan
Kepararelan adalah kesamaan bentuk yang digunakan dalam
kalimat itu. Artinya, kalua bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk
42
BAB IX PENUTUP
A. KESIMPULAN
bahasa adalah alat komunikasi dan penting bagi kita untuk mempelajarinya
agar kita mampu menggunakan bahasa dengan baik.