[TOOL BOX]
Dosen Pengampu :
FAKULTAS TEKNIK
2021
1. TUJUAN
2. LATAR BELAKANG
Manajemen laboratorium yang baik dan teratur tidak hanya memberikan manfaat
bagi pengajaran dan proses belajar tetapi merupakan kebanggaan bagi pengelola. Jika
pengelolaan laboratorium tidak dilakukan dengan baik, maka masalah seperti peralatan
dan mesin yang rusak dan tidak memadai, pemborosan bahan, masalah dalam
penyimpanan alat dan kecelakaan dapat terjadi, sehingga dapat menyebabkan
peningkatan penggunaan dana/ keuangan menjadi tidak seperti apa yang direncanakan
sebelumya (Asnain, 2013).
Laboratorium yang ada di Gedung Teknik Elekro UNJ masih belum tersedianya
sistem informasi yang mengakomodir administrasi inventori peralatan yang tersedia,
informasi kondisi alat yang masih baik, sudah rusak atau memerlukan perawatan,
ketersediaan, kekurangan dan kebutuhan peralatan di laboratorium, peminjaman dan
pengembalian alat serta pelaporannya masih direkam secara manual.
Untuk itu makalah yang kami buat bertujuan untuk mengingkatkan dan
mengembangkan labolatoritum bengkel mekanik untuk pembuatan Tool Box
1. Batasan Masalah
Pengembangan labolatorium dengan cara membuat Tool box supaya labolatorium
berproduksi.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen laboratorium?
2. Apa yang di maksud dengan Tool Box ?
i
5. Bagaimana Cara pemasaran Tool Box ?
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen laboratorium yang baik dan teratur tidak hanya memberikan manfaat bagi
pengajaran dan proses belajar tetapi merupakan kebanggaan bagi pengelola. Jika pengelolaan
laboratorium tidak dilakukan dengan baik, maka masalah seperti peralatan dan mesin yang rusak
dan tidak memadai, pemborosan bahan, masalah dalam penyimpanan alat dan kecelakaan dapat
terjadi, sehingga dapat menyebabkan peningkatan penggunaan dana/ keuangan menjadi tidak
seperti apa yang direncanakan sebelumya (Asnain, 2013).
Laboratorium yang ada di Gedung Teknik Elekro UNJ masih belum tersedianya sistem
informasi yang mengakomodir administrasi inventori peralatan yang tersedia, informasi kondisi
alat yang masih baik, sudah rusak atau memerlukan perawatan, ketersediaan, kekurangan dan
kebutuhan peralatan di laboratorium, peminjaman dan pengembalian alat serta pelaporannya
masih direkam secara manual. Permasalahan yang terjadi pada saat praktikum di laboratorium
adalah masalah ketersediaan peralatan yang digunakan untuk menunjang kegiatan praktikum.
Praktikum membutuhkan semua peralatan yang diperlukan. Pranata labratoratorium
berkewajiban memonitor semua peralatan yang diperlukan, sehingga ketersediaannya tercukupi
pada saat dibutuhkan. Apabila persediaan peralatan tersebut tidak tercukupi, maka akan
mengganggu kegiatan praktikum, dengan demikian pengelola harus mempunyai rekapitulasi
penggunaan peralatan tersebut, sehingga dapat dijadikan acuan untuk pengadaan dan laporan
pertanggungjawaban kepada atasan.
1
Makalah ini kami akan mendiskusikan sesuai dengan judul makalah yaitu “Meningkatkan
Kualitas Laboratorium Untuk Berproduksi Dan Dapat Melayani Praktik Mahasiswa”, kami akan
mendiskusikan terkait bagaimana meningkatkn kualitas laboratorium Teknik Elektro UNJ dan
dapat melayani mahasiswa yang melakukan praktik dan menggunakan laboratorium tersebut.
Rumusan masalah yang dapat diidentifikasi berdasarkan latar belakang yang telah
ditentukan diatas yaitu.
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen laboratorium?
2. Apa saja komponen manajemen operasional laboratorium?
3. Bagaimana rincian kegiatan dari masing-masing perangkat manajemen laboratorium
4. Bagaimana prosedur dan mutu laboratorium yang baik ?
5. Bagaimana meningkatkan kualitas laboratorium untuk berproduksi dan dapat melayani
praktik mahasiswa ?
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diambil, maka dapat diidentifikasi terkait
tujuan penulisan yaitu.
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen laboratorium.
2. Untuk mengetahui apa saja komponen manajemen laboratorium operasional
laboratorium.
3. Untuk mengetahui bagaimana rincian kegiatandari masing-masing perangkat manajemen
laboratorium.
4. Untuk memahami prosedur dan mutu laboratorium yang baik.\
5. Untuk mengetahui cara meningkatkan kualitas laboratorium untuk berproduksi dan dapat
melayani praktik mahasiswa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
terbuka. Dengan demikian, manajemen laboratorium adalah suatu proses kegiatan
menggerakkan sekelompok orang, keuangan, peralatan, fasilitas, serta segala objek fisik lainya
dengan efektif serta efisien agar mencapai tujuan ataupun sasaran tertentu yang diharapkan
secara optimal.
1. Perencanaan
Merupakan pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang semua kegiatan yang harus
dilakukan, langkah-langkah, metode, sdm, tenaga, serta dana yang dibutuhkan agar
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2. Penataan alat serta bahan
Merupakan suatu proses pengaturan alat ataupun bahan di laboratorium agar tertata
dengan baik dan bila membutuhkannya kita dapat mencarinya dengan mudah.
3. Pengadministrasian laboratorium
Adalah suatu proses pencatatan ataupun investarisasi fasilitas serta aktifitas laboratorium.
Dengan pengadministrasian yang tepat maka semua fasilitas serta aktifitas laboratorium
dapat teroganisi dengan sistmatis.
4. Pengamanan, perawatan, serta pengawasan
Di manajemen laboratorium, dalam hal ini berkaitan dengan manajemen mutu, harus kita
desain agar sealu memperbaiki efektifitas serta efisiensi kerjanya, disamping harus
mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan dalam laboratorium.
Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan
pemakaian laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa
fasilitas umum dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan
oleh semua pemakai Laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran
listrik dan gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelar, contohnya meja siswa/mahasiswa,
4
meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, ruang timbang, lemari asam,
perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dan lain-lain. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
manajemennya adalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan penggunaan
laboratorium. Pentingnya pengelolaan laboratorium mencakup hal:
5
menghasilkan karya-karya ilmiah yang membanggakan, yang tak dapat dihasilkan oleh
institusi lainnya. Sehingga bagi sekolah, perguruan tinggi yang bermutu, laboratorium
menjadi bagian yang dikedepankan untuk mencapai tujuan pendidikan (Richard, 2013:20-23).
1. Tata Ruang
Laboratorium harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan baik. Tata
ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan
pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai: pintu masuk (in), pintu keluar (out),
pintu darurat (emergency-exit), ruang persiapan (preparationroom), ruang peralatan
(equipment-room), ruang penangas (fumehood), ruang penyimpanan (storage-room),
ruang staf (staff-room), ruang teknisi (technician-room), ruang bekerja (activity-room),
ruang istirahat/ibadah, ruang prasarana kebersihan, ruang toilet, lemari praktikan (locker),
lemari gelas (glass-rack), lemari alat-alat optik (opticals-rack), pintu jendela diberi kawat
kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk, fan (untuk dehumidifier), ruang ber-
AC untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan tertentu. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tata ruang merupakan pusat aktivitas didalam laboratorium.
2. Alat yang baik dan terkalibrasi
Peralatan dalam kondisi yang baik dan memiliki ketepatan dalam mengukur (kalibrasi).
Setiap peralatan yang akan dioperasikan harus memiliki kodisi siap untuk dipakai, bersih,
berfungsi dengan baik, dan terkalibrasi. Peralatan yang ada juga harus disertai dengan
buku petunjuk pengoperasian (manual-operation). Hal ini untuk mengantisipasi
terjadinya kerusakan, dimana buku manual merupakan acuan untuk perbaikan
seperlunya. Teknisi laboratorium yang ada harus senantiasa berada di tempat, karena
setiap kali peralatan dioperasikan ada kemungkinan alat tidak berfungsi dengan baik.
Beberapa peralatan yang dimiliki harus disusun secara teratur pada tempat tertentu,
berupa rak atau meja yang disediakan. Peralatan digunakan untuk melakukan suatu
kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu. Karenanya
alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar sewaktu-waktu dapat digunakan.
3. Infrastruktur Laboratorium
6
Infrastruktur laboratorium ini meliputi:
o Sarana Utama
Mencakup bahasan tentang lokasi laboratorium, konstruksi laboratorium dan
sarana lain, termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis meja kerja/pelataran, jenis
atap, jenis dinding, jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, kamar
penangas, jenis pembuangan limbah, jenis ventilasi, jenis AC, jenis tempat
penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, jenis alat optik, jenis timbangan dan
instrumen yang lain, kondisi laboratorium, dan sebagainya.
o Sarana Pendukung
Mencakup bahasan tentang ketersediaan energi listrik, gas, air, alat komunikasi,
dan pendukung keselamatan kerja seperti pemadam kebakaran, hidran dsb.
7
bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan dan juga bertanggung jawab
terhadap seluruh peralatan yang ada. Para anggota laboratorium yang berada di bawah
Kepala Laboratorium juga harus sepenuhnya bertanggung jawab terhadap semua
pekerjaan yang dibebankan padanya. Untuk mengantisipasi dan menangani kerusakan
peralatan diperlukan Dalam pengelolaan laboratorium dibutuhkan personalpersonal yang
memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing.
1. Semua kegiatan inventarisasi harus memuat sumber dana darimana alat-alat ini
diperoleh/dibeli, misalnya: pendanaan internal, hibah atau sumbangan.
2. Keamanan/security peralatan laboratorium ditujukan agar peralatan laboratorium
tersebut harus tetap berada di laboratorium. Jika peralatan dipinjam harus ada
jaminan dari si peminjam. Jika hilang atau dicuri, harus dilaporkan kepada kepala
laboratorium.
8
Tujuan yang ingin dicapai dari inventarisasi dan keamanan adalah:
1. Kode alat/bahan
2. Nama alat/bahan
3. Spesifikasi alat/bahan (merk, tipe, dan pabrik pembuatan)
4. Sumber pemberi alat dan tahun pengadaan
5. Jumlah atau kuantitas
6. Kondisi alat, baik atau rusak
9
8. Format C3 : Daftar penerimaan/ pengeluaran alat
9. Format C4 : Daftar usulan/ permintaan alat
10. Format D1 : Kartu zat
11. Format D2 : Daftar zat
12. Format D3 : Daftar penerimaan/pengeluaran zat
13. Format D4 : Daftar usulan/permintaan zat
1. Pakailah jas laboratorium saat berada dalam ruang pemeriksaan atau di ruang
laboratorium. Tinggalkan jas laboratorium di ruang laboratorium setelah selesai
bekerja.
2. Cuci tangan sebelum pemeriksaan.
10
3. Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kaca mata dan sepatu
tertutup).
4. Semua specimen harus dianggap infeksius (sumber penular), oleh karena itu harus
ditangani dengan sangat hati-hati.
5. Semua bahan kimia harus dianggap berbahaya, oleh karena itu harus ditangani
dengan hati-hati.
6. Tidak makan, minum dan merokok di dalam laboratorium.
7. Tidak menyentuh mulut dan mata pada saat sedang bekerja.
8. Tidak diperbolehkan menyimpan makanan di dalam lemari pendingin yang
digunakan untuk menyimpan bahan-bahan klinik atau riset.
9. Tidak diperbolehkan melakukan pengisapan pipet melalui mulut gunakan
peralatan mekanik (seperti penghisap karet) atau pipet otomatis.
10. Tidak membuka sentrifuge sewaktu masih berputar.
11. Menutup ujung tabung penggumpal darah dengan kertas atau kain, atau jauhkan
dari muka sewaktu membuka.
12. Bersihkan semua peralatan bekas pakai dengan desinfektans larutan klorin 0,5 %
dengan cara merendam selama 20-30 menit.
13. Bersihkan permukaan tempat bekerja atau meja kerja setiap kali selesai bekerja
dengan menggunakan larutan klorin 0,5 %.
14. Pakai sarung tangan rumah tangga sewaktu membersihkan alat-alat laboratorium
dari bahan gelas.
15. Gunakan tempat antitembus dan antibocor untuk menempatkan bahan-bahan yang
tajam.
16. Letakkan bahan-bahan limbah infeksi di dalam kantong plastik atau wadah
dengan penutup yang tepat.
17. Cuci tangan dengan sabun dan beri desinfektan setiap kali selesai bekerja.
11
baik maka mahasiswa dapat melakukan praktek dengan baik pula. Panduan mutu
Laboratorium tercantum didalam ISO 17025. ISO 17025 merupakan seperangkat
persyaratan yang digunakan laboratorium untuk menunjukkan bahwa laboratorium
mengoperasikan sistem manajemen mutu secara teknis dengan kompetensi yang sesuai
untuk melakukan pekerjaan yang mereka lakukan. Panduan mutu 17025 menetapkan
standar. Ketika mengimplementasikan SNI ISO/IEC 17025, laboratorium akan
menghadapi banyak tantangan sejak pertama kali program diinisiasi. Namun, setelah
tantangan tersebut dipahami dan diketahui akar penyebabnya, masalah yang muncul lebih
mudah untuk diatasi. Tantangan tersebut muncul karena penerapan sistem mutu
membutuhkan pengeloaan perubahan sistem yang melibatkan semua personel dan
terkadang menuntut adanya perubahan paradigma total bagi seluruh sivitas laboratorium.
12
2.5 Meningkatkan kualitas laboratorium untuk berproduksi
Laboratorium di Teknik Elektro UNJ terdiri dari Lab Bengkel mekanik, Lab Instalasi
Komersil, Lab Instrumen dan lain-lain. Lab tersebut akan kami rencanakan menjadi Lab yang
berproduksi atau di jadikan industri supaya laboratorium tersebut dapat menghasilkan uang
dengan bantuan alat-alat yang akan di gunakan untuk jasa-jasa yang di perlukan ketika. Rencana
yang akan kami manfaatkan laboratorium untuk dijadikan tempat produksi atau menghasilkan
uang yaitu :
13
ketersediaan dan kondisi alat dan bahan, serta membuat jadwal/agenda
penggunaan laboratorium.
3. Sekretaris Laboratorium menerima dan memproses permohonan penggunaan
laboratorium dan menyelesaikan administrasi pembiayaannya.
4. Koordinator Laboratorium memberikan persetujuan penggunaan laboratorium dan
memastikan prosedur administrasi telah dipenuhi.
5. Sekretaris Laboratorium mendokumentasikan form permohonan/persetujuan
penggunaan laboratorium dan mengisi rekap pengguna laboratorium.
6. Teknisi Laboratorium melayani, mengarahkan dan memfasilitasi pengguna
laboratorium selama bekerja di laboratorium.
7. Teknisi Laboratorium memantau penggunaan laboratorium oleh pengguna dalam
hal pemakaian alat, bahan, proses kerja dan kebersihan laboratorium. Teknisi
laboratorium kemudian mengisi logbook Pemakaian Peralatan Laboratorium.
8. Teknisi Laboratorium memeriksa penggunaan laboratorium, peralatan, bahan dan
ruangan menjelang akhir periode penggunaan, serta mengisi logbook Penggunaan
Laboratorium.
9. Teknisi Laboratorium memberikan form bebas lab kepada pengguna dan
memastikan pengisian form bebas laboratorium sebelum meninggalkan
laboratorium.
10. Teknisi Laboratorium memberikan form evaluasi penggunaan laboratorium (form
kepuasan pengguna) kepada pengguna dan memastikan pengisian form evaluasi
penggunaan laboratorium.
11. Sekretaris Laboratorium mendokumentasikan pemakaian laboratorium.
12. Koordinator Laboratorium menandatangani Form Bebas Lab dan mendiskusikan
tindak lanjut masukan untuk penyempurnaan layanan dan mempertahankan
layanan yang telah baik
14
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pemaparan diatas kita bisa lebih mengerti dalam hal memanajemen kan suatu
laboratorium yang diperlukan banyak perubahan pada perencanaan, penataan juga pada jadwal
terkait pada pemakaian lab/laboratorium tersebut guna meningkatkan keefektifan pemakaian
ruangannya.
Kita dapat memanfaatkan laboratorium untuk dijadikan tempat industri/berproduksi
supaya laboratorium dapat digunakan untuk menghasilkan uang dan dapat lebih produktif dalam
memanajemen laboratorium tersebut
4.2 Saran
Perlu adanya koordinasi antara mahasiswa dan penanggung jawab laboratorium untuk
melakukan manajemen labolatorium dan membuat laboratorium sebagai tempat produksi
mahasiswa membuat produk atau jasa.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hullihen, K., Fitzsimmons, V., dan Fisch, Michael R. (2008), “Establishing an ISO
17025 Compliant Laboratory at a University”, Proceedings of The 2008 IAJC-IJME
International Conference, ISBN 978-1-60643-379-9.
Vlachos, N. A., Michail, C., dan Sotiropoulou, D. (2002), “Is ISO/IEC 17025
Accreditation a Benefit or Hindrance to Testing Laboratories? The Greek Experience”, Journal
Of Food Composition And Analysis , Vol.15 No.6, Hal. 749–757
16