Anda di halaman 1dari 19

PENGEMBANGAN LABOLATORIUM BENGKEL MEKANIK

[TOOL BOX]

Dosen Pengampu :

Dr. Faried Wadjdi, M.Pd, MM

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Ilyas Dwi Santoso 1501619033

Yolanda Dwi Alpiantiningsih 1501619035

Riestya Agung Permana 1501619041

Rizki Maulid 1501619052

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
1. TUJUAN

Mengembangkan dan Meningkatkan kualitas Laborarotium Bengkel Mekanik Gedung L


Pendidikan teknik elektro untuk pembuatan tool box

2. LATAR BELAKANG
Manajemen laboratorium yang baik dan teratur tidak hanya memberikan manfaat
bagi pengajaran dan proses belajar tetapi merupakan kebanggaan bagi pengelola. Jika
pengelolaan laboratorium tidak dilakukan dengan baik, maka masalah seperti peralatan
dan mesin yang rusak dan tidak memadai, pemborosan bahan, masalah dalam
penyimpanan alat dan kecelakaan dapat terjadi, sehingga dapat menyebabkan
peningkatan penggunaan dana/ keuangan menjadi tidak seperti apa yang direncanakan
sebelumya (Asnain, 2013).
Laboratorium yang ada di Gedung Teknik Elekro UNJ masih belum tersedianya
sistem informasi yang mengakomodir administrasi inventori peralatan yang tersedia,
informasi kondisi alat yang masih baik, sudah rusak atau memerlukan perawatan,
ketersediaan, kekurangan dan kebutuhan peralatan di laboratorium, peminjaman dan
pengembalian alat serta pelaporannya masih direkam secara manual.
Untuk itu makalah yang kami buat bertujuan untuk mengingkatkan dan
mengembangkan labolatoritum bengkel mekanik untuk pembuatan Tool Box
1. Batasan Masalah
Pengembangan labolatorium dengan cara membuat Tool box supaya labolatorium
berproduksi.

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen laboratorium?
2. Apa yang di maksud dengan Tool Box ?

3. Bagaimana cara mengembangkan labolatorium dengan memproduksi Toolbox ?

4. Bagaimana Analisis Pembahasan dari pengembangan labolatirum ?

i
5. Bagaimana Cara pemasaran Tool Box ?

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen laboratorium yang baik dan teratur tidak hanya memberikan manfaat bagi
pengajaran dan proses belajar tetapi merupakan kebanggaan bagi pengelola. Jika pengelolaan
laboratorium tidak dilakukan dengan baik, maka masalah seperti peralatan dan mesin yang rusak
dan tidak memadai, pemborosan bahan, masalah dalam penyimpanan alat dan kecelakaan dapat
terjadi, sehingga dapat menyebabkan peningkatan penggunaan dana/ keuangan menjadi tidak
seperti apa yang direncanakan sebelumya (Asnain, 2013).

Laboratorium yang ada di Gedung Teknik Elekro UNJ masih belum tersedianya sistem
informasi yang mengakomodir administrasi inventori peralatan yang tersedia, informasi kondisi
alat yang masih baik, sudah rusak atau memerlukan perawatan, ketersediaan, kekurangan dan
kebutuhan peralatan di laboratorium, peminjaman dan pengembalian alat serta pelaporannya
masih direkam secara manual. Permasalahan yang terjadi pada saat praktikum di laboratorium
adalah masalah ketersediaan peralatan yang digunakan untuk menunjang kegiatan praktikum.
Praktikum membutuhkan semua peralatan yang diperlukan. Pranata labratoratorium
berkewajiban memonitor semua peralatan yang diperlukan, sehingga ketersediaannya tercukupi
pada saat dibutuhkan. Apabila persediaan peralatan tersebut tidak tercukupi, maka akan
mengganggu kegiatan praktikum, dengan demikian pengelola harus mempunyai rekapitulasi
penggunaan peralatan tersebut, sehingga dapat dijadikan acuan untuk pengadaan dan laporan
pertanggungjawaban kepada atasan.

Permasalahan yang muncul terkait dengan jadwal penggunaan laboratorium, diantaranya


adalah pengaturan jadwal yang berbenturan antara ruangan yang digunakan dan jadwal, serta
waktu praktikum. Ketidakjelasan ini memakan waktu yang relatif lama dan pada akhirnya
menyebabkan waktu praktikum menjadi berkurang. Sehingga akan merugikan proses
pembelajaran.

1
Makalah ini kami akan mendiskusikan sesuai dengan judul makalah yaitu “Meningkatkan
Kualitas Laboratorium Untuk Berproduksi Dan Dapat Melayani Praktik Mahasiswa”, kami akan
mendiskusikan terkait bagaimana meningkatkn kualitas laboratorium Teknik Elektro UNJ dan
dapat melayani mahasiswa yang melakukan praktik dan menggunakan laboratorium tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat diidentifikasi berdasarkan latar belakang yang telah
ditentukan diatas yaitu.
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen laboratorium?
2. Apa saja komponen manajemen operasional laboratorium?
3. Bagaimana rincian kegiatan dari masing-masing perangkat manajemen laboratorium
4. Bagaimana prosedur dan mutu laboratorium yang baik ?
5. Bagaimana meningkatkan kualitas laboratorium untuk berproduksi dan dapat melayani
praktik mahasiswa ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diambil, maka dapat diidentifikasi terkait
tujuan penulisan yaitu.
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen laboratorium.
2. Untuk mengetahui apa saja komponen manajemen laboratorium operasional
laboratorium.
3. Untuk mengetahui bagaimana rincian kegiatandari masing-masing perangkat manajemen
laboratorium.
4. Untuk memahami prosedur dan mutu laboratorium yang baik.\
5. Untuk mengetahui cara meningkatkan kualitas laboratorium untuk berproduksi dan dapat
melayani praktik mahasiswa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Laboratorium

Menurut Arifin Abdurrachman sebagaimana dikutip oleh M. Ngalim Purwanto


(2008:7), mengartikan manajemen sebagai kegiatan-kegiatan untuk mencapai
sasaran-sasaran dan tujuan pokok yang telah ditentukan dengan menggunakan orangorang
pelaksana. Dengan demikian, kegiatan dalam manajemen adalah mengelola orang-orangnya
sebagai pelaksana. Sedangkan menurut Goerge R. Terry dalam Hidayat (2010)
menyebutkan bahwa manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri dari tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya. Manajemen laboratorium (laboratory
management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola
dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang terampil
belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen
laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari. Pengelolaan laboratorium akan berjalan
dengan lebih efektif bilamana dalam struktur organisasi laboratorium didukung oleh Board of
Management yang berfungsi sebagai pengarah dan penasehat. Board of Management terdiri atas
para senior/profesor yang mempunyai kompetensi dengan kegiatan laboratorium yang
bersangkutan.

Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai


macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan dan pengujian ilmiah sebagai
pendekatan antara teori dan praktik dari berbagai macam disiplin ilmu. Pembelajaran atau
riset-riset pengembangan ilmu tersebut dilakukan terhadap berbagai macam ilmu yang
telah dikenal sebelumnya, atau terhadap ilmu yang baru dikenal. Pada dasarnya
laboratorium juga dapat merujuk pada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan

3
terbuka. Dengan demikian, manajemen laboratorium adalah suatu proses kegiatan
menggerakkan sekelompok orang, keuangan, peralatan, fasilitas, serta segala objek fisik lainya
dengan efektif serta efisien agar mencapai tujuan ataupun sasaran tertentu yang diharapkan
secara optimal.

Manual Prosedur Pengelolaan Laboratorium merupakan serangkaian tindakan yang mana


harus dilakukan oleh pengelola laboratorium agar dapat menjamin mutu dari laboratorium bisa
dilaksanakan dengan baik. Tindakan tersebut dapat meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, serta penyempurnaan laboratorium. Langkah-langkah dalam manajemen
laboratorium meliputi fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, serta
penyempurnaan (P4). Untuk pengelolaan laboratorium secara umum dapat meliputi aspek :

1. Perencanaan
Merupakan pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang semua kegiatan yang harus
dilakukan, langkah-langkah, metode, sdm, tenaga, serta dana yang dibutuhkan agar
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2. Penataan alat serta bahan
Merupakan suatu proses pengaturan alat ataupun bahan di laboratorium agar tertata
dengan baik dan bila membutuhkannya kita dapat mencarinya dengan mudah.
3. Pengadministrasian laboratorium
Adalah suatu proses pencatatan ataupun investarisasi fasilitas serta aktifitas laboratorium.
Dengan pengadministrasian yang tepat maka semua fasilitas serta aktifitas laboratorium
dapat teroganisi dengan sistmatis.
4. Pengamanan, perawatan, serta pengawasan
Di manajemen laboratorium, dalam hal ini berkaitan dengan manajemen mutu, harus kita
desain agar sealu memperbaiki efektifitas serta efisiensi kerjanya, disamping harus
mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan dalam laboratorium.

Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan
pemakaian laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa
fasilitas umum dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan
oleh semua pemakai Laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran
listrik dan gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelar, contohnya meja siswa/mahasiswa,

4
meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, ruang timbang, lemari asam,
perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dan lain-lain. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
manajemennya adalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan penggunaan
laboratorium. Pentingnya pengelolaan laboratorium mencakup hal:

1. Memelihara kelancaran penggunaan laboratorium


2. Menyediakan alat atau bahan yang diperlukan
3. Membuat format peminjaman
4. Pendokumentasian atau pengarsipan
5. Peningkatan laboratorium

2.2 Manajemen Operasional Laboratorium

Manajemen berdasarkan fungsinya, dapat dipahami sebagai proses merencanakan,


mengorganisasikan, memimpim dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi untuk
mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan. Pertama merencanakan diartikan bahwa
manajer memikirkan dengan matang terlebih dahulu sasaran serta tindakan mereka
berdasarkan beberapa metode, atau logika dan bukan berdasarkan pada perasaan; kedua
mengorganisasikan adalah proses mengatur dan mengalokasikan pekerjaan, wewenang, dan
sumber daya antara anggota organisasi yang direncanakan; ketiga memimpin itu meliputi,
mengarahkan, mempengaruhi, dan memotivasi karyawan untuk melaksanakan tugas yang
penting yang telah dibagikan; keempat mengendalikan bahwa seorang manajer harus yakin
tindakan yang dilakukan oleh anggota organisasi benar-benar menggerakkan
organisasi ke arah sasaran yang telah di rumuskan sebelumnya.

Sumber-sumber yang dimaksud dalam pengertian di atas adalah mencakup


sumberdaya manusia, sumberdaya uang, sumberdaya fisik, dan sumberdaya informasi yang
semuanya di arahkan dan di koordinasikan agar terpusat dalam rangka mencapai
tujuan. Laboratorium adalah bagian integral dari bidang akademik (bukan bagian dari
rumah tangga atau administrasi), maka manajemen laboratorium perlu direncanakan seiring
dengan perencanaan akademik (program dan anggaran). Peranan laboratorium
sangat besar dalam menentukan mutu pembelajaran karena laboratoriumlah yang

5
menghasilkan karya-karya ilmiah yang membanggakan, yang tak dapat dihasilkan oleh
institusi lainnya. Sehingga bagi sekolah, perguruan tinggi yang bermutu, laboratorium
menjadi bagian yang dikedepankan untuk mencapai tujuan pendidikan (Richard, 2013:20-23).

Untuk mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangkat-perangkat


manajemen laboratorium, yaitu:

1. Tata Ruang
Laboratorium harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan baik. Tata
ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan
pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai: pintu masuk (in), pintu keluar (out),
pintu darurat (emergency-exit), ruang persiapan (preparationroom), ruang peralatan
(equipment-room), ruang penangas (fumehood), ruang penyimpanan (storage-room),
ruang staf (staff-room), ruang teknisi (technician-room), ruang bekerja (activity-room),
ruang istirahat/ibadah, ruang prasarana kebersihan, ruang toilet, lemari praktikan (locker),
lemari gelas (glass-rack), lemari alat-alat optik (opticals-rack), pintu jendela diberi kawat
kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk, fan (untuk dehumidifier), ruang ber-
AC untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan tertentu. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tata ruang merupakan pusat aktivitas didalam laboratorium.
2. Alat yang baik dan terkalibrasi
Peralatan dalam kondisi yang baik dan memiliki ketepatan dalam mengukur (kalibrasi).
Setiap peralatan yang akan dioperasikan harus memiliki kodisi siap untuk dipakai, bersih,
berfungsi dengan baik, dan terkalibrasi. Peralatan yang ada juga harus disertai dengan
buku petunjuk pengoperasian (manual-operation). Hal ini untuk mengantisipasi
terjadinya kerusakan, dimana buku manual merupakan acuan untuk perbaikan
seperlunya. Teknisi laboratorium yang ada harus senantiasa berada di tempat, karena
setiap kali peralatan dioperasikan ada kemungkinan alat tidak berfungsi dengan baik.
Beberapa peralatan yang dimiliki harus disusun secara teratur pada tempat tertentu,
berupa rak atau meja yang disediakan. Peralatan digunakan untuk melakukan suatu
kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu. Karenanya
alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar sewaktu-waktu dapat digunakan.
3. Infrastruktur Laboratorium

6
Infrastruktur laboratorium ini meliputi:
o Sarana Utama
Mencakup bahasan tentang lokasi laboratorium, konstruksi laboratorium dan
sarana lain, termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis meja kerja/pelataran, jenis
atap, jenis dinding, jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, kamar
penangas, jenis pembuangan limbah, jenis ventilasi, jenis AC, jenis tempat
penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, jenis alat optik, jenis timbangan dan
instrumen yang lain, kondisi laboratorium, dan sebagainya.
o Sarana Pendukung
Mencakup bahasan tentang ketersediaan energi listrik, gas, air, alat komunikasi,
dan pendukung keselamatan kerja seperti pemadam kebakaran, hidran dsb.

2.3 Administrasi Laboratorium

Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada di


laboratorium, yang antara lain terdiri atas:

1. Inventarisasi peralatan laboratorium


2. Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat yang rusak, alat yang
dipinjam/dikembalikan
3. Surat masuk dan surat keluar
4. Daftar pemakai laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum/ penelitian
5. Daftar inventarisasi bahan kimia dan non-kimia, bahan gelas dan sebagainya
6. Daftar inventarisasi alat-alat meubelair (kursi, meja, bangku, lemari dsb.)
7. Sistem evaluasi dan pelaporan Kegiatan administrasi ini adalah merupakan kegiatan rutin
yang berkesinambungan, karenanya perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara berkala
dengan baik dan teratur.

2.3.1 Organisasi laboratorium

Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta


susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab tertinggi
organisasi di dalam laboratorium adalah Kepala Laboratorium. Kepala Laboratorium

7
bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan dan juga bertanggung jawab
terhadap seluruh peralatan yang ada. Para anggota laboratorium yang berada di bawah
Kepala Laboratorium juga harus sepenuhnya bertanggung jawab terhadap semua
pekerjaan yang dibebankan padanya. Untuk mengantisipasi dan menangani kerusakan
peralatan diperlukan Dalam pengelolaan laboratorium dibutuhkan personalpersonal yang
memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing.

2.3.2 Fasilitas Pendanaan

Anggaran dimaksud adalah suatu proses yang meliputi perencanaan sistematik


untuk suatu kegiatan yang menghemat uang. Anggaran di buat 2-3 bulan sebelum tahun
ajaran dimulai, agar jika ada pembatalan masih cukup waktu. Dalam penyusunan
anggaran perlu diperhatikan langkah-langkah berikut:

1. Cek semua persediaan alat/ bahan.


2. Koordinasi dengan laboran serta guru yang menggunakan laboratorium untuk
mengetahui barang habis, rusak, alat baru yang dibutuhkan, hilang, dsb.
3. Mencari informasi kisaran penerimaan anggaran untuk tahun mendatang.
4. Pengecekan fasilitas seperti listrik, air, gas.
5. Mengecek harga alat/ bahan.
6. Membuat daftar kebutuhan mencakup: tipe, model, dan jumlah dari barang yang
dibutuhkan dengan pengelompokkan: bahan habis, alat gelas-plastik-logam,
spesien atau preparat, ATK, dll.
7. Melakukan konsolidasi dengan Kepala Sekolah.

2.3.3 Inventarisasi dan Keamanan

Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi:

1. Semua kegiatan inventarisasi harus memuat sumber dana darimana alat-alat ini
diperoleh/dibeli, misalnya: pendanaan internal, hibah atau sumbangan.
2. Keamanan/security peralatan laboratorium ditujukan agar peralatan laboratorium
tersebut harus tetap berada di laboratorium. Jika peralatan dipinjam harus ada
jaminan dari si peminjam. Jika hilang atau dicuri, harus dilaporkan kepada kepala
laboratorium.

8
Tujuan yang ingin dicapai dari inventarisasi dan keamanan adalah:

1. Mencegah kehilangan dan penyalahgunaan


2. Mengurangi biaya-biaya operasional
3. Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya
4. Meningkatkan kualitas kerja
5. Mengurangi resiko kehilangan
6. Mencegah pemakaian yang berlebihan
7. Meningkatkan kerjasama.

Dalam mempermudah pemeriksaan perlu dilakukan inventarisasi secara sitematik


yang disusun dalam sebuah buku atau secara komputerisasi. Hal yang perlu diperlukan
pada inventarisasi yaitu:

1. Kode alat/bahan
2. Nama alat/bahan
3. Spesifikasi alat/bahan (merk, tipe, dan pabrik pembuatan)
4. Sumber pemberi alat dan tahun pengadaan
5. Jumlah atau kuantitas
6. Kondisi alat, baik atau rusak

Inventarisasi merupakan suatu proses pedokumentasian seluruh sarana dan prasaran


serta aktivitas laboratorium. Laboratorium di sekolah terdiri atas beberapa jenis dengan
karakteristik yang berbeda, namun dari sudut pandang pengadministrasian memiliki pola
dan aspek yang serupa. Untuk keperluan administrasi diperlukan beberapa format yang
terdiri atas:

1. Format A : Data ruangan laboratorium


2. Format B1 : Kartu barang
3. Format B2 : Daftar barang
4. Format B3 : Daftar Penerimaan/pengeluaran barang
5. Format B4 : Daftar usulan/penerimaan barang
6. Format C1 : Kartu alat
7. Format C2 : Daftar alat

9
8. Format C3 : Daftar penerimaan/ pengeluaran alat
9. Format C4 : Daftar usulan/ permintaan alat
10. Format D1 : Kartu zat
11. Format D2 : Daftar zat
12. Format D3 : Daftar penerimaan/pengeluaran zat
13. Format D4 : Daftar usulan/permintaan zat

2.4 Prosedur dan Mutu Laboratorium

2.4.1 Prosedur Laboratorium

Prosedur merupakan tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas dan


metode langkah demi langkah secara pasti dalam memecahkan suatu masalah. Menurut
Ida Nuraida (2008:35), “Prosedur adalah urutan langkah-langkah (atau pelaksanaan-
pelaksanaan pekerjaan), di mana pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan dengan apa
yang dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, di mana
melakukannya, dan siapa yang melakukannya.” Dari pengertian prosedur di atas dapat
disimpulkan bahwa dalam sebuah prosedur pastinya akan tercantum cara bagaimana
setiap tugas dilakukan, berhubungan dengan apa, bilamana tugas tersebut dilakukan dan
oleh siapa saja tugas harus diselesaikan. Hal ini tentu sangat wajar dilakukan karena
sebuah prosedur yang dibuat memiliki tujuan untuk mempermudah kita dalam
melaksanakan suatu kegiatan. Sedangkan prosedur Laboratorium merupakan persyaratan
atau standar yang dilakukan sebelum, saat dan sesudah menggunakan Laboratorium atau
memasuki Laboratorium.

Menurut Depkes RI tahun 2002, SOP (Standar Operasional Prosedur) di


Laboratorium meliputi:

1. Pakailah jas laboratorium saat berada dalam ruang pemeriksaan atau di ruang
laboratorium. Tinggalkan jas laboratorium di ruang laboratorium setelah selesai
bekerja.
2. Cuci tangan sebelum pemeriksaan.

10
3. Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kaca mata dan sepatu
tertutup).
4. Semua specimen harus dianggap infeksius (sumber penular), oleh karena itu harus
ditangani dengan sangat hati-hati.
5. Semua bahan kimia harus dianggap berbahaya, oleh karena itu harus ditangani
dengan hati-hati.
6. Tidak makan, minum dan merokok di dalam laboratorium.
7. Tidak menyentuh mulut dan mata pada saat sedang bekerja.
8. Tidak diperbolehkan menyimpan makanan di dalam lemari pendingin yang
digunakan untuk menyimpan bahan-bahan klinik atau riset.
9. Tidak diperbolehkan melakukan pengisapan pipet melalui mulut gunakan
peralatan mekanik (seperti penghisap karet) atau pipet otomatis.
10. Tidak membuka sentrifuge sewaktu masih berputar.
11. Menutup ujung tabung penggumpal darah dengan kertas atau kain, atau jauhkan
dari muka sewaktu membuka.
12. Bersihkan semua peralatan bekas pakai dengan desinfektans larutan klorin 0,5 %
dengan cara merendam selama 20-30 menit.
13. Bersihkan permukaan tempat bekerja atau meja kerja setiap kali selesai bekerja
dengan menggunakan larutan klorin 0,5 %.
14. Pakai sarung tangan rumah tangga sewaktu membersihkan alat-alat laboratorium
dari bahan gelas.
15. Gunakan tempat antitembus dan antibocor untuk menempatkan bahan-bahan yang
tajam.
16. Letakkan bahan-bahan limbah infeksi di dalam kantong plastik atau wadah
dengan penutup yang tepat.
17. Cuci tangan dengan sabun dan beri desinfektan setiap kali selesai bekerja.

2.4.2 Mutu Laboratorium

Mutu pembelajaran ataupun kualitas Laboratorium sangat penting untuk


meningkatkan kualitas praktikum mahasiswa karena dengan kualitas Laboratorium yang

11
baik maka mahasiswa dapat melakukan praktek dengan baik pula. Panduan mutu
Laboratorium tercantum didalam ISO 17025. ISO 17025 merupakan seperangkat
persyaratan yang digunakan laboratorium untuk menunjukkan bahwa laboratorium
mengoperasikan sistem manajemen mutu secara teknis dengan kompetensi yang sesuai
untuk melakukan pekerjaan yang mereka lakukan. Panduan mutu 17025 menetapkan
standar. Ketika mengimplementasikan SNI ISO/IEC 17025, laboratorium akan
menghadapi banyak tantangan sejak pertama kali program diinisiasi. Namun, setelah
tantangan tersebut dipahami dan diketahui akar penyebabnya, masalah yang muncul lebih
mudah untuk diatasi. Tantangan tersebut muncul karena penerapan sistem mutu
membutuhkan pengeloaan perubahan sistem yang melibatkan semua personel dan
terkadang menuntut adanya perubahan paradigma total bagi seluruh sivitas laboratorium.

Adanya anggapan-anggapan negatif yang muncul di tingkat staf maupun tingkat


manajer dapat menghambat suksesnya penerapan sistem mutu. Anggapan bahwa
penerapan sistem mutu merupakan tanggung jawab manajer mutu atau quality officer
yang ditunjuk dapat menyebabkan sistem tidak berjalan karena staf yang berpandangan
seperti itu merasa tidak perlu melakukan pekerjaan mutu (misalnya melakukan
pengecekan peralatan ukur) meskipun hal tersebut melekat pada tugas dan tanggung
jawabnya. Staf terkadang menjalankan kegiatan sistem mutu karena diminta oleh manajer
mutu atau manajer teknis, bukan karena mereka memahami alasan dibalik pekerjaan itu.
Beberapa staf yang telah bekerja pada suatu posisi selama bertahun-tahun akan
merasakan tantangan tersendiri untuk mengubah paradigma cara bekerja dan berpikir
sesuai sistem yang baru (Hullihen, Fitzsimmons, dan Fisch, 2008; Ndafyaalako, 2010).
Terdapat pula anggapan bahwa penerapan ISO 17025 akan menambah pekerjaan
administratif dan memperlama penyelesaian pekerjaan teknis yang biasanya dapat
dikerjakan dengan lebih cepat. Anggapan ini muncul karena prosedur yang benar untuk
mendapatkan hasil yang valid selama ini belum dijalankan, yang ternyata membutuhkan
proses yang lebih lama. Untuk mengantisipasi hal ini diperlukan pengenalan dan
pemahaman tentang pentingnya penerapan ISO 17025, komitmen dan keterlibatan
seluruh pihak, serta pemberian kesempatan bagi staf untuk berkontribusi dalam proses
implementasinya melalui mekanisme reward and punishment.

12
2.5 Meningkatkan kualitas laboratorium untuk berproduksi

2.5.1 Meningkatkan Kualitas Laboratorium Untuk Berproduksi atau Industri

Laboratorium di Teknik Elektro UNJ terdiri dari Lab Bengkel mekanik, Lab Instalasi
Komersil, Lab Instrumen dan lain-lain. Lab tersebut akan kami rencanakan menjadi Lab yang
berproduksi atau di jadikan industri supaya laboratorium tersebut dapat menghasilkan uang
dengan bantuan alat-alat yang akan di gunakan untuk jasa-jasa yang di perlukan ketika. Rencana
yang akan kami manfaatkan laboratorium untuk dijadikan tempat produksi atau menghasilkan
uang yaitu :

1. Laboratorium Bengkel Mekanik


A. Kelompok kami akan membuat jasa “Pembuatan Tool Box” yang telah kami pelajari
di semester 1 , kami akan memanfaatkan ilmu yang telah kami pelajari dan memakai
Laboratorium Bengkel Mekanik untuk tempat Produksi. Kami akan membuat iklan di
poster atau social media untuk mempromosikan jasa yang akan kami buat
B. Kelompok kami akan membuat produksi “Papan Solder” yang akan kami jual.
Laboratorium Bengkel mekanik yang akan kami gunakan untuk tempat produksi.

2.5.2 Meningkatkan kualitas laboratorium untuk melayani praktik mahasiswa

Dalam meningkatkan kualitas Laboratorium serta dapa melayani praktik mahasiswa,


maka diperlukan beberapa prosedur tambahan selain SOP yang telah ditentukan oleh
Depkes. Prosedur tambahan ini berguna untuk melayani mahasiswa dan menjadi ajang
evaluasi untuk pelayanan Laboratorium lebih baik kedepannya. Prosedur Laboratorium
yang dimaksud yaitu:

1. Sekretaris Laboratorium memberikan form pengajuan permohonan penggunaan


laboratorium.
2. Teknisi Laboratorium menerima konsultasi calon pengguna laboratorium untuk
plotting ketersediaan alat, bahan, biaya dan jadwal laboratorium, serta penjelasan
tata tertib penggunaan laboratorium. Teknisi laboratorium memastikan

13
ketersediaan dan kondisi alat dan bahan, serta membuat jadwal/agenda
penggunaan laboratorium.
3. Sekretaris Laboratorium menerima dan memproses permohonan penggunaan
laboratorium dan menyelesaikan administrasi pembiayaannya.
4. Koordinator Laboratorium memberikan persetujuan penggunaan laboratorium dan
memastikan prosedur administrasi telah dipenuhi.
5. Sekretaris Laboratorium mendokumentasikan form permohonan/persetujuan
penggunaan laboratorium dan mengisi rekap pengguna laboratorium.
6. Teknisi Laboratorium melayani, mengarahkan dan memfasilitasi pengguna
laboratorium selama bekerja di laboratorium.
7. Teknisi Laboratorium memantau penggunaan laboratorium oleh pengguna dalam
hal pemakaian alat, bahan, proses kerja dan kebersihan laboratorium. Teknisi
laboratorium kemudian mengisi logbook Pemakaian Peralatan Laboratorium.
8. Teknisi Laboratorium memeriksa penggunaan laboratorium, peralatan, bahan dan
ruangan menjelang akhir periode penggunaan, serta mengisi logbook Penggunaan
Laboratorium.
9. Teknisi Laboratorium memberikan form bebas lab kepada pengguna dan
memastikan pengisian form bebas laboratorium sebelum meninggalkan
laboratorium.
10. Teknisi Laboratorium memberikan form evaluasi penggunaan laboratorium (form
kepuasan pengguna) kepada pengguna dan memastikan pengisian form evaluasi
penggunaan laboratorium.
11. Sekretaris Laboratorium mendokumentasikan pemakaian laboratorium.
12. Koordinator Laboratorium menandatangani Form Bebas Lab dan mendiskusikan
tindak lanjut masukan untuk penyempurnaan layanan dan mempertahankan
layanan yang telah baik

14
BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pemaparan diatas kita bisa lebih mengerti dalam hal memanajemen kan suatu
laboratorium yang diperlukan banyak perubahan pada perencanaan, penataan juga pada jadwal
terkait pada pemakaian lab/laboratorium tersebut guna meningkatkan keefektifan pemakaian
ruangannya.
Kita dapat memanfaatkan laboratorium untuk dijadikan tempat industri/berproduksi
supaya laboratorium dapat digunakan untuk menghasilkan uang dan dapat lebih produktif dalam
memanajemen laboratorium tersebut
4.2 Saran

Perlu adanya koordinasi antara mahasiswa dan penanggung jawab laboratorium untuk
melakukan manajemen labolatorium dan membuat laboratorium sebagai tempat produksi
mahasiswa membuat produk atau jasa.

15
DAFTAR PUSTAKA

BSN. (2008), SNI ISO/IEC 17025:2008 “Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium


Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi”.

BSN. (2015), Laboratorium Lembaga & Inspeksi.


http://sisni.bsn.go.id/index.php?/lembinsp/inspeksi/publik (diakses 15 Maret 2021)

Djas, Fachri, (1998). “Manajemen Laboratorium (Laboratory Management)”. Penataran


Pengelolaan Laboratorium (Laboratory Management)”. Fakultas Kedokteran USU, Medan

Djas, Fachri, (1998). “Manajemen Peralatan Laboratorium Terpusat di USU”.


Lokakarya

Djas, Fachri, Syaiful Bahri Daulay, (1997), “Manajemen Laboratorium (Laboratory


Management)”. Penataran Tenaga Laboran dalam Lingkungan Fakultas Pertanian USU, Medan

Hadi, Anwar. (2007). “Pemahaman dan Penerapan ISO/IEC 17025:2005”. Penerbit PT


Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hullihen, K., Fitzsimmons, V., dan Fisch, Michael R. (2008), “Establishing an ISO
17025 Compliant Laboratory at a University”, Proceedings of The 2008 IAJC-IJME
International Conference, ISBN 978-1-60643-379-9.

Ndafyaalako, MN. (2010), “Implementing ISO/IEC 17025: The Challenges And


Triumphs Of A Municipal Laboratory”, Test and Measurement Conference. National
Laboratory Association. South Africa.

Richard, Decaprio. (2013). “Tips Mengelola Laboratorium Sekolah”. Jogjakarta: DIVA


Press.

Vlachos, N. A., Michail, C., dan Sotiropoulou, D. (2002), “Is ISO/IEC 17025
Accreditation a Benefit or Hindrance to Testing Laboratories? The Greek Experience”, Journal
Of Food Composition And Analysis , Vol.15 No.6, Hal. 749–757

16

Anda mungkin juga menyukai