Anda di halaman 1dari 12

Nama : ILYAS DWI SANTOSO

NIM : 1501619033
PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
TUGAS 1 EVALUASI PEMBELAJARAN

RESUME
MATERI EVALUASI PEMBELAJARAN

A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran dari para ahli


 Arikunto
Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana,
dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan dapat tercapai (Arikunto, 2016, hlm.
3).
 Rina Febriana
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan
penafsiran informasi, dalam menilai (assessment) keputusan yang dibuat untuk
merancang suatu sistem pembelajaran (Febriana, 2019, hlm. 1).
 Zainal Arifin
Menurut Arifin (2017, hlm. 2) evaluasi adalah suatu komponen penting dan tahap yang
harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran.

 Ralph Tyler
Tyler dalam Arikunto (2016, hlm. 3) mendefinisikan bahwa evaluasi pembelajaran
merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menemukan sejauh mana, dalam
hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai.

 Norman E. Gronlund
Menurut Gronlund (1976) dalam (Purwanto, 2013, hlm. 3) evaluasi adalah suatu proses
yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-
tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa.
B. Beberapa Istilah Evaluasi Pendidikan
berikut adalah pengertian istilah atau terminologi yang biasa digunakan dalam evaluasi dan
pengukuran, meliputi: tes, pengukuran (measurement), evaluasi, dan asesmen (assesment)
menurut Mohrens (1984 dalam Asrul dkk, 2015, hlm. 3).
1. Tes,
adalah istilah yang paling sempit pengertiannya dari keempat istilah lainnya, yaitu membuat
dan mengajukan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab. Sebagai hasil jawabannya
diperoleh sebuah ukuran (nilai angka) dari seseorang.
2. Pengukuran,
pengertiannya menjadi lebih luas, yakni dengan menggunakan observasi skala rating atau alat
lain yang membuat kita dapat memperoleh informasi dalam bentuk kuantitas. Juga berarti
pengukuran dengan berdasarkan pada skor yang diperoleh.
3. Evaluasi,
adalah proses penggambaran dan penyempurnaan informasi yang berguna untuk menetapkan
alternatif. Evaluasi bisa mencakup arti tes dan pengukuran dan bisa juga berarti di luar
keduanya. Hasil Evaluasi bisa memberi keputusan yang profesional. Seseorang dapat
mengevaluasi baik dengan data kuantitatif maupun kualitatif.
4. Asesmen,
bisa digunakan untuk memberikan diagnosa terhadap problema seseorang. Dalam pengertian
ia adalah sinonim dengan evaluasi. Namun yang perlu ditekankan di sini bahwa yang dapat
dinilai atau dievaluasi adalah karakter dari seseorang, termasuk kemampuan akademik,
kejujuran, kemampuan untuk mengejar, dsb.

C. Pengertian Pengukuran, Penilaian, dan evaluasi


1. Pengukuran
Pengertian pengukuran adalah suatu proses untuk menentukan kuantitas tentang suatu hal.
Hal tersebut dapat diartikan siswa, guru, gedung sekolah, dan lain sebagainya. Dalam proses
pengukuran ini, tentu saja memerlukan alat ukur, baik tes maupun non-tes.
Dalam sekolah, pengukuran berkaitan dengan tingkah laku siswa, pengukuran tidak
menentukan mengenai lulus atau tidaknya siswa,
 Penilaian
Penilaian merupakan alih Bahasa dari assessment, menurut Depdikbud, penilaian adalah
suatu kegiatan yang berisi mengenai berbagai informasi yang berkesinambungan dan
menyeluruh mengenai proses dan hasil pembelajaran yang telah dicapai siswa. Penilaian
bersifat menyeluruh, mencakup seluruh aspek dalam pembelajaran seperti aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai.
dapat disimpulkan bahwasannya, penilaian merupakan proses atau kegiatan yang sistematis
dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang hasil belajar dan tingkat
pencapaian peserta didik terhadap tujuan pembelajaran, dalam rangka untuk pengambilan
keputusan dengan kriteria dan pertimbangan tertentu dalam membuat keputusan tentang nilai,
kenaikan kelas, dan kelulusan peserta didik. Pengambilan keputusan harus senantiasa
mengarahkan peserta didik untuk melakukan perbaikan dalam pencapaian hasil belajar.[3]
 Evaluasi
Selanjutnya arti dari istilah evaluasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, evaluasi memiliki
arti suatu proses yang menghasilkan gambaran tentang oeserta didik, kemudian membuat
pertimbangan dengan nilai dan arti. Proses dan hasil evaluasi sangat dipengaruhi oleh
beragam pengamatan, latar belakang, dan pengalaman evaluator itu sendiri.
D. Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Selain berbagai tujuan di atas, pentingnya evaluasi dalam pembelajaran dapat dilihat dari
fungsi atau kegunaan yang dimilikinya. Menurut Arifin (2017, hlm. 15) fungsi atau kegunaan
yang dimiliki oleh evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Fungsi formatif,
yakni untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki
proses pembelajaran dan mengadakan program remedial jika diperlukan bagi peserta
didik.
2. Fungsi sumatif,
yaitu menentukan nilai kemajuan atau hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran
tertentu, sebagai bahan untuk memberikan laporan kepada berbagai pihak, penentuan
kenaikan kelas, dan penentuan lulus tidaknya peserta didik.
3. Fungsi diagnostik,
yakni untuk memahami latar belakang meliputi latar psikologis, fisik, dan lingkungan
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan
sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut.
4. Fungsi penempatan,
yaitu menempatkan peserta didik dalam situasi pembelajaran yang tepat (misalnya
dalam menentukan program spesialisasi) sesuai dengan tingkat kemampuan peserta
didik.
Sementara itu fungsi evaluasi menurut Sudjana (2017, hlm. 3) dikelompokkan menjadi tiga
fungsi, yakni sebagai berikut.
1. Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional.
2. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar.
3. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya.
E.Prinsip Evaluasi
Dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan pasal 5,
dijelaskan bahwa prinsip evaluasi atau penilaian hasil belajar antara lain adalah sebagai
berikut.
1. Sahih, yang berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan.
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segimekanisme,
prosedur, teknik, teknik, maupun hasilnya.
F. Jenis Evaluasi dalam Pembelajaran
Menurut (Arikunto, 2016, hlm. 41) Teknik evaluasi dibagi menjadi dua, yakni teknik tes dan
teknik non-tes. Berikut adalah penjelasannya.
Evaluasi Tes
Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat
yang lain, tes bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasanbatasan. Tes mempunyai
fungsi ganda, yaitu untuk mengukur peserta didik dan untuk mengukur keberhasilan program
pengajaran.
Evaluasi jenis tes sendiri dapat dibagi setidaknya menjadi dua jenis, yakni: tes uraian (esai),
dan tes objektif. Berikut adalah pemaparannya.
Tes Bentuk Uraian (Esai)
Disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta didik untuk menguraikan,
mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk,
teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan lainnya. Dilihat dari luas atau sempitnya materi
yang dinyatakan, bentuk tes uraian dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni sebagai berikut.
Uraian Terbatas
Dalam menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, peserta didik harus mengemukakan hal-hal
tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat jawaban peserta didik itu beraneka ragam,
tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai
dengan batas-batas yang telah ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya.
Uraian Bebas
Peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri. Peserta didik
bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu, setiap
peserta didik mempunyai cara dan sistematika yang berbeda-beda. Namun, guru tetap harus
mempunyai acuan dan patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik nanti.
Tes Objektif
Tes objektif adalah pengukuran yang berdasarkan pada penilaian atas kemampuan siswa
dengan soal menjelaskan jawaban yang benar atau yang salah soal dengan bobot nilai yang
tetap. Terdapat beragam macam tes objektif meliputi beberapa jenis di bawah ini.
1. Tes Pilihan Alternatif
Bentuk tes pilihan alternatif ditandai oleh butir soal yang diikuti oleh dua penilaian.
Dari dua pilihan siswa diminta memilih salah satu yang dianggap paling tepat.
2. Tes Pilihan Ganda
Tes jenis pilihan ganda adalah suatu bentuk tes dengan jawaban tersedia atas 3 atau 4
serta option pilihannya dan hanya satu jawaban yang tepat.
3. Tes Objektif Menjodohkan
Soal bentuk menjodohkan atau memasangkan terdiri dari suatu premis, suatu daftar
kemungkinan jawaban, dan suatu petunjuk untuk menjodohkan masing-masing
premis itu dengan suatu kemungkinan jawaban. Biasanya nama, tanggal/tahun, istilah,
frase, pernyataan, bagian dari diagram, dan sejenisnya digunakan sebagai premis.
4. Tes Bentuk Benar atau Salah
Benar Tes benar salah ditekankan mengandung atau tidaknya kebenaran dalam
pernyataan yang hendak dinilai peserta didik. Peseta didik menjawab dengan
menetapkan apakah pernyataan yang disajikan itu salah atau benar dalam arti
mengandung atau tidak mengandung kebenaran.
Evaluasi Non Tes
Menurut Hasyim (dalam Zein & Darto, 2012, hlm.47) evaluasi non test adalah penilaian yang
mengukur kemampuan peserta didik secara langsung dengan tugas-tugas yang riil.
Beberapa jenis evaluasi non tes menurut Arikunto (2016, hlm. 41) adalah sebagai berikut.
1. Skala Bertingkat
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil
pertimbangan. Seperti Oppenheim mengatakan “Rating gives a numerical value to
some kind of judgement” maka suatu skala selalu disajikan dalam bentuk angka.
2. Angket
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur
(responden). Angket merupakan instrumen evaluasi nontes yang berupaya mengukur
diranah afektif di dalam kelas maupun diluar kelas.
3. Daftar Cocok
Yakni deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), dimana responden yang
dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√ ) ditempat yang sudah disediakan.
4. Wawancara
Merupakan suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden
dengan cara tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini
responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.
5. Pengamatan atau Observasi
Pengamatan atau observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh pendidik
dengan menggunakan indra secara langsung. Pengamatan atau observasi merupaka
suatu kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan suatu tindakan
telah dilaksanakan dan untuk mengevaluasi ketepatan tindakan yang dilakukan.
Pengamatan dilakukan dengan cara menggunakan instrumen (formulir) yang sudah
dirancang sebelumnya.

PERTANYAAN :
1. Apa persamaan dan perbedaan pengukuran , penilaian dan evaluasi ?
Jawaban :
 Persamaan :
Mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu.
Pengukuran dan penilaian termasuk kedalam proses yang berkesinambungan atau
berkala yang juga keduanya termasuk kedalam kegiatan pada evaluasi
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penilaian sama
Pengukuran menghasilkan skor yang akan diberikan untuk dilaksanakannya penilaian
Evaluasi dan penilaian sama-sama bersifat kualitatif, namun pengukuran tidak
Penilaian dan evaluasi merupakan proses membuat keputusan tentang nilai suatu
objek
Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran,

 Perbedaan :
Pengukuran dan penilaian merupakan dua proses yang berkesinambungan.
Pengukuran dilaksanakan terlebih dahulu, yang menghasilkan skor dan dari hasil
pengukuran dapat dilaksanakan penilaian.
Evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Hakikat keduanya merupakan proses
membuat keputusan tentang nilai suatu objek. Perbedaanya terletak pada ruang
lingkup dan pelaksanaanya.
Antara penilaian dan evaluasi sebenarnya memiliki persamaan, yaitu keduanya
mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu. Di samping itu,
keduanya merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Sumber :
 H. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), halaman 100.
 https://www.lamaccaweb.com/2020/04/30/perbedaan-evaluasi-pengukuran-dan-
penilaian/
 http://anasari92.blogspot.com/2013/11/perbedaan-pengukuran-penilaian-dan.html
2. Apa fungsi dan prinsip evaluasi pembelajaran ?
Jawaban :
 Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Selain berbagai tujuan di atas, pentingnya evaluasi dalam pembelajaran dapat dilihat dari
fungsi atau kegunaan yang dimilikinya. Menurut Arifin (2017, hlm. 15) fungsi atau kegunaan
yang dimiliki oleh evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Fungsi formatif,
yakni untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki
proses pembelajaran dan mengadakan program remedial jika diperlukan bagi peserta
didik.
2. Fungsi sumatif,
yaitu menentukan nilai kemajuan atau hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran
tertentu, sebagai bahan untuk memberikan laporan kepada berbagai pihak, penentuan
kenaikan kelas, dan penentuan lulus tidaknya peserta didik.
3. Fungsi diagnostik,
yakni untuk memahami latar belakang meliputi latar psikologis, fisik, dan lingkungan
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan
sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut.
4. Fungsi penempatan,
yaitu menempatkan peserta didik dalam situasi pembelajaran yang tepat (misalnya
dalam menentukan program spesialisasi) sesuai dengan tingkat kemampuan peserta
didik.
Sementara itu fungsi evaluasi menurut Sudjana (2017, hlm. 3) dikelompokkan menjadi tiga
fungsi, yakni sebagai berikut.
1. Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional.
2. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar.
3. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya.
 Prinsip Evaluasi
Dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan pasal 5,
dijelaskan bahwa prinsip evaluasi atau penilaian hasil belajar antara lain adalah sebagai
berikut.
1. Sahih, yang berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan.
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segimekanisme,
prosedur, teknik, teknik, maupun hasilnya.

Sumber :

 Arifin, Zainal. (2017). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


 Asrul, Ananda, R., Rosnita. (2015). Evaluasi Pembelajaran. Medan: Citapustaka
Media.

 https://serupa.id/evaluasi-pembelajaran/

3. jelaskan jenis jenis alat evaluasi panggunaannya ?


Jawaban :

Jenis-jenis Alat Evaluasi Pembelajaran


1. Teknik Nontes
Yang tergolong teknik nontes adalah.
a. Skala bertingkat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil
pertimbangan. Biasanya angka-angka yang digunakan diterapkan pada skala dengan jarak
yang sama. Meletakannya secara bertingkat dari yang rendah ke yang tinggi. Kita dapat
menilai hampir segala sesuatu dengan skala
b. Kuesioner (questionair)
Kuesioner (questionair) juga sering dikenal sebagai angket. Pada dasarnya, kuesioner adalah
sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Tentang
macam kuesioner, dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu.
1) Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada.
a) Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi
langsung oleh responden.
b) Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan
dan diisi oleh bukan responden. Kuesioner tidak langsung
biasanya digunakan untuk mencari informasi tentang bawahan,
anak, saudara, tetangga, dan sebagainya.
2) Ditinjau dari segi cara menjawab, terdiri dari.
a) Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan
menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga responden hanya
tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
b) Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa
sehingga responden bebas mengemukakan pendapatnya
c. Daftar cocok (check list)
Daftar cocok (check lisit) adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat,
dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (v) di tempat yang
sudah disediakan. Ada pendapat yang mengatakan bahwa sebenarnya skala bertingkat dapat
digolongkan ke dalam daftar cocok karena dalam skala bertingkat, responden juga diminta
untuk memberikan tanda cocok pada pilihan yang tepat.
d. Wawancara (interview)
Wawancara atau interviu (interview) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak. Dikatan sepihak
karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk
mengajukan pertanyaan.
Wawancara dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
1) Wawancara bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk
mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang
telah dibuat oleh subjek evaluasi.
2) Wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan oleh subjek
evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang disusun
terlebih dahulu.
e. Pengamatan (observation)
Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
Ada 2 (dua) macam observasi:
1) Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat,
dalam hal ini pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang
sedang diamati.
2) Observasi sistematik, yaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati
sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya.
Berbeda dengan observasi partisipan, maka dalam observasi sistematik ini
pengamat berada di luar kelompok.
3) Observasi eksperimental terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam
kelompok.
f. Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama masa kehidupannya.
Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu
kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek yang dinilai.

2. Teknik Tes
Ada bermacam-macam rumusan tentang tes. Menurut Amir Daien Indrakusuma dalam
bukunya yang berjudul Evaluasi Pendidikan, tes adalah suatu alat atau prosedur yang
sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang
diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.
Selanjutnya, menurut Muchtar Bukhori dalam buku Teknik-Teknik Evaluasi, mengatakan , tes
ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil
pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid.
Definisi terakhir yang dikemukakan disini yakni menurut Webster’s Collegiate, yang dalam
bahasa Indonesia tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.
Definisi-definisi di atas disajikan dalam buku Encyclopedia of Education Evaluation yang di
dalam buku tersebut diterangkan pula bahwa pengertiannya dipersempit dengan
menyederhanakan definisi yaitu tes adalah penilaian yang komprehensif terhadap seseorang
individu atau keseluruhan usaha evaluasi program.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan suatu alat pengumpul
informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes bersifat lebih resmi karena
penuh dengan batasan-batasan. Apabila tes dikaitkan dengan evaluasi yang dilakukan di
sekolah, khusunya di suatu kelas maka tes mempunyai fungsi ganda, yaitu untuk mengukur
siswa dan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran. Ditinjau dari segi kegunaan
untuk mengukur siswa, tes dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan – kelemahan siswa
sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan penanganan yang tepat.

1 2 3 4

Input Output
b. Tes formatif
Evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah
mengikuti program tertentu. Tes ini diberikan pada akhir program atau biasa disebut dengan
post test.

Pre – test Post – test


(tes awal) PROGRAM (tes akhir)

Evaluasi formatif memiliki manfaat baik bagi siswa, guru, maupun program itu sendiri.
1) Manfaat bagi siswa
a) Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai materi
program secara menyeluruh.
b) Merupakan penguatan (reinforcement) nagi siswa.
c) Usaha perbaikan.
d) Sebagai diagnosis.
2) Manfaat bagi guru
a) Mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan sudah dapat diterima
oleh siswa.
b) Mengetahui bagian – bagian mana dari materi pelajaran yang belum
dikuasai siswa.
c) Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan
diberikan.
3) Manfaat bagi program
a) Dapat diketahui apakah program yang telah diberikan merupakan
program yang tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak.
b) Dapat diketahui apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan –
pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan.
c) Dapat diketahui apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk
mempertinggi hasil yang akan dicapai.
d) Dapat diketahui apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang
digunakan sudah tepat.
c. Tes Sumatif
Tes ini dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok atau sebuah program yang
lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah, tes ini disamakan dengan ulangan harian atau
ulangan umum akhir semester.
Program Program Program Program Program

F F F F F

Keterangan:
F = tes formatif
S = tes sumatif

Ada beberapa manfaat tes sumatif, 3 diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut.
1) Untuk menentukan nilai.
2) Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok dalam
menerima program berikutnya.
3) Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan berguna bagi orang tua,
pihak bimbingan dan penyuluhan sekolah, pihak – pihak lain apabila siswa tersebut
akan pindah ke sekolah lain melanjutkan sekolah, atau memasuki lapangan kerja.

Sumber :
https://www.academia.edu/19611970/ALAT_EVALUASI_PEMBELAJARAN

Anda mungkin juga menyukai