PENGELOLAAN LABORATURIUM
OLEH :
KELOMPOK 5
1. TAMARA S. NALLE
2. AYU N. P. A. SUNARYO
3. DORCE TUKA HAPO
4. MARIA S. L. LERRICK
5. HELENA S. TAEL
6. BRUNO PELATIN NITIT
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem dan tata kelola Laboratorium
Sekolah” ini dengan seksama dan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini disusun
dengan maksud untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengelolaan Laboratorium dan
menambah pengetahuan bagi para pembacanya.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran penyusunan makalah ini. Kami berharap agar makalah ini dapat diterima dan
bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan pembaca pada umumnya, sebagai salah satu sumber
pengetahuan dan bahan pembelajaran matakuliah Pengelab tentang
Dalam menyusun makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan
dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami meminta maaf atas segala keterbatasan waktu
dan kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang
membangun dari rekan-rekan, dan dosen senantiasa kami harapkan demi peningkatan kualitas
makalah kedepan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………...……………………………………………………………….……..1
Daftar isi……………………………………………………………………………………….…2
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………….24
3.2 Saran………………………………………………………………………………………....24
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Berbagai cara dilakukan oleh guru ataupun pihak sekolah untuk selalu meningkatkan
serta mendukung proses belajar siswa yang lebih efektif dan efisien. Meskipun banyak faktor
yang menentukan kualitas pendidikan atau proses belajar, salah satunya yang terkait dengan
pusat sumber belajar, media belajar dan tempat belajar yang layak. Dalam proses pembelajaran
terdapat beberapa mata pelajran di sekolah seperti IPA, IPS, Bahasa, dan Seni tidak lepas dari
suatu kegiatan praktikum yang dapat dilakukan di luar maupun di dalam ruangan. Suatu
kegiatan praktikum khususnya untuk para pembelajar IPA sangat membutuhkan suatu ruang
laboratorium sebagai wadah kegiatan eksperimen.
Banyak berbagai fasilitas yang dapat dijadikan sebagai pusat sumber belajar salah
satunya adalah laboratorium. Laboratorium sangat diperlukan sebagai sarana ataupun prasana
oleh pihak sekolah sebagai tempat pembelajaran untuk siswa melakukan eksperimen, sehingga
dapat meningkatkan pengetahuannya.. Laboratorium harus dilestarikan dan dikelola oleh pihak
sekolah karena sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan ataupun proses
belajar. Oleh karena itu untuk mengetahui lebih lanjut peran dan fungsi laboratorium maka
dibuatlah makalah ini. Selain itu makalah ini dibuat sebagai salah satu penilaian pada mata
kuliah Pengelolaan Laboratorium.
1. Pengertian Laboratorium
2. Sistem dan Tata Pengelolaan Laboratorium
3. Fungsi Laboratorium
4. Peranan Laboratorium dalam Pembelajaran
5. Tata Pengelolaan Laboratorium
6. Pengorganisasian Labolatorium
4
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut
disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia,
laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa.
Laboratorium yang digunakan untuk penelitian ilmiah beraneka ragam bentuknya karena
perbedaan persyaratan spesialis pada berbagai bidang sains dan teknik. Laboratorium fisika
mungkin berisi akselerator partikel atau bejana vakum, sementara laboratorium metalurgi dapat
memiliki peralatan untuk pengecoran atau pengolahan logam atau peralatan untuk menguji
kekuatannya. Seorang kimiawan atau biolog mungkin menggunakan laboratorium basah,
sementara laboratorium psikolog dapat berupa ruangan dengan cermin satu arah dan kamera
tersembunyi untuk mengamati perilaku. Di beberapa laboratorium, komputer (kadang-kadang
superkomputer) digunakan untuk simulasi atau analisis data yang dikumpulkan di tempat lain,
seperti yang biasa digunakan oleh ilmuwan komputer. Ilmuwan di bidang lain akan
menggunakan jenis laboratorium lainnya. Insinyur menggunakan laboratorium untuk merancang,
membangun, dan juga menguji perangkat teknologi.
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Sementara menurut Emha (2002),
laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan
sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain.
Pengertian lain menurut Sukarso (2005), laboratorium ialah suatu tempat dimana
dilakukan kegiatan kerja untuk mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu
ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-lain.
Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk
melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan
6
kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka
seperti kebun dan lain-lain.
Prosedur pengelolaan laboratorium merupakan semua langkah yang harus dilakukan oleh
pengelola laboratorium agar laboratorium yang dikelolanya bermutu bagus.Langkah-langkahnya
meliputi fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, serta penyempurnaan
(P4).
1. Perencanaan
Merupakan pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang semua kegiatan yang
harus dilakukan, langkah-langkah, metode, sdm, tenaga, serta dana yang dibutuhkan agar
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
7
3. Pengadministrasian laboratorium
Adalah suatu proses pencatatan ataupun investarisasi fasilitas serta aktifitas
laboratorium. Dengan pengadministrasian yang tepat maka semua fasilitas serta aktifitas
laboratorium dapat teroganisi dengan sistmatis.
4. Pengamanan, perawatan, serta pengawasan
Di manajemen laboratorium, dalam hal ini berkaitan dengan manajemen mutu,
harus kita desain agar sealu memperbaiki efektifitas serta efisiensi kerjanya, disamping
harus mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan dalam
laboratorium.
Beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam manajemennya adalah sumber daya
manusia, saran dan prasarana dan juga penggunaan labolatorium.
Dalam pengunaan laboratorium baik digunakan untuk praktikum ataupun penelitian harus
menyerahkan jadwal pennguanannya terlebih dahulu, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi
tumpang tindih dalam penggunaan laboratorium.
Selain itu kita juga harus menggunakan peralatan laboratorium saat menggunakan laboratorium,
seperti jas, masker, serta sarung tangan (bila diperlukan) dan juga mengikuti semua prosedur
peminjaman alat serta permintaan bahan yang berlaku.
Fungsi laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai metode
pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam
proses belajar mengajar.
Menurut Soejitno (1983) secara garis besar fungsi laboratorium adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima sehingga antara teori
dan praktik bukan merupakan dua hal yang terpisah. Keduanya saling kaji-mengkaji dan
saling mencari dasar.
2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi mahasiswa/siswa.
8
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah dari
sesuatu obyek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
4. Menambah keterampilan dalam menggunakan alat dan media yang tersedia untuk
mencari dan menemukan kebenaran.
5. Memupuk rasa ingin tahu mahasiswa/siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang calon
ilmuwan.
Menurut Sukarso (2005), secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan
adalah sebagai berikut:
9
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari
sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial.
4. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.
5. Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan
yang diperolehnya.
Lebih jauh dijelaskan dalam Anonim (2003), bahwa fungsi dari laboratorium
adalah sebagai berikut :
Tujuan pembelajaran fisika dengan banyak variasi dapat digali, diungkapkan, dan
dikembangkan dari laboratorium. Laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan
masalah atau melakukan percobaan. Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan
pembelajaran terdiri dari 3 ranah yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah
keterampilan/afektif.
Adapun fungsi dari ruangan laboratorium IPA/ sains antara lain sebagai berikut;
10
4. Tempat mempraktikkan dan membuktikan benar tidaknya (verifikasi) faktor-faktor
gejala-gejala tertentu.
5. Tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran Biologi secara praktek yang memerlukan
peralatan khusus.
6. Laboratorium sangat penting bagi pembelajaran IPA di sekolah karena banyak materi
IPA khususnya Biologi yang harus di lakukan dengan kegiatan praktikum. Kegiatan
laboratorium (praktikum) merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar
Biologi.
7. Laboratorium merupakan tempat, gedung, ruang dengan segala macam peralatan yang
diperlukan untuk kegiatan ilmiah, selain itu laboratorium merupakan sarana media di
mana di lakukan kegiatan belajar mengajar Biologi terutama praktikum.
Pasal 43 Keputusan Menterei Agama No. l7 Tahun 1988 ditetapkan pula fungsi
Laboratorium untuk :
11
dengan cermat, mengukur secara akurat dengan alat ukur yang sederhana atau lebih
canggih, menggunakan dan menangani alat secara aman, merancang, melakukan dan
menginterprestasikan eksperimen.
3. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah.
Di dalam kegiatan praktikum, siswa dituntut untuk merumuskan masalah,
merancang eksperimen, merakit alat, melakukan pengukuran secara cermat,
menginterprestasi data perolehan, serta mengkomunikasikannya melalui laporan yang
harus dibuatnya serta dapat mengambil kesimpulan dari yang telah didapatkannya.
4. Praktikum menunjang materi pelajaran.
Praktikum merupakan kegiatan yang dapat digunakan sebagai verifikasi konsep yang
diajarkan oleh guru di kelas. Melalui kegiatan praktikum ini siswa mendapatkan
kebenaran konsep atau teori yang telah mereka dapatkan secara nyata sehingga
pemahaman konsep atau materi pelajarannya lebih mengena dan selalu diingat sepanjang
masa.
Kemampuan guru dalam pengelolaan laboratorium disesuaikan dengan
Permendiknas No. 26 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Pengelola Laboratorium
Sekolah/Madrasah. Pengelolaan laboratorium fisika meliputi; mengkoordinasikan
kegiatan praktikum dengan guru, menyusun jadwal kegiatan laboratorium, memantau
pelaksanaan, kegiatan laboratorium, mengevaluasi kegiatan laboratorium, mengelola
kegiatan laboratorium sekolah/madrasah, menyusun laporan.
A. Perencanaan Laboratorium
12
pelatihan dan pengajaran, maintenance/perawatan laboratorium, maupun untuk meng-cover
biaya-biaya lainnya.
Dengan bantuan guru senior dan asisten laboratorium, mintakan informasi mengenai
Berdasarkan informasi di atas (1-5) dan hasil konsultasi menyiapkan daftar kebutuhan
untuk tahun yang akan datang. Daftar yang dibuat harus mencakup tipe alat, model dan
jumlah yang dibutuhkan. Secara umum daftar kebutuhan meliputi:
a) Bahan habis
b) Alat-alat gelas, plastik dan logam
c) Specimen untuk biologi dan preparat mikro (microslide)
d) ATK
e) Dan lain-lain
Setelah perencanaan dan rancangan program kerja ditetapkan, tahap selanjutnya adalah
kegiatan pelaksanaan atau bisa juga kita sebut sebagai kegiatan operasional laboratorium. Dalam
tahapan ini, ada beberapa hal yang perlu dikondisikan agar kegiatan yang telah direncanakan
dapat berjalan secara baik. Kegiatan prakondisi ini memang diperlukan untuk memastikan tidak
ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan praktikum atau lainnya. Adapun hal – hal yang perlu
dikondisikan antara lain adalah:
14
kegiatan laboratorium meliputi penataan agenda/jurnal harian di tiap mata pelajaran,
format laporan dan pengumpulannya, daftar penilaian praktikum, prosedur peminjaman
alat, dan pengarsipan surat keluar dan masuk, dan tata tertib penggunaan laboratorium.
c. Pengamanan / perawatan peralatan.
Pengamanan dan perawatan peralatan yang ada di laboratorium merupakan satu
rangkaian kegiatan yang berlangsung saling terkait, selama ini kegiatan ini hanya terbatas
dilakukan oleh teknisi/laboran saja terutama pengamanannya, tapi ke depan haruslah
dimulai dengan menyadarkan secara adaministratif bahwa sebelum dan sesudah
pemakaian peralatan guru-guru benar-benar tahu kondisi bahan dan peralatan yang telah
dipakai, yang selama ini masih kurang.
Dengan demikian tanggungjawab masalah pengamanan dan perawatan peralatan
tidak terfokus pada petugas laboratorium saja, tapi juga merupakan tanggungjawab
bersama (siswa, guru pembina).
C. Evaluasi Laboratorium
Evaluasi program kegiatan ini dilakukan untuk melihat sejauhmana tingkat keberhasilan
dan kendala yang dialami dalam tahap perencanaan dan pelaksanaan program. Evaluasi program
kerja ini dapat disusun dalam bentuk laporan kegiatan yang dibuat oleh kepala atau koordinator
laboratorium setiap 6 bulan (1 semester) dan disampaikan kepada kepala sekolah. Laporan
tersebut digunakan sebagai rujukan untuk perencanaan kegiatan pada tahun berikutnya, supaya
berjalan dengan lebih baik.
D. Dokumentasi Laboratorium
Selanjutnya guna tertibnya pengelolaan laboratorium diperlukan pengadministrasian yang
benar. Pengadministrasian laboratorium dimaksudkan adalah suatu proses pencacatan atau
inventarisasi fasilitas dan aktivitas laboratorium. Dengan pengadministrasian yang tepat, semua
fasilitas dan aktivitas laboratorium dapat terorganisir dengan sistematis. Sistem
pengadministrasian yang baik. merupakan kunci dalam meningkatkan kelancaran berbagai aspek
pengelolaan laboratorium. Misalnya dalam merencanakan pengadaan alat dan bahan,
mengendalikan efisensi penggunaan anggaran, memperlancar pelaksanaan praktikum,
penyusunan laporan yang objektif, maupun dalam mengawasi dan menjaga perangkat
laboratorium. Mengingat laboratorium merupakan investasi sektor pendidikan yang relatif
15
mahal, sudah sewajarnya sistem pengadministrasiannya harus dikelola dengan penuh tanggung
jawab.
1. Panduan Mutu
Panduan Mutu merupakan interpretasi standar mutu yang diacu dari ISO,
berisikan:
16
Dokumentasi kegiatan laboratorium berupa semua dokumen yang terkait dengan
kegiatan praktikum dan pelaksanaannya. Dokumen yang dimaksud antara lain :
o Jadwal praktikum
o Buku petunjuk praktikum
o Laporan praktikum dan lain – lain
Selain dokumen-dokumen diatas, masih ada proses dokumentasi juga perlu dilengkapi
dengan inventarisir peralatan dan bahan laboratorium. Untuk memudahkan pemeriksaan alat dan
bahan laboratorium perlu dilakukan inventarisasi yang sistematik. Inventarisasi ini dapat dibuat
pada suatu buku atau secara komputasi sebagai daftar induk. Hal-hal yang umum diperlukan
pada inventarisasai mencakup:
1. Kode Alat/bahan
2. Nama alat/bahan
3. Spesifikasi alat/bahan (Merk, tipe, dan pabrik pembuat alat)
4. Sumber pemberi alat dan tahun pengadaannya
5. Tahun penggunaan
6. Jumlah atau kuantitas
7. Kondisi alat, baik atau rusak
E. Personil Laboratorium
Untuk itu diperlukan kemampuan manajerial bagi pengelola laboratorium, hal ini sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008 mengenai kemampuan
merencanakan dan mengembangkan laboratorium, mengelola kegiatan laboratorium dan tenaga
laboratorium, memantau kegiatan laboratorium beserta sarana dan prasarana, dan mengevaluasi
kegiatan laboratorium serta aktivitas tenaga laboratorium lainnya.
Menurut Mulyasa (2008: 25), menyatakan “bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas
menajemen pendidikan secara makro, yang secara langsung berkaitan dengan proses
pembelajaran di sekolah”. Pasal 22 ayat 1 PP 28 tahun 1990 berbunyi bahwa: “Kepala sekolah
bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan lainnya, dan pendayagunaan serta
pemeliharaan sarana dan prasarana”. Oleh karena itu, diupayakan peranan laboran dalam
17
perencanaan, kepemimpinan dan laboratorium dilakukan secara optimal sehingga berimplikasi
terhadap peningkatan mutu pembelajaran di SMA. Dengan demikian sebagus apapun suatu
laboratorium, bila tidak didukung oleh tata kelola yang baik, maka tidak akan menghasilkan
kegiatan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Oleh karena itu, agar tata kelola laboratorium
berjalan sesuai dengan harapan, maka diperlukan seorang manager (dalam hal ini kepala
laboratorium) yang memahami betul bagaimana pengelolaan laboratorium dilakukan.
Tenaga laboratorium sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan yang sangat
diperlukan untuk mendukung peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah melalui
kegiatan laboratorium.
18
Sebagaimana tenaga kependidikan lainnya, tenaga laboratorium sekolah juga merupakan
tenaga fungsional. Oleh karena itu diperlukan adanya kualifikasi, standar kompetensi dan
sertifikasi.
Empat kompetensi utama yang harus dipenuhi sebagai seorang laboran atau teknisi
sebagaimana yang tercantum dalam Permen No. 26 tahun 2008 tersebut adalah
1. Kompetensi Kepribadian;
2. Kompetensi Sosial;
3. Kompetensi Administratif; dan
4. Kompetensi Profesional.
1. Jalur guru
19
a. Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang relevan dengan peralatan
laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan
oleh pemerintah;
a. Minimal lulusan program diploma satu (D1) yang relevan dengan jenis
laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan
oleh pemerintah;
Keamanan adalah faktor yang seharusnya menjadi perhatian yang paling besar dalam
kegiatan laboratorium, tetapi umumnya yang selama ini terjadi adalah justru terabaikan. Kita
belum terbiasa memperhatikan keamanan bekerja. Syarat keamanan di laboratorium bertujuan
untuk melindungi baik yang bekerja di laboratorium itu sendiri, maupun untuk keamanan
sekitar/lingkungan.
20
2.6 Pengorganisasian Labolatorium
Agar laboratorium dapat dikelola dan memberikan daya guna yang baik, harus ada yang
mengelola labotarorium. Pengelola laboratorium IPA meliputi, pengelola laboratorium Biologi,
pengelola laboratorium Fisika dan Pengelola laboratorium Kimia. Masing-masing pengelola
laboratorium bertanggung jawab kepada koordinator IPA dari masing-masing sekolah. Di
samping itu terdapat pemakai laboratorium yakni siswa dan guru pembimbing praktikum. Siswa
bertanggung jawab kepada guru pembimbing praktikum sedangakn guru pembimbing praktikum
bertanggung jawab kepada pengelola laboratorium sesuai bidang studinya.
21
berhasil baik apabila ia dapat menjamin kerjasama yang baik dengan para pemakai laboratorium
yaitu guru dan siswa.
Setiap orang yang bekerja di laboratorium harus memiliki disiplin. Hal ini perlu untuk
menjaga keamanan dan keselamatan di dalam laboratorium. Suasana laboratorium dalam
keadaan yang baik dapat diciptakan bila ada tata tertib laboratorium tata tertib laboratorium ini
penting untuk menjaga kelancaran, keselamatan serta keamanan pekerja laboratorium. Tata tertib
ini meliputi larangan, suruhan dan petunjuk bagi siswa maupun guru yang bekerja di
laboratorium dan diberikan sebelum mereka masuk atau memulai aktifitas di laboratorium.
Tata tertib ini kita bedakan atas tata tertib untuk siswa dan tata tertib untuk guru. Tata tertib
untuk siswa disusun oleh pengelola laboratorium, sedangakan tata tertib untuk guru disusun oleh
coordinator pelajaran IPA bersama guru mata pelajaran Biologi, Kimia dan Fisika. Dengan
demikian siswa tidak selalu merasa ketakutan akan bahaya bila bekerja di laboratorium, karena
hal ini akan mengganggu pula pada konsentrasi siswa atau kelancaran aktifitas siswa. Setelah
menyusun tata tertib laboratorium maka tugas yang penting dari pengelola laboratorium adalah
menciptakan disiplin yang ketat. Untuk menciptakan disiplin yang ketat ini maka di dalam
menerapkan tata tertib laboratorium harus ada sanksi sanksi bagi siswa yang melanggar tata
tertib tersebut. Sanksi-sanksi ini baik berupa sanksi-sanksi akademis, hukum maupun sanksi
menyuruh siswa mengganti alat yang baru, apabila siswa tersebut memecahkan atau merusak
atau menghilangkan alat-alat yang dipakainya.
Berikut ini diberikan contoh tata tertib laboratorium yang dikutib dari Hadiat dan kawan-kawan
dalam buku manual pengelolaan laboratorium sekolah dan manual penggunaan alat-alat IPA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1979 :
1. Siswa tidak boleh masuk di dalam laboratorium tanpa seizing dari guru/pengelola
laboratorium.
2. Alat dan bahan tidak boleh dibawa keluar laboratorium tanpa seizing dari guru/pengelola
laboratorium.
3. Alat dan bahan harus digunakan sesuai dengan petunjuk praktikum,jangan bekerja
menurut kehendak sendiri.
22
4. Jika ada alat yang rusak/pecah hendaknya segera dilaporkan kepada guru.
5. Bila ada kecelakaan seperti luka,kebakaran atau tertelan bahan kimia secepatnya
dilaporkan kepada guru atau diobati sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan dengan
menggunakan kotak P3K.
6. Bila dalam melakukan percobaan ada hal-hal yang tidak jelas dan tidak dimengerti,harus
segera bertanya kepada guru/pengelola laboratorium.
Disamping tata tertib yang berlaku bagi siswa,juga disiplin tata tertib untuk para guru pemakai
laboratorium. Berikut ini penulis kutipan satu contoh tata tertib khusus para guru pemakai
laboratorium.
1. Setiap kegiatan yang sedang dilakukan oleh para siswa didalam laboratorium,harus
dibawah pengawasan guru pembimbing praktikum.
2. Guru harus dapat menguasai dengan penuh disiplin siswanya di dalam laboratorium.
3. Guru harus mengetahui dan yakin bahwa siswa mengerti dan menjalankan tata tertib
dengan baik.
4. Guru hendaknya meninggalkan laboratorium dalam keadaan bersih dan rapi serta paling
akhir setelah semua siswa keluar dari laboratorium.
5. Guru menyiapkan alat-alat atau bahan yang akan digunakan oleh para siswa,sebelum
praktikum dimulai.
Dengan peraturan ini diharapkan guru dapat menjalankan tugasnya di laboratorium secara baik.
Umumnya kegiatan di laboratorium dilakukan secara berkelompok agar pekerjaan dapat
dilakukan dengan lancer dan lebih cepat,dan juga untuk memupuk kerjasama yang baik dan
menanamkan rasa tanggung jawab para siswa sebagai bagian dari makhluk social. Di samping itu
kerja kelompok ini juga dapat menghemat pemakaian bahan dan jumlah alat. Bila keadaan
memungkinkan guru hendaknya memberikan kesempatan untuk bekerja lebih tinggi. Di samping
itu untuk kelancaran praktikum maka perlu juga dijaga dari kegaduhan dan kesimpangsiuran di
dalam laboratorium.
23
Selain didukung oleh fasilitas keamanan laboratorium, setiap pekerja di laboratorium sebaiknya
menyadari bahwa bekerja di laboratorium mengandung resiko yang membahayakan keselamatan
kerja. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya kecelakaan yang membahayakan
keselamatan kerja maka para pekerja laboratorium perlu mengetahui sumber-sumber bahaya di
laboratorium, simbol-simbol bahan kimia berbahaya, dan kegiatan laboratorium yang dapat
menimbulkan kecelakaan.
24
BAB III
PENUTUB
3.1 Kesimpulan
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium yang digunakan untuk penelitian ilmiah beraneka
ragam bentuknya karena perbedaan persyaratan spesialis pada berbagai bidang sains dan teknik.
Laboratorium fisika mungkin berisi akselerator partikel atau bejana vakum, sementara
laboratorium metalurgi dapat memiliki peralatan untuk pengecoran atau pengolahan logam atau
peralatan untuk menguji kekuatannya.
3.2 Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309999/pengabdian/ppm-mandiri-smk-1-depok-2013.pdf
https://rocketmanajemen.com/manajemen-laboratoium/
https://yusufaffandi11.wordpress.com/2014/03/17/pengelolaan-laboratorium-sekolah/
https://id.wikipedia.org/wiki/Laboratorium
https://wanmustafa.wordpress.com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/
https://www.academia.edu/35357738/Pengelolaan_Laboratorium_Fisika_di_Sekolah
26