Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENGELOLAAN LABORATURIUM

SISTEM DAN TATA KELOLA LABORATURIUM

OLEH :

KELOMPOK 5

1. TAMARA S. NALLE
2. AYU N. P. A. SUNARYO
3. DORCE TUKA HAPO
4. MARIA S. L. LERRICK
5. HELENA S. TAEL
6. BRUNO PELATIN NITIT

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem dan tata kelola Laboratorium
Sekolah” ini dengan seksama dan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini disusun
dengan maksud untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengelolaan Laboratorium dan
menambah pengetahuan bagi para pembacanya.

Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran penyusunan makalah ini. Kami berharap agar makalah ini dapat diterima dan
bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan pembaca pada umumnya, sebagai salah satu sumber
pengetahuan dan bahan pembelajaran matakuliah Pengelab tentang

Dalam menyusun makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan
dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami meminta maaf atas segala keterbatasan waktu
dan kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang
membangun dari rekan-rekan, dan dosen senantiasa kami harapkan demi peningkatan kualitas
makalah kedepan.

Kupang, September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………...……………………………………………………………….……..1

Daftar isi……………………………………………………………………………………….…2

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………..….3


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………......3
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………………...4

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Laboratorium……………………………………………………………………..5


2.2 Sistem dan Tata Pengelolaan Laboratorium………………………………………………….6
2.3 Fungsi Laboratorium…………………………………………………………………………7
2.4 Peranan Laboratorium dalam Pembelajaran……………………………………………………………10
2.5 Tata Pengelolaan Laboratorium……………………………………………………………...20

Bab III Penutub

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………….24

3.2 Saran………………………………………………………………………………………....24

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai cara dilakukan oleh guru ataupun pihak sekolah untuk selalu meningkatkan
serta mendukung proses belajar siswa yang lebih efektif dan efisien. Meskipun banyak faktor
yang menentukan kualitas pendidikan atau proses belajar, salah satunya yang terkait dengan
pusat sumber belajar, media belajar dan tempat belajar yang layak. Dalam proses pembelajaran
terdapat beberapa mata pelajran di sekolah seperti IPA, IPS, Bahasa, dan Seni tidak lepas dari
suatu kegiatan praktikum yang dapat dilakukan di luar maupun di dalam ruangan. Suatu
kegiatan praktikum khususnya untuk para pembelajar IPA sangat membutuhkan suatu ruang
laboratorium sebagai wadah kegiatan eksperimen.

Banyak berbagai fasilitas yang dapat dijadikan sebagai pusat sumber belajar salah
satunya adalah laboratorium. Laboratorium sangat diperlukan sebagai sarana ataupun prasana
oleh pihak sekolah sebagai tempat pembelajaran untuk siswa melakukan eksperimen, sehingga
dapat meningkatkan pengetahuannya.. Laboratorium harus dilestarikan dan dikelola oleh pihak
sekolah karena sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan ataupun proses
belajar. Oleh karena itu untuk mengetahui lebih lanjut peran dan fungsi laboratorium maka
dibuatlah makalah ini. Selain itu makalah ini dibuat sebagai salah satu penilaian pada mata
kuliah Pengelolaan Laboratorium.

1.2 Rumusan Masalah :

1. Pengertian Laboratorium
2. Sistem dan Tata Pengelolaan Laboratorium
3. Fungsi Laboratorium
4. Peranan Laboratorium dalam Pembelajaran
5. Tata Pengelolaan Laboratorium
6. Pengorganisasian Labolatorium

4
1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :

1. Dapat mengetahui Pengertian dari Laboratorium


2. Dapat mengetahui Sistem dan Tata Pengelolaan Laboratorium
3. Dapat mengetahui Fungsi Laboratorium
4. Dapat mengetahui Peranan Laboratorium dalam Pembelajaran
5. Dapat mengetahui Tata Pengelolaan Laboratorium
6. Dapat mengetahui Pengorganisasian Labolatorium

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laboratorium

Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut
disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia,
laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa.

Laboratorium yang digunakan untuk penelitian ilmiah beraneka ragam bentuknya karena
perbedaan persyaratan spesialis pada berbagai bidang sains dan teknik. Laboratorium fisika
mungkin berisi akselerator partikel atau bejana vakum, sementara laboratorium metalurgi dapat
memiliki peralatan untuk pengecoran atau pengolahan logam atau peralatan untuk menguji
kekuatannya. Seorang kimiawan atau biolog mungkin menggunakan laboratorium basah,
sementara laboratorium psikolog dapat berupa ruangan dengan cermin satu arah dan kamera
tersembunyi untuk mengamati perilaku. Di beberapa laboratorium, komputer (kadang-kadang
superkomputer) digunakan untuk simulasi atau analisis data yang dikumpulkan di tempat lain,
seperti yang biasa digunakan oleh ilmuwan komputer. Ilmuwan di bidang lain akan
menggunakan jenis laboratorium lainnya. Insinyur menggunakan laboratorium untuk merancang,
membangun, dan juga menguji perangkat teknologi.

Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Sementara menurut Emha (2002),
laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan
sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain.

Pengertian lain menurut Sukarso (2005), laboratorium ialah suatu tempat dimana
dilakukan kegiatan kerja untuk mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu
ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-lain.
Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk
melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan

6
kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka
seperti kebun dan lain-lain.

2.2 Sistem dan Tata Pengelolaan Laboratorium

Manajemen laboratorium merupakan kegiatan menggerakkan sekelompok orang,


keuangan, peralatan, fasilitas, serta segala objek fisik lainya dengan efektif serta efisien agar
mencapai tujuan ataupun sasaran tertentu yang diharapkan secara optimal.

Manual Prosedur Pengelolaan Laboratorium merupakan serangkaian tindakan yang mana


harus dilakukan oleh pengelola laboratorium agar dapat menjamin mutu dari laboratorium bisa
dilaksanakan dengan baik.
Tindakan tersebut dapat meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, serta penyempurnaan
laboratorium.

Prosedur pengelolaan laboratorium merupakan semua langkah yang harus dilakukan oleh
pengelola laboratorium agar laboratorium yang dikelolanya bermutu bagus.Langkah-langkahnya
meliputi fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, serta penyempurnaan
(P4).

Untuk pengelolaan laboratorium secara umum dapat meliputi aspek :

1. Perencanaan

Merupakan pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang semua kegiatan yang
harus dilakukan, langkah-langkah, metode, sdm, tenaga, serta dana yang dibutuhkan agar
mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2. Penataan alat serta bahan

Merupakan suatu proses pengaturan alat ataupun bahan di laboratorium agar


tertata dengan baik dan bila membutuhkannya kita dapat mencarinya dengan mudah.

7
3. Pengadministrasian laboratorium
Adalah suatu proses pencatatan ataupun investarisasi fasilitas serta aktifitas
laboratorium. Dengan pengadministrasian yang tepat maka semua fasilitas serta aktifitas
laboratorium dapat teroganisi dengan sistmatis.
4. Pengamanan, perawatan, serta pengawasan
Di manajemen laboratorium, dalam hal ini berkaitan dengan manajemen mutu,
harus kita desain agar sealu memperbaiki efektifitas serta efisiensi kerjanya, disamping
harus mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan dalam
laboratorium.

Beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam manajemennya adalah sumber daya
manusia, saran dan prasarana dan juga penggunaan labolatorium.

Dalam pengunaan laboratorium baik digunakan untuk praktikum ataupun penelitian harus
menyerahkan jadwal pennguanannya terlebih dahulu, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi
tumpang tindih dalam penggunaan laboratorium.

Selain itu kita juga harus menggunakan peralatan laboratorium saat menggunakan laboratorium,
seperti jas, masker, serta sarung tangan (bila diperlukan) dan juga mengikuti semua prosedur
peminjaman alat serta permintaan bahan yang berlaku.

2.3 Fungsi Laboratorium

Fungsi laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai metode
pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam
proses belajar mengajar.

 Menurut Soejitno (1983) secara garis besar fungsi laboratorium adalah sebagai
berikut:

1. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima sehingga antara teori
dan praktik bukan merupakan dua hal yang terpisah. Keduanya saling kaji-mengkaji dan
saling mencari dasar.
2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi mahasiswa/siswa.

8
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah dari
sesuatu obyek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
4. Menambah keterampilan dalam menggunakan alat dan media yang tersedia untuk
mencari dan menemukan kebenaran.
5. Memupuk rasa ingin tahu mahasiswa/siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang calon
ilmuwan.

 Engkoswara (1982) mengatakan bahwa melalui kegiatan praktikum yang biasanya


dilakukan di laboratorium, siswa diharapkan dapat:

1. Mengembangkan berbagai keterampilan secara terintegrasi.


2. Mengenal berbagai peralatan laboratorium.
3. Mengenal berbagai desain dan peralatan untuk eksperimen.
4. Mengembangkan keterampilan mengumpulkan dan menginterprestasikan data.
5. Mengembangkan sikap untuk melakukan sesuatu secara tepat dan akurat.
6. Mengembangkan keterampilan dalam mengobservasi.
7. Mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan hasil eksperimen.
8. Mengembangkan kecakapan dalam menulis laporan.
9. Mengembangkan kemampuan untuk belajar dan melakukan percobaan sendiri.
10. Menambah keberanian berfikir sendiri dan menanggung resiko.
11. Merangsang berfikir siswa melalui eksperimen.
12. Mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah dengan berbagai variabel
yang banyak dan berbagai kemungkinan pemecahannya.

 Menurut Sukarso (2005), secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan
adalah sebagai berikut:

1. Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan


pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.
2. Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya
dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan
kebenaran.

9
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari
sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial.
4. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.
5. Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan
yang diperolehnya.

 Lebih jauh dijelaskan dalam Anonim (2003), bahwa fungsi dari laboratorium
adalah sebagai berikut :

1. Laboratorium sebagai sumber belajar

Tujuan pembelajaran fisika dengan banyak variasi dapat digali, diungkapkan, dan
dikembangkan dari laboratorium. Laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan
masalah atau melakukan percobaan. Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan
pembelajaran terdiri dari 3 ranah yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah
keterampilan/afektif.

2. Laboratorium sebagai metode pembelajaran


Di dalam laboratorium terdapat dua metode dalam pembelajaran yakni metode percobaan
dan metode pengamatan
3. Laboratorium sebagai prasarana pendidikan

Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran.


Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan
bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk
melakukan percobaan.

 Adapun fungsi dari ruangan laboratorium IPA/ sains antara lain sebagai berikut;

1. Tempat pembelajaran IPA/sains dan memberikan keterampilan-keterampilan.


2. Tempat interaksi teman-teman baru, baik teori-teori maupun benda-benda teknologi baru
dan keterampilan-keterampilan.
3. Tempat display atau pameran.

10
4. Tempat mempraktikkan dan membuktikan benar tidaknya (verifikasi) faktor-faktor
gejala-gejala tertentu.
5. Tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran Biologi secara praktek yang memerlukan
peralatan khusus.
6. Laboratorium sangat penting bagi pembelajaran IPA di sekolah karena banyak materi
IPA khususnya Biologi yang harus di lakukan dengan kegiatan praktikum. Kegiatan
laboratorium (praktikum) merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar
Biologi.
7. Laboratorium merupakan tempat, gedung, ruang dengan segala macam peralatan yang
diperlukan untuk kegiatan ilmiah, selain itu laboratorium merupakan sarana media di
mana di lakukan kegiatan belajar mengajar Biologi terutama praktikum.

 Pasal 43 Keputusan Menterei Agama No. l7 Tahun 1988 ditetapkan pula fungsi
Laboratorium untuk :

1. Mempersiapkan sarana penunjang untuk melaksanakan pendidikan dan pembelajaran


sesuai dengan bidang studi yang bersangkutan.
2. Mempersiapkan sarana penunjang untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan
sesuai dengan bidang studi yang bersangkutan.

2.4 Peranan Laboratorium dalam Pembelajaran


Dalam pendidikan fisika kegiatan laboratorium merupakan bagian integral dari kegiatan
belajar mengajar, khususnya fisika. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan kegiatan
laboratorium untuk mencapai tujuan pendidikan fisika. Terdapat empat alasan mengenai
pentingnya praktikum fisika, terdiri atas :
1. Praktikum membangkitkan motivasi belajar sains.
Melalui kegiatan laboratorium, siswa diberi kesempatan untuk memenuhi
dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa. Prinsip ini akan menunjang kegiatan praktikum
dimana siswa menemukan pengetahuan melalui eksplorasinya terhadap alam.
2. Praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen.
Dengan kegiatan praktikum siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan
dasar melakukan eksperimen dengan melatih kemampuan mereka dalam mengobservasi

11
dengan cermat, mengukur secara akurat dengan alat ukur yang sederhana atau lebih
canggih, menggunakan dan menangani alat secara aman, merancang, melakukan dan
menginterprestasikan eksperimen.
3. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah.
Di dalam kegiatan praktikum, siswa dituntut untuk merumuskan masalah,
merancang eksperimen, merakit alat, melakukan pengukuran secara cermat,
menginterprestasi data perolehan, serta mengkomunikasikannya melalui laporan yang
harus dibuatnya serta dapat mengambil kesimpulan dari yang telah didapatkannya.
4. Praktikum menunjang materi pelajaran.
Praktikum merupakan kegiatan yang dapat digunakan sebagai verifikasi konsep yang
diajarkan oleh guru di kelas. Melalui kegiatan praktikum ini siswa mendapatkan
kebenaran konsep atau teori yang telah mereka dapatkan secara nyata sehingga
pemahaman konsep atau materi pelajarannya lebih mengena dan selalu diingat sepanjang
masa.
Kemampuan guru dalam pengelolaan laboratorium disesuaikan dengan
Permendiknas No. 26 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Pengelola Laboratorium
Sekolah/Madrasah. Pengelolaan laboratorium fisika meliputi; mengkoordinasikan
kegiatan praktikum dengan guru, menyusun jadwal kegiatan laboratorium, memantau
pelaksanaan, kegiatan laboratorium, mengevaluasi kegiatan laboratorium, mengelola
kegiatan laboratorium sekolah/madrasah, menyusun laporan.

2.5 Tata Pengelolaan Laboratorium

A. Perencanaan Laboratorium

Perencanaan kegiatan laboratorium dapat dilakukan salah satunya melalui penyusunan


program kerja tahunan. Program kerja ini dibuat pada awal tahun dan disusun dalam jangka 1
tahun.

Penyusunan anggaran kegiatan laboratorium didasarkan pada evaluasi program tahun


sebelumnya, sehingga berapa jumlah anggaran yang dibutuhkan pada tahun sekarang dapat
ditentukan dengan baik. Pengelolaan anggaran perlu dilakukan disesuaikan dengan tujuan awal
laboratorium. Anggaran dapat dipergunakan untuk merancang penggunaan dana untuk kegiatan

12
pelatihan dan pengajaran, maintenance/perawatan laboratorium, maupun untuk meng-cover
biaya-biaya lainnya.

Langkah-langkah berikut ini sangat bermanfaat untuk dipertimbangkan dalam penyusunan


anggaran:

1. Cek semua persediaan alat/bahan

Dengan bantuan guru senior dan asisten laboratorium, mintakan informasi mengenai

 Barang habis tahunan


 Periode mana dari tahun ajaran, bahan habis tertentu dibutuhkan untuk digunakan
 Alat-alat yang mengalami kerusakan akut
 Alat-alat baru yang dibutuhkan pada tahun ajaran yang akan datang
 Alat/bahan yang rusak atau hilang
 Mencari informasi proyeksi penerimaan siswa pada tahun ajaran yang akan datang
 Pengecekan fasilitas laboratorium mencakup suplai air, listrik, gas dan lain-lain
 Mengecek harga-harga alat/bahan pada saat ini dan memprediksi harga-harga tersebut
pada tahun mendatang

Berdasarkan informasi di atas (1-5) dan hasil konsultasi menyiapkan daftar kebutuhan
untuk tahun yang akan datang. Daftar yang dibuat harus mencakup tipe alat, model dan
jumlah yang dibutuhkan. Secara umum daftar kebutuhan meliputi:

a) Bahan habis
b) Alat-alat gelas, plastik dan logam
c) Specimen untuk biologi dan preparat mikro (microslide)
d) ATK
e) Dan lain-lain

Mendiskusikan hal-hal yang penting dan kritis untuk penyelesaian kebutuhan


alat/bahan tersebut dengan melibatkan Kepala Sekolah dan guru senior

2. Pengelolaan kegiatan (regular maupun non regular)


Kegiatan apa yang akan dilakukan untuk 1 tahun ke depan harus sudah
direncanakan secara matang. Sebagai contoh, dalam 1 tahun ada berapa kali praktikum,
13
berapa kali kegiatan pelatihan dan lain sebagainya; harus sudah ditetapkan dahulu. Hal
ini terkait dengan kebutuhan bahan dan alat yang akan digunakan oleh laboratorium.
3. Pengelolaan peralatan dan bahan
Pengelolaan alat dan bahan praktikum meliputi kegiatan inventarisasi dan
pengadaan. Rancangan pengadaan alat dan bahan untuk satu tahun ke depan harus
dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan ketersediaan. Ada tidaknya alat atau bahan
praktikum dapat dimonitor atau dilihat dari daftar inventarisasi yang dibuat. Dari daftar
itu akan jelas terlihat bahan atau alat apa yang kurang, yang rusak, atau yang memerlukan
perbaikan dan sebagainya.
4. Pengelolaan SDM
Pengelolaan SDM ini meliputi rekuitmen dan program peningkatan kompetensi
tenaga laboran dan teknisi. Jika memang tidak ada tenaga laboran atau teknisi, perlu
direncanakan kebutuhan tenaga tersebut. Tetapi jika ada, harus pula direncanakan
program peningkatan kompetensi tenaga laboran tersebut dengan mengikutsertakan pada
kegiatan pelatihan atau workshop pengelolaan laboratorium. Selain itu, perlu ditentukan
juga darimana gaji untuk tenaga laboran dan teknisi diambil.

B. Kegiatan Pelaksanaan Laboratorium

Setelah perencanaan dan rancangan program kerja ditetapkan, tahap selanjutnya adalah
kegiatan pelaksanaan atau bisa juga kita sebut sebagai kegiatan operasional laboratorium. Dalam
tahapan ini, ada beberapa hal yang perlu dikondisikan agar kegiatan yang telah direncanakan
dapat berjalan secara baik. Kegiatan prakondisi ini memang diperlukan untuk memastikan tidak
ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan praktikum atau lainnya. Adapun hal – hal yang perlu
dikondisikan antara lain adalah:

a. Penataan tempat dan bahan praktikum.


Penataan tempat dan bahan praktikum sangat penting khususnya untuk mengecek
setelah praktikum dan untuk persiapan praktikum baru. Untuk bahan kimia disediakan
ruangan khusus dan ditata berdasarkan jenisnya asam/ basa didalam rak. Untuk alat-alat
praktek lainnya ditempatkan dalam loker dengan diberi kode untuk masing-masing mata
pelajaran.
b. Penataan administrasi

14
kegiatan laboratorium meliputi penataan agenda/jurnal harian di tiap mata pelajaran,
format laporan dan pengumpulannya, daftar penilaian praktikum, prosedur peminjaman
alat, dan pengarsipan surat keluar dan masuk, dan tata tertib penggunaan laboratorium.
c. Pengamanan / perawatan peralatan.
Pengamanan dan perawatan peralatan yang ada di laboratorium merupakan satu
rangkaian kegiatan yang berlangsung saling terkait, selama ini kegiatan ini hanya terbatas
dilakukan oleh teknisi/laboran saja terutama pengamanannya, tapi ke depan haruslah
dimulai dengan menyadarkan secara adaministratif bahwa sebelum dan sesudah
pemakaian peralatan guru-guru benar-benar tahu kondisi bahan dan peralatan yang telah
dipakai, yang selama ini masih kurang.
Dengan demikian tanggungjawab masalah pengamanan dan perawatan peralatan
tidak terfokus pada petugas laboratorium saja, tapi juga merupakan tanggungjawab
bersama (siswa, guru pembina).

C. Evaluasi Laboratorium
Evaluasi program kegiatan ini dilakukan untuk melihat sejauhmana tingkat keberhasilan
dan kendala yang dialami dalam tahap perencanaan dan pelaksanaan program. Evaluasi program
kerja ini dapat disusun dalam bentuk laporan kegiatan yang dibuat oleh kepala atau koordinator
laboratorium setiap 6 bulan (1 semester) dan disampaikan kepada kepala sekolah. Laporan
tersebut digunakan sebagai rujukan untuk perencanaan kegiatan pada tahun berikutnya, supaya
berjalan dengan lebih baik.
D. Dokumentasi Laboratorium
Selanjutnya guna tertibnya pengelolaan laboratorium diperlukan pengadministrasian yang
benar. Pengadministrasian laboratorium dimaksudkan adalah suatu proses pencacatan atau
inventarisasi fasilitas dan aktivitas laboratorium. Dengan pengadministrasian yang tepat, semua
fasilitas dan aktivitas laboratorium dapat terorganisir dengan sistematis. Sistem
pengadministrasian yang baik. merupakan kunci dalam meningkatkan kelancaran berbagai aspek
pengelolaan laboratorium. Misalnya dalam merencanakan pengadaan alat dan bahan,
mengendalikan efisensi penggunaan anggaran, memperlancar pelaksanaan praktikum,
penyusunan laporan yang objektif, maupun dalam mengawasi dan menjaga perangkat
laboratorium. Mengingat laboratorium merupakan investasi sektor pendidikan yang relatif

15
mahal, sudah sewajarnya sistem pengadministrasiannya harus dikelola dengan penuh tanggung
jawab.

Dokumentasi laboratorium terdiri dari dokumen pengelolaan dan dokumen kegiatan


laboratorium. Dokumentasi pengelolaan laboratorium sebaiknya mengacu pada dokumen sistem
ISO yang telah diakui sebagai standar internasional yang digunakan oleh berbagai laboratorium
baik laboratorium pengujian, kalibrasi, produksi maupun laboratorium pendidikan.

Dokumen – dokumen yang diharapkan ada terdiri dari :

1. Panduan Mutu

Panduan Mutu merupakan interpretasi standar mutu yang diacu dari ISO,
berisikan:

o Visi dan misi


o Struktur organisasi
o Uraian jabatan (job description)
o Kualifikasi jabatan
2. Prosedur Mutu
Prosedur Mutu atau yang lebih dikenal dengan SOP (Standar Operasional
Prosedur) merupakan prosedur operasional yang dibuat sebagai acuan dalam melakukan
pekerjaan atau kegiatan di laboratorium. Misalnya :
o PM Peminjaman alat,
o PM penelitian,
o PM evaluasi praktikum dan lain – lain
3. Prosedur Pelaksanaan (Instruksi Kerja)
Instruksi kerja merupakan panduan teknis pelaksanaan kegiatan yang dibuat secara
rinci dan detail. Contoh :
o Instruksi Kerja Kegiatan Praktikum
o Instruksi Kerja penggunaan alat dan bahan
o Dan lain – lain
4. Formulir Rekaman

16
Dokumentasi kegiatan laboratorium berupa semua dokumen yang terkait dengan
kegiatan praktikum dan pelaksanaannya. Dokumen yang dimaksud antara lain :
o Jadwal praktikum
o Buku petunjuk praktikum
o Laporan praktikum dan lain – lain

Selain dokumen-dokumen diatas, masih ada proses dokumentasi juga perlu dilengkapi
dengan inventarisir peralatan dan bahan laboratorium. Untuk memudahkan pemeriksaan alat dan
bahan laboratorium perlu dilakukan inventarisasi yang sistematik. Inventarisasi ini dapat dibuat
pada suatu buku atau secara komputasi sebagai daftar induk. Hal-hal yang umum diperlukan
pada inventarisasai mencakup:

1. Kode Alat/bahan
2. Nama alat/bahan
3. Spesifikasi alat/bahan (Merk, tipe, dan pabrik pembuat alat)
4. Sumber pemberi alat dan tahun pengadaannya
5. Tahun penggunaan
6. Jumlah atau kuantitas
7. Kondisi alat, baik atau rusak

E. Personil Laboratorium

Untuk itu diperlukan kemampuan manajerial bagi pengelola laboratorium, hal ini sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008 mengenai kemampuan
merencanakan dan mengembangkan laboratorium, mengelola kegiatan laboratorium dan tenaga
laboratorium, memantau kegiatan laboratorium beserta sarana dan prasarana, dan mengevaluasi
kegiatan laboratorium serta aktivitas tenaga laboratorium lainnya.

Menurut Mulyasa (2008: 25), menyatakan “bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas
menajemen pendidikan secara makro, yang secara langsung berkaitan dengan proses
pembelajaran di sekolah”. Pasal 22 ayat 1 PP 28 tahun 1990 berbunyi bahwa: “Kepala sekolah
bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan lainnya, dan pendayagunaan serta
pemeliharaan sarana dan prasarana”. Oleh karena itu, diupayakan peranan laboran dalam

17
perencanaan, kepemimpinan dan laboratorium dilakukan secara optimal sehingga berimplikasi
terhadap peningkatan mutu pembelajaran di SMA. Dengan demikian sebagus apapun suatu
laboratorium, bila tidak didukung oleh tata kelola yang baik, maka tidak akan menghasilkan
kegiatan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Oleh karena itu, agar tata kelola laboratorium
berjalan sesuai dengan harapan, maka diperlukan seorang manager (dalam hal ini kepala
laboratorium) yang memahami betul bagaimana pengelolaan laboratorium dilakukan.

Tenaga laboratorium sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan yang sangat
diperlukan untuk mendukung peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah melalui
kegiatan laboratorium.

1. Penanggungjawab laboratoriumbertugas menyusuntata tertib laboratorium, program


kerjalaboratorium, dan jadwal pelaksanaan kegiatan praktikum; bersama-sama dengan
laboran melakukan inventarisasi dan adminitrasi alat, bahan, dan fasilitas; bertanggung
jawab terhadap keamanan, keselamatan, kebersihan dan keindahan lab; bertanggung
jawab terhadap perawatan sarana dan prasarana; menyusun dan mengajukan kebutuhan
alat dan bahan kepada Kepala Sekolah; serta menciptakan suasana akademik
laboratorium yang nyaman dan kondusif sehingga menjamin keselamatan kerja di
laboratorium.
2. Laboranbertugas memfasilitasi setiap kegiatan laboratorium yang dilaksanakan sesuai
dengan program dan tujuan penyelenggaraan laboratorium; menyiapkan alat dan bahan
yang diperlukan untuk kegiatan praktikum; memberikan pelayanan kepada guru dan
praktikan selama kegiatan praktikum berlangsung; melakukan inventarisasi dan
adminitrasi alat, bahan, dan fasilitas; bertanggung jawab terhadap keamanan,
keselamatan, kebersihan dan keindahan lab; serta bertanggung jawab terhadap perawatan
sarana dan prasarana. Agar laboran dapat bekerja secara optimal, maka perlu menguasai
dan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya di
laboratorium seperti administrasi laboratorium, layanan laboratorium,
pemeliharaandanperawatan laboratorium, pemeliharaan dan perawatan bahan dan alat-
alat laboratorium, serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh penanggung jawab
laboratorium.

18
Sebagaimana tenaga kependidikan lainnya, tenaga laboratorium sekolah juga merupakan
tenaga fungsional. Oleh karena itu diperlukan adanya kualifikasi, standar kompetensi dan
sertifikasi.

Empat kompetensi utama yang harus dipenuhi sebagai seorang laboran atau teknisi
sebagaimana yang tercantum dalam Permen No. 26 tahun 2008 tersebut adalah

1. Kompetensi Kepribadian;
2. Kompetensi Sosial;
3. Kompetensi Administratif; dan
4. Kompetensi Profesional.

Adapun Kualifikasi kepala laboratorium Sekolah/Madrasah menurut permendiknas ini adalah


sebagai berikut:

1. Jalur guru

a. Pendidikan minimal sarjana (S1);

b. Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum;

2. Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau


lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah Jalur laboran/teknisi

a. Pendidikan minimal diploma tiga (D3);

b. Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran atau teknisi;

c. Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan


tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
3. Sementara itu Kualifikasi teknisi laboratorium sekolah/madrasah adalah sebagai
berikut:

19
a. Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang relevan dengan peralatan
laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan
oleh pemerintah;

b. Memiliki sertifikat teknisi laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan


tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah

4. Sedangkan Kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:

a. Minimal lulusan program diploma satu (D1) yang relevan dengan jenis
laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan
oleh pemerintah;

b. Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah dari perguruan tinggi yang


ditetapkan oleh pemerintah.

F. Keamanan Kerja Dan Tata Tertib Laboratorium


1. Keamanan Kerja di Laboratorium

Keamanan adalah faktor yang seharusnya menjadi perhatian yang paling besar dalam
kegiatan laboratorium, tetapi umumnya yang selama ini terjadi adalah justru terabaikan. Kita
belum terbiasa memperhatikan keamanan bekerja. Syarat keamanan di laboratorium bertujuan
untuk melindungi baik yang bekerja di laboratorium itu sendiri, maupun untuk keamanan
sekitar/lingkungan.

Beberapa hal yang menyangkut keamanan laboratorium adalah tersedianya


ventilasi/blower, unit pengolahan limbah, bak cuci dan saluran yang aman. Pintu masuk/keluar
hendaknya cukup luas dan mengarah/membuka keluar sehingga bila terjadi keadaan darurat
orang dari dalam dapat dengan mudah keluar tanpa hambatan. Selain itu, laboratorium
hendaknya dilengkapi dengan alat keaman seperti pemadam api, alat pelindung diri (APD,
seperti jaslab, masker, gogle), alat listrik yang aman, detektor, shower, kotak P3K, serta
peralatan keamanan khusus lainnya.

20
2.6 Pengorganisasian Labolatorium

Organisasi laboratorium yang baik akan dapat membantu kelancaran kegiatan


laboratorium. Hal ini sehubungan dengan tugas organisasi tersebut yakni mengelola
laboratorium, menjaga disiplin laboratorium, mengadakan dan memelihara alat dan bahan serta
menjaga keselamatan laboratorium.

Struktur organisasi laboratorium di sekolah-sekolah yakni terdiri dari pengelola


laboratorium yang bertanggung jawab kepada coordinator mata pelajaran yang berkaitan. Di
sekolah terdapat beberapa koordinator mata pelajaran yakni koordinator IPA, IPS, Bahasa dan
lain-lain. Jadi jumlah pengelola laboratorium tergantung kepada laboratorium yang terdapat pada
setiap sekolah. Bila jumlah staf dalam seuatu sekolah tidak cukup maka pengelolaan
laboratorium dapat langsung dipegang oleh coordinator mata pelajaran yang berkaitan.

Agar laboratorium dapat dikelola dan memberikan daya guna yang baik, harus ada yang
mengelola labotarorium. Pengelola laboratorium IPA meliputi, pengelola laboratorium Biologi,
pengelola laboratorium Fisika dan Pengelola laboratorium Kimia. Masing-masing pengelola
laboratorium bertanggung jawab kepada koordinator IPA dari masing-masing sekolah. Di
samping itu terdapat pemakai laboratorium yakni siswa dan guru pembimbing praktikum. Siswa
bertanggung jawab kepada guru pembimbing praktikum sedangakn guru pembimbing praktikum
bertanggung jawab kepada pengelola laboratorium sesuai bidang studinya.

Dalam melaksanakan tugasnya seorang pengelola laboratorium hendaknya melakukan usaha-


usaha pengelolaan sebagai berikut:

1. Suasana laboratorium dalam keadaan disiplin yang baik


2. Kebersihan, keamanan dan keselamatan selalu dipelihara dan
3. Pemakaian laboratorium secara merata dan terpadu sehingga tidak terdapat perebutan
antara kelas yang satu dengan yang lain.

Pengelola laboratorium harus menyusun peraturan pemakaian laboratorium dan hendaknya


juga menyusun cara-cara mengevaluasi kegiatan laboratorium yang dilakukan siswa serta
menemukan buku-buku yang wajib dipelajari siswa. Namun tugas pengelola laboratorium akan

21
berhasil baik apabila ia dapat menjamin kerjasama yang baik dengan para pemakai laboratorium
yaitu guru dan siswa.

Setiap orang yang bekerja di laboratorium harus memiliki disiplin. Hal ini perlu untuk
menjaga keamanan dan keselamatan di dalam laboratorium. Suasana laboratorium dalam
keadaan yang baik dapat diciptakan bila ada tata tertib laboratorium tata tertib laboratorium ini
penting untuk menjaga kelancaran, keselamatan serta keamanan pekerja laboratorium. Tata tertib
ini meliputi larangan, suruhan dan petunjuk bagi siswa maupun guru yang bekerja di
laboratorium dan diberikan sebelum mereka masuk atau memulai aktifitas di laboratorium.

Tata tertib ini kita bedakan atas tata tertib untuk siswa dan tata tertib untuk guru. Tata tertib
untuk siswa disusun oleh pengelola laboratorium, sedangakan tata tertib untuk guru disusun oleh
coordinator pelajaran IPA bersama guru mata pelajaran Biologi, Kimia dan Fisika. Dengan
demikian siswa tidak selalu merasa ketakutan akan bahaya bila bekerja di laboratorium, karena
hal ini akan mengganggu pula pada konsentrasi siswa atau kelancaran aktifitas siswa. Setelah
menyusun tata tertib laboratorium maka tugas yang penting dari pengelola laboratorium adalah
menciptakan disiplin yang ketat. Untuk menciptakan disiplin yang ketat ini maka di dalam
menerapkan tata tertib laboratorium harus ada sanksi sanksi bagi siswa yang melanggar tata
tertib tersebut. Sanksi-sanksi ini baik berupa sanksi-sanksi akademis, hukum maupun sanksi
menyuruh siswa mengganti alat yang baru, apabila siswa tersebut memecahkan atau merusak
atau menghilangkan alat-alat yang dipakainya.

Berikut ini diberikan contoh tata tertib laboratorium yang dikutib dari Hadiat dan kawan-kawan
dalam buku manual pengelolaan laboratorium sekolah dan manual penggunaan alat-alat IPA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1979 :

1. Siswa tidak boleh masuk di dalam laboratorium tanpa seizing dari guru/pengelola
laboratorium.
2. Alat dan bahan tidak boleh dibawa keluar laboratorium tanpa seizing dari guru/pengelola
laboratorium.
3. Alat dan bahan harus digunakan sesuai dengan petunjuk praktikum,jangan bekerja
menurut kehendak sendiri.

22
4. Jika ada alat yang rusak/pecah hendaknya segera dilaporkan kepada guru.
5. Bila ada kecelakaan seperti luka,kebakaran atau tertelan bahan kimia secepatnya
dilaporkan kepada guru atau diobati sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan dengan
menggunakan kotak P3K.
6. Bila dalam melakukan percobaan ada hal-hal yang tidak jelas dan tidak dimengerti,harus
segera bertanya kepada guru/pengelola laboratorium.

Disamping tata tertib yang berlaku bagi siswa,juga disiplin tata tertib untuk para guru pemakai
laboratorium. Berikut ini penulis kutipan satu contoh tata tertib khusus para guru pemakai
laboratorium.

1. Setiap kegiatan yang sedang dilakukan oleh para siswa didalam laboratorium,harus
dibawah pengawasan guru pembimbing praktikum.
2. Guru harus dapat menguasai dengan penuh disiplin siswanya di dalam laboratorium.
3. Guru harus mengetahui dan yakin bahwa siswa mengerti dan menjalankan tata tertib
dengan baik.
4. Guru hendaknya meninggalkan laboratorium dalam keadaan bersih dan rapi serta paling
akhir setelah semua siswa keluar dari laboratorium.
5. Guru menyiapkan alat-alat atau bahan yang akan digunakan oleh para siswa,sebelum
praktikum dimulai.

Dengan peraturan ini diharapkan guru dapat menjalankan tugasnya di laboratorium secara baik.
Umumnya kegiatan di laboratorium dilakukan secara berkelompok agar pekerjaan dapat
dilakukan dengan lancer dan lebih cepat,dan juga untuk memupuk kerjasama yang baik dan
menanamkan rasa tanggung jawab para siswa sebagai bagian dari makhluk social. Di samping itu
kerja kelompok ini juga dapat menghemat pemakaian bahan dan jumlah alat. Bila keadaan
memungkinkan guru hendaknya memberikan kesempatan untuk bekerja lebih tinggi. Di samping
itu untuk kelancaran praktikum maka perlu juga dijaga dari kegaduhan dan kesimpangsiuran di
dalam laboratorium.

23
Selain didukung oleh fasilitas keamanan laboratorium, setiap pekerja di laboratorium sebaiknya
menyadari bahwa bekerja di laboratorium mengandung resiko yang membahayakan keselamatan
kerja. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya kecelakaan yang membahayakan
keselamatan kerja maka para pekerja laboratorium perlu mengetahui sumber-sumber bahaya di
laboratorium, simbol-simbol bahan kimia berbahaya, dan kegiatan laboratorium yang dapat
menimbulkan kecelakaan.

24
BAB III

PENUTUB

3.1 Kesimpulan

Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium yang digunakan untuk penelitian ilmiah beraneka
ragam bentuknya karena perbedaan persyaratan spesialis pada berbagai bidang sains dan teknik.
Laboratorium fisika mungkin berisi akselerator partikel atau bejana vakum, sementara
laboratorium metalurgi dapat memiliki peralatan untuk pengecoran atau pengolahan logam atau
peralatan untuk menguji kekuatannya.

Manajemen laboratorium merupakan kegiatan menggerakkan sekelompok orang,


keuangan, peralatan, fasilitas, serta segala objek fisik lainya dengan efektif serta efisien agar
mencapai tujuan ataupun sasaran tertentu yang diharapkan secara optimal.

Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran.


Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan
bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan
percobaan.

3.2 Saran

Dalam melakukan kegiatan ataupun dalam melakukann praktikum di laboratorium,


pengguna laboratorium sebaiknya mengikuti peraturan dan asas-asas yang telat ditetapkan.
Karena untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada proses pembelajaran. Selain itu, dalam
proses pengelolaan laboratorium hendaknya seluruh aspek sekolah seperti kepala sekolah, guru
dan siswa dapat membantu untuk merawat laboratoium sehingga akan tercipta laboratorium yang
baik dan nyaman.

25
DAFTAR PUSTAKA

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309999/pengabdian/ppm-mandiri-smk-1-depok-2013.pdf

https://rocketmanajemen.com/manajemen-laboratoium/

https://yusufaffandi11.wordpress.com/2014/03/17/pengelolaan-laboratorium-sekolah/

https://id.wikipedia.org/wiki/Laboratorium

https://wanmustafa.wordpress.com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/

https://www.academia.edu/35357738/Pengelolaan_Laboratorium_Fisika_di_Sekolah

26

Anda mungkin juga menyukai