Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat-Nya kepada penulis sehingga
penulisan makalah ini dengan judul Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium dapat
terselesaikan.
Adapun makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Pengelolaan
Laboratorium Kimia yang harus dipenuhi. Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja di dalam laboratorium kimia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran sebagai masukan untuk perbaikan makalah ini. Akhir kata, penulis
sangat mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4
A. Pengertian Laboratorium............................................................................................................. 4
B. Pengelolaan Laboratorium .......................................................................................................... 4
C. Manajemen Laboratorium ........................................................................................................... 4
D. Kunci Keberhasilan Laboratorium .............................................................................................. 5
E. Perangkat Pengelolaan Laboratorium ......................................................................................... 5
F. Organisasi Laboratorium............................................................................................................. 9
G. Fasilitas Pendanaan ................................................................................................................... 10
H. Disiplin dan Keterampilan ........................................................................................................ 10
I. Peraturan Dasar di Laboratorium .............................................................................................. 10
J. Penanganan Masalah Umum ..................................................................................................... 10
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Sementara menurut Emha (2002),
laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan
sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain.
Pengertian lain menurut Sukarso (2005), laboratorium ialah suatu tempat dimana
dilakukan kegiatan kerja untuk mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan
tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-lain
Berdasarkan definisi tersebut, dapat ditarik pengertian bahwa laboratorium adalah suatu
tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan
ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar
atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.
Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan
memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan
pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen
biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan
fungsinya.
Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik
pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran
dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja.
Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi
sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya
bila terjadi kecelakaan.
Selama ini pengelolaan laboratorium sekolah belum dapat dilakukan sebagaimana
mestinya. Bahkan terkesan ruang laboratorium yang dibangun tidak berfungsi. Tidak sedikit
ruangan yang dibangun bagi kegaiatan laboratorium sekolah ada yang berubah fungsi. Tentu saja
hal tersebut sangat disayangkan dan merugikan.
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan bergesernya laboratorium sebagai tempat untuk
mengamati, menemukan, dan memecahkan suatu masalah manjadi ruang kelas ataupun gudang,
antara lain:
1. Kurangnya kemampuan dalam mengelola laboratorium sekolah.
2. Kurangnya pemahaman terhadap makna dan fungsi laboratorium sekola serta dan perbaikan
sistem pembelajaran IPA. Ironisnya keberadaan laboratorium sekolah dianggap membebani
sehingga jarang dimanfaatkan sebagai mana mestinya
3. Terbatasnya kemampuan guru dalam penguasaan mata pelajaran.
Untuk itulah pemahaman tentang pengelolaan laboratorium sangat penting untuk dimilki
oleh pihak-pihak yang terkait dengan laboratorium, baik secara langsung maupun tidak. Pada bab
berikut akan dibahas tentang strategi pengelolaan laboratorium.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Laboratorium
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, laboratorium diartikan sebagai tempat
mengadakan percobaan (penyelidikan dan sebagainya).
Menurut Soejitno (1983) laboratorium dapat diartikan dalam bermacam-macam segi, yaitu:
1. Laboratorium dapat merupakan wadah, yaitu tempat, gedung, ruang dengan segala
macam peralatan yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah. Dalam hal ini laboratorium
dilihat sebagai perangkat keras (hard ware).
2. Laboratorium dapat merupakan sarana media dimana dilakukan kegiatan belajar
mengajar. Dalam pengertian ini laboratorium dilihat sebagai perangkat lunaknya
(software).
3. Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat kegiatan ilmiah untuk menemukan
kebenaran ilmiah dan penerapannya.
4. Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat inovasi. Dengan sarana dan prasarana yang
dimilikioleh sebuah laboratorium diadakanlah kegiatan ilmiah, eksperimentasi
sehingga terdapat penemuan-penemuan baru, cara-cara kerja, dan sebagainya.
Istilah laboratorium akhir-akhir ini menjadi sangat luas, namun sebelum kita ikut
menterjemahkan secara kebablasan maka kita lihat definisi menurut Procter, 1981. Laboratorium
adalah tempat atau ruangan dimana para ilmuwan bekerja dengan peralatan untuk penyelidikan
dan pengujian terhadap suatu bahan atau benda. Sedangkan menurut ISO/IEC Guide 2 1986,
laboratorium adalah instansi/lembaga yang melaksanakan kalibrasi dan atau pengujian.
B. Pengelolaan Laboratorium
Pengertian pengelolaan adalah kegiatan menggerakkan sekelompok orang (sdm),
keuangan, peralatan, fasilitas dan atau segala obyek fisik lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan atau sasaran tertentu yang di harapkan secara optimal. Pengelolaan laboratorium
merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber
daya. Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium
(bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang
dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Laboratorium juga sering
diartikan sebagai suatu ruang atau tempat dilakukannya percobaan atau penelitian. Ruang
dimaksud dapat berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap atau alam terbuka misalnya
kebun botani.
Pada pembelajaran sains termasuk biologi di dalamnya keberadaan laboratorium menjadi
sangat penting. Pada konteks proses belajar mengajar sains di sekolah-sekolah seringkali istilah
laboratorium diartikan dalam pengertian sempit yaitu suatu ruangan yang didalamnya terdapat
sejumlah alat-alat dan bahan praktikum. Atas dasar inilah pembahasan kita tentang pengelolaan
laboratorium akan dibatasi pada laboratorium yang berupa ruang tertutup.
C. Manajemen Laboratorium
Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk mengelola
laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa
faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang
canggih, dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak
didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen
4
laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-
hari.
Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih efektif bilamana dalam struktur
organisasi laboratorium didukung oleh Board of Management yang berfungsi sebagai pengarah
dan penasehat. Board of Management terdiri atas para senior/profesor yang mempunyai
kompetensi dengan kegiatan laboratorium yang bersangkutan.
5
3. pintu darurat (emergency-exit)
4. ruang persiapan (preparation-room)
5. ruang peralatan (equipment-room)
6. ruang penangas (fume-hood)
7. ruang penyimpanan (storage - room)
8. ruang staf (staff-room)
9. ruang teknisi (technician-room)
10. ruang bekerja (activity-room)
11. ruang istirahat/ibadah
12. ruang prasarana kebersihan
13. ruang toilet
14. lemari praktikan (locker)
15. lemari gelas (glass-rack)
16. lemari alat-alat optik (opticals-rack)
17. pintu jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk.
6
c. berfungsi dengan baik
d. terkalibrasi
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian (manual-
operation). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan, dimana buku manual merupakan
acuan untuk perbaikan seperlunya. Teknisi laboratorium yang ada harus senantiasa berada di
tempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan ada kemungkinan alat tidak berfungsi dengan
baik. Beberapa peralatan yang dimiliki harus disusun secara teratur pada tempat tertentu, berupa
rak atau meja yang disediakan. Peralatan digunakan untuk melakukan suatu kegiatan pendidikan,
penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu. Karenanya alat-alat ini harus selalu siap pakai,
agar sewaktu-waktu dapat digunakan.
Peralatan laboratorium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan penggunaannya. Setelah
selesai digunakan, harus segera dibersihkan kembali dan disusun seperti semula. Semua alat-alat
ini sebaiknya diberi penutup (cover) misalnya plastik transparan, terutama bagi alat-
alat yang memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak ada penutupnya akan cepat berdebu,
kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.
3. Infrastruktur Laboratorium
Infrastruktur laboratorium ini meliputi:
a. Sarana Utama
Mencakup bahasan tentang lokasi laboratorium, konstruksi laboratorium dan sarana
lain, termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis meja kerja/pelataran, jenis atap, jenis
dinding, jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, kamar penangas, jenis
pembuangan limbah, jenis ventilasi, jenis AC, jenis tempat penyimpanan, jenis lemari
bahan kimia, jenis alat optik, jenis timbangan dan instrumen yang lain, kondisi
laboratorium, dan sebagainya.
b. Sarana Pendukung
Mencakup bahasan tentang ketersediaan enerji listrik, gas, air, alat komunikasi, dan
pendukung keselamatan kerja seperti pemadam kebakaran, hidran dsb.
4. Administrasi Laboratorium
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada di laboratorium,
yang antara lain terdiri atas:
a. Inventarisasi peralatan laboratorium
b. Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat yang rusak, alat yang
dipinjam/dikembalikan
c. Surat masuk dan surat keluar
d. Daftar pemakai laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum/ penelitian
e. Daftar inventarisasi bahan kimia dan non-kimia, bahan gelas dan sebagainya
f. Daftar inventarisasi alat-alat meubelair (kursi, meja, bangku, lemari dsb.)
g. Sistem evaluasi dan pelaporan
Untuk kelancaran administrasi yang baik, eyogyanya tiap laboratorium memberikan
pelaporan kepada atasannya (misalnya kepada PDII, Ketua Program Studi maupun Dekan).
Evaluasi dan Pelaporan kegiatan masing-masing laboratorium dapat dilakukan bersama dengan
pimpinan Fakultas, setiap semester atau sekali dalam setahun, tergantung pada kesiapan yang
ada agar semua kegiatan laboratorium dapat dipantau dan sekaligus dapat digunakan untuk
perencanaan laboratorium (misalnya penambahan alat-alat baru, rencana pembiayaan/dana
laboratorium yang diperlukan, perbaikan sarana & prasarana yang ada, dsb).Kegiatan
7
administrasi ini adalah merupakan kegiatan rutin yang berkesinambungan, karenanya perlu
dipersiapkan dan dilaksanakan secara berkala dengan baik dan teratur.
6. Pengamanan Laboratorium
Berikut ini diberikan beberapa petunjuk umum pengamanan laboratorium, agar setiap
laboran/pekerja/asisten dapat bekerja dengan aman.
Prinsip Umum Pengamanan Laboratorium
a. Tanggung jawab
Kepala Laboratorium, anggota laboratorium termasuk asisten bertanggung jawab
penuh terhadap segala kecelakaan yang mungkin timbul. Karenanya Kepala
Laboratorium seharusnya dijabat oleh orang yang kompeten dibidangnya, termasuk
juga teknisi dan laborannya.
b. Kerapian
Semua koridor, jalan keluar dan alat pemadam api harus bebas dari hambatan seperti
botol- botol, dan kotak-kotak. Lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan material
lain yang mungkin menyebabkan lantai licin. Semua alat-alat dan reagensia bahan
kimia yang telah digunakan harus dikembalikan ketempat semula seperti sebelum
digunakan.
c. Kebersihan
Kebersihan dalam laboratorium menjadi tanggung jawab bersama pengguna
laboratorium.
d. Konsentrasi terhadap pekerjaan
Setiap pengguna laboratorium harus memiliki konsentrasi penuh terhadap
pekerjaannya masing-masing, tidak boleh mengganggu pekerjaan orang lain, dan tidak
boleh meninggalkan percobaan yang memerlukan perhatian penuh.
e. Pertolongan pertama (First - Aid)
Semua kecelakaan bagaimanapun ringannya, harus ditangani di tempat dengan
memberikan pertolongan pertama. Misalnya, bila mata terpercik harus segera
8
dialiri air dalam jumlah yang banyak. Jika tidak bisa, segera panggil dokter. Jadi setiap
laboratorium harus memiliki kotak P3K, dan harus selalu dikontrol isinya.
f. Pakaian
Saat bekerja di laboratorium dilarang memakai baju longgar, kancing terbuka,
berlengan panjang, kalung teruntai, anting besar dan lain-lain yang mungkin dapat
tersangkut oleh mesin, ketika bekerja dengan mesin-mesin yang bergerak. Selain
pakaian, rambut harus diikat rapi agar terhindar dari mesin-mesin yang bergerak.
g. Berlari di Laboratorium
Tidak dibenarkan berlari di laboratorium atau di koridor, berjalanlah di tengah koridor
untuk menghindari tabrakan dengan orang lain dari pintu yang hendak masuk/keluar.
h. Pintu-pintu
Pintu-pintu harus dilengkapi dengan jendela pengintip untuk mencegah terjadinya
kecelakaan (misalnya: kebakaran).
i. Alat-alat
Alat-alat seharusnya ditempatkan ditengah meja, agar alat-alat tersebut tidak
jatuh kelantai. Selain itu, peralatan sebaiknya juga ditempatkan dekat dengan sumber
listrik, jika memang peralatan tersebut memerlukan listrik. Demikian juga untuk alat-
alat yang menggunakan air ataupun gas sebagai sarana pendukung.
7. Penanganan Alat Laboratorium
a. Alat-alat kaca/gelas
Bekerja dengan alat-alat kaca perlu berhati-hati sekali. Gelas beaker, flask, test tube,
Erlenmeyer, dan sebagainya;sebelum dipanaskan harus benar-benar diteliti, misalnya
apakah gelas tersebut retak/tidak retak, rusak/sumbing. Bila terdapat gejala seperti ini,
barang-barang tersebut sebaiknya tidak dipakai.
b. Mematahkan pipa kaca/batangan kaca
Jika hendak memetong pipa kaca harus menggunakan sarung tangan. Pada bekas pecahan
pipa kaca, permukaannya dilicinkan dengan api lalu diberi pelumas/gemuk silikon,
kemudian masukkan ke sumbat gabus/karet.
c. Mencabut pipa kaca
Mencabut pipa kaca dari gabus dan sumbat harus dilakukan dengan hati-hati. Bila sukar
mencabutnya, potong dan belah gabus itu. Untuk memperlonggar, lebih baik digunakan
pelubang gabus yang ukurannya telah cocok, kemudian licinkan dengan meminyakinya
dan kemudian putar perlahan-lahan melalui sumbat. Cara ini juga digunakan untuk
memasukkan pipa kaca kedalam sumbat. Jangan gunakan alat-alat kaca yang sumbing atau
retak. Sebelum dibuang sebaiknya dicuci lebih dahulu untuk memastikan kerusakan.
d. Label
Semua bejana seperti botol, flask, test tube dan lain-lain seharusnya diberi label yang
jelas.Jika tidak jelas, lakukan pengetesan isi bejana yang belum diketahui secara pasti
dengan hati-hati secara terpisah, kemudian dibuang melalui cara yang sesuai dengan jenis
zat kimia yang ada dalam bejana.
F. Organisasi Laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta susunan
personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab tertinggi organisasi di
dalam laboratorium adalah Kepala Laboratorium. Kepala Laboratorium bertanggung jawab
terhadap semua kegiatan yang dilakukan dan juga bertanggung jawab terhadap seluruh
peralatan yang ada. Para anggota laboratorium yang berada di bawah Kepala Laboratorium juga
harus sepenuhnya bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan padanya.
9
Untuk mengantisipasi dan menangani kerusakan peralatan diperlukan teknisi yang
memadai.
G. Fasilitas Pendanaan
Ketersediaan dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium. Tanpa adanya dana
yang cukup, kegiatan laboratorium akan berjalan tersendat-sendat, bahkan mungkin tidak
dapat beroperasi dengan baik. Dana dapat diperoleh dari, antara lain:
a. SPP
b. Anggaran rutin/DIP
c. Institusi lain, misalnya kerjasama dalam bidang penelitian atau pengembangan bidan
lainnya
d. Dana dari badan-badan Internasional, misalnya JICA, ADB loan projects, dsb
e. Dana Operasional melalui Hibah kompetisi A1; A2; A3 atau B
f. Dana-dana lainnya, yang bersumber dari luar Universitas/Institut.
10
Demi keamanan laboratorium, berkonsultasilah sebelum menggunakan zat-zat kimia baru
atau yang kurang diketahui. Semua zat-zat kimia dapat menimbulkan resiko yang tidak
dikehendaki.
3. Membuang material-material yang berbahaya
Sebelum membuang material-material yang berbahaya harus diketahui resiko yang
mungkin terjadi. Karena itu pastikan bahwa cara membuangnya tidak menimbulkan
bahaya. Jika tidak tahu tanyakan pada orang yang kompeten. Demikian juga terhadap air
buangan dari laboratorium. Sebaiknya harus ada bak penampung khusus, jangan dibuang
begitu saja karena air buangan mengandung bahan berbahaya yang menimbulkan
pencemaran. Air buangan harus ditreatment, antara lain dengan cara netralisasi sebelum
dibuang ke lingkungan.
4. Tumpahan
Tumpahan asam diencerkan dahulu dengan air dan dinetralkan dengan CaC03 atau soda
abu, dan untuk basa dengan air dan dinetralisir dengan asam encer. Setelah itu dipel dan
pastikan kain pel bebas dari asam atau alkali.Tumpahan minyak, harus ditaburi dengan
pasir, kemudian disapu dan dimasukkan dalam tong yang terbuat dari logam
dan ditutup rapat.
11
BAB III
PENUTUP
Pengelolaan adalah suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi
sumber daya.
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium
(bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di
laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.
Agar semua kegiatan yang dilakukan di dalam laboratorium dapat berjalan dengan
lancar,dibutuhkan sistem pengelolaan operasional laboratorium yang baik dan sesuai dengan situasi
kondisi setempat. Untuk mencapai hal tersebut, beberapa hal yang telah dijelaskan di atas, perlu
diperhatikan. Peran Kepala Laboratorium sangat penting dalam menerapkan proses manajemen
pengelolaan laboratorium, termasuk dukungan keterampilan dari segala elemen yang ada di
dalamnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
[2] Santosi, Rachmat Tri. Contoh desain tata ruang lab kimia (Online),
http://www.slideshare.net/RachmatTriSantoso/contoh-desain-tata-ruang-lab-
kimia?from_action=save, 10 Desember 2015.
13