Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

JENIS-JENIS LIMBAH DI LABORATORIUM

DOSEN PEMBIMBING

Andi Maya Kesrianti, S.Si. ,M.Kes

DISUSUN OLEH :

JUDMAINNAH

B1D120108

PROGRAM STUDI

DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat
kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Jenis-jenis Limbah di Laboratorium”.

Terima kasih kepada orang tua kami yang telah memberi dorongan dalam
bentuk do’a maupun material. Sehingga Makalah Jenis-jenis Limbah di Laboratorium
dapat diselesaikan.

Makalah ini berisikan manfaat untuk memberikan informasi mengenai upaya


penanganan limbah laboratorium.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Seperti pepatah mengatakan
“tiada gading yang tak retak”. Maka dari itu kami mohon maaf apabila ada kesalahan
kata ataupun penulisan dalam menyusun makalah ini.

Makassar, 05 Desember 2020

JUDMAINNAH

i
Daftar Isi

Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................3
BAB III ISI.............................................................................................................................4
3.1.1 Pendahuluan...................................................................................................4
3.1.2 Mengidentifikasikan Limbah dan Bahayanya...........................................15
3.1.3 Cara Menilai Bahan yang Tidak Dikenal...................................................15
3.1.4 Pengumpulan dan penyimpanan limbah di laboratorium........................16
3.1.5 Langkah-langkah utama pengelolaan limbah adalah sebagai berikut :...16
3.1.6 Penanganan dan Pengurangan Biaya.........................................................17
3.1.7 Pengurangan limbah muti bahaya..............................................................17
3.1.8 Opsi Pembuangan.........................................................................................18
Bab IV Penutup....................................................................................................................20
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................20
5.1 Saran.....................................................................................................................20
Daftar Pustaka.....................................................................................................................21

ii
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Laboratorium adalah sebagai suatu ruang atau tempat untuk


melakukan percobaan atau penelitian (Koesmadji 2004). Laboratorium tidak
saja suatu ruang tertutup, tetapi dapat berupa alam terbuka misalnya kebun
botani, kandang, hewan. Banyak hal-hal yang dapat di lakukan di
laboratorium seperti melakukan penelitian. Didalam sebuah penelitian laboran
akan menemui sisa-sisa bahan yang sudah tidak di gunakan, bahan-bahan
tersebut di kategorikan sebagai bahan yang tidak berbahaya, bahan yang
berbahaya, dan bahan yang sangat berbahaya. Bahan-bahan sisa tersebut
dinamakan limbah.
Limbah adalah bahan yang sudah tidak di gunakan kembali di dalam
laboratorium. Penangan limbah harus sesuai dengan prosedur yang ada.
Karena apabila laboran tidak bisa memahami struktur bahan, komposisi, dan
bahaya bahan tersebut, maka dapat di pastikan resiko kecelakaan semakin
besar. Bahan-bahan kimia terdiri dari beberapa jenis, yaitu bahan kimia cair,
bahan kimia padat, bahan kimia gas.
Pengetahuan mahasiswa mengenai penanganan limbah bahan kimia
sangatlah penting. Hal ini disebabkan oleh banyaknya zat-zat atau bahan
-bahan kimia yang beracun dan berbahaya, sehigga dapat menimbulkan
berbagai macam akibat, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan, merusak lingkungan hidup dan dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lainnya, yang menimbulkan dampak negatif atau kerugian bagi manusia
dan lingkungan.

1
Dengan mempelajari proses pengolahan limbah bahan
kimia,mahasiswa dapat mengetahui hal-hal atau faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan timbulnya berbagai macam akibat yang dapat menimbulkan
efek,baik bagi manusia maupun alam.Sehingga dengan mempelajari materi
ini, mahasiswa mampu menangani limbah dengan cara yang efektif dan
efesien sesuai sifat limbah bahan kimia,karena setiap limbah bahan kimia
yang ada masing-masing mempunyai ciri berbeda terhadap dampak yang
ditimbulkanya.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa yang di maksud dengan limbah?
 Apa saja jenis-jenis limbah laboratorium?
 Bagaimana cara mengklarifikasi limbah laboratorium?

1.3 Tujuan
 Mengetahui definisi dari limbah.
 Mengetahui jenis-jenis limbah laboratorium.
 Mengetahui cara mengklarifikasi limbah laboratorium.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Limbah yaitu kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau


limbah pabrik.Limbah atau sampah juga merupakan bahan yang tidak berarti bahkan
dapat berbahaya jika tidak ditangani dengan baik.Disisi lain limbah atau sampah akan
berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar.Pengolahan limah sangat
penting dan perlu di lakukan untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi juga
untuk memperoleh nilai ekonomis.
Limbah dibagi menjadi beberapa diantaranya:

-Limbah padat yang mudah terbakar

-Limbah padat tidak mudah terbakar

-Limbah yang mudah busuk

-Limbah yang dapat didaur ulang

-Limbah radioaktif

3
BAB III
PEMBAHASAN

3.1.1 Pendahuluan
A. Apakah Limbah Itu?
Limbah adalah bahan yang dibuang, hendak dibuang, atau tidak lagi
berguna sesuai peruntukannya. Sebuah bahan dianggap limbah jika
dibiarkan atau jika dianggap menjadi bahan yang tidak dapat dipakai
kembali. Limbah dikelompokkan sebagai limbah berbahaya atau tidak
berbahaya.

B. Siapa yang Bertangguang jawab Atas Limbah?


Begitu bahan menjadi limbah, tanggung jawab awal pembuangannya
secara tepat ada pada Pengguna laboratorium terlatih yang telah
menggunakan atau menyintesiskan bahan tersebut. Pelaborab adalah
orang yang paling tepat yang mengetahui karakteristik bahan tersebut.
Merekalah yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi bahaya dan
memberikan informasi yang diperlukan untuk menentukan
pembuangannya secara benar. Keputusan mereka harus sejalan dengan
kerangka kerja lembaga untuk penanganan bahan berbahaya dan dengan
peraturan yang berlaku.

4
C. Apa saja macam-macam limbah yang ada di laboratorium?
Berdasarkan jenisnya, maka klasifikasi pengumpulan limbah
laboratorium adalah:

Kelas Jenis
A Pelarut organik bebas halogen dan senyawa organik dalam

larutan
B Pelarut organik mengandung halogen dan senyawa organik

dalam larutan
C Residu padatan bahan kimia laboratorium organik
D Garam dalam larutan: lakukan penyesuaian kandungan

kemasan pada pH 6 -8
E Residu bahan anorganik beracun dan garam logam berat dan
larutannya
F Senyawa beracun mudah terbakar
G Residu air raksa dan garam anorganik raksa
H Residu garam logam; tiap logam harus dikumpulkan secara terpisah
I Padatan anorganik
J Kumpulan terpisah limbah kaca, logam dan plastik
Gambar 1 jenis limbah

5
D. Klasifikasi Limbah Laboratorium  

Berdasarkan sifatnya, limbah dibedakan menjadi:

1. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila


mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan
konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat
merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau
membahayakan kesehatan manusia. Limbah beracun dibagi
menjadi:

 Limbah mudah meledak

Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu


dan tekanan standar (25 °C, 760 mmHg) dapat meledak atau
melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan sekitarnya.

 Limbah mudah terbakar

Limbah mudah terbakar adalah limbah-limbah yang


mempunyai salah satu sifat-sifat sebagai berikut :

1.) Limbah yang berupa cairan yang mengandung a1kohol


kurang dari 24% volume dan/atau pada titik nyala tidak
lebih dari60 °c (140 OF) akan menyala apabila terjadi
kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain
pada tekanan udara 760 mmHg.

6
2.) Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada
temperatur dan tekanan standar (25 C, 760 mmHg)
dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan,
penyerapan uap air atau perubahan kimia secara
spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan
kebakaran yang terus menerus.

3.) Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah


terbakar .

4.) Merupakan limbah pengoksidasi.

 Limbah beracun

Limbah beracun adalah limbah yang mengandung


pencemar yang bersifat racun bagi manusia atau lingkungan
yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius
apabila masuk ke dalam tubuh melalui pemafasan, kulit atau
mulut. Penentuan sifat racun untuk identifikasi limbah ini
dapat menggunakan baku mu tu konsentrasi TCLP (Toxicity
Characteristic Leaching Procedure) pencemar organik dan
anorganik dalam limbah. Apabila limbah mengandung salah
satu pencemar yang terdapat, dengan konsentrasi sama atau
lebih besar dari nilai dalam Lampiran II tersebut, maka limbah
tersebut merupakan limbah B3. Bila nilai ambang batas zat
pencemar tidak terdapat pada Lampiran II tersebut maka
dilakukan uji toksikologi.

7
 Limbah yang menyebabkan infeksi.

Bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan dari


tubuh manusia yang terkena infeksi, limbah dari laboratorium
atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang
dapat menular .Limbah ini berbahaya karena mengandung
kuman penyakit seperti hepatitis dan kolera yang ditularkan
pada pekerja, pembersih jalan, dan masyarakat di sekitar lokasi
pembuangan limbah

 Limbah bersifat korosif

8
Limbah bersifat korosif adalah limbah yang
mempunyai salah satu sifat sebagai berikut :

 Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.

 Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja


(SAE 1020) dengan laju korosi lebih besar dari 6,35
mm/tahun dengan temperatur pengujian 55 °C.

 Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah


bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12.5 untuk
yang bersifat basa.

 Limbah yang bersifat reaktif

Limbah yang bersifat reaktif adalah limbah-limbah


yang mempunyai salah satu sifat-sifat sebagai berikut :

 Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat


menyebabkan perubahan tanpa peledakan.

 Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.

 Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi


menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap atau asap
beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi
kesehatan manusia dan lingkungan.

 Merupakan limbah Sianida, Sulfida atau Amoniak yang


pada kondisi pH antara 2 dan 12,5 dapat menghasi1kan
gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.

 Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi pada


suhu dan tekanan standar (25 C, 760 mmHg).

9
 Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas
atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida
yang tidak stabil dalam suhu tinggi.

 Limbah infeksius

Limbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan


dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular
serta limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik, ruang perawatan dan ruang
isolasi penyakit menular.

 Limbah radioaktif

Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi


dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau
riset radionucleida.

10
 Limbah umum

Berdasarkan bentuk limbah yang dihasilkan, dibedakan


menjadi:

1.) Limbah padat

Limbah padat di laboratorium relatif kecil, biasanya


berupa endapan atau kertas saring terpakai, sehingga
masih dapat diatasi. Limbah padat dibedakan menjadi:

 Limbah padat infeksius

 Limbah padat non infeksius

2.) Limbah gas

Limbah yang berupa gas umumnya dalam jumlah


kecil, sehingga relatif masih aman untuk dibuang
langsung di udara, contohnya limbah yang dihasilkan
dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen
oksida atau dari thermometer yang pecah (uap air
raksa).

3.) Limbah cair

Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau


kegiatan yang berwujud cair (PP No.82 Thn 2001).
Umumnya laboratorium berlokasi di sekitar kawasan
hunian, sehingga akumulasi limbah cair yang meresap
ke dalam air tanah dapat membahayakan lingkungan
sekitar. Limbah cair terbagi atas:

11
 Limbah cair infeksius

 Limbah cair domestik

 Limbah cair kimia

2. Berdasarkan atas dasar asalnya, dikelompokkan menjadi 2


yaitu :
1.) Limbah organik
Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang
besifat organik seperti dari kegiatan rumah tangga,
kegiatan industri. Limbah ini juga bisa dengan
mudah diuraikan melalui proses yang alami.
2.) Limbah anorganik
Limbah anorganik berasal dari sumber daya
alamyang tidak dapat di uraikan dan tidak dapat
diperbaharui.

12
E. Cara Pengolahan Limbah Laboratorium

Tujuan penanganan limbah adalah untuk mengurangi resiko


pemaparan limbah terhadap kuman yang menimbulkan penyakit
(patogen) yang mungkin berada dalam limbah tersebut.
Penanganan limbah antara lain ditentukan oleh sifat limbah,
yaitu:

 Limbah berbahaya dan beracun, dengan cara :

1.) Netralisasi
Limbah yang bersifat asam dinetralkan dengan
basa seperti kapur tohor, CaO atau Ca(OH)2 Sebaliknya,
limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam
seperti H2SO4 atau HCI.

2.) Pengendapan/sedimentasi, koagulasi dan flokulasi


Kontaminan logam berat dalam ciaran
diendapkan dengan tawas/FeC13, Ca(OH)2/CaO karena
dapat mengikat As, Zn, Ni. Mn dan Hg.

3.) Reduksi-Oksidasi
Terhadap zat organik toksik dalam limbah dapat
dilakukan reaksi reduksi oksidasi (redoks) sehingga
terbentuk zat yang kurang/tidak toksik.
4.) Penukaran ion
Ion logam berat nikel, Ni dapat diserap oleh
kation, sedangkan anion beracun dapat diserap oleh
resin anion.

13
 Limbah infeksius

Ada beberapa metode penanganan limbah cair/padat


yang bersifat infeksius, yaitu

1.) Metode Desinfeksi


Metode Desinfeksi adalah penanganan limbah
(terutama cair) dengan cara penambahan bahan-bahan
kimia yang dapat mematikan atau membuat kuman-
kuman penyakit menjadi tidak  aktif.
2.) Metode Pengenceran (Dilution)
Cara mengencerkan air limbah sampai mencapai
konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang
ke badan-badan air. Kerugiannya ialah bahan
kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada,
pengendapan yang terjadi dapat menimbulkan
pendangkalan terhadap badan-badan air seperti selokan,
sungai dan sebagainya sehingga dapat menimbulkan
banjir.
3.) Metode Proses Biologis
Metode Proses Biologi yaitu proses
menggunakan bakteri-bakteri pengurai. Bakteri-bakteri
tersebut akan menimbulkan dekomposisi zat-zat
organik yang terdapat dalam limbah.
4.) Metode Ditanam (Landfill)
Metode ditanam yaitu penanganan limbah
dengan menimbunnya dalam tanah.
5.) Metode Insinerasi (Pembakaran)
Pemusnah limbah dengan cara memasukkan ke
dalam insinerator. Dalam insinerator senyawa kimia
karbon yang ada dibebaskan ke atmosfir sebagai CO 2

14
dan H2O. Bahan-bahan seperti mineral, logam dan
bahan organik lainnya (kuman penyakit, jaringan tubuh,
hewan, darah, bahan kimia, kertas, plastik) yang tidak
terbakar tersisa dalam bentuk abu yang beratnya 10-
30% dari berat aslinya (tergantung dari jenis limbah).

 Limbah radioaktif

adalah penanganan limbah radioaktif dapat diperkecil


dengan memakai radioaktif sekecil mungkin, menciptakan
disiplin kerja yang ketat dan menggunakan alat yang mudah
didekontaminasi. Penanganan limbah radioaktif dibedakan
berdasarkan:
1.) Bentuk : cair, padat dan gas,
2.) Tinggi-rendahnya tingkat radiasi sinar gamma (γ),
3.) Tinggi-rendahnya aktifitas
4.) Panjang-pendeknya waktu paruh,
5.) Sifat : dapat dibakar atau tidak

6.) Bagaimana Langkah-langkah Pengolahan Limbah?


Langkah-langkah utama pengelolaan limbah
adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifi kasi limbah dan bahayanya.
2. Mengumpulkan dan menyimpan limbah
dengan cara yang tepat.
3. Mempertimbangkan pengurangan bahaya jika
bisa.
4. Membuang limbah dengan baik.

15
3.1.2 Mengidentifikasikan Limbah dan Bahayanya
a. Daya sulut: Bahan yang mudah tersulut meliputi pelarut organik
paling umum, gas seperti hidrogen dan hidrokarbon, dan
beberapa garam nitrat tertentu. Bahan dianggap mudah tersulut
jika memiliki satu atau beberapa sifat berikut ini:
1. Titik nyala : < -18 OC
2. Titik nyala : -18 sampai 23 OC
3. Titik nyala : 32-61 OC
b. Korosivitas: Cairan korosif memiliki pH ≤ 2 atau ≥ 12,5 atau
menyebabkan karat pada tingkat baja tertentu. Asam dan basa
laboratorium yang paling umum bersifat korosif.

c. Reaktivitas: Reaktivitas meliputi zat-zat yang tidak stabil,


bereaksi dengan air, dapat meledak jika terpapar sebagian
sumber nyala, atau menghasilkan gas beracun. Logam alkali,
senyawa yang telah membentuk peroksida, dan senyawa sianida
atau sulfida diklasifikasikan sebagai bahan reaktif.

3.1.3 Cara Menilai Bahan yang Tidak Dikenal


Masalah pertama dalam identifi kasi limbah tak dikenal
adalah keselamatan. Pastikan pegawai laboratorium terlatih yang
melakukan prosedur ini memahami karakteristik limbah dan semua
tindakan pencegahan yang diperlukan dan harus dilakukan. Karena
bahaya bahan yang sedang diuji tidak diketahui, penggunaan
pelindung diri dan perangkat keselamatan yang benar, seperti tudung
dan pelindung kimia, merupakan keharusan. Sampel lama sangat
berbahaya karena mungkin telah berubah komposisinya, misalnya,
melalui pembentukan peroksida. (Lihat Bab 9 untuk informasi lebih
lanjut tentang peroksida.) Informasi berikut ini biasanya diperlukan
oleh fasilitas pembuangan penanganan sebelum mereka setuju untuk
menangani bahan tak dikenal:

16
1.) uraian fisik
2.) kereaktifan air
3.) kelarutan dalam air
4.) informasi pH dan mungkin juga informasi netralisasi
5.) daya sulut (kemudahbakaran)
6.) adanya oksidator
7.) adanya sulfida atau sianida
8.) adanya halogen
9.) adanya bahan radioaktif
10.) adanya bahan berbahaya hayati
11.) adanya komponen beracun
12.) adanya bifenil poliklorin (PCB)
13.) adanya senyawa dengan bau menyengat

3.1.4 Pengumpulan dan penyimpanan limbah di laboratorium


 Penggunaan wadah pengumpul limbah
 Pencampuran limbah bahan kimia, bahan yang dicampurkan
harus compartible sehingga tidak ada reaksi lain yang akan
menghasilkan panas, gas atau lainnya.
 Pemberian label pada wadah limbah.
 Pertimbangan jumlah dan waktu : limbah jangan disimpan lebih
dari setahun

3.1.5 Langkah-langkah utama pengelolaan limbah adalah sebagai


berikut :
1.) Mengidentifikasi limbah dan bahayanya.
2.) Mengumpulkan dan menyimpan limbah dengan cara yang tepat.
3.) Mempertimbangkan pengurangan bahaya jika bisa.
4.) Membuang limbah dengan baik.

17
3.1.6 Penanganan dan Pengurangan Biaya
 Perubahan limbah meliputi perubahan karakter atau komposisi
limbah secara fisik, kimiawi atau biologi.
 Tujuan penanganan ini adalah menetralkan limbah, membuat
limbah menjadi tidak berbahaya atau berkurang bahayanya.
 Penanganan limbah skala kecil di laboratorium tidak
diperbolehkan di semua tempat.Kondisi-kondisi tertentu yang
memungkinkan dilakukannya penanganan tanpa izin biasanya
meliputi berikut ini:
1.) Penanganan di wadah pengumpulan.
2.) Penetralan dasar, atau pencampuran limbah asam dan
alkali untuk membentuk larutan garam. Pikirkan
pertimbangan keselamatan terutama penggunaan larutan
encer untuk menghindari pembentukan panas yang cepat.
3.) Penanganan produk sampingan eksperimen sebelum
menjadi limbah.

3.1.7 Pengurangan limbah muti bahaya


Limbah multi-bahaya adalah limbah yang menimbulkan kombinasi
bahaya kimia, radioaktif, atau biologis. Pengelolaan limbah multi-
bahaya sulit dan kompleks. Pengurangan limbah dapat dilakukan dengan
cara :
1.) membeli bahan kimia dan bahan radioaktif dalam jumlah yang
diperlukanuntuk eksperimen yang direncanakan untuk menghindari
kelebihan bahan yang mungkin akhirnya akan menjadi limbah;
2.) Menetapkan prosedur yang akan mencegah bercampurnya limbah
radioaktif dengan bahan yang tidak terkontaminasi dan sampah;
3.) Serta mempertimbangkan untuk mengganti bahan kimia atau sumber
radio aktif limbah campuran dengan bahan yang kurang berbahaya.

18
3.1.8 Opsi Pembuangan
a. Pembuangan di Pipa Drainase
Bahan kimia yang mungkin diizinkan untuk dibuang di
pipa drainase meliputi larutan air yang terurai secara alami
dan larutan toksisitas rendah dari zat-zat anorganik. Cairan
mudah terbakar yang tercampur air sering kali dilarang untuk
dibuang di sistem drainase. Bahan kimia bercampur air tidak
boleh masuk ke saluran drainase.

b. Pembuangan Langsung ke Luar Laboratorium


Limbah yang sudah di tamping dan memiliki daya
pencemaran lingkungan yang lebih sedikit dan mudah terurai,
biasanya boleh dilakukan pembuangan langsung di luar
laboratorium denan catatan pemaksimalan informasi limbah
mengenai bahan yang terkandung dalam limbah tersebut.

c. Insinerasi
 insinerasi adalah metode pembuangan limbah
laboratorium yang umum. Insinerasi biasanya dilakukan
di oven berputar pada suhu tinggi (649-760°C).
 Teknologi ini sepenuhnya menghancurkan sebagian
besar bahan organik dan secara signifikan mengurangi
residu bahan yang harus dibuang di tempat sampah.
 Biaya mahal

19
d. Pembuangan ke atmosfer
 Tudung asap dirancang sebagai perangkat pengaman
untuk menjauhkan uap dari laboratorium jika terjadi
keadaan darurat, tidak sebagai sarana rutin untuk
membuang limbah yang menguap.
 Sebagian laboratorium memiliki unit yang berisi filter
penyerap, tetapi kapasitas serapnya terbatas.
 Pengaturan arah tudung asap keperangkat perangkap biasa
bisa sepenuhnya meniadakan pelepasan uap ke atmosfer.

e. Pembuangan Limbah tidak berbahaya


Limbah biasa yang tidak ditetapkan sebagai berbahaya
oleh aturan meliputi :
1.) Garam tertentu (contoh, kalium klorida, natrium
karbonat), berbagai produk alami (msl, gula, asam amino),
dan
2.) Bahan lembam yang digunakan di laboratorium (contoh,
resin dan gel kromatografi yang tidak terkontaminasi).

f.

20
Bab IV
Penutup

4.1 Kesimpulan
Penanganan limbah tidak semata-mata dengan cara di buang, banyak
efek dan dampak dari berbagai macam limbah yang dihasilkan setiap penelitian
ataupun praktikum. Mengenal kandungan dasar dari limbah adalah hal yang
penting sebagai praktikan agar dapat menangani bahaya limbah bagi diri sendiri
ataupun lingkungan sekitar. Penanganan limbah yang optimal merupakan cara
untuk melindungi diri dari bahaya kecelakaan kerja saat di laboratrium.
Penanganan limbahpun bermacam-macam dikarenakan perbedaan struktur utama
dari limbah tersebut, dan penanganan maupun pembuangan menjadi berbeda
antara limbah satu dengan limbah yang lain.

5.1 Saran
Informasi yang didapat tidak hanya menggali dari satu sumber
informasi saja, kembangan cara belajar dengan cara membaca artikel atau buku-
buku penanganan limbah yang lain agar keselamatan diri dan orang lain dapat di
maksimalkan.

21
Daftar Pustaka

Moran Lisa & Masciangioli Tina. 2010. Panduan Pengelolaan Bahan Kimia Dengan
Bijk. Washington. National academy of science.
Jahya, Ranawidjaja. 1998. Panduan Pengelolaan Laboratorium IPA. Bhratara:
Jakarta.
Wirjosoemarto,Koesmadji. 2004. Teknik Laboratorium Universitas Pendidikan
Indonesia. Bandung.
Muchtaridi. 2010. Keselamatan Kerja di Laboratorium. Bandung. FMIPA UNPAD.

22

Anda mungkin juga menyukai