Anda di halaman 1dari 23

LABORATORIUM BAKTERIOLOGI

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

disusun oleh

Rieke Rofikoh Ardianty (P1337434319009)

Tristania Shofi Nazhiifah (P1337434319016)

Ezza Silvia Ananda (P1337434319018)

Daffasyena Farhurisky (P1337434319024)

Qonita Asma Amanina (P1337434319031)

Hanifah Elly Norma Wati (P1337434319032)

Brigadini Ayuning Putri (P1337434319037)

Elang Arji Wijaya (P1337434319049)

Eva Hikmatul Maula (P1337434319053)

Jaysy Muhammad Nafis (P1337434319057)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2020
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Lab Bakteri” ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah K3.
Penulis menyadari bahwa Tak Ada Gading Yang Tak Retak, begitu juga dalam
penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan makalah
selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Semarang, 14 Febuari 2020

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar------------------------------------------------------------------------------------------ii
Daftar Isi-------------------------------------------------------------------------------------------------iii
BAB I-------------------------------------------------------------------------------------------------------1
Pendahuluan----------------------------------------------------------------------------------------------1
A. Latar Belakang-----------------------------------------------------------------------------------------1
B. Rumusan Masalah-------------------------------------------------------------------------------------2
C. Tujuan---------------------------------------------------------------------------------------------------2
BAB II------------------------------------------------------------------------------------------------------3
Pembahasan----------------------------------------------------------------------------------------------3
A. Prosedur Tetap Laboratorium Bakteriologi--------------------------------------------------------3
1. Prosedur Tetap---------------------------------------------------------------------------------3
2. Prosedur penggunaan lab untuk praktikum------------------------------------------------4
B. Bahaya dan Resiko Laboratorium Bakteriologi---------------------------------------------------6
C. Tata Letak Labortorium Bakteri-------------------------------------------------------------------11
1. Luas ruang------------------------------------------------------------------------------------11
2. Tata ruang atau layout laboratorium------------------------------------------------------11
3. Ventilasi---------------------------------------------------------------------------------------12
4. Instalasi listrik--------------------------------------------------------------------------------12
D.Alat perlindungan diri di Laboratorium Mikrobiologi-------------------------------------------16
1. Perlindungan kepala-------------------------------------------------------------------------16
2. Jas Laboratorium----------------------------------------------------------------------------16
3. Masker wajah--------------------------------------------------------------------------------16
4. Sarung tangan--------------------------------------------------------------------------------16
5. Sepatu-----------------------------------------------------------------------------------------17
6. Mircobiological Spill Kit-------------------------------------------------------------------17
E.Tempat Pembuangan Limbah Laboratorium------------------------------------------------------17
BAB III---------------------------------------------------------------------------------------------------18
Penutup--------------------------------------------------------------------------------------------------18
A. Simpulan----------------------------------------------------------------------------------------------18
B. Saran---------------------------------------------------------------------------------------------------18
Daftar Pustaka------------------------------------------------------------------------------------------19

iii
iv
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Mengenai penjelasan undang-undang nomor 3 tahun 1992 tentang Kesehatan telah


mengamanatkan antara lain jamsostek khususnya yang termuat dalam Pasal 10 Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang telah mengatur
bahwa pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerjak kepada
Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Peyelengara dalam waktu tidak lebih dari 2 kali
24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan tersebut mendapatkan surat
keterangan dokter yang menyatakan bahwa kondisi tenaga kerja tersebut sembuh, cacat atau
meninggal dunia seperti penelitian (Kharismawan, 2014) yang mengharuskannya ada
jamsostek bagi pekerja. Setiap tempat kerja harus pengembangan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Dilaboratorium analis kesehatan melaksanakan upaya kesehatan kerja,
agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan
disekitarnya (Anonim, 2010).

Setelah mengetahui bagimana cara kerja, prinsip kerja serta pengantar kecelakaan kerja
dan keamanan kerja di laboratorium maka dapat berguna bagi kita sebagai panduan sebelum
melakukan praktikum di laboratorium. Cara kerja dan prinsip kerja di laboratorium ini
merupakan langkah-langkah sebelum dan sesudah kita melakukan praktikum agar selama
proses praktikum tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang tidak di inginkan serta dapat
menimbulkan kecelakaan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain (Salim,
2012). Untuk keamanan kerja di laboratorium kita mengetahui bagaimana agar diri kita bisa
terhindar dari kecelakaan di laboratorium dan jika terjadi kecelakaan maka kita sudah
mengetahui bagaimana cara menanganinya. Dalam keamanan kerja hal pertama yang harus di
patuhi adalah kedisiplinan terhadap tata tertib serta aturan-aturan yang ada di laboratorium

1
agar tidak terjadinya kecelakaan (Subiantoro, 2011).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengupas tentang “Laboratorium
Bakteriologi “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini adalah :
1. Apa prosedur tetap laboratorium bakteriologi ?
2. Apa saja bahaya dan resiko pada laboratorium bakteriologi ?
3. Apa saja APD yang digunakan pada laboratorium bakteriologi ?
4. Bagaimana tata letak laboratorium bakteriologi yang benar ?
5. Bagaimana pembuangan limbah pada laboratorium bakteriologi ?
6. Bagaimana prosedur saat kondisi darurat laboratorium bakteriologi ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah


1. Mengetahui prosedur tetap laboratorium bakteriologi
2. Mengetahui bahaya dan resiko pada laboratorium bakteriologi
3. Mengetahui APD yang digunakan pada laboratorium bakteriologi
4. Mengetahui tata letak laboratorium bakteriologi yang benar
5. Mengetahui pembuangan limbah pada laboratorium bakteriologi
6. Mengetahui prosedur saat kondisi darurat laboratorium bakteriologi

2
BAB II
Pembahasan

A. Prosedur Tetap Laboratorium Bakteriologi

1. Prosedur Tetap

1. Mendapat ijin dari kepala Lab. Bakteriologi untuk bekerja dalam waktu yang telah di
sepakati dengan mempertimbangkan permohonan pengguna dan ruang lingkup penel
itian.

2. Pengguna fasilitas harus memahami modul praktikum dan menyerahkan rencana kerj


a praktikum termasuk alat-alat utama yang akan digunakan.

3. Menghubungi petugas Laboratorium, dimana pengguna akan melakukan kegiatan pe


nelitiannya dan mengisi log book daftar peneliti dan daftar pemakaian alat.

4. Memahami cara kerja alat/instrumen yang akan digunakan dengan mendapat bimbing
an  Kepala Lab./teknisi atau penuntun kerja (buku petunjuk). Bila dipandang perlu d
apat dilakukan pelatihan singkat oleh Lab. bakteriologi

5. Dilarang memindahkan alat dan posisi yang telah ditentukan. Pemindahan alat kecil d

3
apat diatur sepengetahuan petugas Laboratonium.

6. Mencatat kehadiran di Laboratorium pada buku presensi.

7. Mencatat pemakaian alat pada masing-masing buku/log book yang telah disediakan.

8. Apabila terjadi kerusakan alat, baik karena kesalahan tata kerja atau karena sebab-seb
ab lain, pengguna fasilitas harus segera melaporkan kepada petugas Laboratorium at
au yang bertanggungjawab. Biaya Penggantian/perbaikan karena kesalahan pemakai
an sepenuhnya dibebankan kepada pengguna.

9. Setiap kali selesai menggunakan alat, pengguna diharuskan meneliti kelengkapan alat
dan accessories alat terkait, serta membersihkan dan mengembalikannya ke tempat s
emula.

10. Pengguna fasilitas diperbolehkan bekerja dalam pengawasan pengelola/teknisi selam


a jam kerja 07.30-17.00. Penggunaan di luar ketentuan tersebut harus mendapat ijin
persetujuan dari petugas Laboratorium dan mematuhi ketentuan dan aturan yang tela
h ditentukan.

11. Pengguna fasilitas tidak diperkenankan membawa makanan, minuman, dan merokok
di ruang laboratorium. Tas ditempatkan di rak/loker yang telah disediakan.

12. Selama bekerja di laboratonium pengguna fasilitas diharuskan menggunakan jas lab
oratorium dan memperhatikan keselamatan kerja di laboratorium.

13. Pengguna fasilitas harus bertanggungjawab atas kebersihan, kerapian dan keselamat
an tempat kerja yang digunakan di dalam laboratonium, termasuk mematikan Iistrik,
kran air, gas, menutuppintu dan jendela setelah selesai bekerja. Untuk menghindari h
al-hal yang tidak diinginkan, pengguna dilarang menggunakan alat-alat selain yang d
ibutuhkan.

14. Pengguna fasilitas tidak diperkenankan menyertakan orang lain yang tidak dimintak
an ijin untuk ikut bekerja atau menunggu di ruang laboratonium.

15. Pengguna fasilitas dapat menggunakan bahan kimia di laboratorium atas pengetahua
n dari laboran, dan yang bersangkutan mencatat pemakaian bahan di log book. Selan

4
jutnya penentuan jumlah biaya penggantian bahan kimia diselesaikan dengan labora
n pada saat penelitian berakhir.

16. Setelah menyelesaikan seluruh kegiatan laboratorium, semua peralatan yang dipakai
dikembalikan ke laboran, dalam keadaan baik dan bersih, membersihkan tempat kerj
a, mengambil barang-barang yang tidak diperlukan lagi dari tempat-tempat penyimp
anan, baik itu dari freezer, kulkas, ataupun almari bahan dan menyelesaikannya den
gan laboran Lab. bakteriologi

17. Bagi para pengguna fasilitas Laboratorium bakteriologi yang melanggar peraturan/ta
ta tertib yang telah ditetapkan akan dikenakan sanksi pencabutan ijin kerjanya prakti
kum.

18. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam peraturan dan tata tertib di atas dapat diatu
r dan dipertimbangkan kembali atas persetujuan petugas Laboratorium. Peraturan ini
berlaku sejak tanggal ditetapkan.

2. Prosedur penggunaan lab untuk praktikum

Berikut merupakan prosedur keamanan sebelum bekerja di laboratorium mikrobiolo


gi:

a. Mengetahui dan memahami nama, fungsi, prinsip kerja serta cara kerja peralatan y
ang akan digunakan.

b. Melakukan teknis asepsis cuci tangan 7 langkah

c. Menyemprot tangan dengan alkohol

d Menggunakan alat perlindungan diri utama laboratorium berupa jas lab, safety gog
gle, masker, dan gloves.

e. Mensterilkan area kerja dan peralatan yang akan dipakai dengan melakukan dekon
taminasi pada meja, kursi, dan perlatan lab dengan alkohol 70% atau alat penyeteril l
ainnya.

5
Berikut merupakan prosedur keamanan selama bekerja di laboratorium mikrobiologi:

a. Tidak makan, minum, maupun merokok di dalam laboratorium

b. Melakukan prosedur sesuai petunjuk praktikum dengan benar dan hati-hati. Sepert
i tata cara memindahkan cairan dengan pipet

c. Memberikan label pada setiap kultur atau zat yang digunakan dengan nama dan ta
nggal pembuatannya. Dapat ditempeli stiker dan tulisan yang jelas dengan warna ya
ng kontras agar memudahkan pembacaan sehingga tidak tertukar.

d. Menggunakan peralatan sesuai dengan kebutuhan.

e. Meletakkan peralatan laboratorium sesuai tempat dan fungsinya dalam praktikum.

Berikut merupakan prosedur keamanan setelah bekerja di laboratorium mikrobiologi:

a. Membersihkan meja kerja dengan alkohol 70%

b. Membuang sisa-sisa praktikum sesuai dengan jenis limbahnya pada tempat sampa
h yang disediakan .

c. Mencuci peralatan yang sudah dipakai dengan sabun secara hati-hati untuk mengh
indari alat pecah.

d. Menempatkan kembali peralatan laboratorium pada tempat semula agar memudah


kan persiapan untuk praktikum selanjutnya.

e. Membersihkan lantai dari kemungkinan terkena percikan cairan kimia saat proses
praktikum berlangsung.

f. Membuang gloves pada tempat sampah berbahaya. Kemudian mencuci tangan 7 la


ngkah dengan sabun dan keringkan. Jika perlu gunakan alkohol 70% kembali untuk
mensterilkan.

6
Berikut merupakan prosedur keamanan saat bekerja dengan biakan bakteri:

a. Menggunakan alat perlindungan diri utama laboratorium berupa jas lab, safety go
ggle, masker, dan gloves.

b. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah bekerja dalam labo
ratorium mikrobiologi.

c. Melakukan dekontaminasi area kerja sebelum dan sesudah melakukan praktikum.

d. tidak mendekatkan wajah ke meja kerja untuk menghindari infeksi.

e. Selalu menggunakan rak untuk meletakkan tabung reaksi maupun kaca preparat y
ang berisi spesimen atau medium kultur untuk menghindari tabung reaksi dan kaca p
reparat pecah.

f. Menggunakan sengkelit lingkaran penuh dan pembakar gas/ bunsen dengan benar
dan penuh kehati-hatian untuk menghindari percikan bahan infeksius.

g. Mengambil atau memindahkan biakan mikroorganisme dari kultur dengan benar d


an hari-hati.

B. Bahaya dan Resiko Laboratorium Bakteriologi

Terdapat berbagai potensi bahaya yang terdapat di dalam laboratorium


mikrobiologi. Adapun penggolongannya dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan sifat
yaitu:
a. Bahan Biologis
Banyak subyek penelitian berupa mikroorganisme yang bersifat mikroskopis dan
infeksius sehingga dapat membahayakan keselelamatan praktikan dan lingkungan
seperti biakan kuman dan spesimen klinis.

b.Bahan Fisika
Banyak terdapat peralatan berbahan dasar kaca sehingga dibutuhkan kewaspadaan
dan kehati-hatian dalam bekerja di laboratorium dan peralatan dengan suhu, tekanan,
dan arus tinggi di dalam laboratorium.

7
c. Bahan kimia
Banyak terdapat cairan kimia yang digunakan dalam proses praktikum yang
berbahaya. Seperti zat warna dan cairan asam.

JSA Potensi Bahaya Laboratorium Bakteriologi

Jenis Keparahan Frekuensi Angka


Potensi Keterangan Level
No kegiatan/kondisi penilaian
bahaya penilian resiko
lapangan Kategori Nilai Kategori Nilai resiko
Menimbul
1. Posisi APAR Tidak dapat an cidera Berat 4 Mungkin 3 12 Ekstri
yang tidak baik memadamk parah dan m
dan Tidak an api jika kerugian
adanya APAR terjadi berat.
pada sebagian kebakaran
laboratorium, Belum
pernah terjadi
ditempat ini
dan mungkin
pernah terjadi
ditempat lain

Solusi Gambar
Pengadaan APAR dengan jumlah yang disesuaikan dengan luas
ruangan dan banyaknya barang berharga, laboratorium yang
memiliki beberapa ruangan dan terdapat komputer disarankan
mempunyai 2 buah APAR yang terletak dekat dengan ruang
komputer dan dipintu masuk laboratorium.

Untuk posisi APAR adalah sitempat yang mudah dilihat, mudah


dicapai dan mudah diambil, serta dilengkapi dengan pemberian
tanda pemasangan. Untuk ukuran tinggi penempatan pada
dinding sudah diatur dalam PER. 04/ MEN/ 1980 pasal 4 dan 8
yaitu tinggi tanda pemasangan yaitu 125cm dari dasar lantai,
tinggi dasar APAR kelantai harus lebih besar dari 15 cm, tinggi
puncak APAR ke lantai 120 cm. Dan untuk tanda petunjuk

8
APAR memliki bentuk segitiga sama sisi dengan panjang sisi
35cm, dengan warna dasar merah, memilikipanah kebawah
dengan tinggi panah 7,5cm, terdapat tulisan Alat Pemadam Api
dengan ukuran 3cm.

Jenis Keparahan Frekuensi Angka


Potensi Keterangan Level
No kegiatan/kondisi penilaia
bahaya penilian resiko
lapangan Kategori Nilai Kategori Nilai n resiko
Tidak Dapat
2. Tidak ada dapat menyebabka Berat 4 Mungkin 3 12 Ekstri
perlengkapan melakukan n cidera m
kotak P3K pada pertolonga semakin
sebagian n pertama parah
laboratorium. jika terjadi Belum
kecelakaan terjadi
dan cidera dilaborato
semakin riumini
parah tapi
mungkin
sudah
terjadi

ditempat lain

Solusi Gambar
Pengadaan perlengkapan P3K dan Melengkapi isi dari kotak P3K
sesuai dengan ketentuan isi yang berlaku
(PER.15/MEN/VIII/2008) Penempatan juga harus sesuai dengan
yang telah diatur dalam PER.15/MEN/VIII/2008 pasal 10
diantaranya kotak P3K terbuat dari bahan yang kuat dan mudah
dibawa, dengan warna dasar putih dan lambangP3K berwarna
hijau. Ditempatkan ditempat yang mudah dilihat dan dijangkau
serta diberi tanda arah yang jelas, cukup cahaya dan mudah
diangkat apabila digunakan.

Jenis Keparahan Frekuensi Angka


Potensi Keterangan Level
No kegiatan/kondisi penilaia
bahaya penilian resiko
lapangan Kategori Nilai Kategori Nilai n resiko
Terkena Cidera berat
3. Tidak percikan Sedang 3 Hampir 5 15 Ekstri
menggunakan atau cairan pasti m
APD saat kimia yang
melakukan dapat
Praktikum menyebabk
(sarung tangan, an iritasi
masker, kulit dan
kacamata, jas lain-lain,

9
bau yang
lab dan lain- dapat
lain) terhirup
hingga

menyebabkan
pusing

Solusi Gambar

Pengadaan perlengkapan APD sesuai dengan Permenakertrans no.


PER.08/MEN/VII/2010 tentang APD sesuai dengan peralatan dan
mesin yang digunakan pada setiap laboratorium serta memasang
pengunguman dan rambu-rambu mengenai kewajiban
menggunakan APD pada saat dilaboratorium.

Jenis Keparahan Frekuensi Angka


Potensi Keterangan Level
No kegiatan/kondisi penilaia
bahaya penilian resiko
lapangan Kategori Nilai Kategori Nilai n resiko
Menimbulka
4. Tidak ada Saat keadaan n cidera berat Sedang 3 Mungkin 3 9 Tingg
rambu- rambu darurat akan karena telat i
dan visual timbul reaksi
display untuk kepanikan penanganan.
keadaan darurat dan
(jalur evakuasi, kebingungan Seharusnya
exit door, karena tidak terjadi tetapi
penunjuk ada petunjuk belum terjadi
APAR) yang bisa dan mungkin
dibaca pernah terjadi
di tempat lain

Solusi Gambar
Melengkapi rambu-rambu untuk keadaan darurat dan
memasangnya ditempat yang mudah terlihat. Serta rambu-
rambu wajib untuk laboratorium kimia dan laboratorium yang
menggunakan mesin dan alat. Untuk pemasangan, rambu-rambu
petunjuk arah, pengenal, larangan, informasi, peringatan, jika
dipasang didinding yaitu dengan ketinggian 150 cm dan jika
digantung dengan ketinggian 200 cm dari atas lantai dimaksud
agar ketiak berjalan tidak mengenai kepala dari manusianya. ini
adalah sesuai dengan peraturan Badan Litbang PU depattemen
pekerjaan umum.

10
C. Tata Letak Labortorium Bakteri

1. Luas ruang

a. Luas ruang praktik laboratorium harus memenuhi persyaratan, yaitu:

1) 1 (satu) orang peserta didik memerlukan ruang kerja minimal 2,5 m 2.

2) Disediakan ruang kosong antara tembok dan meja kerja sekitar 1,7 meter untuk
memudahkan dan mengamankan sirkulasi alat dan peserta didik di laboratorium

3) Jarak antara ujung meja yang berdampingan sebaiknya tidak kurang dari 1,5 meter
sehingga peserta didik dapat bergerak leluasa pada waktu bekerja dan pada waktu pindah atau
memindahkan alat (bahan) dari satu tempat ke tempat lain.

b. Luas ruangan penyimpanan alat dan bahan disesuaikan dengan jenis alat/ bahan yang ada
disetiap jenis pendidikan

laboratorium merupakan tempat yang digunakan mahasiswa untuk melakukan praktek dan
pengujian terhadap suatu alat maupun bahan dari mata kuliah tertentu. Kualitas pencahayaan
dari ruang laboratorium ini haruslah baik dan memenuhi standar yang berlaku yaitu 500 lux.

2. Tata ruang atau layout laboratorium

1. Jarak terhadap sumber air


Keberadaan air akan sangat membantu kelancaran kegiatan di lab. Dengan demikin,
para pengun lab akan merasa kesulitan jika sewaktu-waktu mereka membutuhkan air
atau ingin melakukan sesuatu yang berhubungan dengan air.
2. Saluran pembuangan
Penataan lab harus memperhtikan saluran pembuangan untuk membuang sisa-sisa dari
bahan yang sudah digunakan,
3. Meja dibuat permanen, dan meja yang digunakan untuk kegiatan siawa di
laboratorium ukuran tinggi 90cm dan panjang 190-200cm yang dilengkali dengan
listrik dan bak cuci ini dibuat agar mempermudah siswa jika sedang menggunakan
mikroskop.
4. Kursi tanpa sandara agar mudah dipindahkan dan mempungkinkan siswa mudah
bergerak

3. Ventilasi

1. Ruang pengujian produk/ steril membutuhkan tekanan positif, posisi pinu tetbuka
lebar dengan pintu airlock yang terbuka lebar
2. Tekanan udara dijaga selalu positif ditunjukanbdengan pessure gauge atau indikator
3. Memaksa aliran udara hanya keluar dari cleaneo sehingga aliran udara luar yabg kotor
tidak bisa masuk ke dalam
4. Ruang pathogen harus berada dalam kondisi tekanan negatif, posisi pintu terbuka
kedalam dengan pintu airlock terbuka kedalam

11
5. Aliran udara bergerak dari area yang tidak berbahaya ke area yang berbahaya
6. Suply cadangan udara harus cukup tersedia di lab
7. Airlock akan dibutuhkan laboratorium yang berbahaya untuk meminimalkan volume
udara yang dibutuhkan untuk kontrol tekanan negative

4. Instalasi listrik

1. Memberikan penerangan di semua ruangan lab yaitu di ruang praktikum, ruang


persiapan, dan ruang penyimpanan atau gudang
2. Memfasilitasi proses pembuatan di lab yaitu demonstrasi eksperimen dan penelitian atau
penggunaan OHP, LDC, dan ampliffiler
3. Komponen instalasi listrik lab dapat terdiri dari jaringan kabel, sikring, lampu, saklar
dan stop kontak. Lebih baik kalau dilengkapi dengan stabiliser. Jaringan instalasi listrik
di lab dapat dipasang pada langit langit ruangan,dinding ruangan, lantai, meja
praktikum, meja demostrasi dan meja persiapan

5.Pembuangan Limbah

Limbah padat berupa sisa kultur mikroorganisme didalam cawan petri atau
tabung reaksi disterilkan dengan cara perebusan atau autoklafing, sebelum dibuang
kedalam kantong sampah. Medium padat yang telah disterilkan termasuk dalam
kategori sampah berbahaya (Infeksius)

6. Prosedur Darurat

Empat tahap utama untuk mengelola keadaan darurat berskala besar: mitigasi,
kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan:
1. Tahap mitigasi meliputi upaya untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya insiden dan
membatasi pengaruh insiden yang terjadi. Upaya mitigasi bisa jadi prosedural, seperti
penyimpanan bahan dengan aman, atau bersifat fisik, seperti sistem sembur.
2. Tahap kesiapsiagaan adalah proses pengembangan rencana untuk mengelola keadaan
darurat dan mengambil tindakan untuk memastikan bahwa laboratorium siap menangani
keadaan darurat. Tahap ini termasuk menyimpan bahan dengan tepat, melatih pegawai, dan
menyiapkan rencana komunikasi.
3. Tahap tanggap darurat mencakup upaya untuk mengelola keadaan darurat saat terjadi dan
mungkin menyertakan lembaga tanggap darurat luar serta staf laboratorium. Keefektifan dan
keefisienan tanggap darurat bergantung pada pemahaman semua orang terhadap peran
mereka masing-masing dan perlengkapan yang mereka butuhkan. Maka dari itu, pelatihan
dan perencanaan sebelumnya melakukan pekerjaan laboratorium sangatlah penting.
4. Tahap pemulihan meliputi tindakan yang diambil untuk mengembalikan laboratorium dan
daerah yang terpengaruh ke keadaan sebelumnya sehingga kembali berfungsi dengan aman.
Tahap ini juga memberikan peluang untuk mengkaji tahap lainnya.

12
7.Prosedur Evakuasi

1. Segera tinggalkan gedung sesuai dengan petunjuk team evakuasi tanggap darurat atau
ikuti arah jalur evakuasi/arah tanda keluar, jangan kembali untuk alasan apapun.
2. Turun atau berlarilah ikuti arah tanda keluar, jangan panik, saling membantu untuk
memastikan evakuasi selamat.
3. Berkumpul di daerah aman (muster point) yang telah ditentukan, tetap berkumpul
sambil menunggu instruksi selanjutnya, pengawas team tanggap darurat dibantu
atasan masing-masing mendata jumlah karyawan, termasuk yang hilang dan terluka
lalu melaporkan kepada koordinator.

Prosedur Evakuasi Keadaan Darurat Kebakaran

1. Tetap tenang dan jangan panik


2. Segera menuju tangga darurat yang terdekat dengan berjalan biasa dengan cepat
namun tidak berlari
3. Lepaskan sepatu hak tinggi karena menyulitkan dalam langkah kaki
4. Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas kantor/tas tangan
5. Beritahu orang lain / tamu yang masih berada di dalam ruangan lain untuk segera
melakukan evakuasi
6. Bila pandangan tertutup asap, berjalanlah dengan merayap pada tembok atau
pegangan pada tangga, atur pernafasan pendek-pendek
7. jangan berbalik arah karena akan bertabrakan dengan orang-orang di belakang anda
dan menghambat evakuasi
8. Segeralah menuju titik kumpul yang ada di tempat tersebut untuk menunggu
instruksi berikutnya

Foto Keadaan Laboratorium Bakteriologi Poltekkes Kemenskes


Semarang 2020

13
14
DENAH LABORATORIUM BAKTERIOLOGI REAL

DENAH LABORATORIUM BAKTERI REVISI

15
D.Alat perlindungan diri di Laboratorium Mikrobiologi

Penggunaan APD di Laboratorium Mikrobiologi diantaranya

1. Perlindungan kepala

Melindungi kepala dari bakteri atau zat-zat berbahaya ataupun juga mencegah adanya
kontaminasi dari rambut. Dapat menggunakan penutup atau pengaman kepala dari plastik

2. Jas Laboratorium

Penggunaan jas laboratorium disarankan tertutup dan berkancing. Di laboratorium


Mikrobiologi menggunakan jas laboratorium dengan lengan panjang, bukaan di belakang
akan memberikan perlindungan lebih baik dibanding jas laboratorium yang umum digunakan
dan lebih disarankan untuk digunakan pada laboratorium mikrobiologi  untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan kabinet Biosafety.

3. Masker wajah

Terdapat berbagai jenis masker yang biasanya dipakai di laboratorium. Namun yang
paling umum dan biasa digunakan adalah jenis fiber. Masker fiber secara umum digunakan
dalam dunia medis dan dapat dengan mudah didapatkan di market. Namun, selain itu dapat
juga menggunakan masker kertas seperti N95 atau N100 yang memiliki fiksasi udara lebih
baik.

4. Sarung tangan

Sarung tangan yang digunakan di laboratorium dikenal dengan safety glove. Jenis-
jenis safety glove diantaranya Sarung tangan Metak Mesh, Sarung metal mesh tahan terhadap
ujung yang lancip dan menjaga terpotong, Sarung tangan kulit, melindungi tangan dari
permukaan kasar. Sarung tangan vinyl dan neoprene melindungi tangan terhadap bahan kimia
beracun.Sarung tangan Padded Cloth ini melindungi tangan dari ujung yang tajam, pecahan
gelas, kotoran dan vibrasi. Sarung tangan heat resistant mencegah terkena panas dan api.

16
Sarung tangan karet melindungi saat bekerja di sekitar arus listrik karena karet merupakan
isolator (bukan penghantar listrik). Sarung tangan latex disposable melindungi tangan dari
germ dan bakteri, sarung tangan ini hanya untuk sekali pakai dan sarung tangan lead lined
digunakan untuk melindungi tangan dari sumber radiasi.Namun, secara umum sarung tangan
yang sering digunakan adalah sarung tangan latex.
5. Sepatu

Sepatu yang baik adalah sepatu yang dapat menutup sampai bawah lutut, tetapi jika tidak
memungkinkan dapat menggunakan sepatu sampai mata kaki saja. Jenis sepatu yang biasa
digunakan adalah berjenis karet, seperti boot atau sepatu karet biasa yang menutupi sampai
mata kaki.

6. Mircobiological Spill Kit

Mircobiological Spill Kit adalah kebutuhan penting untuk melindungipekerja


laboratorium dari kemungkinan infeksi oleh mikroorganisme. Sebagai SOP dari biosafety dan
sudah seharusnya dimiliki oleh departemen kesehatan terutama pada praktekum
mikrobiologi. Kit ini berisi

1) Masker sekali pakai

2) Topi sekali pakai

3) Celemek sekali pakai

4) Penutup sepatu sekali pakai

5) Triclogel

6) Germitol

7) Tisu kamar mandi steril

8) Sarung tangan

E.Tempat Pembuangan Limbah Laboratorium

Limbah laboratorium dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu limbah tajam, limbah
non tajam dan limbah non medis. Limbah tajam meliputi bekas spuit yang telah dipakai dan
pecahan dari alat gelas. Limbah non tajam dapat dibedakan menjadi dua, yaitu infeksius dan
limbah berbahaya dan beracun. Sedangkan pada limbah non medis adalah limbah dari benda
sehari-hari seperti tisu, kertas,botol plastik dsb.
Berdasarkan uraian di atas, kita mengenal 4 tempat sampah pembuangan limbah yang
diantaranya
1. Biohazard waste yang diperuntukan untuk bekas spuit dan alat laboratorium yang

17
pecah. Biasanya berwarna kuning, kotak dan berukuran sedang.
2. Tempat limbah plastik bewarna kuning untuk limbah infeksius
3. Tempat limbah plastik berwarna merah untuk limbah yang berbahaya dan beracun
4. Berwarna hijau untuk limbah non medis

BAB III
Penutup

A. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut

B. Saran

18
Daftar Pustaka

https://duniaberbagiilmuuntuksemua.blgspot.com/2017/01/cara-menghitung-kebutuhan-lampu-
dalam-ruangan.html

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Standar-
Laboratorium-DIII-Kebidanan-2016.pdf

https://kominfo.kulonprogokab.go.id/web/view_detil/166/prosedur-evakuasi

Suryani, Ria. Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Lingkungan Laboratorium Balai
Penelitian Teknologi Bahan Alam. Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam LIPI. Yogyakarta.

2017. “Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit”. Diakses pada 16 Februari 2020 di
bulelengkab.go.id

19

Anda mungkin juga menyukai