Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyimpanan bahan kimia merupakan salah satu hal yang wajib, karena bahan
kimia yang biasanya aman bila disimpan dalam keadaan tunggal (tidak
bercampur) dapat menjadi berbahaya bila bercampur satu sama lain. Penyimpanan
bahan kimia harus memperhatikan sifat-sifat bahan kimia tersebut.
Banyak bahan kimia yang harus ditangani dengan hati-hati karena sifatnya
yang berbahaya atau sangat beracun. Selain itu, bahaya yang ditimbulkan bahan
kimia yang reaktif biasanya terjadi karena mengabaikan factor kimia fisiknya,
yaitu pengaruh kinetika kimia. Bahan kimia dapat berwujud padat, gas, atau cair.
Sifat-sifat bahan kimia meliputi wujud, warna, bau, berat jenis, titik didih, titik
lebur, titik nyala, titik bakar, viskositas, higroskopis, kelarutan dalam air, rumus
molekul dan sebagainya.
Bahan kimia yang tidak boleh disimpan dengan bahan kimia lain, harus
disimpan secara khusus dalam wadah sekunder yang terisolasi. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah pencampuran dengan sumber bahaya lain seperti
api, gas beracun, ledakan, atau degradasi kimia. Penyimpanan bahan kimia
tersebut harus didasarkan atas tingkat risiko bahayanya yang paling tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penyimpanan bahan kimia beracun?
2. Bagaimanakah penyimpanan bahan kimia korosif?
3. Bagaimanakah penyimpanan bahan kimia mudah terbakar?
4. Bagaimanakah penyimpanan bahan kimia peledak?
5. Bagaimanakah penyimpanan bahan kimia oksidator?
6. Bagaimanakah penyimpanan bahan kimia reaktif terhadap air?
7. Bagaimanakah penyimpanan bahan kimia terhadap asam?
8. Bagaimana penyimpanan gas bertekanan?
9. Bagaimanakah penyimpanan bahan kimia radioaktif
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penyimpanan bahan kimia beracun.
2. Untuk mengetahui penyimpanan bahan kimia korosif.
3. Untuk mengetahui penyimpanan bahan kimia mudah terbakar.
4. Untuk mengetahui penyimpanan bahan kimia peledak.
5. Untuk mengetahui penyimpanan bahan kimia oksidator.
6. Untuk mengetahui penyimpanan bahan kimia reaktif terhadap air.
7. Untuk mengetahui penyimpanan bahan kimia terhadap asam.
8. Untuk mengetahui penyimpanan gas bertekanan.
9. Untuk mengetahui penyimpanan bahan kimia radioaktif.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyimpanan Bahan Kimia Beracun (Toxic)


Bahan kimia beracun ini walaupun dalam jumlah kecil menimbulkan
keracunan pada manusia atau makhluk hidup lainnya atau bahan kimia yang dapat
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian
apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernapasan atau kontak
lewat kulit.
Bahan beracun harus disimpan dalam ruangan yng sejuk, tempat yang ada
peredaran hawa, jauh dari bahaya kebakaran dan bahan yang inkompatibel (tidak
dapatdicampur) harus dipisahkan satu sama lainnya. Jika panas mengakibatkan
proses penguraian pada bahan tersebut maka tempat penyimpanan harus sejuk
dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena sinar matahari langsung dan jauh dari
sumber panas.

2.2 Penyimpanan Bahan Kimia Korosif (Corrosive)


Beberapa jenis dari bahan ini mudah menguap sedangkan yang lainya dapat
bereaksi dengan uap air. Uaap dari asam dapat menyerang atau merusak bahan
struktur dan peralatan yang ada disekitar juga beracun untuk manusia. Bahan ini
harus di simpan dalam ruangan yang sejuk dan ada peredaran hawa yang cukup
untuk mencegah terjadinya pengumpulan uap. Wadah/kemasan dari bahan ini
harus ditangani dengan hati-hati , dalam keadaan tertutup dan diberi label. Semua
logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa, karena akan
timbul kerusakan yang disebabkan oleh korosi.
Penyimpanannya harus terpisah dari bangunan lain dengan dinding dan lantai
yang tahan terhadap bahan korosif, memiliki perlengkapan salruran pembuangan
untuk tumpahan, dan memiliki ventilasi yang baik. Pada tempat penyimpanan
harus tersedia pancaran air untuk pertolongan pertama bagi pekerja yang terkena
bahan tersebut.
2.3 Penyimpanan bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
Banyak bahan-bahan kimia yang dapat terbakar sendiri, terbakar jika kena
udara, kena benda panas, kena api atau jika bercampur dengan bahan kimia lain.
Semua pembakaran terjadi antara oksigen dan bahan bakar dalam bentuk
uapnya atau beberapa lainnya dalam keadaan bubuk halus. Api dari bahan padat
berkembang secara pelan, sedangkan api dari cairan menyebar secara cepat dan
sering terlihat seperti meledak. Hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan
bahan kimia ini adalah:
1. Sebaiknya gudang tempat penyimpanan bahan mudah terbakar, terpisah
dengan bangunan – bangunan lain.
2. Adanya ventilasi dalam gudang, agar apabila terjadi kebocoran bahan mudah
terbakar dapat diencerkan konsentrasinya oleh udara
3. Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok
4. Bebas dari sumber api, seperti rokok, dan listrik
5. Tersedia alat pemadam api dan mudah di jangkau

2.4 Bahan Kimia Peledak (Explosive)


Terhadap bahan ini ketentuan penyimpanannya sangat ketat, letak tempat
penyimpanan harus berjarak minimum 60(meter) dari sumber tenaga, terowongan,
lubang tambang, bendungan, jalan raya, dan bangunan, agar pengaruh ledakan
sekecil mungkin. Ruang penyimpanan harus merupakan bangunan yang kokoh
dan tahan api, lantainya terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan loncatan api,
memiliki sirkulasi udara yang baik dan bebas dari kelembaban, dan tetap terkunci
sekalipun tidak digunakan.
Untuk penerangan harus dipakai penerangan alam atau lampu listrik yang
dapat dibawa atau penerangan yang bersumber dari luar tempat penyimpanan.
Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat bangunan yang di dalamnya terdapat
oli, bensin, bahan sisa yang dapat terbakar, api terbuka atau nyala api. Daerah
tempat penyimpanan harus bebas dari rumput kering, sampah atau material yang
mudah terbakar, ada baiknya mamanfaatkan perlindungan alam seperti bukit,
tanah cekung belukar atau hutan lebat.
2.5 Penyimpanan Bahan Kimia Oksidator (Oxidation
Bahan kimia oksidator bersifat eksplosif atau mudah meledak karena sangat
reaktif atau tidak stabil, selain itu mampu menghasilkan oksigen dalam reaksi atau
pengurainya sehingga dapat menimbulkan kebakaran selain ledakan. Bahan ini
adalah smber oksigen dan dapat memberikan oksigen pada suatu reaksi meskipun
dalam keadaan tidak ad udara.
Penyimpanan bahan ini harus diusahakan agar suhunya tetap dingin, ada
peredaran hawa, dan gedungnya harus tahan api. Bahan ini harus dijauhkan dari
bahan bakar, bahan yang mudah terbakar dan bahan yang memiliki titik api
rendah. Alat-alat pemadam kebakaran biasanya kurang efektif dalam
memadamkan kebakaran pada bahan ini, baik penulupan ataupun pengasapan, hal
ini dikarenakan bahan oksidator meneyediakan oksigen sendiri.
2.6 Penyimpanan Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air
Bahan ini bereaksi dengan air, uap panas atau larutan air yang lambat laun
mengeluarkan panas atau gas-gas yang mudah menyala. Bahan yang reaktif
dengan air apabila kontak dengan dengan udara lembab saja akan menghasilkan
senyawa toksik,flammable, atau gas mudah meledak. Karena banyak dari bahan
ini yang mudah terbakar maka tempat penyimpanan bahan ini harus tahan air,
suhu ruang dingin, kering, berventilasi, berlokasi ditanah yang tinggi, terpisah dari
penyimpanan bahan lainnya, dan janganlah menggunakan sprinkler otomatis di
dalam ruang simpan.

2.7 Penyimpanan Bahan Kimia Terhadap Asam (Acid Sensitive Substance)


Bahan ini bereaksi dengan asam dan uap asam menghasilkan panas, hydrogen
dan gas-gas yang mudah menyala. Ruang penyimpanan untuk bahan ini harus
diusahakan agar sejuk, berventilasi, sumber penyalaan api harus disingkirkan dana
diperiksa secara berkala. Bahan asam dan uap dapat menyerang bahan struktur
campuran dan menghasilkan hydrogen, maka bahan asam dapat juga disimpan
dalam gudang yang terbuat dari logam maka harus di cat atau dibuat kebal dan
pasif terhadap bahan asam.
2.8 Penyimpanan Gas bertekanan ( Compressed Gases)
Silinder dengan gas-gas bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri dan
diikat dengan rantai atau diikat secara kuat pada suatau penyanga tambahan.
Ruang penyimpanan harus dijaga agar sejuk bebas dari sinar matahari langsung,
jauh dari saluran pipa panas di dalam ruangan yang ada peredaran hawanya.
Gedung penyimpangan harus tahan api dan harus ada tindakan preventif agar
silinder tetap sejuk bila terjadi kebakaran, misalnya dengan memasang sprinkler.
Gas bertekanan tinggi ini banyak dipakai sebagai reagen, bahan bakar dan gas
pembawa. Gas-gas tersebut disimpan dalam silinder dalam bentuk:
 Gas tekan seperti udara, hydrogen dan klor
 Gas cair seperti nitrogen dan ammonia
 Gas terlarut dalam pelarut organik (asetilen)
Bahaya gas-gas bertekanan tersebut selain beracun, korosif dan mudah
terbakar juga bahaya mekanik. Karena itu selinder gas tersebut harus disimpan
di tempat yang tidak kena panas, terikat dan bebas dari kebocoran kran.

2.9 Penyimpanan Bahan Radioaktif (Radioactive Substance)


Radiasi dari bahan radioaktif dapat menimbulkan efek somatic dan efek
genetic, efek somatic dapat akut atau kronis. Efek somatic akut bila terkena
radiasi 200(Rad) sampai 5000(Rad) yang dapat menyebabkan sindroma system
saraf pusat, sindroma gas trointestinal dan sindroma kelainan darah, sedangkan
efek somatic kronis terjadi pada dosis yang rendah. Efek genetic mempengaruhi
alat reproduksi yang akibatnya diturunkan pada keturunan.
Bahan ini meliputi isotop radioaktif dan semua persenyawaan yang
mengandung radioaktif. Penyimpanannya harus ditempat yang memiliki peralatan
cukup untuk memproteksi radiasi, tidak dicampur dengan bahan lain yang dapat
membahayakan, packing/kemasan dari bahan radioaktif harus mengikuti
ketentuan khusus yang telah ditetapkan dan keutuhan kemasan harus dipelihara.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa penyimpanan bahan kimia mempunyai
tata cara yang harus diperhatikan, karena bahan kimia sangat berbahaya, bila tidak
memperhatikan kaidah- kaidah penyimpanan dapat berakibat fatal. Sebelum
memperhatikan tata cara penyimpanan, kita perlu mengetahui terlebih dahulu sifat
dari bahan kimia tersebut, bahan kimia mempunyai beberapa sifat, diantaranya
ada yang B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), korosif, mudah meledak, mudah
menyala, dan lain-lain. Selain itu ada juga pembagian bahan kimia berdasarkan
kelas bahayanya, diantaranya, berdasarkan jenis asam, jenis basa, pengoksidasi,
sianida, dan lain-lain.
3.2 Saran
Khususnya dalam proses penyimpanan bahan kimia, kita harus mengetahui
terlebihdahulu sifat dari bahan kimia tersebut dan juga memperhatikan tata cara
penyimpanan bahan kimia, agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Budimarwanti.Perawatan Bahan Praktikum Kimia. (Diakses pada tanggal 23


Oktober
2015.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PERAWATAN%20BAHAN%20
PRAKTIKUM%20KIMIA.pdf)
Padmaningrum, Regina.T. 2010. Pengelolaan Bahan dan Limbah Kimia. (Diakses
pada tanggal 23 oktober
2015.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/regina-tutik-
padmaningrum-dra-msi/c14pengelolaan-bahan-dan-limbah-kimiaregina-
tutikuny.pdf)
http://www.ifnurcahyo.staff.mipa.uns.ac.id/files/2011/10/PENANGANAN-DAN-
PENYIMPANAN-BAHAN-KIMIA-BERBAHAYA.ppt

Anda mungkin juga menyukai