DISUSUN OLEH :
M Fitra Rezeqi
( NIM.30418007 )
PENDAHULUAN
MSDS adalah dokumen yang dibuat khusus tentang suatu bahan kimia mengenai pengenalan
umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan, penyimpanan, pemindahan dan pengelolaan limbah
buangan bahan kimia tersebut. Berdasarkan isi dari MSDS maka dokumen tersebut sebenarnya
harus diketahui dan digunakan oleh para pelaksana yang terlibat dengan bahan kimia tersebut yakni
produsen, pengangkut, penyimpan, pengguna dan pembuang bahan kimia. Pengetahuan ini akan
dapat mendukung budaya terciptanya kesehatan dan keselamatan kerja. Ketersediaan MSDS di
laboratorium di perguruan 3tinggi saat ini belum memasyarakat padahal ketersediaan MSDS cukup
penting dan digunakan juga sebagai salah satu kriteria laboratorium standar. MSDS di perguruan
tinggi di Indonesia umumnya hanya tersedia di perpustakaan.
Saat ini masih banyak mahasiswa, teknisi laboratorium termasuk dosen yang belum
mengenal MSDS, meskipun mereka rutin berkecimpung dengan aktivitas yang melibatkan kontak
dengan bahan kimia. Berdasarkan permasalahan di atas maka diperlukan penyebarluasan informasi
tentang MSDS khususnya pada mahasiswa dikatikan dengan pelaksanaan riset dengan tugas akhir di
laboratorium. Hal ini dapat dipahami karena bahan kimia dapat memiliki tipe reaktivitas kimia
tertentu dan juga dapat memiliki sifat mudah terbakar.
Untuk dapat mendukung jaminan kesehatan dan keselamatan kerja maka para pelaksana yang
bekerja di laboratorium termasuk mahasiswa harus mengetahui dan memiliki pengetahuan serta
keterampilan untuk menangani bahan kimia khususnya dari segi potensi bahaya yang mungkin
ditimbulkan (Crisp, 1996). Informasi atau pengetahuan yang harus diketahui pelaksana di
laboratorium kimia yang diberikan oleh Phifer dkk (1994) salah satunya adalah informasi tentang
Material Safety Data Sheet (MSDS). Pada kesempatan ini akan dibahas pentingnya pengenalan
MSDS dan semua aspek yang terkait dengan MSDS bagi mahasiswa di perguruan tinggi di
Indonesia khususnya serta implementasi MSDS dalam pelaksanaan riset di laboratorium.
Secara garis besar, MSDS mengandung informasi tentang uraian umum bahan kimia, sifat
fisik dan kimiawi, cara penggunaan, penyimpanan, dan pengelolaan bahan buangan. MSDS dibuat
oleh berbagai pihak seperti produsen bahan, institusi yang bergerak dan terkait dengan kesehatan dan
keselamatan kerja, industri atau perguruan tinggi. Terkait dengan kepentingan para pembuat MSDS
maka format dokumen MSDS tidak seragam dan masing-masing mungkin menonjolkan uraian yang
terkait dengan kepentingan mereka. Akan tetapi terdapat beberapa informasi yang minimal terdapat
pada MSDS secara umum. Bekal pendidikan dan keterampilan bagi mahasiswa diperoleh dari
perguruan tinggi melalui paket kegiatan belajar yang ditempuh sebelum lulus. Untuk mahasiswa
dalam bidang disiplin ilmu kimia dan beberapa ilmu lain harus memiliki keterampilan bekerja di
laboratorium kimia. Keterampilan ini diharapkan sebagai modal untuk menjalankan pekerjaan
nantinya setelah menjadi sarjana baik di industri, institusi risetatau perguruan tinggi. Dalam hal
bekerja di laboratorium kimia, mahasiswa juga harus mendukung upaya kesehatan dan keselamatan
kerja di laboratorium. Berbagai hal tentang pengetahuan bahaya khususnya tentang bahan kimia
harus diketahui oleh mahasiswa.Budaya bekerja dengan mendukung upaya kesehatan dan
keselamatan kerja saat ini perlu dikenalkan secara awal bagi mahasiswa, sehingga akan terbiasa pada
saat memasuki dunia kerja nantinya.
Laboratorium kimia adalah tempat dilaksanakannya berbagai aktivitas yang melibatkan
pemakaian bahan kimia tertentu. Laboratorium di perguruan tinggi memiliki fungsi utama sebagai
tempat mahasiswa untuk melaksanakan riset dan kegiatan praktikum. Dalam melaksanakan riset,
kontak oleh mahasiswa dengan bahan kimia akan terjadi baik langsung maupun tidak langsung.
Setelah memasuki dunia kerja maka akan dijumpai laboratorium kimia di bidang institusi riset atau
industri. Dalam lapangan industri, laboratorium kimia didirikan untuk keperluan kualitas kontrol
produksi atau untuk bagian riset dan pengembangan. Selain di laboratorium, untuk staf yang bekerja
di industri pada bagian produksi pun sering melibatkan aktivitas yang melibatkan kontak dengan
bahan kimia. Bekal tentang pengetahuan bahan kimia perlu dimiliki mengingat bahan kimia
memiliki potensi untuk menimbulkan bahaya baik terhadap kesehatan maupun dapat menimbulkan
bahaya kecelakaan.
Kehidupan kita memang tidak bisa terlepas dari yang namanya bahan kimia, namun kita
dapat mencari tahu bahan-bahan kimia apa saja yang dapat menimbulkan efek negatif atas
penggunannya.
Dalam laboratorium, bahan-bahan kimia berbahaya dapat masuk ke dalam tubuh melewati
tiga saluran, yaitu :
MSDS adalah kependekan dari material safety data sheet, memuat informasi mengenai sifat-
sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengunaan zat kimia, pertolongan apabila
terjadi kecelakaan, maupun penanganan zat yang berbahaya.
Data dari MSDS sangat penting dalam penyimpanan, penanganan, pemakaian, maupun
pembuangan zat kimia. Data MSDS merupakan protokol standar keamanan dan keselamatan kerja.
MSDS merupakan protokol keselamatan dan keamanan kerja, digunakan secara luas didalam
laboratorium, industri, serta pihak-pihak yang bekerja dengan zat-zat kimia.
Lembar Data Keselamatan Bahan atau Material Safety Data Sheet (MSDS) adalah
merupakan kumpulan data keselamatan dan petunjuk dalam penggunaan bahan-bahan kimia
berbahaya. Pembuatan MSDS dimaksudkan sebagai informasi acuan bagi para pekerja dan
supervisor yang menangani langsung dan mengelola bahan kimia berbahaya dalam industri maupun
laboratorium kimia. Informasi tersebut diharapkan berguna untuk menumbuhkan naluri atau sikap
untuk mencegah, menghindari dan mampu menanggulangi kecelakaan kimia yang mungkin terjadi,
serta sikap kehati-hatian dalam menangani bahan kimia berbahaya.
Lembar Data Keselamatan Bahan memuat informasi tentang sifat fisik bahan dan juga sifat
kimianya. Sifat fisik bahan misalnya: titik leleh, titik didih, titik nyala. Sifat kimia bahan meliputi
kereaktifan dan toksisitas. Selain itu MSDS juga memuat mengenai efek bahan terhadap kesehatan,
cara penyimpanan, cara pembuangan, cara perawatan alat, serta prosedur pertolongan pertama jika
terjadi kecelakaan atau kebocoran pada penggunaan bahan-bahan kimia
Secara garis besar, MSDS mengandung informasi tentang uraian umum bahan kimia, sifat fisik dan
kimiawi, cara penggunaan, penyimpanan, dan pengelolaan bahan buangan. MSDS dibuat oleh
berbagai pihak seperti produsen bahan, institusi yang bergerak dan terkait dengan kesehatan dan
keselamatan kerja, industri atau perguruan tinggi. Terkait dengan kepentingan para pembuat MSDS
maka format dokumen MSDS tidak seragam dan masing-masing mungkin menonjolkan uraian yang
terkait dengan kepentingan mereka. Akan tetapi terdapat beberapa informasi yang minimal terdapat
pada MSDS secara umum.
Pada bagian berikut diuraikan informasi-informasi yang umumnya terdapat pada
dokumen MSDS. Informasi tersebut antara laian adalah :
1. Informasi umum
a. Tanggal pembuatan
b. Alamat produsen atau suplier
c. Nomor seri CAS (Chemical Abstract Serial Number)
d. Nama kimia
e. Nama perdagangan dan sinonim
f. Nama kimia lainnya
g. Rumus struktur dan rumus kimia
h. Tanda bahaya bahan kimia (lihat uraian berikut)
2. Informasi tentang komponen berbahaya
a. Batas paparan tiap komponen
b. Komposisi
c. Persen berat
3. Informasi data fisika
a. Titik didih
b. Tekanan uap
c. Kerapatan uap
d. Titik beku atau titik leleh
e. Kerapatan cairan
f. Persen penguapan
g. Kelarutan
h. Penampakan fisik dan bau
4. Informasi tentang data kemudahan terbakar dan ledakan
a. Titik nyala
b. Batas kemampuan terbakar
c. Batas temperatur terendah yang menimbulkan ledakan
d. Batas temperatur tertinggi yang menimbulkan ledakan
e. Media /bahan kimia yang digunakan untuk pemadaman
f. Prosedur khusus untuk pemadaman
5. Informasi tentang data reaktivitas
a. Stabilitas bahan
b. Pengaturan lokasi penempatan bahan
c. Produk dekomposisi yang berbahaya
d. Produk polimerisasi yang berbahaya
6. Informasi tentang bahaya kesehatan
a. Efek terkena paparan yang berlebihan
b. Prosedur pertolongan darurat dan pertolongan pertama akbiat kecelakaan
c. Kontak pada mata
d. Kontak pada kulit
e. Terhirup pada pernafasan
7. Informasi prosedur pengumpulan, pengelolaan dan pengolahan limbah
a. Langkah-langkah yang harus diambil untuk pengumpulan limbah
b. Prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah di lapangan
c. Prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah di laboratorium
d. Metoda pemusnahan limbah bahan kimia
8. Informasi perlindungan bahan kimia
a. Perlindungan respiratory
b. Ventilasi
c. Sarung tangan pelindung
d. Pelindung mata
e. Peralatan pelindung lainnya
f. Pengawasan perlindungan
9. Informasi penanganan awal khusus
a. Penanganan khusus dalam penggunaan dan penyimpanan
b. Penanganan awal lainnya
10. Data transportasi
a. Nama dan jenis transportasi
b. Tanda kelas bahaya bahan
c. Tanda label
d. Tanda merek
e. Prosedur darurat akibat kecelakaan
f. Prosedur penanganan awal yang harus dilakukan selama tranportasi.
Salah satu hal penting yang harus diketahui pada MSDS yakni simbol tanda bahaya yang digunakan
di MSDS. Pada MSDS tanda bahaya dikelompokkan menjadi 4 hal yakni bahaya dari segi kesehatan,
kemudahan terbakar, reaktivitas bahan dan bahaya khusus, dan digunakan simbol belah ketupat yang
terdiri dari 4 bagian seperti pada gambar :
Masing-masing bagian akan terisi dengan angka skore tertentu dengan nilai 0, 1, 2, 3 atau 4
tergantung dari tingkat bahaya bahan kimia. Skore 0 mengindikasikan bahan kimia tidak berbahaya,
sedangkan skore 1 menunjukkan bahaya pada level rendah dan skore 4 menunjukkan bahan tersebut
termasuk sangat berbahaya. Untuk MSDS yang dibuat dalam file teks, maka tanda bahaya di atas
dituliskan dalam bentuk 4 atau 3 angka berturutan. Penulisan pada jenis MSDS ini adalah sebagai
berikut :
[4,1,1,0] atau [4,1,1]
Kode angka tersebut secara berturut-turut mengartikan tingkat bahaya dari segi kesehatan,
kemudahan terbakar, reaktivitas dan bahaya khusus lainnya.
Detail arti tingkat bahaya tersebut diuraikan pada tabel berikut.
Tabel 1. Arti tingkat bahaya pada dokumen MSDS
SKOR ARTI
BAHAYA TERHADAP KESEHATAN
4 Bahan kimia yang dengan sangat sedikit paparan (exposure) dapat menyebabkan
kematian atau sakit parah.
3 Bahan kimia yang dengan sedikit paparan dapat menyebabkan sakit serius atau sakit
parah.
2 Bahan kimia yang dengan paparan cukup intens atau berkelanjutan dapat
menyebabkan kemungkinan sakit parah atau penyakit menahun.
1 Bahan kimia yang dengan terjadinya paparan dapat menyebabkan iritasi atau
sakit.
0 Bahan kimia yang akibat paparan termasuk dalam kondisi terbakar tidak
mengakibatkan sakit atau bahaya kesehatan.
BAHAYA KEMUDAHAN TERBAKAR
4 Bahan kimia yang akan teruapkan dengan cepat atau sempurna pada tekanan
atmosfer dan temperatur kamar atau bahan kimia yang segera terdispersi di udara
dan bahan kimia tersebut akan terbakar dengan cepat.
3 Bahan kimia berupa cairan atau padatan yang dapat menyala pada semua temperatur
kamar.
2 Bahan kimia yang harus dipanaskan atau dikondisikan pada temperatur tinggi
tertentu sehingga dapat menyala.
Bahan kimia yang harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum nyala dapat
terjadi.
1 Bahan kimia yang tidak dapat terbakar.
BAHAYA REAKTIVITAS
4 Bahan kimia yang secara sendirian memiliki kemungkinan meledak atau
terdekomposisi dan menimbulkan ledakan atau bereaksi pada tekanan dan
temperatur normal.
3 Bahan kimia yang secara sendirian memiliki kemungkinan meledak atau
terdekomposisi dan menimbulkan ledakan atau bereaksi tetapi membutuhkan bahan
inisiator atau harus dipanaskan pada kondisi tertentu sebelum inisiasi atau bahan
yang bereaksi dengan air dan menimbulkan ledakan.
2 Bahan kimia yang segera menunjukkan perubahan kimia drastis akibat kenaikan
temperatur atau tekanan atau reaksi secara cepat dengan air dan mungkin
membentuk campuran bahan peledak dengan air.
1 Bahan kimia yang secara sendirian stabil tetapi dapat menjadi tidak stabil akibat
kenaikan temperatur atau tekanan.
0 Bahan kimia yang secara sendirian stabil kecuali pada kondisi nyala api dan bahan
tidak reaktif dengan air.
2. Label Bahaya
4. Sifat-sifat bahaya :
a. Bahaya kesehatan :
Efek jangka pendek (akut) :
Iritasi terhadap saluran pernafasan. Iritasi pada hidung, tenggorokan dan mata terjadi pada
400-700 ppm. Sedang pada 5000 ppm menimbulkan kematian. Kontak dengan mata dapat
menimbulkan iritasi sampai kebutaan total. Kontak dengan kulit dapat menyebabkan luka
bakar (frostbite).
Efek jangka panjang (kronis) :
Iritasi pada saluran pernafasan, mata dan kulit. Dapat menimbulkan gangguan paru-paru.
Termasuk bahan teratogenik yaitu perkembangan tidak normal dari
sel selama kehamilan yang menyebabkan kerusakan pada embrio.
Nilai Ambang Batas (NAB) :
25 ppm (18mg/m3) (ACGIH 1987-88)
Short Term Exposure Limit (STEL): 35 ppm (27mg/m3)
Toksisitas :
LD 50 (oral,tikus) : 3 mg/kg ; LC 50 =2000 ppm (tikus, penghirupan, 4 jam)
b. Bahaya kebakaran :
Dapat terbakar dengan daerah mudah terbakar : 16-25 % (LFL-UFL)
Suhu Bakar : 651 oC
c. Bahaya reaktivitas :
Senyawa amonia stabik pada suhu kamar. Tapi dapat meledak oleh panas akibat
kebakaran.Larut dalam air membentuk Amonium Hidroksida.
5. Sifat-sifat fisika :
Titik Leleh : -77,7 oC
Titid Didih : -33,4 oC
Tekanan Uap : 400 mmHg (-45,4 oC)
Berat Jenis : 0,682 (-33,4 oC)
Berat Jenis Uap : 0,6 (udara = 1)
Suhu Kritis : 133 oC
Kelarutan : 31 g/100 g (25 oC)
Hindari gas berada dalam ruang kerja. Jauhkan amonia dari loncatan api, sumber
pemanas. Hati-hati silinder gas, bawa dengan troli, posisi tegak berdiri. Simpan Amonia jauh
dari populasi, dingin, kering, berventilasi dan jauh dari panas. Wadah atau bangunan harus
anti korosi. Beri Label. Sekali-kali jangan membuka botol amonia dengan mengarahkan
uap/gas amonia pada mata, karena dapat menimbulkan kebutaan.
Jangan menyimpan lebih dari 6 bulan. Bahan inkompatibel : asam, oksidator, halida, etoksi,
logam alkali, kalium klorat.
Bila terjadi tumpahan atau kebocoran, hanya ditangani oleh ahlinya dengan memakai
alat pelindung diri. Ambil sumber api, beri ventilasi. Kabut amoniadapat disemprot dengan
air. Netralkan larutan amonia sebelum dibuang ke sungai atau lingkungan.
o Pertolongan pertama :
Penghirupan : Pindahkan korban ke tempat udara segar, segera cari pengobatan.
Terkena mata : Segera cuci dengan air bersih (hangat) selama 20 menit dan bawa ke
dokter.
Terkena Kulit : Cuci dengan air bersih dan alirkan terus selama 20 menit, segera
berobat.
o Pemadaman api :
Hentikan kebocoran gas dengan aman, ambil silinder gas dari api atau sumber pemanas.
Gunakan semprotan air sebagai pendingin. APAR : Karbondioksida, Halon, Bubuk bahan
kimia kering.
7. Informasi lingkungan :
Amoniak dalam air amat beracun bagi ikan, udang dan binatang air lainnya. Dapat menimbulkan
kesuburan tanaman air (eurotropia). NH3 dalam air dapat dibuang dengan proses stripping (pH
optimum ± 12) atau dengan proses mikrobiologi. Limbah amonia dapat dinetralkan dengan asam
sulfat ( pupuk ZA). Baku mutu udara ambient untuk pencemar amonia : 2 ppm. Asap tebal akibat
kecelakaan dalam transportasi amoniak dapat disemprot dengan air.
Amonia adalah larutan gas amoniak (NH3) yang terlarut dalam air, berbau khas menusuk
hidung. Kelarutan gas amoniak dalam air sangat besar yaitu 1.145 l/l air pada suhu 0 oC dan tekanan
1 atmosfer, gas ini juga larut dalam alkohol dan eter. Bila uap amonia bercampur dengan uap asam
klorida maka akan terbentuk kabut putih yang mengendap. Endapan putih tersebut adalah NH4Cl
padat yang disebut salmiak.
Kegunaan
1. Identifikasi Produk
Sinonim: Larutan ammonium hidroksida, ammonia aqueous, larutan ammonia
CAS No: 1336-21-6
Molekul Berat: 35,05
Formula Kimia: NH4OH di H2O
2.Identifikasi Bahaya
Ikhtisar Darurat
RACUN! BAHAYA! KOROSIF. MUNGKIN FATAL JIKA TERTELAN ATAU TERHIRUP. Uap,
kabut dan menyebabkan luka bakar UNTUK SETIAP DAERAH KONTAK.
Kesehatan Rating: 3 - parah (Poison)
Penilaian mudah terbakar: 1 - Sedikit
Reaktivitas Rating: 2 - Sedang
Kontak Rating: 3 - parah (Korosif)
Lab pelindung Equip: GOGGLES & SHIELD; LAB COAT & apron; HOOD Vent; GLOVES
PROPER
Penyimpanan Kode Warna: Putih Stripe
- Terhirup
Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Berikan pernapasan buatan jika tidak bernapas
atau berikan oksigen jika sulit bernapas. Jika sulit bernapas berlanjut segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas terdekat.
- Kontak dengan Kulit
Segera tanggalkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci kulit menggunakan sabun
dan air yang banyak sekurangnya selama 15 menit. Oleskan pada kulit yang iritasi dengan emolien.
Jika iritasi kulit berlanjut segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas terdekat. Cuci pakaian dan sepatu
yang terkontaminasi sebelum digunakan kembali.
- Kontak dengan Mata
Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15 - 30 menit dengan sesekali
membuka kelopak mata. Dapat menggunakan air dingin. Jika iritasi mata berlanjut segera bawa ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
- Tertelan
Jangan lakukan induksi muntah. Jangan berikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak
sadarkan diri. Jika korban sadar sepenuhnya, berikan segelas air untuk diminum. Cuci mulut dengan
air. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau kemban. Segera bawa ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat
b. Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan,
masker hidung dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
c. Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi zat racun atau muntahannya dan
simpan dalam wadah/plastic tertutup.
d. Cuci (scrubbing) segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dingin atau hangat
dan sabun minimal 10 menit.
e. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut.
Jangan digosok.
3. Dekontaminasi Gastrointestinal
PENUTUP
Kesimpulan
1.Perlunya pengetahuan tentang faktor kimia beserta klasifikasinya menjadi sangat penting
mengingat banyak terjadi kecelakaan industri khususnya yang menggunakan bahan kimia berbahaya
dan beracun. Dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap faktor kimia secara keseluruhan,
diharapkan kita dapat meredam laju kecelakaan kerja khususnya dari faktor kimia di tempat kerja
dan laboratorium.
2. Dokumen MSDS harus tersedia di setiap laboratorium kimia guna memberi bekal pengetahuan
mahasiswa tentang bahan kimia khususnya dari segi bahaya dan pencegahannya.
3. Mahasiswa harus dapat mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh dari MSDS sehingga
dapat mencegah kemungkinan bahaya dan kecelakaan kerja di laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Bennet, N.B. 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerj. Jakarta: P.T. Pustaka Pressindo
Cook, T.M. 1986. Operasi Industri Kimia, Aspek Keselamatan dan Kesehatan. Jakarta : P.T
Gramedia
Khasani, Soemanto Imam. 1990. Keselamatan Kerja dalam laboratorium Kimia.Jakarta : P.T.
Gramedia
Soedharta, Gatot. 1983. Pencegahan dan Penangggulangan Kebakaran. Jakarta: Van Noostard
Reinhold Company