Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MSDS ( MATERIAL SAFETY DATA SHEET )

DISUSUN OLEH :
M Fitra Rezeqi
( NIM.30418007 )

JURUSAN D3 TEKNIK GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
IIK BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

MSDS adalah dokumen yang dibuat khusus tentang suatu bahan kimia mengenai pengenalan
umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan, penyimpanan, pemindahan dan pengelolaan limbah
buangan bahan kimia tersebut. Berdasarkan isi dari MSDS maka dokumen tersebut sebenarnya 
harus diketahui dan digunakan  oleh para pelaksana yang terlibat dengan bahan kimia tersebut yakni
produsen, pengangkut, penyimpan, pengguna dan pembuang bahan kimia. Pengetahuan ini akan
dapat mendukung budaya terciptanya kesehatan dan keselamatan kerja. Ketersediaan MSDS di
laboratorium di perguruan 3tinggi saat ini belum memasyarakat padahal ketersediaan MSDS cukup
penting dan digunakan juga sebagai salah satu kriteria  laboratorium standar. MSDS di perguruan
tinggi di Indonesia umumnya hanya tersedia di perpustakaan.
            Saat ini masih banyak mahasiswa, teknisi laboratorium termasuk dosen yang belum
mengenal MSDS, meskipun mereka rutin berkecimpung dengan aktivitas yang melibatkan kontak
dengan bahan kimia. Berdasarkan permasalahan di atas maka diperlukan penyebarluasan informasi
tentang MSDS khususnya pada mahasiswa dikatikan dengan pelaksanaan riset dengan tugas akhir di
laboratorium. Hal ini dapat dipahami karena bahan kimia dapat memiliki tipe reaktivitas kimia
tertentu dan juga dapat memiliki sifat mudah terbakar.
Untuk dapat mendukung jaminan kesehatan dan keselamatan kerja maka para pelaksana yang
bekerja di laboratorium  termasuk mahasiswa harus mengetahui dan memiliki pengetahuan serta
keterampilan untuk menangani bahan kimia khususnya dari segi potensi bahaya yang mungkin
ditimbulkan (Crisp, 1996). Informasi atau pengetahuan yang harus diketahui pelaksana di
laboratorium kimia yang diberikan oleh Phifer dkk (1994) salah satunya adalah informasi tentang 
Material Safety Data Sheet (MSDS). Pada kesempatan ini akan dibahas pentingnya pengenalan
MSDS dan semua aspek yang terkait dengan MSDS bagi mahasiswa di perguruan tinggi di
Indonesia khususnya serta implementasi MSDS dalam pelaksanaan riset di laboratorium.
            Secara garis besar, MSDS mengandung informasi tentang uraian umum bahan kimia, sifat
fisik dan kimiawi, cara penggunaan, penyimpanan, dan pengelolaan bahan buangan. MSDS dibuat
oleh berbagai pihak seperti produsen bahan, institusi yang bergerak dan terkait dengan kesehatan dan
keselamatan kerja, industri atau perguruan tinggi. Terkait dengan kepentingan para pembuat MSDS
maka format dokumen MSDS tidak seragam dan masing-masing mungkin menonjolkan uraian yang
terkait dengan kepentingan mereka. Akan tetapi terdapat  beberapa informasi yang minimal terdapat
pada MSDS secara umum. Bekal pendidikan dan keterampilan bagi mahasiswa diperoleh dari
perguruan tinggi melalui paket kegiatan belajar yang  ditempuh sebelum lulus. Untuk mahasiswa
dalam bidang disiplin ilmu kimia dan beberapa ilmu lain harus memiliki keterampilan bekerja di
laboratorium kimia. Keterampilan ini diharapkan sebagai modal untuk menjalankan pekerjaan
nantinya setelah menjadi sarjana baik di industri, institusi risetatau perguruan tinggi. Dalam hal
bekerja di laboratorium kimia,  mahasiswa juga harus mendukung upaya kesehatan dan keselamatan
kerja di laboratorium. Berbagai hal tentang pengetahuan bahaya khususnya  tentang bahan kimia
harus diketahui oleh mahasiswa.Budaya bekerja dengan mendukung upaya kesehatan dan
keselamatan kerja saat ini perlu dikenalkan secara awal bagi mahasiswa, sehingga akan terbiasa pada
saat memasuki dunia kerja nantinya.
Laboratorium kimia adalah tempat dilaksanakannya berbagai aktivitas yang melibatkan
pemakaian bahan kimia tertentu. Laboratorium di perguruan tinggi memiliki fungsi utama sebagai
tempat mahasiswa untuk melaksanakan riset dan kegiatan praktikum. Dalam melaksanakan riset,
kontak oleh mahasiswa dengan bahan kimia akan terjadi baik langsung maupun tidak langsung.
Setelah memasuki dunia kerja maka akan dijumpai laboratorium kimia di bidang institusi riset atau
industri. Dalam lapangan industri, laboratorium kimia didirikan untuk keperluan kualitas  kontrol
produksi atau untuk bagian riset dan pengembangan. Selain di laboratorium, untuk staf yang bekerja
di industri pada bagian produksi pun sering melibatkan aktivitas yang melibatkan kontak dengan
bahan kimia. Bekal tentang pengetahuan bahan kimia perlu dimiliki mengingat bahan kimia
memiliki potensi untuk menimbulkan bahaya baik terhadap kesehatan maupun dapat menimbulkan
bahaya kecelakaan.

1.2.  Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan MSDS ?
2. Data MSDS dari Amoniak ( NH3 ) dan Ammonium Hidroksida ( NH4OH ) ?
3. Bagaimana cara menangani kontak dengan bahan kimia NH3 dan NH4OH ?
1.3. Tujuan Penulisan
1.Untuk mengetahui pengertian dari bahan kimia berbahaya
2.Untuk mengetahui MSDS dan fungsinya sebagai data yang berisi sifat dan panduan umum
setiap bahan kimia.
3.Untuk mengetahui MSDS dari NH3 dan NH4OH
4.Untuk mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan akibat kontak dengan NH3 dan NH4OH
dan cara penanganannya

1.4. Manfaat Penulisan


Memberikan pengetahuan dan pengertian beserta tata cara pengendaliannya tentang bahan-
bahan kimia berbahaya serta cara penanganan bahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia
yang terjadi dalam laboratorium.
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Bahan-bahan Kimia Berbahaya


Bahan kimia berbahaya adalah segala bentuk bahan kimia baik berupa zat tunggal maupun
campuran yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan dan lingkungan, baik secara langsung maupun
tidak. Artinya, bahan kimia berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan,
pengolahan,pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan
debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan,
korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi
orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut. Dampak yang dapat ditimbulkan dari
bahan kimia berbahaya tersebut dibagi menjadi dua, yaitu :

1.Dampak secara fisik


Artinya, reaksi hebat yang terjadi dari bahan-bahan kimia yang berbahaya dapat
menimbulkan suatu hal yang dapat melaukai tubuh kita baik itu berupa ledakan atau pun
kebakaran yang terjadi pada bahan-bahan kimia tersebut.

2.Dampak bagi kesehatan


Artinya, apabila terjadi kontak antara bahan kimia berbahaya tersebut dengan tubuh kita,
seperti terhirup, tertelan, ataupun tersentuhh maka kemungkinan besar akan menimbulkan
efek buruk bagi kesehatan kita, contohnya dapat meneyebabkan alergi, iritasi, muntah-
muntah gangguan sistem reproduksi atau bahkan kanker.

Kehidupan kita memang tidak bisa terlepas dari yang namanya bahan kimia, namun kita
dapat mencari tahu bahan-bahan kimia apa saja yang dapat menimbulkan efek negatif atas
penggunannya.

Dalam laboratorium, bahan-bahan kimia berbahaya dapat masuk ke dalam tubuh melewati
tiga saluran, yaitu :

- Melalui mulut atau tertelan


- Melalui pori-pori kulit atau tersentuh
- Melalui pernapasan atau terhirup
MSDS ( Material Safety Data Sheet )

MSDS adalah kependekan dari material safety data sheet, memuat informasi mengenai sifat-
sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengunaan zat kimia, pertolongan apabila
terjadi kecelakaan, maupun penanganan zat yang berbahaya.
Data dari MSDS sangat penting dalam penyimpanan, penanganan, pemakaian, maupun
pembuangan zat kimia. Data MSDS merupakan protokol standar keamanan dan keselamatan kerja.
MSDS merupakan protokol keselamatan dan keamanan kerja, digunakan secara luas didalam
laboratorium, industri, serta pihak-pihak yang bekerja dengan zat-zat kimia.
Lembar Data Keselamatan Bahan atau Material Safety Data Sheet (MSDS) adalah
merupakan kumpulan data keselamatan dan petunjuk dalam penggunaan bahan-bahan kimia
berbahaya. Pembuatan MSDS dimaksudkan sebagai informasi acuan bagi para pekerja dan
supervisor yang menangani langsung dan mengelola bahan kimia berbahaya dalam industri maupun
laboratorium kimia. Informasi tersebut diharapkan berguna untuk menumbuhkan naluri atau sikap
untuk mencegah, menghindari dan mampu menanggulangi kecelakaan kimia yang mungkin terjadi,
serta sikap kehati-hatian dalam menangani bahan kimia berbahaya.
Lembar Data Keselamatan Bahan memuat informasi tentang sifat fisik bahan dan juga sifat
kimianya. Sifat fisik bahan misalnya: titik leleh, titik didih, titik nyala. Sifat kimia bahan meliputi
kereaktifan dan toksisitas. Selain itu MSDS juga memuat mengenai efek bahan terhadap kesehatan,
cara penyimpanan, cara pembuangan, cara perawatan alat, serta prosedur pertolongan pertama jika
terjadi kecelakaan atau kebocoran pada penggunaan bahan-bahan kimia

CAKUPAN PADA MSDS

Secara garis besar, MSDS mengandung informasi tentang uraian umum bahan kimia, sifat fisik dan
kimiawi, cara penggunaan, penyimpanan, dan pengelolaan bahan buangan. MSDS dibuat oleh
berbagai pihak seperti produsen bahan, institusi yang bergerak dan terkait dengan kesehatan dan
keselamatan kerja, industri atau perguruan tinggi. Terkait dengan kepentingan para pembuat MSDS
maka format dokumen MSDS tidak seragam dan masing-masing mungkin menonjolkan uraian yang
terkait dengan kepentingan mereka. Akan tetapi terdapat beberapa informasi yang minimal terdapat
pada MSDS secara umum.
Pada bagian berikut diuraikan informasi-informasi yang umumnya terdapat pada
dokumen MSDS. Informasi tersebut antara laian adalah :
1. Informasi umum
a. Tanggal pembuatan
b. Alamat produsen atau suplier
c. Nomor seri CAS (Chemical Abstract Serial Number)
d. Nama kimia
e. Nama perdagangan dan sinonim
f. Nama kimia lainnya
g. Rumus struktur dan rumus kimia
h. Tanda bahaya bahan kimia (lihat uraian berikut)
2. Informasi tentang komponen berbahaya
a. Batas paparan tiap komponen
b. Komposisi
c. Persen berat
3. Informasi data fisika
a. Titik didih
b. Tekanan uap
c. Kerapatan uap
d. Titik beku atau titik leleh
e. Kerapatan cairan
f. Persen penguapan
g. Kelarutan
h. Penampakan fisik dan bau
4. Informasi tentang data kemudahan terbakar dan ledakan
a. Titik nyala
b. Batas kemampuan terbakar
c. Batas temperatur terendah yang menimbulkan ledakan
d. Batas temperatur tertinggi yang menimbulkan ledakan
e. Media /bahan kimia yang digunakan untuk pemadaman
f. Prosedur khusus untuk pemadaman
5. Informasi tentang data reaktivitas
a. Stabilitas bahan
b. Pengaturan lokasi penempatan bahan
c. Produk dekomposisi yang berbahaya
d. Produk polimerisasi yang berbahaya
6. Informasi tentang bahaya kesehatan
a. Efek terkena paparan yang berlebihan
b. Prosedur pertolongan darurat dan pertolongan pertama akbiat kecelakaan
c. Kontak pada mata
d. Kontak pada kulit
e. Terhirup pada pernafasan
7. Informasi prosedur pengumpulan, pengelolaan dan pengolahan limbah
a. Langkah-langkah yang harus diambil untuk pengumpulan limbah
b. Prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah di lapangan
c. Prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah di laboratorium
d. Metoda pemusnahan limbah bahan kimia
8. Informasi perlindungan bahan kimia
a. Perlindungan respiratory
b. Ventilasi
c. Sarung tangan pelindung
d. Pelindung mata
e. Peralatan pelindung lainnya
f. Pengawasan perlindungan
9. Informasi penanganan awal khusus
a. Penanganan khusus dalam penggunaan dan penyimpanan
b. Penanganan awal lainnya
10. Data transportasi
a. Nama dan jenis transportasi
b. Tanda kelas bahaya bahan
c. Tanda label
d. Tanda merek
e. Prosedur darurat akibat kecelakaan
f. Prosedur penanganan awal yang harus dilakukan selama tranportasi.
Salah satu hal penting yang harus diketahui pada MSDS yakni simbol tanda bahaya yang digunakan
di MSDS. Pada MSDS tanda bahaya dikelompokkan menjadi 4 hal yakni bahaya dari segi kesehatan,
kemudahan terbakar, reaktivitas bahan dan bahaya khusus, dan digunakan simbol belah ketupat yang
terdiri dari 4 bagian seperti pada gambar :

Arti Simbol di atas adalah :

1. Bagian sebelah kiri berwarna biru menunjukkan skala bahaya kesehatan.


2. Bagian sebelah atas berwarna merah menunjukkan skala bahaya kemudahan terbakar.
3. Bagian sebelah kanan berwarna kuning menunjukkan skala bahaya reaktivitas.
4. Bagian sebelah bawah berwarna putih menunjukkan skala bahaya khusus lainnya.

Masing-masing bagian akan terisi dengan angka skore tertentu dengan nilai 0, 1, 2, 3 atau 4
tergantung dari tingkat bahaya bahan kimia. Skore 0 mengindikasikan bahan kimia tidak berbahaya,
sedangkan skore 1 menunjukkan bahaya pada level rendah dan skore 4 menunjukkan bahan tersebut
termasuk sangat berbahaya. Untuk MSDS yang dibuat dalam file teks, maka tanda bahaya di atas
dituliskan dalam bentuk 4 atau 3 angka berturutan. Penulisan pada jenis MSDS ini adalah sebagai
berikut :
[4,1,1,0] atau [4,1,1]

Kode angka tersebut secara berturut-turut mengartikan tingkat bahaya dari segi kesehatan,
kemudahan terbakar, reaktivitas dan bahaya khusus lainnya.
Detail arti tingkat bahaya tersebut diuraikan pada tabel berikut.
Tabel 1. Arti tingkat bahaya pada dokumen MSDS
SKOR ARTI
BAHAYA TERHADAP KESEHATAN
4 Bahan kimia yang dengan sangat sedikit paparan (exposure) dapat menyebabkan
kematian atau sakit parah.
3 Bahan kimia yang dengan sedikit paparan dapat menyebabkan sakit serius atau sakit
parah.
2 Bahan kimia yang dengan paparan cukup intens atau berkelanjutan dapat
menyebabkan kemungkinan sakit parah atau penyakit menahun.
1 Bahan kimia yang dengan terjadinya paparan dapat menyebabkan iritasi atau
sakit.
0 Bahan kimia yang akibat paparan termasuk dalam kondisi terbakar tidak
mengakibatkan sakit atau bahaya kesehatan.
BAHAYA KEMUDAHAN TERBAKAR
4 Bahan kimia yang akan teruapkan dengan cepat atau sempurna pada tekanan
atmosfer dan temperatur kamar atau bahan kimia yang segera terdispersi di udara
dan bahan kimia tersebut akan terbakar dengan cepat.
3 Bahan kimia berupa cairan atau padatan yang dapat menyala pada semua temperatur
kamar.
2 Bahan kimia yang harus dipanaskan atau dikondisikan pada temperatur tinggi
tertentu sehingga dapat menyala.
Bahan kimia yang harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum nyala dapat
terjadi.
1 Bahan kimia yang tidak dapat terbakar.
BAHAYA REAKTIVITAS
4 Bahan kimia yang secara sendirian memiliki kemungkinan meledak atau
terdekomposisi dan menimbulkan ledakan atau bereaksi pada tekanan dan
temperatur normal.
3 Bahan kimia yang secara sendirian memiliki kemungkinan meledak atau
terdekomposisi dan menimbulkan ledakan atau bereaksi tetapi membutuhkan bahan
inisiator atau harus dipanaskan pada kondisi tertentu sebelum inisiasi atau bahan
yang bereaksi dengan air dan menimbulkan ledakan.
2 Bahan kimia yang segera menunjukkan perubahan kimia drastis akibat kenaikan
temperatur atau tekanan atau reaksi secara cepat dengan air dan mungkin
membentuk campuran bahan peledak dengan air.
1 Bahan kimia yang secara sendirian stabil tetapi dapat menjadi tidak stabil akibat
kenaikan temperatur atau tekanan.
0 Bahan kimia yang secara sendirian stabil kecuali pada kondisi nyala api dan bahan
tidak reaktif dengan air.

MATERIAL SAFETY DATA SHEET


( LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN )
1. NH3 ( AMONIAK )

Amoniak adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Amoniak adalah senyawa kimia dengan


rumus NH3 yang terdiri dari 3 atom hidrogen (H) dan 1 atom nitrogen (N).Biasanya senyawa ini dida
pat berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Amonia umumnya
bersifat basa (pKb = 4.75), namun dapat juga bertindak sebagai asam yang amat lemah (pKa = 9.25).
NH3 bersifat Basa lemah karena larutan basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida
dalam larutan. Amoniak adalah salah satu contoh basa lemah. Sudah sangat jelas amoniak tidak
mengandung ion hidroksida, tetapi amoniak bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium
dan ion hidroksida. Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan pada setiap saat sekitar 99%
amonia tetap ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar 1% yang menghasilkan ion hidroksida.

Sifat-sifat amonia antara lain sebagai berikut:


    a.    Amonia adalah gas yang tidak berwarna dan baunya sangat merangsang sehingga gas ini mudah
dikenal melalui baunya.
    b.   Sangat mudah larut dalam air, yaitu pada keadaan standar, 1 liter air terlarut 1180 liter amonia.
    c.    Merupakan gas yang mudah mencair, amonia cair membeku pada suhu -780C dan mendidih pada
suhu -330 C.
  
MSDS NH3 ( AMONIAK )
1. Identifikasi Bahan
 LKB : 004-98
 CAS : 7664-41-7
 Sinonim : Ammonia Gas
Anhydrous ammonia
Liquid Ammonia
Nitro – Sil
 Rumus Molekul : NH3
 Berat Molekul : 17,03

2. Label Bahaya

Kotak sebelah kiri gambaran potensi bahaya menurut PBB.


Bahan Beracun (Poison) Mengganggu Kesehatan (Harmful)

Kotak sebelah kanan menurut NFPA.

3. Informasi Bahan Singkat


Bahan berbentuk gas digunakan sebagai bahan baku pembuat pupuk, gas pendingin, preservatif
karet dan lain-lain. Gas tidak berwarna, tetapi berbau, iritan dan amat mudah larut dalam air.
Kebocoran gas amonia akan membentuk kabut putih yang dapat hilang bila disemprot air.
Hindari kontak amonia cair dengan kulit dan mata.

4. Sifat-sifat bahaya :
a. Bahaya kesehatan :
Efek jangka pendek (akut) :
Iritasi terhadap saluran pernafasan. Iritasi pada hidung, tenggorokan dan mata terjadi pada
400-700 ppm. Sedang pada 5000 ppm menimbulkan kematian. Kontak dengan mata dapat
menimbulkan iritasi sampai kebutaan total. Kontak dengan kulit dapat menyebabkan luka
bakar (frostbite).
Efek jangka panjang (kronis) :
Iritasi pada saluran pernafasan, mata dan kulit. Dapat menimbulkan gangguan paru-paru.
Termasuk bahan teratogenik yaitu perkembangan tidak normal dari
sel selama kehamilan yang menyebabkan kerusakan pada embrio.
Nilai Ambang Batas (NAB) :
25 ppm (18mg/m3) (ACGIH 1987-88)
Short Term Exposure Limit (STEL): 35 ppm (27mg/m3)
Toksisitas :
LD 50 (oral,tikus) : 3 mg/kg ; LC 50 =2000 ppm (tikus, penghirupan, 4 jam)
b. Bahaya kebakaran :
Dapat terbakar dengan daerah mudah terbakar : 16-25 % (LFL-UFL)
Suhu Bakar : 651 oC
c. Bahaya reaktivitas :
Senyawa amonia stabik pada suhu kamar. Tapi dapat meledak oleh panas akibat
kebakaran.Larut dalam air membentuk Amonium Hidroksida.

5. Sifat-sifat fisika :
Titik Leleh : -77,7 oC
Titid Didih : -33,4 oC
Tekanan Uap : 400 mmHg (-45,4 oC)
Berat Jenis : 0,682 (-33,4 oC)
Berat Jenis Uap : 0,6 (udara = 1)
Suhu Kritis : 133 oC
Kelarutan : 31 g/100 g (25 oC)

6. Keselamatan dan pengamanan :


Diberikan langkah-langkah keselamatan dan pengamanan :

 Penanganan dan penyimpanan :

Hindari gas berada dalam ruang kerja. Jauhkan amonia dari loncatan api, sumber
pemanas. Hati-hati silinder gas, bawa dengan troli, posisi tegak berdiri. Simpan Amonia jauh
dari populasi, dingin, kering, berventilasi dan jauh dari panas. Wadah atau bangunan harus
anti korosi. Beri Label. Sekali-kali jangan membuka botol amonia dengan mengarahkan
uap/gas amonia pada mata, karena dapat menimbulkan kebutaan.
Jangan menyimpan lebih dari 6 bulan. Bahan inkompatibel : asam, oksidator, halida, etoksi,
logam alkali, kalium klorat.

o Tumpahan dan kebocoran :

Bila terjadi tumpahan atau kebocoran, hanya ditangani oleh ahlinya dengan memakai
alat pelindung diri. Ambil sumber api, beri ventilasi. Kabut amoniadapat disemprot dengan
air. Netralkan larutan amonia sebelum dibuang ke sungai atau lingkungan.

o Alat pelindung diri :

 Pernafasan : Masker penyerap amonia atau respirator udara.


 Muka/mata : Goggles atau perisai muka. Siapkan air pencuci mata.
 Kulit : Gloves dan pakaian pelindung.
Bahan tahan terhadap amonia adalah karet butil, neoprena, karet
alam dan PVC.

o Pertolongan pertama :
 Penghirupan : Pindahkan korban ke tempat udara segar, segera cari pengobatan.
 Terkena mata : Segera cuci dengan air bersih (hangat) selama 20 menit dan bawa ke
dokter.
 Terkena Kulit : Cuci dengan air bersih dan alirkan terus selama 20 menit, segera
berobat.

o Pemadaman api :

Hentikan kebocoran gas dengan aman, ambil silinder gas dari api atau sumber pemanas.
Gunakan semprotan air sebagai pendingin. APAR : Karbondioksida, Halon, Bubuk bahan
kimia kering.

7. Informasi lingkungan :
Amoniak dalam air amat beracun bagi ikan, udang dan binatang air lainnya. Dapat menimbulkan
kesuburan tanaman air (eurotropia). NH3 dalam air dapat dibuang dengan proses stripping (pH
optimum ± 12) atau dengan proses mikrobiologi. Limbah amonia dapat dinetralkan dengan asam
sulfat ( pupuk ZA). Baku mutu udara ambient untuk pencemar amonia : 2 ppm. Asap tebal akibat
kecelakaan dalam transportasi amoniak dapat disemprot dengan air.

MSDS NH4OH ( Ammonium Hidroksida )

Amonia adalah larutan gas amoniak (NH3) yang terlarut dalam air, berbau khas menusuk
hidung. Kelarutan gas amoniak dalam air sangat besar yaitu 1.145 l/l air pada suhu 0 oC dan tekanan
1 atmosfer, gas ini juga larut dalam alkohol dan eter. Bila uap amonia bercampur dengan uap asam
klorida maka akan terbentuk kabut putih yang mengendap. Endapan putih tersebut adalah NH4Cl
padat yang disebut salmiak.

Kegunaan

1. Di laboratorium banyak digunakan sebagai pereaksi analisis, baik kualitatif maupun


kuantitatif.
2. Dalam rumah tangga banyak digunakan dalam campuran obat pembersih sendok garpu perak
dan barang logam lainnya.
3. Dalam PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) digunakan untuk obat sengatan
serangga untuk menetralkan asam racunnya.
4. Dalam aneka industri digunakan sebagai bahan dasar pembuatan asam nitrat, Na-karbonat,
pupuk ZA, pengisi mesin pendingin (pengganti freon), pengawet lateks, dan lain-lain.

1. Identifikasi Produk
Sinonim: Larutan ammonium hidroksida, ammonia aqueous, larutan ammonia
CAS No: 1336-21-6
Molekul Berat: 35,05
Formula Kimia: NH4OH di H2O

2.Identifikasi Bahaya

Ikhtisar Darurat
RACUN! BAHAYA! KOROSIF. MUNGKIN FATAL JIKA TERTELAN ATAU TERHIRUP. Uap,
kabut dan menyebabkan luka bakar UNTUK SETIAP DAERAH KONTAK.
Kesehatan Rating: 3 - parah (Poison)
Penilaian mudah terbakar: 1 - Sedikit
Reaktivitas Rating: 2 - Sedang
Kontak Rating: 3 - parah (Korosif)
Lab pelindung Equip: GOGGLES & SHIELD; LAB COAT & apron; HOOD Vent; GLOVES
PROPER
Penyimpanan Kode Warna: Putih Stripe

3.Bahaya terhadap kesehatan

3.1. Organ Sasaran

Mata, kulit dan membran mukosa.

3.2. Rute Paparan


1. Paparan Jangka Pendek
- Terhirup
Sensasi terbakar, sesak napas, sakit tenggorokan, iritasi saluran pernapasan (batuk,
tenggorokan, dan iritasi hidung), tracheitis dengan peningkatan sekresi trakea, penyempitan bronkus
termasuk bronkospasme, dengan mengi dan dyspnea. Setelah terpapar konsentrasi yang tinggi,
edema laring, obstruksi pernapasan lainnya, dan edema paru dapat menyebabkan hipoksemia yang
signifikan. Paparan dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kematian.
- Kontak dengan Kulit
Paparan dari konsentrasi yang pekat dapat menyebabkan eritema, edema, nyeri, liquefaction
necrosis, atau penetrasi luka bakar yang mendalam. Kontak dengan kulit dapat juga menyebabkan
korosif, iritasi, permeator. Peradangan kulit dapat ditandai dengan gatal, bersisik, kemerahan dan
melepuh.
- Kontak dengan Mata
Sensasi terbakar pada mata yang dapat berkembang menjadi lakrimasi, fotofobia,
konjungtivitis, edema kelopak mata dan blepharospasm (kedutan abnormal yang tidak disengaja
pada kelopak mata), kemerahan pada mata, penglihatan kabur, dan sakit mata yang parah. Setelah
terpapar konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan ulserasi kornea, kekeruhan (dengan
neovaskularisasi), iritis, kerusakan lensa (termasuk katarak), glaukoma dan atrofi retina juga dapat
terjadi.
- Tertelan
Menyebabkan kerusakan parah dan permanen pada saluran pencernaan, luka bakar pada
saluran pencernaan, penyempitan tenggorokan, muntah, kejang, syok, kram perut, nyeri perut. Luka
bakar oral, eritema orofaringeal atau ulserasi, dan berlubangnya esophagus dan atau perut dapat
terjadi. Komplikasi akut dapat mencakup infeksi sekunder dan risiko aspirasi pneumonitis.
2. Paparan Jangka panjang
- Terhirup
Paparan dengan konsentrasi yang tinggi, edema laring, obstruksi pernapasan lainnya dan
edema paru dapat menyebabkan hipoksemia yang signifikan. Pada kasus yang berat dapat
menyebabkan gagal napas dan kematian. Paparan berulang dan berkepanjangan dengan dari kabut
bahan ini dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan, infeksi bronkial dan kerusakan paru-paru.
- Kontak dengan Kulit
Paparan berulang dan berkepanjangan dengan kabut dari bahan ini dapat menyebabkan iritasi
mata kronik.
- Kontak dengan Mata
Paparan berulang dan berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan kornea dan
berkembangnya katarak serta glaukoma. Paparan berulang dengan kabut dari bahan ini dapat
menyebabkan iritasi kulit yang parah.
- Tertelan
Konsumsi kronik dapat menyebabkan efek yang serupa dengan konsumsi akut. Paparan
berulang dapat menyebabkan kerusakan kornea, katarak dan glaukoma. Menelan cairan dengan
jumlah yang relatif besar (~90 – 120 ml) menyebabkan kerusakan saluran pencernaan yang sangat
serius. Keracunan yang parah juga dapat menyebabkan perforasi perut. Efek jangka panjang dapat
juga menyebabkan kelumpuhan pita suara, stenosis pilorus, dan peningkatan kasus kanker
kerongkongan
4. Pertolongan Pertama pada korban keracunan

- Terhirup
Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Berikan pernapasan buatan jika tidak bernapas
atau berikan oksigen jika sulit bernapas. Jika sulit bernapas berlanjut segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas terdekat.
- Kontak dengan Kulit
Segera tanggalkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci kulit menggunakan sabun
dan air yang banyak sekurangnya selama 15 menit. Oleskan pada kulit yang iritasi dengan emolien.
Jika iritasi kulit berlanjut segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas terdekat. Cuci pakaian dan sepatu
yang terkontaminasi sebelum digunakan kembali.
- Kontak dengan Mata
Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15 - 30 menit dengan sesekali
membuka kelopak mata. Dapat menggunakan air dingin. Jika iritasi mata berlanjut segera bawa ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
- Tertelan
Jangan lakukan induksi muntah. Jangan berikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak
sadarkan diri. Jika korban sadar sepenuhnya, berikan segelas air untuk diminum. Cuci mulut dengan
air. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau kemban. Segera bawa ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat

5. Penatalaksanaan pada korban keracunan


5.1. Resusitasi dan Stabilisasi
1. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran
udara.
2. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara
memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan
pengeluaran karbon dioksida.
3. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
5.2. Dekontaminasi
1. Dekontaminasi Mata
a. Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang
terpapar.
b. Secara perlahan bukalah kelopak mata dan bilas dengan sejumlah air bersih dingin atau
larutan NaCl 0,9% perlahan selama15-20 menit.
c. Hindari bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
d. Jika masih belum yakin bersih, bilas kembali selama 10 menit.
e. Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
f. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera kirim/konsul ke dokter mata

2. Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku)

a. Bawa segera pasien ke air mengalir atau pancuran terdekat.

b. Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan,
masker hidung dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.

c. Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi zat racun atau muntahannya dan
simpan dalam wadah/plastic tertutup.

d. Cuci (scrubbing) segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dingin atau hangat
dan sabun minimal 10 menit.

e. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut.
Jangan digosok.

f. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut

3. Dekontaminasi Gastrointestinal

a. Dekontaminasi tidak dianjurkan.


b. Segera bilas agar bahan keluar dari mulut dengan air. Cairan melalui mulut (oral) harus
dihindari karena risiko muntah, dengan risiko membantu aspirasi dan terpapar ulang dari
kerongkongan ke zat korosif ini.
c. Pemberian arang aktif tidak diindikasi karena tidak cukup menyerap zat ini dan akan
mengganggu visibilitas jika endoskopi diperlukan.
d. Aspirasi nasogastrik, kumbah lambung dan irigasi seluruh usus merupakan kontraindikasi.
Tidak ada manfaat yang telah terbukti dari prosedur ini, dan ada risiko yang signifikan dari
perforasi selama intubasi lambung.
e. Rangsang muntah merupakan kontraindikasi karena risiko terjadi paparan ulang dari
kerongkongan dan atau aspirasi, serta meningkatkan tekanan intraluminal yang diproduksi
oleh emesis.
5.3. Antidotum
Tidak ada antidotum khusus untuk pengobatan keracunan ini. Pengobatan didasarkan pada
perawatan simtomatik dan suportif.

6. Sifat Fisika dan Kimia


Nama Bahan
Amoniak Hidroksida (Ammonium Hydroxide)
Deskripsi
Cair; tidak berwarna; bau yang kuat seperti amonia; rasa pedas; sangat larut dalam air, mudah larut
dalam air dingin, larut dalam semua proporsi; pH 13,6 pada 32 oF, pH 11,7 pada 20 oC, pH 13,8 pada
larutan 29%; berat molekul 35,01; titik didih 38 oC pada larutan 25 – 29%; titik lebur -58 oC pada
larutan 23%.

Tingkat Bahaya, Frasa Risiko dan Frasa Keamanan


Peringkat NFPA (National Fire Protection Association) Skala 0-4
Kesehatan 2 : Tingkat keparahan tinggi
Kebakaran 0 : Tidak dapat terbakar
Reaktivitas 0 : Tidak reaktif

Klasifikasi EC (European Commision) Frasa Risiko dan Frasa Kemanan


R25 : Beracun jika tertelan
R34 : Menyebabkan luka bakar
R50 : Sangat beracun bagi organisme perairan
S26 : Jika kontak dengan mata, bilas segera dengan banyak air dan hubungi dokter
S45 :Jika terjadi kecelakaan atau jika anda merasa tidak sehat, jika memungkinkan segera
menghubungi dokter (perlihatkan label kemasan)
S61 : Hindari pembuangan ke lingkungan. Rujuk pada lembar data keamanan/instruksi khusus
S1/2 : Jaga agar tetap terkunci dan jauhkan dari jangkauan anak-anak
S24/25 : Hindari kontak dengan kulit dan mata
S36/37/39 : Kenakan pakaian pelindung, sarung tangan, dan pelindung mata/wajah yang cocok

Klasifikasi GHS (Globally Harmonized System) (Hazard and Precautionary Statement)


Pernyataan Bahaya
H314 : Menyebabkan luka bakar parah pada kulit dan kerusakan mata
H335 : Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan
H400 : Sangat beracun bagi mahluk dalam air
Pernyataan Kehati-hatian
P261 : Hindari menghirup debu/ asap/ gas/ kabut/ uap/ semprotan
P273 : Hindari pembuangan ke lingkungan
P280 : Gunakan sarung tangan pelindung/ pelindung mata/ pelindung wajah
P310 : Segera telepon SENTRA INFORMASI KERACUNAN atau dokter
P305 + P351 + P338 : JIKA TERKENA MATA: bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa
menit. Lepas lensa kontak, jika ada dan mudah dilakukan. Lanjutkan membilas

7. Stabilisasi dan reaktivitas


1. Reaktivitas
Stabil dibawah suhu dan tekanan normal
2. Kondisi yang Harus Di Hindari
Suhu tinggi, sinar matahari, sumber api, bahan yang tidak kompatibel.
3. Bahan Tak Tercampurkan
Asam organik, amida, anhidrida organik, isosianat, vinil asetat, epichlorhydrin, aldehida,
akrolein, asam akrilik, asam klorosulfonat, dimetil sulfat, flourin, emas + aqua regia, asam klorida,
asam flourida, yodium, asam nitrat, oleum, propiolactone, propilen oksida, perak nitrat, perak
oksida, perak oksida + etil alkohol, nitromethane, perak permanganat, asam sulfat, halogen. Bentuk
senyawa eksplosif dengan banyak logam berat (perak, timbal, seng) dan garam halida. Oksidator
kuat, merkuri, hipoklorit, beta-propiolactone.
4. Dekomposisi
Nitrogen oksida (NOX) dan Amonia (NH3)
5. Polimerisasi
Tidak terpolimerisasi

8. Batas Paparan Dan Alat Pelindung Diri


1. Ventilasi
Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Sediakan ventilasi yang memadai di tempat
penyimpanan atau ruangan tertutup.
2. Perlindungan Mata
Kenakan kacamata pengaman/pelindung mata yang direkomendasikan NIOSH atau EN 166(EU)
untuk mencegah kontak mata. Sediakan kran pencuci mata darurat serta semprotan air deras dekat
dengan tempat kerja
3. Pakaian
Kenakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. Perlindungan tubuh disesuaikan dengan
aktivitas serta kemungkinan terjadinya paparan, misalnya sepatu boot, jas lab atau pakaian yang
tahan bahan kimia
4. Sarung Tangan
Kenakan sarung tangan yang tahan bahan kimia. Sarung tangan pelindung yang dipilih harus
memenuhi spesifikasi standar EU Directive 89/686/EEC dan 374 EN.
5. Respirator
Kenakan pelindung pernapasan jika ventilasi tidak memadai. Kenakan respirator partikel / uap
organik yang direkomendasikan NIOSH atau yang setara.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
1.Perlunya pengetahuan tentang faktor kimia beserta klasifikasinya menjadi sangat penting
mengingat banyak terjadi kecelakaan industri khususnya yang menggunakan bahan kimia berbahaya
dan beracun. Dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap faktor kimia secara keseluruhan,
diharapkan kita dapat meredam laju kecelakaan kerja khususnya dari faktor kimia di tempat kerja
dan laboratorium.

2. Dokumen MSDS harus tersedia di setiap laboratorium kimia guna memberi bekal pengetahuan
mahasiswa tentang bahan kimia khususnya dari segi bahaya dan pencegahannya.

3. Mahasiswa harus dapat mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh dari MSDS sehingga
dapat mencegah kemungkinan bahaya dan kecelakaan kerja di laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Bennet, N.B. 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerj. Jakarta: P.T. Pustaka Pressindo

Cook, T.M. 1986. Operasi Industri Kimia, Aspek Keselamatan dan Kesehatan. Jakarta : P.T
Gramedia

Khasani, Soemanto Imam. 1990. Keselamatan Kerja dalam laboratorium Kimia.Jakarta : P.T.
Gramedia

Soedharta, Gatot. 1983. Pencegahan dan Penangggulangan Kebakaran. Jakarta: Van Noostard
Reinhold Company

Anda mungkin juga menyukai