Anda di halaman 1dari 19

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS WEB UNTUK

PEMILIHAN JODOH ISLAMI DENGAN MENGGUNAKAN


METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Yulisa Purwati

09.11.2668

kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2013

i
ii
WEB BASED DECISION SUPPORT SYSTEM FOR ISLAMIC MATCH SELECTION
USING SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) METHOD

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS WEB UNTUK PEMILIHAN JODOH


ISLAMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

Yulisa Purwati
Kusrini
Jurusan Teknik Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

With the search of dating sites today can helped people in finding a match. But it
is not all work, many users who register on the site also complicate the searcher to
choose the right match. In determining potential mates , certainly has a lot of proposed
criteria, the criteria is based on Hadith and personal criteria desired by each individual .
To help with the selection of the mate takes a decision support system .
The model used in this decision support system is Simple Additive Weighting
(SAW), because it can determine the weight values for each attribute, followed by a
ranking process that will select the best alternative from a number of alternatives, in this
case the alternative in question is a potential partner of criteria - defined criteria .
Stage of making the user interface will be applied to the web media, with the
hope they would be free and easily access by users at large.

Keywords : Islamic match, decision support system, SAW, web

iii
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama ini perjodohan islami dilakukan dengan cara ta’aruf yaitu proses
perkenalan yang dimaksudkan untuk menikah. Pada umumnya, ta’aruf dilaksanakan
dengan tukar menukar biodata antara lelaki dan perempuan yang didampingi oleh
perantara misalnya orang tua, keluarga dekat, teman, guru mengaji atau biro jodoh.
Berkat kemajuan teknologi saat ini, ta’aruf bisa dilakukan di dunia maya sehingga lebih
memudahkan orang untuk mencari jodoh. Dari analisa permasalahan tersebut penulis
mencoba merancang sebuah web sistem pendukung keputusan yang diharapkan dapat
membantu dalam pemilihan jodoh sesuai syar’i yang bisa dilakukan dengan pengisian
biodata secara online kemudian pencocokan kriteria pasangan dengan lebih cepat.
Penulis mencoba melakukan pendekatan dalam pencarian jodoh dengan menggunakan
metode SAW (Simple Additive Weighting) karena dapat menentukan nilai bobot untuk
setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi
alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksud adalah
calon pasangan dari kriteria-kriteria yang ditentukan. Dengan metode perangkingan
tersebut, diharapkan penilaian akan lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan
bobot yang sudah ditentukan sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih akurat
terhadap siapa yang akan menjadi calon pasangan yang terbaik.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pendukung Keputusan


Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System (DSS) merupakan
sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi pemodelan dan manipulasi data.
Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang
semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara
1
pasti bagaimana keputusannya seharusnya dibuat (Alter, 2002) .

2.2 Metode Simple Additive Weighting (SAW)


Salah satu metode penyelesaian masalah MADM adalah dengan menggunakan
metode SAW. Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot.
Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja
pada setiap alternatif dari semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi
matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating
alternatif yang ada (Kusumadewi, 2005). Proses normalisasinya adalah sebagai berikut:

1
Ibid. Hal 15.

1
 xij
 jika j adalah atribut keuntungan (benefit)
 Max xij

i
rij  
 Min xij
 i jika j adalah atribut biaya (cost)
 xij

Gambar 2.1 Rumus Normalisasi Matriks Keputusan

dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i=1,2,...,m
dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai:

n
Vi   w j rij
j 1

Gambar 2.2 Rumus Mencari Nilai Preferensi


Keterangan:
Vi = Nilai preferensi
wj = bobot rangking
rij = rating kinerja ternormalisasi
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.

2.3 Ta’aruf
2
Taaruf berasal dari bahasa Arab, yang artinya saling mengenal. Berkenalan bisa
dengan siapa saja, laki-laki atau perempuan. Makna taaruf menjadi lebih spesifik ketika
ditujukan untuk kamu-kamu yang sedang mencari jodoh, tanpa melalui proses pacaran.
Taaruf diartikan sebagai berkenalan dalam rangka mengetahui lebih dalam tentang calon
suami atau istri. Atau untuk lebih jelasnya lagi, taaruf adalah proses pendekatan antara
laki-laki dan perempuan yang akan menikah (pra khitbah atau lamaran). Jadi, makna
taaruf secara luas adalah berkenalan, sedangkan makna sempitnya adalah berkenalan
yang dimaksudkan untuk menikah.

3. ANALISIS
3.1 Analisis Model
Kebutuhan informasi merupakan kebutuhan yang ada pada sistem dan informasi
yang dihasilkan oleh sistem.

2
Leyla Hana, Taaruf Proses Perjodohan Sesuai Syari Islam, PT.Elex Media Komputindo, Jakarta,
2012, hal 3

2
Adapun yang menjadi kebutuhan dalam sistem pendukung keputusan pemilihan jodoh
Islami ini adalah :
a. Kriteria yang dibutuhkan

Tabel 3.1 Tabel Kriteria dan Bobot Kriteria


No Kriteria Bobot (%)
1 Agama 50
2 Harta 10
3 Keturunan 10
4 Fisik 10
5 Pendidikan Sosial/Kemasyarakatan 10
6 Status Pernikahan 10
Total 100

Tiap kriteria diatas masing-masing memiliki sub kriteria yang berupa pertanyaan
yang nanti akan dijawab oleh user kemudian dihitung bobotnya. Berikut ini
adalah tabel penjabaran sub kriteria dari kriteria utama di atas:

Tabel 3.2 Kriteria Agama


No Pertanyaan Bobot (%) Jawaban Nilai
Rutin 10
1 Sholat 5 waktu 20 Kadang-kadang 5
Tidak Pernah 0
Rutin 10
2 Sholat Sunnah 10 Kadang-kadang 5
Tidak Pernah 0
Rutin 10
3 Sholat Malam 10 Kadang-kadang 5
Tidak Pernah 0
Setiap Hari 10
4 Tilawah Al-Qur'an 10 Kadang-kadang 5
Tidak Pernah 0
Rutin 10
5 Puasa Wajib 20 Kadang-kadang 5
Tidak Pernah 0
Rutin 10
6 Puasa Sunnah 10
Kadang-kadang 5

3
Tidak Pernah 0
Aktif 10
Aktif dalam
7 10 Kadang-kadang 5
Dakwah
Tidak Pernah 0
Ketua 10
Peran di
Pengurus 7.5
8 Organisasi 10
Anggota 5
Dakwah
Tidak Mengikuti 0
Total bobot subkriteria 100

Tabel 3.3 Kriteria Harta


Bobot
No Pertanyaan (%) Jawaban Nilai
PNS/Wiraswasta/Swasta 10
1 Pekerjaan 30 Serabutan 5
Belum bekerja 0
>Rp 100.000.000,00 10
Rp 50.000.000,00 - Rp
100.000.000,00 8
Penghasilan per Rp 10.000.000,00 - Rp
2 40
bulan 50.000.000,00 6
Rp 1.000.000,00 - Rp 10.000.000,00 4
Rp 100.000,00 - Rp 1.000.000,00 2
Tidak punya penghasilan 0
Rumah Milik Sendiri 10
3 Tempat Tinggal 30 Rumah Kontrak/Sewa 5
Rumah Orang Tua/Tidak Punya 0

Total Bobot Subkriteria 100

Tabel 3.4 Kriteria Keturunan


No Pertanyaan Bobot (%) Jawaban Nilai
Anak Kandung 10
1 Status dalam Keluarga 25 Anak Tiri 5
Anak Angkat 0
2 Dibesarkan oleh/di 25 Orang Tua Kandung 10

4
Orangtua Angkat/Wali 5
Panti Asuhan 0
Lengkap 10
Keberadaaan
3 25 Hanya Ayah/Ibu 5
Orang Tua
Yatim Piatu 0
Harmonis 10
Kondisi
4 25 Single Parent 5
Keluarga(Orangtua)
Bercerai/Broken Home 0
Total Bobot Subkriteria 100

Tabel 3.5 Tabel Kriteria Fisik


No Pertanyaan Bobot (%) Jawaban Nilai
Tidak Ada 10
1 Penyakit yang Diderita 50 Ringan 5
Berat/Akut 0
Tidak Ada 10
2 Cacat Fisik 50 Ringan 5
Ada 0
Total Bobot Subkriteria 100

Tabel 3.6 Kriteria Pendidikan Sosial/Kemasyarakatan


No Pertanyaan Bobot (%) Jawaban Nilai
S3 10
S2 8.75
S1 7.5
D3 6.25
1 Pendidikan Formal Terakhir 25 SMA/SMK 5
SMP 3.75
SD 2.5
TK 1.25
Tidak Sekolah 0
Ada 10
2 Pendidikan Informal 25
Tidak Ada 0
Kegiatan Organisasi Mengikuti 10
3 25
Kemasyarakatan Tidak Mengikuti 0

5
Pengurus 10
Peran di Organisasi
4 25 Anggota 5
Kemasyaratan
Tidak Mengikuti 0
Total Bobot Subkriteria 100

Tabel 3.7 Kriteria Status Pernikahan


No Pertanyaan Bobot (%) Jawaban Nilai
Perjaka 10
Gadis 10
1 Status Pernikahan 100
Duda 0
Janda 0
Total Bobot Subkriteria 100

b. Perhitungan manual berdasarkan contoh kasus


Ada seorang user (laki-laki) yang akan mencari jodoh, misalnya dia
mendapatkan 3 alternatif/pilihan calon pasangan (perempuan) dengan kriteria
sebagai berikut dengan bobot default (bobot yang ditetapkan sistem) :

Tabel 3.8 Data User Perempuan


No Pertanyaan P1 P2 P3
1 Sholat 5 waktu Rutin Kadang-kadang Rutin
2 Sholat Sunnah Kadang-kadang Tidak Pernah Rutin
3 Sholat Malam Kadang-kadang Tidak Pernah Kadang-kadang
4 Tilawah Al-Qur’an Kadang-kadang Kadang-kadang Kadang-kadang
5 Puasa Wajib Rutin Rutin Rutin
6 Puasa Sunnah Kadang-kadang Tidak Pernah Kadang-kadang
7 Aktif dalam Dakwah Kadang-kadang Tidak Pernah Rutin
8 Peran di Organisasi Anggota Tidak Mengikuti Pengurus
Dakwah
9 Pekerjaan Serabutan PNS/Wiraswasta/ Serabutan
Swasta
10 Penghasilan per Bulan Rp 100.000,00 – Rp 1.000.000,00 Rp 100.000,00
Rp 1.000.000,00 – Rp – Rp
10.000.000,00 1.000.000,00
11 Tempat Tinggal Rumah Orangtua Rumah Orangtua Rumah Milik

6
Sendiri
12 Status dalam Keluarga Anak Kandung Anak Kandung Anak Kandung
13 Dibesarkan oleh Orangtua Orangtua Orangtua
Kandung Kandung Kandung
14 Keberadaan Orangtua Hanya Ayah/Ibu Lengkap Hanya Ayah/Ibu
15 Kondisi Keluarga Single Parent Harmonis Single Parent
(Orangtua)
16 Penyakit yang Diderita Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
17 Cacat Fisik Tidak Ada Ada Ada
18 Pendidikan Formal SMA/SMK S1 SMA/SMK
Terakhir
19 Pendidikan Informal Ada Tidak Ada Tidak Ada
20 Kegiatan Organisasi Mengikuti Tidak Mengikuti Mengikuti
Kemasyarakatan
21 Peran di Organisasi Anggota Tidak Mengikuti Pengurus
Kemasyarakatan
22 Status Pernikahan Gadis Gadis Janda
Total bobot user

Berdasarkan data calon diatas dapat dibentuk matriks keputusan X yang telah
dikonversikan dengan bilangan fuzzy, sebagai berikut :

Tabel 3.9 Rating Kecocokan dari Setiap Alternatif Pada Setiap Kriteria

Alternatif Kriteria

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22

A1 10 5 5 5 10 5 5 5 5 2 0 10 10 5 5 10 10 5 10 10 5 10
A2 5 0 0 5 10 0 0 0 10 4 0 10 10 10 5 10 5 7.5 0 0 0 10
A3 10 10 5 5 10 5 10 7.5 5 2 10 10 10 5 5 10 5 5 0 10 10 0

Keterangan :
A = alternatif calon pasangan
C = kriteria
Semua kriteria merupakan kriteria benefit

7
Membuat matriks keputusan X, dibuat dari tabel kecocokan sebagai berikut:

{ }

Pengambil keputusan memberikan bobot berdasarkan tingkat kepentingan


masing-masing kriteria yang dibutuhkan. Nilai W didapat dari bobot kriteria (%) dikalikan
dengan bobot pertanyaan (%), sehingga didapat vektor bobot sebagai berikut :
Vektor bobot :
W = [0.1, 0.05, 0.05, 0.05, 0.1, 0.05, 0.05, 0.05, 0.03, 0.04, 0.03, 0.025, 0.025, 0.025,
0.025, 0.05, 0.05, 0.025, 0.025, 0.025, 0.025, 0.1]

Pertama, dilakukan normalisasis matriks X untuk menghitung nilai masing-


masing kriteria berdasarkan kriteria diasumsikan sebagai kriteria keuntungan sebagai
berikut :
A1)

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

8
( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

A2)

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

9
( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

A3.)

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

10
( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

Kedua, membuat normalisasi matriks R yang diperoleh dari hasil normalisasi


matriks X sebagai berikut :

{ }

Selanjutnya akan dibuat perkalian matriks W * R dan penjumlahan hasil perkalian untuk
memperoleh alternatif terbaik dengan melakukan perangkingan nilai terbesar sebagai
berikut :
V1= (0.1)(1)+(0.05)(0.5)+(0.05)(1)+(0.05)(1)+(0.1)(1)+(0.05)(1)+(0.05)(0.5)+(0.05)(0.67)
+(0.03)(0.5)+(0.04)(0.5)+(0.03)(0)+(0.025)(1)+(0.025)(1)+(0.025)(0.5)+(0.025)(1)+
(0.05)(1)+(0.05)(1)+(0.025)(0.67)+(0.025)(1)+(0.025)(1) +(0.025)(0.5)+(0.1)(1)
= 0.83525
V2 = (0.1)(0.5)+(0.05)(0)+(0.05)(0)+(0.05)(1)+(0.1)(1)+(0.05)(0)+(0.05)(0)+(0.05)(0)+

11
0.03)(1)+(0.04)(1)+(0.03)(0)+(0.025)(1)+(0.025)(1)+(0.025)(1)+(0.025)(1)+
(0.05)(1)+(0.05)(0.5)+(0.025)(1)+(0.025)(0)+(0.025)(0)+(0.025)(0)+(0.1)(1)
= 0.57
V3= (0.1)(1)+(0.05)(1)+(0.05)(1)+(0.05)(1)+(0.1)(1)+(0.05)(1)+(0.05)(1)+(0.05)(1)
+(0.03)(0.5)+(0.04)(0.5)+(0.03)(1)+(0.025)(1)+(0.025)(1)+(0.025)(0.5)+(0.025)(1)
+(0.05)(1)+(0.05)(0.5)+(0.025)(0.67)+(0.025)(0)+(0.025)(1)+(0.025)(1)+(0.1)(0)
= 0.79425
Hasil perangkingan diperoleh : V1 = 0.83525, V2 = 0.57 dan V3 = 0.79425. Nilai terbesar
ada pada V1, dengan demikian alternatif A1 (Calon 1) adalah alternatif yang terpilih
sebagai alternatif terbaik.

4. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

4.1 Implementasi Sistem


Implementasi sistem merupakan tahap meletakkan sistem yang baru
dikembangkan supaya nantinya sistem tersebut siap untuk dioperasikan sesuai dengan
yang diharapkan.

4.2 Pengujian Program


Kesalahan program yang mungkin terjadi diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
1. Kesalahan Penulisan (syntax error)
Syntax error adalah kesalahan didalam penulisan source program yang
tidak sesuai dengan yang diisyaratkan. Kesalahan mudah ditemui dan diperbaiki
karena tampilan pada website akan memberitahukan kesalahan. Uji coba syntax
error dalam sistem pendukung keputusan penentuan jodoh Islami ini bisa
dilakukan misal pada header halaman administrator, seperti pada potongan script
di bawah ini:

Gambar 4.1 Contoh Script Program yang Salah

12
.Dengan potongan. script seperti di atas, apabila admin hendak
mengakses halaman utama administrator, maka akan ada syntax error yang
muncul di halaman utama administrator seperti pada gambar berikut :

Gambar 4.2 Syntax Error pada Halaman Utama Administrator

Dengan membaca syntax error di atas maka dapat di teliti pada ke 51 file
header.php di folder admin. Maka dapat dilihat sebuah kesalahan penulisan pada
gambar 4.1 sebelumnya karena tidak adanya tanda titik koma (;) di akhir baris ke
50.
Setelah ditambah tanda titik koma (;) pada akhir baris ke 50, maka
tampilan halaman utama administrator berubah menjadi tampilan halaman
dashboard.

Gambar 4.3 Tampilan Halaman Dashboard

2. Kesalahan Sewaktu Proses (run time error)

Run time error adalah kesalahan sewaktu program dijalankan, hal ini
terjadi ketika kode program melakukan sesuatu yang tidak dimungkinkan.
Kesalahan ini akan menyebabkan proses program berhenti sebelum selesai pada
saatnya. Pengujian runtime error berguna untuk mengecek kesalahan –
kesalahan yang terjadi terkait dengan validasi – validasi pengisian form atau
penginputan data yang diisikan sesuai dengan kebutuhan web. Contoh runtime
error pada program ini yaitu pada saat user melakukan login. Apabila username

13
dan password yang dimasukkannya benar, maka user akan masuk ke halaman
profilnya. Namun apabila salah maka akan tampil halaman seperti berikut :

Gambar 4.4 Tampilan Halaman Invalid Login

3. Kesalahan Logika (logical error)


Kesalahan logika yaitu kesalahan yang terjadi pada logika program.
Kesalahan seperti ini sulit ditemukan, karena tidak ada pemberitahuan mengenai
kesalahannya dan tetap akan didapatkan hasil dari proses program, tetapi
hasilnya salah. Cara mencari kesalahan logika dapat dilakukan dengan tes data,
yaitu dengan menjalankan program dengan menggunakan data tertentu dan
membandingkan hasil pengolahannya dengan hasil yang sudah diketahui. Bila
hasilnya beda, berarti mengalami kesalahan dan harus dilacak serta ditemukan
sebab-sebab kesalahan. Kesalahan logika pada sistem pendukung keputusan
pemilihan jodoh Islami ini akan di ambil contoh dari hasil proses perhitungan
SAW manual pada contoh kasus pada analisis sebelumnya dengan hasil
perhitungan SAW oleh sistem. Setelah dilakukan perhitungan manual SAW
ketika ada user laki-laki yang akan mencari jodoh, kemudian dia dihadapkan
pada 3 pilihan perempuan, maka dari ketiga calon yang diperolehnya masing-
masing telah diketahui total poin dan sudah diurutkan dari poin tertinggi hingga
terendah. Dibandingkan dengan perhitungan manual dan sistem (pada web)
dengan contoh kasus tersebut maka hasilnya adalah sama karena baik dari
urutan calon dengan poin tertinggi hingga terendah maupun total poin setelah
dihitung adalah sama. Dengan demikian tidak terjadi kesalahan logika pada
sistem ini seperti yang terlihat pada hasil keputusan pemilihan jodoh berikut ini :

14
Gambar 4.5 Hasil Pencarian Pasangan Terbaik dengan Metode SAW

5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melalui beberapa tahapan dalam merancang sebuah web sistem
pendukung keputusan dengan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting)
ini dapat disimpulkan :
1. Sistem Pendukung Keputusan Berbasis Web Untuk Pemilihan Jodoh Islami
ini dibuat melalui tahap analisis sistem yaitu dengan menggunakan analisis
kebutuhan sistem dan analisis kelayakan sistem, setelah itu tahap
perancangan mulai dari rancangan konsep sistem, rancangan desain sistem,
kemudian tahap produksi sistem dengan dirancang melalui aplikasi
Macromedia Dreamweaver 8 sebagai web editor dan XAMPP 1.8.3 sebagai
web server dan metode SAW untuk melakukan perhitungan dan alur logika.
2. Situs pencarian jodoh Islami ini berbeda dari situs pencarian jodoh lainnya,
karena situs ini memberikan kemudahan pada user untuk dapat mencari
jodoh dengan memilih calon pasangan terbaik dari sejumlah alternatif yang
ada berdasarkan dengan poin tertinggi pasangan dari penilaian/pembobotan
kriteria yang diinginkan.
3. Setelah dilakukan perbandingan anatara perhitungan manual dengan
perhitungan sistem maka hasil yang diperoleh adalah sama.

5.2 Saran
Setelah menyelesaikan skripsi ini ada beberapa saran yang harus disampaikan
sebagai masukan agar dapat dikembangkan lebih lanjut, yaitu sebagai berikut:

15
1. Untuk saat ini belum ada fitur pengaturan privasi bagi masing masing user
dalam mengatur visibilitas profil mereka, sehingga untuk kedepannya dapat
ditambahkan fitur tersebut.
2. Pada kriteria fisik dapat ditambahkan subkriteria yang lebih banyak dan lebih
detail lagi agar user dapat mendapatkan calon pasangan yang fisiknya
sesuai dengan yang diinginkan.
3. Untuk perkembangan lebih lanjut lagi dapat ditambahkan fitur agar user
dapat memilih beberapa calon tertentu untuk dibandingkan bobotnya dan
dicari calon terbaik dari calon-calon pilihannya tersebut.
4. Agar situs ini lebih cepat dikenal, maka sebaiknya sistem ini memiliki fitur
undang teman untuk bergabung melalui email.

DAFTAR PUSTAKA

Hana, Leyla. 2012. Taaruf Proses Perjodohan Islami. Jakarta : PT.Elex Media
Komputindo.

Kusrini. 2007. Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Andi
Offset.

Kusumadewi, Sri., Hartati, S., Harjoko, A., dan Wardoyo, R. (2006). Fuzzy Multi-Attribute
Decision Making (FUZZY MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Turban , Efraim & Aronson, Jay E. 2001. Decision Support Systems and Intelligent
Systems. 6th edition. Prentice Hall: Upper Saddle River, NJ.

16

Anda mungkin juga menyukai