Anda di halaman 1dari 27

MSDS adalah dokumen yang dibuat khusus tentang suatu bahan kimia mengenai

pengenalan umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan, penyimpanan, pemindahan


dan pengelolaan limbah buangan bahan kimia tersebut. Berdasarkan isi dari MSDS
maka dokumen tersebut sebenarnya harus diketahui dan digunakan oleh para
pelaksana yang terlibat dengan bahan kimia tersebut yakni produsen, pengangkut,
penyimpan, pengguna dan pembuang bahan kimia. Pengetahuan ini akan dapat
mendukung budaya terciptanya kesehatan dan keselamatan kerja. Ketersediaan
MSDS di laboratorium di perguruan 3tinggi saat ini belum memasyarakat padahal
ketersediaan MSDS cukup penting dan digunakan juga sebagai salah satu
kriteria laboratorium standar. MSDS di perguruan tinggi di Indonesia umumnya
hanya tersedia di perpustakaan.
Saat ini masih banyak mahasiswa, teknisi laboratorium termasuk dosen
yang belum mengenal MSDS, meskipun mereka rutin berkecimpung dengan
aktivitas yang melibatkan kontak dengan bahan kimia. Berdasarkan permasalahan
di atas maka diperlukan penyebarluasan informasi tentang MSDS khususnya pada
mahasiswa dikatikan dengan pelaksanaan riset dengan tugas akhir di laboratorium.
Hal ini dapat dipahami karena bahan kimia dapat memiliki tipe reaktivitas kimia
tertentu dan juga dapat memiliki sifat mudah terbakar.
Untuk dapat mendukung jaminan kesehatan dan keselamatan kerja maka para
pelaksana yang bekerja di laboratorium termasuk mahasiswa harus mengetahui
dan memiliki pengetahuan serta keterampilan untuk menangani bahan kimia
khususnya dari segi potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan (Crisp, 1996).
Informasi atau pengetahuan yang harus diketahui pelaksana di laboratorium kimia
yang diberikan oleh Phifer dkk (1994) salah satunya adalah informasi
tentang Material Safety Data Sheet (MSDS). Pada kesempatan ini akan dibahas
pentingnya pengenalan MSDS dan semua aspek yang terkait dengan MSDS bagi
mahasiswa di perguruan tinggi di Indonesia khususnya serta implementasi MSDS
dalam pelaksanaan riset di laboratorium.
CAKUPAN PADA MSDS
Secara garis besar, MSDS mengandung informasi tentang uraian umum
bahan kimia, sifat fisik dan kimiawi, cara penggunaan, penyimpanan, dan
pengelolaan bahan buangan. MSDS dibuat oleh berbagai pihak seperti produsen
bahan, institusi yang bergerak dan terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja,
industri atau perguruan tinggi. Terkait dengan kepentingan para pembuat MSDS
maka format dokumen MSDS tidak seragam dan masing-masing mungkin
menonjolkan uraian yang terkait dengan kepentingan mereka. Akan tetapi
terdapat beberapa informasi yang minimal terdapat pada MSDS secara umum.
Bekal pendidikan dan keterampilan bagi mahasiswa diperoleh dari perguruan
tinggi melalui paket kegiatan belajar yang ditempuh sebelum lulus. Untuk
mahasiswa dalam bidang disiplin ilmu kimia dan beberapa ilmu lain harus
memiliki keterampilan bekerja di laboratorium kimia. Keterampilan ini diharapkan
sebagai modal untuk menjalankan pekerjaan nantinya setelah menjadi sarjana baik
di industri, institusi risetatau perguruan tinggi. Dalam hal bekerja di laboratorium
kimia, mahasiswa juga harus mendukung upaya kesehatan dan keselamatan kerja
di laboratorium. Berbagai hal tentang pengetahuan bahaya khususnya tentang
bahan kimia harus diketahui oleh mahasiswa.Budaya bekerja dengan mendukung
upaya kesehatan dan keselamatan kerja saat ini perlu dikenalkan secara awal bagi
mahasiswa, sehingga akan terbiasa pada saat memasuki dunia kerja nantinya.
Laboratorium kimia adalah tempat dilaksanakannya berbagai aktivitas yang
melibatkan pemakaian bahan kimia tertentu. Laboratorium di perguruan tinggi
memiliki fungsi utama sebagai tempat mahasiswa untuk melaksanakan riset dan
kegiatan praktikum. Dalam melaksanakan riset, kontak oleh mahasiswa dengan
bahan kimia akan terjadi baik langsung maupun tidak langsung. Setelah memasuki
dunia kerja maka akan dijumpai laboratorium kimia di bidang institusi riset atau
industri. Dalam lapangan industri, laboratorium kimia didirikan untuk keperluan
kualitas kontrol produksi atau untuk bagian riset dan pengembangan. Selain di
laboratorium, untuk staf yang bekerja di industri pada bagian produksi pun sering
melibatkan aktivitas yang melibatkan kontak dengan bahan kimia. Bekal tentang
pengetahuan bahan kimia perlu dimiliki mengingat bahan kimia memiliki potensi
untuk menimbulkan bahaya baik terhadap kesehatan maupun dapat menimbulkan
bahaya kecelakaan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Dokumen MSDS harus tersedia di setiap laboratorium kimia guna memberi
bekal
pengetahuan mahasiswa tentang bahan kimia khususnya dari segi bahaya dan
pencegahannya.
2. Mahasiswa harus dapat mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh dari
MSDS sehingga dapat mencegah kemungkinan bahaya dan kecelakaan kerja
di
laboratorium.
3. Dengan implementasi MSDS pada riset tugas akhir, budaya kesehatan dan
keselamatan kerja sudah dimiliki oleh mahasiswa dan merupakan bekal
berharga di
dalam menempuh dunia kerja nantinya.

SARAN
MSDS yang harus diperhatikan meliputi bahan kimia yang memiliki potensi
bahaya cukup besar seperti berbagai pelarut (karena potensi kemudahan untuk
terbakar), bahan organik sangat toksik misal sianida, gas-gas beracun atau mudah
terbakar, garam-garam beracun seperti arsen, merkuri atau selenium, dan lain-lain.
Apa yang dimaksud dengan Material Safety Data Sheet (MSDS)?
Sebuah Material Safety Data Sheet (MSDS) atau di Indonesia disebut
Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) adalah dokumen yang berisi
informasi mengenai potensi bahaya (kesehatan, kebakaran, reaktifitas dan
lingkungan) dan cara bekerja yang aman dengan produk kimia. Ini adalah
titik awal yang penting untuk pengembangan program keselamatan dan
kesehatan yang lengkap. MSDS juga berisi informasi tentang penggunaan,
penyimpanan, penanganan dan prosedur darurat semua yang terkait
dengan material. MSDS berisi lebih banyak informasi tentang materi
daripada label. MSDS dipersiapkan oleh pemasok atau produsen bahan.
Hal ini dimaksudkan untuk memberi tahu apa bahaya dari produk, cara
menggunakan produk dengan aman, apa yang akan terjadi jika
rekomendasi tidak diikuti, apa yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan,
bagaimana mengenali gejala overexposure, dan apa yang harus dilakukan
jika insiden terjadi.

MSDS dimaksudkan untuk dibaca oleh hygienists dan profesional K3.


Sekarang MSDS dibaca juga oleh pengusaha, pekerja, supervisor,
perawat, dokter, petugas darurat. Untuk memastikan bahwa pengguna
MSDS dapat dengan cepat menemukan informasi yang mereka butuhkan,
informasi dalam MSDS harus mudah dibaca dan ditulis dalam format yang
jelas, tepat dan dapat dimengerti.

Bagi kebanyakan orang yang bekerja dengan produk dikendalikan, ada


beberapa bagian dalam MSDS yang lebih penting daripada yang lain. Anda
harus selalu membaca nama kimia, tahu bahayanya, memahami
penanganan dan penyimpanan yang aman petunjuk, serta memahami apa
yang harus dilakukan dalam keadaan darurat.

Persyaratan MSDS di tempat kerja


Berdasarkan peraturan pemerintah no.74 tahun 2001 tentang pengelolaan
B3 pasal 11 yang berbunyi setiap orang yang memproduksi B3 wajib
menyediakan MSDS. Pada pasal 12 menyatakan setiap penanggung
jawab pengangkutan, penyimpanan, dan pengedaran B3 wajib
menyertakan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data
Sheet).

Kapan kita menggunakan MSDS?


Selalu ketahui bahaya dari suatu produk sebelum anda mulai
menggunakannya. Anda harus melihat pada MSDS, cocokkan nama kimia
pada wadah dengan nama bahan yang ada di MSDS, ketahui bahayanya,
pahami petunjuk penanganan dan penyimpanan yang aman, serta
memahami apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat.

Apa saja isi dari sebuah MSDS ?


Isi dari sebuah MSDS menurut Kepmenaker No.187/MEN/1999 tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja yaitu ;

1. Identitas bahan dan nama perusahaan


2. Komposisi bahan
3. Identifikasi bahaya
4. Tindakan P3K
5. Tindakan penanggulangan kebakaran
6. Tindakan mengatasi tumpahan dan kebocoran
7. Penyimpanan dan penanganan bahan
8. Pengendalian pemajanan dan alat pelindung diri
9. Sifat fisika dan kimia
10. Stabiliatas dan reaktifitas bahan
11. Informasi toksikologi
12. Informasi ekologi
13. Pembuangan limbah
14. Pengangkutan bahan
15. Informasi peraturan perundangan yang berlaku
16. Informasi lain yang diperlukan

3
BAB 1PENDAHULUAN1.1

Latar Belakang
Laboratorium adalah tempat dilaksanakannya berbagai aktivitas yang
melibatkan pemakaian bahan kimia tertentu. Laboratorium di perguruan tinggi me
miliki fungsi utamasebagai tempat mahasiswa untuk melaksanakan riset dan
kegiatan praktikum. Dalammelaksanakan riset, kontak mahasiswa dengan bahan
kimia akan terjadi baik langsungmaupun tidak langsung.Bekal tentang
pengetahuan bahan kimia perlu dimiliki mengingat bahan kimiamemiliki potensi
untuk menimbulkan bahaya baik terhadap kesehatan maupun dapatmenimbulkan
bahaya kecelakaan. Untuk mengetahui karakteristik dan keamanan dari
suatu bahan kimia tercantum dalam Material Safety Data Sheet (MSDS). MSDS ad
alah dokumenyang dibuat khusus tentang suatu bahan kimia mengenai pengenalan
umum, sifat-sifat bahan,cara penanganan, penyimpanan, pemindahan dan
pengelolaan limbah buangan bahan kimiatersebut. Namun, saat ini masih
banyak mahasiswa, teknisi laboratorium termasuk dosen
yang belum mengenal MSDS, meskipun mereka rutin berkecimpung dengan aktivi
tas yangmelibatkan kontak dengan bahan kimia. Oleh karena itu, pada makalah ini
akan membahasmengenai pengenalan tentang MSDS, apa saja yang tercantum
dalam MSDS, dan kami berikan dua contoh zat kimia yang kami uraikan data
MSDS zat kimia tersebut.
1.2

Rumusan Masalah
1.

Apa yang dimaksud dengan MSDS?2.

Data apa saja yang disajikan pada MSDS suatu zat kimia?3.

Bagaimana MSDS dari Iodin?4.

Bagaimana MSDS dari Hidrogen Iodin?


1.3

Tujuan
1.

Mengetahui apa yang dimaksud dengan MSDS.2.

Mengetahui data yang disajikan pada MSDS suatu zat kimia3.

Mengetahui MSDS dari Iodin4.

Mengetahui MSDS dari Hidrogen Iodin

4
BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Material Safety Data Sheet
MSDS ( Material Safety Data Sheet) atau yang dalam Indonesia dikenal dengan
namaLDKB (Lembar Data Keselamatan Bahan) merupakan sebuah dokumen yang
wajibdisertakan pada setiap bahan kimia, apapun jenis nya.Dokumen MSDS atau
LDKB dibuat khusus tentang suatu bahan (kimia)
mengenai pengenalan umum, sifat-
sifat bahan, cara penanganan, penyimpanan, pemindahan dan pengelolaan limbah b
uangan bahan kimia tersebut. Berdasarkan isi dari MSDS makadokumen tersebut
harus diketahui dan digunakan oleh para pelaksana yang terlibat
dengan bahan kimia tersebut yakni produsen, pengangkut, penyimpan, pengguna d
an pembuang bahan kimia.Data MSDS merupakan petunjuk standar keamanan dan
keselamatan kerja. digunakansecara luas didalam industri, pengangkutan (logistik),
laboratorium, serta pihak-pihak yang berhubungan dengan dengan bahan-
bahan yang digunakan. Pengetahuan tentang dokumenMSDS ini dapat mendukung
budaya terciptanya kesehatan dan keselamatan kerja.MSDS dibuat oleh berbagai
pihak seperti produsen bahan, industri , institusi yangterkait dengan kesehatan dan
keselamatan kerja bahkan perguruan tinggi. Dokumen inidisusun secara ringkas
dan skematik agar mudah dipahami. Setiap dokumen diharuskanmemberikan
informasi yang benar dan akurat.
2.2 Uraian Penyajian Material Safety Data Sheet
Untuk MSDS suatu bahan yang dibuat dari beberapa penyusun sering berbeda
dalamhal urutan penyajian, penonjolan dan prioritas materi, tidak memuat
beberapa prosedur pendukung, atau detail proses yang berlaku standar tidak
dituliskan secara lengkap. Meskipundemikian pengguna atau dapat merujuk MSDS
dari beberapa sumber untuk dikomparasikansehingga saling melengkapi.
Terkait dengan kepentingan pembuat MSDS, dokumen mungkinmenonjolkan
uraian yang terkait dengan kepentingan mereka akan tetapi isi dari setiap
MSDSmemiliki kandungan yang sebagian besar sama. Di dalamnya terdapat
beberapa informasiyang minimal ada pada MSDS secara umum yang terdiri dari
16 bab. Berikut penjelasanmasing masing bab.

5
1.

Product and Company Identification / Produk dan Identitas Perusahaan


Sesuai dengan judul, bagian ini menjelaskan nama produk dan nama
perusahaan pembuat produk tersebut. Nama produk adalah nama yang dikenal oleh
masyarakatsecara luas. Identitas perusahaan meliputi nama, alamat, dan nomor
telepon perusahaan serta tanggal pembuatan dokumen MSDS tersebut.
2.

Composition/Information on ingredients / Komposisi /Informasi kandungan bahan


Dalam bab ini menjelaskan deskripsi bahan/jenis, sifat, identitas, dan
konsentrasi bahan penyusun produk yang dibuat. Nama bahan kimia masing-
masing penyusuntercantum jelas beserta CAS number (Chemical Abstract
Services)
termasuk prosentase komposisi dan batas kandungan maksimal yang diijinkan (bat
as ambang berbahaya) dalam hubungannya kontak dengan tubuh
manusia sesuai dengan standarinternasional. Standar yang dipakai umumnya
adalah ANSI atau OHSAKomposisi yang detail (tepat) biasanya tidak akan ditulis
dalam dokumen MSDSmengingat hal ini merupakan rahasia perusahaan bagi
produsen. Akan tetapi bahanyang secara umum digunakan harus dicantumkan.3.

Hazards Identification / Identifikasi Bahaya


Identifikasi bahaya potensi bahaya yang ditimbulkan diterangkan dalam bab
ini.Potensi bahaya bisa berupa bahaya terhadap tubuh manusia / kesehatan,
bahaaterhadap kebakaran dan bahaya terhadap reaktifitas dengan bahan lain.Sifat-
sifat bahaya :Bahaya Kesehatan

Menjelaskan berbagai cara bahan kimia bisa memapar tubuh pengguna


dengan beberapa cara misalnya penyerapan melalui kulit, pernafasan dan lainnya. I
nformasitentang gejala dan akibat terhadap kesehatan apabila tubuh terjadi kontak
dengan bahan tersebut seperti kejadian setelah :

Efek terkena paparan yang berlebihan

Kontak pada mata

Kontak pada kulit

Terhirup pada pernafasanBahaya kebakaran :


Informasi ini menentukan bahan tersebut termasuk kategori bahan mudah
terbakar,dapat dibakar, tidak dapat dibakar atau membakar bahan lain. Kemudahan
zat untukterbakar ditentukan oleh :

BAB II. PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Bahan kimia berbahaya dengan mudah dapat kita temui di pabrik kimia
bahkan laboratorium. Kecelakaan yang terjadi karena bahan kimia berbahaya pun
sering terjadi. Diperlukan tindakan pengendalian yang tepat agar bahan kimia
berbahaya tersebut tidak membahayakan kita sebagai pekerja, peralatan dan
terutama lingkungan sekitar. Yaitu perlunya pengetahuan tentang sifat dan
karakter bahan kimia mengingat bahan kimia memiliki potensi untuk
menimbulkan bahaya baik terhadap kesehatan maupun bahaya kecelakaan. Hal
ini dikarenakan bahan kimia memiliki tipe reaktivitas kmia tertentu dan juga dapat
memiliki sifat mudah terbakar.

Pengetahuan akan sifat dan karakter bahan kimia tersebut dapat


dipahami di dalam MSDS (Material Safety Data Sheet) atau Data Lembar
Keselamatan Bahan pada bahan kimia tersebut. Seperti bahaya pada tingkat
kesehatannya, kebakaran dan reaktivitas.

Pada kesempatan ini akan dibahas pentingnya pengenalan MSDS


khususnya pada bahan bersifat karsinogen. Dengan mengetahui sifat dan
karakter dari masing-masing bahan tersebut, kita dapat mengetahui tingkat
bahaya yang mungkin timbul jika terjadi kecelakaan, dan dapat meminimalisasi
akan terjadinya bahaya kecelakaan.

B. Tujuan

1. Mengetahui sifat dan karakteristik masing-masing bahan kimia.

2. Mengetahui dan mengenal tingkat bahaya dari bahan kimia.

3. Mengetahui cara mencegah bahaya kecelakaan yang akan timbul dari bahan tersebut.

BAB III. DASAR TEORI


MSDS adalah kependekan dari material safety data sheet memuat informasi mengenai
sifat-sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengunaan zat kimia, pertolongan apabila
terjadi kecelakaan, penanganan zat yang berbahaya.

MSDS atau dalam bahasa kita dikenal dengan Informasi Data Keamanan Bahan
merupakan informasi mengenai cara pengendalian bahan kimia berbahaya (B3), bisa diartikan juga
lembar keselamatan bahan.

Informasi MSDS ini berisi tentang uraian umum bahan, sifat fisik dan kimiawi, cara
penggunaan, penyimpanan hingga pengelolaan bahan buangan.

Mengapa kita harus mengetahui dan menerapkan MSDS ?. Pada prinsipnya agar kita tetap
terjaga kesehatan dan keselamatan pada waktu bekerja menggunakan bahan kimia. Selain itu fungsi
MSDS adalah agar :

1. Mengetahui potensi bahan kimia

2. Menerapkan teknologi pengendalian dalam melindungi pekerja

3. Mengembangkan rencana pengelolaan bahan kimia di tempat kerja

4. Merencanakan pelatihan pada pekerja yang langsung kontak dengan B3

Dalam dunia kerja, baik di laboratorium maupun lapangan, komponen bahan kimia
berada di dalam :

Bahan baku (starting material)

Bahan produk utama

Bahan produk samping

Bahan untuk analisis

Bahan buangan.

Dengan demikian yang harus menggunakan dan menerapkan lembar MSDS antara
lain:

1. Produsen bahan

2. Pihak pengangkut bahan

3. Penyimpan dan supplier bahan

4. Pengguna bahan (Industri, Laboratorium dan Institusi akademik)

5. Pengolah bahan buangan


Rincian isi MSDS antara lain :

1. Informasi umum

a) Tanggal pembuatan

b) Alamat produsen atau suplier

c) Nomor seri CAS (Chemical Abstract Serial Number

d) Nama kimia

e) Nama perdagangan dan sinonim

f) Nama kimia lainnya

g) Rumus struktur dan rumus kimia

h) Tanda bahaya bahan kimia

2. Informasi komponen berbahaya

a) Batas paparan tiap komponen

b) Komposisi

c) Persen berat

3. Informasi data sifat fisika

a) Titik didih

b) Tekanan uap

c) Kerapatan uap

d) Titik beku atau titik leleh

e) Kerapatan cairan

f) Persen penguapan

g) Kelarutan

h) Penampakan fisik dan bau


4. Informasi tentang data kemudahan terbakar dan ledakan

a) Titik nyala

b) Batas kemampuan terbakar

c) Batas temperatur terendah yang menimbulkan ledakan

d) Batas temperatur tertinggi yang menimbulkan ledakan

e) Media /bahan kimia yang digunakan untuk pemadaman

f) Prosedur khusus untuk pemadaman

5. Informasi data reaktivitas

a) Stabilitas bahan

b) Pengaturan lokasi penempatan bahan

c) Produk dekomposisi yang berbahaya

d) Produk polimerisasi yang berbahaya

6. Informasi tentang bahaya kesehatan

a) Efek terkena paparan yang berlebihan

b) Prosedur pertolongan darurat dan pertolongan pertama akibat kecelakaan

c) Kontak pada mata

d) Kontak pada kulit

e) Terhirup pada pernafasan

7. Informasi prosedur pengumpulan, pengelolaan dan pengolahan limbah

a) Langkah-langkah yang harus diambil untuk pengumpulan limbah

b) Prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah di lapangan

c) Prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah di laboratorium

d) Metoda pemusnahan limbah bahan kimia


8. Informasi perlindungan bahan kimia

a) Perlindungan respiratory

b) Ventilasi

c) Sarung tangan pelindung

d) Pelindung mata

e) Peralatan pelindung lainnya

f) Pengawasan perlindungan

9. Informasi penanganan awal khusus

a) Penanganan khusus dalam penggunaan dan penyimpanan

b) Penanganan awal lainnya

10. Informasi Data transportasi

a) Nama dan jenis transportasi

b) Tanda kelas bahaya bahan

c) Tanda label

d) Tanda merk

e) Prosedur darurat akibat kecelakaan

f) Prosedur penanganan awal yang harus dilakukan selama tranportasi.

Kita dapat mengetahui secara lengkap isi dari MSDS dari berbagai sumber. Adapun
mengenai teknik untuk menelusuri MSDS antara lain dari :

1. Dari buku literatur K3 di Perpustakaan atau instansi terkait

2. CDROM dari produsen bahan kimia

Internet :

http://www.msdsonline.com/

http://www.state.nj.us/health/eoh/rtkweb/rtksfs.htm

http://www.ilpi.com/msds/

Strategi pengelolaan MSDS, yaitu :


1. Inventarisasi bahan-bahan kimia yang terkait pekerjaan

2. Pengumpulan dan penelusuran dokumen MSDS

3. Modifikasi MSDS

4. Melaksanakan dan mematuhi rekomendasi dari MSDS

Yang sangat penting untuk diperhatikan adalah memperlakukan bahan kimia dalam
bekerja agar :

1. Selalu merujuk MSDS (Material Safety Data Sheet)

2. Preparasi bahan dengan benar

3. Pengemasan dan penyimpanan bahan yang tepat

4. Penggunaan pada takaran yang tepat

5. Pengelolaan buangan bahan secara bijaksana.

-untuk menerangkan tata cara kerja yang aman dengan produk kimia.(memberi tahu apa
bahaya dari produk, cara menggunakan produk dengan aman, apa yang akan terjadi jika
rekomendasi tidak diikuti, apa yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan, bagaimana
mengenali gejala overexposure, dan apa yang harus dilakukan jika insiden terjadi.)

Apa saja isi dari sebuah MSDS ?


Isi dari sebuah MSDS menurut Kepmenaker No.187/MEN/1999 tentang pengendalian
bahan kimia berbahaya di tempat kerja yaitu ;
1. Identitas bahan dan nama perusahaan

2. Komposisi bahan

3. Identifikasi bahaya

4. Tindakan P3K

5. Tindakan penanggulangan kebakaran

6. Tindakan mengatasi tumpahan dan kebocoran

7. Penyimpanan dan penanganan bahan


8. Pengendalian pemajanan dan alat pelindung diri

9. Sifat fisika dan kimia

10. Stabiliatas dan reaktifitas bahan

11. Informasi toksikologi

12. Informasi ekologi

13. Pembuangan limbah

14. Pengangkutan bahan

15. Informasi peraturan perundangan yang berlaku

16. Informasi lain yang diperlukan


A. Asam Nitrat (HNO3)
KOMPOSISI BAHAN
Bahan yang dimaksut adalah HNO65% ekstra murni dimana komposisi zat-zat pengotor
yang terkandung didalamnya juga berada dalam konsentrasi yang sangat rendah.
Sebagimana data dibawah ini :
Assay (alkalimetri):64.3 66.4 %
Chlorida (Cl): 0.0003 %
Nitrogen oxida (as N2O3): 0.003 %
Sulphat (SO4): 0.001 %
Logam berat (seperti Pb): 0.0005 %
As (Arsenic): 0.0001 %
Ca (Kalsium): 0.001 %
Fe (Besi): 0.0004 %
NH4 (Ammonium): 0.001 %
Residu terlarut: 0.01 %
SIFAT:
Sifat Fisika
Bentuk: Cair
Warna: Tidak Berwarna
Bau: Pedih
Titik Lebur : -32 C
Titik Didih/Rentang Didih: 121 C
Tekanan Uap:9,4hPa(20C)
Densitas: 1.39 g/cm3 (20C)
Kelarutan dalam air : Pada 20 C Larut
Berat Molekul: 63,012 g/mol
pH: < 1 (20C)
Massa relative: Mr :63,012 g/mol
Sifat kimia
1. Asam nitrat tidak stabil terhadap panas dan matahari dan akan terurai sebagai berikut :
2HNO3 + O2 2NO3 + H2O
2. Larutan asan nitrat pekat berwarna kuning yang berasal dari warna NO 2 terlarut. Untuk
mengurangi penguraian asam nitrat ini, maka asam nitrat disimpan dalam botol
berwarna coklat
3. Di dalam larutan pekatnya, asam nitrat mengalami ionisasi :
2HNO3 + H2O NO + NO3 + 2H2O
+

4. Asam nitrat dalam larutan asamnya adalah asam kuat. Hal ini disebabkan karena
besarnya muatan positif pada atom N sehingga elektron OH tertarik kuat, akibatnya
atom H menjadi mudah lepas.
HNO3 + H2O H3O+ + NO3

PENANGANAN:
Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
1. Setelah terhirup uap dari bahan , maka segera hirup udara segar. Kemudian segera
minta bantuan dokter.
2. Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan air dalam jumlah banyak untuk
menghindari terjadinya dampak sistemik yang ditimbulkan oleh bahan. Oles dengan
polyethylene glycol400. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan kemudian
segera minta bantuan dokter.
3. Setelah kontak pada mata, bilaslah dengan air yang banyak. Pada kondisi tumpahan
yang tidak ditangani segera dapat mengakibatkan kebutaan. Segera hubungi dokter
mata.
4. Setelah tertelan segera beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas)
dan hidari muntah (resiko perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan mencoba
menetralisir.
Penaggulangan Kebakaran:
Apabila terjadi kebakaran adalah sangat penting untuk menggunakan alat pemadam
kebakaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi lokasi dan lingkungan sekeliling. Saat
terjadi kebakaran api ambient dapat melepaskan uap yang sangat berbahaya sebingga
petugas pemadam kebakaran harus dilengkapi dengan alat bantu pernapasan dan alat
pelindung lain untuk menghindari dampak sampingan yang tidak diinginkan.
Sifat oksidator dari bahan ini dapat memperhebat api karena kemampuanya menghasilkan
oksigen pda proses reaksinya. Cara penanggulangnan yang paling efektif adalah dengan
mengisolasi daerah terbakar. Dan mendinginkan container sehingga api tidak merambat ke
tempat lain.

Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran


Tindakan pencegahan pribadi, disarankan untuk menghindari kontak langsung dengan
tubuh karena bahan ini bereaksi cepat dengan kulit dan dapat menyebapkan luka bakar
yang parah. Jangan menghirup uap-uap aerosol karena pengaruh yang akut terhadap
pernapasan sehingga penting untuk bekerja di ruang asam atau ruangan dengan fentilasi
yang memadai.
Tindakan pencegahan untuk melindungi lingkungan. Jangan membuang bahan ke saluran
pembuangan karena sifat asamnya dapat menyebapkan rusaknya ekosisten air.
Dalam metode pembersihan dapat digunakan bahan penyerap cairan dan penetral seperti
chemizorb, merck art No. 101595 dan lain sebagainya. Setelah bahan diserap kemudian
dapat diteruskan ke pembuangan.
B. SODIUM HYDROXIDE (NaOH)
KOMPOSISI
sodium carbonate (<3%)
sodium hydroxide (95-100%)
SIFAT:
Sifat Fisika
Rumus molekul: NaOH
Massa molar: 39.99711 g/mol mol
Penampilan : putih solid, hidroskopis
Kepadatan : 2.13 g/cm 3
Titik lebur: 318 C, 591 K, 604 F
Titik didih : 1388 C, 1661 K, 2530 F
Kelarutan dalam air: 1110 g/L (20
Kelarutan dalam etanol: 139 g/L
Kelarutan dalam metanol : 238 g/L
Kelarutan dalam gliserol : Larut
Keasaman (p K a) : ~13
Data fisik ditampilkan untuk solusi 5% natrium hidroksida
Penampilan: Jelas, solusi tidak berwarna.
Bau: Tidak berbau.
Kelarutan: Larut dalam air.
Kepadatan: 5% larutan: 1,05
pH : 14.0
% Volatil dengan volume @ 21C (70F) : informasi tidak ditemukan
Sifat Kimia:
NaOH berwarna putih atau praktis putih, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk
lain. Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara
akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab. mudah larut dalam air dan dalam etanol
tetapi tidak larut dalam eter.
NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan padatan
berwarna putih. Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan
hidroksida.
PENANGANAN:
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Mata:
Dalam kasus kontak, siram mata segera dengan banyak air selama minimal 15 menit.
Mendapatkan bantuan medis dengan segera.
Kulit:
Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit
saat mengeluarkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Mendapatkan bantuan medis
dengan segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Tertelan:
Jika tertelan, jangan dimuntahkan. Mendapatkan bantuan medis dengan segera. Jika
korban sepenuhnya sadar, berikan satu mangkuk air. Jangan pernah memberikan sesuatu
melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Terhirup:
Jika dihirup, lepaskan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan.
Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.

Tindakan Melawan Kebakaran:


Informasi Umum : Seperti api apapun, pakai alat bernafas dan peralatan pelindung penuh.
Gunakan semprotan air untuk menjaga api tak berkembang. Gunakan air dengan hati-hati
dan dalam jumlah sangat banyak. Kontak dengan kelembaban atau air dapat
menghasilkan panas yang cukup untuk menyalakan bahan mudah terbakar di dekatnya.
Kontak dengan logam dapat berkembang menjadi hidrogen gas yang mudah terbakar.
Media Pemadaman : Zat adalah noncombustible, penggunaan agen yang paling tepat
untuk memadamkan api di sekitarnya.
Tindakan Pelepasan Darurat
Buka Ventilasi di area terjadi kebocoran atau tumpahan.Jauhkan orang dari daerah
tumpahan. Pakailah pelindung peralatan pribadi yang sesuai . Mengemas lagi cairan bila
memungkinkan. Jangan membuang residu kaustik ke saluran pembuangan. Residu dari
tumpahan dapat diencerkan dengan air, dinetralkan dengan cairan asam seperti asetat,
klorida atau sulfat.
C. Ethanol (C2H5OH)
KOMPOSISI BAHAN
Ethanol
SIFAT:
Sifat Fisika Kimia
Bentuk fisik: air
Bau: khas alkohol
Warna : tak berwarna
Titik didih: > 760C (168,80F)
Titik baku: -113,840C (-172,90F)
Masa jenis : 0,789 0,806
Densitas: 1,59 1,62
Tingkat penguapan: 1,7
Lof Kw: < 1 (-0,32)
Solubilitas / kelarutan: larut dalam air dingin

PENANGANAN:
Pertolongan pertama pada kecelakaan
Mata:
bilas segera dengan air banyak minimal 15 menit cari pertolongan medis jika terjadi iritasi
Kulit:
bilas segera dengan air yang banyak, pisahkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi,
cuci pakaian sebelum digunakan kembali, bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali,
jika iritasi berlanjut segera cari pertolongan medis
Pernapasan:
pindahkan ke tempat yang berudara segar cari pertolongan medis
Pencernaan:
jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut korban yang pingsan, jika bahan ini tertelan
dalam jumlah banyak segera cari pertolongan medis.
Pemadaman kebakaran
Mudah terbakar pada fase cair dan uap
Titik nyala : 11-140C (51,8-57,20F)
Batas mudah terbakar : lebih rendah > 1,3%
Produk pembakaran korban oksida (CO2 dan CO)
Bahaya ledakan / kebakaran yang tidak biasa : uap dapat menyebabkan percikan api,
membuang bahan ke saluran pembuangan dapat menyebabkan bahaya ledakan.
Instruksi pemadam kebakaran
Api kecil: gunakan bahan kimia kering
Api besar: jangan memadamkan api ketika api terkena bahan, menjauh
dari area dan biarkan kebakaran terjadi
Pakaian pelindung pemadam kebakaran harus memakai pakaian pelindung serta pelindung
alat pernapasan yang sesuai.
Tindakan penyelamatan kecelakaan
Jika terjadi kebocoran segera hubungi bagian penyelamatan darurat, mengurangi sumber
penyalaan hentikan kebocoran jika tidak ada resiko gunakan APD
Penanganan dan Penyimpanan
Penangganan:
Jaga agar wadah selalu tertutup gunakan ventilasi yang memadai, hindarkan dari panas
dan nyala api mematikan
Penyimpanan:
Simpat di tempat terpisah jaga agar wadah tetap dingin dalam area yang berventilasi,
wadah harus tertutup dan bersegel sampai bahan siap digunakan, hindarkan dari sumber
penyalaan.
D. Asam klorida (HCl)
KOMPOSISI BAHAN
Bahan 36% berat CAS No.7647-01-0
Batas pemaparan : 5ppm ( 7,5 mg/m3 ) ( TLV-C )
SIFAT:
Bentuk: Cair
Bau: menyengat
Warna: Bening sampai agak kekuningan
Massa jenis : 2.13
Titik didih: 85 oC
Titik lebur : -20oC
Tekanan uap (20oC: 20 mbar
Kelarutan dalam Air (20 oC): terlarut 82,3 g/ 100 m
pH (20 oC) : 1

PENANGANAN:
Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Mata : Bilas dengan air mengalir sekurang-kurangnya 15 menit
Kulit : Cuci dengan air sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan pakaian yang
terkontaminasi.
Tertelan : Bila sadar, beri minum 1 2 gelas untuk pengenceran. Hindari pemanis buatan.
Terhirup : Segera pindahkan korban ke tempat yang cukup udara, berikan pernafasan
buatan atau oksigen korban segera bawa ke dokter.
Tindakan Penanggulangan Kebakaran
Pemadaman api:
Dapat dilakukan dengan pemadam api biasa. Wadah yang terpapar panas dapat di semprot
dengan air agar dingin, tetapi air tidak boleh masuk ke dalam wadah.
Bahaya khusus :
Bila kontak dengan logam akan menghasilkan gas hydrogen yang mudah terbakar
Instruksi pemadam api:
Dapat dilakukan dengan pemadam api biasa. Wadah yang terpapar panas dapat disemprot
dengan air agar dingin tetapi air tidak boleh masuk ke dalam wadah. Pakailah pakaian
pelindung diri dan alat pelindung pernafasan.
Tindakan Terhadap Tumpahan Dan Kebocoran
1. Tumpahan dan kebocoran kecil : Bila kebocoran tidak besar, tutup dengan tanah kering,
pasir kering atau material lain yang tidak terbakar diikuti dengan lembaran plastik untuk
menghindari penyebaran atau kontak dengan air hujan.
2. Tumpahan dan kebocoran besar : Penanganan kebocoran gas atau tumpahan larutan
Hcl harus memakai alat pelindung diri terutama pelindung pernafasan, kulit (badan)
3. Alat pelindung diri : Respirator kimia penyerap HCL atau respirator udara (SCBA),
Kacamata (goggles) atau perisai muka (Full face), gloves (neoprene, nitrile).

Penyimpanan Dan Penanganan Bahan


1. Penanganan bahan : Bekerja dengan gas atau uap HCl harus dalam lemari asam.
Waspada terhadap kebocoran gas.
2. Pencegahan terhadap pemaparan :Gunakan SCBA dan pakaian pelindung
3. Tindakan pencegahan terhadap kebakaran dan peledakan
4. Penyimpanan : Simpan di tempat dingin, berventilasi dan lantai gedung harus tahan
asam.
5. Syarat khusus penyimpanan bahan : Jauhkan dari bahan oksidator dan bahan alkali,
serta sianida, sulfida, formadehid, logam natrium, merkuri sulfat dan amonium
hidroksida. Periksa kebocoran wadah asam.

Pengendalian Pemajanan Dan Alat Pelindung Diri


1. Pengendalian teknis : Gunakan Ventilasi umum yang mencakup untuk menjaga debu ke
tingkat serendah mungkin.
2. Alat pelindung Diri : Respirator kimia penyerap HCl atau respirator udara, kacamata
(goggles), Jas lab, perisai muka (full face), sarung tangan karet (neoprene gloves)
E. Natrium Klorida (NaCl)
KOMPOSISI BAHAN
NaCl 100%
SIFAT FISIKA DAN KIMIA:
Keadaan fisik dan penampilan : Solid. (Bubuk kristal padat.)
Bau: Sedikit.
Rasanya: Asin.
Berat Molekul: 58,44 g / mol
Warna: Putih.
pH (1% soln / air): Netral 7
Titik Didih : 1413 C (2575,4 F)
Melting Point : 801 C (1473,8 F)
Spesifik Gravity: 2.165 (Air = 1)
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam gliserol, dan amonia.
Sangat sedikit larut dalam alkohol. tidak larut dalam Asam klorida.

PENANGANAN:
Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata
dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan
perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15
menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang
teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat
digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu sebelum
digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri.
Mencari medis segera
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan.
Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti
kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika korban
tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
PERINGATAN:
Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke mulut
(resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis
segera.
Tertelan:
JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel
medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang sadar.
Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang.
Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
8.

Peraturan Dasar di Laboratorium


Beberapa peraturan umum untuk menjamin kelancaran pekerjaan di laboratorium sebagai berikut
ini :a.

Dilarang makan dan minum di laboratorium b.

Dilarang merokok, karena mengandung bahaya seperti:-

kontaminasi melalui tangan-

ada api/uap/gas yang bocor/mudah terbakar-

uap/gas beracun akan terhisap melali pernapasanc.

Dilarang meludah untuk mencegah terjadinya kontaminasid.

Jangan panik menghadapi bahaya kebakaran dan gempae.

Dilarang mencoba peralatan laboratorium tanpa diketahui cara penggunaannyaf.

Diharuskan menulis label yang lengkapg.

Dilarang mengisap/menyedot dengan menggunakan muluth.

Diharuskan menggunakan baju laboratorium, dan juga sarung tangan,terutama saat menuangkan
zat berbahayai.

Semua peraturan itu harus ditujuakan untuk keselamatan kerja dilaboratorium.


9.

Penangan Masalah umum dalam Laboratorium Kimia


a.

Mencampur zat-zat kimia. Jangan mencampur bahan kimia tanpa mengetahui sifatreaksinya. Jika
belum tau maka tanyakan pada orang yang lebih kompeten. b.

Zat-zat baru atau kurang diketahui. Demi keamanan laboratorium, berkonsultasilahsebelum


menggunakan zat-zat kimia yang baru dan kurang diketahui. Semua zat-zatdapat menimbulkan
risiko yang tidak diketahui.c.

Membuang bahan material yang berbahaya. Sebelum membuang material


yang berbahaya harus diketahui risiko yang mungkin terjadi. Oleh karena itu perludipastikan
bahwa ketika membuang zat kimia tidak akan menimbulkan bahaya.Demikian halnya dengan
buangan dari laboratorium, sebaiknya memiliki
bak penampungan khusus, jangan dibuang begitu saja karena membuang mengandung bahaya ya
ng menimbulkan pencemaran, air buangan harus
di
treatment

dengancara menetralisir sebelum di buang ke lingkungan.d.

Tumpahan. Tumpahan asam diencerkan dulu dengan air dan dinetralkan denganmenggunakan
CaCO
3
atau soda abu, dan basa dengan menggunakan asam encer,

setelah itu dipel dan dipastikan bahwa kain pel bebas dari asam atau alkali.Tumpahan minyak
harus ditaburi dengan menggunakan pasir, kemudian disapu dandimasukkan dalam tong sampah
yang terbuat dari logam dan ditutup rapat.e.

Tindakan pertama dalam pertolongan. Untuk bentuk kecelakaan maka perlu diambiltindakan
pertama perlu diambil pada waktu memberikan pertolongan pada
si penderita yaitu: 1) Membawa si penderita ke tempat yang tenang, 2) Apabila pendarahan terja
di pada si penderita usahakan darah yang keluar itu dihentikandengan jalan mengangkat bagian
tubuh yang luka, sehingga yang luka berada diaatas jantung, 3) Usahakan sipenderita terbaring
seleluasa mungkin, 4) Janganmemberikan makanan pada penderita yang pingsan, 5) Segeralah
minta pertolongandokter.

BAB IIIKESIMPULAN
Laboraorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para penggunanya. Dalamhal ini
seorang laboran memegang peranan penting dalam menciptakan suatu laboratorium yangaman.
Akan tetapi, keamanan dan keselamatan dalam laboratorium ini tidak akan efektif tanpaadanya
fasilitas dan tanggungjawab masing-masing pihak yang terlibat baik secara langsungmaupun
tidak langsung dengan laboratorium. Pihak pemborong misalnya, dalam
pembangunanlaboratorium dan pengisian peralatan penunjang harus benar-benar
bertanggungjawab denganmelaksanakan tugasnya sesuai rancang bangun yang telah diyakini dan
disepakati. Sama halnyadengan pemborong dan pihak lain yang tidak secara langsung
berhubungan dengan laboratorium,masyarakat di sekitar lokasi juga punya andil yang cukup
besar dalam hal keamanan dankeselamatan laboratorium. Dengan intensitas pembangunan di
sekitar lokasi laboratorium yangsangat tinggi dapat menyulitkan pengelolaan laboratorium akibat
debu dan aktivitas lain yangdapat memicu api misalnya.Oleh karena itu, keselamatan dan
keamanan laboratorium itu kemungkinan besar akanterwujud dengan adanya kemauan awal dari
semua pihak yang dimotivasi oleh pengaruh positifdari sebuah laboratorium itu sendiri. Dengan
adanya kemauan awal ini maka setiap aktivitasyang bersinggungan langsung maupun tidak
langsung dapat terlaksana dengan baik tanpamemberikan pengaruh yang negatif terhadap
laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai