Anda di halaman 1dari 26

Laporan Pratikum Kimia Dasar

KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM KIMIA DAN


KETERAMPILAN LABORATORIUM

PUTRI RAMADHANI. K

H031221020

KELOMPOK IV

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium kimia merupakan fasilitas untuk pendidikan, penelitian,

pelayanan dan uji mutu. Di laboratorium terdapat bahan kimia yang memiliki

risiko bahaya dan dapat menimbulkan efek bagi kesehatan manusia dan

lingkungan. Setiap bidang pekerjaan tentu memiliki bahaya dan resiko yang dapat

menyebabkan terjadinya kecelakaan saat bekerja termasuk di laboratorium. Pada

umumnya, hal kecelakan dapat terjadi akibat dari kecorobohan pekerja. Maka dari

hal tersebut, perlu diadakan pembinaan dan pengembangan kesadaran tentang

pentingnya penerapan K3, sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan

saat bekerja. Laboratorium kimia adalah laboratorium yang menggunakan bahan

kimia secara intensif pada kelas praktikum. Mahasiswa diperkenalkan dengan

berbagai jenis, sifat dan penggunaan bahan kimia sejak semester 1. Penggunaan

bahan kimia selain memberikan keuntungan juga merupakan potensi bahaya pada

kesehatan, baik yang bersifat fisik maupun potensi bahaya pada lingkungan

(Cahyaningrum dkk., 2019).

Bahan berbahaya tersebut diantaranya adalah bahan yang bersifat korosif,

eksplosif, mudah teroksidasi, mudah terbakar, menyebabkan iritasi, bersifat

radioaktif dan beracun pada manusia dan juga menyebabkan pencemaran pada

lingkungan. Potensi bahaya di laboratorium kimia dapat mengakibatkan

kecelakaan kerja dan menurunkan kualitas hidup seseorang (Ayana, 2017).


Oleh karena itu untuk menghindari kecelakaan seperti itu praktikan harus

memahami apa itu keselamatan kerja, resiko kecelakaan kerja, keamanan dan

kenyaman kerja.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percoabaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami

prinsip kerja di laboratorium kimia, cara menggunakan peralatan yang ada di

laboratorium dan fungsinya, serta mengetahui semua simbol-simbol bahaya yang

ada pada bahan kima, beserta resiko dan cara penanganannya.

1.2.2 Tujuan Percobaan

1. memahami prinsip-prinsip keselamatan kerja di laboratorium kimia

2. mengenal simbol bahaya pada bahan kimia dan cara penanganannya

3. mengenal dan memahami fungsi dan kegunaan alat-alat yang ada di

laboratorium kimia

1.3 Prinsip Percobaan

Memahami prinsip-prinsip keselamatan kerja, mengetahi secara jelas simbol bahaya

bahan kimia, mengenal dan memahami fungsi dari alat-alat keselamatan kerja yang harus

digunakan di laboratorium, mengeal peralatan yang digunakan dalam praktikum,

mengetahui apa itu MSDS dan fungsinya, dan memahami bahaya serta akibat dari bahan-

bahan kimia yang ada di laboratorium.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keterampilan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium


Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja perlu diterapkan pada setiap

bidang pekerjaan, termasuk pada bisang pendidikan. Salah satu bidang pendidikan

yang perlu menerapkan K3 adalah laboratorium kimia. Laboratorium kimia

merupakan tempat yang memiliki potensi terjadinya kecelakaan akibat pnelitian

ataupun pekerjaan lain di dalam laboratorium. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) harus diupayakan bagi seluruh bidang kerja maupun pendidikan salah

satunya di laboratorium kimia. Laboratorium kimia merupakan tempat penelitian

dan percobaan yang berpotensi menimbulkan suatu kecelakaan. Untuk

meminimalisir risiko akibat kerja maka diperlukan penerapan keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) di dalam laboratorium. (Nur Syakbania dan Setyo

Wahyuningsih, 2017).

Penelitian yang sudah semakin melaju pada era teknologi, hal itu

menyebabkan banyaknya kerja sama antara akademi dan penelitian industri. Yang

dimana karena alat dan perangkat eksperimen yang digunakan lebih komples

sehingga lebih besar berpotensi menyebabkan kecelakaan baik dari faktor resiko

potensial secara kimiawi, fisik, biologi, mekanik, elektrik, dan radiologis.. Untuk

mengetahui status manajemen keselamatan domestik dan luar negeri, pengakuan

tindakan keselamatan laboratorium, penunjukan manajer keselamatan dan


lingkungan di laboratorium, komposisi keselamatan dan komite manajemen di

laboratorium, penyusunan peraturan manajemen keselamatan laboratorium dan

berlangganan asuransi berdasarkan data survei status keselamatan didalam

laboratorium (Cho, 2016).

Beberapa contoh umum dari alat pelindung diri yaitu:

1) Jas Laboratorium, tujuan uatama jas lab adalah untuk melindungi diri dari

cipratan dan tumpahan bahan kimia. Jas lab harus tidak mudah terbakar dan

mudah dilepas.

2) Sepatu kulit, sepatu kuliat yang digunakan haruslah menutupi seluruh jari kaki,

tumit, dan bagian atas kaki memberikan perlindungan umum terbaik. Sepatu harus

terbuat dari bahan tahan air.

3) Sarung tangan, saat menangani bahan kimiawi, fisk, atau biologis yang dapat

masukke tubuh melalui kulit, penting untuk mengenakan sarung tangan pelindung

yang tepat.

4) Kacamata, kacamata pengaman memberikan perlindungan terbaik terhadap

percikan bahan kimia, uap, debu, dan kabut.

5) Pelindung wajah, pelindung wajah harus dipakai setiap kali seluruh permukaan

membutuhkan perlindungan. Pelindung wajah dapat melindungi dari benturan,

debu, percikan ke wajah, mata, dan tenggorokan (Shrivastava, 2017).

2.2 SDS

Safety Data Sheet (SDS) adalah dokumen penting yang memberikan

informasi tentang bahay bahan kimia atau campuran dan mencakup saran tentang
tindakan pencegahan selama penanganan. SDS merupakan product dari GHS

(Global Harmonization System) yang berlaku secara umum dan diterapkan di

seluruh dunia. Saat ini sudah diharuskan menggunakan standar New GHS sebagai

standar yang ada untuk SDS yang ada di laboratorium (Irvane, 2015)

2.2 MSDS

Kimia merupakan bidang yang tidak terlepas dari kegiatan riset. Setiap

pelaku riset perlu mengetahui atau mengidentifikasi bahaya, komplasi, dan

integrasi informasi karakteristik bahan kima, dan analisis resiko. Keterangan

tersebut termuat dalam suatu dokumen ang biasa disebut dengan MSDS (Material

Safety Data Sheet) atau Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB). Menurut

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor: 03/MEN/1998 tentang Tata Cara

Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaan

adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat

menimbulkan korban manusia dan/atau harta benda. MSDS berisi informasi

mengenai karakteristik bahan kimia, cara penanganannya, identifikasi bahaya dari

setiap bahan, manajemen resiko (metode pengendalian dan pencegahan), dan

rumusan untuk mengomunikasikan resiko. Setiap bahan kimia yang ada di

laboratorium harus memiliki MSDS. Setiap bahan kimia yang ada di laboratorium

harus memiliki MSDS. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui bahaya

yang ada pada bahan kimia yang akan digunakan dan untuk mengetahui cara

penanggulangannya jika terjadi sesuatu . Hal tersebut perlu dilakukan untuk

mengetahui bahaya yang ada pada bahan kimia yang akan digunakan dan untuk

mengetahui cara penanggulangannya jika terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan

apa yang dinginkan. Saat ini MSDS dapat dilihat melalui android dengan fitur
meliputi informasi mengenai bahan kimia, dan pencarian informasi mengenai

bahaya bahan kimia tersebut. Dengan adanya MSDS dapat menunjang atau

meningkatkan kinerja, efesiensi, dan fleksibilitas serta menjadi penunjang

keselamatan bagi para pelaku riset kimia dalam melaksakan penelitian. MSDS

juga merupakan sumber informasi cara penanganan jika terjadi kecelakaan dengan

bahan kimia tersebut seperti tumpah, keracunan, terkena pada tubuh pekerja dan

terhisap serta informasi alat perlindungan diri (APD). Semua informasi tersebut

berguna untuk menghindari kecelakaan bahan kimia bagi pengguna.

Melaksanakan K3 jangan dianggap sebagai pemborosan atau biaya tambahan.

Melaksanakan K3 adalah sebagai bagian dari proses produksi atau strategi

perusahaan. Kinerja K3 yang baik akan memberikan manfaat terhadap bisnis

perusahaan (Irzal, 2016).

2.4 Teori Pembuatan Larutan

Pelarut merupakan matriks yang digunakan untuk melarutkan analit, yang

umumnya harus sesuai dengan matriks sampel. Larutan standar primer

merupakan larutan standar yang dibuat dari zat standar dengan kemurnian sangat

tinggi yang umumnya dipasok oleh NIST, NIBCS, yang dipakai untuk kalibrasi

larutan standar yang dibuat. Larutan adalah campuran yang terdiri dari atau lebih

komponen yang bercampur secara homogen. Komponen terdiri dari 2 yaitu; solut

(zat yang larut) dan solven atau pelarut (zat yang melarutkan solut dan biasanya

jumlahnya lebih besar).

Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan

larutan atau pelarut. Konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik,misalnya satuan


volume dan satuan kimia. Di bidang kimia biasa digunakan % untuk menyatakan

konsentrasi larutan persen konsentrasi dapat dinyatakan dengan

persen berat (% W/W) dan persen volume (% V/V)

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan yaitu labu ukur 100 mL, gelas

kimia 50 mL, batang pengaduk, sendok tanduk, pipet tetes, pipet volume 10 mL,

botol semprot, neraca analitik, bulb, dan corong.

3.2 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu akuades, serbuk NaCl,

dan CuSO4 0,2 M.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Penimbangan dan Pelarutan

Pertama disiapkan alat dan bahan yang di perlukan, kemudian dilakukan

penimbangan NaCl seberat 0,585 gram, selanjutnya NaCl yang sudah di timbang

di larutkan menggunakan sedikit akuades didalam gelas kimia, selanjutnya larutan

di pindahkan kedalam labu ukur 100 mL lalu ditambahkan akuades sampai tanda

batas, selanjutnya dihomogenkan.

3.3.2 Pengenceran

Disiapkan alat dan bahan yang di perlukan, selanjutnya dipipet CuSO 4 0,2

M sebanyak 10 mL kedalam labu ukur 100 mL, selanjutnya ditambahkan akuades

sampai tanda batas, setelah itu dihomogenkan. Kemudian dipipet kembali larutan
yang ada pada labu ukur sebelumnya sebanyak 10 mL ke dalam labu ukur 100 mL

yang baru, selanjutnya ditambahkan akuades hingga tanda batas, lalu di

homogenkan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Bahaya Bahan Kimia di Laboratorium


Tanda dan simbol pencegahan bahaya adalah alat komunikasi keselamatan

yang penting, membantu untuk menunjukan berbagai bahaya yang ada di

laboratorium. Pada saat yang sama, simbol pencegahan bahaya memperingatkan

praktikan agar selalu waspada terhadap bahaya yang ada di laboratorium dengan

memberikan informasi dan instruksi mengenai keselamatan yang dibutuhkan

(Sardi, 2018). MSDS untuk dua bahan kimia yang berbeda baik dengan dan tanpa

simbol. Identifikasi bahaya di atas kata sinyal yang digunakan pada label simbol

bahaya berukuran lebar 2 cm dan tinggi 2 cm. Simbol pencegahan ditempatkan di

bagian 8. Pemaparan kontrol/perlindungan pribadi tepat sebelum langkah-langkah

perlindungan individu (Boelhouwer dkk., 2009). Terdapat berbagai laporan

mengenai kesalahan dalam penggunaan zat kimia. Maka dari itu perlu untuk

memahami arti dari simbol bahaya yang ada pada zat kimia.

NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Health)

menerbitkan daftar tahunan zat beracun yang telah diketahui dan tingkat dimana

efek toksik dari zat terebut akan terjadi. Oleh karena itu, setiap wadah bahan

kimia harus selalu mencantumkan simbol peringatan untuk memperingatkan


tentang bahan berbahaya, lokasi, atau benda, termasuk arus listrik, racun dan hal

lainnya

Tabel1.Bahan berbahaya di laboratorium


No Nama Simbol Bahaya Pencegahan
1.

Toxic Bahan yang Jangan ditelan

bersifat dan jangan


(Beracun)
beracun, dapat dihirup, hindari

menyebabkan kontak langsung

sakit serius dengan kulit.

bahkan

kematian bila

tertelan atau

terhirup

2. Oxidizing Bahan kimia Hindarkan dari

(Pengoksidasi) bersifat panas dan

pengoksidasi, reduktor.

dapat

menyebabkan

kebakaran

dengan
menghasilakn

panas saat

kontak dengan

bahan oragnik

dan bahan

reduksi

3. Explosive Bahan kimia Hindari

(Mudah yang mudah pukulan/benturan,

Meledak) meledak gesekan,

dengan adanya pemanasan, api

panas atau dan sumber nyala

percikan lain bahkan tanpa

bunga api, oksigen

gesekan atau atmosferik

benturan.

4. Flammable Bahan kimia

(Mudah yang Hindarkan dari

Terbakar mempunyai nyala api dan

titik nyala sumber panas.

rendah, mudah

terbakar

dengan api

bunsen,

permukaan
metal panas

atau loncatan

bunga api.

5. Harmful Bahan yang Hindari kontak

Irritant dapat langsung dengan

(Bahaya menyebabkan kulit

Iritasi) iritasi, gatal-

gatal dan

dapat

menyebabkan

luka bakar

pada kulit

6. Dangerous for Bahan kimia Hindari kontak

Enviromental yang berbahay atau bercampur

(Bahan bagi satu atau dengan

Berbahaya beberapa lingkungan yang

bagi komponen dapat

Lingkungan) lingkungan. membahayakan

Dapat makhluk hidup

menyebabkan

kerusakan

ekosistem.

7. Corrosive Bahan yang Hindari kontak

bersifat langsung dengan


(Korosif) korosif, dapat kulit dan hindari

merusak dari benda-benda

jaringan yang bersifat

hidup, dapat logam.

menyebabkan

iritasi pada

kulit, gatal-

gatal dan

dapat

membuat kulit

mengelupas.

8. Very Toxic Bahan yang Hindari kontak

(T+) bersifat langsung dengan

beracun dan tubuh dan sistem

lebih sangat pernapasan.

berbahay bagi

kesehatan

yang juga

dapat

menyebabkan

sakit kronis

bahkan

kematian.
9. Extremely Bahan yang Suhu yang harus

Flammable memiliki dijaga tetap stabil

(F+) simbol dan disimpan

extremely dalam kemasan

flammable yang sangat rapat

adalah bahan untuk mencegah

yang sangat kebocoran.

mudah

terbakar,

bahkan dalam

suhu dingin.

10. terpapar zat pekerja radiasi


Radioaktif
radioaktif bisa terklasifikasi

menyebabkan perlu memahami

dampak akut fasilitas,

seperti mual pengendalian dan

muntah dan manual khusus

juga efek dari peralatan.

jangka Memahami

panjang kekuatan dan

berupa mutasi jenis sumber, dan

genetik seperti persyaratan

munculnya sel pembatas. Jaga

kanker. jarak aman antara


alat dan operator.

Nilai dosis turun

jika jarak

semakin

dijauhkan.

4.2 Alat-alat Kimia di Laboratorium


Pemahaman mengenai alat kimia untuk melakukan suatu penelitian sangat

penting. Hal tersebut berguba untuk mendapatkan hasil yang akurat dan dapat

dipercaya. Hasil penelitian yang baik dan benar tergantung dari cara penggunaan

alatnya , jika penggunaan alatnya benara maka hasil yang diperoleh juga benar.

Praktikum sangat bergantung kepada fasilitas alat-alat yang tersedia

dilaboratorum Fasilitas yang dimaksud dalam hal ini adalah adanya ruang

penyimpanan khusus (gudang), ruang persiapan, dan tempat-tempat penyimpanan

seperti lemari dan rakrak. Peralatan laboratorium yang selanjutnya disebut

peralatan adalah mesin, perkakas, perlengkapan, dan alat-alat kerja lain yang

secara khusus dipergunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam

skala terbatas.

Tabel 2.Alat-alat Laboratorium

No Nama Alat Gambar Fungsinya


1. Batang pengaduk

digunakan untuk

Batang pengadu mencampur cairan

dengan bahan kimia

untuk keperluan
praktek di

laboratorium,

membantu dekantasi

larutan, menginduksi

kristalisasi dan

memecahkan emulsi

pada suatu ekstraksi.

2. Fungsi tabung reaksi

adalah untuk

Tabung reaksi mencampur,

menampung dan

memanaskan bahan-

bahan kimia cair atau

padat, utamanya

untuk uji kualitatif

3. Berfungsi untuk

tempat larutan dan

Gelas kimia dapat juga untuk

memanaskan larutan

seperti menguapkan

larutan atau

memekatkan larutan.
4. berfungsi

Pipet Tetes untuk membantu

memindahkan cairan

dari wadah yang satu

ke wadah yang lain

dalam jumlah yang

sangat kecil yaitu

setetes demi tetes.

5. digunakan untuk

memindahkan

Filler sejumlah volume

larutan, yang

biasanya disebut

dengan aliquot.

6. Fungsi labu

erlenmeyer adalah

Labu Erlenmeyer untuk mencampur,

mengukur dan

menyimpan cairan.

7. alat laboratorium

yang digunakan

Spatula untuk mengambil

atau memindahkan

tabung reaksi dari


satu tempat ke tempat

lain.

8. sebagai tempat untuk


Rak Tabung
meletakkan tabung
Reaksi

reaksi yang

berjumlah banyak.

9. alat laboratorium

yang digunakan

Penjepit Tabung untuk mengambil

Reaksi atau memindahkan

tabung reaksi dari

satu tempat ke tempat

lain.

10. untuk mengambil

Pipet Volume atau larutan dengan

Pipet Gondok volume yang tepat

dan sesuai dengan

label yang tertera

pada bagian yang

menggelembung

tersebut.
4.3 Alat-alat Keselamatan Kerja di Laboratorium
Keselamatan dan keamanan dalam bekerja di laboratorium sangat penting,

oleh karena itu penting untuk menggunakan alat-alat keselamatan yang ada untuk

menghindari terjadinya kecelakaan saat bekerja di laboratorium. Pemahaman

tentag penggunaan alat keselamatan diperlukan untuk melindungi diri dari bahaya

zat kimia yang ada di laboratorium dan juga bahaya alat praktikum. Semakin

banyak fasilitas keamanan dan keselamatan kerja maka akan semakin sedikit

kemngkinan terjadinya kecelakaan kerja di laboratorium.

Tabel3.keselamatan kerja di laboratorium

No Nama alat Gambar Fungsi


1. Jas laboratorium Jas laboratorium (lab

coat) berfungsi untuk

melindungi tubuh

dari percikan bahan

kimia

2. Kacamata

Kacamata Lab keselamatan

berfungsi untuk

melindungi mata dari

percikan bahan kimia

dan sinar yang

menyilaukan.
3. Sepatu keselamatan

Sepatu berfungsi untuk

melindungi kaki dari

tumpahan bahan

kimia, benda panas,

atau benda tajam

yang jatuh.

4. Sarung tangan

berfungsi untuk

melindungi tangan

Sarung tangan dari tmpahan atau

percikan bahan kimia

yang dapat membuat

tangan gatal atau

melepuh.

5. Alat pemadam api

ringan berfungsi

sebagai perlindungan

Alat pemadam pertama dalam

api ringan menangani

kebakaran yang

terjadi di

laboratorium.
6. Pelindung telinga

Pelindung telinga berfungsi untuk

melindungi telinga

dari suara bising

yang dikeluarkan

peralatan dan

mencegah percikan

bahan kimia masuk

ke telinga.

7. alat keselamatan

Fire blanket kerja yang berguna

untuk memadamkan

api.

8. berguna untuk

melindungi

Masker pernapasan akibat

penguapan zat kimia

di laboratorium
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa:

1. prinsip-prinsip keselamatan kerja di laboratorium merupakan panduan

keselamatan kerja fisik seseorang pada saat melakukan kegiatan di laboratorium.

Prinsip tersebut menyangkut tingkah laku, perbuatan, kebiasaan, dan pola kerja

seseorang di laboratorium.

2. simbol-simbol bahan kimia berbahaya yaitu seperti irritant, harmful, toxic,

corrosive, flammable, explosive, oxidizing, dangerous for the environment, very

toxic, radioactive.

3. alat-alat keselamatan kerja laboratorium, yaitu seperti jas lab, sepatu tertutup,

kacamata lab, kaos kaki, masker, dan sarung tangan.

5.2 Saran
5.1 Saran untuk Laboratorium
Saran yang bisa saya sampaikan untuk praktikum pertama kimia yaitu

kami sangat antusias dalam melakukan pratikum tetapi untuk pembersihan lab dan

alat-alat yang di gunakan masih kurangnya tempat untuk mencuci alat-alat

tersebut.

5.2 Saran Untuk Pratikum


Saran yang dapat saya sampaikan untuk kakak-kakak asisten adalah jangan

bosan dengan kami tetap semangat memberikan kami materi dan tetap menjaga
kesehatan agar dapat membagi ilmunya kepada dengan baik serta praktikum ini

bisa terus berjalan dengan lancer.

Daftar Pustaka

Cahyaningrum, D., Sari, H.T.M. dan Iswandari, D, 2019, Faktor-Faktor yang


Berhubungan dengan Kejadian Kecelakaaan di Laboratorium Pendidikan,
Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1(2): 41-47.

Syakbania, D. N., dan Wahyuningsih, A. S., 2017, Program Keselamatan dan


Kesehatan kerja di Laboratorium Kimia, :Journal of Public Health
Research and Development, 1(2): 49-57.

Sardi, A., 2018,: Keselamatan Berbicara Melalui Simbol, Jurnal Bioscience, 2(1):
1-10.

Joon Cho, N., dan Gu Ji, Y, 2016, Analysis of Safety Management Condition &
Accident Type in Domestic and Foreign Laboratory, J Ergon Soc Korea,
35(2): 97-109.

Boelhouwer, E.J., Piper, A.K, dan Davis, J, 2009, The Use of Hazard and
Precautionary Symbols on GHS Safety Data Sheets, Proceedings of
Human Factors and Ergonomics Society 53rd Anual Meeting, :1594-1597.

Bouer, R.C., Birk, J.P, Sawyer, D.J. ,2009, Laboratory Inquiry in Chemistry,
Brooks,Cole.

Shrivastava, S.K., 2017, Safety Procedures in Science Laboratory, International


Journal of Engineering & Scientific Research, 1(5): 54-64.

Irzal., 2016, Dasar-Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Kencana, Jakarta.


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Kimia Dasar

KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM DAN KETERAMPILAN


LABORATORIUM

Disusun dan diajukan oleh:

PUTRI RAMADHANI. K

H031221020

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 03 Oktober 2022

Asisten Praktikan
MUHAMMAD JUSLIANDI PUTRI RAMADHANI
NIM. H031181331 NIM. H03122120

Lampiran I. Bagan Kerja

1. Penimbangan dan Pelarutan

2. Pengenceran
Lampiran II. Foto percobaan

1. Pelarutan

Gambar I. NaCl setelah di Homogenkan

Anda mungkin juga menyukai