Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

( POTENSI BAHAYA FAKTOR KIMIA )

Di SMKS Analis Kimia Mandala Bhakti

Kelompok 5 :

Fajriansyah : 21303003

Aulia Musfira : 21303005

Irwan Budiana : 21301020

AKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI

DEWANTARA PALOPO 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas
segalah limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Potensi Bahaya Faktor Kimia yang
disusun berdasarkan hasil penelitian K3 kami di SMKS Analis Kimia
Mandala Bhakti dan sumbangan pemikiran dari beberapa teman.

Kami dapat menyelesaikan Laporan Pratikum ini tidak terlepas dari


doa dan dorongan semangat serta perhatian yang didapat dari rekan-
rekan mahasiswa Akademi Teknologi Industri Dewantara Palopo serta
telah banyak menyumbang hasil pemikiran serta memberi bantuan moril
maupun materil sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Laporan
Praktikum ini dengan selesai.

Kami menyadari bahwa Laporan Praktikum ini jauh dari


kesempurnaan, mempunyai kesalahan dan kekurangan, kritik dan saran
membangun dikemudian hari sangat menyenangkan hati dan nurani
penulis. Akhirnya Kami berharap semoga laporan Praktikum ini dapat
memberikan sumber informasi dan pikiran yang dapat membantu kita
dalam menempuh Mata Kuliah K3 serta menambah wawasan kita.

Palopo, Juni 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
BAB I.........................................................................................................
PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................
B. Tujuan............................................................................................
BAB II........................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................
BAB III.......................................................................................................
METODE PRAKTIKUM............................................................................
A. Lokasi dan Waktu..........................................................................
BAB IV......................................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................
BAB V.......................................................................................................
PENUTUP.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN

(APAR Gas Liquid Halon non CFC) (Bahan Kimia)

(Kotak P3K) (Limbah Pembuangan)

(Peralatan Laboratorium Kimia)


(Saluran Pembuangan) (Bahan Kimia Vaseline)

-PERBAIKI LOGO
- LAMPIRAN LETAKKAN DIBAGIAN BELAKANG SETELAH DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan kerja dan kecelakaan kerja adalah hal yang

tidak dapat dipisahkan di semua tempat kerja. Keselamatan kerja

adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan

kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang

baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja

Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan

distribusi, baik barang maupun jasa.

Fasilitas kesehatan, termasuk di dalamnya rumah sakit,

puskesmas, balai kesehatan masyarakat, klinik, laboratorium klinik,

dan laboratorium kesehatan, merupakan tempat kerja yang sangat

sarat dengan potensi bahaya kesehatan dan keselamatan

pekerjanya. Risiko terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan

menjadi semakin besar mengingat fasilitas kesehatan merupakan

tempat kerja yang padat tenaga kerja. Dan dari berbagai penelitian

menunjukan bahwa prevalensi gangguan kesehatan yang terjadi di

fasilitas kesehatan lebih tinggi dibandingkan tempat kerja lainnya.

Salah satu fasilitas kesehatan adalah laboratorium, dimana

laboratorium merupakan tempat yang paling beresiko atas

terjadinya kecelakaan kerja, karena dalam laboratorium melakukan

aktifitas yang berhubungan dengan sifat-sifat fisik, biologi, dan


kimia serta lainnya yang tentunya akan berdampak kesehatan dan

keselamatan pada aspek fisik, mental dan sosial bagi praktikan di

laboratorium.

Dua Faktor penting yang sangat mempengaruhi bagaimana

situasi kerja di laboratorium dapat terbentuk yakni secara internal

dan eksternal. Secara internal, kesadaran dan pemahaman

terhadap dirinya sendiri memegang peran yang sangat penting bagi

persiapan dan proses kerja laboratorium. Hal ini menyangkut

kemampuan kerja laboratorium yang bisa mereka lakukan, latar

belakang kesehatan serta ketahanan kondisi baik fisik maupun

mental. Faktor eksternal, baik aspek fisik tempat kerja

(laboratorium) seperti kondisi bangunan, ketersediaan meja dan

kursi dan suasana, maupun aspek sosial yang bersumber dari

orang lain, akan berpengaruh bagi bentuk interaksi yang terjadi

antara keduanya. Pemahaman dan pengkondisian yang baik akan

faktor internal, eksternal dan proses interaksi ini dapat memberi

dampak bagi kondisi keselamatan kerja.

Pekerja dilaboratorium harus selalu mempelajari dan

mendeteksi resiko bahaya sekecil apapun, serta meningkatkan

kesadaran dan kedisplinan untuk mengikuti aturan yang ada di

laboratorium agar dapat meminimalisir resiko kecelakaan di

laboratorium. Kecelakan kerja di tidak hanya berdampak diri

sendiri, akan tetapi orang lain dan lingkungan sekitar. Beberapa


penyebab kecelakaan di laboratorium dapat bersumber dari tingkah

laku pekerja, keadaan yang tidak aman, dan kurangnya

pengawasan dari pengawas. Seperti contoh kasus yang pernah

terjadi di Fakultas Farmasi Universitas Indonesia dimana 14

mahasiswa jurusan farmasi mengalami luka-luka akibat serpihan

kaca dari tabung lampu reaksi yang meledak dikarenakan praktikan

lupa 3 mengangkat tabung lampu reaksi kimia yang sedang

dipanaskan. (CARI MATERI LAIN LATAR BELAKANGNYA SAMA

PERSIS DENGAN KELOMPOK DJILHAM, MISALNYA :

TAMBAHKAN PENGERTIAN K3 MENURUT ORGANISASI

KESEHATAN DUNIA, TAMBAHKAN DATA PENELITIAN 5 TAHUN

TERAKHIR)

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka

mendorong kami untuk melakukan penelitian tentang: “ Potensi

Bahaya Faktor Kimia Di SMKS Analis Kimia Mandala Bhakti”

B. Tujuan

1. Praktikan memahami Material Safety Data Sheet (MSDS)

2. Praktikan mampu mengidentifikasi simbol bahaya untuk bahan

kimia

3. Praktikan mampu mengidentifikasi klasifikasi dan bahaya bahan

kimia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Setiap kegiatan kerja selalu diikuti dengan resiko

bahaya yang dapat berakibat terjadinya kecelakaan. Walaupun

demikian, terjadinya kecelakaan seharusnya dapat dicegah

dan diminimalisasikan karena kecelakaan tidak dapat terjadi

dengan sendirinya. Terjadinya kecelakaan pada umumnya

ditimbulkan oleh beberapa faktor penyebab. Oleh karena itu,

harus diteliti faktor-faktor penyebabnya dengan tujuan untuk

menentukan usaha-usaha pembinaan dan pengawasan

keselamatan yang tepat, efektif dan efisien sehingga terjadinya

kecelakaan dapat dicegah. Ketika melakukan kegiatan di

laboratorium, kontak dengan bahan kimia akan terjadi secara

langsung maupun tidak langsung.

Pengetahuan sifat dan karakter bahan kimia perlu


dimiliki karena bahan kimia memiliki potensi untuk

menyebabkan kecelakaan dan menimbulkan bahaya bagi

kesehatan. Untuk dapat mendukung jaminan kesehatan dan

keselamatan kerja maka para peneliti maupun laboran yang

bekerja di laboratorium harus mengetahui dan memiliki

pengetahuan serta keterampilan untuk menangani bahan kimia

khususnya dari segi potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan.

Informasi atau pengetahuan yang harus diketahui pelaksana di

laboratorium kimia dimuat dalam Material Safety Data Sheet

(MSDS).

Regulasi yang terkait dengan Material Safety Data Sheet antara

lain:

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun

2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 187 Tahun 1999

tentang Pengendalian Bahan Kimia di Tempat Kerja

3. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 23 Tahun 2013

sebagai Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87 Tahun

2009 tentang Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan

Label pada Bahan Kimia

Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral

(anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua

perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan


merupakan salah satu produk utama industri kimia. Produksi

dunia asam sulfat pada tahun 2001 adalah 165 juta ton,

dengan nilai perdagangan seharga US$8 juta. Kegunaan

utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia,

pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak.

Sifat-sifat asam sulfat yang korosif diperburuk oleh

reaksi eksotermiknya dengan air. Luka bakar akibat asam

sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar akibat asam

kuat lainnya, hal ini dikarenakan adanya tambahan kerusakan

jaringan dikarenakan dehidrasi dan kerusakan termal sekunder

akibat pelepasan panas oleh reaksi asam sulfat dengan air.

Bahaya akan semakin meningkat seiring dengan

meningkatnya konsentrasi asam sulfat. Namun, bahkan asam

sulfat encer (sekitar 1 M, 10%) akan dapat mendehidrasi kertas

apabila tetesan asam sulfat tersebut dibiarkan dalam waktu

yang lama. Oleh karenanya, larutan asam sulfat yang sama

atau lebih dari 1,5 M diberi label "CORROSIVE" (korosif),

manakala larutan lebih besar dari 0,5 M dan lebih kecil dari 1,5

M diberi label "IRRITANT" (iritan). Asam sulfat berasap (oleum)

tidaklah dianjurkan untuk digunakan dalam sekolah oleh

karena bahaya keselamatannya yang sangat tinggi.

Perawatan pertama yang standar dalam menangani

tumpahnya asam sulfat ke kulit adalah dengan membilas kulit


tersebut dengan air sebanyak-banyaknya. Pembilasan

dilanjutkan selama 10 sampai 15 menit untuk mendinginkan

jaringan disekitar luka bakar asam dan untuk menghindari

kerusakan sekunder. Pakaian yang terkontaminasi oleh asam

sulfat harulah dilepaskan dengan segera dan segera bilas kulit

yang berkontak dengan pakaian tersebut.

Pembuatan asam sulfat encer juga berbahaya oleh

karena pelepasan panas selama proses pengenceran. Asam

sulfat pekat haruslah selalu ditambahkan ke air, dan bukannya

sebaliknya. Penambahan air ke asam sulfat pekat dapat

menyebabkan tersebarnya aerosol asam sulfat dan bahkan

dapat menyebabkan ledakan. Pembuatan larutan lebih dari 6

M (35%) adalah yang paling berbahaya, karena panas yang

dihasilkan cukup panas untuk mendidihkan asam encer

tersebut.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Lokasi dan Waktu

Tempat : SMKS Analis Kimia Mandala Bhakti

Hari/Tanggal : Kamis, 23 Juni 2022

Jam : 10:00

(TAMBAHKAN BAGAN ALUR PENELITIAN MULAI PROSES

PENGAMBILAN DATA SAMPAI PENYUSUSNAN LAPORAN)


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang kami lakukan di SMKS Analis Kimia Mandala

Bhakti tentang potensi bahaya faktor kimia masih belum Valid

sebab Laboratorium Kimia SMKS Analis masih kurang memadahi

atau belum lengkap dengan apa yang ingin kami teliti nantinya,

bahkan kami juga belum bisa memastikan bahwa Laboratorium

Kimia SMKS Analis menerapkan yang namanya K3.

Akan tetapi yang kami dapat dari penjelasan salah satu

narasumber bahwa alat Safety atau alat pelindung itu masing-

masing siswa memilikinya. Seperti, Jas laboratorium, kaca mata,

pelindung muka, pelindung tangan dll. Peralatan Keselamatan

Laborium di SMKS Analis yang kami temukan hanya Alat

Pemadam Api Ringan dan First Aid Kits (Kotak P3K). Serta dilihat

dari kondisi ruangan Laboratorium yang sangat butuh perhatian

dari guru maupun siswa yang menggunakan Laboratorium tersebut,

karena bisa disebut laboratorium kurang terawatt.

Mengenai simbol ataupun poster tentang bahaya bahan

kimia dan peraturan pada saat ingin memasuki dan melakukan

Praktikum tidak ada. Tentang bahan kimia yang ada di SMKS

Analis itu sama sekali tidak berbahaya jawab narasumber tersebut.

Kami juga belum mengetahui kemana arah pembuangan limbah


atau hasil praktikum para siswa, kami hanya diperlihatkan wastapel

yang digunakan untuk membuang limbah hasil praktikum tersebut.

(MASUKKAN SETIAP GAMBAR KEMUDIAN BAHAS)


BAB V

PENUTUP

1. KESIMPULAN
MENJAWAB TUJUAN DI LATAR BELAKANG
2. SARAN
MENJAWAB KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

MASUKKAN DAFTAR PUSTAKA IKUTI PANDUAN

Anda mungkin juga menyukai