NAMA :
1. DEWI OKTASARI
2. EGA PUTRIA LENARKI
3. JEVI PUSPITA ULANDARI
4. KADEK DEBY
5. RETNY AGUSTIN
6. RINDI CANTIKA
7. TATA ZUZETTA
DOSEN PEMBIMBING :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,karena atas rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Salam serta shalawat tak lupa
kita sampaikan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW, seorang nabi yang telah
membawa kita dari alam kegelapan menuju jaman yang terang benderang seperti yang kita
rasakan seperti saat ini. Makalah ini kami buat untuk mendalami ilmu tentang K3( Kesehatan
Keselamatan Kerja) terutama pada materi”P3K terhadap korban yang tertelan/terkena bahan
kimia”. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,
hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang kami
miliki,namun demikian banyak pula pihak yang telah membantu kami dengan menyediakan
sumber informasi, memberikan masukan pemikiran. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini di waku yang akan
datang,semoga makalah ini dapat membantu kami dan orang banyak supaya mengetahui dan
memahami mengenai P3K terhadap korban yang tertelan/terkena bahan kimia).
BAB 1
PENDAHULUAN
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, dan peneliti melakukan
percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari kemungkinan bahaya dari
berbagai jenis bahan kimia dan peralatan yang ada di dalamnya. Karena itu diperlukan
pemahaman dan kesadaran terhadap bahaya di laboratorium.Telah banyak terjadi kecelakaan
ataupun menderita luka serta kerusakan fasilitas kerja yang sangat mahal. Semua kejadian
ataupun kecelakaan di laboratorium sebenarnya dapat dihindari jika mereka selalu mengikuti
prosedur kerja yang aman di laboratorium. Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai
bahan kimia, peralatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan itu dapat juga terjadi
karena kelalaian atau kecerobohan kerja, ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan
bahkan bagi orang disekitarnya. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi
setiap individu yang sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja.
Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Walaupun petunjuk
keselamatan kerja sudah tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun hal ini perlu
dijelaskan berulang-ulang agar setiap individu lebih meningkatkan kewaspadaan ketika
bekerja di laboratorium.
Berbagai peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang pentingnya
bekerja dengan aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari bahan-bahan
kimia, oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis bahan kimia agar yang bekerja
dengan bahan-bahan tersebut dapat lebih berhati-hati dan yang lebih penting lagi tahu cara
menanggulanginya. Limbah bahan kimia sisa percobaan harus dibuang dengan cara yang
tepat agar tidak menyebabkan polusi pada lingkungan. Cara menggunakan peralatan umum
dan berbagai petunjuk praktis juga dibahas secara singkat untuk mengurangi kecelakaan yang
mungkin terjadi ketika bekerja di Laboratorium.
Dengan pengetahuan singkat tersebut diharapkan setiap individu khususnya para asisten
dapat bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan kerja mahasiswa di laboratorium
dengan sebaik-baiknya. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah
satu bentuk paya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
Praktikan, tetapi juga dapat mengganggu proses Praktikum secara menyeluruh.
“Luka yang dialami para korban adalah luka jahitan dan luka di bagian sekitar wajah dan
leher akibat serpihan kaca dari labu destilasi (tidak ada yang terluka akibat bahan kimia
karena pada praktikum tersebut tidak menggunakan bahan kimia berbahaya),” tegas Kepala
Kantor Komunikasi UI, Rifelly Dewi Astuti, Senin (16/3/2015).
Seluruh korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Bunda Margonda untuk mendapat
perawatan. Saat dikonfirmasi, seluruh pasien sudah diperbolehkan pulang dari RS Bunda
Margonda setelah mendapatkan observasi.
“Seluruh korban merupakan mahasiswa farmasi angkatan 2013. UI turut berduka atas
musibah ini. UI berharap dan berupaya agar musibah ini tidak akan terulang di masa yang
akan datang. Ke depannya, para civitas akademika UI, khususnya program studi yang
menjalankan kegiatan praktikum, diharapkan dapat terus berhati-hati, fokus, dan tetap selalu
mengikuti instruksi dan prosedur yang telah ditetapkan,” ujarnya seraya menegaskan bahwa
Tim Laboratorium telah menjalankan tugas sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Musibah terjadi ketika kegiatan praktikum telah berjalan karena mahasiswa terlambat
mengangkat pemanas bunsen hingga larutan sampel dalam labu destilasi hampir kering,
sehingga terjadi ledakan.
1.2Rumusan Masalah
1.2 Tujuan
3.Untuk mengetahui penanganan p3k untuk korban menelan/ mengenai zat kimia
BAB II
PEMBAHASAN
Kecelakaan mengacu pada peristiwa yang terjadi secara tidak sengaja. Sebagai contoh
kecelakaan lalu lintas, kecelakaan tertusuk benda tajam dsb. Secara teknis, “kecelakaan”
tidak termasuk dalam peristiwa yang disebabkan oleh kesalahan seseorang, misalnya bila dia
lengah dan gagal mengambil langkah berjaga-jaga.
Bila yang akan terjadi diketahui akibat kelengahannya, peristiwa itu bukanlah “kecelakaan”
pada peringkat itu, dan orang yang lengah tersebut harus bertanggungjawab atas kerugian dan
kecelakaan orang lain. Dalam “kecelakaan” yang sebenarnya, tidak satupun pihak yang dapat
dipersalahkan, karena peristiwa itu tidak dapat diprediksikan atau kemungkinan terjadinya
sangat rendah. Misalnya, seseorang ahli farmasi salah memberi label obat dan pasien yang
mengonsumsinya keracunan.
Jenis jenis bahaya yang sering menimbulkan kecelakaan dalam laboratorium kimia :
-Keracunan
Keracunan sebagai akibat penyerapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik, seperti
ammonia, karbon monoksida, benzene, kloroform, dll. Keracunan bisa berakibat fatal
ataupun gangguan kesehatan. Yang terakhir yaitu yang seringkali terjadi baik yang dapat di
ketahui dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Efek jangka panjang seperti pada
penyakit hati, kanker, dan asbestois, yaitu akibat akumulasi penyerapan bahan kimia toksik
dalam jumlah kecil tetapi terus-menerus.
-Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak bahan kimia korosif seperti asam sulfat, asamklorida, natrium
hidroksida, gas klor, dll. Iritasi dapat berbentuk luka atau peradangan pada kulit, saluran
pernapasan dan mata.
-Kebakaran dan Luka Bakar
Kebakaran dan luka baker sebagai akibat kurang hati-hati dalam menangani pelarut-pelarut
organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alcohol, dll. Hal yang sama dapat
disebabkan oleh peledakan bahan-bahan reaktif seperti peroksida dan perklorat.
-Luka Kulit
Luka kulit sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca. Luka sering terjadi padatangan atau
mata karena pecahan kaca.
-Bahaya lainnya
Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar spesifik dan pencemaran lingkungan.
Jadi jelas kalau laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya, tetapi potensi
bahaya apapun sebenarnya dapat dikendalikan sampai tidak menyebabkan kerugian. Satu
contoh, bahan bakar bensin dan gas cair memiliki potensi bahaya kebakaran yang sangat
besar. Tetapi dengan penanganan dan pengendalian yang baik, transportasi jutaan ton sehari-
hari yaitu hal biasa. Demikian pula dalam produksi dan pemakaian pestisida yang memiliki
potensi racun, hanya mengakibatkan petaka bila salah perlakuan atau karena kecerobohan.
- Terkena bromin
Segera dicuci dengan larutan amonia encer
Luka itu ditutup dengan pasta Na2CO3.
- Terkena phospor
Kulit yang terkena segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya
Lalu cuci dengan larutan 3% CuSO4.
Keracunan
Menurut Imam Khasani, (1983 )Bahan-bahan kimia berbahaya dapat dikelompokkan sebagai
berikut
2. Flamable (mudah terbakar) contohnya : metanol, eter, aseton, heksana, benzena, uap ini
dapat bergerak menuju api sejauh 3 meter.
4. Bahan mudah terbakar oleh air, contohnya logam N a, K dan asam sulfat pekat
5. Bahan mudah terbakar oleh asam contohnya logam paduan N a dan K, senyawa hidrida
dan sebagainya .
6. Gas bertekanan tinggi, misalnya gas-gas dalam tabung silinder dengan tekanan tinggi .
7 . Bahan-bahan beracun contohnya : C02, CI2, benzena, Kloroform, sianida dan sebagainya
8 . Bahan korosif contohnya : anhidrida asam, alkali, asam sulfat, fenol dan sebagainya .
Bahan tersebut mudah dikenali karena biasanya pabrik-pabrik bahan kimia telah melengkapi
kemasannya dengan label-label dan lambing-lambang tertentuAkibat penggunaan bahan
kimia tersebut di atas berbagai jenis bahaya mungkin dapat terjadi antara lain (Imam Khasani,
1986).
a.Keracunan, sebagai akibat masuknya bahan kimia ke dalam tubuh melalui paru-paru, mulut
dan kulit. Keracunan dapat berakibat fatal misalnya hilang kesadaran atau gangguan
kesehatan yang baru dirasakan setelah beberapa tahun setelah bekerja, atau menjelang
pensiun .
b. Iritasi, sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif, misalnya peradangan pada kulit,
mata dan saluran pernapasan .
c. Kebakaran atau luka bakar, sebagai akibat peledakan bahan-bahan reaktif (peroksida dan
bahan-bahan pelarut organik) .
Untuk mencagah terjadinya kecelakaan didalam laboratorium beberapa bahan kimia yang
sering dipergunakan baik dalam industry maupun dalam labolatorium perlu dikenali sifat-
sifatnya diantaranyaBeberapa jenis bahan kimia yang harus diperhatikan karena berbahaya
adalah :
AgNO3
Senyawa ini beracun dan korosif. Simpanlah dalam botol berwarna dan ruang yang gelap
serta jauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar.Dapat menyebabkan luka bakar dan
kulit melepuh. Gas/uapnya juga menebabkan hal yang sama.
HCl
airan yang tidak berwarna atau kekuningan tergantung pada kemurniannya, bersifat
korosif, mudah menguap. Mudah larut dalam air, alkohol dan eterUap HCl berbahaya
terhadap sistem saluran pernapasan. HCI pekat bila mengenai kulit akan merusaknya dengan
sempurna, sedang larutannya menyebabkan gatal-gatal (iritasi kulit).
H2S
Senyawa ini mudah terbakar dan beracunMenghirup bahan ini dapat menyebabkan pingsan,
gangguan pernafasan , bahkan kematian
H2SO4
Berupa cairan menyerupai minyak, tidak berwarna, kadang –kadang berwarna coklat
tergantung pada tingkat kemurnianya. Senyawa ini sangat korosif, higroskopis, bersifat
membakar bahan organik dan dapat merusak jaringan tubuhGunakan ruang asam untuk
proses pengenceran dan hidupkan kipas penghisapnyauap dan kabut asam sulfat sangat
beracun dan korosif terhadap kulit, mata dan system saluran pernapasan (hidung tenggorokan,
paru-paru) . Jika asam pekat terkena kulit menyebabkan luka parah yang amat sakit, jika kena
mata walaupunsedikit akan merusak mata dan menyebabkan kebutaan.
Kedua basa ini mempunyai warna putih, mudah menyerap air dn CO2 dari udara, mudah larut
dalam air alkohol dan gliserin.Timbul panas (eksoternis) apabila kontak dengan air, larutan
pekat amat berbahaya terhadap kulit dan mata sangat korosif dan bisa merusak dengan
sempurna.
HCN
Senyawa ini sangat beracunHindarkan kontak dengan kulit. Jangan menghirup gas ini karena
dapat menyebabkan pingsan dan kematian.
NH3
Gas ini tidak berwarna berbau tajam, sangat korosif dan berbaya terhadap saluran
pernapasan( hidung dan tenggorokan), bersifat korosif bila bereaksi dengan bahan oksidator,
halogen dan asam-asam kuat, cairan NH3 bersifat explosif terhadap logam berat(Ag,Pb dan
Zn ) dan garam garam terutama garam halideMenghirup senyawa ini pada konsentrasi tinggi
dapat menyebabkan pembengkakan saluran pernafasan dan sesak nafas. Terkena amonia pada
konsentrasi 0.5% (v/v) selama 30 menit dapat menyebabkan kebutaan. Keterpaan uap dengan
kadar rendah tetapi terus menerus dapat mengakibatkan iritasi pada mata, hidung saluran
pernapasan bagian atas.
HClO4
Cairan tidak berwarna, higroskopis, asam pekat murni tidak stabil, tetapi akan stabil bila
diencerkan, mudah larut dalam air dan larutannya dengan konsentrasi 71,6% dalam
keadaan stabil.Asam ini merupakan oksidator kuat, dapat menimbulkan ledakan (exposif) dan
api apablia kontak langsung dengan bahan mudah dioksidasi atau mudah terbakar, disamping
it asam ini beracun dan korosif HFGas/uap maupun larutannya sangat beracunDapat
menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernafasan.
HNO3
Cairan transparan atau kekuningan tergantung pada tingkat kemurniannya, mudah menguap
pada suhu kamar. Senyawa ini bersifat korosif., mudah bercampur dengan airUap nitrogen
oksida dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, uap ini terbentuk lambat laun apabila HNO3
diletakkan berdekatan dengan HCI
-Apabila keracunan bahan kimia berupa zat padat dan cair,maka yang harus dilakukan adalah
Cucilahbahankimia yang masihkontakdengantubuh (kulit, mata, dananggotatubuh lain)
Usahakanpenderitatidakkedinginan.
Janganberikanminumanberalkoholkarenamempercepatpenyerapanracun.
Kalausukarbernafas, bantu dengancarapernafasandarimulutkemulut
Mintabantuandokterterdekat.
Berilahminum air susu 2 sampai 4 gelas kecuali keracunan fosfor. Bila koraban pingsan,
janganmemberikansesuatumelaluimulut.
Usahakansupayamuntahdengansegeradenganmemasukkanjaritelunjukkepangkallidah yang
digerak-gerakkan atau dengan memberikan air garam hangat. Ulangi permuntahan sampai
cairan jernih. Jangandiusahakanmuntahbila korban tertelanminyaktanah, bensin, atau alkali
kuatataubila korban tidaksadar.
Berilah antidote yang cocok dengan bahan racun yang tertelan. Kalau tidak diketahui berilah
satu sendok anti dote umum dengan segelas air hangat.
Klorin, hydrogen sulfida, hydrogen sianida, fosgenmerupakan gas yang sangat beracun dan
harus pakai masker untuk penyelamatan atau tahan nafas.
Pindah ketempat lain dan beriikan udara segar sebanyak-banyaknya.
Berikut ini adalah langkah-langkah pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) jika tertelan
/termakan/terminum bahan kimia berbahaya. Seperti P3K tertelan Asam, P3K tertelan alkali, P3K
tertelan Garam dan P3K tertelan logam
1. Sesegera mungkin beri minum air atau susu 2-4 gelas untuk menetralisir racun yang tertelan.
Namun apabila korban pingsan, jangan sekali-kali memberikan sesuatu melalui mulut.
2. Usahakan agar korban muntah dengan segera. Cara merangsang muntah dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antar lain: memasukan jari kemulut hingga menyentuh tekak, mengerak-gerakan jari
kepangkal lidah, atau memberikan air garam hangat. Ulangi pemuntahan sampai cairan menjadi
jernih. Note: Jangan ulangi pemuntahan jika korban tertelan minyak tanah, bensin, asam atau alkali
kuat.
3. Berilah antidote yang cocok dengan bahan racun yang tertelan. Kalau tidak diketahui, berilah satu
sendok antidote umum dalam segelas aur hangat. Bubuk antidote umum terbuat dari:
Berikut ini pertolongan pertama / P3K jika tertelan bahan-bahan kimia sebagai berikut:
P3K tertelan Asam Korosif seperti asam asetat, asam khlorida, asam laktat, asam nitrat, asam
phosphat, asam sulfat, dll. Langkah P3K nya adalah dengan memberikan bubur alumunium
hidroksida atau milk of magnesia dan diikuti dengan susu atau putih telur yang dikocok dengan
air. Hindarkan pemberian karbonat atau soda kue karena dapat mencelakakan.
P3K tertelan Alkali seperti amonia, amonium hidroksida, kalsium oksida, kalium hidroksida. soda abu,
dll. Langkah P3K nya adalah dengan memberikan cairan asam asetat encer (1%), cuka (encer 1:4)
asam sitrat (1%) atau air jeruk. Lalu lanjutkan dengan meminum air susu atau putih telur.
P3K tertelan Garam Arsen. Langkah P3K nya adalah dengan pemuntahan lalu meminumkan
/ memberikan milk of magnesia.
P3K tertelan Logam seperti Cadmium, timah, bismuth dll. Langkah P3K nya dengan memberikan
antidote umu, susu atau putih telur
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Jadi P3k yang pertama dilakukan saat ada korban tertelan zat kimia yaitu dengan beri minum
air atau susu 2-4 gelas untuk menetralisir racun yang tertelan Kemudian panggil dokter. Bila
penderita tidak muntah rangsanglah agar muntah dengan cara menekan tenggorokannya
dengan jari. Teruskan perangsangan ini sampai muntahnya jernih. Hal ini dilakukan jika
pasien masih sadar.
Yang kedua Untuk pertolongan pertama pada keracunan yang tertelan Jika mulut terkena
basa kuat, kumur-kumur dengan air sebanyak-banyaknya kemudian minum sebanyak-
banyaknya, selanjutnya beri minum susu atau dua sendok teh asam cuka dalam 1/2 liter air
dapat diberikan antidotum universal sebanyak satu sendok teh dalam setengah gelas air
hangat
3.2 Saran
Saat memasuki laboratorium,sebaiknya kita menggunakan alat pelindung diri agar terhindar
dari bahaya. Dalam melakukan praktikum,sebaiknya didampingi dengan dosen
pembimbing.apabila terjadi kecelakaan kerja dalam laboratorium,segera lakukan pertolongan
pertama.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.alatlabor.com/article/detail/187/bahan-kimia-laboratorium-yang-bebahaya
https://news.labsatu.com/bahan-kimia-berbahaya-di-laboratorium-dan -dampaknya-bagi-
kesehatan/
https://www. scribd.com/doc/305424075/k3-Bahaya-Bahan-Kimia
http://labkecilkimia.blogspot.com/2013/12/pertolongan-pertama-keracuanan-bahan.html
https://www.scribd.com/doc/266097966/Makalah-Menelan-Asam-Dan-Basa
https://news.okezone.com/read/2015/03/16/338/1119515/kecelakaan-di-lab-kimia-ui-14-
mahasiswa-terluka