Anda di halaman 1dari 17

P3K TERHADAP KORBAN YANG TERKENA/ TERTELAN

BAHAN KIMIA BERBAHAYA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6

NAMA :

1. DEWI OKTASARI
2. EGA PUTRIA LENARKI
3. JEVI PUSPITA ULANDARI
4. KADEK DEBY
5. RETNY AGUSTIN
6. RINDI CANTIKA
7. TATA ZUZETTA

DOSEN PEMBIMBING :

RINDA DWI SARTIKA,M.Farm.,Apt

PROGRAM STUDI :DIII FARMASI

JURUSAN :ANALIS KESEHATAN

POLTEKES KEMENKES BENGKULU

TAHUN AJARAN 2019-2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,karena atas rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Salam serta shalawat tak lupa
kita sampaikan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW, seorang nabi yang telah
membawa kita dari alam kegelapan menuju jaman yang terang benderang seperti yang kita
rasakan seperti saat ini. Makalah ini kami buat untuk mendalami ilmu tentang K3( Kesehatan
Keselamatan Kerja) terutama pada materi”P3K terhadap korban yang tertelan/terkena bahan
kimia”. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,
hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang kami
miliki,namun demikian banyak pula pihak yang telah membantu kami dengan menyediakan
sumber informasi, memberikan masukan pemikiran. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini di waku yang akan
datang,semoga makalah ini dapat membantu kami dan orang banyak supaya mengetahui dan
memahami mengenai P3K terhadap korban yang tertelan/terkena bahan kimia).
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, dan peneliti melakukan
percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari kemungkinan bahaya dari
berbagai jenis bahan kimia dan peralatan yang ada di dalamnya. Karena itu diperlukan
pemahaman dan kesadaran terhadap bahaya di laboratorium.Telah banyak terjadi kecelakaan
ataupun menderita luka serta kerusakan fasilitas kerja yang sangat mahal. Semua kejadian
ataupun kecelakaan di laboratorium sebenarnya dapat dihindari jika mereka selalu mengikuti
prosedur kerja yang aman di laboratorium. Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai
bahan kimia, peralatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan itu dapat juga terjadi
karena kelalaian atau kecerobohan kerja, ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan
bahkan bagi orang disekitarnya. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi
setiap individu yang sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja.
Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Walaupun petunjuk
keselamatan kerja sudah tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun hal ini perlu
dijelaskan berulang-ulang agar setiap individu lebih meningkatkan kewaspadaan ketika
bekerja di laboratorium.

Berbagai peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang pentingnya
bekerja dengan aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari bahan-bahan
kimia, oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis bahan kimia agar yang bekerja
dengan bahan-bahan tersebut dapat lebih berhati-hati dan yang lebih penting lagi tahu cara
menanggulanginya. Limbah bahan kimia sisa percobaan harus dibuang dengan cara yang
tepat agar tidak menyebabkan polusi pada lingkungan. Cara menggunakan peralatan umum
dan berbagai petunjuk praktis juga dibahas secara singkat untuk mengurangi kecelakaan yang
mungkin terjadi ketika bekerja di Laboratorium.

Dengan pengetahuan singkat tersebut diharapkan setiap individu khususnya para asisten
dapat bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan kerja mahasiswa di laboratorium
dengan sebaik-baiknya. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah
satu bentuk paya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
Praktikan, tetapi juga dapat mengganggu proses Praktikum secara menyeluruh.

Contoh kasus yang pernah terjadi

DEPOK - Kecelakaan kerja terjadi di Laboratorium Kimia Kualitatif, Lantai 2 Gedung J


Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) sekira pukul 10.30 WIB saat para mahasiswa
FFUI menjalankan kegiatan perkuliahan praktikum. Akibatnya, 14 orang mengalami luka-
luka.

“Luka yang dialami para korban adalah luka jahitan dan luka di bagian sekitar wajah dan
leher akibat serpihan kaca dari labu destilasi (tidak ada yang terluka akibat bahan kimia
karena pada praktikum tersebut tidak menggunakan bahan kimia berbahaya),” tegas Kepala
Kantor Komunikasi UI, Rifelly Dewi Astuti, Senin (16/3/2015).

Seluruh korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Bunda Margonda untuk mendapat
perawatan. Saat dikonfirmasi, seluruh pasien sudah diperbolehkan pulang dari RS Bunda
Margonda setelah mendapatkan observasi.

“Seluruh korban merupakan mahasiswa farmasi angkatan 2013. UI turut berduka atas
musibah ini. UI berharap dan berupaya agar musibah ini tidak akan terulang di masa yang
akan datang. Ke depannya, para civitas akademika UI, khususnya program studi yang
menjalankan kegiatan praktikum, diharapkan dapat terus berhati-hati, fokus, dan tetap selalu
mengikuti instruksi dan prosedur yang telah ditetapkan,” ujarnya seraya menegaskan bahwa
Tim Laboratorium telah menjalankan tugas sesuai standar operasional prosedur (SOP).

Musibah terjadi ketika kegiatan praktikum telah berjalan karena mahasiswa terlambat
mengangkat pemanas bunsen hingga larutan sampel dalam labu destilasi hampir kering,
sehingga terjadi ledakan.
1.2Rumusan Masalah

1.Apa saja bahaya di laboratorium dan upaya pertolongan pertama ?

2.Apa saja zat kimia berbahaya dilaboratorium ?

3. Bagaimana penerapan pelaksanaan p3k untuk korban menelan zat kimia?

1.2 Tujuan

1.Untuk engetahui bahaya apa saja yang ada didalam laboratorium.

2.Untuk mengetahui zat kimia yang bersifat berbahaya

3.Untuk mengetahui penanganan p3k untuk korban menelan/ mengenai zat kimia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bahaya yang Ada di dalam Laboratorium

Kecelakaan mengacu pada peristiwa yang terjadi secara tidak sengaja. Sebagai contoh
kecelakaan lalu lintas, kecelakaan tertusuk benda tajam dsb. Secara teknis, “kecelakaan”
tidak termasuk dalam peristiwa yang disebabkan oleh kesalahan seseorang, misalnya bila dia
lengah dan gagal mengambil langkah berjaga-jaga.

Bila yang akan terjadi diketahui akibat kelengahannya, peristiwa itu bukanlah “kecelakaan”
pada peringkat itu, dan orang yang lengah tersebut harus bertanggungjawab atas kerugian dan
kecelakaan orang lain. Dalam “kecelakaan” yang sebenarnya, tidak satupun pihak yang dapat
dipersalahkan, karena peristiwa itu tidak dapat diprediksikan atau kemungkinan terjadinya
sangat rendah. Misalnya, seseorang ahli farmasi salah memberi label obat dan pasien yang
mengonsumsinya keracunan.

Jenis jenis bahaya yang sering menimbulkan kecelakaan dalam laboratorium kimia :
-Keracunan
Keracunan sebagai akibat penyerapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik, seperti
ammonia, karbon monoksida, benzene, kloroform, dll. Keracunan bisa berakibat fatal
ataupun gangguan kesehatan. Yang terakhir yaitu yang seringkali terjadi baik yang dapat di
ketahui dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Efek jangka panjang seperti pada
penyakit hati, kanker, dan asbestois, yaitu akibat akumulasi penyerapan bahan kimia toksik
dalam jumlah kecil tetapi terus-menerus.
-Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak bahan kimia korosif seperti asam sulfat, asamklorida, natrium
hidroksida, gas klor, dll. Iritasi dapat berbentuk luka atau peradangan pada kulit, saluran
pernapasan dan mata.
-Kebakaran dan Luka Bakar
Kebakaran dan luka baker sebagai akibat kurang hati-hati dalam menangani pelarut-pelarut
organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alcohol, dll. Hal yang sama dapat
disebabkan oleh peledakan bahan-bahan reaktif seperti peroksida dan perklorat.
-Luka Kulit
Luka kulit sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca. Luka sering terjadi padatangan atau
mata karena pecahan kaca.
-Bahaya lainnya
Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar spesifik dan pencemaran lingkungan.
Jadi jelas kalau laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya, tetapi potensi
bahaya apapun sebenarnya dapat dikendalikan sampai tidak menyebabkan kerugian. Satu
contoh, bahan bakar bensin dan gas cair memiliki potensi bahaya kebakaran yang sangat
besar. Tetapi dengan penanganan dan pengendalian yang baik, transportasi jutaan ton sehari-
hari yaitu hal biasa. Demikian pula dalam produksi dan pemakaian pestisida yang memiliki
potensi racun, hanya mengakibatkan petaka bila salah perlakuan atau karena kecerobohan.

Sumber – sumber Bahaya dalam Laboratorium


Pada dasarnya, sumber-sumber bahaya dalam laboratorium dapat dikelompokkan jadi tiga,
yaitu :
1. Bahan-bahan kimia yang berbahaya yang perlu kita kenal jenis, sifat, cara penanganan, dan
cara penyimpanannya. Misalnya : bahan kimia beracun, mudah terbakar, eksplosif, dll.
2. Teknik percobaan yang meliputi pencampuran bahan distilasi, ekstraksi, reaksi kimia,
dansebagainya.
3. Fasilitas laboratorium yaitu gas, listrik, air, dll.
Ketiga sumber tersebut diatas saling berkaitan, tetapi praktis potensi bahaya terdapat pada
kekhasan sifat bahan kimia yang dipakai. Semasing sumber beserta keterkaitannya perlu
dipahami lebih detail agar dapat memperkirakan setiap kemungkinan bahaya yang mungkin
berlangsung hingga dapat mencegah atau menghindarinya. Selain itu, perlu juga dipahami
tentang alat pelindung diri dan cara penanggulangannya jika terjadi kecelakaan.

Penanganan Kecelakaan Kerja di Laboratorium


Laboratorium adalah tempat kerja yang berpotensi muncul kecelakaan. Walaupun kecelakaan
kecil dan ringan, tetaplah adalah kecelakaan yang bisa saja menyebabkan dampak yang
makin besar.
Sumber bahaya yang berpotensi mengakibatkan kecelakaan dapat berbahan kimia, bahan
biologis, radiasi, aliran listrik, dan yang lain. Semuanya bisa membuat dampak yang tidak
diinginkan seperti keracunan, iritasi, ledakan sampai kebakaran.
Berikut ini adalah tips cara penanganan awal sebagai pertolongan pertama (P3K) pada
kecelakaan kerja di Laboratorium kimia :

Luka bakar akibat zat kimia


- Terkena larutan asam
kulit segera dihapuskan dengan kapas atau lap halus
dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya
Kemudian bersihkan dengan 1% Na2CO3
lalu cuci lagi dengan air
Keringkan dan oleskan dengan salep levertran.

- Terkena logam natrium atau kalium


Logam yang nempel selekasnya di ambil
Kulit dicuci dengan air mengalir kira-kira selama 15-20 menit
Netralkan dengan larutan 1% asam asetat
Dikeringkan dan oleskan dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas steril atau
kapas yang sudah dibasahi asam pikrat.

- Terkena bromin
Segera dicuci dengan larutan amonia encer
Luka itu ditutup dengan pasta Na2CO3.

- Terkena phospor
Kulit yang terkena segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya
Lalu cuci dengan larutan 3% CuSO4.

-Luka bakar akibat benda panas

Diolesi dengan salep minyak ikan atau levertran


Mencelupkan ke air es secepatnya atau dikompres sampai rasa nyeri agak berkurang.
-Luka pada mata
Terkena percikan larutan asam
Bila terkena percikan asam encer,
Mata dapat dicuci dengan air bersih kurang lebih 15 menit terus-menerus
Dicuci dengan larutan 1% Na2C3

Terkena percikan larutan basa


Dicuci dengan air bersih kurang lebih 15 menit terus-menerus
Dicuci dengan larutan 1% asam borat dengan gelas pencuci mata

Keracunan

Keracunan zat melalui pernafasan


Akibat zat kimia karena hirup Cl2, HCl, SO2, NO2, formaldehid, ammonia. Menghindari
korban dari lingkungan zat itu, lalu pindahkan korban ke tempat yang berudara segar.
Bila korban tidak bernafas, selekasnya berikanlah pernafasan buatan melalui cara menekan
sisi dada atau pemberian pernafasan buatan dari mulut ke mulut korban
Bila berlangsung kecelakaan laboratorium, sebaiknya segera menghubungi Badan
Layanan/personel seperti :
1. Biological Safety Officer
2. Pejabat laboratorium
3. Engineering/Water/Gas/Electrical
4. Satpam

2.2 Zat Kimia Berbahaya

Bahan Kimia Laboratorium Yang Bebahaya

Bahan Kimia Laboratorium merupakan salah satu peralatan laboratoriumyang digunakan


dalam melakukan pengujian terhadap objek yang sedang diteliti.Bahan Kimia Laboratorium
memiliki berbagai macam jenis dan kegunaan sesuai dengan kebutuhan laboratorium kita.
Dalam Penggunaannya bahan kimia laboratorium digunakan sesuai dengan ruang lingkup
laboratorium,Misalnya laboratorium sekolah biasanya menggunakan bahan kimia
laboratorium yang besifat tidak terlalu berbahaya.Bahan Kimia yang digunakan dalam
laboratorium sekolah antara lain ; Aluminium sulfat,Amoniak,Asam Klorida,Etanol
40%,Natrium hidroksida dll.

Menurut Imam Khasani, (1983 )Bahan-bahan kimia berbahaya dapat dikelompokkan sebagai
berikut

1. Explosif (mudah meledak) contohnya : kalium klorat, Trinitrotaluen(TNT), natrium


nitrat, gas bertekanan tinggi, campuran belerang, karbon dan kalium klorat.

2. Flamable (mudah terbakar) contohnya : metanol, eter, aseton, heksana, benzena, uap ini
dapat bergerak menuju api sejauh 3 meter.

3. Oxidazing Agent (bahan oksidator) contohnya : natrium nitrit/nitrat, kalium klorat,


kaporit, asam sendawa, alkena, alkilbenzena dan sebagainya . Sekalipun tidak adaO2 dari luar
dapat menyebabkan kebakaran .

4. Bahan mudah terbakar oleh air, contohnya logam N a, K dan asam sulfat pekat

5. Bahan mudah terbakar oleh asam contohnya logam paduan N a dan K, senyawa hidrida
dan sebagainya .

6. Gas bertekanan tinggi, misalnya gas-gas dalam tabung silinder dengan tekanan tinggi .

7 . Bahan-bahan beracun contohnya : C02, CI2, benzena, Kloroform, sianida dan sebagainya

8 . Bahan korosif contohnya : anhidrida asam, alkali, asam sulfat, fenol dan sebagainya .

Bahan tersebut mudah dikenali karena biasanya pabrik-pabrik bahan kimia telah melengkapi
kemasannya dengan label-label dan lambing-lambang tertentuAkibat penggunaan bahan
kimia tersebut di atas berbagai jenis bahaya mungkin dapat terjadi antara lain (Imam Khasani,
1986).

a.Keracunan, sebagai akibat masuknya bahan kimia ke dalam tubuh melalui paru-paru, mulut
dan kulit. Keracunan dapat berakibat fatal misalnya hilang kesadaran atau gangguan
kesehatan yang baru dirasakan setelah beberapa tahun setelah bekerja, atau menjelang
pensiun .

b. Iritasi, sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif, misalnya peradangan pada kulit,
mata dan saluran pernapasan .

c. Kebakaran atau luka bakar, sebagai akibat peledakan bahan-bahan reaktif (peroksida dan
bahan-bahan pelarut organik) .

Untuk mencagah terjadinya kecelakaan didalam laboratorium beberapa bahan kimia yang
sering dipergunakan baik dalam industry maupun dalam labolatorium perlu dikenali sifat-
sifatnya diantaranyaBeberapa jenis bahan kimia yang harus diperhatikan karena berbahaya
adalah :

AgNO3

Senyawa ini beracun dan korosif. Simpanlah dalam botol berwarna dan ruang yang gelap
serta jauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar.Dapat menyebabkan luka bakar dan
kulit melepuh. Gas/uapnya juga menebabkan hal yang sama.

HCl

airan yang tidak berwarna atau kekuningan tergantung pada kemurniannya, bersifat
korosif, mudah menguap. Mudah larut dalam air, alkohol dan eterUap HCl berbahaya
terhadap sistem saluran pernapasan. HCI pekat bila mengenai kulit akan merusaknya dengan
sempurna, sedang larutannya menyebabkan gatal-gatal (iritasi kulit).

H2S

Senyawa ini mudah terbakar dan beracunMenghirup bahan ini dapat menyebabkan pingsan,
gangguan pernafasan , bahkan kematian

H2SO4

Berupa cairan menyerupai minyak, tidak berwarna, kadang –kadang berwarna coklat
tergantung pada tingkat kemurnianya. Senyawa ini sangat korosif, higroskopis, bersifat
membakar bahan organik dan dapat merusak jaringan tubuhGunakan ruang asam untuk
proses pengenceran dan hidupkan kipas penghisapnyauap dan kabut asam sulfat sangat
beracun dan korosif terhadap kulit, mata dan system saluran pernapasan (hidung tenggorokan,
paru-paru) . Jika asam pekat terkena kulit menyebabkan luka parah yang amat sakit, jika kena
mata walaupunsedikit akan merusak mata dan menyebabkan kebutaan.

NaOH dan KOH

Kedua basa ini mempunyai warna putih, mudah menyerap air dn CO2 dari udara, mudah larut
dalam air alkohol dan gliserin.Timbul panas (eksoternis) apabila kontak dengan air, larutan
pekat amat berbahaya terhadap kulit dan mata sangat korosif dan bisa merusak dengan
sempurna.

HCN

Senyawa ini sangat beracunHindarkan kontak dengan kulit. Jangan menghirup gas ini karena
dapat menyebabkan pingsan dan kematian.

NH3

Gas ini tidak berwarna berbau tajam, sangat korosif dan berbaya terhadap saluran
pernapasan( hidung dan tenggorokan), bersifat korosif bila bereaksi dengan bahan oksidator,
halogen dan asam-asam kuat, cairan NH3 bersifat explosif terhadap logam berat(Ag,Pb dan
Zn ) dan garam garam terutama garam halideMenghirup senyawa ini pada konsentrasi tinggi
dapat menyebabkan pembengkakan saluran pernafasan dan sesak nafas. Terkena amonia pada
konsentrasi 0.5% (v/v) selama 30 menit dapat menyebabkan kebutaan. Keterpaan uap dengan
kadar rendah tetapi terus menerus dapat mengakibatkan iritasi pada mata, hidung saluran
pernapasan bagian atas.

HClO4

Cairan tidak berwarna, higroskopis, asam pekat murni tidak stabil, tetapi akan stabil bila
diencerkan, mudah larut dalam air dan larutannya dengan konsentrasi 71,6% dalam
keadaan stabil.Asam ini merupakan oksidator kuat, dapat menimbulkan ledakan (exposif) dan
api apablia kontak langsung dengan bahan mudah dioksidasi atau mudah terbakar, disamping
it asam ini beracun dan korosif HFGas/uap maupun larutannya sangat beracunDapat
menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernafasan.

HNO3

Cairan transparan atau kekuningan tergantung pada tingkat kemurniannya, mudah menguap
pada suhu kamar. Senyawa ini bersifat korosif., mudah bercampur dengan airUap nitrogen
oksida dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, uap ini terbentuk lambat laun apabila HNO3
diletakkan berdekatan dengan HCI

2.3Pelaksanaan P3k untuk Korban Menelan Zat Kimia

Pertolongan pertama keracunan bahan kimia


Pertolongan pada kecelakaan bahan kimia sebelum pertolongan dokter dapat dilakukan
dengan mengusahakan pencegahan kontak antara bahan kimia dengan tubuh secepat mungkin.
Pertama yang harusdilakukan:

-Apabila keracunan bahan kimia berupa zat padat dan cair,maka yang harus dilakukan adalah
 Cucilahbahankimia yang masihkontakdengantubuh (kulit, mata, dananggotatubuh lain)
 Usahakanpenderitatidakkedinginan.
Janganberikanminumanberalkoholkarenamempercepatpenyerapanracun.
 Kalausukarbernafas, bantu dengancarapernafasandarimulutkemulut
 Mintabantuandokterterdekat.

-Dan apabilakeracunanmelaluimulut, hal yang pertamadilakukanantara lain:

 Berilahminum air susu 2 sampai 4 gelas kecuali keracunan fosfor. Bila koraban pingsan,
janganmemberikansesuatumelaluimulut.
 Usahakansupayamuntahdengansegeradenganmemasukkanjaritelunjukkepangkallidah yang
digerak-gerakkan atau dengan memberikan air garam hangat. Ulangi permuntahan sampai
cairan jernih. Jangandiusahakanmuntahbila korban tertelanminyaktanah, bensin, atau alkali
kuatataubila korban tidaksadar.
 Berilah antidote yang cocok dengan bahan racun yang tertelan. Kalau tidak diketahui berilah
satu sendok anti dote umum dengan segelas air hangat.

Bubuk antidote umum:

2 bagianarangaktif (roti yang kosongataunorit)


1 bagian Magnesium Oksida (milk of magnesia)
1 bagianasamtannat (tehkering)
Janganlahmemberiminyakataualkoholkecualiuntukbahantertentu.

-Keracunan bahan kimia berupa gas

Hal pertama yang harus dilakukan antara lain:

 Klorin, hydrogen sulfida, hydrogen sianida, fosgenmerupakan gas yang sangat beracun dan
harus pakai masker untuk penyelamatan atau tahan nafas.
 Pindah ketempat lain dan beriikan udara segar sebanyak-banyaknya.

-Bila keracunan gas melalui mulut

 1.Cucibagiantubuh yang terkenadengan air bersih minimal 15 menit.


 2.Tanggalkanpakaian yang terkenabahankimia.
 3.Jangan mengoleskan minyak, mentega atau natrium karbonat kecuali untuk keracunan
tertentu.
 4.Apabila terkena mata cucilah dengan air bersih yang hangat dengan pelupuk mata terbuka

Berikut ini adalah langkah-langkah pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) jika tertelan
/termakan/terminum bahan kimia berbahaya. Seperti P3K tertelan Asam, P3K tertelan alkali, P3K
tertelan Garam dan P3K tertelan logam

1. Sesegera mungkin beri minum air atau susu 2-4 gelas untuk menetralisir racun yang tertelan.
Namun apabila korban pingsan, jangan sekali-kali memberikan sesuatu melalui mulut.

2. Usahakan agar korban muntah dengan segera. Cara merangsang muntah dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antar lain: memasukan jari kemulut hingga menyentuh tekak, mengerak-gerakan jari
kepangkal lidah, atau memberikan air garam hangat. Ulangi pemuntahan sampai cairan menjadi
jernih. Note: Jangan ulangi pemuntahan jika korban tertelan minyak tanah, bensin, asam atau alkali
kuat.

3. Berilah antidote yang cocok dengan bahan racun yang tertelan. Kalau tidak diketahui, berilah satu
sendok antidote umum dalam segelas aur hangat. Bubuk antidote umum terbuat dari:

2 bagian arang aktif (roti yang gosong)

1 bagian magnesium oksida ( milk of magnesia)

1 bagian asam tannat ( teh kering )

Berikut ini pertolongan pertama / P3K jika tertelan bahan-bahan kimia sebagai berikut:

P3K tertelan Asam Korosif seperti asam asetat, asam khlorida, asam laktat, asam nitrat, asam
phosphat, asam sulfat, dll. Langkah P3K nya adalah dengan memberikan bubur alumunium
hidroksida atau milk of magnesia dan diikuti dengan susu atau putih telur yang dikocok dengan
air. Hindarkan pemberian karbonat atau soda kue karena dapat mencelakakan.

P3K tertelan Alkali seperti amonia, amonium hidroksida, kalsium oksida, kalium hidroksida. soda abu,
dll. Langkah P3K nya adalah dengan memberikan cairan asam asetat encer (1%), cuka (encer 1:4)
asam sitrat (1%) atau air jeruk. Lalu lanjutkan dengan meminum air susu atau putih telur.

P3K tertelan Garam Arsen. Langkah P3K nya adalah dengan pemuntahan lalu meminumkan
/ memberikan milk of magnesia.

P3K tertelan Logam seperti Cadmium, timah, bismuth dll. Langkah P3K nya dengan memberikan
antidote umu, susu atau putih telur
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan

Jadi P3k yang pertama dilakukan saat ada korban tertelan zat kimia yaitu dengan beri minum
air atau susu 2-4 gelas untuk menetralisir racun yang tertelan Kemudian panggil dokter. Bila
penderita tidak muntah rangsanglah agar muntah dengan cara menekan tenggorokannya
dengan jari. Teruskan perangsangan ini sampai muntahnya jernih. Hal ini dilakukan jika
pasien masih sadar.

Yang kedua Untuk pertolongan pertama pada keracunan yang tertelan Jika mulut terkena
basa kuat, kumur-kumur dengan air sebanyak-banyaknya kemudian minum sebanyak-
banyaknya, selanjutnya beri minum susu atau dua sendok teh asam cuka dalam 1/2 liter air
dapat diberikan antidotum universal sebanyak satu sendok teh dalam setengah gelas air
hangat

3.2 Saran

Saat memasuki laboratorium,sebaiknya kita menggunakan alat pelindung diri agar terhindar
dari bahaya. Dalam melakukan praktikum,sebaiknya didampingi dengan dosen
pembimbing.apabila terjadi kecelakaan kerja dalam laboratorium,segera lakukan pertolongan
pertama.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.alatlabor.com/article/detail/187/bahan-kimia-laboratorium-yang-bebahaya

https://news.labsatu.com/bahan-kimia-berbahaya-di-laboratorium-dan -dampaknya-bagi-
kesehatan/

https://www. scribd.com/doc/305424075/k3-Bahaya-Bahan-Kimia

http://labkecilkimia.blogspot.com/2013/12/pertolongan-pertama-keracuanan-bahan.html

https://www.scribd.com/doc/266097966/Makalah-Menelan-Asam-Dan-Basa

https://news.okezone.com/read/2015/03/16/338/1119515/kecelakaan-di-lab-kimia-ui-14-

mahasiswa-terluka

Anda mungkin juga menyukai