Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita sampai kan kepada Tuhan yang maha esa,karena rahmat
dan hidayahnya lah pebyusun mampu menyelesaikan makalah tentang
BANGUNAN DAN SARANA LABORATORIUM, shalawat dan salam kita
curahkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Adapun tujuan penyusun membuat makalah ini, untuk menyelelesaikan
tugas mata kuliah dan agar kita semua bisa memahami pentingnya bangunan dan
sarana laboratorium,dan kegunaan dari pada bangunan itu sendiri,dan dalam
penyusunan makalah ini tidak luput dari pihak-pihak yang membantu baik dari
segi moril dan materil oleh karena itu kami ucapkan terimakasih.
Dan dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari mungkin banyak
kesalahan dan kekeliruan maka dari itu penyusun mengaharapkan kritik dan saran
demi perbaikan makalah ini di masa yang akan data

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................3
1.2 TUJUAN..............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................5
2.1BANGUNAN.........................................................................................5
PERALATAN........................................................................................8
PEMASANGAN DAN PENEMPATAN..................................................9
PENGOLAHAN...............................................................................10-15
BAB III PENUTUP....................................................................................16
3.1 KESIMPULAN....................................................................................16
3.2 SARAN...............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................17

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bangunan dan sarana laboratorium adalah suatu hal yang harus di ketahui
oleh seorang pekerja atau oleh seseorang yang akan membuat suatu usaha, baik itu
apotek maupun yang lainnya, sebab apabila hal ini tidak di ketahui oleh
pengusaha,maka akan terjadi kesalahan yang amat fatal. Alat-alat yang mudak
terinfeksi oleh zat kimia akan sangat berbahaya jika kita tidak bisa
menggunakannya dengan baik dan benar,di dalam makalah ini penyusun akan
menjelaskan bangunan yang baik untuk membuat suatu laboratorium,sebab
apabila tidak mengetahui tentang laboratorium, dan bangunan dengan ruangan
yang tidak kondusif maka akan sangat di khwatirkan akan bahaya, dari zat-zat
kimia yang mudah bereaksi, dampak bahayanya tidak hanya di dalam suatu
laboratorium, tetapi juga bisa berdampak kepada masyarakat yang ada di
sekitarnya.

1.2 TUJUAN
Mengetahui fungsi bangunan
Mengetahui bahaya dari pada bangunan yang tidak kondusif
Mengetahui ruangan-ruangan yang akan menjadi tempat kegiatan
Mengetahui fungsi sarana laboratorium

BAB II
PEMBAHASAN

BANGUNAN

Bangunan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki ukuran, rancangan,


konstruksi serta letak yang memadai agar memudahkan dalam pelaksanaan kerja,
pembersihan dan pemeliharaan yangk baik. Tiap sarana kerja hendaklah memadai,
sehingga setiap resiko terjadinya kekeliruan, pencemaran silang dan berbagai
kesalahan lain yang dapat menurunkan mutu obat, dapat dihindarkan.
a)

Lokasi bangunan hendaklah sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya

pencemaran dari lingkungan sekelilingnya, seperti pencemaran dari udara, tanah


dan air maupun dari kegiatan didekatnya.
b)

Gedung hendaklah dibangun dan dipelihara agar terlindung dari pengaruh

cuaca, banjir, rembesan melalui tanah serta masuk dan bersarangnya binatang
kecil seperti tikus, burung, serangga atau hewan lainnya.
c)

Dalam menentukan rancang-bangun dan penataan gedung hendaklah

dipertimbangkan hal-hal berikut:


1)

Kesesuaian dengan kegiatan-kegiatan lain.

2)

Luasnya ruang kerja.

3)

Pencegahan terjadinya penggunaan kawasan produksi sebagai lalu lintas

umum bagi karyawan atau bahan-bahan maupun sebagai tempat penyimpanan


kecuali untuk bahan-bahan yang sedang dalam proses.
d)

Rangcang-bangun dan penataan gedung hendaklah memenuhi syarat-syarat

berikut:
1)

Dicegah resiko bercampur baurnya obat atau komponen obat yang berbeda

kemungkianan terjadinya pencemaran silang oleh obat atau bahan-bahan lain.

2)

Kegiatan pengolahan bahan bagi produk bukan obat dipisahkan dari ruang

produksi obat.
3)

Disediakan ruangan terpisah untuk memebersihkan alat yang dapat dipindah-

pindahkan dan ruangan untuk menyimpan bahan pembersih.


4)

Kamar ganti-simpan pakaian berhubungan langsung dengan daerah

pengolahan tetapi letaknya berpisah.


5)

Toilet tidak terbuka langsung kedaerah produksi dan dilengkapi dengan

ventilasi yang baik.


6)

Hewan ditempatkan dalam gedung terpisah.

e)

Untuk kegiatan-kegiatan berikut diperlukan daerah tertentu:

1)

Penerimaan bahan.

2)

Karantina barang masuk.

3)

Penyimpanan bahan awal.

4)

Penimbangan dan penyerahan.

5)

Pengolahan.

6)

Penyimpanan produk ruahan.

7)

Pengemasan.

8)

Karantina obat jadi selama menunggu pelulusan akhir.

9)

Penyimpanan obat jadi.

10) Pengiriman barang.


11) Laboratorium.
12) Pencucian peralatan.

f)

Daerah pengolahan produk steril hendakalah dipisahkan dari daerah produksi

lain dirancang dan dibangun secara khusus untuk kegiatan-kegiatan berikut:


1)

Pembukaan kemasan kompenen

2)

Pencucian peralatan serta wadah

3)

Pengolahan

4)

Pengisian dan penutupan wadah langsung

5)

Ruang penyangga udara yang menghubungkan ruang ganti pakaian dan ruang

pengisian
6)
g)

Penggantian pakaian steril sebelum memasuki ruang steril


Permukaan bagian dalam ruangan (dinding, lantai dan langit langit)

hendakalah licin, bebas dari keretakan dan sambungan terbuka serta mudah
dibersihkan, dan bila perlu mudah didesinfeksi.
h) Saluran air limbah hendaklah cukup besar dan dangkal serta mempunyai bak
serta ventilasi yang baik.
i)

Lobang pemasukan dan pengeluaran udara serta pipah-pipah dan salurannya

hendaklah dipasang sedemkian rupa untuk mencegah timbulnya pencemaran


terhadap produk.
j)

Bangunan hendaklah mendapat penerngan yang efektif dan mempunyai

ventilasi dengan fasilitas pengendali udara yang sesuai untuk kegiatan dalam
bangunan maupun lingkungan sekitarnya.
k)

Pipa dan instalasi lain didaerah pembuatan hendaklah dipasang sedemikian

rupa untuk menghindari terbentunya ceruk yang tidak dapat dibersihkan.

l)

Tenaga listrik hendaklah memadai untuk menjamin kelancaran fungsi

peralatan produksi dan laboratorium.

m) Seluruh bangunan, termasuk daerah produksi, laboratorium, gudang, gang dan


daerah sekeliling gedung, hendaklah dirawat agar senantiasa dalam keadaan
bersih dan rapi.
n)

Daerah penyimpanan bahan hendaklah cukup luas, terang serta ditata dan

dilengkapi sedemikian rupa untuk memungkinkan penyimpanan bahan dan


produk dalam keadaan kering, bersih dan teratur:
1)

Daerah penyimpanan hendaklah cocok untuk melaksanakan pemisahan bahan

dan produk yang dikarantina secara efektif.


2)

Bila diperlukan hendakalah disediakan sarana penyimpanan dengan kondisi

khusus.
3)

Daerah penyimpanan hendaklah ditata sedemikian rupa untuk memungkinkan

pemisahan yang efektif dan teratur .


4)

Hendklah disediakan tempat penyimpanan tepisah bagi barang-barang yang

ditolak, ditarik kembali atau dikembalikan.


5)

Penyimpanan hendaklah ditata sedemikian rupa sehingga pemisahan masing-

masing label demikian pula barang cetakan lain.

PERALATAN

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan obat hendaklah memiliki rancangan


bangunan dan kontruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan
dengan tepat, sehingga mutu yang rancang bagi tiap produk obat terjamin secara
seragam dari batch ke batch, serta untuk memudahkan pembersihan dan
perawatannnya.
a)

Rancang-bangun dan kontruksi

Rancang-bangun dan kontruksi peralatan hendaklah memenuhi persyaratanpersyaratan berikut:


1)

Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan baku, produk antara,

produk ruahan atau obat jadi tidak boleh bereaksi, meng-adisi atau meng-absorbsi,
yang dapat menubah identitas, mutu atau kemurniannya diluar batas yang telah
ditentukan.
2)

Peralatan tidak boleh menimbulkan akibat yang merugikan terhadap produk,

misalnya karna bocornya katup, menetesnya zat pelumas dan karna hal lain yang
sejenis, atau karena perbaikan, pemeliharaan, modifikasi atau adaptasi yang salah.
3)

Bahan-bahan yang diperlukan untuk suatu tujuan khusus, seperti pelumas

atau pendingin, tidak boleh bersentuhan langsung dengan bahan yang diolah
karena hal ini dapat merubah identitas, mutu atau kemurnian bahan baku, bahan
antara, produk ruahan atau obat jadi.
4)

Peralatan hendaklah dapat dibersihkan dengan mudah, baik bagian dalam

maupun bagian luar.


5)

Semua peralatan yang dipakai dalam pengolahan bahan kimia yang mudah

terbakar atau ditempatkan didaerah dimana digunakan bahan yang mudah


terbakar, hendaklah dilengkapi dengan perlengkapan elektris yang kedap eksplosi
serta dibunyikan dengan sempurna.

6)

Peralatan yang digunakan untuk menimbang, mengukur, menguji dan

mencatat hendaklah diperiksa ketelitiannya secara teratur serta tertera menurut


suatu program dan prosedur yang tepat.Hasil pemeriksaan dan peneraan
hendaklah dicatat dan catatan tersebut disimpan dengan baik.
7)

Penyaringan untuk cairan tidak boleh melepaskan serat kedalam

produk.Penyaringan yang mengandung asbes tidak boleh digunakan walapun


penyaring khusus yang tidak melepas serat digunakan sesudahnya.

1)

Pemasangan dan penempatan


Peralatan hendaklah ditempatkan sedemikian rupa untuk memperkecil

kemungkinan pencemaran silang antar bahan didaerah yang sama.


2)

Peralatan hendaklah ditempatkan dengan jarak yang cukup renggang dari

peralatan lain untuk memberikan keleluasaan kerja dan memastikn tidak


terjadinya tercampur baur atau kekeliruan.
3)

Semua bahan mekanis terbuka dan kerekan hendaklah dilengkapi dengan

pengaman.
4)

Saluran air, uap, udara bertekanan atau hampa udara hendaklah dipasang

sedemikian rupa sehingga mudah dicapai selama kegiatan berlangsung.Saluran ini


hendaklah diberi label atau tanda yang jelas agar mudah dikenal.
5)

Tiap peralatan utama hendaklah diberi nomor pengenal yang jelas.Nomor

pengenal ini akan dipakai pada semua perintah dan catatan pembuatan batch untuk
menunjukan unit atau alat tertentu yang dipakai pada proses pembuatan tertentu
untuk batch yang bersangkutan, kecuali bila alat tersebut hanya digunakan untuk
satu jenis produk saja.
6)

Semua pipa, tangki, selybung pipa uap atau pipa pendigin hendakalah diberi

isolasi yang baik untuk mencegah kemungkinan terjadinya cacat dan


memeperkecil kehilangan energi.

7)

Saluran pipa kealat yang menggunakan uap bertekanan hendaklah dilengkapi

dengan perangkap uap dan saluran pembuangan yang berfungsi dengan baik.
8)

Sistem-sistem penunjang seperti sistem pemanas, ventilasi, suhu udara, air

minum, pemurnian air, penyulingan air, uap, udara bertekanan dan gas hendaklah
dipalidasi untuk memastikan bahwa sistem-sistem tersebut senantiasa berfungsi
sesuai dengan tujuannya.

PENGOLAHAN
Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal
dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Menurut Suharsimi
Arikunto

(1993,33),

istilah

pengelolaan

dianggap

bersinonim

dengan

manajemendanadministrasi.Oleh karena itu,pengertian manajemen adalah suatu


usaha bersama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan. Organisasi secara
efektif dan efisien dengan menggunakan segala upaya dan daya yang
ada.Manajemen fasilitas laboratorium sangat penting artinya bagi sebuah
organisasi pendidikan sebagai usaha untuk mencapai tujuan.
Jadi, dapat disimpulkan, bahwa pengelolaan merupakan suatu proses pendaya
gunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang
diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber
daya. Henri Fayol (1996:86) menyatakan bahwa pengelolaan hendaknya
dijalankan berkaitan dengan unsur

atau

fungsi-fungsi manajer, yakni

perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando, pengkoordinasian, dan


pengendalian. Sementara Luther M. Gullick (1993:31) menyatakan fungsifungsi

manajemen

yang

penting

adalah

perencanaan, pengorganisasian,

pengadaan tenaga kerja, pemberian bimbingan, pengkoordinasian, pelaporan,


dan penganggaran. Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan
pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen

biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang


menjaga keberlanjutan fungsinya.
Dalam pengelolaanlaboratorium, pengelolaannya meliputi beberapa aspek yaitu
sebagai berikut:
1.

Perencanaan

2.

Penataan

3.

Pengadministrasian

4.

Pengamanan, perawatan, dan pengawasan

Di bawah ini akan dijelaskan secara rinci mengenai aspek-aspek tersebut di atas.
1.

Perencanaan

Perencanaan merupakan sebuah proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis


tentang kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga
dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara
efektif dan efisien.
Perencanaan ini dimaksudkan untuk merencakan konsep dari suatu laboratorium
itu sendiri. Bagaimanakah bentuk laboratorum yang ideal? Berapa besarkah
ukurannya? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak serta merta dapat kita dijawab, karena
sebuah laboratium dibangun untuk tujuan tertentu. Artinya sebelum laboratoium
itu dibangun harus tahu dulu untuk keperluan apa dan untuk dipakai siapa
laboratorium tersebut. Misalnya laboratorium yang akan digunakan untuk
pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah tentunya akan memiliki bentuk yang
berbeda dengan laboratorium untuk penelitian. Demikian pula, laboratorium untuk
penelitian atau percobaan fisiologi tumbuhan akan berbeda dengan laboratorium
untuk ekologi. Pada umumnya bentuk, ukuran dan tata ruang suatu laboratorium
didesain sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan
aktivitasnya.

Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi


laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang
bersifat individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan
percobaan dalam konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi
kapasiitas ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu
kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium
dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa,
dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2dari keseluruhan
luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum mahasiswa
membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 4 m2 untuk setiap mahasiswa.
2.

Penataan

Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan
di laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi
persyaratan untuk beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung
makna yang sangat luas, yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang
layak operasi diperlukan penempatan perlatan yang tersusun yang rapi berdasar
kepada proses dan langkah-langkah penggunaan/aktivitas dalam laboratorium
yang diharapkan, begitu pula dengan daerah kerja harus memiliki luas yang
memungkinkan pengguna/pekerja/operator dapat bergerak bebas, aman dan
nyaman, di samping lalu lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke
tempat kerja dengan mudah dan lancar.
Tujuan Tata Letak laboratorium
a.

Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang

menjadi tanggung jawabnya.


b.

memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/pekerja/operato.

c.

Memaksimalkan penggunaan peralatan.

d.

Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal

e.

Mempermudah pengawasan.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan
perabotan laboratorium adalah:
a.

mudah dilihat

b.

mudah dijangkau

c.

aman untuk alat

d.

aman untuk pemakai

3.

Pengadministrasian

Pengadministrasian sering juga disebut sebagai kegiatan menginventaris.


Inventaris adalah sutu kegiatan dan usaha untuk mnyediakan catatan tentang
keadaan semua fasilitas, barang-barang yang dimiliki sekolah. Bagi SMA yang
mempunyai beberapa lab sangat penting untuk mendata fasilitas/menginventaris
alat dan bahan lab untuk kegiatan pembelajaran siswa. Dengan kegiatan
invetarisasi yang memadai akan dapat diperoleh pedoman untuk mempersiapan
anggaran atau mempersiapkan kegiatan pada tahun yang akan datang.
Catatan inventaris yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab dari
pengelola yang satu ke yang lainnya. Inventaris juga akan mempermudah untuk
mengetahui dimana suatu peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan
mempermudahkan pengontrolan, seperti terhadap kehilangan yang disebabkan
oleh kecerobohan atau kecurian.
Menurut Instruksi Mendikbud No. 4/M/1980 tentang tata pelaksanaan dan
pelaporan hasil inventarisasi barang milik/kekayaan negara di lingkungan
Depdikbud, maka ada beberapa daftar alat inventarisasi yang harus digunakan
atau diisi, diantaranya:
a.

Buku Induk Barang Inventaris

b.

Buku Catatan Barang Inventaris

c.

Buku Golongan Barang Inventaris

d.

Laporan Triwulan Mutasi barang

e.

Daftar Isian Barang

f.

Daftar Rekapitulasi barang Inventaris

Contoh format dokumen/alat inventaris yang telah banyak dikembangkandan


digunakan:
No

Nama Barang Inventaris

Daftar Isian Barang Inventaris Yang Dipakai


Nama Kelompok Barang

Kode Barang

Jumlah Barang
1

4.
Pada

Pengamanan, perawatan, dan pengawasan


dasarnya

merupakan

pengamanan, perawatan dan pengawasan

tanggung

laboratorium

jawab bersama baik pengelola maupun pengguna.

Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium


selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga
keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila
terjadi kecelakaan.
Usaha yang dilakukan dalam memelihara kelancaran penggunaan laboratorium,
antara lain:
a.

Jadwal penggunaan laboratorium yang jelas

b.

Tata tertib laboratorium yang dilaksanakan dengan tegas

c.

Alat penanggulangan kecelakaan: pemadam kebakaran, kotak P3K, dll

dalam keadaan baik dan dipahami


Sarana pengamanan yang diperlukan dan harus ditaati di hampir semua
laboratorium antara lain:
a.

Saluran air dengan kran dan shower

b.

Saluran gas dengan kran sentral

c.

Jaringan listrik yang dilengkapi dengan sekering atau pemutus arus

d.

Kotak p3k yang berisi lengkap obat

e.

Nomor telepon kantor pemadam kebakaran, rumah sakit, dan dokter

f.

Alat pemadam kebakaran yang siap pakai dan mudah dijangkau

g.

Aturan dan tata tertib penanggulangan kecelakaan

Dan untuk pengawasan biasanya hanya dilakukan oleh ara

pengelola

laboratorium

kerja

yang

memiliki

pemahaman

dan keterampilan

di

laboratorium.
bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan.
Pengelola laboratorium di sekolah umumnya sebagai berikut:
a.

Kepala Sekolah

b.

Wakil Kepala Sekolah

c.

Koordinator Laboratorium

d.
e.

BAB III

Penanggung jawab Laboratorium


Laboran

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bangunan dan sarana laboratorium sangat penting untuk kita ketahui,sebab
apabila kita tidak mengetahui fungsi dari pada bangunan dan tempat untuk sarana
laboratorium yang baik dan benar,maka akan berakibat fatal,alat-alat laboratorium
memiliki zat kimia yang mudah bereaksi jadi apabila kita tidak bisa menempatkan
alat-alat atau bahan-bahan kimia di tempat yang aman akan berakibat buruk bagi
kita dan lingkungan kita.dan tidak kalah penting juga pemasangan dari pada alatalat laboratorium yang benar ,itu akan sangat mempengaruhi kinerja yang ada di
laboratorium,semakin baik pemasangan alat-alat laboratorium maka akan semakin
aman juga para pekerja dan lingkungan laboratorium.

3.2 SARAN
Dalam suatu laboratorium pengetahuan akan lebih membantu kita dalam hal
menangani kasus-kasus tentang bangunan dan sarana laboratorium,karena
pengetahuan itu bisa berguna bagi kita apabila kita lebih dahulu bertindak
sebelum kecelakaan dalam bekerja terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan R.I 1988 cara pembuatan obat yang baik


Arikunto, Suharsimi. (1993). Organisasidan Administrasi Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Amien, Moh. (1988). Buku Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum


Pendidikan IPA Umum Untuk Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Jakarta: P2LPTK Depdikbud.

Soemardjo, dan Sumardjito.(1996). Aturan Perundangan Bangunan dan


Sarana/Prasarana Sekolah.Makalah, FPTK IKIP Yogyakarta.

Soenarto, dan Satunggalno.(1996). Strategi Implementasi,Motivasi dan Evaluasi


Kebijakan dalam Perawatan Sarana dan Prasarana Pendidi kan.Makalah, FPTK
IKIP Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai