PENDAHULUAN
Investasi dalam sekuritas seperti obligasi dan saham adalah merupakan salah satu
alternative penanaman dana. Apabila perusahaan mempunyai kelebihan dana, maka manajemen
Dana dapat ditanam dalam berbagai bentuk, misalnya ditanam dalam aktiva aktiva
tertentu yang harganya cenderung naik seperti tanah atau emas. Dana dapat juga ditanam dalam
bentuk deposito berjangka di bank yang akan menghasilkan bunga. Selain itu, dapat juga
ditanamkan dalam bentuk obligasi atau saham yang diterbitkan oleh berbagai perusahaan.
mempertimbangkannya. Dalam laporan ini, akan dibahas salah satu bentuk investasi yang lazim
dilakukan perusahaan, yaitu investasi dalam obligasi dan saham. Investasi jangka panjang
biasanya dimaksudkan untuk dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau lebih dari
satu siklus normal operasi perusahaan. Oleh karena itu, investasi jangka panjang bukan
Jika pembelian saham atau obligasi tidak hanya sekedar memanfaatkan uang yang
menganggur (idle money), tetapi mempunyai tujuan yang lebih penting untuk masa depan
perusahaan, maka penanaman modal ini akan dicatat sebagai investasi jangka panjang (long term
investment).
Penanaman atau investasi jangka panjang adalah investasi yang dilakukan dalam jangka
beberapa tahun dengan tujuan tujuan tertentu. Tujuan investasi jangka panjang antara lain
4. untuk membentuk dana khusus, misalnya untuk perluasan perusahaan atau pembelian mesin
mesin baru.
Investasi jangka panjang dapat dilakukan perusahaan dalam bentuk obligasi dan saham.
dan kekurangan. Investasi jangka panjang dalam obligasi memberikan jaminan yang pasti atas
penerimaan bunga selama kurun waktu tertentu. Bila tingkat bunga di pasaran menurun, bunga
obligasi tetap tidak berubah karena tingkat bunga dipasaran menurun, bunga obligasi tetap tidak
Di pihak lain, investasi jangka panjang dalam saham akan memberikan penghasilan yang
telah tinggi dari pada tingkat bunga obligasi, jika perusahaan mendapat keuntungan yang tinggi.
Selain itu, investasi dalam saham juga memberikan hak suara sebagai pemilik yang berarti turut
menentukan kebijakan perusahaan. Dalam uraian berikut akan dijelaskan akuntansi untuk
Dalam uraian berikut akan dibahas akuntansi untuk obligasi ditinjau dari sudut investor.
Masalah-masalah akuntansi yang dibahas meliputi penentuan harga perolehan investasi dan
pencatatannya, perlakuan terhadap diskonto dan premi obligasi, pencatatan piutang bunga
1. Pembelian Obligasi
Investasi dalam obligasi pada umumnya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
pendapatan yang tetap dalam jangka panjang. Obligasi yang dibeli perusahaan sebagai investasi
jangka panjang, dicatat sebesar harga perolehannya. Harga perolahan meliputi harga beli obligasi
ditambah komisi perantara, pajak, dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pembelian
obligasi.
Seperti halnya dalam investasi sementara, apabila obligasi dibeli antara dua tanggal bunga,
maka bunga berjalan atas obligasi sejak tanggal bunga yang terakhir, harus dibayar lebih dulu
oleh investor. Harga yang harus dibayar untuk suatu obligasi akan tergantung pada tingkat bunga
pasar yang berlaku pada tanggal pembelian obligasi. Tingkat bunga pasar tersebut akan
menentukan kurs obligasi di pasaran. Oleh karena tingkat bunga pasar seringkali berubah-
berubah, maka kurs obligasi juga berubah-ubah. Perbedaan harga perolehan obligasi dengan nilai
Sebagai contoh, misalkan pada tanggal 1 juni 1991, PT Merpati membeli 100 lembar
obligasi PT Lamu yang bernilai nominal Rp1.00 per lembar, dengan kurs 97 ditambah bunga
berjalan, dan komisi perantara sebesar Rp. 800. Tingkat bunga obligasi adalah 9%, dengan
tanggal bunga 30 Juni dan 31 desember. Tanggal jatuh obligasi adalah 31 desember 1995.
Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat transaksi pembelian obligasi di atas adalah sebagai
berikut :
1991
Dari jurnal di atas terlihat bahwa pembelian obligasi dicatat dalam rekening Investasi
dalam obligasi sebesar harga perolehannya. Meskipun harga perolehan lebih rendah dari nilai
nominal obligasi, perusahaan (Investor) tidak menggunakan rekening diskonto. Premi atau
diskonto sudah tercakup dalam rekening Investasi dalam Obligasi (begitu pula komisi perantara
dan biaya lainnya) sehingga rekening ini pada mula terjadinya selalu menunujukkan harga
perolehan obligasi. Dalam transaksi di atas PT Merapi juga membayar bunga berjalan selama 5
bulan (Rp. 3.750) yaitu bunga sejak tanggal bunga terakhir (31 desember1990) hingga tanggal
transaksi pembeliaan obligasi (1 Juni 1991). Bunga berjalan tersebut didebetkan ke rekening
Piutang Bunga Obligasi karena PT Merapi akan menerima pengembalian bunga tersebut pada
Pada tanggal 30 juni 1991, PT Merpati menerima pembayaran bunga untuk 6 bulan dari PT
Lawu yaitu Rp. 4.500 (Rp100.000 x 9% x 6/12). Pada saat itu PT Merapi juga mendebet
rekening investasi dalam Obligasi untuk mengamortisasi diskonto. Seperti telah disebutkan di
atas, pada waktu obligasi dibeli, perusahaan (investor) tidak mendebet diskonto ke rekening
khusus dan invenstasi dicatat dalam rekening investasi dalam obligasi sebesar harga
perolehannya yaitu Rp. 97.800. Pada tanggal jatuh obligasi (31 Desember tahun 1995), PT
Merapi akan menerima pelunasan dari PT Lawu sebesar Rp. 100.000. ini berarti bahwa dalam
transaksi pembelian obligasi tersebut PT Merapi akan memperoleh keuntungan berupa diskonto
sebesar Rp. 2.200 (Rp. 100.000 Rp. 97.800). Keuntungan ini harus diakui secara adil selama
periode pemilikan obligasi melalui proses amortisasi. Perhitungan amortisasinya adalah sebagai
berikut :
Perhitungan di atas dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus. amortisasi ini dapat juga
dilakukan dengan menggunakan metoda bunga efektif. Pemilihan metoda garis lurus dalam
contoh di atas dilakukan dengan pertimbangan bahwa jumlah amortisasi tidak begitu besar.
1991
Kedua jurnal di atas dapat juga digabung menjadi satu ayat jurnal sebagai berikut :
1991
Pada tanggal 31 Desember 1991. PT Merapi akan menerima bunga Tengah tahunan berikutnya
sebesar Rp. 4.500. Pada saat yang sama PT Merapi juga akan melakukan amortisasi diskonto
untuk 6 bulan atau Rp. 240 (Rp. 40 x 6). Jurnal untuk mencatat kedua hal tersebut adalah sebagai
berikut :
1991
Amortisasi diskonto yang dilakukan terus-menerus setiap tanggal bunga akan menyebabkan
saldo rekening Diskonto dalam Obligasi terus bertambah. Saldo tersebut menunjukan nilai buku
rekening investasi dalam Obligasi. Untuk mendapat gambaran mengenai amortisasi dan nilai
buku selama masa pemilikan obligasi, perusahaan dapat menyusun tabel seperti halaman berikut
Seandainya obligasi PT Lawu dimiliki oleh PT Merapi sampai tanggal jatuhnya, maka PT
Merapi akan menerima pelunasan sebesar nilai nominal obligasi, yaitu Rp. 100.000. Jurnal untuk
mencatat penerimaan pelunasan obligasi pada tanggal jatuhnya adalah sebagai berikut :
1995
Pada saat PT Merapi menerima pelunasan Obligasi dari PT Lawu, saldo rekening investasi dalam
obligasi (setelah dilakukan pencatatan amortisasi diskonto yang ke-55) akan menunjukkan
jumlah Rp. 100.000 (lihat tabel di bawah). Dengan adanya pengkreditan atas rekening tersebut
sebesar Rp. 100.000 seperti terlihat dalam jurnal di atas, maka rekening investasi dalam obligasi
akan bersaldo nol. Dengan demikian berakhirlah investasi jangka panjang dalam obligasi
tersebut.
Apabila obligasi dibeli dengan harga lebih tinggi dari pada nilai nominalnya, maka timbul premi
obligasi. Prosedur akuntansinnya sebagian besar hampir sama dengan prosedur yang telah
Investasi dicatat pada rekening Investasi dalam obligasi sebesar harga perolehannya, dan premi
diamortisasi selama jangka waktu Obligasi. Amortisasi premi dicatat dengan mengkredit
bunga pada periode yang bersangkutan. Oleh karena jurnal amortisasi ini dilakukan secara
periodik, maka nilai buku rekening Investasi dalam Obligasi akan terus-menerus berkurang, dan
pada tanggal jatuh obligasi saldonya akan sama dengan nilai nominal obligasi.
Sebagai contoh misalkan pada tanggal 1 juni 1991, PT Merapi membeli 200 lembar obligasi PT
Semeru yang bernilai nominal Rp1.000 per lembar dengan kurs 102 ditambah bunga berjalan.
Komisi perantara dalam pembelian obligasi ini adalah Rp. 1.160. Tingkat bunga obligasi adalah
15 % yang pembayarannya dilakukan setiap tanggal 30 Juni dan 31 Desember. Tanggal jatuh
sebagai berikut :
1991
Amortisasi premi dilakukan bersamaan dengan pencatatan penerimaan bunga pada setiap
tanggal bunga. Untuk itu perlu dihitung besarnya amortisasi per bulan dengan cara sebagai
berikut:
Premi obligasi (Rp.205.160-Rp.200.000).............................................. Rp. 5.160
Jangka waktu obligasi sejak juni 1991 sampai 31 desember 1994....... 43 bulan
Jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan bunga dan amartosi premi pada tanggal 30 juni
1991 dapat dilakukan dengan dua ayat jurnal terpisah sebagai berikut:
1991
bulan dan pada saat yang sama melakukan amortisasi premi untuk periode yang sama. Jurnal
untuk mencatat kedua hal tersebut dapat dilakukan dengan dua jurnal di atas, atau dapat pula
1991
Jurnal yang dibuat setiap tanggal bunga sampai dengan tanggal jatuh obligasi. Dengan
adanya pengkreditan pada rekening investasi dalam obligasi yang dilakukan setiap kali
perusahaan melakukan amortisasi premi, maka saldo rekening tersebut akan menjadi semakin
menurun dan akhirnya akan sama dengan nominal obligasi, seperti nampak dalam tabel berikut
ini:
Obligasi yang dimiliki perusahaan untuk investasi jangka panjang mungkin dijual sebelum
jatuh obligasi tersebut. Apabila penjualan terjadi, maka rekening kas didebet sebesar jumlah kas
yang diterima dan rekening investasi dalam obligasi dikredit sebesar nilai buku investasi pada
saat penjualan terjadi. Selisih antara jumlah kas yang diterima dengan nilai buku obligasi
merupakan laba atau rugi penjualan obligasi. Apabila penjualan dilakukan di antara dua tanggal
bunga, maka penjual akan menaerima bunga berjalan untuk periode sejak tanggal bunga terakhir
Nilai buku obligasi pada tangga 1 oktober 1991 adalah sebagai berikut:
penjualan bersih dengan membandingkan hasil penjualan bersih dengan nilai buku obligasi pada
tanggal penjualan:
Jurnal yang harus di buat untuk mencatat transaksi penjulan obligasi pada tanggal 1 oktober
1993
Dalam transaksi di atas, kas yang diterima sebesar Rp.210.500 terdiri atas hasil penjualan
obligasi Rp.203.000 ditambah bunga berjalan sebesar Rp.7.500. bunga berjalan tidak
mempengahi perhitungan laba atau rugi penjualan, akan tetapi merupakan pendapatan yang
Seperti halnya obligasi, investasi jangka panjang dalam saham juga dicatat sebesar harga
perolehannya. Namun akuntansi untuk investasi dalam saham setelah dibeli, akan sangat
tergantung pada sampai seberapa jauh perusahaan investor akan dapat mempengaruhi kebijakan
operasi dan keuangan perusahaan penerbit saham. Salah satu faktor yang menentukan investor
perusahaan.
Ditinjau dari jumlah saham yang dimiliki, metode pencatatan dan hubungan antara
perusahaan investor (induk) dan perusahaan anak (Investee) dibedakan menjadi tiga macam :
Metode harga perolehan untuk akuntansi investasi jangka panjang dalam saham digunakan
apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam saham perusahaan penerbit saham.
Dalam metode harga perolehan ini, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat
sebesar harga perolehannya, dan dividen sebagai pendapatan pada saat diumumkan oleh dewan
panjang meliputi:
1. pembeliaan saham
2. penerimaan deviden
3. penjualan saham
Untuk memberikan gambaran mengenai akuntansi untuk investasi jangka panjang dalam
saham dengan menggunakan metode harga perolehan, dimisalkan pada tanggal 5 maret 1991, PT
Merapi membeli saham PT Muria dengan harga Rp.14 per lembar sebagai investasi jangka
panjang. Biaya komisi sementara dalam transaksi tersebut adalah Rp. 400. saham PT Muria
1991
b. Penerimaan Deviden
dividen sebesar Rp. 1,20 per saham kepada para pemegang saham yang terdaftar pada tanggal 1
desember. Dividen tersebut akan dibayar pada tanggal 1 januari 1992. dalam metoda harga
perolehan, pengumuman pembagian dividen oleh perusahaan penerbit saham akan diakui sebagai
pendapatan oleh investor. Jurnal untuk mencatat pengumuman pembagian dividen adalah
sebagai berikut:
1991
Pendapatan dividen dicatat pada tanggal 18 november, yaitu tanggal pengumuman oleh
perusahaan penerbit saham. Pada tanggal 1 januari 1992, yaitu tanggal penerimaan deviden, PT
Merapi akan mencatat penerimaan deviden tersebut dengan mendebet rekening kas dan
c. Penilaian dengan Metoda Trendah diantara Harga Perolehan dan Harga Pasar
Apabila perusahaan menggunakan metoda harga perolehan dalam akuntansi untuk investasi
jangka panjang, maka pada akhir tahun perusahaan harus menerapkan metoda terendah diantara
harga perolehan dan harga pasar dengan cara yang sama seperti halnya untuk investasi
sementara. Total harga perolehan harus dibandingkan dengan total harga pasar seluruh saham
yang dimiliki perusahaan. Apabila total harga pasar lebih rendah dari pada total harga perolehan,
maka investasi harus dilaporkan dalam neraca dengan harga yang lebih rendah (harga pasar).
Dalam contoh diatas PT. Merapi hanya memiliki satu jenis saham yaitu saham PT. Muria
sebanyak 5000lembar dengan harga perolehan Rp 70.400. Seandainya pada tanggal 31 Desember
1991 harga saham PT. Muria adalah Rp13,50 per lembar, maka total harga pasarnya adalah Rp
67.500 (5.000 lembar x Rp13,50) atau Rp 2.900 lebih rendah dari pada harga perolehan. Jurnal
penyesuaian untuk mencatat penurunan dalam harga pasar saham adalah sebagai berikut :
1991
Investasi jangka panjang harus dilaporkan dalam neraca PT. Merapi dengan cara sebagai
berikut :
eru
Investasi dalam Saham Rp 70.400
gian
Kurangi: yan
g
Cadangan Penurunan Nilai Investasi Jangka Panjang 2.900
belu
Rp 67.500 m
direalisasi merupakan rekening kontra modal yang harus dilaporkan dalam neraca PT. Merapi
Modal:
Laba ditahan..Rp
320.000
Jumlah...Rp 920.000
Kurangi:
Seperti halnya dalam investasi sementara, apabila terjadi kenaikan harga pasar pada
periode berikutnya, maka pembatalan kerugian investasi dapat dilakukan dengan catatan tidak
melebihi jumlah kerugian belum direalisasi yang telah dicatat pada periode sebelumnya.
dengan metoda harga perolehan dijual, maka selisih antara jumlah hasil penjualan dengan harga
perolehan saham yang dijual harus dicatat sebagai laba atau rugi. Laba atau rugi penjualan saham
tersebut dilaporkan dalam laporan rugi-laba. Sebagai contoh, misalkan pada tanggal 1 Februari
1992, PT.Merapi menjual 2.500 lembar saham PT. Muria yang dimilikinya dengan harga
seluruhnya Rp 34.000 (setelah dikurangi komisi dan biaya lainnya). Jurnal untuk mencatat
1992
Rekening Investasi dalam saham dikredit sebesar Rp 35.200 karena yang dijual hanya
2.500 lembar dari 5.000 lembar saham PT. Muria yang dimilikinya. Dengan demikian harga
perolehan 2.500 lembar saham yang dijual adalah Rp 70.400 x 2.500/5.000 = Rp 35.200
2. Metoda Equity
Metoda equity dalam akuntansi investasi jangka panjang harus digunakan apabila investor
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan penerbit saham. Seperti telah
dikemukakan di atas, investor mempunyai pengaruh yang cukup besar apabila memiliki saham
20% atau lebih dari keseluruhan saham yang diterbitkan oleh perusahaan penerbit saham.
Dalam metoda equity, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat sebesar
harga perolehannya, seperti halnya dalam metoda harga perolehan. Perbedaan antara kedua
investasinya
2) Dividen yang diterima dari perusahaan penerbit investasi dipandang sebagai pengurangan atas
investasinya.
1. Investor mencatat bagian laba bersih periodik perusahaan penerbit saham yang menjadi
haknya sebagai kenaikan dalam rekening investasinya sebagai pendapatan pada periode
yang bersangkutan. Sebaliknya apabila penerbit saham pada suatu periode mengalami
kerugian, maka investor akan mencatat bagian kerugian perusahaan penerbit saham sebagai
pengurangan dalam rekening investasinya dan sebagai rugi dalam periode yang
bersangkutan.
2. Investor akan mencatat penerimaan dividen tunai atau dividen dalam bentuk kekayaan lain
sebagai pengurangan atas investasi dalam perusahaan penerbit saham yang bersangkutan
Sebagai gambaran mengenai akuntansi investasi jangka panjang dalam saham dengan
menggunakan metoda equity, misalkan pada tanggal 1 Januari, PT. Merapi membeli 30.000
lembar saham PT. Sindoro dengan harga Rp 453.000, termasuk biaya komisi perantara. Jumlah
saham PT. Sindoro yang beredar adalah 100.000 lembar. Dengan pembelian saham ini maka PT.
Merapi memiliki 30% saham PT. Sindoro, yang berarti bahwa PT. Merapi dipandang
mempunyai pengaruh cukup besar terhadap kebijakan operasi dan keuangan PT. Sindoro. Pada
tanggal 31 Desember, PT. Sindoro melaporkan laba bersih tahun ini sebesar Rp 210.000 dan
membayar dividen tunai sebesar Rp 100.000 (tiap lembar saham mendapat pembagian laba
sebesar Rp1)
a. Pembelian Saham
Jurnal untuk mencatat pembelian 30% saham PT.Sindoro adalah sebagai berikut:
b. Pengakuan Laba
Dalam metoda equity, PT. Merapi selaku investor, mengakui laba bersih yang diperoleh
PT. Sindoro sebagai pendapatan dari investasi dalam saham PT. Sindoro dan dengan demikian,
menambah investasinya. Bagian laba bersih PT. Sindoro dipandang sebagai haknya PT. Merapi
adalah sebesar persentase pemilikan sahamnya yaitu 30%. Dengan demikian bagian laba bersih
dipandang sebagai hak PT. Merapi adalah 30% x Rp 210.000 = Rp 63.000. Jurnal dibuat oleh
PT. Merapi untuk mencatat laba bersih PT. Sindoro adalah sebagai berikut :
(Untuk mencatat 30% dari laba bersih PT. Sindoro sebagai pendapatan)
c. Penerimaan Dividen
Dalam metoda equity, dividen tunai (atau dividen dalam bentuk kekayaan lain ) yang
diterima, dicatat sebagai pengurangan atas rekening investasinya. Dalam contoh di atas, PT.
Merapi menerima pembagian dividen tunai sebesar Rp30.000 (30.000 lembar x Rp1). Jurnal
Metode equity menetapkan jumlah yang dilaporkan sebagai investasi jangka panjang
dengan penekanan pada perubahan dalam aktiva bersih perusahaan penerbit saham, bukan pada
harga pasar saham perusahaan penerbit saham. Oleh karena itu, laba yang diperoleh perusahaan
penerbit saham tidak saja akan menaikkan aktiva bersih dalam perusahaan yang bersangkutan,
Berikut rekening investasi dalam saham yang terdapat dalam buku basar PT. Merapi:
Apabila saham yang dimiliki perusahaan sebagai investasi jangka panjang dijual, maka
laba atau rugi penjualan dapat dihitung dengan membandingkan jumlah hasil penjualan bersih
saham dengan nilai buku saham pada tanggal 5 Januari, PT. Merapi menjual 3.000 lembar saham
PT. Sindoro dengan harga Rp50.000 (setelah dikurangi biaya komisi dan biaya lainnya).
Sebelum membuat jurnal untuk mencatat transaksi di atas, terlebih dahulu perlu
ditentukan nilai buku saham yang dijual. Dalam rekening di atas nampak bahwa nilai buku
30.000 lembar saham PT. Sindoro pada tanggal penjualan adalah Rp 486.000. Berhubung saham
PT. Sindoro yang dijual hanya 3.000 lembar maka nilai buku saham yang dijual tersebut adalah
KESIMPULAN
Investasi jangka panjang adalah investasi yang dilakukan dalam jangka beberapa tahun
dengan tujuan tujuan tertentu, antara lain yaitu : untuk menjaga atau membina hubungan
antarperusahaan, mengawasi perusahaan lain, mendapatkan tambahan pendapatan yang tetap
Investasi jangka panjang dapat dilakukan perusahaan dalam bentuk obligasi dan saham.
Investasi jangka panjang dalam obligasi memberikan jaminan yang pasti atas penerimaan bunga
selama kurun waktu tertentu. Sedangkan investasi jangka panjang dalam saham akan
memberikan penghasilan yang telah tinggi dari pada tingkat bunga obligasi, jika perusahaan
Obligasi yang dibeli perusahaan sebagai investasi jangka panjang, dicatat sebesar harga
perolehannya, meliputi harga beli obligasi ditambah komisi perantara, pajak, dan biaya lain yang
Investasi jangka panjang dalam saham juga dicatat sebesar harga perolehannya. Namun
dalam saham, setelah dibeli akan sangat tergantung pada sampai seberapa jauh perusahaan
investor akan dapat mempengaruhi kebijakan operasi dan keuangan perusahaan penerbit saham.
Salah satu faktor yang menentukan investor mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi
adalah persentase pemilikan saham dalam perusahaan. Ada 2 metode yang digunakan dalam
investasi saham yaitu : pertama, Metode harga perolehan yang digunakan apabila investor
tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam saham perusahaan penerbit saham. Yang kedua,
Metoda equity yang harus digunakan apabila investor mempunyai pengaruh yang cukup besar