Kontributor :
Kode : FAD1112
apt. Asep Nurrahman Y., M.Farm apt. Elisa Issusilaningtyas., M.Sc Apt. Mika Tri Kumala, M.Sc
Telepon : (0282)532975
VISI, MISI DAN TUJUAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI
A. VISI
Menjadi Program Studi D3 Farmasi Islami, Unggul dan Terpercaya berbasis
Kreativitas dan Inovasi Kefarmasian di Tingkat Nasional pada Tahun 2030
B. MISI
1. Menyelenggarakan Tridharma Perguruan Tinggi sesuai dengan bidang
pengetahuan dan teknologi kefarmasian berdasarkan nilai-nilai islam dan
berkualitas dalam menghasilkan Sumber Daya yang Komunikatif, Kreatif dan
Inovatif.
2. Mengembangkan Keilmuan dibidang sains, Farmasi Komunitas yang unggul
selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja dan Masyarakat.
3. Meningkatkan perintisan dan pengembangan jejaring (net working) dengan
kerjasama kemitraan dengan alumni, pemerintah maupun swasta, lembaga
pendidikan lain dan masyarakat untuk pengembangan IPTEK di bidang Farmasi
4. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan di bidang kefarmasian, produk farmasi
berbasis bahari.
C. TUJUAN
1. Menghasilkan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) ahli madya farmasi yang
unggul dan islami serta berdaya saing nasional.
2. Menghasilkan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) ahli madya farmasi dibidang
Teknologi Farmasi khususnya di bidang sains Bahari, Farmasi Komunitas yang
berkompeten selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan masyarakat.
3. Terciptanya pengembangan kerjasama (net working) dengan berbagai pihak
baik pemerintahan maupun swasta yang berada di dalam ataupun di luar negeri
untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi.
4. Menghasilkan brand produk-produk hasil penelitian dan pengabdian di bidang
Farmasi Bahari yang kreatif dan inovatif.
KATA PENGANTAR
Penulis
1. Tata Tertib Praktikum Di Laboratorium
1. Setiap peserta harus hadir tepat pada waktu yang telah ditentukan. Apabila
peserta terlambat lebih dari 15 (lima belas) menit dari waktu yang telah
ditentukan, maka mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti praktikum pada
hari itu dan diwajibkan mengikuti praktikum pada hari lain (inhal untuk
percobaan tersebut).
2. Selama mengikuti praktikum, peserta harus memakai sepatu (dilarang
mengenakan sandal atau sepatu sandal) dan jas praktikum berwarna putih dan
dikancingkan dengan rapi.
3. Setiap peserta wajib membuat laporan praktikum yang formatnya sudah
ditentukan dan ditandatangani dosen setelah selesai suatu acara praktikum.
Laporan langsung dikumpulkan pada hari tersebut atau sesuai kesepakatan
dengan dosen/asisten.
4. Setiap peserta harus mengembalikan alat-alat yang telah dipakai dalam
keadaan bersih dan kering. Sebelum meninggalkan ruang praktikum, peserta
harus mengembalikan botol-botol bahan kimia yang telah ditutup rapat ke
tempat semula.
5. Setiap peserta harus menjaga kebersihan Laboratorium, bekerja dengan tertib,
tenang dan teratur. Selama mengikuti praktikum, peserta harus bersikap sopan,
baik dalam berbicara maupun bergaul.
6. Setiap peserta harus melaksanakan semua mata praktikum dan mematuhi
budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
7. Bagi mereka yang tidak mengikuti praktikum pada hari yang telah terjadwal,
diperbolehkan inhal (menunda praktikum) apabila memenuhi persyaratan
yang ada, dan dengan mengirim surat permohonan praktikum inhal kepada
Dosen yang mengampu.
8. Inhal tidak dapat lebih dari tiga kali. Apabila inhal lebih dari tiga kali kegiatan
praktikum yang bersangkutan tidak diizinkan mengikuti OSPA.
9. Butir nomor 9 tidak berlaku bagi mereka yang sakit dan diopname di Rumah
Sakit.
10. Apabila peserta praktikum melanggar hal-hal yang telah diatur di atas maka
yang bersangkutan dapat dikeluarkan dari laboratorium dan tidak
diperkenankan untuk melanjutkan praktikum pada hari itu. Kegiatan
praktikum dinyatakan batal dan tidak diijinkan untuk inhal.
11. Hal-hal yang belum disebutkan di atas dan diperlukan untuk kelancaran
praktikum akan diatur kemudian.
Meliputi :
1. zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor; keamanan : hindari
campuran dengan udara.
2. gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane. Keamanan : hindari
campuran dengan udara dan hindari sumber api.
3. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila
kena air atau api.
4. Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21 0C. contoh :
aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga
api.
4. Toxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada
konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) 25 – 200 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25 – 1 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 0,50 – 2 mg/L
Frase-R untuk bahan beracun yaitu R23, R24 dan R25
Bahaya : toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap,
tertelan atau kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
Contoh: arsen triklorida, merkuri klorida
Kemananan: hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera
berobat kedokter bila kemungkinan keracunan.
Kode Xn (Harmful)
Bahaya : menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh,
Contoh : peridin
Kemanan : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, segera
berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
Kode Xi (irritant)
Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
Contoh : ammonia dan benzyl klorida
Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata.
6. Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup.
Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi
karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)>11,5), ditandai sebagai
bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.
Bahaya : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia
Contoh : klor, belerang dioksida
Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan
kulit dan mata
I. TUJUAN :
1. Menganalisis bahan dan alat-alat yang digunakan dalam proses praktikum
kimia dasar
2. Mengetahui cara kerja atau manfaat dari bahan dan alat-alat yang digunakan
dalam proses praktikum kimia dasar
II. ALAT DAN BAHAN
- Semua bahan dan alat yang terdapat dalam laboratorium kimia dasar.
- KmnO4 0,1 M
a. Alat Alat Gelas
1) Amati alat-alat laboratorium yang ada disekitarmu.
2) Cucilah tabung reaksi, pipet tetes, pipet ukur, pipet gondok , labu
ukur, erlemeyer, gelas kimia dan buret (Amati perbedaanya! )
3) Isilah buret dengan akuades pada 40 ml, bacalah miniskus awalnya.
Keluarkan cairan dengan lambat sampai beberapa mililiter. Tunggu
beberapa menit dan lihat lagi miniskus akhirnya. Hitung volume air
yang keluar.
4) Isilah lagi buret tersebut, keluarkan airnya dengan cepat, baca
miniskusnya. Tunggu beberapa menit, baca lagi miniskusnya. (apakah
ada perbedaan penurunan dengan lambat dan cepat?)
5) Isilah buret dengan KMnO4 0,1 N . bacalah miniskus awalnya.
Keluarkan cairan dengan lambat sampai beberapa mililiter. Tunggu
beberapa menit dan lihat lagi miniskus akhirnya. Hitung volume air
yang keluar.
6) Apakah perbedaan miniskus pada air (larutan tidak berwarna)
dengan KMnO4 (larutan gelap) ?
Percobaan II
PERUBAHAN MATERI
I. TUJUAN
Menentukan berbagai jenis perubahan materi pada berbagai jenis zat.
II. DASAR TEORI
Meteri adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang.
Materi dapat dibedakan menjadi 3 wujud yaitu padat, cair dan gas. Wujud suatu
materi dalam istilah kimia dikenl dengan fase yang dapat berubah bentuk seperti
perubahan bentuk padat menjadi cair, cair menjadi gas dan sebagainya.
Sifat dan perubahan materi dalam ilmu kimia mencakup perubahan fisika dan
kimia. Sifat fisika merupakan sifat dari wujud/bentuk yang merupakan sifat
tersebut, sedangkan sifat kimia merupakan sifat materi yang mempunyai
kecenderungan untuk berubah, sehingga menghasilakan materi baru. Sifat kimia
merupakan sifat karakteristik dari zat tersebut untuk dapat bereaksi dengan zat
lainnya.
Dalam ilmu materi juga dikenal dengan perubahan materi yang terbagi menjadi
2 yaitu perubahan secara fisika dan perubahan secara kimia. Perubahan secara
fisika merupakan suatu perubahan yang tidak menghasilakan zat batu (
perubahan sementara) sedangkan perubahan kimia adalah perubahan yang
disertai adanya zat baru ( melibatkan suatu reaksi kimia).
Pertanyaan
Kelompokan percobaan kedalam perubahan materi secara kimia atau fisika!
Prosedur 2
1. Masukanlah kira-kira 2 cm logam Mg kedalam laruran
a. H2O
b. NaOH
c. HCL 1M
d. KMnO4 1M
e. H2SO4
Pertanyaan
Amatilah apakah dari kelima larutan tersebut
1. ada perubahan suhu diantara ke lima larutan tersebut
2. larutan manakah yang menghasilkan gas
3. larutan manakah yang menghasilkan endapan
4. larutan manakah yang menghasilakan zat baru.
Percobaan III
PEMBUATAN LARUTAN
I. TUJUAN :
1. Mahasiswa mampu mengetahui penggunaan alat dan bahan
2. Mahasiswa terampil membuat larutan dari padatan dan dari larutan yang
pekat
3. Mahasiswa mampu menentukan konsentrasi larutan dengan beberapa satuan
4. Mahasiswa mengetahui cara penentuan sifat pelarutan suatu senyawa.
5. Mahasiswa mampu membuat larutan kimia sesuai dengan prosedur dan cara
pembuatannnya.
B. Percobaan 2
Prosedur Percobaan
1. Pembuatan larutan H2SO4 2 M
1) Timbang labu ukur 50 ml kosong (a gram)
2) Isi labu ukur 50 ml dengan aquades sampai kira-kira 3/4nya dan timbang (b
gram), kemudian ukur suhunya dengan thermometer (t1)
3) Ambil 11 ml H2SO4 pekat ke dalam labu ukur no 1 dan timbang (c gram) dan
ukur suhunya dengan thermometer
4) Tepatkan labu ukur dengan aquades sampai 50 ml, lalu kocok agar homogen
5) Timbang larutan H2SO4 yang terjadi ( d gram)
6) Tentukan sifat pelarutan asam sulfat, dan konsentrasinya dalam satuan %
(v/v), % (w/w), molaritas,
2. Pembuatan larutan NaOH
1) Timbang 2 butir NaOH (1-2 butir) dan larutkan dalam gelas piala dengan sedikit
air yang baru dihangatkan
2) Rasakan larutan apakah terasa lebih panas, tetap atau lebih dingin dari
sebelumnya
3) Pindahakan larutan dalam labu ukur 50 ml. Bilas piala dengan aquades
4) Encerkan dan tepatkan sampai tanda tera, kocok supaya homogen
5) Tentukan konsentrasi NaOH yang dibuat dalam satuan % (w/v) dan molaritas
3. Pembuatan larutan HCl 0.1 M
1) Pipet 2, 1 ml larutan HCl , masukan ke dalam labu ukur 250 ml
2) Encerkan dan tepatkan sampai tanda tera, kocok supaya homogen
Pertanyaan!
Sebelum melakukan percobaan uraikanlah hasil percobaan di atas, apakah
sudah benar atau belum!
Percobaan IV
STOIKIOMETRI REAKSI
I. TUJUAN
1 Menentukan koefisien reaksi berdasarkan pembentukan endapan dan
perubahan temperatur
2 Menentukan hasil reaksi berdasarkan konsep mol
V. ANALISIS DATA
Pada percobaan D.2 dan D.3, berdasarkan grafik yang diperoleh dari data antara
perubahan temperatur / tinggi endapan terhadap volume masing-masing pereaksi
ditentukan stokiometri reaksi dengan mengubah satuan volume masing-masing
pereaksi pada titik optimum menjadi mol.
mol = molaritas larutan (M) x volume larutan (V)
Sehingga diperoleh perbandingan mol = perbandingan koefisien reaksi.
Daftar Pustaka
1. Chang R., 2003, General Chemistry: The Essential Concepts, alih bahasa: Indra
Noviandri dkk, 2004, Kimia Dasar Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga.
2. Beran & Brady, 1978, Laboratory manual for General Chemistry, New York: John
Wiley & Sons.
2. Brescia, Frank.et Al, 1980, Fundamental of Chemistry laboratory Students. 4th Ed.New
York : Academic Press, Inc
Percobaan V
SISTEM PERIODIK UNSUR
I. TUJUAN
1. Mengenal unsur halogen dan ion halida
2. Mempelajari kekuatan oksidasi relatif unsur-unsur halogen
3. Mempelajari keperiodikan sifat logam-logam alkali dan alkali tanah
II. DASAR TEORI
Kofigurasi elektron unsur-unsur menunjukkan suatu keragaman periodik
dengan bertambahnya nomor atom. Akibatnya, unsur-unsur juga akan menunjukkan
keragaman periodik dalam perilaku fisis dan kimianya.
Pada umumnya unsur-unsur yang segolongan dalam Sistem Periodik Unsur
mempunyai sifat yang hampir mirip. Unsur-unsur tersebut sifat-sifatnya akan
bertambah atau berkurang secara periodik dari atas ke bawah. Begitu pula jika unsur-
unsur itu membentuk senyawa. Sifat-sifat senyawa yang terbentuk juga mirip. Namun
ada perbedaan sifat pada senyawa itu yang disebabkan oleh perbedaan ukuran atom
atau ion unsur-unsur tersebut.
Dengan menentukan kekuatan oksidasi relatif unsur-unsur golongan halogen,
maka akan diperoleh suatu pengertian mengenai kecenderungan unsur-unsur untuk
menarik elektron. Kecenderungan untuk menarik elektron itu dapat dihubungkan
dengan berubahnya ukuran atom dan ukuran ion.
Logam alkali dan alkali tanah mempunyai warna yang khas. Pada percobaan ini
akan dipelajari reaksi logam alkali maupun alkali tanah dengan air, warna nyala logam
alkali dan alkali tanah dan kelarutan senyawa alkali tanah dalam air. Perbedaan
kelarutan senyawa-senyawa logam alkali tanah dapat digunakan untuk membedakan
ion-ion logam alkali tanah.
I. TUJUAN
1. Mempelajari reaksi yang berlangsung dalam larutan berair
2. Mengetahui persamaan molekul, persamaan ionik dan persamaan ionik total
dari suatu reaksi
II. DASAR TEORI
Salah satu jenis reaksi yang umumnya berlangsung dalam larutan berair adalah
reaksi pengendapan (precipitation reaction) dengan ciri terbentuknya produk yang
tak terlarut atau endapan. Endapan adalah padatan tak terlarut yang terpisah dari
larutan. Reaksi pengendapan biasanya melibatkan senyawa-senyawa ionik.
Untuk meramalkan apakah endapan akan terbentuk jika dua larutan
dicampurkan dapat digunakan konsep kelarutan dari zat terlarut, yaitu jumlah
maksimum zat terlarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu
tertentu. Dalam konteks kualitatif ahli kimia membagi zat-zat sebagai zat dapat
larut, sedikit larut atau tak dapat larut. Zat dikatakan dapat larut jika sebagian besar
zat tersebut melarut bila ditambahkan air. Jika tidak zat tersebut digambarkan
sebagai sedikit larut atau tidak dapat larut. Semua senyawa ionik merupakan
elektrolit kuat tapi daya larutnya tidak sama.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
- labu ukur 10 ml (5)
- tabung reaksi (4)
2. Bahan
- KCl, NaNO3, CuSO4, NaOH dan K3PO4 , (NH4)2SO4 1 M 1 M
- Ca(NO3)2 0.1 M
- akuades
IV. CARA KERJA
1. Mengencerkan larutan KCl, NaNO3, CuSO4, NaOH dan K3PO4 1 M menjadi larutan
KCl, NaNO3, CuSO4, NaOH dan K3PO4 0,2 M menggunakan labu ukur 10 ml
2. Mereaksikankan kedua senyawa berikut dalam tabung reaksi dan mengamati
perubahan yang terjadi.
a. 2 ml Larutan KCl 0,1 M dan 2 ml larutan NaNO3 0,1 M
b. 2 ml Larutan CuSO4 0,1 M dan 2 tetes larutan NaOH 0,1 M
c. 3 ml (NH4)2SO4 1 M dan 2 ml NaOH 1 M
d. 2 ml K3PO4 0,1 M dan 2 ml Ca(NO3)2 0.1 M
3. Menuliskan persamaan molekul, persamaan ionik dan persamaan ionik total dari
suatu reaksi
V. EVALUASI
1. Apakah perbedaan antara persamaan ionik dan persamaan molekul?
2. Apakah keuntungan dari penulisan persamaan ionik total untuk reaksi
pengendapan?
Daftar Pustaka
1. Chang R., 2003, General Chemistry: The Essential Concepts, alih bahasa: Indra
Noviandri dkk, 2004, Kimia Dasar Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga.
2. Beran & Brady, 1978, Laboratory manual for General Chemistry, New York: John
Wiley & Sons.
2. Brescia, Frank.et Al, 1980, Fundamental of Chemistry laboratory Students. 4th Ed.New
York : Academic Press, Inc
Percobaan VII
STANDARISASI LARUTAN NaOH 0,1 M DAN PENGGUNAANNYA DALAM
PENENTUAN KADAR ASAM CUKA PERDAGANGAN
I. TUJUAN
1. Menentukan molaritas larutan NaOH dengan larutan standar asam oksalat.
2. Menetapkan kadar asam cuka perdagangan
PENGAMATAN 2
Merk asam cuka yang dipakai………………..
Titrasi I Titrasi II Titrasi III
Skala awal buret
Skala akhir buret
Vol. NaOH (mL)
VI. EVALUASI
1. Apakah yang dimaksud dengan larutan standar?
2. Apa itu larutan standar primer dan sekunder?
3. Bila larutan asam kuat dititrasi dengan basa kuat memakai indikator pp, apakah
tepat bila titrasi sebaliknya juga memakai pp?Jelaskan!
Daftar Pustaka
1. Chang R., 2003, General Chemistry: The Essential Concepts, alih bahasa: Indra
Noviandri dkk, 2004, Kimia Dasar Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga.
2. Beran & Brady, 1978, Laboratory manual for General Chemistry, New York: John
Wiley & Sons.
2. Brescia, Frank.et Al, 1980, Fundamental of Chemistry laboratory Students. 4th Ed.New
York : Academic Press, Inc
Percobaan VIII
EKSTRAKSI PELARUT
I. Tujuan
1. Mengetahui cara memisahkan dan memurnikan zat
2. Mengetahui cara ekstraksi pelarut dengan menggunakan corong pisah
Kd : :
Pengamatan
No. Perlakuan
Sebelum Sesudah
1 Iod + akuades 5 ml
2 Larutan no 1 + CCl4 1 ml
3 Iod + 25 ml akuades
4 Larutan no 2 + CCl4 10 ml
(dalam corong pisah)
V. Evaluasi
1. Apakah tujuan dilakukannya ekstraksi pelarut?
2. Apakah yang anda ketahui tentang rendemen?
Daftar Pustaka
1. Aloysius Hardyana Pudjaatmaka, 1989, Analisis Kimia Kuantatif, Jakarta : Erlangga.
2. Vogel, 1979, Testbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis,
London : Longman Group Limited.
Percobaan IX
REAKSI OKSIDASI-REDUKSI
I. TUJUAN
1. Menjelaskan tentang reaksi redoks
2. Menuliskan reaksi redoks
3. Menentukan urutan reaktivitas logam-logam berdasarkan reaksi redoks
Daftar Pustaka
1 Vogel, 1979, Testbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic
Analysis, London : Longman Group Limited
2 Brady, 1998, General Chemistry Principles & Structure, Alih Bahasa :
Sukmariah Maun dkk, , 1999, Kimia Universitas: Asas dan Struktur Jilid 1,
Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara.
Percobaan X
KINETIKA REAKSI LOGAM Mg DENGAN HCl
I. TUJUAN
Menentukan tingkat reaksi ( orde ) logam Magnesium ( Mg ) dengan larutan HCl.
Perasaman ini menunjukan bahwa laju rekaksi suatau rekasi kimia adalah
berbanding terbalik terhadap waktu dan sebanding dengan konsentrasi.
Dari berbagai hasil percobaan ternyata bahwa laju reaksi tidak selalu
merupakan fungsi linier dari konsentrasi zat pereaksi. Untuk reaksi diatas dapat
dinyatakan secara empiris dalam persamaan berikut
v = k[A]p. [B]q
Secara kinetika kimia p dan q dikenal sebagai tingkat reaksi, sedangkan ( p + q )
adalah tingkat reaksi total reaksi tersebut. Andaikan suatu reaksi mempunyai
tingkat reaksi n, maka laju reaksi sebanding dengan konsentrasi dan berbanding
terbalik dengan t.
v = α [C]n C = konsentrasi
v= n = tingkat/orde reaksi
t = waktu
oleh karena α [C]n = , maka kalau dibuat grafik [C]n terhadap akan diperoleh
grafik berupa garis lurus. Dengan demikian tingkat reaksi suatu reaksi kimia
dapat ditentukan dengan membaca grafik [C]n Vs
[C] Vs
1
2 [C]2 Vs
3 [C]3 Vs
n
[C]n Vs
Percobaan XI
PEMBUATAN INDIKATOR ASAM BASA ALAMI
I. TUJUAN
Membuat indikator asam basa dari bahan alami
II. DASAR TEORI
Indikator asam basa merupakan zat warna atau campuran beberapa zat warna
yang memiliki warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam dan larutan yang
bersifat basa. Ada banyak indikator yang digunakan, baik indikator yang alami maupun
yang berasal dari zat kimia. Adanya trayek perubahan warna pada berbagai indikator
dapat membantu kita dalam memperkirakan harga pH suatu larutan.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Gelas kimia 100 mL
2. Tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Bunga mawar merah
5. Metanol
6. Larutan asam denag pH 2 - 5
7. Larutan basa dengan pH 9 – 12
8. Aquadest