Si
Ivan Charles S.Klau,M.Farm
MODUL PRAKTIKUM
FARMAKOGNOSI
Semester Genap
2022-2023
MODUL PRAKTIKUM
FARMAKOGNOSI
Semester Genap
2022-2023
3
TIM PENYUSUN MODUL
Penulis:
apt. Arista Wahyu Ningsih,S.Farm.,M.Si
Ivan Charles S.Klau.,M.Farm
Alamat
Jl. Raya By Pass Krian KM. 33, Balongbendo, Sidoarjo
Email: ariessmkkes@gmail.com
4
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga Modul Praktikum Fitokimia dapat terselesaikan dengan baik. Buku
ini merupakan petunjuk tata laksana praktikum yang harus dilaksanakan oleh
mahasiswa program studi SI Farmasi Universitas Anwar Medika pada semester
IV. Modul praktikum ini bukuan merupakan referensi yang dapat dijasikan
salah satu daftar pustaka untuk sebuah makalah ataupun laporan. Dengan
demikian, praktikan diharapkan tetap untuk mwmpelajari bubu-buku literatur
yang lain guna menambah pengetahuan dan memperkuat pemahaman atas
modul-modul yang dikerjakan
Dalam peenyusunan Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi ini masih
banyak kekurangan dan perlu adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak. Semoga Buku Pedoman Praktikum
Farmakognosi ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya. Demikian
modul ini disusun, semoga dapat memberi maanfaat bagi seluruh peserta
didik.
5
DAFTAR ISI
Daftar Rujukan
Curcumae, K., Rizhoma, D., Temulawak, D. A. N., & Kabupaten, D. I. (2019).
Standarisasi Parameter Non Spesifik Simplisia Rimpang Kunyit
(Curcumae Domestica Rizhoma) Dan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Roxb.) DI Kabupaten Ponorogo. Jurnal Delima Harapan, 6(2), 89–94.
Khoirani, N. (2013). Karakterisasi Simplisia dan Standarisasi Ekstrak Etanol
Herba Kemangi.
Aji, A., Bahri, S., & Tantalia, T. (2018). PENGARUH WAKTU EKSTRAKSI DAN
KONSENTRASI HCl UNTUK PEMBUATAN PEKTIN DARI KULIT JERUK
BALI (Citrus maxima). Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 6(1), 33.
https://doi.org/10.29103/jtku.v6i1.467
Curcumae, K., Rizhoma, D., Temulawak, D. A. N., & Kabupaten, D. I. (2019).
STANDARISASI PARAMETER NON SPESIFIK SIMPLISIA RIMPANG
KUNYIT (Curcumae Domestica Rizhoma) DAN TEMULAWAK (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.) DI KABUPATEN PONOROGO. Jurnal Delima
Harapan, 6(2), 89–94.
Ningsih, A. W., Nurrosyidah, I. H., & Hisbiyah, A. (2018). Pengaruh Perbedaan
Metode Ekstraksi Rimpang Kunyit (Curcuma domestica) Terhadap
Rendemen dan Skrining Fitokimia. Journal of Pharmaceutical-Care
Anwar Medika, 2(2), 49–57. https://doi.org/10.36932/jpcam.v2i2.27
6
PEDOMAN BEKERJA DI LABORATORIUM KIMIA FARMASI
Kehadiran
1. Semua praktikan wajib mengikuti seluruh rangkaian praktikum dari mulai
pengarahan, responsi, dan praktikum itu sendiri.
7
2. Jika tidak hadir pada saat pengarahan maka tidak diperkenankan mengikuti
praktikum
Penilaian
Hal yang dinilai adalah :
1. Presensi : 20% (Afektif)
2. Pretes : 10 % (Kognitif)
3. Jurnal harian : 10% (Kognitif dan Psikomotor)
4. Laporan akhir : 20% (Kognitif)
5. Artikel ilmiah : 20% (Kognitif dan Psikomotor)
6. Seminar hasil praktikum : 20% (Kognitif dan Psikomotor)
100%
Pemecahan Alat
1. Setiap peralatan gelas yang dipecahkan harus diganti dengan jenis, merek,
dan ukuran yang sama.
2. Penggantian alat yang dipecahkan paling lambat 2 minggu setelah
pemecahan.
3. Jika hingga akhir semester peralatan gelas tidak diganti, maka nilai
praktikum tidak akan dikeluarkan (E)
8
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM KIMIA
API
• Api harus dihindari, semua senyawa organik bersifat volatile (mudah
menguap) dan mudah terbakar, karena itu hindarkan pemakaian api
terbuka. Pakailah waterbath atau heating mantle.
• Api di meja seringkali mudah dimatikan dengan lap basah, hati-hati jika
ingin memakai pemadam api, jangan mengenai orang lain.
• Pakaian terbakar, penting sekali untuk membaringakan dan menggulirkan
penderita. Tetap berdiri akan membahayakan pernapasan dan mata
penderita. Dilarang memakai pemadam api, pakailaih shower.
BAHAN KIMIA
Selain bahaya kebakaran oleh pelarut organik, bahan – bahan kimia
dianggap berbahaya karena korosif dan beracun. Karena itu perlu
diperhatikan hal – hal sebagai berikut:
• Jika terkena bahan kimia korosif, baik pada kulit ataupun mata, cepat cuci
dengan air sebanyak-banyaknya, kemudian minta bantuan pengawas.
• Jangan mencoba mencicipi apapun ataupun mencium langsung asap/uap
dari mulut tabung, tapi kipaslah uap tersebut dengan tangan ke muka anda.
• Jangan memipet dengan mulut larutan-larutan korosif seperti asam-asam
kuat (HCl pekat, H2SO4 pekat, HNO3 pekat) basa-basa kuat (NaOH pekat,
KOH pekat), dan larutan zat – zat beracun (NaCN, air brom, dan lain-lain.
• Jangan menggosok – gosok mata atau anggota badan lain dengan tangan
yang mungkin sudah terkontaminasi bahan kimia.
• Bahan-bahan kimia dengan uap beracun atau merangsang selalu
ditempatkan di lemari asam. Semua pekerjaan yang menggunakan bahan-
baha tersebut, harus dilakukan dalam lemari asam tersebut.
• Untuk mengencerkan asam, tuang asam pekat ke dalam air, tidak
sebaliknya.
• Beberapa bahan kimia memerlukan penanganan khusus, seperti asam dan
basa pekat, bromine, dimetil sulfat, fenol, sianida, H2S, pelarut beracun
seperti diklorometana, dan pelarut-pelart yang mudah terbakar seperti
aseton.
PERALATAN GELAS
Kecelakaan karena kurang hati – hati dalam penanganan bahan gelas
dihindari dengan memperhatikan hal – hal berikut:
9
• Ujung gelas harus tumpul tidak tajam
• Sebelum memasang sumbat karet atau gabus pada pipa gelas, pastikan
bahwa lubang cukup besar dan telah dibasahi. Pegang gabus di antara ibu
jari dan telunjuk, tidak telapak tangan. Rangkum pipa gelas dekat
ujungnya yang akan disumbat dan dorong pipa dengan tekanan
secukupnya. Gliserin lebih bagus sebagai pelumas dibanding air.
• Jangan melepas sumbat dengan kekerasan dari pipa gelas. Jika perlu,
potong sumbat atau tarik dengan bor gabus.
• Jangan coba memaksa memasukkan gabus yang terlalu besar.
10
SISTEMATIKA LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
(P-………)
JUDUL PERCOBAAN
1. Latar Belakang
2. Dasar Teori : tidak sama dengan yang ada di buku petunjuk praktikum, cari
referensi lain.
3. Tinjauan bahan
4. Metodologi percobaan
- Alat (dalam bentuk paragraf)
- Bahan (dalam bentuk paragraf)
- Prosedur kerja (dalam bentuk diagram alir dan ditulis dengan kalimat pasif)
- Rangkaian Alat
5. Data Hasil Percobaan (berisi data pengamatan yang diperoleh dan
perhitungan)
6. Pembahasan
- Prinsip Percobaan
- Analisa Prosedur
- Analisa Hasil
7. Kesimpulan
8. Daftar Pustaka (minimal 5 pustaka, dilarang menggunakan pustaka
Wikipedia, blogspot, wordpress)
9. Lampiran, berisi dokumentasi hasil percobaan dan perhitungan (jika ada)
Tabel Pengamatan
No Perlakuan Pengamatan
11
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PRAKTIKUM
MIKROSKOP
Mikroskop ialah alat optik, biasanya terdiri dari kombinasi lensa-lensa,
berguna untuk memberikan bayangan diperbesar dari benda-benda
yang terlalu kecil jika dilihat dengan mata biasa. Secara umum bagian-
bagian mikroskop terdiri dari :
A. Statip
B. Teropong
C. Alat Penerangan.
A. Statip
12
2. Sekrup mikrometer (sekrup halus)
Sekrup halus memberikan gerakan sangat lambat.
Tergantung dari mikroskopnya, maka mungkin :
- meja benda tetap pada tangkai dan teropong dapat dinaik dan
turunkan oleh sekrup-sekrup tersebut,
- meja benda tetap pada tiang, teropong bersama tangkai dapat dinaik
turunkan oleh sekrup-sekrup tersebut,
- meja benda dapat dinaik turunkan oleh sekrup-sekrup tersebut, dan
teropong tetap pada tangkai.
B. Teropong
Teropong terdiri dari :
1. Obyektif
Merupakan lensa atau susunan lensa yang terdapat pada bagian bawah
teropong, menghadap pada sediaan. Biasanya terdapat 2, 3, atau 4 buah
obyektif. Obyektif ini terdapat pada bagian yang disebut revolver dan
dapat berputar, sehingga dapat dipilih obyektif yang lurus dengan buluh
teropong. Obyektif ini mempunyai perbesaran yang berlainan, biasanya
:10X 45X dan 100X. Bilangan-bilangan ini tertulis pada obyektif-obyektif
yang bersangkutan. Yang biasa dipakai ialah obyektif dengan perbesaran
10X atau perbesaran lemah dan obyektif dengan perbesaran 45X atau
perbesaran kuat.
2. Okuler
Merupakan lensa atau susunan lensa yang terdapat dibagian teropong,
menghadap pada mata kita. Perbesarannya 5X, 6X, 10X atau 12X.
Okuler terdapat lepas pada tabung okuler. Dengan demikian tidak
dibenarkan membawa mikroskop dengan sikap terbalik, karena okuler
akan jatuh. Jumlah okuler pada suatu mikroskop dapat satu atau
mikroskop monokuler, dapat juga 2 atau mikroskop binokuler.
3. Buluh Teropong
Buluh teropong ialah pembawa okuler (dengan tabung okuler) dan
obyektif (dengan revolver). Pada mikroskop tertentu buluh teropong
dapat dinaik turunkan, sehingga jarak okuler dan pangkal obyektif
dapat diatur. Tetapi ada juga mikroskop yang tabung okulernya tak
dapat dinaik turunkan, sehingga jarak okuler dan obyektif telah
ditentukan sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan pemakaian semua
obyektif yang tersedia.
C. Alat Penerangan
Alat penerangan terdiri dari :
1. Cermin
Dipergunakan untuk menangkap sinar. Terdapat 2 macam cermin, ialah
cermin datar dan cekung. Kalau keadaan cukup terang, maka cukup
dipakai cermin datar dan jika keadaan kurang terang, dipakai cermin
cekung. Sumber cahaya disini matahari atau lampu. Tidak
diperbolehkan menangkap sinar sinar secara langsung, karena akan
menyilaukan mata. Cermin ini dapat berputar-putar ke segala arah,
sehingga dapat dipilih sikap yang paling tepat pada cermin dan diperoleh
sinar yang cukup sehingga memberikan bayangan yang jelas.
13
2. Gelas Filter
Merupakan gelas berwarna biru/hijau atau warna lain dan dipasang
dibawah lensa kondensor atau diatas cermin. Gelas filter ini
dipergunakan, apabila sinar yang dipakai adalah sinar lampu. Gelas ini
berguna untuk mengurangi silau, menegaskan batas-batas sediaan dan
sebagainya.
3. Diafragma
Merupakan bagian yang dapat ditutup atau dibuka, berguna untuk
mengatur banyaknya sinar yang masuk ke dalam mikroskop. Membuka
atau menutupnya dapat diatur dengan menggerakkan tangkai di tepi
kondensor. Apabila diaframa membuka, sinar yang masuk banyak dan
makin menutup makin sedikit sinar yang masuk.
4. Kondensor
Terdiri dari lensa-lensa, berguna untuk mengatur pemusatan sinar.
Kondensor dapat dinaikturunkan dengan memutar sekrup di bawah
meja benda. Makin tinggi letak kondensor, makin terpusat sinar yang
melalui sediaan. Mikroskop yang terdapat di laboratorium biologi
farmasi memiliki bagianbagian seperti gambar di bawah ini :
14
11. Diafragma
12. Cermin
13. Kaki
15
ALAT-ALAT LAIN YANG DIGUNAKAN PADA PRAKTIKUM
FARMAKOGNOSI
1. Gelas benda/gelas obyek (object glass)
Gelas benda ialah sepotong gelas bangun persegi panjang biasanya
dengan ukuran 25 X 75 mm, tempat menaruh sediaan berupa : irisan,
serbuk atau bentuk lain yang akan diperiksa dibawah mikroskop.
Sediaan biasanya berada dalam cairan (air atau zat kimia) dan ditutup
dengan gelas penutup.
4. Pipet tetes
Pipet tetes yang dipakai biasanya kecil. Pipet tetes berguna untuk
memindahkan air / zat-zat kimia dari botol ke atas gelas benda.
5. Batang gelas
Berguna untuk memindahkan zaat-zat kimia. Tiap kali sehabis dipakai
harus dicuci dengan air dan dikeringkan dengan lap.
6. Lap katun
Berguna untuk membersihkan gelas benda, gelas penutup, gelas arloji
dan sebagainya.
7. Lap flanel
Lap ini khusus untuk membersihkan mikroskop, terutama bagian lensa.
8. Papan tetes
Papan tetes umumnya berbentuk seperti palet untuk cat air/minyak
pada seni lukis. Papan tetes umumnya terbuat dari keramik yang tahan
terhadap asam/basa kuat. Pada praktikum ini, papan tetes digunakan
untuk uji histokimia.
9. Kertas penghisap
Kertas penghisap dapat berupa kertas saring atau tissue, disediakan
untuk menghisap cairan yang berlebihan di luar atau di atas gelas
penutup. Kertas ini juga dipakai untuk membantu memasukkan zat-zat
kimia pada sediaan yang telah berada di bawah gelas penutup, atau yang
sudah terdapat cairan lain sebelumnya. Zat-zat kimia yang akan
16
dimasukkan diteteskan pada suatu sisi gelas penutup, sedang pada sisi
yang berlawanan ditaruh gelas penghisap yang akan menghisap cairan
yang terdahulu serta memasukkan
zat-zat kimia yang terakhir ke bawah gelas penutup.
10. Vial
Vial digunakan untuk ekstraksi simplisia dalam skala kecil. Hasil
ekstraksi disaring dan dipindahkan dalam vial lainnya.
12. Kapiler
Kapiler adalah silinder kaca yang diameternya sangat kecil yang
digunakan untuk mengambil cairan atau ekstrak cair yang akan
ditotolkan pada lempeng KLT. Seringkali dijumpai kapiler dengan garis
tanda yang menunjukkan volume tertentu.
15. Pinset
Pinset digunakan untuk memasukan dan mengeluarkan lempeng KLT
dari bejana kromatografi.
17
BAHAN KIMIA YANG DIGUNAKAN DALAM PRAKTIKUM
3. FLOROGLUSIN
Larutan floroglusin dibuat dengan cara melarutkan 100 mg floroglusin
dalam 10 ml alkohol 90%.
4. SUDAN III.
Larutan Sudan III dibuat dengan cara melarutkan 100 mg Sudan III dalam
campuran 10 ml alkohol 95% dan 10 ml gliserin. Larutan Sudan III
digunakan untuk menunjukkan zat gabus (suberin).
5. KLORALHIDRAT
Larutan pekat (50 g kloralhidrat dalam 20 ml air) digunakan untuk
menjernihkan sediaan (melarutkan isi sel). Untuk mempercepat kerjanya
dapat sedikit dipanaskan, tetapi kalau terlalu lama dapat merusakkan
dinding sel. Kloralhidrat juga dapat merusak meja benda mikroskop dan
pemegan lensa, oleh karena itu jangan terlalu banyak menggunakannya.
6. LARUTAN IODIUM
Larutan iodium dibuat dengan cara melarutkan 2,6 g I2 dan 3 g KI dalam
100 ml air. Larutan iodium digunakan untuk menunjukkan amilum.
Larutan I2-KI dengan H2SO4 digunakan untuk menunjukkan selulosa.
7. ASAM ASETAT
Asam asetat encer digunakan dalam pemeriksaan kristal Ca-oksalat yang
tidak larut dalam asam ini.
8. DRAGENDORFF
Larutan ini dibuat dengan mencampur 20 ml larutan bismut nitrat 40 %
dalam asam nitrat pekat dengan 50 ml larutan KI 54,4 % dan didiamkan
sampai mengendap sempurna. Ambil larutan jernih dan encerkan dengan
air hingga 100 ml. Larutan ini digunakan untuk identifikasi alkaloida.
9. ANISALDEHID
Larutan segar campuran 0,5 ml anisaldehid dengan 10 ml asam asetat
glasial lalu ditambah 85 ml metanol dan 5 ml asam sulfat pekat. Pereaksi ini
18
tidak tahan lama, bila berubah menjadi merah ungu jangan digunakan.
Larutan ini digunakan untuk identifikasi terpenoid, stereoid dan minyak
atsiri.
ASISTENSI PRAKTIKUM
1. Setiap praktikan wajib mengikuti asistensi dan mengikuti tata tertib yang
ada.
2. Setiap praktikan wajib memiliki buku panduan praktikum.
3. Perkenalan, pengelompokan, koordinasi, dll
4. Penjelasan tata tertib, penilaian, format log book, laporan awal, dan laporan
akhir:
5. setiap kelompok membawa botol kaca seperti selai 1, botol kaca selesai
ukuran sedang 3, dan botol vial 15.
6. Membawa label, tisu dan alat praktikum
a. Laporan akhir
• Laporan praktikum terdiri semua materi
• Satu kelompok praktikum ( 1 meja) menyusun 1 laporan awal
• Format laporan : Times new roman, 12, spasi 1,5 , margin 4333
• Bentuk : ditulis pada kertas HVS A4 dan dijilid soft cover warna kuning
• Halaman pertama cover berisi : judul praktik yakni : “Laporan Praktikum
Fitokimia” dan nama (NIM) penyusun
• Penyerahan laporan berupa soft copi dan hard copi, soft copi dikirim
email : ariessmkkes@gmail.com
• Hard copi diserahkan pada saat seminar hasil praktikum.
b. Seminar Hasil Praktikum
• Materi seminar tiap kelompok akan dibagi sesuai dengan materi
praktikum.
• pembuatan ppt slide maksimal 15.
• waktu pemaparan praktikum maksimal 15 menit.
• Waktu diskusi maksimal 10 menit.
19
FORMAT ARTIKEL ILMIAH
JUDUL……..
KAJIAN MIKROSKOPI SIMPLISIA…..
KAJIAN HISTOKIMIA SIMPLISIA…..
Nama mahasiswa/NIM
ABSTRAK
Kata kunci: kata kunci 1, kata kunci 2, kata kunci 3 (please enlist 4-8 kata
kunci).
Pendahuluan (Introduction)
Pada pendahuluan jelaskan latarbelakang perlunya dilakukan kajian
mikroskopi atau kajian histokimia pada pengembangan obat
Metodologi
Bahan
Alat
Uji Mikroskopi/Uji histokimia
Hasil dan Pembahasan
Bahas hasil pengamatan kalian dengan pustaka acuan. Masukkan
gambar – gambar mikroskopi dan diberi keterangan.
Kesimpulan
Pustaka
20
JADWAL PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
21
22
2. Sub CPMK:
Mahasiswa mampu melakukan pengamatan makroskopis dan mikroskopis
amilum dan folium.
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu mempraktekkan identifikasi dan memeriksa serbuk
amilum
C. Dasar Teori
Tinjauan Pustaka merujuk pada buku Materia Medika Indonesia dan
Farmakope Herbal.
E. Langkah Kerja
1. Diambil serbuk amilum secukupnya dan diamati organoleptisnya (bau, rasa
dan warna)
2. Dibuat sediaan dalam media air dari masing-masing serbuk amilum,
kemudian di amati di bawah mikroskop dan diperhatikan bentuk, ada atau
tidaknya hilus dan lamella dari masing-masing amilum.
a) Amilum Marantae
Tanaman asal : Maranta arundinaceae L (Marantaceae)
Bentuk : Seperti elip atau bulat panjang tidak simetris,
tunggal atau berdua (diadelphis)
Hilus : Ada, letaknya eksentris pada ujing lebar, bentuk
huruf V
Lamella : Ada dan jelas
b) Amilum Maydis
Tanaman asal : Zea mays L (Graminae)
Bentuk : Bulat, agak polygonal tunggal atau bergerombol
Hillus : Ada, letak sentries, bentuk seperti bintang
Lamella : Ada dan jelas
c) Amilum Manihot
Tanaman asal : Manihot utilissima Pohl. (Euphorbiaceae)
Bentuk : Bulat dan ada yang romping, tunggal atau
menggerombol tiga (triadelphis)
Hillus : Ada, letak sentries, bentuk titik atau seperti huruf
lambda (λ)
23
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
25
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
26
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
27
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
28
F. Pembahasan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
G. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
29
H. Latihan
1) Apa yang dimaksud dengan amilum!
2) Jelaskan manfaat amilum dalam dunia farmaasi?
3) Bagaimana cara pembuatan Amilum Oryzae !
4) Bagaimana cara pembuatan Amilum Manihot!
Jawaban :
30
2. Sub CPMK:
Mahasiswa mampu melakukan pengamatan makroskopis dan mikroskopis folium
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat melakukan identifikasi dan memeriksa simplisia cacahan
dan serbuk folium dan identifikasi serbuk folium dengan pereaksi yang
spesifik
C. Dasar Teori
Tinjauan Pustaka merujuk pada buku Materia Medika Indonesia dan
Farmakope Herbal.
E. Langkah Kerja
F. Hasil Praktikum
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
STUDI LITERATUR
Nama Simplisia:
Nama Lokal:
Nama Spesies:
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
33
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
34
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
35
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
36
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
37
G. Pembahasan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
H. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
38
I. Latihan
5) Apa yang dimaksud dengan folium?
6) Bagaimana membuat simplisia folium!
7) Sebutkan folium yang memiliki khasiat obat!
8) Bagaimana ciri-ciri mikroskopis simplisia folium!
Jawaban :
39
2. Sub CPMK:
Mahasiswa mampu melakukan pengamatan makroskopis dan mikroskopis herba
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat melakukan identifikasi dan memeriksa simplisia
cacahan dan serbuk herba
C. Dasar Teori
Tinjauan Pustaka merujuk pada buku Materia Medika Indonesia dan
Farmakope Herbal.
E. Langkah Kerja
6. Ciri-ciri organoleptis dan ciri spesifik dari masing-masing simplisia cacahan
herba diamati dan dicatat pada buku kerja praktikum farmakognosi.
Lengkapi nama simplisia (nama lokal), nama tanaman, familia, bau, rasa
dan cirri-ciri spesifik makroskopis.
7. Ciri-ciri organoleptis diamati dari masing-masing simplisia serbuk herba
8. Dibuat sediaan dalam media air dari masing-masing simplisia serbuk,
kemudian diamati dibawah mikroskop dan gambar pada buku kerja
praktikum farmakognosi
9. Dibuat sediaan dalam media kloralhidrat dari masing-masing simplisia
serbuk herba dengan cara :
a. Sedikit simplisia serbuk herba diambil dan diletakkan pada gelas obyek
b. Beberapa tetes larutan kloralhidrat ditambahkan dan dihangatkan
diatas nyala spiritus (Jangan sampai mendidih)
c. Ditutup dengan gelas penutup
d. Jika diperlukan, kloralhidrat dapat ditambahkan kembali
e. Setelah dingin dapat diamati di bawah mikroskop
10. Simplisia dalam kloralhidrat diamati dan digambar hasil pengamatan dalam
buku kerja praktikum farmakognosi.
40
F. Hasil Praktikum
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
STUDI LITERATUR
Nama Simplisia:
Nama Lokal:
Nama Spesies:
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
42
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
43
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
44
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
45
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
46
G. Pembahasan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
H. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
47
I. Latihan
1) Apa yang dimaksud dengan herba?
2) Bagaimana membuat simplisia herba!
3) Sebutkan herba yang memiliki khasiat obat!
4) Bagaimana ciri-ciri mikroskopis simplisia herba!
Jawaban :
48
2. Sub CPMK:
Mahasiswa mampu melakukan pengamatan makroskopis dan mikroskopis
lignum dan lignum
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat melakukan identifikasi dan memeriksa simplisia cacahan
dan serbuk cortex dan lignum
C. Dasar Teori
Tinjauan Pustaka merujuk pada buku Materia Medika Indonesia dan
Farmakope Herbal.
E. Langkah Kerja
1. Ciri-ciri organoleptis dan ciri spesifik dari masing-masing simplisia cacahan
cortex dan lignum diamati dan dicatat pada buku kerja praktikum
farmakognosi. Lengkapi nama simplisia (nama lokal), nama tanaman,
familia, bau, rasa dan cirri-ciri spesifik makroskopis.
2. Ciri-ciri organoleptis diamati dari masing-masing simplisia serbuk cortex
dan lignum
3. Dibuat sediaan dalam media air dari masing-masing simplisia cortex dan
lignum, kemudian diamati dibawah mikroskop dan gambar pada buku kerja
praktikum farmakognosi
4. Dibuat sediaan dalam media kloralhidrat dari masing-masing simplisia
serbuk cortex dan lignum dengan cara :
a. Sedikit simplisia serbuk cortex dan lignum diambil dan diletakkan pada
gelas obyek
b. Beberapa tetes larutan kloralhidrat ditambahkan dan dihangatkan
diatas nyala spiritus (Jangan sampai mendidih)
c. Ditutup dengan gelas penutup
49
Hal-hal yang perlu diamati pada simplisia serbuk cortex dan lignum
1. Cinnamomi Cortex
Tanaman asal : Cinnamomum burmani (Apocynaceae)
Perhatikan :
- Parenkim cortex dengan sel minyak dan sel batu
- Fragmen sel batu
- Serabut sklerenkim
- Hablur kalsium oksalat bentuk prisma
2. Granati Fructus Cortex
Tanaman asal : Punica granatum (Punicaceae)
Perhatikan :
- Parenkim cortex
- Sel batu
- Fragmen gabus mengandung lignin berpori
- Hablur kalsium oksalat bentuk roset
- Butir amilum
3. Parameriae Cortex
Tanaman asal : Paramaeria laevigata (Apocynaceae)
Perhatikan :
- Jaringan gabus, parenkim korteks dan sel batu
- Fragmen sel batu
- Serabut sklerenkim
- Hablur kalsium oksalat bentuk prisma
4. Sappan Lignum
Tanaman asal : Caesalpinia sappan (Caesalpiniaceae)
Perhatikan :
- Serabut xylem
- Serabut xylem dengan kalsium oksalat bentuk prisma
- Serabut xylem dengan pembuluh noktah
5. Santali Lignum
Tanaman asal : Santalum album
Perhatikan :
7. Ciri-ciri organoleptis dan ciri spesifik dari masing-masing simplisia cacahan
cortex dan lignum diamati dan dicatat pada buku kerja praktikum
farmakognosi. Lengkapi nama simplisia (nama lokal), nama tanaman,
familia, bau, rasa dan cirri-ciri spesifik makroskopis.
8. Ciri-ciri organoleptis diamati dari masing-masing simplisia serbuk cortex
dan lignum
9. Dibuat sediaan dalam media air dari masing-masing simplisia cortex dan
lignum, kemudian diamati dibawah mikroskop dan gambar pada buku kerja
praktikum farmakognosi
10. Dibuat sediaan dalam media kloralhidrat dari masing-masing simplisia
serbuk cortex dan lignum dengan cara :
50
f. Sedikit simplisia serbuk cortex dan lignum diambil dan diletakkan pada
gelas obyek
g. Beberapa tetes larutan kloralhidrat ditambahkan dan dihangatkan
diatas nyala spiritus (Jangan sampai mendidih)
h. Ditutup dengan gelas penutup
i. Jika diperlukan, kloralhidrat dapat ditambahkan kembali
j. Setelah dingin dapat diamati di bawah mikroskop
11. Simplisia dalam kloralhidrat diamati dan digambar hasil penelitian dalam
buku kerja praktikum farmakognosi.
12. Sediaan No. 4 diwarnai dengan pereaksi floroglusin-HCl, kemudian diamati
dan digambar fragmen yang berwarna merah seperti : sklereida dan
sklerenkim.
Hal-hal yang perlu diamati pada simplisia serbuk cortex dan lignum
6. Cinnamomi Cortex
Tanaman asal : Cinnamomum burmani (Apocynaceae)
Perhatikan :
- Parenkim cortex dengan sel minyak dan sel batu
- Fragmen sel batu
- Serabut sklerenkim
- Hablur kalsium oksalat bentuk prisma
7. Granati Fructus Cortex
Tanaman asal : Punica granatum (Punicaceae)
Perhatikan :
- Parenkim cortex
- Sel batu
- Fragmen gabus mengandung lignin berpori
- Hablur kalsium oksalat bentuk roset
- Butir amilum
8. Parameriae Cortex
Tanaman asal : Paramaeria laevigata (Apocynaceae)
Perhatikan :
- Jaringan gabus, parenkim korteks dan sel batu
- Fragmen sel batu
- Serabut sklerenkim
- Hablur kalsium oksalat bentuk prisma
9. Sappan Lignum
Tanaman asal : Caesalpinia sappan (Caesalpiniaceae)
Perhatikan :
- Serabut xylem
- Serabut xylem dengan kalsium oksalat bentuk prisma
- Serabut xylem dengan pembuluh noktah
10. Santali Lignum
Tanaman asal : Santalum album
Perhatikan :
51
F. Hasil Praktikum
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
STUDI LITERATUR
Nama Simplisia:
Nama Lokal:
Nama Spesies:
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
52
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
53
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
54
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
55
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
56
G. Pembahasan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………
H. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
57
I. Latihan
1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan cortex?
2) Jelaskan apa yang dimaksud dengan lignum?
3) Bagaimana cara membuat simplisia cortex!
4) Bagaimana cara membuat simplisia lignum?
Jawaban :
58
BAB V. RHIZOMA
2. Sub CPMK:
Mahasiswa mampu melakukan pengamatan makroskopis dan mikroskopis
amilum
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat melakukan identifikasi dan memeriksa simplisia cacahan
dan serbuk rhizoma.
C. Dasar Teori
E. Langkah Kerja
13. Ciri-ciri organoleptis dan ciri spesifik dari masing-masing simplisia cacahan
rhizoma diamati dan dicatat pada buku kerja praktikum farmakognosi.
Lengkapi nama simplisia (nama lokal), nama tanaman, familia, bau, rasa
dan cirri-ciri spesifik makroskopis.
14. Ciri-ciri organoleptis diamati dari masing-masing simplisia serbuk rhizoma
15. Dibuat sediaan dalam media air dari masing-masing simplisia serbuk,
kemudian diamati dibawah mikroskop dan gambar pada buku kerja
praktikum farmakognosi
16. Dibuat sediaan dalam media kloralhidrat dari masing-masing simplisia
serbuk rhizoma dengan cara :
a. Sedikit simplisia serbuk rhizoma diambil dan diletakkan pada gelas
obyek
b. Beberapa tetes larutan kloralhidrat ditambahkan dan dihangatkan
diatas nyala spiritus (Jangan sampai mendidih)
c. Ditutup dengan gelas penutup
d. Jika diperlukan, kloralhidrat dapat ditambahkan kembali
e. Setelah dingin dapat diamati di bawah mikroskop
17. Simplisia dalam kloralhidrat diamati dan digambar dalam buku kerja
praktikum farmakognosi.
59
Hasil Praktikum
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
STUDI LITERATUR
Nama Simplisia:
Nama Lokal:
Nama Spesies:
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
61
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
62
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
63
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
64
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
65
A. Pembahasan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………
B. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………
66
C. Latihan
1) Apa yang dimaksud denga rhizoma?
2) Sebutkan simplisia rhizome yang memiliki khasiat obat?
3) Apa perbedaan rhizome dan radix!
4) Bagaimana membuat simplisia rhizoma?
Jawaban :
67
4. Sub CPMK:
Mahasiswa mampu melakukan pengamatan makroskopis dan mikroskopis
radix
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat melakukan identifikasi dan memeriksa simplisia
cacahan dan serbuk radix
C. Dasar Teori
Tinjauan Pustaka merujuk pada buku Materia Medika Indonesia dan
Farmakope Herbal.
E. Langkah Kerja
19. Ciri-ciri organoleptis dan ciri spesifik dari masing-masing simplisia cacahan
radix diamati dan dicatat pada buku kerja praktikum farmakognosi.
Lengkapi nama simplisia (nama lokal), nama tanaman, familia, bau, rasa
dan cirri-ciri spesifik makroskopis.
20. Ciri-ciri organoleptis diamati dari masing-masing simplisia serbuk radix
21. Dibuat sediaan dalam media air dari masing-masing simplisia serbuk,
kemudian diamati dibawah mikroskop dan gambar pada buku kerja
praktikum farmakognosi
22. Dibuat sediaan dalam media kloralhidrat dari masing-masing simplisia
serbuk radix dengan cara :
a. Sedikit simplisia serbuk radix diambil dan diletakkan pada gelas obyek
b. Beberapa tetes larutan kloralhidrat ditambahkan dan dihangatkan
diatas nyala spiritus (Jangan sampai mendidih)
c. Ditutup dengan gelas penutup
d. Jika diperlukan, kloralhidrat dapat ditambahkan kembali
e. Setelah dingin dapat diamati di bawah mikroskop
23. Simplisia dalam kloralhidrat diamati dan digambar dalam buku kerja
praktikum farmakognosi.
68
F. Hasil Praktikum
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
STUDI LITERATUR
Nama Simplisia:
Nama Lokal:
Nama Spesies:
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
70
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
71
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
72
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
73
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
74
G. Pembahasan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
H. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
75
I. Latihan
5) Apa yang dimaksud dengan radix?
6) Bagaimana membuat simplisia radix!
7) Sebutkan ciri-ciri simplisia radic!
8) Sebutkan simplisia radix yang memiliki khasiat obat!
Jawaban :
76
6. Sub CPMK:
Mahasiswa mampu melakukan pengamatan makroskopis dan mikroskopis
flos dan thallus
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat melakukan identifikasi dan memeriksa simplisia cacahan
dan serbuk flos dan thallus.
C. Dasar Teori
Tinjauan Pustaka merujuk pada buku Materia Medika Indonesia dan
Farmakope Herbal.
E. Langkah Kerja
1. Ciri-ciri organoleptis dan ciri spesifik dari masing-masing simplisia cacahan
flos dan thallus diamati dan dicatat pada buku kerja praktikum
farmakognosi. Lengkapi nama simplisia (nama lokal), nama tanaman,
familia, bau, rasa dan cirri-ciri spesifik makroskopis.
2. Ciri-ciri organoleptis diamati dari masing-masing simplisia serbuk flos dan
thallus
3. Dibuat sediaan dalam media air dari masing-masing simplisia serbuk,
kemudian diamati dibawah mikroskop dan gambar pada buku kerja
praktikum farmakognosi
4. Dibuat sediaan dalam media kloralhidrat dari masing-masing simplisia
serbuk flos dan thallus dengan cara :
a. Sedikit simplisia serbuk flos dan thallus diambil dan diletakkan pada
gelas obyek
b. Beberapa tetes larutan kloralhidrat ditambahkan dan dihangatkan
diatas nyala spiritus (Jangan sampai mendidih)
c. Ditutup dengan gelas penutup
d. Jika diperlukan, kloralhidrat dapat ditambahkan kembali
e. Setelah dingin dapat diamati di bawah mikroskop
77
F. Hasil Praktikum
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
STUDI LITERATUR
Nama Simplisia:
Nama Lokal:
Nama Spesies:
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
79
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
80
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
81
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
82
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
83
G. Pembahasan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
H. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
84
I. Latihan
9) Apa yang dimaksud dengan herba?
10) Bagaimana membuat simplisia herba!
11) Sebutkan herba yang memiliki khasiat obat!
12) Bagaimana ciri-ciri mikroskopis simplisia herba!
Jawaban :
85
2. Sub CPMK:
Mahasiswa mampu melakukan pengamatan makroskopis dan mikroskopis
fructus
K. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat melakukan identifikasi dan memeriksa simplisia cacahan
dan serbuk fructus
L. Dasar Teori
Tinjauan Pustaka merujuk pada buku Materia Medika Indonesia dan
Farmakope Herbal.
N. Langkah Kerja
7. Ciri-ciri organoleptis dan ciri spesifik dari masing-masing simplisia cacahan
fructus diamati dan dicatat pada buku kerja praktikum farmakognosi.
Lengkapi nama simplisia (nama lokal), nama tanaman, familia, bau, rasa
dan cirri-ciri spesifik makroskopis.
8. Ciri-ciri organoleptis diamati dari masing-masing simplisia serbuk fructus
9. Dibuat sediaan dalam media air dari masing-masing simplisia serbuk,
kemudian diamati dibawah mikroskop dan gambar pada buku kerja
praktikum farmakognosi
10. Dibuat sediaan dalam media kloralhidrat dari masing-masing simplisia
serbuk fructus dengan cara :
a. Sedikit simplisia serbuk fructus diambil dan diletakkan pada gelas
obyek
b. Beberapa tetes larutan kloralhidrat ditambahkan dan dihangatkan
diatas nyala spiritus (Jangan sampai mendidih)
c. Ditutup dengan gelas penutup
d. Jika diperlukan, kloralhidrat dapat ditambahkan kembali
e. Setelah dingin dapat diamati di bawah mikroskop
86
11. Simplisia dalam kloralhidrat diamati dan digambar dalam buku kerja
praktikum farmakognosi.
12. Sediaan No. 4 diwarnai dengan pereaksi floroglusin-HCl, kemudian diamati
dan digambar fragmen yang berwarna merah seperti : sklereida dan
sklerenkim.
O. Hasil Praktikum
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
STUDI LITERATUR
Nama Simplisia:
Nama Lokal:
Nama Spesies:
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
88
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
89
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
90
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
91
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
92
P. Pembahasan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
Q. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
93
R. Latihan
13) Apa yang dimaksud dengan herba?
14) Bagaimana membuat simplisia herba!
15) Sebutkan herba yang memiliki khasiat obat!
16) Bagaimana ciri-ciri mikroskopis simplisia herba!
Jawaban :
94
2. Sub CPMK:
Mahasiswa mampu melakukan pembuatan simplisia
T. Tujuan Praktikum
U. Dapat memberikan pembelajaran dalam pembutan simplisia dari mulai
pengumpulan bahan sampai pemeriksaan hasil akhir.
V. Dasar Teori
A. Pembuatan simplisia
Simplisia adalah bahan yang belum mengalami perubahan apa pun kecuali
bahan alam yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati,
hewani dan mineral. Simplisia nabati dapat berupa tanaman utuh, bagian
dari tanaman (akar, batang, daun dan sebagainya), atau eksudat tanaman,
yaitu isi sel yang secara sepontan dikeluarkan dari tanaman atau dengan
cara tertentu dikeluarkan dari sel atau zat-zat lain dengan cara tertentu
dipisahkan dari tanaman. Simplisia hewani, yaitu simplisia yang dapat
berupa hewan utuh, bagian dari hewan atau zat berguna yang dihasilkan
hewan, tetapi bukan berupa zat kimia murni. Simplisia mineral yaitu
simplisia yang berupa bahan mineral belum diolah atau telah diolah secara
sederhana, akan tetapi belum/bukan berupa zat kimia murni.
Pembutan simplisia, dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:
1. Cara pengeringan
Pengeringan dilakukan secara cepat pada suhu tidak terlalu tinggi.
Pengeringan dengan menggunakan panas matahari di alam terbuka
menimbulkan resiko kontaminasi mikrobiologi atau kontaminasi akibat
debu. Pengeringan jangka panjang dapat mengakibatkan simplisia
ditumbuhi kapang, sedangkan pengeringan pada suhu tinggi dapat
mengakibatkan perubahan kimia kandungan senyawa aktif. Beberapa
menyarankan untuk jangka pendek pengeringan dapat menggunakan
gelobang mikro (microwave). Untuk mempermudah/mempercepat
pengeringan, simplisia dibuat dalam bentuk potongan kecil dan tipis (hasil
rajangan) sehingga memudahkan proses pengeringan.
2. Fermentasi
Proses fermentasi dilakukan dengan seksama agar proses tidak berlanjut ke
tahap yang tidak diinginkan, misalnya dalam pembuatan teh.
1. Pembuatan simplisia yang memerlukan air
Pada proses pembuatan pati, talk dan sebagianya diperlukan air. Air yang
digunakan harus bebas dari mikroorganisme patogen dan non patogen,
racun serangga, logam berat dan sebagainya.
95
2. Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan cemaran (kotoran dan bahan
asing lain).
3. Pencucian
Pencucian dilakukan dengan air bersih. Simplisia yang mengandung zat
mudah larut dalam air mengalir, dicuci dalam waktu sesingkat mungkin.
4. Perajangan
Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses
pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Perajangan dapat dilakukan
dengan pisau atau mesin perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis
atau potongan dengan ukuran tertentu.
5. Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah
rusak sehingg dapat disimpan untuk jangka waktu lebih lama. Dengan
penurunan kadar air, hal tersebut dapat menghentikan reaksi enzimatik
sehingga dapat dicegah terjadinya penurunan mutu atau perusakan
simplisia.
97
X. Langkah Kerja
Sortasi basaha, pencucian, Perajangan, pengeringan, sortasi kering,
memperkecil ukuran partikel dan pengepakan.
98
Y. Hasil Praktikum
Nama simplisia :
Nama latin :
Kelurga :
2. Sortasi basah
Jumlah simplisia basah :
3. Pencucian
Sumber air :
4. Perajangan
Alat perajang :
Ukuran perajangan :
5. Pengeringan
Cara pengeringan :
Suhu pengeringan :
Lama pengeringan :
99
Keterangan:
PENGAMATAN
Nama Simplisia
Nama Lokal
Nama Spesies
Organoleptis: Ciri-ciri makroskopis:
Warna:
Bau
Rasa:
Gambar mikroskopis:
Keterangan:
100
B. Pembahasan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
C. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
101
D. Latihan
17) Apa yang dimaksud dengan herba?
18) Bagaimana membuat simplisia herba!
19) Sebutkan herba yang memiliki khasiat obat!
20) Bagaimana ciri-ciri mikroskopis simplisia herba!
Jawaban :
102
4. Sub CPMK:
Mahasiswa mampu mempraktekkan pembuatan sediaan
F. Tujuan Praktikum
Memberikan gambaran besarnya senyawa yang hilang pada proses
pengeringan
G. Dasar Teori
Tinjauan Pustaka merujuk pada buku Materia Medika Indonesia dan
Farmakope Herbal.
I. Langkah Kerja
J. Timbang seksama 1-2 gram simplisia dalam botol timbang dangkal
bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu penetapan (suhu
1050C) selama 30 menit dan telah ditara. Jika zat berupa hablur besar,
sebelum ditimbang digerus dengan cepat hingga ukuran lebih kurang 2
mm. ratakan zat dalam botol timbang dengan menggoyangkan botol,
hingga merupakan lapisan setebal lebih kurang 5 mm- 10 mm,
masukkan dalam ruang pengering, buka tutupnya, keringkan pada suhu
penetapan hingga bobot tetap (suhu 1050C). Sebelum setiap
penimbangan, biarkan botol dalam keadaan tertutup mendingin dalam
eksikator hingga suhu kamar.
103
K. Hasil Praktikum
L. Data pengamatan
Nama simplisia :
Nama latin :
Keluarga :
B. Alat pemanas :
Suhu pemanasa :
Lama pemanasan :
D. Kesimpulan
Berat akhir :
% susut pengeringan :
Kadar air :
104
M. Pembahasan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
N. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
105
O. Latihan
21) Apa yang dimaksud dengan herba?
22) Bagaimana membuat simplisia herba!
23) Sebutkan herba yang memiliki khasiat obat!
24) Bagaimana ciri-ciri mikroskopis simplisia herba!
Jawaban :
106
2. Sub CPMK:
Mahasiswa mampu melakukan kadar abu total
Q. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu melakukan uji penetapan kadar abu total di dalam
simplisia dan ekstrak
R. Dasar Teori
Tinjauan Pustaka merujuk pada buku Materia Medika Indonesia dan
Farmakope Herbal.
T. Langkah Kerja
U. timbang seksama 2 sampai 3 gram bahan uji yang telah dihaluskan dan
masukkan ke dalam krus silica yang telah dipijar dan ditara, pijarkan
perlahan-lahan hingga arang habis, dinginkan dan timbang
V. jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas,
aduk, saring melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan kertas saring
beserta sisa penyaringan dalam krus yang sama. Masukkan filtrate ke
dalam krus, uapkan dan pijarkan hingga bobot tetap. Kadar abu total
dihitung terhadap berat bahan uji, dinyatakan dalam % b/b.
107
W. Hasil Praktikum
Nama simplisia :
Nama latin :
Keluarga :
B. Alat pemanas :
Suhu pemanasa :
Lama pemanasan :
D. Kesimpulan
Berat akhir :
% Kadar abu :
X. Pembahasan
108
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
Y. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
109
Z. Latihan
25) Apa yang dimaksud dengan herba?
26) Bagaimana membuat simplisia herba!
27) Sebutkan herba yang memiliki khasiat obat!
28) Bagaimana ciri-ciri mikroskopis simplisia herba!
Jawaban :
110
4. Sub CPMK:
Mahasiswa mampu melakukan kadar abu total
Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu melakukan uji penetapan kadar abu total di dalam
simplisia dan ekstrak
Dasar Teori
Tinjauan Pustaka merujuk pada buku Materia Medika Indonesia dan
Farmakope Herbal.
Langkah Kerja
timbang seksama 2 sampai 3 gram bahan uji yang telah dihaluskan dan
masukkan ke dalam krus silica yang telah dipijar dan ditara, pijarkan
perlahan-lahan hingga arang habis, dinginkan dan timbang jika dengan
cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas, aduk, saring
melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan kertas saring beserta sisa
penyaringan dalam krus yang sama. Masukkan filtrate ke dalam krus,
uapkan dan pijarkan hingga bobot tetap. Kadar abu total dihitung terhadap
berat bahan uji, dinyatakan dalam % b/b.
111
Hasil Praktikum
Nama simplisia :
Nama latin :
Keluarga :
B. Alat pemanas :
Suhu pemanasa :
Lama pemanasan :
D. Kesimpulan
Berat akhir :
% Kadar abu :
112
Pembahasan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
113
Latihan
1) Apa yang dimaksud dengan kadar abu total?
2) Bagaimana prosedur menguji kadar abu total!
3) Berapa syarat kadar abu total yang harus ada di simplisia!
4) Apa tujuan kadar abu total!
Jawaban :
114
6. Sub CPMK:
Mahasiswa mampu melakukan kadar sari larut etanol
Tujuan Praktikum
AA. Mahasiswa mampu melakukan uji penetapan kadar sari total di dalam
simplisia dan ekstrak
Dasar Teori
Tinjauan Pustaka merujuk pada buku Materia Medika Indonesia dan
Farmakope Herbal.
Langkah Kerja
A. Penetapan kadar sari larut air
Timbang seksama lebih kurang 5 gram serbuk (4/18) yang telah
dikeringkan di udara. Masukkan ke dalam labu bersumbat, tambahkan
100 ml air jenuh kloroform, kocok berkali-kali selama 6 jam pertama,
biarkan selama 18 jam. Saring, uapkan 20 ml filtrate hingga kering dalam
cawan dangkal beralas datar yang telah dipanaskan 1050 dan ditara,
panaskan sisa pada suhu 1050 hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam
% sari larut air.
Hasil Praktikum
Nama simplisia :
Nama latin :
Keluarga :
B. Alat pemanas :
Suhu pemanasa :
Lama pemanasan :
D. Kesimpulan
Berat akhir :
% Kadar abu :
Pembahasan
116
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
117
Latihan
1) Apa yang dimaksud dengan kadar sari larut air?
2) Apa yang dimaksud dengan kadar sari larut etanol!
3) Apa tujuan kadar saari larut air!
4) Apa tujuan kadar saari larut etanol!
Jawaban :
8. Sub CPMK:
Mahasiswa mampu melakukan uji histokimia
Tujuan Praktikum
BB. Mahasiswa mampu melakukan uji penetapan kadar sari total di dalam
simplisia dan ekstrak
Dasar Teori
Tinjauan Pustaka merujuk pada buku Materia Medika Indonesia dan
Farmakope Herbal.
Langkah Kerja
1. Tambahkan pereaksi yang spesifik pada serbuk simplisia yang ada di
kaca objek. Amati perubahan yang terjadi.
2. Simpulkan kandungan kimia yang ada pada serbuk simplisia dengan uji
histokimia. Catat hasil kesimpulan anda pada lembar laporan uji
histokimia.
Uji Histokimia yang akan dilakukan pada simplisia serbuk meliputi :
1. Lignin
Buat sediaan dalam media kloralhidrat, tambahkan florogusin-HCl.
Dinding sel yang menagndung lignin akan berwarna merah.
2. Suberin, Kutin, Minyak Lemak dan Minyak atsiri
Buat sediaan dalam media air, tambahkan Sudan III. Bagian serbuk
simplisia yang mengandung suberin, kutin, minyak lemak atau minyak
atsiri berwarna jingga.
3. Amilum dan Aleuron
Buat sediaan dalammedia air, tambahkan beberapa tetes IODIUM )<!N.
serbuk yang mengandung amilum berwarna biru, sedangkan yang
mengandung aleurone akan berwarna kuning coklat sampai coklat.
4. Tanin/Zat samak
Buat sediaan dalam media air, tambahkan beberapa tetes FeCl3, serbuk
yang mengandung tannin berwarna hijau, biru sampai hitam.
5. Turunan Katekol
Pada bahan simplisia dalam media air, tambahkan larutan vanillin 10%
dalam etanol 90% dan tambahkan HCl P. Serbuk yang mengandung
turunan katekol berwarna merah intensif.
6. Alkaloid
119
Hasil Praktikum
1 Lignin
2 Suberin, Kutin, minyak
lemak, minyak atsiri
3 Amilum & aleurone
4 Tanin
5 Alklaoid
6 Flavonoid
Keterngan :
+ = mengandung senyawa tersebut
- = tidak mengandung senyawa
Pembahasan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
121
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Latihan
122
Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu melakukan identifikasi golongan senyawa yang
terkandung di dalam simplisia nabati dengan metode kromatografi lapis
tipis.
Dasar Teori
Tinjauan Pustaka merujuk pada buku Materia Medika Indonesia dan
Farmakope Herbal.
Langkah Kerja
1. Uji kandungan Alkaloid
a. Menimbang 2 gram serbuk simplisia, masukkan dalam tabung
reaksi
b. Mengekstraksi simplisia serbuk dengan 5 ml etanol dan 5 ml
larutan amoniak 5%, mengocoknya selama 5 menit kemudian filtrat
dipisahkan.
c. Ekstrak yang diperoleh ditambah kloroform sama banyak, kocok
selama 5 menit. Biarkan hingga terjadi pemisahan.
d. Fase kloroform yang berada dibawah diambil dengan menggunakan
pipet tetes, fase kloroform siap diuji dengan KLT.
e. Menotolkan ekstrak kloroform pada lempeng KLT.
f. Elusi dengan system KLT
• Fase gerak : etil asetat : methanol : air (100:18,5:13,5)
• Fase diam : silika gel GF 254
• Penampak noda : dragendorf
• Warna noda : jingga
2. Uji kandungan Terpenoid, Steroid dan Minyak Atsiri
a. Menimbang 2 gram serbuk simplisia masukkan dalam tabung
reaksi.
b. Menambahkan 10 ml heksan, mengocoknya selama 5 menit.
c. Mengambil fase heksan dengan cara penyaringan
d. Masukkan fase heksan ke dalam vial kering
e. Menotolkan fase heksan ke lempeng KLT
f. Elusi dengan system KLT:
124
Hasil Praktikum
Pembahasan
126
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
127
Latihan
1) Apa yang dimaksud dengan Kromatografi lapis tipis?
2) Bagaimana ciri-ciri simplisia yang mengandung flavonoid berdasarkan
data KLT!
3) Bagaimana ciri-ciri simplisia yang mengandung alkaloid berdasarkan
data KLT!
4) Bagaimana ciri-ciri simplisia yang mengandung terpenoid berdasarkan
data KLT!
Jawaban :